• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI SEMESTER 2 DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SDN KARANGSARI KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI SEMESTER 2 DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SDN KARANGSARI KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS VI SEMESTER 2 DENGAN MEDIA

PEMBELAJARAN DI SDN KARANGSARI

KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Tesis

 

 

   

Diajukan oleh

SUPARTINI

142402765

Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Tesis

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Manajemen

   

   

Diajukan oleh

SUPARTINI

142402765

Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

PENGESAHAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS VI SEMESTER 2 DENGAN MEDIA

PEMBELAJARAN DI SDN KARANGSARI

KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh :

S UPARTINI NIM : 140402765

Tesis ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Pada tanggal………..

Dosen Penguji I

I Wayan Nuka Lantara, S E, M. S i, Ph. D

Dosen Penguji II/Pembimbing

Dra. Lukia Zuraida, MM

Dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar M agister

Yogyakarta………

M engetahui,

PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Yogyakarta, 28 Agustus 2016

SUPARTINI NIM : 140402765

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun penelitian tindakan kelas berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Semester 2 Dengan Media Pembelajaran

Di SDN Karangsari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016”

yang peneliti kemas menjadi sebuah tesis.

Dalam penyusunan tesis ini,penulis memperoleh banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nur Widiastuti,SE,M .Si Direktur pelaksana Program M agister M anajeman STIE Widya Wiwaha Yogyakarta yang telah memberikan banyak fasilitas kemudahan dalam berbagai urusan selama penulis menempuh kuliah.

2. Bapak I Wayan Nuka Lantara, SE, M . Si, Ph. D. Selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dra,Lukia Zuraida,M M . Selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan dalam proses penyusunan tesis dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati.

3. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kebumen yang telah memberi ijin belajar sehingga penulis dapat menempuh pendidikan di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

4. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah Yang M aha Rahim selalu mengasihi semua pihak yang telah membantu penulis sehingga terselesainya tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis

ini dapat diterima sehingga bermanfaat bagi pembaca.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

HALAM AN JUDUL………... DAFTAR GAM BAR……….. DAFTAR LAM PIRAN………... ARTI SIM BOL DAN SINGKATAN………. INTISARI………

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……… B. Perumusan M asalah………. C. Pertanyaan Penelitian……….. D. Tujuan Penelitian………. E. M anfaat Penelitian………...

BAB II. LANDAS AN TEORI

Kerangka Penelitian………..

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan/Disain Penelitian………... B. Definisi Operasional………

(7)

D. Instrumen Penelitian……… E. Pengumpulan Data……….. F. M etoda Analisis Data………..

BAB IV. HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN

Deskripsi Data……….. Pembahasan………..

BAB V. S IMPULAN DAN S ARAN

Simpulan……… Saran………..

A. Daftar Pustaka………...

B. Lampiran………

33 33 34

36 63

68 68 70 72

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

Tabel 4.3.

Persentase hasil belajar siswa pada kondisi awal……….. Persentase keaktifan belajar pada siklus I………. Persentase hasil belajar siswa siklus I………... Perbandingan tentang keaktifan data awal dengan siklus I……….. Perbandingan hasil belajar data awal dengan hasil belajar siklus I……….. Hasil observasi keaktifan siswa siklus II………... Hasil belajar siklus II………. Perbandingan keaktifan data awal dengan silkus II……….. Perbandingan hasil belajar data awal dengan siklus II………. Rata-rata tentang keaktifan belajar siswa dari data awal sampai siklus II… Analisis hasil belajar dari data awal sampai siklus II……… Analisis keaktifan belajar siswa dengan Paired Simples Test………

(9)

DAFTAR GAMBAR

Papan identitas SDN Karangsari……… Denah Sekolah……… Kerucut pengalaman siswa dalam pembelajaran………... Kerangka penelitian dari kondisi awal sampai kondisi akhir……… Siklus penelitian oleh Kemmis dan Taggart……….. Diagram Persentase keaktifan belajar siswa pada kondisi awal……….. Diagram Persentase ketuntasan belajar pada kondisi awal……… Diagram Persentase keaktifan belajar siswa siklus I……… Diagram Persentase hasil belajar pada siklus I………. Perbandingan keaktifan belajar siswa pada kondisi awal dengan siklus I. Perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan siklus I…… Diagram Persentase keaktifan belajar siswa siklus II……….. Diagram Persentase hasil belajar pada siklus II……… Perbandingan keaktifan belajar siswa pada kondisi awal dengan siklus II Perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan siklus II…... Rata-rata keaktifan belajar dari data awal sampai siklus II……… Diagram analisa hasil belajar dari data awal sampai siklus II………

(10)

2. Data siswa kelas VI 3. Absensi siswa kelas VI 4. Data keaktifan belajar 5. Data hasil belajar siswa 6. RPP

7. Silabus

8. Hasil olahan data menggunakan program SPSS 17.00 9. Foto kegiatan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

ARTI S IMBOL DAN S INGKATAN

1. IPA : Ilmu Pengetahuan Alam

2. SPSS : Statistical Program for Social Science

3. RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4. KKM : Kriteria Ketuntasan M inimum 5. LKS: Lembar Kerja Siswa

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

Semester 2 SDN karangsari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016 masih rendah. Jika dilihat dari hasil sebelumnya pada tahun pelajaran 2014/2015.

Keaktifan belajar siswa pada tahun pelajaran 2014/2015 untuk materi Gaya dan Gerak 57,10%, materi Perpindahan Energi 57,10%, materi Hemat Energi 57,10%, dan materi Gerhana M atahari dan bulan sebesar 71,40%. Sedangkan untuk hasil belajar sebelumnya, yaitu tahun pelajaran 2014/2015 untuk materi Gaya dan Gerak 57,10%, materi Perpindahan Energi 57,10%, materi Hemat Energi 57,10%, dan materi Gerhana M atahari dan Bulan sebesar 64,30%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari tahun sebelumnya hasilnya mayoritas belum di atas 70%. Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatnya keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas VI semester 2 SDN karangsari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016.

Pendekatan yang digunakan adalah menggunakan studi dokumentasi tentang keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas VI Semester 2 SDN karangsari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. M etode pengumpulan data menggunakan analisis deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan program SPSS 17.00. Untuk pengolahan datanya dengan Paired Simples Test.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa keaktifan dan hasil belajar yang rendah karena guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang aktif dan hasil belajarnya masih rendah. Rekomendasi yang diberikan adalah peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas VI semester 2 SDN karangsari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016 menggunakan media pembelajaran.

Kata Kunci : Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar. Ciri utama dari kegiatan pembelajaran ini adalah interaksi, baik yang terjadi siswa dan guru, teman-temannya, media, ataupun dengan berbagai sumber-sumber belajar yang terdapat di lingkunganya. Pembelajaran pada intinya merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi pembelajaran.

M engupayakan agar pembelajaran IPA di dunia pendidikan dapat mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki oleh diri siswa, perlu dilakukan penerapan strategi pembelajaran IPA secara aktif dan kontruktif, dan upaya lebih melibatkan dunia nyata dalam proses pembelajaran, sehingga di sekolah siswa mempunyai potensi yang besar melatih keterampilan untuk berpikir kritis secara kreatif dan inovatif dalam mengembangkan daya cipta dan minat secara dini kepada alam sekitar.

M enurut Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran, pada mata pelajaran IPA di SD/M I bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang M aha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (b) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (c) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (d) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (e) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (f) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan dan (g) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SM P/M TS.

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Karangsari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen. Lokasi sekolah cukup jauh dari pusat kabupaten kurang lebih barjarak 10 km ke arah barat. Letak sekolah juga jauh dari jalan raya sehingga cukup aman bagi siswa.

Sekolah ini terdiri dari 8 guru dan 1 penjaga sekolah dengan keseluruhan siswanya berjumlah 98 siswa pada tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 51 siswa laki-laki dan 47 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 14 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Latar belakang kehidupan orang tua mereka sebagian besar adalah buruh.

Sarana dan prasarana di SDN Karangsari belum terlalu lengkap sehingga peneliti membuat sendiri media pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian.

Tempat penelitian yang digunakan peneliti dapat dilihat papan sekolah SD Negeri Karangsari berikut ini:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

3   

Gambar 1.1.

Papan Identitas SD Negeri Karangsari

Sumber: Data Primer (2016)

SD Negeri Karangsari memiliki sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran yang terdiri dari 1 bangunan ruang kepala sekolah, ruang guru (kantor), dan perpustakaan, 6 ruang kelas, mushola, garasi motor, WC/kamar mandi, sumur, dan halaman sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari denah lokasi sekolah penelitian berikut:

Gambar 1.2 Denah Sekolah

Sumber: Data Primer (2016)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

Pada pembelajaran IPA tidak diberikan hanya sebagai pengetahuan saja, akan tetapi lebih dari itu bagaimana menyiapkan anak menjadi seorang yang mampu menyelidiki, menyusun maupun menguji gagasan-gagasan. IPA bukan pengetahuan dan fakta yang dimemori, akan tetapi sebagai suatu kerja, kegiatan, tindakan, dan penyelidikan.

Namun kenyataan menunjukkan pembelajaran IPA kelas VI semester 2 di SD Negeri Karangsari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, terjadi kendala-kendala dalam pembelajaran diantaranya adalah (1) siswa lebih ditekankan pada pemberian informasi yang diberikan melalui strategi deduktif, (2) siswa ditekankan untuk dapat menghapal tanpa memberi kesempatan untuk memperoleh informasi itu sendiri secara langsung. Pembelajaran yang demikian tidak dapat mengarah pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Hal tersebut di atas, dapat dilihat dari data studi awal hasil ulangan IPA kelas VI pada pada Semester 1, dari jumlah 14 siswa, yang terdiri dari laki-laki 7 siswa dan perempuan 7 siswi, baru diperoleh 6 siswa yang mampu mencapai tingkat ketuntasan belajar berarti tingkat ketuntasan belajar klasikal baru mencapai 43 %. Jika hal ini dibiarkan tentunya akan menimbulkan kesulitan siswa dalam mempelajari materi selanjutnya.

M enyadari adanya kesenjangan antara kenyataan pencapaian tujuan dengan harapan yang dituangkan dalam tujuan pembelajaran, saya merasakan adanya masalah yang menghambat keberhasilan pencapaian tujuan dalam pembelajaran

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

5   

tersebut. Peneliti menyakini adanya masalah dari pelaksanaan pembelajaran, hasil refleksi kemudian mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil identifikasi dalam refleksi tersebut akan ditindaklanjuti melalui penelitian.

Permasalahan proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar, karena masih banyak siswa yang masih kurang memahami penjelasan guru,ada siswa yang nilainya selalu rendah, bahkan ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika mengerjakan soalpun jawabannya asal-asalan. Semua itu menunjukkan bahwa guru harus selalu mengadakan perbaikan secara terus menerus dalam pembelajarannya, agar masalah-masalah kesulitan belajar siswa dapat diatasi,sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.

M asalah-masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran tidak muncul begitu saja,tetapi ada faktor-faktor penyebabnya. Contoh masalah yang sering muncul dalam pembelajaran yaitu, siswa kurang memahami penjelasan guru,siswa tidak mengerti kata, kalimat, bentuk kalimat,yang diucapkan ataupun yang ditulis. Hal ini mungkin karena penjelasan guru tidak disertai alat peraga atau media pembelajaran atau bahkan tidak sesuai. Bahkan Guru dalam menggunakan media pembelajaran tidak melibatkan siswa secara langsung yang menyebabkan siswa kurang aktif bahkan pasif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak menyenangkan bagi siswa dan siswa tidak menyerap pembelajaran tersebut. Sejujurnya penggunaan media untuk pembelajaran IPA di SD jarang bahkan hampir

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

tidak pernah digunakan oleh guru-guru SD, padahal media itu ada. Akhirnya alat peraga itu hanya jadi pajangan kantor atau tersimpan rapi di lemari.

Akar permasalahan tersebut di atas, peneliti memilih alternatif pemecahan masalah pada mata pelajaran IPA dengan mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran diharapkan (1) siswa memperoleh pengalaman belajar yang nyata pada mata pelajaran IPA (2) siswa dapat memperoleh pengalaman belajar sendiri pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas maka perlu dilakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam semester 2 kelas VI di SD Negeri Karangsari yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik membuat tesis yang berjudul ”Peningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VI mata pelajaran IPA Semester 2 dengan media pembelajaran di SDN Karangsari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi rumusan masalah yang terdapat di SD Negeri Karangsari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen sebagai berikut:

1. Siswa kurang aktif dan cenderung pasif saat proses pembelajaran.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

7   

2. Hasil belajar siswa kelas VI SDN Karangsari Kecamatan Sruweng,Kabupaten Kebumen masih rendah, khususnya mata pelajaran IPA semester 2 Tahun 2015/2016.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Apakah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VI SDN Karangsari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen dalam pembelajaran IPA semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016?

2. Apakah penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI semester 2 SDN Karangsari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan memperbaiki proses pembelajara IPA kelas VI Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Tujuan khusus

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui media

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

pembelajaran bagi siswa kelas VI SD Negeri Karangsari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen.

E. Manfaat Penelitian

a. Bagi Guru

1) M enambah pengetahuan dan meningkatkan profesionalitas.

2) M emperoleh cara yang tepat dalam mengajarkan IPA khususnya pada kelas VI Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.

b. Bagi Siswa

M elalui peran aktif siswa akan terjadi pengembangan keterampilan: 1) M eningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

2) M eningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran IPA Kelas VI pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.

c. Bagi Sekolah

1) M enjadikan sekolah lebih maju, karena adanya peningkatan kemampuan guru dan pendidikan di sekolah tersebut.

2) Ketuntasan hasil yang dicapai akan mendukung pencapaian tujuan sekolah.

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

BAB II. LANDAS AN TEORI

1. Hakikat Pembelajaran IPA di S ekolah Dasar (S D)

a.Pembelajaran IPA di S D

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa Hamalik, (2008:25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.

Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya Dodi, (2016).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain Dodi, (2016). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan Dodi (2016).

M enurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam Daryati, (2011). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam Depdiknas, dalam Daryati, (2011).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

11   

terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

b. Tujuan Pembelajaran IPA di S D Pembelajaran IPA di S D/MI

bertujuan agar siswa:

1) M engembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap pengetahuan, teknologi dan masyarakat.

2) M engembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3) M engembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep pengetahuan yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4) M engembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.

5) M engalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain.

6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. M enghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari Dodi, (2016).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

2. Keaktifan S iswa dalam Pembelajaran

Sembiring (2014) mengemukan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

13   

dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya Dodi, (2016)

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing–masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

3. Hasil Belajar

Hasil Belajar menurut Winataputra (2007:1.10) merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Dalam hal ini belajar meliputi keterampilan proses, keaktifan, motivasi juga prestasi belajar.

Hasil belajar menurut Gagne dalam Daryati, (2011) ada lima kategori hasil belajar yakni: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. Selanjutnya Bloom dkk, dalam Daryati, (2011) mengkategorikan hasil belajar menjadi tiga jenis yakni: kognitif, afektif dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

psikomotorik. Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan positif yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil dari proses yang relatif terus-menerus dijalani dari berbagai latihan dan pengalaman.

4. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin dalam bentuk jamak yakni medium yang mengandung arti perantara, artinya segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan Daryanto (2013:15). M edia merupakan alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi dari seorang narasumber kepada penerimanya Daryati, (2011). M edia pembelajaran atau alat peraga pendidikan merupakan alat yang digunakan untuk membantu penyampaian pesan atau informasi dari guru sebagai narasumber yang disampaikan kepada siswa sebagai penerima. Sedangkan informasi yang disampaikan guru kepada siswa berupa kompetensi dasar yang mengacu kepada kurikulum yang berlaku.

Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. M edia grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

15   

lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Berbagai contoh media pembelajaran di atas penggunaannya disesuaikan dengan konsep yang akan diajarkan. Oleh karena itu, membutuhkan kreatifitas seorang guru dalam menyediaan alat pembelajaran yang tepat guna dan efektif penggunaannya.

Penggunaan media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran.

3. Tujuan Penggunaan Media pembelajaran

Tujuan digunakannya media pembelajaran adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat diserap seoptimal mungkin Daryati, (2011). Informasi yang dikomunikasikan melalui lambang verbal (berupa rangkaian kata-kata) dalam pembelajaran IPA diserap siswa amat kecil sebab informasi yang abstrak sangat sulit dipahami.

Di bawah ini merupakan jenjang-jenjang besar kecilnya suatu informasi dapat ditangkap siswa melalui media dalam pembelajaran IPA menghasilkan berbagai pengalaman, yang dapat digambarkan dalam bentuk kerucut pengalaman, sebagai berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

Gambar 2.1.

Kerucut Pengalaman Siswa Dalam Pembelajaran

Sumber : (Daryanto:2013:15)

Berdasarkan gambar di atas, pengalaman yang diinformasikan makin ke bawah semakin memperoleh gambaran konkret dan sebaliknya semakin ke atas semakin memiliki gambaran abstrak. Dengan demikian informasi yang paling dapat ditangkap informan adalah pengalaman langsung. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan media merupakan teknis menyampaikan pengalaman langsung. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran pada siswa sangat penting agar pengalaman siswa terhadap pengetahuan tidak bersifat verbalisme atau bias dan secara langsung siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang bersifat konkret sehingga lebih mengesankan.

 

2. VI SUAL  3. VI SUAL DAN VERBAL  4. VI SUAL VERBAL DAN GERAK 

5.PAMERAN 

6.STUDI VISATA 

7.DEMNTRASI 

8.DRAMATISASI 

9.PENGALAMAN TIRUAN 

10.PENGALAMAN LANGSUNG 

VERBAL 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

17   

4. Manfaat Media Pembelajaran

M edia pembelajaran berfungsi untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa dalam proses pembelajaran agar siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga pengetahuan yang disampaikan dapat diserap secara lebih optimal. Daryati, (2011) mengemukan bahwa dengan media pembelajaran siswa akan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar secara optimal

Dale dalam Daryati, (2011) berpendapat bahwa media pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut:

a. M emberikan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir. b. M enarik perhatian siswa.

c. M eletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga memungkinkan hasil belajar dapat tersimpan lebih lama.

d. M emberikan pengalaman nyata kepada siswa sehingga usaha belajar mandiri lebih berkembang.

e. M embuat kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien dan memiliki pengalaman belajar beragam.

Sadiman, (1986: 11) dalam Daryati, (2012) media pembelajaran berfungsi sebagai berikut:

a. M emperjelas penyajian bahan pembelajaran.

b. M enghilangkan sifat pasif siswa dalam pembelajaran karena media dapat menimbulkan kegairahan belajar.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

c. M engatasi kesulitan guru untuk membantu pembelajaran sehingga memudahkan dalam mengajar menghadapi beragam keunikan siswa.

Kerangka Penelitian

Pembelajaran IPA merupakan bahan kajian melalui proses kebenaran suatu konsep yang jelas. Dengan kata lain, IPA adalah ilmu yang diperoleh dari kebenaran suatu konsep yang diperoleh dari suatu peristiwa yang konkret dan logis. Pembelajaran IPA tidak cukup untuk dihapal, tetapi siswa harus terlebih dahulu paham tentang konsep-konsep pembelajarannya yang berarti secara aktif siswa harus bekerja bukan mendengar penjelasan saja. Secara umum, hasil belajar IPA siswa dan penguasaan siswa terhadap konsep-konsep IPA masih berada dalam kategori atau tataran rendah. M ateri IPA di kelas VI SD pada Semester 2 meliputi Gaya Dan Gerak, Perpindahan Energi, Hemat Energi, dan Gerhana M atahari Dan Bulan membutuhkan model pembelajaran yang inovasi dari guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Proses pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik siswa kelas VI di tingkat Sekolah Dasar karena siswa kelas VI SD pada umumnya berusia 10-11 tahun yang mempunyai karakteristik khusus dan pola tingkah laku tertentu yang menggambarkan anak usia tersebut yang masih memerlukan bimbingan yang serius, penyampaian informasi yang jelas.

Salah satu model pembelajaran yang memberi rangsangan pemikiran siswa ke dalam suasana aksi dan melibatkan siswa secara aktif adalah dengan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

19   

menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran ini lebih menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dengan tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Langkah-langkah pembelajaran ini meliputi enam langkah yaitu persiapan, pembentukan kelompok, penyajian materi, diskusi masalah, pemberian penghargaan, dan memberi kesimpulan. Semua langkah pembelajaran ini akan menjadikan siswa tidak hanya mudah menguasai konsep dan materi pelajaran namun juga siswa dapat lebih aktif dalam kelas karena terjadi suasana belajar dan interaksi yang santai antara siswa dengan guru, sehingga membuat proses berpikir siswa lebih optimal dan siswa mengkontruksi sendiri ilmu yang dipelajarinya menjadi pengetahuan yang akan bermakna dan tersimpan dalam ingatannya untuk periode waktu yang lama. 

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA semester 2 pada siswa kelas VI SDN Karangsari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016. M eningkatnya keaktifan dan hasil belajar maka pembelajaran menggunakan media ini dapat dikatakan efektif. Proses belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran lebih efektif dari pada pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran. Secara singkat kerangka penelitiannya adalah sebagai berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

Gambar 2.2

Kerangka Penelitian Dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir

 

Sumber: Data Primer (2016)

 

Kondisi awal

T indakan

Kondisi akhir

GURU

Belum menggunakan media

pembelajaran dalam pembelajaran IPA

SISW A

Keaktifan dan hasil belajar

GURU

Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA

  KESIMPULAN

Melalui media pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA semester 2 bagi siswa kelas VI SD Negeri

Karangsari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen

Tahun Pelajaran 2015/2016.

SIKLUS I

Pengenalan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA secara

klasikal

SIKLUS II

Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA secara

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan atau Desain Penelitian

Dalam proses pembelajaran ada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Tujuan yang hendak dicapai diantaranya agar siswa memahami, mengerti materi pelajaran dan siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar tersebut sehingga hasil belajar siswa meningkat. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan secara bertahap selama proses belajar mengajar itu berlangsung. Tetapi bila diteliti lebih dalam, saat ini masih banyak proses belajar mengajar yang dapat dikatakan tidak berhasil karena tujuan dari pembelajaran seperti yang dikemukakan diatas tidak dapat dicapai. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Hal itu terjadi karena salah satunya karena guru hanya menggunakan metode ceramah yang monoton tanpa menggunakan media pembelajaran. M edia mempunyai kegunaan yang besar dalam proses pembelajaran. M edia dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Dengan media siswa dapat aktif bertanya, mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran IPA media sangat membantu siswa dalam memahami suatu materi. Guru harus memilih cara/strategi yang tepat agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran IPA di SD. Karena selama ini banyak yang menganggap pelajaran IPA adalah pelajaran yang sangat sulit dan membosankan, maka dari itu penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

ini akan lebih memudahkan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar siswa agar siswa lebih tertarik sehingga dapat menyerap materi pembelajaran.

Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang paling mudah dimengerti dan paling umum digunakan di bangku Sekolah Dasar, diharapkan dengan penggunaan media pembelajaran secara benar dan tepat dapat menumbuhkan keaktifan siswa dan meningkatkan hasil belajar IPA.

Peneliti menggunakan prosedur penelitian meliputi empat tahap yang dilakukan secara berurutan. Adapun empat tahap tersebut yaitu perencanaan, pelaksanan, pengamatan dan refleksi. Empat tahap tersebut dilaksanakan dalam siklus. Berikut gambaran siklus penelitian oleh Kemmis dan Taggart (1994).

Gambar 3.1.

Siklus Penelitian Oleh Kemmis Dan Taggart

Sumber: Kasbolah (2011:63)

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

23   

Deskripsi Pelaksanaan Penelitian per S iklus

1. Perencanaan

Rencana dalam penelitian ini disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara operasional dapat dinyatakan bahwa rencana perlu disusun untuk menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan.

2. Pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini hendaknya berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal. Pada pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai pemberdaya siswa. Tindakan yang akan dilaksanakan mengacu pada program yang telah disiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat. Untuk mengetahui perubahan yang muncul dan kekurangan atau kelemahan pelaksanaan tindakan, pengamat menggunakan alat pengumpul data atau instrumen yang telah dibuat.

3. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian ini dapat disejajarkan kedudukannya dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Istilah observasi lebih sering digunakan dalam Penelitian karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses berupa perubahan kinerja

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

pembelajaran, walaupun data tentang hasil kegiatan pembelajaran juga diperlukan.

4.Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplansi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat tindakan (intervensi) yang dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merencanakan penelitian dengan menggunakan dua siklus, dalam satu siklus ada dua materi, sehingga tindakan dilaksanakan selama 4 pertemuan. M asing-masing siklus akan dijelaskan dalam beberapa tahap sebagai berikut:

1. Penelitian S iklus I

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan pada siklus I, peneliti merencanakan beberapa hal yang dilakukan sebagai prosedur awal penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain:

1) M encari dan mengumpulkan referensi serta bahan-bahan pustaka yang relevan 2) M engidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah 3) M enentukan pokok bahasan mata pelajaran IPA

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

25   

4) M erencanakan RPP siklus I (terlampir)

5) M enyiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan 6) M enyusun instrumen tes hasil belajar siklus I (terlampir)

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I pada bulan April minggu pertama, yaitu tanggal 5 dan 19 April 2016. M ateri siklus I pertemuan 1 tentang gaya dan gerak, sedangkan pertemuan 2 tentang perpindahan energi. Kegiatan dalam siklus I terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Skenario pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Persiapan, Dalam tahap ini guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dalam tahap perencanaan, Lembar Diskusi yang sesuai dengan pembelajaran IPA.

2) Pembentukan kelompok, Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan hasil dari undian secara acak. M asing-masing anak mengambil kertas undian yang telah disediakan guru. Siswa menempatkan diri pada kelompok masing-masing.

3) Penggunaan media pembelajaran, dalam kelompok melakukan

demonstrasi menggunakan media pembelajaran,

4) Diskusi masalah, dalam kerja kelompok, guru membagikan Lembar Diskusi kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam Lembar Diskusi atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

5) Guru mengamati jalannya diskusi, dalam mengamati jalannya diskusi guru membawa lembar pengamatan siswa tentang keaktifan siswa.

6) Presentasi, Setiap kelompok mempresentasikan hasi diskusi, kemudian kelompok lain menanggapi.

7) Memberi kesimpulan, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

c. Pengamatan

  Pada tahap ini dilakukan pengamatn terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan oleh peneliti. Subjek yang diamati dalam hal ini adalah proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajaran.. Dalam tahap ini peneliti mengamati jalannya pembelajaran berdasarkan lembar pengamatan yang telah disediakan. Peneliti menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal setelah diberi tindakan. Peneliti melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan awal sebagai bahan untuk mengadakan refleksi dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

27   

d. Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan. Pelaksanaan evaluasi juga meliputi pengolahan data, seperti pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data, serta refleksi terhadap hasil evaluasi untuk kemudian dilakukan tindakan kembali berupa perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini peneliti merefleksi tindakan yang dilakukan oleh guru untuk mengkaji apakah keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat, serta apakah hasil belajar siswa sudah mencapai KKM yaitu 75% atau belum. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahap siklus I ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus II.

2. Penelitian S iklus II

a. Perencanaan

Dalam siklus II yang direncanakan sebagai siklus akhir diupayakan sudah tidak terjadi lagi kesalahan teknis dan kekurangan yang terjadi pada tahap sebelumnya. Sehingga pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran dapat berjalan secara efektif sesuai dengan tahapan yang sudah direncanakan. Langkah yang ditempuh yaitu:

1) M encari dan mengumpulkan referensi serta bahan pustaka yang relevan 2) M engidentifikasi masalah dan menetapkan pemecahan masalah;

3) M enentukan pokok bahasan yaitu IPA; 4) M erencanakan RPP siklus II (terlampir)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

5) M enyiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan; 6) M enyusun instrumen tes hasil belajar siklus II (terlampir);

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II pada bulan M ei minggu pertama, yaitu tanggal 9 dan 23 M ei 2016. M ateri siklus II pertemuan 1 tentang hemat energi, sedangkan pertemuan 2 tentang gerhana matahari dan bulan. Kegiatan dalam siklus II terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Skenario pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Persiapan, tahap ini guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dalam tahap perencanaan, Lembar Diskusi yang sesuai dengan pembelajaran IPA.

2) Pembentukan kelompok, Guru membagi para siswa menjadi 3 kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan hasil dari undian secara acak. M asing-masing anak mengambil kertas undian yang telah disediakan guru. Siswa menempatkan diri pada kelompok masing-masing.

3) Penggunaan media pembelajaran, dalam kelompok melakukan

demonstrasi menggunakan media pembelajaran,

4) Diskusi masalah, dalam kerja kelompok, guru membagikan Lembar Diskusi kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

29   

telah ada dalam lembar diskusi atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

5) Guru mengamati jalannya diskusi, dalam mengamati jalannya diskusi guru membawa lembar pengamatan siswa tentang keaktifan siswa.

6) Presentasi, Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, kemudian kelompok lain menanggapi.

7) Memberi kesimpulan, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

c. Pengamatan

Selama kegiatan pelaksanaan siklus II ini peneliti mengamati jalannya pembelajaran berdasarkan lembar pengamatan yang telah disediakan. Peneliti menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal setelah diberi tindakan. Peneliti melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan awal sebagai bahan untuk mengadakan refleksi dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus II ini merupakan langkah terakhir dari suatu tindakan untuk menemukan kekurangan selama proses pembelajaran siklus I. Data dari hasil observasi sudah seharusnya menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Apabila pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan efektif sesuai perencanaan maka tidak lagi dilaksanakan siklus berikutnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

Kriteria keberhasilan

Indikator sangat diperlukan untuk mengetahui perlu dan tidak diadakanya perbaikan dalam proses dan hasil belajar. Kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar apabila tingkat pencapaian penguasaan materi 70% ke atas. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi serta peningkatan hasil belajar merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan minat belajar siswa.

Siswa dinyatakan aktif dalam proses pembelajaran jika siswa memberikan respon positif terhadap penjelasan dan pertanyaan guru, aktif dalam mencari dan menemukan informasi, aktif belajar dan bekerja dalam kelompok serta aktif dalam mengkomunikasikan hasil.

Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil jika 70% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.

2. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi selama proses pembelajaran berlangsung.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

31   

B. Definisi Operasional

1. Pembelajaran IPA di S D

Pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

2. Keaktifan S iswa dalam Pembelajaran

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Sembiring, (2016) mengemukan bahwa siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing–masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

3. Hasil Belajar

Hasil Belajar menurut Winataputra (2007:1-10) merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Dalam hal ini belajar meliputi keterampilan proses, keaktifan, motivasi juga prestasi belajar.

4. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin dalam bentuk jamak yakni medium yang mengandung arti perantara, artinya segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan Daryanto, (2013:15). Daryati, (2011) menjelaskan bahwa media merupakan alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi dari seorang narasumber kepada penerimanya

C. Populasi dan S ampel

a)Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, (2006:72). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN Karangsari

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

33   

Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, dengan jumlah 14 siswa, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 7 siswi perempuan.

b)S ampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sugiyono, (2002:73). Sampel adalah bagian dari keseluruham obyek (populasi) yang diambil sebagai obyek penelitian Subiyanto, (2000: 89). Peneliti akan mengambil sampel sebanyak 14 siswa dari jumlah sampel yang ada di kelas VI SDN Karangsari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen.

Penelitian ini mengambil teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi anggota digunakan. Sugiyono, (2006 :124)

D. Instrumen Penelitian

Peneliti dalam menganalisis data menggunakan bantuan program SPSS 17.00 dan dalam pengolahan data dengan Paired Simples Test.

E. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil tes IPA, sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang keaktifan belajar siswa di

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

dalam kelas ketika guru mengajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran. Untuk mendapatkan data pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a.Tes Hasil belajar

M enurut Padmono (2002:34) menyatakan bahwa tes hasil belajar adalah alat pengumpul data atau informasi yang dirancang khusus dengan karakteristik informasi yang diinginkan oleh evaluator (dirangkap oleh guru). Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini tentang materi IPA kelas VI semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.

b. Observasi

Peneliti juga menggunakan teknik observasi sistematik. M etode observasi ini dalam pengamatannya menggunakan skala. Data yang diambil dengan metode observasi sistematik ini berupa pelaksanaan tindakan saat pembelajaran. Data dari metode ini nantinya akan turut menentukan bagaimana pelaksanaan penggunaan media pembelajaran di kelas, apakah sudah sesuai dengan yang telah direncanakan.

c. Analisa Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data dilakukan dalam satuan-satuan putaran yang meliputi perencanaan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

35   

(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) sebagai evaluasi dari tindakan-tindakan penelitian.

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan didukung data kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi kualitatif untuk menganalisis perubahan sikap, perilaku dan peningkatan keaktifan belajar, sedangkan deskripsi kuantitatif digunakan unutk menganalisis data yang berupa hasil belajar.

F. Metode Analisa Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN Karangsari Kecamatan. Sruweng, Kabupaten Kebumen. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi, yang digunakan untuk mengumpulkan data prestasi akademik siswa, yaitu dengan melihat data hasil studi pada semester yang telah dilalui subjek penelitian.

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

SD Negeri Karangsari memiliki sarana dan prasarana penunjang kegiatan

pembelajaran yang terdiri dari 1 bangunan rumah dinas, ruang guru, dan tata usaha,

6 ruang kelas, mushola, perpustakaan, garasi motor, WC/kamar mandi guru dan

siswa, dan halaman sekolah. Siswa SD Negeri Karangsari pada umumnya memiliki

latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Siswa yang bersekolah di SD

ini pun tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar tetapi juga berasal dari desa

tetangga. Kemampuan yang dimiliki masing-masing siswa sendiri berbeda-beda.

Adanya perbedaan inilah yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah

ini.

Peneliti melakukan penelitian di salah satu kelas di Sekolah Dasar Negeri

Karangsari. Adapun kelas yang digunakan untuk penelitian adalah ruang kelas VI,

kelas VI yang dijadikan tempat penelitian ini mempunyai ruang kelas yang cukup

luas dan nyaman untuk proses belajar mengajar karena difasilitasi dengan kipas

angin. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pengamatan di SD Negeri

Karangsari. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keaktifan, dan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran IPA.

Dalam rangka mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPA Kelas

VI semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 sebelum melakukan tindakan, terlebih

dahulu melihat kondisi awal (sebelum menggunakan media pembelajaran).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

37   

Berdasarkan analisis pengamatan guru terhadap siswa selama mengikuti kegiatan

pembelajaran, pada saat bekerja kelompok masih terlihat sebagian anggota kelompok

mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan mereka tidak

diperhatikan dan ditegur ketua kelompok saat tidak aktif dalam menyelesaikan

permasalahan dalam lembar kerja siswa. Untuk itu peneliti menegur dan memotivasi

setiap kelompok untuk terlibat aktif dalam diskusi kelompok.

Berdasarkan analisis pengamatan guru terhadap siswa, diperoleh aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran IPA kelas VI semester 2 pada materi Gaya dan Gerak,

Perpindahan Energi, Hemat Energi, serta Gerhana M atahari dan Bulan dengan

menggunakan media pembelajaran yang paling dominan adalah unjuk kerja dalam

kelompok, antusias dalam pencarian informasi, dan respon penjelasan/pertanyaan guru.

Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikatakan aktif.

Berikut akan disajikan hasil pengamatan terhadap siswa tentang keaktifan selama

berlangsungnya pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1.

Persentase Keaktifan Siswa pada Kondisi Awal Siswa.

No M ateri Tidak Aktif Aktif Jumlah

Frek % Frek % Frek %

1 Gaya gerak 8 42,90 6 57,10 14 100

2 Perpindahan energi 8 42,90 6 57,10 14 100

3 Hemat energi 8 42,90 6 57,10 14 100

4 Gerhana M atahari dan bulan 10 28,60 4 71,4 14 100

Sumber : Data Primer Diolah (2016)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran masih menunjukkan kurang aktif. Untuk lebih jelasnya tentang keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran pada data awal dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2.

Diagram Persentase Keaktifan Siswa pada Kondisi Awal

57 .10% 57.10% 57.10%

71.40%

Hemat Energi Gerhana

Matahari dan Bulan

Aktif

Ti dak aktif

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru tidak hanya melakukan

penilaian kelompok ketika melaksanakan diskusi tetapi juga melakukan penilaian secara

individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran. Berikut akan disajikan perolehan hasil belajar siswa pada kondisi awal

(51)

39   

Tabel 4.3.

Persentase Hasil Belajar Kondisi Awal Siswa.

No M ateri

Belum Tuntas Tuntas Jumlah

Frek % Frek % Frek %

1 Gaya gerak 8 42,90 6 57,10 14 100

2 Perpindahan energi 8 42,90 6 57,10 14 100

3 Hemat energi 8 42,90 6 57,10 14 100

4 Gerhana matahari dan bulan

9 35,70 5 64,3 14 100

Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.3. data awal hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri

Karangsari yang berjumlah 14 siswa, belum semua siswa memenuhi Kriteria

Ketuntasan M inimun (KKM ) yaitu 75. Berdasar tabel 4.3 tentang presentase ketuntasan

hasil belajar siswa pada data awal diketahui pada materi Gaya dan Gerak sebanyak 6

siswa (42,90%) telah memenuhi Kriteria Ketuntasan M inimun (KKM ) yaitu 75 dan

sebanyak 8 siswa (51,10%) belum memenuhi KKM , pada materi Perpindahan Energi

sebanyak 6 siswa (42,90%) telah memenuhi Kriteria Ketuntasan M inimun (KKM ) yaitu

75 dan sebanyak 8 siswa (51,10%) belum memenuhi KKM , pada materi Hemat Energi

sebanyak 6 siswa (42,90%) telah memenuhi Kriteria Ketuntasan M inimun (KKM ) yaitu

75 dan sebanyak 8 siswa (51,10%) belum memenuhi KKM , pada materi Gerhana

M atahari dan Bulan sebanyak 6 siswa (42,90%) telah memenuhi Kriteria Ketuntasan

M inimun (KKM ) yaitu 75 dan sebanyak 8 siswa (51,10%) belum memenuhi KKM

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa untuk mata

pelajaran IPA pada semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 masih rendah.

Berdasarkan Tabel 4.3 data awal dapat dibandingkan antara siswa yang memenuhi

KKM dengan siswa yang belum memenuhi KKM . Berikut disajikan Gambar 4.4.

tentang diagram presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada data awal. Untuk lebih

jelasnya tentang ketuntasan hasil belajar pada data awal dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4.

Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal

Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Hasil belajar yang rendah salah satunya disebabkan oleh pembelajaran yang kurang

bervariasi serta minimnya penggunaan media pengajaran dalam kegiatan pembelajaran

yang dilakukan guru. Pada dasarnya IPA merupakan suatu ilmu yang abstrak dan sulit

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

41   

dipahami. Untuk itu dalam pembelajarannya diperlukan pembelajaran yang bervariasi

serta media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka dengan

penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar IPA semester 2 bagi siswa kelas IV SD Negeri Karangsari Tahun Pelajaran

2015/2016.

Deskripsi Hasil Penelitian S iklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I sesuai dengan prosedur penelitian yaitu

dengan 2 pertemuan.

1) Perencanaan

Berdasarkan kondisi awal di atas, penelitian tindakan ini merupakan upaya

meningkatkan hasil belajar IPA khususnya semester 2 pada siswa kelas VI SD Negeri

Karangsari. Upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar ini dengan menggunakan

media pembelajaran sebagai alternatif dalam penelitian ini.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yaitu

pertemuan pertama pada tanggal 5 April 2016, dan pertemuan kedua pada tanggal 19

April 2016. Pertemuan pada siklus I, guru (peneliti) menetapkan pembelajaran dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit. Peneliti mengambil materi pokok pada pertemuan pertama

Gaya dan Gerak serta pada pertemuan kedua materi pokoknya adalah Perpindahan

Energi. Pembelajaran dimulai pada pukul 07.30-08.40 WIB. Siswa yang mengikuti

pembelajaran pada siklus I dalam keadaan lengkap yaitu berjumlah 14 siswa.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(54)

Tahap persiapan dimulai dengan mempersiapkan skenario pembelajaran, RPP,

M ateri Pembelajaran, Lembar Diskusi, Instrumen Evaluasi, dan alat peraga (media

pembelajaran) yang dibutuhkan dibuat sebelum memulai pembelajaran.

Tahap pembentukan kelompok, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah

siswa membentuk kelompok dengan mengambil kertas undian yang telah disediakan

guru, kemudian menempatkan diri pada kelompok masing –masing.

Tahap penyajian materi, kegiatan pembelajaran pada tahap ini dimulai dengan

melakukan ceramah tentang Gaya dan Gerak kemudian dilanjutkan dengan tanya tanya

jawab tentang gaya dan gerak. Penelitian ini bermaksud untuk menggali pengetahuan

yang dimiliki siswa dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari

sebelumnya dengan cara bertanya kepada siswa. Selanjutnya peneliti memberi tugas

kepada siswa untuk maju. Pada pembelajaran kali ini, peneliti menggunakan media

pembelajaran berupa gambar tentang gaya dan gerak pada pertemuan pertama,

sedangkan pada pertemuan kedua berupa gambar tentang Hemat Energi. Setelah siswa

paham tentang Gaya dan Gerak serta perpindahan energi, kemudian siswa mengamati

media gambar tentang penerapan gaya dan gerak serta perpindahan energi dalam

kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menyebutkan contoh penerapan gaya dan gerak

serta perpindahan energi dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap diskusi kelompok pada kegiatan inti, guru membagikan lembar diskusi.

Guru memberikan penjelasan tentang cara mengerjakan lembar diskusi. Guru

memberikan waktu kepada kelompok untuk mengerjakan lembar diskusi. dalam tahap

diskusi materi yang diberikan adalah contoh gaya dan gerak. peneliti memberikan tugas

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(55)

43   

kepada masing-masing kelompok untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang

telah dibagikan kepada masing-masing kelompok. Pada saat diskusi berlangsung,

tampak beberapa kelompok bingung dengan tugas yang harus dikerjakan oleh

kelompok. Untuk itu, peneliti memberikan kesempatan kepada masing-masing

kelompok untuk menanyakan hal-hal yang masih belum paham. Guru memberikan

bimbingan terhadap kelompok yang mengalami kesulitan.

Setelah pemberian waktu diskusi berakhir, peneliti memanggil salah satu

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dari masing-masing kelompok. Selama

proses penyajian hasil diskusi berlangsung, peneliti memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti saat kegiatan diskusi

berlangsung baik kepada kelompok penyaji maupun kepada peneliti. Guru

mengumpulkan lembar diskusi yang sudah dicocokkan.

Tahap penarikan kesimpulan, pada akhir tahap pembelajaran peneliti

bersama-sama siswa menyimpulkan seluruh kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang

kurang paham maupun mencatat hal-hal yang penting selama pembelajaran

berlangsung. Peneliti menentukan hasil diskusi yang paling baik berdasarkan kebenaran

jawaban, kerapihan tulisan, kerjasama yang baik antar anggota kelompok, dan keaktifan

anggota kelompok dalam mengikuti diskusi kelompok. Kemudian peneliti memberikan

apresiasi atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil. Selanjutnya peneliti

memberikan lembar evaluasi dengan bentuk soal berupa pilihan ganda atau isian

singkat.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(56)

3) Observasi

Berdasarkan analisis pengamatan terhadap siswa selama mengikuti kegiatan

pembelajaran, pada saat bekerja kelompok masih terlihat sebagian anggota kelompok

mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan mereka tidak

diperhatikan dan ditegur ketua kelompok saat tidak aktif dalam menyelesaikan

permasalahan dalam Lembar Kerja Siswa. Untuk itu peneliti menegur dan memotivasi

setiap kelompok untuk terlibat aktif dalam diskusi kelompok.

Pada siklus I peneliti juga melaksanakan pengamatan terhadap kinerja siswa baik

secara individual maupun kelompok. Berikut akan disajikan hasil pengamatan tentang

keaktifan siswa terhadap berlangsungnya pembelajaran pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Keaktifan Siswa pada siklus I

No

M ateri

Aktif Tidak Aktif Jumlah

Frek % Frek % Frek %

1 Gaya gerak 5 35,70 9 64,30 14 100

2 Perpindahan energi 4 28,60 10 71,40 14 100

Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas diketahui bahwa siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran masih menunjukkan kurang aktif. Untuk lebih jelasnya tentang keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 4.6.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(57)

45   

Gambar 4.6.

Diagram Keaktifan belajar Siswa Siklus I  

 

 

Sumber : Data Primer Diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.6, terlihat bahwa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, guru tidak hanya melakukan penilaian keaktifan belajar ketika

melaksanakan diskusi tetapi juga melakukan penilaian secara individu untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Berikut akan

disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus I pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7.

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No M ateri

Belum Tuntas Tuntas Jumlah

Frek % Frek % Frek %

1 Gaya gerak 5 35,70 9 64,30 14 100

2 Perpindahan energi 4 28,60 10 71,40 14 100

Sumber : Data Primer Diolah (2016)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Gambar 1.1.
Gambar 2.1.
Gambar  2.2
gambaran siklus penelitian oleh Kemmis dan Taggart (1994). Peneliti menggunakan prosedur penelitian meliputi empat tahap yang dilakukan STIE Widya Wiwaha secara berurutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menyebabkan luas permukaan aktif pada fotokatalis semakin kecil sehingga efektifitas ion Hg(II) yang tereduksi akan mengalami penurunan (Hoffman et al ,

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “Pengaruh Adversity Quotient Terhadap Resistance to Organizational Change” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi, misalnya dengan menambah periode penelitian atau menambah variabel yang

Mohon mengisi tabel dibawah ini yang sesuai menurut anda, setelah sampel

UNTUK PROSES PRODUKSI SATE AYAM DI SALAH SATU PERUSAHAAN KATERING DI SEMARANG” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan

1. Pelatihan Menulis Cerita Fabel, Puisi dan Pengenalan Teks Deskripsi Pelatihan menulis cerita fabel ditunjukkan pada anak-anak SD di Posko KKN XI D Idi Pedukuhan Nepi

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki sifat kelistrikan semikonduktor silikon yang meliputi resistivitas keping, kapasitansi dan tegangan dadal, dengan cara

Designing a Set of English Instructional Listening Materials Using Communicative Language Teaching for the Tenth Grade Students of Sekolah Menengah Atas (SMA) BOPKRI 2