• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS DESKRIPSI UNTUK SISWA KELAS VII SMP - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS DESKRIPSI UNTUK SISWA KELAS VII SMP - repository perpustakaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu perantara untuk memperoleh ilmu

sehingga menjadi manusia berguna. Ilmu yang berguna tidak hanya

bersifat teoritis atau hanya mengutamakan aspek kognitif, melainkan juga

mementingkan aspek afektif, dan psikomotor. Kualitas suatu negara

ditentukan oleh mutu pendidikan yang ada di negara tersebut. Cermin dari

mutu pendidikan yang tinggi di antaranya adalah sekolah yang terkelola

dengan baik, serta guru yang cerdas dan kreatif sehingga mampu

menciptakan pembelajaran yang tidak hanya dapat mencetak siswa

menjadi manusia cerdas tetapi juga kreatif.

Keterampilan berbahasa sangat diperlukan untuk berkomunikasi

dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu bahasa juga berperan sebagai

identitas suatu bangsa. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat

beberapa aspek-aspek keterampilan berbahasa. Menurut Susanto (2013:

241), ada empat aspek keterampilan berbahasa Indonesia yaitu mendengar

(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek ini saling

terkait antara satu dengan yang lainnya. Mendengarkan dan berbicara

merupakan aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan

(2)

Mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa yang bersifat

reseptif, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif.

Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam

tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan

berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa

lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan

kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan

pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Dalam pelajaran

bahasa Indonesia khususnya pada aspek keterampilan menulis hendaknya

guru harus membimbing siswa dalam meningkatkan keterampilan

menulisnya. Namun, berdasarkan pengalaman peneliti dalam proses

belajar mengajar, menemukan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan

belum dapat meningkatkan kemampuan dan kemauan siswa untuk

menulis. Karena sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menulis

menulis teks deskripsi, permasalahan yang dihadapi siswa antara lain

berkaitan dengan kesulitan memunculkan dan menuangkan ide dalam

tulisan, bahasa yang digunakan masih belum baik, serta faktor minat dan

antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis menulis teks

deskripsi. Kadang siswa merasa bosan jika diminta untuk menulis, mereka

juga akan memakan waktu yang cukup lama ketika hanya sekedar

mendeskripsikan suatu objek.

Pembelajaran merupakan interaksi antara siswa sebagai peserta

(3)

guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran yang dipertegas

melalui pemendikbud nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses.

Mengatur tentang proses pembelajaran yang masyarakat bagi pendidik

pada satuan pendidikan untuk mengembangkan RPP. Salah-satunya

elemen dalam RPP adalah sumber belajar, dengan demikian guru

diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah-satu sumber

belajar. Pentingnya bahan ajar dapat dianalogikan sebagai bahan

memasak. Jika tidak ada bahan yang digunakan dalam memasak maka

tidak akan pernah ada masakan yang dihasilkan.

Hermawan (2008: mengatakan bahwa “bahan pembelajaran

merupakan seperangkat materi / subtansi pelajaran yang disusun secara

runtut dan sistematis serta menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang

akan dikuasai siswa dalam proses pembelajaran”. Bahan pembelajaran

inilah yang dibentuk sedemikian rupa menjadi bahan ajar yang akan

membantu siswa dalam proses pembelajaran. Jadi bahan ajar merupakan

segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru / instruktur

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, bentuknya bisa tertulis

maupun tidak tertulis.

Bahan ajar adalah sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil

dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber belajar yang dibuat secara

sistematis (Prastowo, 2011: 28). Berdasarkan pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala macam bahan, baik itu cetak,

(4)

sumber yang dapat dijadikan sebagai bantuan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan tujuan mempermudah penyampaian pembelajaran

kepada peserta didik.

Pemilihan bahan ajar dan mengembangkannya merupakan tuntutan

bagi guru dalam kegiatan profesionalnya. Hal ini karena bahan ajar

biasanya bersifat mandiri, artinya seorang guru dapat menemukan,

mencari dan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan

siswanya, dengan tidak keluar pada jalur standar isi. Sesuai dengan

pendapat Prastowo (2011: 19) mutu pembelajaran menjadi rendah ketika

pendidikan hanya terpaku pada bahan-bahan ajar konvensional tanpa ada

kreativitas untuk mengembangkan bahan ajar tersebut secara inovatif.

Buku atau modul merupakan salah satu bentuk dari bahan ajar.

Buku adalah media yang sangat penting dalam dunia pendidikan, yakni

meningkatkan peserta didik dalam berbagai aspek yang positif.

Sebagaimana pepatah mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Hal

itu dapat diartikan bahwa buku merupakan salah satu jalan untuk

memajukan dunia. Buku yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai

dengan tingkatan pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah dan semua

pihak dapat mengadakan pengadaan buku, baik buku teks, buku panduan

pendidikan, buku pengayaan, dan buku referensi.

Dalam proses belajar mengajar, kehadirian buku sangat penting.

Buku memberikan acuan kepada guru tentang apa saja yang harus

(5)

memahami lebih detail lagi penjelasan dari guru dengan membaca buku,

buku juga mengingatkan siswa maupun guru jika lupa terhadap materi.

Buku sangat membantu siswa jika lupa terhadap materi yang telah

diajarkan.

Buku atau bahan ajar yang penulis kembangkan adalah bahan ajar

menulis teks deskripsi tantangan penulis adalah mendekatkan menulis teks

deskripsi lokal daerah setempat yang selama ini jarang dikupas dalam

buku pelajaran lainnya. Dibuku ini banyak disajikan contoh-contoh

menulis teks deskripsi yang mengandung muatan lokal. Sehingga

diharapkan peserta didik lebih memahami menulis teks deskripsi

daerahnya masing-masing. Selain itu menurut peneliti banyak guru yang

masih belum tahu bahan ajar, sumber belajar, apalagi bagaimana cara

mengembangkan bahan ajar yang mampu menarik minat siswa untuk

belajar. Kenyataan ini dapat dilihat dari kenyataan kebutuhan bahan ajar

guru kelas VII SMP di Kabupaten Banyumas. hal ini yang menurut

peneliti menjadi penyebab pembelajaran kurang menarik, kurang

memotivasi siswa dan kurang mendekatkan siswa pada menulis teks

deskripsi yang memuat keindahan alam daerah yang bertujuan untuk

meningkatkan rasa cinta daerah setempat.

Di dalam kegiatan penelitian ini, penulis mendapatkan pengalaman

dalam membuat bahan ajar yang lebih variatif dan kreatif, sebagai salah

(6)

menambah wawasan dan pengalaman mengajar kegiatan ini diharapkan

menjadi solusi bagi guru mata pelajaran atau guru kelas untuk

mengajarakan bahasa Indonesia, khususnya dalam materi menulis menulis

teks deskripsi di sekolah tempat mereka bertugas.

B. Identifikasi Masalah

Peranan buku dalam pembelajaran sangat penting. Buku sangat

membantu dalam pembelajaran jika buku yang digunakan sesuai dengan

kebutuhan. Kenyataanya beberapa buku yang sudah ada kurang sesuai

dengan kebutuhan guru.

Pertama guru yang membahas khusus menulis teks deskripsi masih

begitu jarang, kalaupun ada buku menulis teks deskripsi masih sangat

bersifat umum sehingga kurang sesuai digunakan dalam pembelajaran

apalagi dalam kompetensi dasar disitu tertulis menulis teks deskripsi yang

ada di daerah setempat.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan identifikasi masalah

yang muncul dalam penelitian ini akan dibatasi pada pengembangan bahan

ajar menulis menulis teks deskripsi yang memuat contoh menulis teks

deskripsi lokal daerah setempat, dalam hal ini Banyumas untuk siswa kelas

(7)

D. Rumusan Masalah

Masalah yang penulis ajukan adalah bagaimana produk

pengembangan bahan ajar menulis menulis teks deskripsi dapat memenuhi

kebutuhan bahan ajar menulis teks deskripsi di SMP. Secara khusus

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. apa saja kebutuhan guru terhadap bahan ajar menulis teks deskripsi untuk

guru kelas VII SMP?

2. bagaimana prototipe bahan ajar menulis teks deskripsi yang sesuai dengan

kebutuhan guru kelas VII SMP?

3. bagaimana hasil prototipe bahan ajar menulis teks deskripsi?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian bahan ajar menulis teks deskripsi pada siswa

kelas VII SMP adalah sebagai berikut:

1. mendeskripsikan kebutuhan guru terhadap bahan ajar menulis teks

deskripsi untuk siswa kelas VII SMP.

2. menyusun prototipe bahan ajar menulis teks deskripsi untuk siswa kelas

VII SMP.

3. memvalidasi prototipe bahan ajar menulis teks deskripsi untuk siswa kelas

VII SMP.

F. Manfaat Penelitian

(8)

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah dapat mengembangkan bahan

ajar baru berupa modul ajar menulis teks deskripsi untuk siswa kelas VII

SMP.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan akan

khasanah kekayaan bacaan menulis teks deskripsi serta mampu

meningkatkan minat belajar siswa mengenal menulis teks deskripsi.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat sebagai referensi dan pengalaman mengenai cara

mengembangkan bahan ajar menulis teks deskripsi, sehingga

diharapkan akan tercipta guru yang kreatif dan profesioanal.

c. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman ilmu

pengetahuan dalam hal menulis teks deskripsi sehingga diharapkan

mampu mengenalkan menulis teks deskripsi yang ada di daerah

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dilihat dari tabel yang menggambarkan nilai biaya operasional dan net profit margin, disitu dapat dilihat pada perusahaan Prima Alloy Steel (PRAS) bahwa biaya

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengembangan materi interaksi teman sebaya siswa kelas X SLTA/MA sederajat berdasarkan hasil validitaas

Model UTAUT menunjukkan bahwa niat untuk berperilaku ( behavioral intention ) dan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi ( use behavior ) dipengaruhi oleh

histogram yang terhitung oleh program menunjukkan bahwa tidak ada arus fi ton yang menuju ke kiri untuk energi di alas 1 M V. Tidak seperti arus foton ke arab kanan as

harmonisa yang menyebabkan banyak implikasi pada jala-jala listrik Untuk memperoleh bentuk gelombang arus beban peralatan listrik, sistem menggunakan sensor arus berupa resistor

Berhubung dengan pertemuan diantara Kepala Staf Angkatan Perang, pejabat- pejabat Staf Umum Angkatan Darat dan para Panglima, (Kepala Staf Angkatan Darat, Kolonel Nasution dan

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena berkat, rahmat serta karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “ Rancang

[3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah menguji konstitusionalitas Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah