• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII Dalam Menggunakan Microsoft Power Point pada Mapel TIK T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII Dalam Menggunakan Microsoft Power Point pada Mapel TIK T1 Full text"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII

DALAM MENGGUNAKAN

MICROSOFT POWER POINT

PADA MAPEL TIK

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Pendidikan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:

Rizqi Edma Nugroho (702010079)

Mila Chrismawati Paseleng, S.Si. , M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII DALAM MENGGUNAKAN MICROSOFT POWER POINT

PADA MAPEL TIK

1)

Rizqi Edma Nugroho, 2) Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd. Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) rizqiedmanugroho@gmail.com,2) mila.paseleng@staff.uksw.edu

ABSTRACT

Issues in ICT learning in SMAN 2 Salatiga related to learning methods that are not organized in pairs, so that learning is not smooth. Use of ICT in schools of learning in groups or in pairs due to the limited means available computers. In accordance with these problems, researchers used a method of peer tutoring in small groups consisting of 3 students. Selection is done by the tutor written test to all students. Then, subject teachers make distributions groups. Subject teachers also provide a verbal briefing in accordance with the grating material and provide textbooks to tutor in preparation for the next lesson. The conclusion of this study is the application of methods of peer tutoring in ICT learning in class XII IPS 3 SMAN 2 Salatiga can improve learning outcomes.

Key words: Peer Lessons Method, Learning Outcomes, Microsoft Power Point

ABSTRAK

Masalah dalam pembelajaran TIK di SMAN 2 Salatiga berkaitan dengan metode pembelajaran berpasangan yang tidak terorganisir, sehingga pembelajaran tidak lancar. Pembelajaran TIK di sekolah menggunakan pembelajaran berkelompok atau berpasangan karena keterbatasan sarana komputer yang tersedia. Sesuai dengan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode tutor sebaya dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa. Pemilihan tutor dilakukan dengan tes tertulis kepada semua siswa. Kemudian, guru mata pelajaran melakukan pembagian kelompok. Guru mata pelajaran juga memberikan pembekalan secara lisan sesuai dengan kisi-kisi materi dan memberikan buku paket kepada tutor sebagai persiapan dalam pembelajaran selanjutnya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran TIK di kelas XII IPS 3 di SMAN 2 Salatiga dapat meningkatkan hasil belajar.

Kata kunci: Metode Tutor Sebaya, Hasil Belajar, Microsoft Power Point

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

2)

(8)

1. Pendahuluan

Masalah yang terjadi dalam pembelajaran TIK di SMAN 2 Salatiga berkaitan dengan keterbatasan jumlah komputer didalam lab yang tidak sebanding dengan jumlah siswa. Di labotaorium komputer hanya tersedia 20 unit komputer, sehingga tidak sebanding dengan jumlah siswa yang rata

– rata 36 anak di setiap kelasnya. Selain itu, dari 20 unit komputer ada beberapa yang tidak berfungsi untuk pembelajaran. Sesuai dengan kondisi tersebut, maka guru menggunakan metode belajar kelompok dengan kelompok kecil yang belum terorganisir dimana siswa menggunakan komputer berpasangan. Dari hasil pengamatan pada prasiklus, juga terlihat ada siswa yang berminat dan terampil dalam pembelajaran, namun ada juga siswa yang tidak perhatian pada materi yang disampaikan, misalnya browsing internet, bermain game dan sering bercanda selama pembelajaran. Dalam pembelajaran tersebut, minat dan perhatian serta keterampilan siswa juga beragam. Kondisi seperti ini menyebabkan pembelajaran tidak lancar karena pasangan siswa yang belum terorganisir dengan baik, sering kesulitan dalam praktik dan belum berani berkreasi dalam praktik. Begitu juga dengan hasil evaluasi tertulis pada Prasiklus diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,36 dan ketuntasan sebesar 25%.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk memaksimalkan belajar kelompok pada siswa dengan karakteristik yang beragam adalah menggunakan metode tutor sebaya. Penggunaan metode tutor sebaya dapat digunakan untuk memanfaatkan dan memaksimalkan kemampuan siswa yang aktif selama pembelajaran dengan memperhatikan keterangan guru, mencatat materi dan bertanya lebih lanjut serta memperoleh nilai yang baik atau termasuk tertinggi. Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya [1]. Penggunaan metode tutor sebaya dilakukan dalam kelompok kecil, terdiri dari 3 siswa. Tutor tidak hanya mengikuti pembelajaran tetapi juga membantu anak tutor dalam kelompoknya, sehingga menguasai materi, baik teori maupun praktik.

Berdasarkan permasalahan yang ada dan melihat keunggulan metode tutor sebaya, maka dilakukan penelitian tentang metode tutor sebaya dalam pembelajaran TIK. Melalui penerapan metode tutor sebaya dalam penelitian ini diharapkan hasil belajar siswa kelas XII IPS 3 dalam

menggunakan Microsoft Power Point di SMAN 2 Salatiga dapat

meningkat.

2. Tinjauan Pustaka

(9)

nilai dan tutor diberikan pelatihan sesuai dengan materi. Masing-masing tutor disebar pada tiap-tiap kelompok dan membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh penerapan metode tutor sebaya di dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dalam belajar Microsoft Excel [2].

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Dedi Herianto adalah pemilihan tutor berdasarkan nilai. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dedi Herianto adalah nilai prasiklus dan nilai tes pemilihan tutor. Sesuai dengan nilai tes pemilihan tutor, ada jumlah tutor yang lebih banyak daripada kelompok yang telah terbentuk, sehingga ada dua kelompok dengan dua tutor.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Desy Puspa Rahayu, yaitu Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe Peer Asissted Learning Strategies (PALS) pada Komunitas Belajar Online terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pemilihan tutor sesuai dengan data nilai dan tutor diberikan pendekatan personal. Setiap tutor diberi sebuah modul pembelajaran yang dikirim melalui email. Masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dan respon baik dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran tutor sebaya tipe PALS berpengaruh terhadap hasil belajar dan sikap positif siswa dalam pembelajaran [3].

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Desy Puspa Rahayu adalah jenis metode tutor sebaya sesuai dengan kelompok umur yang sama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Desy Puspa Rahayu adalah jumlah anggota dalam setiap kelompok dan fasilitas bagi tutor. Sesuai dengan jumlah siswa dalam satu kelas, maka terdapat duabelas kelompok, terdiri dari tiga anggota dalam setiap kelompok.

Tutor Sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas [4]. Ciri-ciri kelompok dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya adalah a) Mempunyai keanggotaan yang jelas, b) Ada kesadaran kelompok, c) Mempunyai tujuan bersama, d) Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan, e) Ada interaksi dan komunikasi antar anggota, f) Ada tindakan bersama [5].

(10)

tutor sebaya adalah a) Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari, b) Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis, c) Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai, d) Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka dikelas maupun diluar kelas untuk memecahkan masalah yang dihadapi [6].

Langkah-langkah metode pembelajaran Tutor Sebaya menurut Hisyam Zaini (dalam Beti Riawati, 2012: 2) adalah sebagai berikut: (a) memiilih materi, (b) membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil, (c) setiap kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi, (d) beri mereka waktu yang cukup, (e) setiap kelompok menyampaikan sub materi, dan (f) kesimpulan dan klarifikasi [7]. Bersamaan dengan hal tersebut, tutor dipilih melalui 2 tahap. Tahap pertama adalah tutor dipilih berdasarkan nilai yang diperoleh dari guru pengajar TIK. Tutor memiliki nilai diatas KKM dan diurutkan berdasarkan nilai tertinggi. Tahap kedua adalah pendekatan personal (personal approach) terhadap calon tutor. Seorang tutor harus mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu memimpin sebuah diskusi [8].

Kelebihan metode tutor sebaya adalah a) Tutoring sebaya menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh perbedaan umur, status, dan latar belakang antara peserta didik dengan guru. Antar peserta didik lebih mudah kerja sama dan komunikasi, b) Lebih mungkin terjadi pembelajaran personal, antara teman dengan teman, c) Si tutor sendiri akan mendapatkan pengertian lebih dalam dan juga menaikkan harga dirinya karena mampu membantu teman, d) Tutor teman akan lebih sabar dari pada guru terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar, e) Lebih efektif dari pada pembelajaran biasa karena peserta didik yang lemah akan dibantu tepat pada kekurangannya. Kekurangan metode tutor sebaya adalah a) Peserta didik yang dipilih menjadi tutor dan prestasinya baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan peserta didik yang lain, b) Peserta didik yang dipilih menjadi tutor belum tentu bisa menyampaikan materi dengan baik [9].

Dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi yang hasilnya berupa prestasi belajar siswa. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum dikuasai peserta didik. Nana Syaodih Sumadinata,

(2003) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai

hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir

(11)

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak) [11]. Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Dengan pencapaian hasil belajar yang semakin membaik akan mampu membentuk pribadi individu siswa. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan menekankan pada peningkatan tipe hasil belajar kognitif siswa yang dilihat dari hasil test evaluasi akhir pelajaran.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau sering

disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan

kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama [12]. Penelitian ini menggunakan desain tindakan model Kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep

dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen acting

(tindakan) dengan obserfing (pengamatan) dijadikan sebagai suatu

kesatuan karena keduanya merupakan kegiatan yang tak terpisahkan terjadi dalam waktu yang sama. Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi [13]. Pelaksanaan tindakan dilakukan sampai target yang diinginkan tercapai. Desain penelitian tersebut divisualisasikan dalam bentuk gambar 1.

Gambar 1 Siklus PTK menurut Kemmis & Taggart [13]

(12)

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan disusun oleh peneliti dan guru mata pelajaran sebagai kolaborator, perencanaan

yang di lakukan berisi tentang hal–hal apa saja yang dibutuhkan saat

pelaksanaan persiklus yang berisi menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya, menyiapkan instrumen lembar pengamatan, dokumentasi, wawancara dan tes hasil belajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang akan diamati saat observasi. Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru mengatur tempat duduk secara berkelompok sesuai metode tutor sebaya.

Pada tahap tindakan, rancangan model dan sekenario di terapkan dalam pembelajaran di kelas. Dalam Pelaksanaan tindakan guru mempunyai dua peranan, yaitu sebagai pengajar dan kolaborator dikarena penelitian ini bersifat kolaboratif. Pelaksanaan persiklus dilakukan dalam dua kali pertemuan yang dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Tiap siklus pembelajaran dilakukan dengan materi yang berbeda. Tahap-tahap yang dilakukan dalam implementasi tindakan adalah sebagai berikut: Tahap pertama pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dilanjutkan berdoa dan memotivasi siswa, guru melakukan pembagian kelompok sesuai dengan metode tutor sebaya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Tahap kedua kegiatan inti, menyiapkan materi dan memberikan contoh video penggunaan power point dalam presentasi dan memberikan contoh powerpoint yang sudah jadi untuk diamati secara berkelompok sesuai pembelajaran tutor sebaya guna untuk mengetahui manfaat program presentasi dan fungsi menu,

tools, ikon pada Microsoft Power Point, kemudian guru memberikan

latihan dan tugas kepada setiap kelompok untuk mencoba menggunakan setiap fungsi menu, tools dan ikon yang ada pada progam pembuat presentasi sesuai dengan yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lebih lanjut kepada guru apa yang belum dimengerti dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap ketiga penutup, Guru memberikan gambaran tentang materi selanjutnya dan memberikan tugas rumah untuk mencari artikel yang berkaitan dengan materi selanjutnya yaitu tentang pembuatan

presentasi dengan template dan wizard dan guru merefleksi, selanjutnya

menutup pembelajaran dengan doa.

(13)

selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam menentukan putaran atau siklus berikutnya, apakah tindakan yang diberikan akan diteruskan, dimodifikasi, atau diubah secara keseluruhan jika ternyata belum mencapai kriteria yang di harapkan sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan.

Pada siklus kedua perencanaan tindakan sangat tergantung pada refleksi siklus pertama. Jika sudah terjadi peningkatan sesuai dengan ketercapaian indikator keberhasilan, siklus kedua hanya sebagai pemantapan pada siklus pertama. Namun, jika peningkatan belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka siklus kedua tahap kerjanya seperti siklus pertama. Siklus ini juga dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar pengamatan digunakan untuk melihat proses pembelajaran siswa dalam tutor sebaya dan melihat keterampilan siswa dalam praktik sesuai dengan materi pada setiap siklusnya. Dokumentasi, peneliti melakukan dokumentasi dalam pembelajaran sesuai dengan tindakan dengan dokumen foto. Kemudian wawancara dilakukan secara lisan untuk mengetahui sejauh mana respon siswa dan guru terhadap pembelajaran dengan tutor sebaya dan untuk memperkuat hasil dari pengamatan dan hasil tes. Selanjutnya tes digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati proses pembelajaran dikelas saat siswa berkelompok. Pengamatan hanya dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari kegiatan pengamatan berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran saat pengamatan awal, siklus I dan siklus II dilakukan, yang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Aspek Pengamatan

No Kegiatan Aspek yang diamati

1 Praktek Siswa terampil dalam praktek sesuai materi

Siswa menjawab dengan jelas pertanyaan dari guru

(14)

pada metode analisis dari Miles dan Huberman, yang menjelaskan langkah-langkahnya sebagai berikut: a) reduksi data yaitu mengumpulkan data sesuai tujuan penelitian kemudian data tersebut di seleksi sehingga membentuk pola yang terarah. b) penyajian data merupakan upaya menyusun informasi secara sistematis agar mudah dipahami. c) penarikan kesimpulan merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan padat [14].

Hasil data yang diperoleh dari lembar praktek sesuai dengan materi dan lembar pengamatan pada setiap siklus dianalisis menurut nilai rata-rata sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Kategori yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperhatikan pada tabel 2.

Tabel 2. Konversi Skor [15].

No Angka 100 Huruf Keterangan

1 80-100 A Baik Sekali

2 66-79 B Baik

3 56-65 C Cukup

4 40-55 D Kurang

5 30-39 E Gagal

Data hasil evaluasi tertulis dianalisis menurut nilai terendah, nilai rata-rata, nilai tertinggi, jumlah siswa yang tuntas, jumlah siswa yang tidak tuntas dan persentase ketuntasan.

Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau patokan suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

a. Siswa terampil dalam praktik sesuai dengan materi yang disampaikan.

b. Siswa melakukan tanya-jawab dengan guru.

c. Siswa berinteraksi dalam kelompoknya.

d. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

e. Nilai terendah dari hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan.

f. Nilai rata - rata dari hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan.

g. Nilai tertinggi dari hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan.

h. Jumlah siswa yang tuntas dari hasil evaluasi tertulis mengalami

kenaikan.

i. Jumlah siswa yang tidak tuntas dari hasil evaluasi tertulis mengalami penurunan.

j. Persentaase ketuntasan dari hasil evaluasi tertulis memenuhi 75%.

(15)

perlu pencarian tutor tambahan. Pencarian tutor tambahan serta pemantapan seleksi calon tutor dilakukan dengan pemberian diberikan tes kembali pada seluruh siswa. Hasil tes ini kemudian didiskusikan lagi dengan guru dan diperoleh 14 orang tutor yang akan disebar ke dalam kelompok kecil. Pembagian kelompok menjadi 12 kelompok yang terdiri dari 1 tutor dan 2 anak tutor. Setelah terbentuk kelompok guru dan peneliti

mengadakan pembekalan kepada tutor diluar KBM, meliputi kisi – kisi

materi dan sikap dalam pembelajaran.

Tabel 3. Desain Tutor Sebaya

No. Langkah - langkah Kegiatan

1. Pembekalan tutor Pembekalan tutor dilakukan oleh guru

matapelajaran TIK yang didampingi memberikan bahan - bahan belajar yang akan dipelajari dalam kelompok sesuai dengan materi pada setiap pertemuan.

3. Belajar kelompok Tutor membimbing anak tutor dalam

memahami bahan ajar yang diberikan bimbingan yang kurang jelas, anak tutor wajib bertanya kepada tutor dan apabila masih belum paham tutor bisa bertanya lebih lanjut kepada guru.

4. Tanya jawab dengan

guru

Guru memberikan pertanyaan kepada anak tutor seputar materi yang diperoleh dari proses pembelajaran. Dalam hal ini tutor maupun anak tutor juga diberikan kesempatan untuk bertanya dan

menyampaikan hal – hal yang diperoleh

(16)

materi pada pertemuan itu.

5. Kesimpulan

pembelajaran oleh guru

Guru menyimpulkan proses

pembelajaran, merefleksi dan memberi penghargaan kepada kelompok

pembelajaran yang sudah berhasil dalam praktik dan penguasaan materi dengan pembelajaran berkelompok tutor sebaya.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pembelajaran pada Siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan, yaitu tanggal 23 dan 30 Oktober 2014. Sebelum Siklus I, peneliti bersama dengan guru mata pelajaran melakukan pengamatan pada pembelajaran dan menganalisis hasil nilai evaluasi tertulis pada prasiklus menyatakan bahwa beberapa siswa berpotensi menjadi tutor. Sesuai dengan hasil tes pemilihan tutor, guru melakukan pembagian kelompok yang terdiri dari 3 anak/kelompok dan memberikan pembekalan kepada tutor.

Pada pertemuan pertama, guru memotivasi siswa dengan memberikan gambaran umum tentang penggunaan dan manfaat dari media presentasi dalam berkomunikasi untuk masa yang akan datang, kemudian menampilkan contoh video presentasi dengan power point untuk

mengetahui manfaat Microsoft Power Point dan mengidentifikasi menu,

tools dan ikon secara klasikal. Hasil dari kegiatan tersebut, siswa menjadi termotivasi untuk belajar tentang power point dan menindaklanjuti dengan menjelaskan metode tutor sebaya dalam pembelajaran.

Sesuai dengan hasil pembagian kelompok, dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya, guru mengatur tempat duduk masing-masing kelompok dimana tutor duduk paling kanan. Dalam pembelajaran tersebut, tutor membimbing anak tutor dalam kelompoknya masing-masing dalam mengidentifikasi menu, tools dan ikon. Sebelum pembelajaran berakhir, guru memberikan pembekalan kepada tutor tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan kedua, guru memberikan contoh power poin yang

sudah jadi untuk membuat presentasi dengan template dan wizard kepada

setiap kelompok. Selanjutnya, tutor membimbing kelompoknya masing-masing untuk menguasai materi tersebut. Dalam pembelajaran tersebut, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lebih lanjut sesuai dengan materi dan kesulitan yang masih dialami. Pada akhir

pembelajaran, guru membimbing penarikan kesimpulan dan

(17)

masing-masing dengan waktu selama 30 menit dan dilakukan secara bergantian sesuai dengan tempat duduk yang urut absen. Setelah tes praktik dan tes tertulis, guru menyampaikan materi tentang tentang pengaturan layout, format teks, efek transisi dan menentukan durasi presentasi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. Dari hasil analisis nilai tertulis diketahui nilai rata-rata sebesar 74,16 dengan ketuntasan sebesar 38,89% pada siklus I.

Sesuai dengan refleksi pada Siklus I, maka diperoleh beberapa kekurangan dan perbaikan pada tabel 4.

Tabel 4. Refleksi pada Siklus I

No Kekurangan Perbaikan dan sikap dalam pembelajaran kelompok

2 Pembelajaran dalam

kelompok masih ada anak tutor yang kurang perhatian dalam berlatih dan belajar bersama dengan tutor

Guru memperhatikan siswa yang

kurang perhatian selama

peneliti menyampaikan kekurangan yang masih terjadi dalam

pembelajaran dan perbaikan yang dapat dilakukan. Sesuai dengan keterangan tersebut, guru mata pelajaran memberikan pembekalan kepada tutor dengan fasilitas buku paket dan perbaikan sikap dalam pembelajaran kelompok.

Pada pertemuan pertama, guru hanya mengumpulkan tutor di laboratorium untuk mendapat pembekalan, meliputi fasilitas buku paket dan perbaikan sikap dalam pembelajaran kelompok, dilakukan pada awal pembelajaran. Pada saat pembekalan dilakukan, anak tutor masih berada dikelas. Selanjutnya, anak tutor bergabung dengan tutor sesuai dengan tempat duduk yang telah ditentukan.

(18)

menguasai materi tersebut. Dalam pembelajaran tersebut, guru memperhatikan siswa yang kurang perhatian dan mengalami kesulitan selama pembelajaran dengan menghampiri dan membantu kelompok-kelompok tersebut. Selain itu, guru juga memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang sudah berhasil dengan pujian.

Pada pertemuan kedua, pembelajaran hampir sama dengan pembelajaran terdahulu. Guru memberikan pembekalan kepada tutor pada awal pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan contoh power poin yang sudah jadi dengan materi tentang efek transisi dan menentukan durasi presentasi. Dalam pembelajaran tersebut, siswa semakin terampil dalam

menggunakan Microsoft Power Point sesuai dengan materi yang

disampaikan. Pada akhir pembelajaran, guru membimbing penarikan kesimpulan dan menginformasikan tes praktik dan tes tertulis pada pertemuan berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan wawancara antara guru dengan anak tutor untuk mengetahui pendapat dan pengalamannya dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

Pada pertemuan ketiga (27 November 2014), guru melakukan tes praktik dan tes tertulis. Siswa dengan nomor absen genap melakukan tes praktik dan siswa dengan nomor absen ganjil melakukan tes tertulis, masing-masing dengan waktu selama 30 menit dan dilakukan secara bergantian sesuai dengan tempat duduk yang urut absen. Dari hasil analisis nilai tertulis diketahui nilai rata-rata sebesar 80,69 dengan ketuntasan sebesar 66,67% pada siklus II.

Sesuai dengan refleksi pada Siklus II diperoleh beberapa hal yg bermanfaat diantaranya 1) guru memberikan perhatian kepada siswa yang kurang perhatian dan mengalami kesulitan selama pembelajaran, 2) guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran, 3) pembelajaran dalam kelompok dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar.

Selama proses pembelajaran berlangsung pengamatan dilakukan untuk melihat bagaiamana kemampuan dan interaksi siswa yang terbentuk dalam kegiatan belajar dengan metode tutor sebaya. Hasil pengamatan ditunjukkan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengamatan dalam KBM

(19)

Dari tabel 5 dapat dianalisis bahwa masing-masing aspek pengamatan mengalami kenaikan. Hasil di atas berkaitan dengan siswa yang semakin terbiasa dengan metode tutor sebaya. Selain itu didalam proses pembelajaran siswa dapat lebih leluasa dalam berlajar dengan tutornya dibanding dengan guru, sehingga terjadi pembelajaran personal pada setiap kelompok antar tutor dengan anak tutor. Selain itu, tutor juga semakin siap dalam membimbing anak tutor sesuai dengan pembekalan dari guru.

Dari hasil wawancara pada awal siklus II diketahui bahwa tutor semakin menguasai materi yang disampaikan, terampil dalam praktik, masih canggung dalam memberikan bimbingan dan anak tutor fokus dan mudah mengikuti pembelajaran, semakin aktif bertanya, menjadi tergantung pada tutor dan enggan bertanya lebih lanjut kepada guru. Sedangkan hasil wawancara pada akhir siklus II diketahui bahwa anak tutor semakin akrab dengan tutor, semakin aktif dalam bertanya dan mencatat, terbiasa dengan pembelajaran kelompok, terampil dalam praktik dan berani bertanya maupun berpendapat dalam pembahasan.

Perubahan hasil belajar siswa selama menggunakan metode tutor sebaya ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam melakukan praktik dan hasil tes tertulis. Sesuai dengan tindakan yang dilakukan dalam penelitian, diperoleh hasil pengamatan praktik dalam pembelajaran, hasil pengamatan per siklus dan hasil evaluasi tertulis pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Pengamatan Praktik dalam Pembelajaran Pada Siklus I.

No Materi Siklus I Keterangan

1 Mendiskripsikan manfaat program

presentasi

72,64 % B

2 Mengidentifikasi fungsi menu, tools

dan ikon

69,03 % B

3 Membuat presentasi dengan template

dan wizard

68,19 % B

Dari tabel 6 dapat dianalisis bahwa praktik mendiskripsikan manfaat program presentasi, mengidentifikasi fungsi menu, tools dan ikon

dan membuat presentasi dengan template dan wizard termasuk baik. Hasil

di atas berkaitan dengan materi yang termasuk masih mudah dan pengaruh tutor dalam pembelajaran yang membimbing anak tutor.

Tabel 7. Hasil Pengamatan Praktik dalam Pembelajaran pada Siklus II.

No Materi Siklus II Keterangan

1 Mengatur layout presentasi 83,05 % A

2 Mengatur format teks 79,31 % B

3 Mengatur efek transisi 75,97 % B

(20)

Dari tabel 7 dapat dianalisis bahwa praktik mengatur layout presentasi termasuk sangat baik dan praktik mengatur format teks, mengatur efek transisi dan menentukan durasi presentasi termasuk baik. Hasil di atas berkaitan dengan pembekalan berupa kisi-kisi dan sikap dalam pembelajaran dan pemberian fasilitas pada tutor berupa buku paket, sehingga pembelajaran dalam kelompok dengan materi yang semakin sulit pun tetap mendapat hasil yang baik.

Tabel 8. Hasil Evaluasi Tertulis

No Aspek Penilaian Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 67,36 74,16 84,02

2 Nilai tertinggi 85 90 100

3 Nilai terendah 50 55 65

4 Jumlah siswa

yang tuntas

9 14 24

5 Jumlah siswa

yang tidak tuntas

27 22 12

6 Persentase

ketuntasan

25 38,89 66,67

Dari tabel 8 dapat dianalisis bahwa hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan. Nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah dan jumlah siswa yang tuntas mengalami kenaikan. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang. Hasil di atas berkaitan dengan hasil evaluasi tertulis pada tutor yang lebih tinggi daripada anak tutor. Dengan metode tutor sebaya, siswa yang menjadi tutor semakin menguasai materi, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan evaluasi tertulis.

Persentase ketuntasan juga mengalami kenaikan, namun kurang dari 75%. Hasil ini berkaitan dengan sikap tutor yang kurang terampil dalam membimbing anak tutor dalam kelompoknya. Selain itu, kemampuan pada anak tutor yang terbatas dalam menguasai materi juga mempengaruhi keberhasilan bimbingan dari tutor dalam pembelajaran kelompok. Hal ini berkaitan dengan anak tutor yang belum tuntas dikarena tidak memiliki komputer dirumah untuk belajar sendiri, anak tutor yang

belum tuntas rata – rata malas dalam belajar, dan sering menghabiskan

waktu belajar untuk bermain. Kemudian dalam hal ini guru menindaklanjuti dengan memberikan pendampingan khusus terhadap 12 siswa yang belum tuntas pada siklus II dan selanjutnya diberikan remedial agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

5. Kesimpulan

(21)

semakin terampil dalam praktik, karena pembekalan tutorpun semakin lengkap. Dan hasil pengamatan praktik dalam pembelajaran setiap siklusnya mengalami kenaikan sesuai dengan materi pada tiap siklus. Selain itu dari pemberian evaluasi tes tertulis pada setiap siklus mengalami kenaikan. Kesimpulan dalam penelitian adalah penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS 3 dalam

menggunakan Microsoft Power Point.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan proses pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya, maka dapat diajukan saran, agar guru dapat menerapkan Metode Tutor sebaya dalam pembelajaran TIK khususnya, sehingga dapat meningkatan hasil belajar siswa. Bagi peneliti selanjutnya, pembelajaran tutor sebaya memerlukan pendekatan khusus kepada siswa yang bertindak sebagai tutor, karena dalam proses belajar, keberhasilan tutor dalam memimpin diskusi sangat diharapkan. Tutor memegang peranan yang sangat penting dalam model pembelajaran ini. Tutor diharapkan adalah siswa yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik yang bagus, tetapi mampu memimpin sebuah diskusi kelompok kecil dan mampu berkomunikasi dengan baik.

6. Daftar Pustaka

[1] Suherman, E dkk. 2003. “Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer”. Bandung. UPI

[2] Dedi Herianto, 2010, Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Belajar Microsoft Excel di Kelas

VIII SMP Dua Mei Banjaran, http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10

Oktober 2014

[3] Desy Puspa Rahayu, Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe Peer Assisted Learning Strategies (Pals) Pada Komunitas Belajar Online Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi,

http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[4] Arikunto, S. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik” Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta

[5] Anonym, 2014, Wawasan Pendidikan, pengertian dan ciri-ciri serta peran serta guru dalam metode pembelajaran tutor sebaya,

http://www.wawasanpendidikan.com. Diakses tanggal 10 Oktober

2014

[6] Sawali Suhesetya, 2007, Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor

Sebaya, http://sawali.info. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[7] Yuvitta Indriani, Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan Bagi Siswa

Kelas V SDN 1 Bojongsari Tahun 2012/2013,

http://download.portalgaruda.org. Diakses tanggal 10 Oktober 2014 [8] Desy Puspa Rahayu, Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe

(22)

Online Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi,

http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

[9] Suparno, Paul, 2007, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik

& Menyenangkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

[10] Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses

Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

[11] Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Rosdakarya.

[12] Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi. 2011. Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.

[13] Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.

[14] Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[15] Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan.

Gambar

Gambar 1 Siklus  PTK menurut Kemmis & Taggart [13]
Tabel 1. Aspek Pengamatan
Tabel 2. Konversi Skor [15].
Tabel 3. Desain Tutor Sebaya
+4

Referensi

Dokumen terkait

Teknik yang dapat digunakan untuk menetapkan bidang mana yang menjadi urusan pemerintah pusat dan mana urusan daerah ada beberapa , yaitu : (1) sistem residu dimana ditentukan

Dari model empirkal dengan mempergunakan VAR memperlihatkan bahwa kebijakan menaikkan BI rate berimplikasi pada kenaikan suku bunga pinjaman, penurunan

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan

Jadi dari seluruh data dan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa debit limpasan yang terjadi tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap

Setelah mendapatkan hasil dari beberapa uji di atas, penulis dapat memberikan argumentasi bahwa alur transmisi moneter melalui jalur harga aset syariah (yang

Kedua, pada grup facebook Yusuf Lubis Bupati Pasaman lebih mengutamakan kalimat menyatakan dan memuji sehingga pengguna facebook menggunakan kalimat yang bermaksud

Persoalan  masyarakat  plural  sangat  berkaitrapat  dengan  latar  belakang  dan  sejarah  bermulanya  pembentukan  identiti  etnik  ( identity  formation)   di 

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel independen pendidikan dan tinggi badan tidak ada yang berhubungan signifikan dengan keluhan GOTRAK (P > 0,01).. Pendidikan