• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: LMS (Learning Management System) di BKTIK (Bimbingan Keterampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam Penerapan Kurikulum 2013: Studi di SMA Negeri 1 Salatiga T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: LMS (Learning Management System) di BKTIK (Bimbingan Keterampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam Penerapan Kurikulum 2013: Studi di SMA Negeri 1 Salatiga T1 Full text"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LMS (Learning Management System) di BKTIK (Bimbingan Keterampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam Penerapan Kurikulum 2013

(Studi di SMA Negeri 1 Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

Gilang Shandy Romadhon NIM : 702012046

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1. Pendahuluan

Kurikulum 2013 yang sering disebut dengan K13, lebih menekankan penggunaan teknologi dalam sistem pembelajarannya. Dalam penerapan kurikulum 2013, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di sekolah tidak dihapus tetapi diintegrasikan ke semua mata pelajaran sehingga keterampilan TIK sangat diperlukan oleh setiap siswa. Akan tetapi, mapel TIK berubah menjadi BKTIK (Bimbingan Keterampilan Teknologi dan Komunikasi) dimana perubahan ini menjadikan waktu tatap muka di kelas terbatas. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap penguasaan siswa di bidang TIK mengingat dalam K13, TIK harus diintegrasikan di semua mapel. Hal ini disebabkan oleh manfaat TIK dalam pembelajaran yang cukup penting antara lain membantu memfasilitasi dan mengoptimalkan proses belajar siswa sehingga siswa dapat lebih mengetahui objek yang dipelajari secara jelas, konkrit dan akurat[1]. Pentingnya penguasaan TIK membuat guru TIK harus bisa menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran sehingga diharapkan siswa mampu menjawab tantangan K13 yang keseluruhan mata pelajaran diintegrasikan dengan keterampilan TIK. Dengan berkurangnya jam pelajaran bimbingan TIK di sekolah, salah satu solusi bagi guru mapel TIK adalah pemanfaatan Learning Management System atau yang sering disebut dengan LMS.

Learning Management System adalah sebuah sistem yang memungkinkan peserta untuk dapat belajar dimana saja dan kapan saja, sehingga peserta didik dapat belajar lebih luas tanpa terkendala perbedaan ruang dan waktu[2]. Selain itu, bentuk bahan pelajaran tidak hanya dalam bentuk teks. LMS memungkinkan guru untuk memberikan variasi bahan ajar seperti video, audio dan grafis yang membuat pembelajaran lebih menarik. LMS merupakan kelas virtual yang membuat pembelajaran menjadi fleksibel sehingga penyampaian materi dari guru ke siswa dapat dilakukan kapan saja secara sinkron maupun asinkron. Dengan penggunaan LMS, diharapkan guru TIK dapat tetap memberikan bimbingan kepada peserta didik sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang TIK. LMS terbukti memiliki manfaat dalam pembelajaran. Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan LMS yang pernah dilakukan membukti bahwa LMS dapat memberikan variasi pembelajaran dalam kelas, meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan, memacu perkembangan sistem pembelajaran di sekolah, dapat membantu menyampaikan materi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik[3][4][5].

(7)

manfaat LMS, kendala penerapan LMS dan dampak penerapan LMS. Diharapkan, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai LMS di SMA Negeri 1 sebagai salah satu solusi dari kurangnya jam tatap muka penerapan BKTIK sehingga dapat dijadikan acuan bagi sekolah lain yang juga mulai menerapkan BKTIK di K13. Selain itu, diharapkan hasil peneitian ini dapat memberikan kontribusi berupa ilmu pengetahuan mengenai pemanfaatan teknologi, khususnya media pembelajaran LMS, bagi pendidikan.

2. Tinjauan Pustaka

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa dari guru[6]. Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran di kelas, efisiensi dalam proses pembelajaran, serta membantu konsentrasi siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Manfaat penggunaan media pembelajaran dari sisi guru antara lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan, mempermudah guru dalam mengendalikan materi pembelajaran dan melakukan evaluasi[7] serta meningkatkan kualitas pengajaran itu sendiri[3]. Dari sisi siswa manfaat media pembelajaran itu sendiri dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan mempermudah siswa untuk belajar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan penggunaan media pembelajaran sebagai perantara dalam kegiatan belajar mengajar menjadi bervariasi dan lebih menarik, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan pengajaran. Bahkan penelitian sebelumnya juga membuktikan dengan penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa[5]. Terdapat beberapa media pembelajaran berbasis e‐learning dan satu diantaranya adalah LMS (Learning Management System).

Learning Management System (LMS) adalah suatu sistem yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga siswa dapat memperoleh materi untuk belajar lebih luas, lebih banyak dan juga bervariasi[2]. LMS merupakan perangkat lunak untuk memfasilitasi kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa. Fitur-fitur yang harus ada dalam pembelajaran berbasis LMS menurut Raharja dan Iswindarti antara lain adalah administrasi, penyampaian materi dan kemudahan akses ke sumber referensi, penilaian, ujian online, pengumpulan feedback serta fitur komunikasi yang mencakup forum diskusi online, mailing list diskusi, dan chat[8][9].

(8)

dan ujian yang telah diberikan guru. Fitur komunikasi yang mencakup forum diskusi online, mailing list diskusi, dan chat dimana dalam fitur ini guru dan siswa dapat berkomunikasi satu sama lain secara sinkron maupun asinkron dan juga dapat mengadakan kelas virtual.

Hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa penggunaan media LMS dapat meningkatkan minat belajar siswa, memberikan variasi pembelajaran, meningkatkan hasil belajar siswa, membantu menyampaikan materi serta memacu perkembangan media pembelajaran[3][4][5]. Selain itu, keunggulan LMS antara lain LMS mudah untuk digunakan, LMS mudah untuk dipahami, LMS berbasis web sehingga dapat digunakan setiap saat, LMS meningkatkan produktivitas, lebih efektif dan berdaya guna[10]. Dalam pelaksanaan LMS di sebuah lingkungan sekolah, dibutuhkan fasilitas pendukung yang memadai seperti komputer atau laptop dengan spesifikasi minimum menurut Raharja yang dapat dilihat pada tabel berikut ini[8].

Tabel 1 Kriteria minimum standar perangkat keras pendukung penerapan LMS

Indikator Kriteria Minimum

Processor Pentium IV/2,26 GHz

RAM 256 MB

Harddisk 80 GB

LAN Penggunaan kabel LAN dengan UTP 6e Pemasangan LAN Pemasangan kabel LAN maksimal

100 meter harus dihubungkan dengan switch

Kriteria Jaringan Model jaringan terpusat pada server Internet Akses kecepatan baik

Sumber: Raharja dkk, 2011

Spesifikasi fasilitas pendukung yang terdapat pada tabel satu harus dipenuhi oleh sekolah yang ingin menerapkan LMS. Bila spesifikasi yang dimiliki sekolah lebih dari kriteria minimum juga akan lebih baik sehingga lebih mendukung kinerja komputer yang ada. Selain itu, fasilitas pendukung yang mendukung penerapan LMS juga bisa ditambahkan seperti microphone dan headset untuk berkomunikasi antara guru dan siswa.

3. Metode Penelitian

(9)

mengetahui manfaat serta kendala yang dihadapi saat menghadapi kegiatan pembelajaran berbasis LMS dan dua guru mapel lain untuk mendapatkan informasi terkait keterampilan siswa dalam teknologi berkaitan dengan pemanfaatan LMS.

Penelitian ini menggunakan metode analisa data deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang sebenarnya yang diperoleh dilapangan kemudian disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah maupun temuan yang ada di wilayah penelitian. Selanjutnya, hasil analisis data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian singkat, tabel maupun gambar sesuai dengan data yang dianalisis sehingga akan mudah dipahami dan dimengerti. Keabsahan data didapatkan melalui penggunaan pendekatan triangulasi sumber, yaitu melakukan wawancara kepada tidak hanya guru BKTIK namun juga kepada siswa SMA Negeri 1 Salatiga untuk mengetahui kendala dan manfaat dalam pelaksanaan LMS.

4. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini memberikan deskripsi mengenai penggunaan LMS di BKTIK dimana deskripsi ini mencakup enam hal yaitu latar belakang penggunaan LMS di SMA Negeri 1 Salatiga, fitur LMS yang dimanfaatkan di SMA Negeri 1 Salatiga, fasilitas pendukung penerapan LMS, manfaat LMS, kendala penerapan LMS dan dampak penerapan LMS.

Latar Belakang Penggunaan LMS di SMA Negeri 1 Salatiga

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BKTIK, penggunaan LMS di SMA Negeri 1 Salatiga dilatar belakangi oleh kebutuhan guru TIK akan waktu yang dirasa banyak berkurang, diakibatkan oleh perubahan mata pelajaran TIK menjadi BKTIK. Pada tahun 2013, platform yang digunakan pertama kali adalah Moodle. Berdasarkan informasi dari guru, platform ini memiliki tampilan yang kurang menarik untuk diterapkan dan terlalu sering terjadi pembaruan sistem sehingga hanya diterapkan untuk beberapa saat saja. Setelah itu, pada tahun 2014 digantikan dengan platform Edmodo, yang menurut guru fitur yang dimiliki lebih banyak dari pada Moodle. Selain itu, tampilan yang menarik dan mudah digunakan membuat guru memilih platform ini sampai sekarang. Quipper School juga digunakan mulai tahun 2016 untuk melengkapi penggunaan Edmodo.

(10)

Fitur LMS yang dimanfaatkan di SMA Negeri 1 Salatiga

Terdapat beberapa fitur dalam penerapan LMS di BKTIK antara lain fitur administrasi pembelajaran, penyampaian materi dan kemudahan akses ke sumber referensi, penilaian, ujian online, pengumpulan feedback serta komunikasi (forum diskusi online, mailing list diskusi, dan chat). Pertama, fitur administrasi pembelajaran berkaitan dengan silabus pembelajaran, penyusunan kalender akademik pembelajaran, jadwal ujian dan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai guru. Dari hasil temuan di lapangan, fitur ini tidak dipakai oleh guru BKTIK di SMA Negeri 1. Pada fitur ini seharusnya guru dapat membagikan silabus mereka dalam kelas virtual, tetapi guru tidak mengunggah silabus pembelajaran mereka dalam LMS dikarenakan menurut guru sering terjadi perubahan dalam kegiatan pembelajaran yang terkadang materinya diluar rencana pembelajaran. Selain itu, fitur penyusunan kalender akademik dan pengaturan jadwal sekolah tidak dipakai oleh guru.

Kedua, dalam fitur penyampaian materi dan kemudahan akses ke sumber referensi, guru dapat membagikan materi pembelajaran berupa teks maupun video dan situs pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran. Dari hasil temuan di lapangan, fitur ini sudah diterapkan dengan baik di BKTIK SMA Negeri 1 Salatiga. Guru mengupload materi 1-3 kali dalam sebulan. Guru membagikan materi kepada siswa melalui platform LMS yang digunakan dengan cara mengunggah file yang sudah disiapkan oleh guru. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar lebih awal. Selain itu, siswa bisa lebih mengembangkan cara belajar mereka dan menjadikan siswa menjadi lebih kreatif. Materi yang disampaikan oleh guru tidak hanya materi teks tetapi juga video tutorial sehingga dapat menuntun belajar siswa tanpa harus didampingi oleh guru. Siswa juga lebih menyukai cara pembelajaran ini. Dengan video, siswa menjadi lebih mandiri karena video yang dibagikan oleh guru mereka biasanya berisi tutorial. Bisa dilihat pada gambar satu, dimana guru BKTIK membagikan materi yang harus dipelajari siswa untuk mengerjakan ulangan pada pertemuan berikutnya.

Gambar 1 Contoh fitur penyampaian materi

(11)

nilai. Fitur penilaian ini mempermudah guru karena untuk penilaian menjadi lebih otomatis hanya dengan menentukan skor dalam setiap butir nilai. Selain itu, penilaian bersifat online sehingga dengan LMS nilai dapat direkap dan bisa juga ditampilkan di halaman siswa, sehingga siswa dapat mengetahui nilai yang dia peroleh. Guru juga dapat melihat keberhasilan tujuan yang ingin dicapai. Dengan rekap nilai tersebut nantinya didapatkan track record nilai yang diperoleh siswa, sehingga guru bisa mengajarkan secara lebih intens materi yang belum dikuasai oleh siswa. Fitur penilaian ini merupakan salah satu fitur yang sering digunakan guru BKTIK berdasarkan hasil temuan di lapangan. Gambar dua memperlihatkan fitur buku nilai yang ada dalam LMS sehingga guru bisa melihat kemajuan siswanya dari setiap penilaian latihan yang diberikan oleh guru.

Gambar 2 Contoh fitur penilaian yang tersedia dalam Platform LMS

(12)

Gambar 3 Bentuk Soal Ulangan yang dibuat Guru

Kelima, fitur pengumpulan feedback berkaitan dengan sarana pengumpulan tugas, quiz dan ujian yang telah diberikan guru. Dari hasil temuan di lapangan, fitur ini sudah diterapkan di BKTIK SMA Negeri 1. Guru juga memberikan kemudahan kepada siswa untuk mengumpulkan hasil keterampilan siswa yang telah mereka kerjakan. Menurut guru dengan LMS ini mempermudah guru untuk mengumpulkan hasil belajar siswa. Selain itu, menurut siswa dengan adanya latihan yang diberikan guru mereka dapat mengasah kemampuan mereka secara mandiri meskipun hasilnya terkadang belum maksimal dikarenakan siswa mengerjakan latihan sendiri tanpa didampingi oleh guru. Para siswa berpendapat bahwa dengan materi yang dilengkapi dengan latihan membantu siswa dalam mengasah keterampilan komputer mereka. Temuan di lapangan membuktikan bahwa siswa dapat mendesain gambar vektor, desain baju, desain logo, membuat video kreatif dan fotografi. Pada gambar empat ini disajikan gambar yang menunjukkan hasil pengumpulan tugas ketrampilan siswa untuk mendesain sebuah desain baju yang diterima oleh guru.

Gambar 4 Contoh pengumpulan feedback berupa hasil latihan desain baju yang dikumpulkan siswa dalam grup kelas virtual

(13)

suatu materi kepada guru mereka melalui grup chat dan mail chat. Melalui fitur ini guru dan siswa dapat berkomunikasi satu sama lain. Siswa memanfaatkan mail chat untuk menghubungi guru mereka terkait materi maupun tentang latihan soal yang disampaikan oleh guru. Gambar lima menunjukkan mail chat yang terjadi secara sinkron antara guru dan siswa yang sedang terjadi dimana dalam pesan ini siswa menanyakan bagaimana cara mengunduh video dari youtube.

Gambar 5 Mail Chat Sinkron yang dikirim oleh Siswa kepada Guru.

Siswa merasa dengan adanya fitur ini memudahkan mereka untuk berkomunikasi dengan guru mereka. Namun sayangnya, temuan di lapangan menunjukkan bahwa siswa jarang memakai fitur ini dikarenakan siswa lebih menyukai untuk mengerjakan latihan sendiri daripada harus bertanya kepada guru mereka. Selain itu, guru juga tidak pernah menggunakan grup chat untuk mengadakan kelas virtual di luar kelas karena menurut guru BKTIK untuk mengumpulkan siswa dan menentukan jam belajar di luar sekolah sangat sulit dikarenakan kesibukan siswa dan guru. Selain itu, komunikasi yang diharapkan terjadi antar siswa dengan siswa juga tidak terjadi dikarenakan rasa bersaing antar siswa yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan komunikasi antar siswa untuk menanyakan suatu materi yang diberikan guru tidak pernah terjadi. Untuk menyiasati hal tersebut, guru lebih memprioritaskan penggunakan mail chat untuk melayani siswa yang ingin bertanya. Gambar enam ini memperlihatkan gambar yang berisi komunikasi yang besifat asinkron antara guru dan siswa.

(14)

Fasilitas Pendukung Penerapan LMS

Berikut ini ditampilkan tabel dua, berupa perbandingan keadaan fasilitas di SMA Negeri 1 dengan kriteria standar perangkat keras pendukung yang harus dimiliki oleh sekolah untuk penerapan LMS.

Tabel 2 Penyajian data keadaan fasilitas perangkat keras pendukung yang ada dilapangan dengan kriteria minimum

Indikator Kriteria Minimum Keadaan di lapangan

Processor Pentium IV/2,26 GHz intel core i3

RAM 256 MB RAM 2 GB

Harddisk 80 GB hard disk 500 GB

LAN Penggunaan kabel LAN dengan UTP 6e Kabel LAN UTP 6e Pemasangan LAN Pemasangan kabel LAN maksimal

100 meter harus dihubungkan dengan switch

Pemasangan kabel LAN maksimal 30 meter

Kriteria Jaringan Model jaringan terpusat pada server Topologi jaringan star yang terpusat pada server

Internet Akses kecepatan baik 100 Mbps

Fasilitas yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Salatiga sudah mendukung bahkan melebihi kriteria minimum yang sudah ditetapkan untuk penerapan LMS. Terdapat empat lab komputer di sekolahan tersebut dengan kriteria komputer sebagai berikut: processor yang digunakan adalah intel core i3, RAM 2 GB, Memori 2 GB, hard disk 500 GB dan sistem operasi yang digunakan adalah windows 8.1 64 bit. Selain itu, juga terdapat headset beserta mikrofon di setiap komputer di lab untuk membantu siswa saat sedang memainkan video dalam pembelajaran.

Ketersediaan jaringan internet juga sudah memadai dengan kecepatan akses yang cukup baik. Provider internet yang digunakan di SMA Negeri 1 adalah Telkom Speedy dengan kecepatan akses 100 Mbps, dengan kecepatan tersebut maka akses internet di SMA Negeri 1 termasuk pada kategori cepat. Di setiap lab komputer juga disediakan satu komputer server untuk setiap ruangan. Pemanfaatan lab komputer tidak hanya digunakan oleh guru BKTIK saja tetapi oleh guru mata pelajaran lain yang menggunakan LMS dalam sistem pembelajarannya. Guru BKTIK juga memberikan ruang kepada siswa untuk dapat menggunakan lab komputer berkaitan dengan keperluan pembelajaran, dengan catatan lab komputer tidak sedang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Siswa juga dapat tetap berkomunikasi dengan guru BKTIK dalam LMS untuk berkonsultasi mengenai kesulitan yang mereka temui berkaitan dengan TIK.

Manfaat LMS

(15)

siswa, meningkatkan minat belajar siswa dan keterampilan TIK siswa. Dengan penerapan media pembelajaran berbasis LMS memberikan variasi pembelajaran dari pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang berbasis teknologi. LMS ini juga menjadi strategi kegiatan belajar mengajar dimana dengan pengurangan jam pembelajaran BKTIK di K13 guru dapat mengajar meskipun tanpa bertatap muka secara langsung di kelas, sehingga guru masih dapat mengasah keterampilan siswa. Kemudahan yang diberikan media berbasis LMS ini juga berpengaruh besar terhadap pembaruan materi setiap harinya. Penerapan LMS juga dirasa guru sangat membantu dalam efiseinsi waktu. Guru dapat menyampaikan materinya kapan saja dan dimana saja. Berdasarkan dari data yang diperoleh, guru memperbarui materinya setiap 1-3 kali dalam sebulan.

Penerapan media pembelajaran berbasis LMS juga mampu meningkatkan kemandirian siswa dikarenakan dalam setiap pembaruan materi oleh guru, siswa dapat langsung mempelajari materi tersebut lebih awal sebelum pembelajaran di kelas. Selain itu, siswa juga dapat mengerjakan kuis-kuis untuk mengasah kemampuan mereka. Kemandirian siswa juga meningkatkan tanggung jawab siswa, dimana dengan tenggang waktu yang diberikan oleh guru siswa juga memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan soal dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru. Guru juga tidak membatasi siswa untuk terpaku pada materi yang disampaikan LMS. Siswa juga diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi kemampuan mereka untuk mengakses materi pembelajaran di internet yang tentunya akan menambah pengetahuan siswa itu sendiri. Untuk memancing kemandirian siswa, guru juga menggunakan blog yang terintegrasi dengan LMS sebagai sarana menyampaikan materi diluar platform LMS yang digunakan. Menurut guru hal tersebut akan memberikan variasi belajar siswa sehingga siswa tidak merasa bosan untuk belajar. Dengan media pembelajaran berbasis LMS ini juga membuat minat belajar siswa juga meningkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa menyebutkan bahwa mereka lebih menyukai pembelajaran berbasis LMS ini, dikarenakan dengan LMS pembelajaran menjadi lebih menarik karena materi yang disajikan tidak hanya teks saja. Materi yang disampaikan guru lebih terintegrasi dengan materi di internet sehingga mempermudah siswa. Selain itu, siswa juga menyebutkan bahwa dengan LMS untuk menghubungi guru lebih mudah tanpa harus bertemu langsung.

(16)

Kendala Penerapan LMS

Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan LMS di BKTIK di SMA Negeri 1. Pertama, jika terjadi trouble pada koneksi internet, LMS tidak bisa digunakan karena akses internet ini menjadi kebutuhan penting dalam pelaksanaan LMS. Kedua, kendala lain adalah terjadinya pemadaman listrik. Komputer tidak dapat berfungsi jika listrik padam. Meskipun sudah dibantu dengan UPS yang disediakan pihak SMA Negeri 1 Salatiga, namun hanya bisa bertahan selama 10 menit saja. Hal ini juga akan menghambat pelaksanaan LMS. Ketiga, kadang terjadi trouble pada server. Menurut guru BKTIK, trouble yang terjadi disebabkan oleh kerja server cukup berat karena satu server menampung 40 komputer, guru BKTIK menambahkan untuk kriteria ideal pembagian server agar bisa bekerja maksimal seharusnya satu server untuk menampung 20 komputer.

Dampak Penerapan LMS

Dampak dari penerapan media pembelajaran berbasis LMS ini adalah adanya perkembangan sistem pembelajaran di sekolah, dimana pembelajaran berbasis internet ini juga mulai diikuti oleh beberapa guru mapel lain yang juga tertarik menerapkan media pembelajaran berbasis internet. Guru mapel lain tertarik menggunakan LMS dikarenakan guru bisa memberikan tambahan materi pembelajaran diluar jam sekolah. Selain itu, kefektifan serta efisiensi waktu menjadi pertimbangan beberapa guru mata pelajaran lain untuk menerapkan LMS. Pertimbangan lain adalah kelebihan pada platform LMS Quipper School yang juga menyediakan materi mata pelajaran umum yang sesuai K13. Materi yang sudah ada dalam platform tersebut, tersedia dalam versi KTSP dan K13 antara lain dari mata pelajaran biologi, fisika, kimia, matematika, sejarah, sosiologi, ekonomi dan bahasa Indonesia.

5. Pembahasan

Penerapan LMS di BKTIK di SMA Negeri 1 Salatiga awalnya dilatarbelakangi oleh kurangnya jam tatap muka dalam rangka memfasilitasi siswa dengan keterampilan TIK. Memang LMS cukup efisien dalam mengatasi permasalahan waktu. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Ismaniati dan Isdiyarto bahwa dengan media pembelajaran berbasis LMS ini membuat pembelajaran menjadi berkualitas, efektif dan efisien. Efisiensi waktu ini didukung oleh adanya fitur penyampaian materi dalam LMS dimana guru dapat memberikan materi kepada siswa tanpa tatap muka. Selain fitur tersebut terdapat fitur-fitur lain yang juga tidak kalah bermanfaat dan dapat digunakan dalam penerapan LMS. Hal ini secara tidak langsung juga mempermudah kerja guru. Ini merupakan salah satu keunggulan pembelajaran berbasis teknologi yaitu membantu mempermudah kinerja dalam pembelajaran seperti penyampaian materi dan evaluasi pembelajaran[7].

(17)

dan sasaran yang ingin dicapai guru. Padahal jika dimanfaatkan dengan baik, fitur ini dapat membantu guru dalam pengelolaan kelasnya sehingga lebih terstruktur dalam pembelajaran. Penerapan LMS di BKTIK di SMA Negeri 1 Salatiga di dukung dengan fasilitas yang telah sesuai dengan kriteria LMS[8]. Bahkan fasilitas yang ada di SMA Negeri 1 Salatiga lebih dari kriteria minimun yang dibutuhkan. Untuk jaringan internet yang digunakan di SMA Negeri 1 dikategorikan dalam kategori cepat untuk penggunaan media LMS. Penggunaan kabel LAN antar komputer juga lebih pendek dari kriteria minimum, sehingga akses transmisi datanya juga cepat karena jarak antar kabel LAN tidak terlalu jauh. Fasilitas pendukung lainnya seperti headset dan microphone juga terdapat dalam penerapan LMS di SMA yang juga menjadi poin plus dalam penerapan LMS dikarenakan tidak semua sekolah menambahkan fasilitas tambahan ini.

Dari hasil penelitian juga ditemukan beberapa manfaat penerapan LMS yang diantaranya adalah inovasi pembelajaran, efisiensi waktu, pembaruan materi belajar yang dapat dilakukan kapan saja, peningkatan kemandirian siswa, peningkatan minat belajar siswa dan peningkatan keterampilan TIK siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Syamsuar yang menunjukkan bahwa dengan LMS, organisasi materi pembelajaran dapat dilakukan dengan baik, penghematan waktu, evaluasi siswa dapat dilakukan dengan efektif, dan peningkatan ketersediaan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa[3].

Kriteria yang diberikan oleh Raharja[8] mengenai fasilitas yang dibutuhkan dalam penerapan LMS, terutama dalam penggunaan server memang tidak disebutkan secara detail. Akan tetapi, dari hasil penelitian ditemukan bahwa terbatasnya server juga menjadi kendala dalam pelaksanaan LMS bila terjadi trouble yang diakibatkan oleh kerja server yang berat. Dari pengalaman tersebut, guru menyarankan untuk menambah server dimana kriteria yang ideal untuk penerapan LMS satu server untuk menampung 20 komputer dalam lab.

Untuk penggunaan lab komputer di SMA Negeri 1 lebih bebas dibandingkan dengan sekolah lain, yang biasanya lab komputer digunakan untuk kegiatan TIK saja. Di SMA Negeri 1, lab komputer bisa digunakan siswa kapan saja selama lab komputer tidak sedang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar oleh guru., sehingga siswa dapat mencari materi materi pelajaran lain yang mereka tidak ketahui melalui komputer sekolah yang terkoneksi dengan internet. Selain itu, mereka juga dapat tetap berkomunikasi dengan guru BKTIK dalam LMS untuk berkonsultasi mengenai kesulitan yang mereka temui berkaitan dengan TIK.

(18)

6. Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Salatiga menunjukkan bahwa (1) penggunaan LMS di SMA Negeri 1 awalnya bertujuan untuk mengatasi kurangnya jam BKTIK disekolah. (2) Fitur LMS sudah dimanfaatkan di BKTIK SMA Negeri 1 antara lain fitur penyampaian materi, penilaian, ujian online, pengumpulan feedback serta komunikasi kecuali fitur administrasi. (3) Fasilitas yang ada di SMA Negeri 1 sudah memenuhi kriteria untuk penerapan LMS. (4) Manfaat penerapan LMS antara lain inovasi pembelajaran, efisiensi waktu, pembaruan materi belajar yang dapat dilakukan kapan saja, peningkatan kemandirian siswa, peningkatan minat belajar siswa dan peningkatan keterampilan TIK siswa. (5) Kendala yang dihadapi dalam penerapan LMS di BKTIK SMA Negeri 1 adalah saat terjadi gangguan internet, pemadaman listrik dan gangguan server. (6) Penerapan LMS juga memberikan dampak untuk perkembangan sistem sekolah dimana beberapa guru mata pelajaran lain juga belajar menerapkan LMS dikarenakan manfaat dari LMS.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran. Pertama, hendaknya guru dapat memanfaatkan secara maksimal fitur-fitur LMS mengingat setiap fitur memiliki manfaat yang penting. Kedua, berdasarkan kendala yang ditemukan mengenai penggunaan server bisa ditambahkan jumlahnya idealnya satu server untuk menampung 20 komputer. Ketiga, mengingat ketertarikan guru mata pelajaran lain terhadap LMS, diharapkan guru TIK dapat memfasilitasi dan membimbing guru lain agar mampu menggunakan media berbasis LMS ini sehingga nantinya pembelajaran berbasis teknologi dapat dilaksanakan menyeluruh pada setiap mata pelajaran tidak hanya BKTIK. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya dapat melihat pemanfaatan LMS oleh siswa yang tidak terbatas hanya dalam lingkungan sekolah saja.

7. Daftar Pustaka

[1] Ismaniati, Christina. (2013). Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran. (Online). Diakses tanggal 30 Januari 2017 dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/131656344 /penelitian/Penggunaan+Teknologi+Informasi+dan+komunikasi+dalam+peni ngkatan+kualitas+pembelajaran.pdf

[2] Riyana, Cepi. (2011). Pengembangan Learning Management System (LMS) Untuk Meningkatan Mutu Layanan Pembelajaran Media Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan. (Online). Diakses tanggal 20 Oktober 2016 dari

(19)

[3] Syamsuar, Dedy. (2010). “Pemanfaatan Learning Management System (LMS) pada Matakuliah Software Quality Assurace. Jurnal Sistem Informasi, 2(2), 258-271.

[4] Jati, Gumawang. (2013). “Learning Management System (Moodle) And E-Learning Content Development. Jurnal Sosioteknologi, 12(28), 277-289. [5] Isdiyarto, Agus Purwanto. (2010). “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis

Elearning Untuk Meningkatkan Perkuliahan Dasar Instalasi Listrik. Jurnal Penelitian Pendidikan, 27(2), 178-183.

[6] Sanaki, Hujair A.H. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

[7] Muhammad, Albab Adib. 2012. Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Islamic Courseware Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Materi Akhlak Terpuji Dalam Pergaulan Remaja Di Kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah-IAIN Walisongo Semarang

[8] Raharja, Setya dkk. (2011). “Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System Dengan Pengembangan Software Moodle Di Sma Negeri Kota Yogyakarta”. Jurnal Kependidikan,41(1), 55-70.

[9] Iswindarti, Peny. (2015). Learning Management System (LMS). (Online). Diakses 3 April 2017 dari http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index .php/menuutama/teknologi-informasi/1394-lms

Gambar

Tabel 1 Kriteria minimum standar perangkat keras pendukung penerapan LMS
Gambar 1  Contoh fitur penyampaian materi
Gambar 2  Contoh fitur penilaian yang tersedia dalam Platform LMS
gambar yang menunjukkan hasil pengumpulan tugas ketrampilan siswa untuk mendesain sebuah desain baju yang diterima oleh guru
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perlu disampaikan sesuai dengan Permendiknas Nomor 48 Tahun 2009 dan Nomor l7 Tahun 2011, ditetapkan bahwa pemberian tugas belajal dan beasiswa tidak dapat diperpanjang untuk

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi query data pada aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Online STMIK AKBA, sehingga proses pencarian dan menampilkan

Kajian-kajian meta analisis di Barat kebanyakanan para pakar psikologi transfortasi belum menunjukan kesamaan hasil kajian tentang faktor personaliti big five apa

Imports of credibility of the European Commission and the International Monetary Fund has provided the funding of Romanian economy, a funding positively reflected

D-sorbose is known as reactive reducing sugar to react with amino acids to.. generate

Persoalan  masyarakat  plural  sangat  berkaitrapat  dengan  latar  belakang  dan  sejarah  bermulanya  pembentukan  identiti  etnik  ( identity  formation)   di 

KEMAMPUAN MENULIS BAHASA JEPANG MENGGUNAKAN FOTO MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu