BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif
menggunakan data rekam medis.
3.2. Waktu dan tempat
Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSUP.H. Adam Malik Medan. Penelitian dimulai pada bulan November
2013.
3.3. Subyek Penelitian
Seluruh ibu yang melahirkan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan pasien rujukan paska melahirkan ke RSUP. H. Adam Malik Medan. Subjek
penelitian adalah ibu yang melahirkan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan
pasien rujukan paska melahirkan ke RSUP. H. Adam Malik Medan. Yang
diperoleh dari catatan medik RSUP. H. Adam Malik Medan selama
periode 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2012.
3.4. Cara Penelitian 3.4.1. Pengumpulan Data
Data sekunder diperoleh dari Catatan Rekam Medis RSUP. H.
Adam Malik Medan mulai 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2012.
3.4.2. Pengolahan Data
Data diolah dengan analisis statistik secara komputerisasi.
Analisis data meliputi statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis
dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat analisis regresi logistik
berganda. Menggunakan program SPSS 18 (bermakna jika nilai p<0,05,
3.5. Batasan Operasional
1. Kematian maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu selama hamil
dan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, disebabkan oleh
komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas atau penanganannya dan
penyakit yang diderita sebelum atau selama kehamilan.
2. Komplikasi kehamilan adalah komplikasi yang terjadi selama kehamilan
terakhir : perdarahan, preeklamsia/ eklamsia, infeksi, ketuban pecah dini
dan hipertensi gestasional.
3. Komplikasi persalinan adalah komplikasi yang terjadi selama proses
persalinan : perdarahan, partus lama, infeksi,preeklamsia/ eklamsia,
syok, kelainan letak yang terjadi menjelang atau pada saat persalinan.
4. Komplikasi nifas adalah komplikasi yang terjadi dalam waktu 42 hari
setelah berakhirnya kehamilan : infeksi nifas, preeklamsia/ eklamsia,
perdarahan pada masa nifas.
5. Usia Ibu adalah usia ibu saat kehamilan terakhir yang diperoleh dari
catatan medis. Usia dihitung dalam tahun berdasarkan ulang tahun
terakhir.
6. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu.
7. Jarak kehamilan adalah rentang waktu antara kehamilan sebelumnya
dengan kehamilan terakhir ( dalam satuan bulan) .
8. Riwayat Penyakit Ibu adalah riwayat penyakit yang diderita ibu sebelum
atau selama kehamilan terakhir yang akan memberikan pengaruh pada
kehamilan atau akan diperberat oleh kehamilan tersebut.
9. Pemeriksaaan antenatal adalah jumlah pemeriksaan ANC yang
dilakukan pada ibu selama masa kehamilan.
10. Penolong pertama persalinan adalah orang yang pertama kali
memberikan pertolongan pada saat ibu melahirkan.
11. Cara persalinan adalah cara ibu melahirkan pada saat persalinan
terakhir, yaitu persalinan spontan atau persalinan dengan tindakan(
manual aid, ekstraksi vakum, seksio sesaria).
12. Tempat persalinan adalah tempat dimana ibu hamil melakukan
13. Pelaksanaan rujukan saat terjadi komplikasi adalah pemindahan ibu
hamil, bersalin atau nifas ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap peralatan, dengan tenaga penolong yang lebih ahli.
14. Pendidikan ibu adalah pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani
ibu sampai saat persalinan terakhir.
15. Pekerjaan tetap adalah pekerjaan yang memiliki penghasilan rutin setiap
bulan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
16. Wilayah tempat tinggal adalah wilayah dimana ibu berdomisili, dibedakan
menjadi daerah pedesaan dan perkotaan/ibukota kabupaten.
3.5.1. Skala pengukuran Variabel Determinan Jauh
• Tingkat Pendidikan
Pendidikan formal < 9 tahun
Pendidikan formal > 9 tahun
• Pekerjaan suami Pekerjaan tetap
Pekerjan tidak tetap/ tidak bekerja
Determinan Antara • Usia ibu :
< 20 tahun atau > 35 tahun
20 – 35 tahun
• Paritas
Paritas 2 – 3
Paritas 1 dan >4
• Jarak kehamilan < 24 bulan
>24 bulan
• Frekuensi ANC
Jumlah kunjungan ANC > 4 kali
Tempat Tinggal
Pedesaan
Perkotaan
Status rujukan
Dirujuk
Tidak dirujuk (datang sendiri)
Tempat persalinan
RSHAM
Diluar RSHAM
Penolong Pertama Persalinan
Dokter
Bidan
Riwayat Penyakit Sistemik Ibu
Ada
Tidak ada Determinan Hasil
Jenis Persalinan
Persalinan dengan tindakan
Persalinan Spontan
Komplikasi Pada Masa Kehamilan
Ada
Tidak Ada
Komplikasi Pada Masa Persalinan
Ada
Tidak Ada
Komplikasi Pada Masa Nifas
Ada
3.6. Alur Penelitian
BAB IV
Data Rekam Medik Sejak 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2012
• Faktor Risiko Kematian Maternal
(1) Determinan Jauh yang meliputi: pendidikan ibu dan pekerjaan suami
(2)Determinan Antara yang meliputi: usia ibu, paritas, tempat tinggal, status
rujukan, jumlah kunjungan antenatal care (ANC), jarak kehamilan,
penolong persalinan pertama, tempat persalinan dan riwayat
penyakit ibu
(3) Determinan Hasil yang meliputi: jenis persalinan,
komplikasi dalam kehamilan,
komplikasi persalinan, dan kompikasi pada masa nifas.
Ibu meninggal Ibu hidup
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian tentang jumlah kematian maternal serta
penyebab kematian maternal di RSUP.H. Adam Malik Medan dengan
melakukan pengambilan data rekam medik mulai Januari 2010 – Desember
2012 untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kematian maternal yang terjadi
di RSUP. H. Adam Malik Medan berdasarkan faktorfaktor yang meliputi
determinan jauh, determinan antara dan determinan hasil sebagai faktor risiko
terjadinya kematian ibu.
Didapatkan sebanyak 681 rekam medik yang lengkap selama 3 tahun
(2010-2012), dengan jumlah kematian ibu sebanyak 37 kasus. Kemudian
dilakukan tabulasi dan analisa data univariat, bivariat, dan multivariat dengan
menggunakan program computer SPSS 18 ( bermakna jika p< 0,05,CI 95% ).
4.1 Karakteristik Penyebab Kematian Maternal Tabel 4.1 Penyebab kematian maternal
Penyebab kematian ibu N %
• Preeklamsi/eklamsia 20 54.1
• Infeksi 7 18.9
• Penyakit jantung 6 16.2
• Perdarahan 2 5.4
• Penyebab lainnya 2 5.4
_________________________Total_________37_______________100
Penyebab kematian terbanyak adalah preeklamsia / eklamsia sebanyak
20 kasus (54,1%), infeksi sebanyak 7 kasus (18,9%), penyakit jantung
sebanyak 6 kasus (16,2%), perdarahan sebanyak 2 kasus (5,4%) dan
oleh Nasution NH dan Effendi IH di RSUP. H. Adam Malik Medan, dimana
penyebab utama kematian maternal adalah preeklamsia/eklamsia.6,7 Penelitian
di RSU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang, terdapat 109 kasus kematian
maternal (2005–2009), dengan penyebab kematian tertinggi adalah
preeklamsia/eklamsia (50%), perdarahan (28%).20
4.2.Hubungan Determinan Jauh Dengan Kondisi Ibu Bersalin
Tabel 4.2. Tabulasi silang antara determinan jauh dengan kondisi ibu bersalin.
Determinan jauh Kondisi Ibu Bersalin
Keterangan
meninggal hidup jumlah
Pendidikan
• formal < 9 tahun 17 (45,9%) 194 (30,1%) 211(30,9%) p=0,04*
• formal > 9 tahun 20 (54,1%) 450 (69,9%) 470 (69,1%) OR=1,97
Total 37 (100%) 644 (100%) 681 (100%)
Pekerjaan suami
• Tetap 4 (10,8%) 74 (11,5%) 78 (11,4%) p=1*
• Tidak 33 (89,2%) 570 (88,5%) 603 (88,6%) OR=1,07
Total 37 (100%) 644 (100%) 681 (100%)
*chi square test
Berdasarkan determinan jauh, secara statistik dengan uji Chi-square
faktor pendidikan ibu berhubungan secara signifikan dengan hasil dari
persalinan (p<0,05) dengan probabiliti lebih tinggi 1,97 kali pada ibu dengan
pendidikan formal yang lebih rendah.
Dilihat dari faktor pekerjaan suami, persentase hasil persalinan yang
meninggal dari pekerjaan suami yang tidak tetap lebih besar daripada yang
memiliki pekerjaan tetap namun secara statistik dengan uji Chi-square faktor
pekerjaan suami tidak berhubungan secara signifikan dengan hasil dari
persalinan (p>0,05).
Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Kemenkes RI bahwa
tinggal di tempat terpencil, dan mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk
memperjuangkan kehidupannya sendiri. 11,31
4.3.Hubungan Determinan Antara Dengan Kondisi Ibu Bersalin
Tabel 4.3. Tabulasi silang antara determinan antara dengan kondisi ibu bersalin.
Determinan Antara Kondisi Ibu Bersalin
Meninggal Hidup Jumlah Keterangan
• tidak dirujuk 16 (43,3%) 570 (88,5%) 586 (86,1%) OR=10,11
Total 37 (100%) 644 (100%) 681 (100%)
Tempat persalinan
• RSHAM 31 (83,8%) 641 (99,5%) 672 (98,6%) p = 0,001* OR = 41,35
• Diluar RSHAM 6 (16,2%) 3 (0,5%) 9 (1,4%)
Total 37 (100%) 644 (100%) 681 (100%)
Penolong pertama persalinan
• Bidan 1 (2,7%) 3 (0,5%) 4 (0,6%) p = 0,083*
OR= 5,935
• Dokter 36 (97,3%) 641 (99,5%) 677 (99,4%)
Total 37 (100%) 644 (100%) 681 (100%)
Riwayat Penyakit Sistemik Ibu
• Ada 14 (37,8%) 61 (9,5%) 75 (11%) p = 0,001*
OR = 5,818
• Tidak ada 23 (62,2%) 583 (90,5%) 606 (89%)
Total 37 (100%) 644 (100%) 681 (100%)
*chi square test
Berdasarkan determinan antara, persentase ibu yang meninggal pada
kelompok umur <20 tahun dan >35 tahun lebih kecil daripada persentase ibu
pada kelompok umur 20 – 35 tahun, namun secara statistik dengan Chi-square
faktor umur ibu tidak ada hubungan secara signifikan dengan hasil dari
persalinan (p>0,05).
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat
menyatakan bahwa kematian maternal akan meningkat 4 kali lipat pada ibu
yang hamil pada usia 35–39 tahun bila dibanding wanita yang hamil pada usia
20–24 tahun.Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia
berisiko untuk hamil dan melahirkan. Wanita yang melahirkan pada usia 14
tahun mengalami resiko kematian saat melahirkan sebesar 5 sampai 7 kali.
Sedangkan wanita yang melahirkan pada usia antara 15 sampai 19 tahun
tingkat kematian tersebut disebabkan oleh preeklampsia, perdarahan post
partum, sepsis, infeksi HIV dan malaria.11,13,21
Pada faktor paritas terhadap kematian ibu persentasenya lebih tinggi
pada ibu dengan paritas 1 dan >3 namun secara statistik dengan uji Chi-square
tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan dengan hasil dari
persalinan (p>0,05). Sama halnya yang disebutkan oleh Saifudin bahwa
paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas ≤ 1 (belum pernah melahirkan/baru melahirkan pertama kali)
dan paritas >
Pada faktor jarak kehamilan terhadap kematian ibu persentasenya lebih
tinggi pada ibu dengan jarak kehamilan <24 bulan namun secara statistik
dengan uji Chi-square tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan
dengan hasil dari persalinan (p>0,05). Jarak antar kehamilan yang kurang
dari 2 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian maternal
(Kemenkes RI, 2004). Persalinan dengan interval kurang dari 24 bulan
merupakan kelompok resiko tinggi untuk perdarahan postpartum, kesakitan,
dan kematian ibu (Kemenkes RI, 2004)
4 memiliki angka kematian maternal lebih tinggi. Paritas ≤ 1
dan usia muda berisiko karena ibu belum siap secara medis maupun secara
mental, sedangkan paritas di atas 4 dan usia tua, secara fisik ibu mengalami
kemunduran untuk menjalani kehamilan .2,11,31
Faktor jumlah pemeriksaan ANC terhadap kematian ibu persentasenya
sedikit lebih rendah pada ibu dengan jumlah ANC <4 kali namun secara statistik
dengan uji Chi-square tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan
dengan hasil dari persalinan (p>0,05).
Demikian juga berdasarkan faktor asal tempat tinggal terhadap kematian
ibu menunjukkan bahwa kematian ibu hamil dari desa persentasenya sedikit
lebih tinggi dari pada ibu yang dari kota, namun secara statistik dengan uji
Chi-square tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan dengan hasil
dari persalinan (p>0,05).
Bila dilihat dari faktor rujukan, maka persentase ibu yang dari rujukan
lebih banyak yang mengalami kematian dibandingkan dengan ibu yang tidak
hubungan yang signifikan dengan hasil persalinan (p<0,05). Probabiliti
kematian ibu yang dari rujukan lebih besar 10,11 kali dibandingkan dengan
yang tidak berasal dari rujukan.
Jumlah ANC, tempat tinggal, dan rujukan merupakan beberapa indikator
akan akses pelayanan kesehatan. Hal ini menjadi salah satu faktor penentu
kesehatan maternal dimana terjangkaunya akses terhadap tempat pelayanan
kesehatan, seperti lokasi dimana ibu dapat memperoleh pelayanan
kontrasepsi, pemeriksaan antenatal, pelayanan kesehatan primer atau
pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia di masyarakat .2,13
Berdasarkan faktor tempat persalinan, maka persentase ibu yang
bersalin di luar RSHAM lebih sedikit yang mengalami kematian dibandingkan
dengan ibu yang bersalin di RSHAM dan secara statistik dengan uji Chi-square
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan hasil persalinan
(p<0,05). Probabiliti kematian ibu yang dari rujukan lebih besar 41,36 kali
dibandingkan dengan yang berasal dari luar RSHAM.
Berdasarkan faktor penolong pertama persalinan antara dokter dan
bidan, secara statistik dengan uji Chi-square menunjukkan tidak adanya
hubungan yang signifikan penolong pertama persalinan dengan hasil persalinan
(p>0,05).
Berdasarkan faktor riwayat penyakit sistemik ibu, maka persentase ibu
dengan riwayat penyakit sistemik lebih sedikit yang mengalami kematian
dibandingkan dengan ibu yang tidak ada riwayat penyakit sistemik namun
secara statistik dengan uji Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan dengan hasil persalinan (p<0,05) serta probabiliti kematian ibu yang
dengan riwayat penyakit sistemik lebih besar 5,818 kali dibandingkan dengan
yang tidak ada riwayat penyakit sistemik.
Hal ini selaras dengan fakta bahwa status kesehatan ibu berpengaruh
terhadap kejadian kematian ibu meliputi status gizi, anemia, penyakit yang
diderita ibu, dan riwayat komplikasi pada kehamilan dan persalinan
4.4.Hubungan Determinan Hasil Dengan Kondisi Ibu Bersalin
Tabel 4.4. Tabulasi silang antara determinan hasil dengan kondisi ibu bersalin.
Determinan Hasil Kondisi Ibu Bersalin
Keterangan
Meninggal Hidup Jumlah
Jenis Persalinan
Berdasarkan determinan hasil, persentase ibu yang meninggal pada
kelompok dengan persalinan dengan tindakan lebih besar daripada persentase
ibu pada kelompok yang partus spontan, dan secara statistik dengan uji
Chi-square faktor jenis persalinan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
dengan hasil dari persalinan (p<0,05). Probabiliti kematian ibu dengan partus
spontan sebesar 0,327 kali dibandingkan dengan jenis persalinan dengan
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase ibu yang meninggal pada
kelompok dengan komplikasi kehamilan lebih besar daripada persentase ibu
pada kelompok yang tidak ada komplikasi kehamilan, dan secara statistik
dengan uji Chi-square faktor komplikasi kehamilan menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan dengan hasil dari persalinan (p<0,05). Probabiliti
kematian ibu dengan adanya komplikasi kehamilan lebih besar 3,49 kali
dibandingkan dengan yang tidak ada komplikasi kehamilan.
Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian bahwa komplikasi kehamilan
merupakan penyebab langsung kematian maternal. Komplikasi kehamilan
yang sering terjadi yaitu perdarahan, preeklamsia/ eklamsia, dan
infeksi.14,15,26,27,28,29
Bila ditinjau dari faktor komplikasi persalinan, persentase ibu yang
meninggal pada kelompok dengan tidak ada komplikasi persalinan relative lebih
besar daripada yang ada komplikasi persalinan, namun secara statistik dengan
uji Chi-square faktor komplikasi persalinan menunjukkan tidak adanya
hubungan yang signifikan dengan hasil dari persalinan (p>0,05).
Berbeda dengan faktor komplikasi nifas, menunjukkan bahwa
persentase ibu yang meninggal lebih besar pada kelompok dengan adanya
komplikasi nifas dan secara statistik dengan uji Chi-square faktor komplikasi
nifas menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan hasil dari
persalinan (p<0,05). Probability kematian ibu dengan adanya komplikasi nifas
lebih besar 685,71 kali dibandingkan dengan yang tidak ada komplikasi nifas.
Hal ini sesuai bahwa komplikasi yang timbul pada persalinan dan masa nifas
merupakan penyebab langsung kematian maternal. Komplikasi yang terjadi
menjelang persalinan, sesaat dan setelah persalinan terutama adalah
perdarahan, partus macet atau partus lama dan infeksi akibat trauma pada
ANALISIS MULTIVARIAT
Analisis multivariat dalam penlitian ini menggunakan uji regresi logistik
berganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk mengalisis
pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik
yang bersifat dikotom atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model
prediksi regresi logistik berganda metode Enter adalah variabel yang
mempunyai nilai p<0,25 pada analisis bivariatnya.
4.5. Pengaruh Determinan Jauh, Antara, dan Hasil Terhadap Kematian Ibu. Tabel 4.5 Pengaruh determinan jauh, antara dan hasil terhadap kematian
ibu.
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Pendidikan 1,126 ,827 1,854 1 ,173 3,083
Paritas ,023 ,249 ,008 1 ,927 1,023
Umur 1,442 ,825 3,050 1 ,081 4,227
Tempatpersalinan(1) -19,045 16481,909 ,000 1 ,999 ,000
Pnlongpertamapersalinan(1) 19,272 16481,909 ,000 1 ,999 2,343E8
Statusdirujukatautidak(1) -,846 ,773 1,199 1 ,274 ,429
Peny_Sistemik 3,815 ,901 17,919 1 ,000 45,361
Klp_jenispersalinan ,714 ,777 ,846 1 ,358 2,043
KomplikasiKehamilan(1) -2,310 ,843 7,514 1 ,006 ,099
Komplikasinifas(1) -7,515 1,119 45,113 1 ,000 ,001
Constant -5,497 2,984 3,393 1 ,065 ,004
*Uji regresi logistik berganda
Berdasarkan analisis bivariat diketahui dari kesepuluh faktor
berdasarkan determinan jauh, antara, dan hasil yaitu pendidikan ibu, paritas,
umur ibu, status rujukan, tempat persalinan, penolong pertama persalinan,
riwayat penyakit sistemik pada ibu, jenis persalinan, komplikasi kehamilan, dan
komplikasi nifas mempunyai nilai p<0,25, sehingga kesepuluh faktor tersebut
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 81,186a ,261 ,759
Tabel 4.6 Faktor ibu yang paling berpengaruh terhadap kematian ibu
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Komplikasi Kehamilan -2,008 ,751 7,158 1 ,007 ,134
Komplikasi nifas -7,199 ,867 68,896 1 ,000 ,001
Peny. Sistemik 3,148 ,784 16,119 1 ,000 23,280
Constant ,502 1,223 ,169 1 ,681 1,653
*Uji regresi logistik berganda
Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda diperoleh faktor riwayat
penyakit sistemik pada ibu, komplikasi kehamilan, dan komplikasi nifas paling
berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu dengan nilai p<0,05.
Variabel komplikasi kehamilan mempunyai nilai koefisien regresi -2,008,
dengan nilai p=0,007 dan nilai Exp(B) =0,134, berarti ibu hamil dengan ada
komplikasi kehamilan mempunyai kemungkinan untuk meninggal 0,134 kali
dibandingkan dengan ibu hamil dengan tidak ada komplikasi kehamilan.
Variabel komplikasi nifas mempunyai nilai koefisien regresi -7,199,
dengan nilai p=0,001 dan nilai Exp(B) =0,001, berarti ibu hamil dengan ada
komplikasi nifas mempunyai kemungkinan untuk meninggal 0,001 kali
dibandingkan dengan ibu hamil dengan tidak ada komplikasi nifas.
Variabel penyakit sistemik yang diderita ibu mempunyai nilai koefisien
regresi 3,148 dengan nilai p= 0,0001 dan nilai Exp(B) =23,28, berarti ibu hamil
dengan ada penyakit sistemik mempunyai kemungkinan untuk meninggal lebih
besar yaitu 23,28 kali dibandingkan dengan ibu hamil dengan tidak ada
penyakit sistemik. Berdasarkan koefisien Nagelkerke R Square diperoleh
bahwa komplikasi kehamilan, komplikasi nifas, dan penyakit sistemik
mempunyai pengaruh sebesar 75,9% terhadap kejadian meninggalnya ibu
Berdasarkan nilai koefisien regresi (β) masing-masing variabel yang berpengaruh signifikan dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3
Y = 0,502 - 2,008 (X1) -7,199 (X2) + 3,148 (X3)
Y = Kematian ibu
X1 = Komplikasi kehamilan
X2 = Komplikasi Nifas
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil pengumpulan data secara retrospektif didapatkan 681
pasien obstetri dari Januari 2010 - Desember 2012 di RSUP. H. Adam
Malik Medan. Setelah dilakukan analisa statistik didapatkan faktor yang
mempunyai hubungan dengan kematian maternal adalah:
1. Faktor determinan jauh yang bermakna terhadap kematian ibu adalah
pendidikan formal.
2. Faktor determinan antara yang bermakna terhadap kematian ibu adalah
status rujukan, tempat persalinan, dan riwayat penyakit sistemik.
3. Faktor determinan hasil yang bermakna terhadap kematian ibu adalah
jenis persalinan, komplikasi kehamilan, dan komplikasi nifas.
4. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kematian ibu adalah faktor
penyakit sistemik pada ibu, faktor komplikasi kehamilan, dan komplikasi
nifas.
5.2. Saran
1. Untuk menurunkan angka kematian ibu sebaiknya ibu hamil dengan
penyakit sistemik harus dikendalikan terlebih dahulu penyakitnya
sebelum melaksanakan persalinan.
2. Pelaporan dan pencatatan rekam medis yang lebih lengkap dan baik
agar data penelitian selanjutnya mendapatkan rekam medis yang
lengkap.
3. Penanganan yang tepat selama persalinan untuk meminimalkan
komplikasi akan berpengaruh signifikan terhadap penurunan angka