• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tumbuhan penghasil minyak atsiri yang saat ini tumbuh di wilayah Indonesia hampir seluruhnya sudah dikenl masyarakat, bahkan beberapa jenis tumbuhan penghasil minyak atsiri menjadi bahan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri dihasilkan dari bagian tumbuhan tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga atau biji (Lutony dan Rahmayati, 1994).

Minyak atsiri adalah suatu substansi yang terkandung dalam tanaman yang memiliki aroma yang sangat spesifik. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena minyak ini sangat mudah menguap pada suhu kamar (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industri, antara lain industri kosmetik, seperti industri parfum, digunakan sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi, industri makanan digunakan sebagai penyedap atau penambah cita rasa dan industri farmasi atau obat-obatan. Meningkatnya ragam kegunaan dari minyak atsiri maka permintaan minyak atsiri akan tetap prospektif dimasa yang akan datang. Selain itu, sadarnya masyarakat untuk menggunakan minyak atsiri alami yang resikonya lebih aman dibandingkan minyak tiruan yang diproduksi secara sintesis sehingga banyak perusahaan yang memilih istilah back to nature untuk menggunakan minyak atsiri alami (Koensoemardiyah, 2010; Lutony dan Rahmayati, 1994).

(2)

2

Daun salam koja merupakan salah satu sumber penghasil minyak atsiri yang berasal dari suku rutaceae. Pohonnya (Murraya koenigii L. Spreng) belum banyak dikenal di Indonesia, hanya beberapa daerah saja seperti Aceh dan Sumatera Barat yang sudah mengenal pohon ini dengan baik sebab daun salam koja digunakan sebagai rempah penyedap masakan khas daerah ini (Anonima, 2013). Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap minyak atsiri daun salam koja ini. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Malaysia, daun salam koja segar mengandung 0,12% minyak atsiri dimana hasil analisis GC-MS meghasilkan dua komponen utama yaitu caryophyllen dan α-humulen yang merupakan golongan hidrokarbon sesquiterpen (Dikui, 2009). Menurut Chowdhurry, et al., (2008), komponen utama minyak atsiri dari daun salam koja yang cenderung memberikan rasa dan bau adalah pinen, sabinen, caryophyllen, cadinol dan cadinen. Nagappan, et al., (2012) menguji aktivitas minyak atsiri dari daun salam koja terhadap kemampuan menutup luka pada marmut, dimana minyak atsiri mempunyai kemampuan menutup luka karena mempunyai aktivitas antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik memanfaatkan daun salam koja sebagai bahan penelitian yang diambil dari daerah Tapak Tuan, Aceh Selatan dengan membandingkan hasil randemen dan perbedaan komponen antara daun yang masih segar dan yang sudah dikeringkan, karena perbedaan lingkungan (iklim, kondisi tanah, suhu) tempat tumbuh sampel dapat mempengaruhi komponen penyusun minyak atsiri suatu tumbuhan (Ketaren, 1985). Isolasi minyak atsiri dilakukan dengan penyulingan air (Water distillation), karena metode ini mudah dilakukan dan hingga kini masih banyak dilakukan oleh

(3)

3

pengrajin minyak atsiri di berbagai Negara, khususnya negara yag sedang berkembang termasuk Indonesia (Lutony dan Rahmayati, 1994). Pelaksanaan penelitian meliputi karakterisasi simplisia, isolasi dengan metode destilasi air serta analisis komponen minyak atsirinya secara Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. bagaimana karakteristik simplisia daun salam koja?

b. apakah ada perbedaan kadar minyak atsiri dan komponen minyak atsiri dari daun salam koja segar dan kering yang dianalisis secara GC-MS?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka hipotesisnya adalah:

a. karakteristik simplisia daun salam koja dapat ditentukan sesuai dengan karakterisasi yang terdapat pada Materia Medika Indonesia (MMI).

b. terdapat perbedaan kadar minyak atsiri dan komponen minyak atsiri dari daun salam koja segar dan kering yang dianalisis secara GC-MS.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a.

untuk mengetahui karakteristik simplisia daun salam koja sesuai dengan cara karakterisasi yang terdapat dalam Materia Medika Indonesia (MMI).

(4)

4

b. untuk mengetahui perbedaan kadar minyak atsiri dan komponen minyak atsiri yang diperoleh dari daun salam koja segar dan kering yang dianalisis secara GC-MS.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi tentang karakteristik simplisia, isolasi minyak atsiri dan analisis komponennya secara GC-MS dari daun salam koja segar dan kering serta bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang bahan alam penghasil minyak atsiri yang terdapat di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh atas peserta didik penerima Bantuan Biaya Personal Pendidikan Bagi Peserta Didik dari Keluarga Tidak Mampu Melalui Kartu

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami cara-cara menentukan selesaian umum persamaan diferensial tingkat satu derajat

Chern, Impact and implications of price policy and land degradation on agricultural growth in developing countries, 5 (1991) 311. Zhou, Z.Y., see

Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat

 Mampu menyusun, menyajikan dan mengevaluasi laporan keuangan grup entitas dan laporan perusahaan berdasarkan pada standar yang berlaku, serta menyusun laporan intern sesuai

Pemanfaatan media pembelajaran dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa prinsip sebagai berikut: (a) tidak ada satupun media yang paling baik untuk

 Prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud : Mahasiswa dapat menjelaskan dan mempraktekkan tahapan prosedur Pemeriksaan Aktiva Tetap dan

• Menggunakan bit yang terkiri dari sebuah untai biner untuk dapat menentukan sebuah bilangan memiliki nilai negatif atau positif (nilai tanda)1. • Jika bit terkiri bernilai 1 