MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
N O M O R : P M . 8 T A H U N 2 0 1 2 T E N T A N G
P E N Y E L E N G G A R A A N D A N P E N G U S A H A A N A N G K U T A N M U L T IM O D A
D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A M E N T E R I P E R H U B U N G A N ,
bahw a untuk m elaksanakan ketentuan P asal 5, P asal 7, P asal 9, P asal 12 ayat (6), dan P asal 30 P eraturan P em erintah N om or 8
T ahun 2011 tentang A ngkutan M ultim oda, perlu m enetapkan
P eraturan M enteri P erhubungan tentang P enyelenggaraan dan
P engusahaan A ngkutan M ultim oda dengan P eraturan M enteri
P erhubungan;
1. U ndang-U ndang N om or 23 T ahun 2007 tentang P erkeretaapian (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2007 N om or 65, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4722);
2. U ndang-U ndang N om or 17 T ahun 2008 tentang P elayaran
(Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2008 N om or 64, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4849);
3. U ndang-U ndang N om or 1 T ahun 2009 tentang P enerbangan
(Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2009 N om or 1, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4956);
4. U ndang-U ndang N om or 22 T ahun 2009 tentang Lalu Lintas D an A ngkutan Jalan (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun
2009 N om or 96, T am bahan Lem baran N egara R epublik
Indonesia N om or 5025);
6. P eraturan P residen N om or 47 T ahun 2009 tentang
P em bentukan dan O rganisasi K em enterian N egara,
sebagaim ana telah diubah dengan P eraturan P residen N om or 91 T ahun 2011;
7. P eraturan P residen N om or 24 T ahun 2010 tentang K edudukan,
T ugas, dan F ungsi K em enterian N egara serta S usunan
O rganisasi, T ugas, dan F ungsi E selon I K em enterian N egara sebagaim ana telah diubah dengan P eraturan P residen N om or 92 T ahun 2011;
8. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 49 T ahun 2005 tentang S istem T ransportasi N asional (S IS T R A N A S );
9. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 60 T ahun 2010 tentang O rganisasi dan T ata K erja K em enterian P erhubungan;
MEMUTUSKAN:
PERATURAN
MENTERI
PERHUBUNGAN
TENTANG
PENYELENGGARAAN
DAN
PENGUSAHAAN
ANGKUTAN
MULTIMODA.
BAB
I
KETENTUAN
UMUM
1. A ngkutan M ultim oda adalah angkutan barang dengan m enggunakan paling sedikit 2 (dua) m oda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokum en
angkutan m ultim oda dari satu tem pat diterim anya barang oleh badan usaha
angkutan m ultim oda ke suatu tem pat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerim a barang angkutan m ultim oda.
2. P em erintah P usat yang selanjutnya disebut P em erintah adalah P residen R epublik Indonesia yang m em egang kekuasaan pem erintahan negara R epublik Indonesia, sebagaim ana dim aksud dalam U ndang-U ndang O asar N egara R epublik Indonesia T ahun 1945.
3. P em erintah P rovinsi adalah G ubernur dan P erangkat O aerah sebagai unsur
penyelenggara pem erintahan provinsi.
4. B adan usaha angkutan m ultim oda N asional adalah B adan U saha M ilik N egara, B adan U saha M ilik O aerah, atau B adan H ukum Indonesia yang khusus didirikan untuk angkutan m ultim oda.
6. A sosiasi adalah asosiasi badan usaha angkutan m ultim oda atau perusahaan jasa angkutan transportasi
(freight forwarder)
dan penyedia jasa logistik.7. A gen adalah B adan H ukum Indonesia yang ditunjuk oleh badan usaha angkutan
m ultim oda berdasarkan perjanjian kerja sam a.
8. P engguna Jasa adalah orang perseorangan atau badan hukum yang m enggunakan
jasa angkutan m ultim oda berdasarkan perjanjian.
9. B arang adalah setiap benda yang m erupakan m uatan angkutan m ultim oda, baik berupa petikem as, palet, atau kem asan bentuk lain term asuk hew an hidup.
10. M enteri adalah M enteri P erhubungan.
11. Standard Trading Conditions
(S T C ) adalah berbagai ketentuan m engenal Jasa angkutan barang yang disusun oleh asosiasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.P engaturan penyelenggaraan dan pengusahaan angkutan m ultim oda dalam P eraturan M enteri ini m eliputi:
1. K egiatan A ngkutan M ultim oda;
2. P endaftaran B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing; 3. P endaftaran B adan U saha A ngkutan M ultim oda N asional; 4. P elaksanaan K egiatan A ngkutan M ultim oda A sing;
5. D okum en A ngkutan M ultim oda;
6. Standar Trading Conditions
(S T C );7. T ata C ara P em berian R ekom endasi
Standar Trading Conditions
(S T C );1. P ersyaratan Izin U saha A ngkutan M ultim oda; 2. S um ber D aya M anusia;
3. T ata C ara P engajuan P erm ohonan Izin U saha A ngkutan M ultim oda; 4. K ew ajiban, H ak dan T anggung Jaw ab B adan U saha A ngkutan M ultim oda; 5. S anksi A dm inistratif;
6. P em binaan B adan U saha A ngkutan M ultim oda; 7. K etentuan P eralihan;
B A B III
P E N Y E L E N G G A R A A N A N G K U T A N M U L T I M O C A
B a g ia n P e rta m a
K e g ia ta n A n g k u ta n M u ltim o d a
(1) A ngkutan m ultim oda hanya dapat dilakukan oleh badan usaha angkutan m ultim oda.
(2) A ngkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh:
a. B adan U saha A ngkutan M ultim oda N asional. b. B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing.
(3) K egiatan angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m eliputi kegiatan yang dim ulai sejak diterim anya barang oleh B adan U saha A ngkutan M ultim oda dari P engguna Jasa A ngkutan M ultim oda sam pai dengan diserahkannya barang kepada P enerim a B arang A ngkutan M ultim oda dari B adan U saha A ngkutan M ultim oda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam dokum en angkutan m ultim oda.
(4) D alam m enyelenggarakan kegiatan angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pad a ayat (3) bad an usaha angkutan m ultim oda bertanggung jaw ab terhadap kegiatan penunjang angkutan m ultim oda yang m eliputi pengurusan:
a. transportasi; b. pergudangan; c. konsolidasi m uatan;
d. penyediaan ruang m uatan; dan/atau
e. kepabeanan untuk angkutan m ultim oda ke luar negeri dan ke dalam negeri.
(1) K egiatan angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 3 dapat
dilakukan dengan m enggunakan alat angkut m oda transportasi darat,
perkeretaapian, laut, dan/atau udara.
(2) A lat angkut m oda transportasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) terdiri atas kendaraan berm otor, kereta api, kapal, dan pesaw at udara.
(1) D alam m elaksanakan kegiatan angkutan m ultim oda nasional sebagaim ana dim aksud dalam P asal 3 ayat (2) huruf a, badan usaha angkutan m ultim oda nasional dapat m endirikan kantor perw akilan dan/atau m enunjuk agen.
(2) B adan usaha angkutan m ultim oda nasional sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapat m elayani angkutan m ultim oda di dalam negeri dan/atau ke luar negeri.
(3) B adan usaha angkutan m ultim oda dapat bertindak atas nam anya sendiri atau diw akili oleh kantor perw akilan atau agennya untuk m enandatangani dan m elaksanakan kontrak angkutan m ultim oda.
B adan usaha angkutan m ultim oda dalam m elaksanakan kegiatan angkutan m ultim oda dapat bekerjasam a dengan badan usaha angkutan jalan, penyeberangan, perkeretaapian, pelayaran, atau penerbangan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 4 ayat (3).
B adan usaha angkutan m ultim oda asing untuk beroperasi di Indonesia, w ajib m engajukan perm ohonan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing.
B adan usaha angkutan m ultim oda asing sebagaim ana dim aksud dalam P asal 7
m engajukan perm ohonan pendaftaran kepada M enteri m elalui S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan dengan m enggunakan form at m enurut C o n to h 1 pad a Lam piran P eraturan M enteri ini disertai dengan dokum en persyaratan sebagai berikut:
a. m em iliki akta pendirian perusahaan dari negara asal dan telah, beroperasi m inim al 5 (lim a) tahun di negara asal yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat otoritas;
b. nam a dan tem pat kedudukan pejabat pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing di negara asal;
C. nam a dan dom isili pem ilik usaha dan badan usaha angkutan m ultim oda asing
di negara asal;
e. m em iliki polis asuransi atau surat pernyataan telah m em enuhi kew ajiban untuk
m engasuransikan tanggung jaw abnya sesuai dengan ketentuan peraturan
f. m em iliki tenaga ahli yang kom peten di bidang angkutan m ultim oda yang dibuktikan dengan sertifikat internasional;
g. m em iliki izin kerja bagi tenaga ahli asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. m em iliki kondite yang baik di negara asal yang dibuktikan dengan surat keterangan dari negara asa!.
S urat persetujuan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing yang telah m em enuhi persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 8 diberikan oleh M enteri dengan m enggunakan form at m enurut C o n to h 2 pada Lam piran P eraturan M enteri ini.
D alam hal pengajuan perm ohonan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing sebagaim ana dim aksud dalam P asal 9 ditolak, M enteri m elalui S ekretaris Jenderal
K em enterian P erhubungan harus m em berikan jaw aban disertai dengan alasan
penolakan dengan m enggunakan form at m enurut C o n to h 3 pad a Lam piran P eraturan M enteri ini.
P em beritahuan dan penolakan perm ohonan pendaftaran badan usaha angkutan
m ultim oda asing sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10, disam paikan secara tertulis dalam jangka w aktu paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja dengan m enyertai alasan penolakan setelah perm ohonan dim aksud dinyatakan diterim a secara lengkap.
(1) P erm ohonan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing yang ditolak, dapat diajukan kem bali setelah seluruh persyaratan perm ohonan pendaftaran dilengkapi dalam jangka w aktu paling lam a 90 (sem bilan pU luh) hari kerja.
(2) A pabila dalam jangka w aktu 90 (sem bilan puluh) hari kerja belum dapat
m elengkapi seluruh persyaratan perm ohonan pendaftaran badan usaha angkutan
m ultim oda asing, m aka pengajuan perm ohonan pendaftaran dapat diajukan
kem bali dengan m elengkapi seluruh persyaratan perm ohonan pendaftaran badan
usaha angkutan m ultim oda asing dim aksud sebagaim ana dim aksud dalam
(1) M enteri m elalui S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan dapat m em batalkan surat persetujuan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing yang telah diterbitkan apabila dokum en angkutan m ultim oda yang digunakan sebagai dasar penerbitan surat persetujuan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 8 dinyatakan batal oleh instansi yang
berw enang dan/atau dinyatakan palsu.
(2) P em ilik atau pem egang surat persetujuan pendaftaran badan usaha angkutan
m ultim oda asing yang dinyatakan batal sebagaim ana pada ayat (1), harus
m engem balikan surat persetujuan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing tersebut kepada M enteri paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja.
M enteri tidak bertanggung jaw ab atas kebenaran m ateri dokum en angkutan m ultim oda yang disam paikan oleh pem ilik badan usaha angkutan m ultim oda asing.
P ersetujuan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing sebagaim ana dim aksud dalam P asal 9 harus dipasang pad a kantor usaha yang telah didaftar dan pada tem pat yang m udah dilihat oleh P engguna Jasa berupa rangkaian dari angka dan huruf yang m enunjukkan tahun pendaftaran, dan nom or surat persetujuan pendaftaran.
M enteri dan/atau pegaw ai yang bekerja di tem pat pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing dilarang m enjadi w akil dari pem egang hak atas badan usaha angkutan m ultim oda asing.
(1) B adan usaha angkutan m ultim oda nasional untuk beroperasi di negara anggota A S E A N , w ajib m endaftarkan usahanya kepada M enteri.
(3) B erdasarkan perm ohonan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), M enteri m enetapkan persetujuan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda nasional untuk beroperasi di negara anggota A S E A N dengan m enggunakan form at m enu rut
C o n to h 5 pad a Lam piran P eraturan M enteri ini.
B a g ia n K e e m p a t
P e la k s a n a a n K e g ia ta n A n g k u ta n M u ltim o d a A s in g P a s a l 1 8
(1) B adan usaha angkutan m ultim oda asing yang telah m em peroleh surat persetujuan
pendaftaran sebagaim ana dim aksud dalam P asal 9 dapat beroperasi
di Indonesia, dengan m enunjuk agen.
(2) B adan usaha angkutan m ultim oda asing sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapat
beroperasi hanya sam pai pada pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar
negeri, pelabuhan penyeberangan lintas batas negara, atau bandar udara
internasional yang m elayani kargo udara, atau term inal barang dan stasiun kereta api yang m elayani angkutan Iintas batas negara saja.
(3) P enyelenggaraan angkutan m ultim oda dari dan ke luar negeri yang m enggunakan
sarana angkutan badan usaha angkutan m ultim oda asing harus m em enuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) D alam m enyelenggarakan kegiatan angkutan m ultim oda, badan usaha angkutan m ultim oda asing tidak m elakukan kegiatan penunjang angkutan m ultim oda di w ilayah negara Indonesia yang m eliputi pengurusan:
a. transportasi; b. pergudangan; c. konsolidasi m uatan;
d. penyediaan ruang m uatan; dan/atau
e. kepabeanan untuk angkutan m ultim oda ke luar negeri dan ke dalam negeri.
D okum en angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 3 ayat (3) paling sedikit m em uat:
a. identifikasi barang (m erek dan nom or);
b. sifat barang (barang berbahaya atau barang yang m udah rusak);
c. rincian barang O um lah dan bentuk kem asan berupa paket atau unit barang); d. berat kotor atau jum lah barang;
e. ukuran barang;
f. keterangan lain yang dinyatakan oleh consignorlpengirim;
h. nam a dan tem pat usaha badan usaha angkutan m ultim oda;
i. nam a pengirim atau pengguna jasa;
j. penerim a barang
(consignee)
jika disebut oleh pengirim ;k. tem pat dan tanggal barang diterim a oleh badan usaha angkutan m ultim oda;
I. tem pat penyerahan barang;
m . tanggal atau periode w aktu penyerahan barang di tem pat penyerahan barang sesuai dengan persetujuan para pihak;
n. pernyataan bahw a dokum en angkutan m ultim oda "dapat dinegosiasi"
(negotiable)
atau "tidak dapat dinegosiasi"(non negotiable);
o. tem pat dan tanggal penerbitan dokum en angkutan m ultim oda;
p. tanda tangan dari penanggung jaw ab badan usaha angkutan m ultim oda atau orang yang diberi kuasa;
q. ongkos untuk setiap m oda transportasi dan/atau total ongkos, m ata uang yang digunakan, serta tem pat pem bayaran sesuai dengan persetujuan para pihak;
r. rute perjalanan dan m oda transportasi yang digunakan, serta tem pat
transshipment
apabila diketahui pada saat dokum en diterbitkan;s. nam a agen atau perw akilan yang akan m elaksanakan penyerahan barang; dan
1. asuransi m uatan.
(1) D okum en angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 19 diterbitkan oleh asosiasi.
(2) A sosiasi sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1) dalam m enyusun dokum en angkutan m ultim oda, harus m engacu pada
Standard Trading Conditions (STC).
(1)
Standard Trading Conditions (STC)
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 20 ayat (2)digunakan sebagai landasan kepastian hukum dalam m enjalankan kegiatan
angkutan m ultim oda bagi badan usaha angkutan m ultim oda dengan pengguna jasa.
(2)
Standard Trading Conditions (STC)
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) paling sedikit m engatur m engenai kondisi um um perusahaan, kondisi khusus perusahaan yang berkaitan dengan barang-barang khusus, hak dan tanggung jaw ab m asing-m asing pihak, batasan tanggung jaw ab, w ilayah hukum , serta ketentuan peraturanperundang-undangan yang terkait dengan barang yang berisiko/berbahaya,
asuransi, dan klaim .
(3)
Standard Trading Conditions (STC)
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapatpula m engacu pad a ketentuan international dan regional sepanjang tidak
T a ta C a ra P e m b e ria n R e k o m e n d a s i
Standard Trading Conditions
(STC)
P a s a l 2 2
(1)
Standard Trading Conditions (STC)
dapat dijadikan sebagai landasan hukumsebagaim ana dim aksud dalam P asal 21, harus m endapatkan penetapan dari
M enteri yang m enyelenggarakan urusan pem erintahan di bidang hukum .
(2) U ntuk m endapatkan penetapan
Standard Trading Conditions (STC)
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) harus m endapatkan rekom endasi dari M enteri.U ntuk m endapatkan rekom endasi dari M enteri sebagaim ana dim aksud dalam P asal 22 ayat (2), A sosiasi m engajukan perm ohonan kepada M enteri m elalui S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan, yang dilengkapi dengan konsep
Standard Trading Conditions
(STC),
dengan m enggunakan form at m enurut C o n to h 6 pad a Lam piran P eraturan M enteri ini.(1) U ntuk m enilai usulan konsep
Standard Trading Conditions (STC)
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 23 m aka M enteri m em bentuk T im P enilai konsepStandard
Trading Conditions (STC).
(2) T im P enilai sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) terdiri dari K etua, S ekretaris, dan A nggota yang terdiri dari unsur-unsur S ekretariat Jenderal dan D irektorat Jenderal di baw ah kew enangan M enteri serta instansi dan pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan angkutan m ultim oda.
T im P enilai K onsep
Standard Trading Conditions (STC)
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 24 m em punyai tugas :a. m enginventarisasi dan m em pelajari ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian international dan nasional tentang angkutan m U ltim oda;
b. m elakukan pem bahasan dan evaluasi serta penilaian K onsep
Standard Trading
Conditions (STC);
c. m enyiapkan S erita A cara hasil pem bahasan K onsep
Standard Trading Conditions
(STC);
d. m enyiapkan konsep jaw aban atas perm ohonan rekom endasi K onsep
Standard
K riteria penilaian untuk pem bahasan konsep
Standard Trading Conditions (STC)
adalah sebagai berikut:a. penerapan
Standard Trading Conditions (STC)
sebagai dasar aturan perdaganganyang m engatur hubungan antara badan usaha angkutan m ultim oda dengan
pengguna jasa;
b. hak, kew ajiban, dan tanggung jaw ab badan usaha angkutan m ultim oda;
c. hak, kew ajiban, dan tanggung jaw ab pengguna jasa
(1) D alam jangka w aktu paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja sejak tanggal
pengajuan perm ohonan rekom endasi
Standard
Trading
Conditions
(S T C )sebagaim ana dim aksud dalam P asal 23, T im P enilai, A sosiasi dan pihak terkait m elakukan pem bahasan K onsep
Standard Trading Conditions (STC)
tersebut.(2) D alam jangka w aktu paling lam a 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pem bahasan K onsep
Standard Trading Conditions (STC)
sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1), M enteri m elalui S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan m em berikan jaw aban terhadap perm ohonan rekom endasi konsepStandard Trading Conditions
(STC)
berupa:a. surat rekom endasi dan konsep
Standard Trading Conditions (STC)
diparafoleh M enteri m elalui S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan dan
ketua A sosiasi untuk diproses lebih lanjut kepada M enteri yang
m enyelenggarakan urusan pem erintahan di bidang hukum ;
b. surat penolakan konsep
Standard Trading Conditions (STC)
disertai dengan alasan penolakan dengan m enggunakan form at C o n to h 7 pada Lam piran P eraturan M enteri ini.B a g ia n P e rta m a
P e rs y a ra ta n Iz in U s a h a A n g k u ta n M u ltim o d a
(1) U saha angkutan m ultim oda dapat dilakukan oleh badan usaha angkutan m ultim oda nasional yaitu B adan U saha M ilik N egara, B adan U saha M ilik D aerah, atau B adan H ukum Indonesia yang khusus didirikan untuk angkutan m ultim oda.
(2) B adan usaha angkutan m ultim oda nasional sebagaim ana dim aksud dalam P asal 3 ayat (2) huruf a, w ajib m em punyai izin usaha angkutan m ultim oda dari M enteri.
(3) U ntuk m em peroleh izin usaha angkutan m ultim oda nasional sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1) diberikan kepada badan usaha angkutan m ultim oda yang m em enuhi persyaratan:
a. adm inistrasi; dan b. teknis.
(4) P ersyaratan adm inistrasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (3), huruf a paling sedikit m eliputi:
a. m em iliki akta pendirian perusahaan yang khusus didirikan untuk
m enyelenggarakan angkutan m ultim oda dan yang telah disahkan oleh
m enteri yang m enyelenggarakan urusan pem erintahan di bidang hukum ;
c. m em iliki keterangan dom isili usaha yang dikeluarkan oleh P em erintah setem pat;
d. m em iliki m odal dasar paling sedikit setara dengan 80.000 (delapan puluh ribu) Special Drawing Right (SDR);
(5) P ersyaratan teknis sebagaim ana dim aksud pada ayat (3), huruf b paling sedikit m eliputi:
b. m em iliki dan/atau m enguasai alat angkut m inim al 1 (satu) unit kendaraan angkutan barang yang dapat berupa m obil truk dan/atau 1 (satu) rangkaian kereta api (Iokom otif dan gerbong atau kereta), kapal laut atau pesaw at udara yang dibuktikan dengan dokum en yang sah;
d. m em iliki sum ber daya m anusia yang berkom petensi di bidang angkutan m ultim oda.
(6) K om petensi di bidang angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pada ayat (5) huruf d dibuktikan dengan sertifikat kom petensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B a g ia n K e d u a S u m b e r D a y a M a n u s ia
(1) S ertifikat kom petensi sebagaim ana dim aksud dalam P asal 28 ayat (6) diberikan oleh lem baga sertifikasi profesi di bidang angkutan m ultim oda atau lem baga pendidikan dan pelatihan yang telah diakreditasi oleh M enteri.
(2) Lem baga S ertifikasi P rofesi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh pem erintah atau bad an hukum Indonesia yang ditunjuk oleh pem erintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) D alam hal Lem baga S ertifikasi P rofesi di bidang angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) belum dibentuk, m aka ijazah/sertifikat di bidang transportasi atau pengalam an kerja di bidang angkutan m ultim oda paling sedikit 3 (tiga) tahun dapat berlaku untuk pem enuhan persyaratan kom petensi sum ber daya m an usia.
(4) P engalam an kerja sebagaim ana dim aksud pad a ayat (3) dikeluarkan oleh
perusahaan di bidang angkutan m ultim oda atau
freight forwarder.
(1) S ertifikat kom petensi sebagaim ana dim aksud dalam P asal 29 ayat (1) berlaku sepanjang S um ber D aya M anusia tersebut m asih m elaksanakan kegiatan di bidang angkutan m ultim oda.
(2) S ertifikat kom petensi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), harus diperpanjang dengan m engikuti uji profesi apabila tidak digunakan sesuai peruntukkannya.
B a g ia n K e tig a
T a ta C a ra P e n g a ju a n P e rm o h o n a n Iz in U s a h a A n g k u ta n M u ltim o d a
U ntuk m elakukan penyelenggaraan angkutan m ultim oda nasional, w ajib m em iliki izin usaha angkutan m ultim oda dari M enteri.
(1) Izin usaha angkutan m ultim oda nasional berlaku untuk seluruh w ilayah Indonesia selam a penyelenggaraan angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 31, m asih m enjalankan kegiatan usaha angkutan m ultim oda.
(2) Izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan evaluasi secara berkala atau sew aktu-w aktu apabila diperlukan.
(1) Izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 32 berlaku juga untuk cabang di seluruh w ilayah Indonesia.
(2) P em egang izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1) yang akan m em buka kantor cabang, cukup m em beritahukan kepada pem erintah provinsi setem pat.
P erm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda diajukan kepada M enteri m elalui S ekretaris
Jenderal K em enterian P erhubungan disertai dokum en persyaratan sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 28 ayat (3) dengan m enggunakan form at m enurut C o n to h 8 pad a Lam piran P eraturan M enteri ini.
S urat izin usaha angkutan m ultim oda yang telah m em enuhi persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 28 ayat (3) diberikan oleh M enteri dengan m enggunakan form at m enurut C o n to h 9 pada Lam piran P eraturan M enteri ini.
D alam hal pengajuan perm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana
P em beritahuan dan penolakan perm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 36, disam paikan secara tertulis dalam jangka w aktu paling lam a 14 (em pat belas) hari kerja dengan m enyertai alasan penolakan setelah perm ohonan dim aksud dinyatakan diterim a secara lengkap.
(1) P erm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda yang ditolak, dapat diajukan kem bali setelah seluruh persyaratan perm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda dilengkapi dalam jangka w aktu paling lam a 90 (sem bilan puluh) hari kerja.
(2) A pabila dalam jangka w aktu 90 (sem bilan puluh) hari kerja belum dapat m elengkapi seluruh persyaratan perm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda, m aka pengajuan
perm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda dapat diajukan kem bali dengan
m elengkapi seluruh persyaratan perm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda dim aksud sebagaim ana dim aksud dalam P asal 28 ayat (3).
M enteri dapat m em batalkan izin usaha angkutan m ultim oda yang telah ditetapkan, apabila
dokum en persyaratan perm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 28 ayat (3) yang digunakan sebagai dasar penerbitan izin usaha angkutan m ultim oda, dinyatakan batal oleh instansi yang berw enang dan/atau dinyatakan palsu.
B A B V
K E W A J IB A N , H A K D A N T A N G G U N G J A W A B B A D A N U S A H A A N G K U T A N M U L T IM O D A
B adan usaha yang telah m em iliki izin usaha angkutan m ultim oda w ajib:
a. m elaksanakan ketentuan yang tercantum dalam izin usaha angkutan m ultim oda;
b. m elaporkan secara tertulis apabila terjadi perubahan direktur utam a atau
penanggung jaw ab dan/atau pem ilik, N P W P perusahaan, dan dom isili perusahaan kepada M enteri m elalui S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan;
c. m elakukan kegiatan operasional paling lam bat 6 (enam ) bulan terhitung sejak dikeluarkannya izin usaha angkutan m ultim oda; dan
d. m enem patkan surat izin usaha angkutan m ultim oda pad a tem pat yang m udah di Iihat oleh pengguna jasa;
g. m elaporkan kepada yang berw ajib apabila m engetahui ataupun m enduga
keberadaan barang yang berisi benda-benda yang dilarang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
h. m em berikan laporan kegiatan operasional m inim al setiap 6 (enam ) bulan kepada M enteri;
i. m elaporkan kepada pejabat yang ditunjuk M enteri setiap kali terjadi perubahan anggaran dasar paling lam a 30 (tiga puluh) hari kerja setelah ada perubahan.
j. M eningkatkan dan m engem bangkan kom petensi sum ber daya m anusia di bidang angkutan m ultim oda yang dim iliki.
(1) S elain kew ajiban sebagaim ana dim aksud dalam P asal 40, badan usaha angkutan m ultim oda dalam setiap m elaksanakan kegiatan angkutan m ultim oda w ajib:
b. m engangkut barang sesuai dengan perjanjian yang tertuang dalam dokum en angkutan m ultim oda;
c. m enjaga keselam atan dan keam anan pelaksanaan kegiatan angkutan
m ultim oda;
d. m elakukan tindakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terhadap barang khusus dan barang berbahaya;
f. m engasuransikan tanggungjaw abnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
(2) K laim yang diajukan oleh pengguna jasa atau penerim a barang sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1) huruf e dilengkapi dengan berita acara penerim aan barang yang ditanda tangani oleh badan usaha angkutan m ultim oda dan penerim a barang.
a. m enerim a pem bayaran dari pengguna jasa sesuai dengan perjanjian yang tertuang dalam dokum en angkutan m ultim oda;
b. m enerim a inform asi dari pengguna jasa m engenai kejelasan barang yang diangkut;
d. m enolak m engangkut barang yang diketahui dapat m engancam keselam atan dan keam anan kegiatan penyelenggaraan angkutan m ultim oda;
e. m engam bil tindakan tertentu untuk m enjaga keselam atan dan keam anan kegiatan penyelenggaraan angkutan m ultim oda; dan
(1) B adan usaha angkutan m ultim oda bertanggung jaw ab terhadap barang yang
diangkutnya sejak barang diterim a dari pengguna jasa angkutan m ultim oda sam pai
dengan barang diserahkan kepada penerim a barang sesuai dengan ketentuan
dalam kontrak angkutan m ultim oda.
(2) T anggung jaw ab sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m eliputi kerusakan,
hilangnya barang sebagian atau seluruhnya, dan/atau keterlam batan penyerahan barang kepada penerim a barang.
(1) B adan usaha angkutan m ultim oda yang tidak m elaksanakan kew ajiban
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 40 dan P asal 41 ayat (1) dikenai sanksi adm inistratif.
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sem entara kegiatan angkutan m ultim oda; dan/atau c. pencabutan izin usaha angkutan m ultim oda.
(3) P encabutan izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) huruf c dilakukan apabila:
a. perusahaan yang bersangkutan m elakukan kegiatan yang m em bahayakan
keam anan negara dan keselam atan m anusia;
c. dinyatakan pail it oleh putusan pengadilan;
d. m elakukan tindak pidana penyelundupan dan/atau pem alsuan dokum en
berdasarkan putusan pengadilan yang telah m em peroleh kekuatan hukum
T ata cara pencabutan izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 44 ayat (2) huruf c dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. badan usaha angkutan m ultim oda dapat dicabut izin usahanya oleh pem beri izin, apabila m elanggar ketentuan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 41 ayat (3) .
b. pencabutan izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pad a huruf a, dilakukan m elalui peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut
dengan tenggang w aktu m asing-m asing selam a 1 (satu) bulan dengan
m enggunakan form at m enurut C o n to h 1 1 , C o n to h 1 2 d a n C o n to h 1 3 pada Lam piran P eraturan M enteri ini.
c. apabila peringatan sebagaim ana dim aksud pada huruf b tidak dipenuhi, m aka akan dilanjutkan dengan pem bekuan izin usaha angkutan m ultim oda dalam jangka w aktu 1 (satu) bulan dengan m enggunakan form at m enurut C o n to h 1 4 pada Lam piran P eraturan M enteri ini.
d. jika pem bekuan izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pada huruf c telah habis batas w aktunya, m aka izin usaha sebagaim ana dim aksud pada huruf a akan dicabut oleh pem beriizin dengan m enggunakan form at m enu rut
C o n to h 1 5 pada Lam piran P eraturan M enteri ini.
B A B V II
P E M B IN A A N B A D A N U S A H A A N G K U T A N M U L T IM O D A
M enteri m elakukan pem binaan terhadap badan usaha angkutan m ultim oda, dan dalam pelaksanaannya diselenggarakan oleh S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan.
a. pengaturan; b. pengendalian;dan c. pengaw asan.
(2) P em binaan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1) dilaksanakan secara
terkoordinasi dengan unit kerja dan instansi terkait dan diarahkan untuk:
a. m eningkatkan kualitas pelayanan kegiatan penyelenggaraan dan pengusahaan angkutan m ultim oda;
b. m eningkatkan dan m engem bangkan kapasitas badan usaha angkutan
(1) G ubernur sesuai dengan kew enangan yang didelegasikan oleh M enteri m elaksanakan pem binaan badan usaha angkutan m ultim oda di w ilayahnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) P endelegasian kew enangan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(1) D alam hal pem binaan badan usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 47 ayat (1) huruf a, M enteri m erum uskan kebijakan, norm a, standar, pedom an, dan kriteria angkutan m ultim oda.
(2) K ebijakan, norm a, standar, pedom an dan kriteria sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m eliputi pengaturan di bidang kelem bagaan, prasarana dan sarana, serta sum ber daya m anusia.
(3) B adan usaha angkutan m ultim oda dalam m elaksanakan pelayanan kepada
pengguna jasa, w ajib m em atuhi dan m em enuhi ketentuan m engenai kebijakan, norm a, standar, pedom an, dan kriteria angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1).
(4) P engguna jasa dalam m enggunakan jasa angkutan m ultim oda m engacu kepada
kebijakan, norm a, standar, pedom an dan kriteria angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1).
P elayanan penzJnan oleh M enteri dilaksanakan dengan m enerapkan pnnslp-pnnslp
kesederhanaan, transparansi, kepastian w aktu, akurasi, keam anan, tanggung jaw ab, kelengkapan sarana dan prasarana, dan kem udahan dalam m engakses.
P a s a l 5 1
(1) P engendalian sebagaim ana dim aksud dalam P asal 47 ayat (1) huruf b, dilaksanakan dalam rangka m ew ujudkan pelayanan angkutan m ultim oda yang m em enuhi standar pelayanan, keam anan dan keselam atan transportasi.
(2) P engendalian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan m elalui:
a. pengem bangan sistem inform asi berbasis teknologi inform asi dan kom unikasi;
b. penerapan standar teknis kualitas pelayanan, keselam atan, dan keam anan
angkutan m ultim oda; dan
c. penerapan standar kom petensi sum ber daya m anusia di bidang angkutan
(3) P em binaan sum ber daya m anusia yang berkom peten sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) huruf c m eliputi penetapan standar kom petensi, sertifikasi, pendidikan dan pelatihan dan akreditasi lem baga pendidikan dan pelatihan sum ber daya m anusia angkutan m ultim oda.
(4) S um ber daya m anusia angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) terdiri atas tenaga ahli yang m enangani kegiatan sortasi, pengepakan, penanganan
barang berbahaya dan beracun (83), penandaan, pengukuran, penim bangan,
pengurusan penyelesaian dokum en, penerbitan dokum en angkutan m ultim oda,
perhitungan biaya angkutan, klaim , asuransi, penyediaan sistem inform asi dan kom unikasi, serta layanan logistik lainnya.
(5) P engendalian sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) m eliputi pem berian arahan, bim bingan, bantuan teknis, dan perizinan dalam kegiatan penyelenggaraan angkutan m ultim oda.
(6) P engendalian dilaksanakan secara terkoordinasi antar instansi dan antara M enteri dan/atau G ubernur dalam pem binaan angkutan m ultim oda.
P engaw asan terhadap badan usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal47 ayat (1) huruf c dilaksanakan oleh M enteri.
G ubernur sesuai dengan kew enangan yang diberikan oleh M enteri m enunjuk pejabat
di baw ahnya untuk m elakukan pengaw asan badan usaha angkutan m ultim oda
di w ilayahnya.
a. sistem inform asi;
b. standar teknis kualitas pelayanan;
c. keam anan dan keselam atan angkutan m ultim oda; dan
d. standar kom petensi sum ber daya m anusia di bidang angkutan m ultim oda.
(1) P engaw asan terhadap badan usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 54 dilakukan m elalui m onitoring dan evaluasi kegiatan angkutan m ultim oda.
(3) Laporan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) harus dilakukan setiap 6 (enam ) bulan m eliputi:
a. kegiatan operasional dan produktivitas badan usaha angkutan m ultim oda setiap 6 (enam ) bulan;
b. sum ber daya m anusia yang tersedia; dan c. peralatan yang dim iliki dan/atau dikuasai.
(4) Laporan sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) harus disam paikan kepada
M enteri m elalui S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan.
(5) M enteri harus m engem bangkan sistem inform asi berbasis teknologi inform asi dan kom unikasi, dalam rangka pengaw asan badan usaha angkutan m ultim oda.
H asil pengaw asan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 55 dapat digunakan untuk:
a. m enilai kinerja badan usaha angkutan m ultim oda;
b. m em berikan penghargaan dan sanksi terhadap badan usaha angkutan m ultim oda sesuai dengan keteentuan peraturan perundang-undangan;
c. bahan evaluasi M enteri dalam m enentukan kebijakan.
(1) K etentuan yang m engatur m engenai Jasa P engurusan T ransportasi yang ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan P eraturan M enteri ini.
(2) P erusahaan Jasa P engurusan T ransportasi yang telah ada tetap dapat
m enyelenggarakan usaha jasa pengurusan transportasi.
(3) D alam hal P erusahaan Jasa P engurusan T ransportasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) akan beralih m enjadi badan usaha angkutan m ultim oda m enyesuaikan P eraturan M enteri ini paling lam a 3 (tiga) tahun sejak ditetapkannya P eraturan ini.
P a s a l5 8
A gar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan pengundangan P eraturan M enteri P erhubungan ini dengan penem patannya dalam B erita N egara R epublik Indonesia.
D itetapkan di Jakarta
pad a tanggal 26 Januari 2012
M E N T E R I P E R H U B U N G A N ,
ttd.
E . E . M A N G IN D A A N D iundangkan di Jakarta
pada tanggal 26 Januari 2012
M E N T E R I H U K U M D A N H A K A S A S I M A N U S IA ,
ttd.
A M IR S Y A M S U D IN
B E R IT A N E G A R A R E P U B LIK IN D O N E S IA T A H U N 2012 N O M O R 118
U M A R IS S H M M M H
L A M P IR A N P E R A T U R A N M E N T E R I P E R H U B U N G A N
N e m e r : P M .S T A H U N 2 0 1 2 T a n g g a l : 2 6 J A N U A R I 2 0 1 2
N om or Lam piran
P erihal P erm ohonan P ersetujuan P endaftaran B adan U saha
A ngkutan M ultim oda A sing M enteri P erhubungan C q. S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan
1. D engan horm at disam paikan bahw a berdasarkan P eraturan M enteri P erhubungan N om or P M
.... T ahun ... tentang P enyelenggaraan dan P engusahaan A ngkutan M ultim oda, bersam a ini kam i m engajukan perm ohonan persetujuan pendaftaran B adan U saha A ngkutan M U ltim oda A sing.
2. S ebagai kelengkapan perm ohonan persetujuan pendaftaran B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing sebagaim ana tersebut butir 1 di atas, terlam pir disam paikan:
a. S alinan akte pendirian dari negara asal dan telah beroperasi m inim al 5 (lim a) tahun di N egara asal yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat otoritas;
b. S urat keterangan m engenai nam a dan tem pat kedudukan pejabat pendaftaran B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing di N egara asal;
c. S urat K eterangan m engenai nam a dan dom isili pem ilik dan B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing di N egara asal;
d. uraian singkat kepem ilikan B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing;
e. S urat K eterangan m engenai nam a dan dom isili B adan U saha A ngkutan M ultim oda N asional yang ditunjuk sebagai agen disertai dengan fotokopi surat perjanjian kerjasam a antara B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing dengan B adan U saha A ngkutan M ultim oda N asional dim aksud;
f. P olis asuransi atau surat pem yataan telah m em enuhi kew ajiban untuk m engasuransikan tanggung jaw abnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. S alinan sertifikat internasional m engenai tenaga ahli yang kom peten di bidang angkutan m ultim oda yang telah dim iliki;
h. S alinan S urat izin kerja bagi tenaga ahli asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
i. S urat K eterangan dari N egara A sal bahw a B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing terse but m em iliki kondite yang baik.
3. D em ikian perm ohonan kam i, dan atas perhatian serta bantuan yang diberikan disam paikan terim a kasih.
( )
N am a dan tanda tangan penanggung jaw ab
P enolakan P erm ohonan P endaftaran B adan U saha A ngkutan M ultim oda
1. M enunjuk surat perm ohonan S audara N om or . .. ... . . tanggal ... perihal perm ohonan pendaftaran badan usaha angkutan m ultim oda asing, dengan ini dinyatakan bahw a perm ohonan S audara belum dapat diterim a, dikarenakan tidak m em enuhi persyaratan sebagai berikut:
2. A pabila persyaratan tersebut pada butir 1 (satu) di atas telah
dipenuhi, S audara dapat m engajukan perm ohonan kem bali setelah m elengkapi persyaratan yang ditentukan.
N O M O R : T A H U N . T E N T A N G
P E R S E T U J U A N P E N D A F T A R A N B A D A N U S A H A A N G K U T A N M U L T IM O D A A S IN G K E P A D A U N T U K M E N Y E L E N G G A R A K A N
A N G K U T A N M U L T IM O D A
D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A
M E N T E R I P E R H U B U N G A N ,
S urat P erm ohonan .
. .. .. . . .. . .. .. . , perihal .
a. bahw a berdasarkan P eraturan P em erintah N om or 8 T ahun 2011 tentang A ngkutan M ultim oda dan P eraturan M enteri P erhubungan N om or P M .... T ahun ... , diatur bahw a B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing dalam m elakukan kegiatan di Indonesia w ajib m endaftarkan B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing yang diberikan oleh M enteri P erhubungan;
b. bahw a sesuai hasil penelitian terhadap ... telah m em enuhi
persyaratan untuk m endapatkan persetujuan pendaftaran
B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing;
bahw a berdasarkan
dalam huruf a dan
K eputusan M enteri P endaftaran K epada M ultim oda A sing;
pertim bangan sebagaim ana dim aksud
huruf b di atas, perlu m enetapkan
P erhubungan tentang P ersetutuan
. .. .. S ebagai B adan U saha A ngkutan
1. U ndang-U ndang N om or 23 T ahun 2007 tentang P erkeretaapian (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2007 N om or 65, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4722);
2. U ndang-U ndang N om or 17 T ahun 2008 tentang P elayaran
(Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2008 N om or 64, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4849);
3. U ndang-U ndang N om or 1 T ahun 2009 tentang P enerbangan
4. U ndang-U ndang N om or 22 T ahun 2009 tentang Lalu Lintas D an A ngkutan Jalan (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun
2009 N om or 96, T am bahan Lem baran N egara R epublik
Indonesia N om or 5025);
5. P eraturan P em erintah N om or 8 T ahun 2011 tentang A ngkutan M ultim oda (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2011 N om or 20);
6. P eraturan P residen N om or 47 T ahun 2009 tentang
P em bentukan dan O rganisasi K em enterian N egara,
sebagaim ana telah diubah dengan P eraturan P residen N om or 91 T ahun 2011;
7. P eraturan P residen N om or 24 T ahun 2010 tentang K edudukan,
T ugas, dan F ungsi K em enterian N egara serta S usunan
O rganisasi, T ugas, dan F ungsi E selon I K em enterian N egara sebagaim ana telah diubah dengan P eraturan P residen N om or 92 T ahun 2011;
8. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 49 T ahun 2005 tentang S istem T ransportasi N asional (S IS T R A N A S );
9. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 60 T ahun 2010 tentang O rganisasi dan T ata K erja K em enterian P erhubungan;
10. P eraturan M enteri P erhubungan N om or T ahun tentang
P enyelenggaraan dan P engusahaan A ngkutan M ultim oda;
K E P U T U S A N M E N T E R I P E R H U B U N G A N P E R S E T U J U A N P E N D A F T A R A N B A D A N U S A H A M U L T IM O D A A S IN G K E P A D A P T
M E N Y E L E N G G A R A K A N A N G K U T A N M U L T IM O D A .
T E N T A N G A N G K U T A N U N T U K
M em berikan persetujuan pendaftaran B adan U saha A ngkutan
M ultim oda A sing kepada:
a. N am a P erusahaan
b. B idang U saha : angkutan m ultim oda
c. A lam at d. N .P .W .P
sebagai B adan U saha A ngkutan M ultim oda A sing sebagaim ana dim aksud dalam diktum P E R T A M A dapat m elakukan kegiatan angkutan m ultim oda di Indonesia, m eliputi kegiatan yang dim ulai sejak diterim anya barang oleh B adan U saha A ngkutan M ultim oda dari P engguna Jasa A ngkutan M ultim oda sam pai dengan diserahkannya barang kepada P enerim a B arang A ngkutan M ultim oda
dari B adan U saha A ngkutan M ultim oda sesuai dengan yang
diperjanjikan dalam dokum en angkutan m ultim oda.
D alam m enyelenggarakan kegiatan angkutan m ultim oda, badan
usaha angkutan m ultim oda asing sebagaim ana dim aksud dalam
diktum K E D U A berkew ajiban:
a. M enunjuk B adan U saha A ngkutan M ultim oda N asional sebagai agen;
b. m entaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
angkutan m ultim oda;
c. m entaati ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi P em erintah lainnya yang berkaitan dengan usaha pokoknya; d. m elaporkan kegiatan operasional angkutan m ultim oda kepada
M enteri.
P ersetujuan P endaftaran . sebagai B adan U saha A ngkutan
M ultim oda A sing sebagaim ana dalam diktum P E R T A M A berlaku
sam pai dengan adanya pem beritahuan tertulis m engenai
pencabutan izin usaha dari negara asal.
M enteri m elakukan pem binaan dan pengaw asan teknis terhadap pelaksanaan keputusan M enteri ini.
K eputusan ini m ulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
P erm ohonan P ersetujuan P endaftaran B adan U saha
A ngkutan M ultim oda N asional Y th. M enteri P erhubungan
C q. S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan
di
1. D engan horm at disam paikan bahw a berdasarkan P eraturan M enteri P erhubungan N om or P M .... T ahun ... tentang P enyelenggaraan
dan P engusahaan A ngkutan M U ltim oda, bersam a ini kam i
m engajukan perm ohonan persetujuan pendaftaran B adan U saha
A ngkutan M ultim oda N asional untuk m enyelenggarakan angkutan m ultim oda di negara anggota A S E A N .
2. D em ikian perm ohonan kam i, dan atas perhatian serta bantuan yang diberikan disam paikan terim a kasih.
( )
N am a dan tanda tangan penanggung jaw ab
N O M O R : T A H U N .
T E N T A N G
P E R S E T U J U A N P E N O A F T A R A N B A O A N U S A H A A N G K U T A N M U L T IM O O A N A S IO N A L K E P A O A P T U N T U K M E N Y E L E N G G A R A K A N
A N G K U T A N M U L T IM O O A 0 1 N E G A R A A N G G O T A A S E A N
O E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A
S urat P erm ohonan P T N om or tanggal
... perihal .
a. bahw a berdasarkan P eraturan P em erintah N om or 8 T ahun 2011 tentang A ngkutan M ultim oda dan P eraturan M enteri P erhubungan N om or P M .... T ahun ...• diatur bahw a B adan
U saha A ngkutan M ultim oda N asional dalam m elakukan
kegiatan di negara anggota A S E A N w ajib m endaftarkan B adan U saha A ngkutan M ultim oda N asional yang diberikan oleh M enteri P erhubungan;
a. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dim aksud
dalam huruf a. perlu m enetapkan K eputusan M enteri
P erhubungan tentang P ersetujuan P endaftaran K epada P T . ... .. sebagai B adan U saha A ngkutan M ultim oda N asional U ntuk M enyelenggarakan A ngkutan M ultim oda di N egara A nggota A S E A N ;
1. U ndang-U ndang N om or 23 T ahun 2007 tentang P erkeretaapian (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2007 N om or 65. T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4722);
2. U ndang-U ndang N om or 17 T ahun 2008 tentang P elayaran
(Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2008 N om or 64. T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4849);
3. U ndang-U ndang N om or 1 T ahun 2009 tentang P enerbangan
(Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2009 N om or 1, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4956);
4. U ndang-U ndang N om or 22 T ahun 2009 tentang Lalu Lintas D an A ngkutan Jalan (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun
2009 N om or 96. T am bahan Lem baran N egara R epublik
5. P eraturan P em erintah N om or 8 T ahun 2011 tentang A ngkutan M ultim oda (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2011 N om or 20);
6. P eraturan P residen N om or 47 T ahun 2009 tentang
P em bentukan dan O rganisasi K em enterian N egara,
sebagaim ana telah diubah dengan P eraturan P residen N om or 91 T ahun 2011;
7. P eraturan P residen N om or 24 T ahun 2010 tentang K edudukan,
T ugas, dan F ungsi K em enterian N egara serta S usunan
O rganisasi, T ugas, dan F ungsi E selon I K em enterian N egara sebagaim ana telah diubah dengan P eraturan P residen N om or 92 T ahun 2011;
8. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 49 T ahun 2005 tentang S istem T ransportasi N asional (S IS T R A N A S );
9. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 60 T ahun 2010 tentang O rganisasi dan T ata K erja K em enterian P erhubungan;
10. P eraturan M enteri P erhubungan N om or .... T ahun 2012 tentang P enyelenggaraan dan P engusahaan A ngkutan M ultim oda;
P E R A T U R A N M E N T E R I P E R H U B U N G A N T E N T A N G P E R S E T U J U A N P E N O A F T A R A N B A O A N U S A H A M U L T IM O O A N A S IO N A L K E P A O A P T ... U N T U K M E N Y E L E N G G A R A K A N A N G K U T A N M U L T IM O O A 0 1 N E G A R A A N G G O T A A S E A N .
M em berikan persetujuan pendaftaran B adan U saha A ngkutan
M ultim oda N asional kepada:
a. N am a P erusahaan
b. B idang U saha : angkutan m ultim oda
c. A lam at d. N .P .W .P
e. P enanggung Jaw ab
P I. sebagai B adan U saha A ngkutan M ultim oda N asional
sebagaim ana dim aksud dalam diktum P E R T A M A dapat m elakukan kegiatan angkutan m ultim oda di negara anggota A S E A N m eliputi kegiatan yang dim ulai sejak diterim anya barang oleh B adan U saha A ngkutan M ultim oda dari P engguna Jasa A ngkutan M ultim oda
sam pai dengan diserahkannya barang kepada P enerim a B arang
D alam m enyelenggarakan kegiatan angkutan m ultim oda, badan usaha angkutan m ultim oda N asional selain dapat m alaksanakan kegiatan sebagaim ana dim aksud dalam diktum K E D U A dapat juga m elaksanakan kegiatan penunjang angkutan m ultim oda yang m eliputi pengurusan:
a. transportasi; b. pergudangan; c. konsolidasi m uatan;
d. penyediaan ruang m uatan; dan/atau
e. kepabeanan untuk angkutan m ultim oda ke luar negeri dan ke dalam negeri.
D alam m enyelenggarakan kegiatan angkutan m ultim oda, badan
usaha angkutan m ultim oda nasional sebagaim ana dim aksud dalam diktum K E D U A berkew ajiban:
a. m entaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
angkutan m ulti m oda;
b. m entaati ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi pem erintah lainnya yang berkaitan dengan usaha pokoknya; c. m elaporkan kegiatan operasional angkutan m ultim oda kepada
M enteri.
M enteri m elakukan pem binaan dan pengaw asan teknis terhadap pelaksanaan keputusan ini.
D itetapkan di pada tanggal
S a lin a n K eputusan ini disam paikan kepada:
1 .
2
.
N om or Lam piran
P erihal : P erm ohonan R ekom endasi D okum en
Standard Trading
Conditions (STC)
Y th. M enteri P erhubunganC q. S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan
1. B ersam a ini dengan horm at kam i m engajukan perm ohonan
rekom endasi dokum en
Standard Trading Conditions (STC)
sesuai dengan P eraturan M enteri P erhubungan N om or P M . ... T ahun ... tentangStandard Trading Conditions (STC)
B adan U saha A ngkutan M ultim oda.2. S esuai dengan P eraturan M enteri P erhubungan pad a butir 1 di atas, kam i lam pirkan konsep dokum en
Standard Trading Conditions (STC).
3. D em ikian perm ohonan rekom endasi ini kam i ajukan untuk m enjadi pertim bangan.
P em ohon M aterai R p.
6.000,-(
)
N am a dan tanda tangan penanggung jaw ab T em busan Y th.:
: P enolakan R ekom endasi D okum en S tandard T rading
Standard Trading Condition
(S T C )1. M enunjuk surat perm ohonan S audara N om or tanggal . . . .. . .. ... perihal perm ohonan rekom endasi
Standard
Trading
Conditions (STC)
dan berdasarkan berita acara pem bahasan konsep dokum enStandard Trading Conditions (STC)
N om or , dengan ini dinyatakan perm ohonan S audara belum dapat diterim a, dikarenakan tidak m em enuhi persyaratan sebagai berikut:2. A pabila persyaratan tersebut pad a butir 1 (satu) di atas telah dipenuhi, S audara dapat m engajukan perm ohonan rekom endasi
Standard Trading Conditions (STC)
kem bali.3. D em ikian disam paikan, atas perhatian S audara diucapkan terim a kasih.
T em busan Y th.:
P erihal : P erm ohonan Izin U saha K epada A ngkutan M ultim oda
Y th. M enteri P erhubungan C q. S ekretaris Jenderal K em enterian P erhubungan
1. B ersam a ini dengan horm at kam i m engajukan perm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda sesuai dengan P e ra tu ra n M e n te ri P e rh u b u n g a n N o m o r P M T a h u n te n ta n g P e n y e le n g g a ra a n d a n P e n g u s a h a a n A n g k u ta n M u ltim o d .
2. S esuai dengan P eraturan M enteri P erhubungan tersebut butir 1 di atas, terlam pir disam paikan dokum en persyaratan dim aksud terdiri dari :
1) m em iliki akta pendirian perusahaan yang telah di sahkan
oleh m enteri yang m enyelenggarakan urusan pem erintahan di bidang hukum .
2) m em iliki nom or pokok w ajib pajak (N P W P ). 3) m em iliki keterangan dom isili usaha.
4) m em iliki m odal dasar paling sedikit setara dengan 80.000 (delapan pU luh ribu)
Special Drawing Right (SDR).
5) m em iliki dan/atau m enguasai kantor tetap.
6) m em iliki alat angkut m inim al 1 (satu) unit kendaraan angkutan barang.
2) m em iliki dan/atau m enguasai alat angkut m inim al 1 (satu) unit
kendaraan angkutan barang yang dapat berupa m obil truk
dan/atau 1 (satu) rangkaian kereta api (Iokom otif dan gerbong atau kereta), kapal laut atau pesaw at udara yang dibuktikan dengan dokum en yang sah.
3) m em iliki dan/atau m enguasai alat bongkar m uat m inim al 1 (satu) unit yang dibuktikan dengan dokum en yang sah.
4) m em iliki S um ber D aya M anusia yang kom peten di bidang angkutan m ultim oda.
3. D em ikian perm ohonan kam i ajukan untuk dipertim bangkan dan jika dapat disetujui, kam i m enyatakan bersedia untuk m em atuhi dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tentang angkutan m ultim oda, khususnya tentang P ersyaratan D an T ata C ara M em peroleh Izin U saha A ngkutan M ultim oda dan ketentuan lainnya yang berlaku.
M eterai R
p.6.000,-( )
nam a dan tanda tangan penanggung jaw ab T em busan Y th.:
N O M O R : T A H U N . T E N T A N G
P E M B E R IA N IZ IN U S A H A A N G K U T A N M U L T IM O D A K E P A D A P T . U N T U K M E N Y E L E N G G A R A K A N A N G K U T A N M U L T IM O D A
D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A M E N T E R IP E R H U B U N G A N ,
S urat P erm ohonan
PT
.. .. .. .. . . .. . .. ..
N om or .. .. .. ... ... .. tanggal... , perihal .
a. bahw a berdasarkan P eraturan P em erintah N om or 8 T ahun 2011
tentang A ngkutan M ultim oda dan P eraturan M enteri
P erhubungan N om or P M .... T ahun ...00' diatur bahw a B adan
U saha A ngkutan M ultim oda dalam m elakukan kegiatan
usahanya w ajib m em iliki izin usaha yang diberikan oleh
M enteri P erhubungan;
b. bahw a sesuai hasil penelitian terhadap P T ... telah m em enuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai B adan U saha A ngkutan
M ultim oda N asional yang m elakukan kegiatan angkutan
m ultim oda;
C. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dim aksud
dalam huruf a dan huruf b di atas, perlu m enetapkan K eputusan M enteri P erhubungan tentang P em berian izin usaha K epada P I. ... S ebagai B adan U saha A ngkutan M ultim oda;
1. U ndang-U ndang N om or 23 T ahun 2007 tentang P erkeretaapian (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2007 N om or 65, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4722);
2. U ndang-U ndang N om or 17 T ahun 2008 tentang P elayaran
(Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2008 N om or 64, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4849);
3. U ndang-U ndang N om or 1 T ahun 2009 tentang P enerbangan
4. U ndang-U ndang N om or 22 T ahun 2009 tentang Lalu Lintas D an A ngkutan Jalan (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2009 N om or 96, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 5025);
5. P eraturan P em erintah N om or 8 T ahun 2011 tentang A ngkutan M ultim oda (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2011 N om or 20);
6. P eraturan P residen N om or 47 T ahun 2009 tentang P em bentukan dan O rganisasi K em enterian N egaraJ sebagaim ana telah diubah
dengan P eraturan P residen N om or 91 T ahun 2011;
7. P eraturan P residen N om or 24 T ahun 2010 tentang K edudukan,
T ugas, dan F ungsi K em enterian N egara serta S usunan
O rganisasi, T ugas, dan F ungsi E selon I K em enterian N egara sebagaim ana telah diubah dengan P eraturan P residen N om or 92 T ahun 2011;
8. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 49 T ahun 2005 tentang S istem T ransportasi N asional (S IS T R A N A S );
9. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 60 T ahun 2010 tentang O rganisasi dan T ata K erja K em enterian P erhubungan;
10. P eraturan M enteri P erhubungan N om or .... T ahun 2011 tentang P enyelenggaraan dan P engusahaan A ngkutan M ultim oda;
K E P U T U S A N M E N T E R I P E R H U B U N G A N T E N T A N G P E M B E R IA N IZ IN U S A H A K E P A D A P T S E B A G A I B A D A N U S A H A A N G K U T A N M U L T IM O D A U N T U K M E N Y E L E N G G A R A K A N A N G K U T A N M U L T IM O D A .
M em berikan Izin U saha sebagai B adan U saha A ngkutan M ultim oda kepada:
a. N am a P erusahaan
b. B idang U saha : angkutan m ultim oda
c. A lam at d. N .P .W .P
P T sebagai B adan U saha A ngkutan M ultim oda N asional sebagaim ana dim aksud dalam diktum P E R T A M A dapat m elakukan kegiatan angkutan m ultim oda m eliputi kegiatan yang dim ulai sejak diterim anya barang oleh B adan U saha A ngkutan M ultim oda dari P engguna Jasa A ngkutan M ultim oda sam pai dengan diserahkannya barang kepada P enerim a B arang A ngkutan M ultim oda dari B adan U saha A ngkutan M ultim oda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam dokum en angkutan m ultim oda.
D alam m enyelenggarakan kegiatan angkutan m ultim oda, badan
usaha angkutan m ultim oda. selain m elaksanakan kegiatan
sebagaim ana dim aksud dalam diktum K E D U A juga dapat m elakukan kegiatan penunjang angkutan m ultim oda yang m eliputi pengurusan:
a. transportasi; b. pergudangan; c. konsolidasi m uatan;
d. penyediaan ruang m uatan; dan/atau
e. kepabeanan untuk angkutan m ultim oda ke luar negeri dan ke dalam negeri.
D alam m enyelenggarakan kegiatan angkutan m ultim oda, badan
usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam diktum K E D U A berkew ajiban:
a. m entaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
angkutan m ulti m oda;
b. m entaati ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi pem erintah lainnya yang berkaitan dengan usaha pokoknya;
c. m elaporkan kegaiatan operasional angkutan m ultim oda kepada P ejabat yang ditunjuk M enteri;
K eputusan izin usaha angkutan m ultim oda sebagaim ana dim aksud dalam diktum P E R T A M A , dapat dicabut apabila P em egang tidak
m elaksanakan kew ajiban sebagaim ana dim aksud dalam diktum
K E E M P A T .
P I. sebagai B adan U saha A ngkutan M ultim oda berlaku
selam a yang bersangkutan m asih m enjalankan kegiatan usahanya.
Izin U saha B adan U saha A ngkutan M ultim oda P I. dapat
dicabut apabila pem egang izin usaha tidak m elaksanakan
kew ajibannya sebagaim ana diatur dalam diktum K E D U A D A N K E T IG A .
P ejabat yang ditunjuk M enteri m elakukan pem binaan dan
K eputusan ini m ulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
D itetapkan di pada tanggal
S a lin a n K eputusan ini disam paikan kepada:
P enolakan Izin U saha A ngkutan M ultim oda
1. M enunjuk surat perm ohonan S audara N om or tanggal .
perihal perm ohonan izin usaha angkutan m ultim oda, dengan ini
dinyatakan perm ohonan S audara belum dapat diterim a, dikarenakan tidak m em enuhi persyaratan yaitu:
a
.
b.
c. d.2. A pabila persyaratan tersebut pada butir 1 (satu) di atas telah dipenuhi, S audara dapat m engajukan perm ohonan kem bali.
P eringatan P ertam a Izin U saha A ngkutan M ultim eda
Y th. S dr. D irektur U tam a
PT
.
1. M enunjuk S urat Izin U saha P erusahaan A ngkutan M ultim eda P T .
N em er tanggal serta m em perhatikan P P . N e. 8 T ahun
2011 tentang A ngkutan M ultim eda dan P eraturan M enteri
P erhubungan N em er P M T ahun tentang P enyelenggaraan
dan P engusahaan A ngkutan M ultim eda, dengan ini diberitahukan bahw a perusahaan S audara tidak m em enuhi kew ajiban khususnya
sesuai dengan P eraturan M enteri P erhubungan N em er P M .
T ahun ... P asal... dan P asal ... ayat ...I yaitu:
"
2. S elanjutnya berdasarkan P erm enhub N e. P M ... ... .... T ahun ...
P asal... A yat. , apabila dalam w aktu 1 (satu) bulan sejak
diterbitkannya surat ini perusahaan S audara belum juga m em enuhi kew ajiban sebagaim ana tersebut pada butir 1, m aka akan diam bil tindakan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
T em busan Y th.:
1 .
2 .
P eringatan K edua Izin U saha A ngkutan M ultim oda
Y th. S dr. D irektur U tam a
P T .
1. M enunjuk S urat kam i N o. tanggal P erihal
P eringatan P ertam a.
2. B erdasarkan data yang ada pada kam i, ternyata sam pai saat ini P erusahaan S audara tidak m em enuhi kew ajiban khususnya sesuai
dengan P eraturan M enteri P erhubungan N om or P M T ahun
... P asal ... dan P asal ... A yat ... yaitu:
3. S elanjutnya berdasarkan P eraturan M enteri P erhubungan N om or
P M T ahun P asal A yat.. dan , apabila
dalam w aktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya surat ini
perusahaan S audara belum juga m em enuhi kew ajiban
sebagaim ana tersebut pada butir 1, m aka akan diam bil tindakan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
T em busan Y th.:
1 , .
2
.
P eringatan K etiga Izin U saha A ngkutan M ultim oda
Y th. S dr. D irektur U tam a
PT
.
1. M enunjuk surat kam i N o tanggal perihal
P eringatan P ertam a dan N o. . tanggal perihal
P eringatan K edua.
2. B erdasarkan data yang ada pada kam i, ternyata sam pai saat ini
perusahaan S audara belum m em enuhi kew ajiban khususnya sesuai
denga P eraturan M enteri P erhubungan N om or P M T ahun .
P asal ... dan P asal .. , ayat .... , yaitu:
3. S elanjutnya berdasarkan P eraturan M enteri P erhubungan N om or
P M T ahun P asal ayat dan , apabila dalam
w aktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya surat ini perusahaan S audara belum juga m em enuhi kew ajiban sebagaim ana tersebut pada butir 1, m aka akan diam bil tindakan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
T em busan Y th.:
1 .
2
.
N om or Lam piran
P erihal : P em bekuan S urat Izin U saha P erusahaan A ngkutan M ultim oda
Y th. S dr. D irektur U tam a
P T .
N om or T anggal
2. B ahw a perusahaan S audara tidak m em enuhi persyaratan khususnya sesuai
dengan P eraturan M enteri P erhubungan N om or T ahun .
P asal.. butir yaitu:
3. S esuai dengan ketentuan yang berlaku, perusahaan S audara telah
m endapat peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut, yaitu:
a. P eringatan I N o tanggal. .
b. P eringatan II N o tanggal .
c. P eringatan III N o tanggal .
4. S ehubungan dengan hal tersebut di atas dan sesuai dengan K eputusan
M enteri P erhubungan N om or T ahun P asal butir dan .
dengan ini diberitahukan bahw a terhitung m ulai tanggal dikeluarkan surat ini
perusahaan S audara tidak diperkenankan m elakukan kegiatan apapun
dalam bidang angkutan m ultim oda di seluruh w ilayah R epublik Indonesia.
5. B ilam ana sam pai dengan 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat pem bekuan ini perusahaan S audara belum dapat m em enuhi ketentuan yang terkait dengan butir 2 (dua) tersebut di atas, m aka S urat Izin U saha P erusahaan A ngkutan M ultim oda S audara akan kam i cabut.
6. D em ikian agar m enjadi perhatian S audara sepenuhnya.
T em busan:
1 .
N O M O R : T A H U N .
T E N T A N G
P E N C A B U T A N S U R A T IZ IN U S A H A P E R U S A H A A N A N G K U T A N M U L T IM O D A
P T .. , .
a. bahw a P T . sebagai perusahaan angkutan m ultim oda
tidak m elaksanakan kew ajiban m enyam paikan .
kepada P ejabat yang ditunjuk oleh M enteri, sehingga tidak m em enuhi ketentuan P eraturan P em erintah N om or 8 T ahun 2011 dan P eraturan M enteri P erhubungan N om or ... T ahun
... P asal butir ;
b. bahw a kepada perusahaan tersebut telah diberikan surat
peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut, disusul dengan
S urat P em bekuan Izin U saha N om or: tanggal ;
c. bahw a sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang
perlu untuk m encabut S urat Izin U saha P erusahaan A ngkutan
M ultim oda P T . N o tanggal .
1. U ndang-U ndang N om or 23 T ahun 2007 tentang P erkeretaapian (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2007 N om or 65, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4722);
2. U ndang-U ndang N om or 17 T ahun 2008 tentang P elayaran
(Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2008 N om or 64, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4849);
3. U ndang-U ndang N om or 1 T ahun 2009 tentang P enerbangan
(Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2009 N om or 1, T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4956);
5. P eraturan P em erintah N om or 8 T ahun 2011 tentang A ngkutan M ultim oda (Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2011 N om or 20);
6. P eraturan P residen N om or 47 T ahun 2009 tentang P em bentukan dan O rganisasi K em enterian N egara, sebagaim ana telah diubah dengan P eraturan P residen N om or 91 T ahun 2011;
7. P eraturan P residen N om or 24 T ahun 2010 tentang K edudukan,
T ugas, dan F ungsi K em enterian N egara serta S usunan
O rganisasi, T ugas, dan F ungsi E selon I K em enterian N egara sebagaim ana telah diubah dengan P eraturan P residen N om or 92 T ahun 2011;
8. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 49 T ahun 2005 tentang S istem T ransportasi N asional (S IS T R A N A S );
9. P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 60 T ahun 2010 tentang O rganisasi dan T ata K erja K em enterian P erhubungan;
10. P eraturan M enteri P erhubungan N om or .... T ahun 2011 tentang P enyelenggaraan dan P engusahaan A ngkutan M ultim oda;
M e m p e rh a tik a n :
1.
2.
3.
4.
S urat N o tanggal tentang P eringatan P ertam a;
S urat N o tanggal tentang P eringatan K edua;
S urat N o tanggal tentang P eringatan K etiga;
S urat N o tanggal tentang P em bekuan S urat
Izin U saha P erusahaan A ngkutan M ultim oda P T . .
M E M U T U S K A N
K E P U T U S A N M E N T E R I P E R H U B U N G A N T E N T A N G P E N C A B U T A N S U R A T IZ IN U S A H A P E R U S A H A A N A N G K U T A N M U LT IM O D A P T .
: M encabut Izin U saha P erusahaan A ngkutan M ultim oda P T .
yang diberikan N o tanggal dengan data sebagai berikut:
a. N am a P erusahaan : P T . .
b. A lam at dom isili : JI. .
c. N om orfT anggal S IU P A M : tanggal .
: P T . diw ajibkan untuk m engem balikan S urat Izin U saha
: K eputusan ini m ulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bilam ana terdapat kekeliruan dalam penatapannya akan diadakan pem betulan seperlunya.
D itetapkan di : pad a tanggal:
S a lin a n K e p u tu s a n in i d is a m p a ik a n k e p a d a :
1 .
2 .
3. . dst.
U M A R S S H M M M H