• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Arsitektur Umum - Enkripsi Selektif Citra Digital Menggunakan Metode Chaotic Logistic Map Pada Perangkat Android Secara Realtime

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3.1 Arsitektur Umum - Enkripsi Selektif Citra Digital Menggunakan Metode Chaotic Logistic Map Pada Perangkat Android Secara Realtime"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem. Pada tahap analisis akan dilakukan analisis terhadap data citra menggunakan Chaotic Logistic Maps untuk mendapatkan key yang tepat. Pada tahap perancangan akan dibahas mengenai tahap-tahap yang dilakukan dalam merancang sistem enkripsi citra.

3.1 Arsitektur Umum

Metode yang diajukan untuk melakukan enkripsi citra pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu input data, proses data menggunakan metode Chaotic Logistic Maps, dan output citra. Input dari penelitian ini berupa data citra user. Data yang telah diterima akan melewati proses encryption processing citra yang merupakan proses penggunaan metode Chaotic Logistic Maps dimana terdiri dari beberapa tahapan yaitu membaca pixel-pixel citra kemudian menyimpannya kedalam sebuah matriks. Apabila citra tersebut 24-bit maka setiap komponen R, G, dan B disimpan dalam tiga matriks yang berbeda. Kemudian mengekstrak bit-bit MSB dari setiap byte pixel citra, Langkah selanjutnya adalah mengiterasikan Chaotic Logistic Map dengan nilai awal

x0 (kunci rahasia). Konversikan setiap nilai Chaotic menjadi integer dengan pengacakan pixel-pixel citra dengan sebuah matriks permutasi rahasia. Hasil pengacakan ini adalah citra terenkripsi.

Agar citra dapat dikembalikan kebentuk asalnya maka dilakukan proses deskripsi. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menggunakan kembali private key yang telah di generate ke dynamic key pada saat proses enkripsi. Kemudian mengubah tiap bit kebentuk semula dengan memanfaatkan private key tersebut maka akan dihasilkan citra terdekripsi. Selanjutnya hasil dari deskripsi akan dikirim ke

(2)

Kemudian Server akan mengirim data citra yang telah dienkripsi/dekripsi kepada

client dan output yang diperoleh berupa citra terenkripsi/dekripsi serta comparisson image dan log process. Adapun arsitektur umum pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada Gambar 3.1 dapat dilihat pada arsitektur umum dilakukan beberapa langkah yaitu:

3.1.1 Input Image

Pada tahapan pertama sebelum dilakukan proses pengolahan data yaitu pengumpulan data yang di input oleh user berupa citra yang berformat .jpeg, .jpg, .bmp, .png dan

(3)

3.1.2 Processing Image

Pada tahapan ini terdapat dua jenis proses yang dilakukan pada citra yaitu:  Encryption Image

Pada tahap ini akan dilakukan pengenkripsian citra menggunakan algoritma

Chaotic Logistic Map. Proses enkripsi yang dilakukan dengan enkripsi simetris, yang berarti kunci yang digunakan saat mengenkrip harus sama dengan kunci yang digunakan pada saat mendekrip. Kunci tersebut dimanfaatkan untuk membangkitkan barisan bilangan acak yang disebut sebagai key stream

menggunakan Chaotic Logistic Map. Proses pertama yang dilakukan adalah membaca pixel-pixel citra kemudian menyimpannya ledalam sebuah matiks. Apabila citra tersebut 24-bit maka setiap komponen R, G, dan B disimpan dalam tiga matriks yang berbeda. Kemudian mengekstrak bit-bit MSB dari setiap byte pixel citra, misalkan bit-bit tersebut adalah p1, p2, ..., pn . Langkah selanjutnya adalah mengiterasikan Chaotic Logistic Maps dengan nilai awal x0 (kunci rahasia). Kemudian konversikan setiap nilai Chaotic menjadi integer, misalkan :

Selanjutnya ekstraksi 1 bit LSB dari setiap integer tersebut, misalkan yang dihasilkan adalah k1, k2, ..., kn. Selanjutnya enkripsi pi dengan ki , hasil enkripsi adalah c1, c2, ...,cn. Letakkan kembali bit-bit hasil enkripsi pada posisi MSBpixel semula lalu pengacakan pixel-pixel citra dengan sebuah matriks permutasi rahasia. Hasil pengacakan ini adalah citra terenkripsi.

 Decryption Image

Agar citra dapat dikembalikan kebentuk asalnya maka dilakukan proses deskripsi. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menggunakan kembali private key yang telah di generate ke dynamic key pada saat proses enkripsi. Kemudian mengubah tiap bit MSB kebentuk semula dengan memanfaatkan private key tersebut, misalkan:

10110011

Diubah menjadi

00110011

00110011

(4)

Setelah tiap bit MSB diubah dan meletakkan kembali bit-bit hasil enkripsi pada posisi MSB pixel semula, kemudian melakukan invers permutasi, yaitu mengembalikan sususan pixel-pixel yang teracak menjadi susunan semula maka akan dihasilkan citra terdekripsi. Selanjutnya hasil dari deskripsi akan dikirim dan disimpan ke server.

3.1.3 Output

Output dari sistem terbagi atas tiga bagian, yaitu :

 Encrypted Image, menampilkan hasil citra yang telah di enkripsi.

 Descrypted Image, menampilkan output hasil citra yang telah terenkripsi dan

terdeskripsi.

 Comparison Image & Log process, menampilkan hasil perbedaan citra sebelum

dan setelah dienkripsi serta hasilnya secara lebih detail. Log Process,

menampilkan hasil citra yang telah berhasil atau gagal dalam transmisi.

3.2 Metode Chaotic Logistic Maps 3.2.1 Pseudocode

Berikut merupakan pseudocode dari tahapan untuk melakukan proses enkripsi citra digital pada aplikasi enkripsi citra digital dengan menggunakan metode Chaotic Logistic Map.

Require : Global Variabel : image_file

set width <- image_file.getWidth(), height <- image_file.getHeight(), pixel,

(5)

function do_msb(pixel)

Gambar 3.2 Pseudocode Algoritma

Berdasarkan pseudocode tersebut terdapat beberapa langkah-langkah yang digunakan oleh sistem untuk melakukan proses enkripsi bit-bit data citra digital. Dalam penerapannya, algoritma enkripsi dengan menggunakan metode Chaotic Logistic Map

melakukan manipulasi nilai biner pada most significant bit (MSB) satu titik pixel citra. Aplikasi akan membaca pixel-pixel citra yang berupa array atau matriks dua dimensi dengan ukuran panjang dan lebar dari citra digital tersebut.

Pixel-pixel citra di dalam struktur citra bitmap berukuran sejumlah byte. Pada citra 8-bit satu pixel berukuran 1 byte (8 bit), sedangkan pada citra 24-bit satu pixel

berukuran 3 byte (24 bit). Di dalam susunan byte terdapat bit yang paling tidak berarti (least significant bit atau LSB) dan bit yang paling berarti (most significant bit atau

(6)

Pengubahan 1 bit LSB tidak mempengaruhi nilai byte secara signifikan, namun pengubahan 1 bit MSB dapat mengubah nilai byte secara signifikan. Misalnya 10111010 jika diubah bit MSB-nya dari 1 menjadi 0 sehingga susunan byte menjadi 00111010, maka nilai byte-nya berubah dari 186 menjadi 122. Secara visual efek perubahan bit-bit MSB pada seluruh pixel citra menyebabkan citra tersebut menjadi

“rusak” sehingga citra tidak dapat dipersepsi dengan jelas. Proses ini tercantum pada

pseudocode tersebut pada function do_msb, fungsi inilah pada aplikasi yang berfungsi untuk memanipulasi perubahan bit-bit MSB di seluruh pixel citra digital.

3.2.2 Diagram Alur (Flowchart)

Ada beberapa tahapan yang digunakan sistem untuk menentukan dan memperoleh hasil output data citra digital yang terenkripsi dengan memanfaatkan algoritma

Chaotic Logistic Map. Tahapan-tahapan tersebut digambarkan melaluai diagram alur (flowchart), setelah sebelumnya pada bagian 3.5.1 dijelaskan ke dalam bentuk

pseudocode. Dalam melakukan proses enkripsi data digital yang dipilih, aplikasi akan mengambil metadata file tersebut sebagai inputan.

(7)

Gambar 3.3 Diagram Alur Chaotic Logistic Maps

Dalam proses algoritma seperti yang digambarkan pada gambar 3.3, sistem akan menentukan besaran nilai width dan height dari berkas citra yang di upload oleh pengguna. Besaran nilai width dan height ini akan menjadi besaran nilai matriks 2 (dua) dimensi width x height, dimana setiap indeks dalam baris matriks merupakan titik pixel yang akan dihitung nilainya lalu dikonversi ke bilangan biner dan memanipulasi nilai bit pada bit yang paling besar (Most Significant Bit).

Selain besaran nilai width dan height , sistem akan mengambil informasi input berupa metadata dari berkas citra tersebut. Informasi metadata yang terkait antara lain tipe data, ukuran berkas citra digital, dan MIME type yang berpengaruh dalam output

citra yang dihasilkan. Jika berkas yang di upload pengguna bukan merupakan tipe data citra atau image, maka sistem tidak akan memproses dan balik ke proses upload

citra kembali. Setelah melakukan pengecekan tipe data citra, proses berlanjut untuk menghitung nilai pixel dari masing-masing index yang berada pada matriks citra berukuran width x height. Pada masing-masing index, setelah mendapatkan nilai pixel, maka akan dihitung nilai convolution mask dari nilai pixel tersebut. Perhitungan nilai

(8)

masing-masing 8 bit dalam 1 (satu) titik pixel citra tersebut. Setelah nilai dari proses

convolution mask diperoleh, maka nilai tersebut akan ditampung ke dalam variabel

grayscale_val untuk selanjutnya akan di normalisasi.

Proses normalisasi nilai grayscale akan dilakukan jika nilai grayscale_val yang diperoleh dari fungsi convolution_mask akan dikurangi dengan nilai bit citra paling maksimal yaitu 255. Jika nilai grayscale yang diperoleh dari proses convolution_mask

bernilai negative maka nilai grayscale yang baru akan di set menjadi nol (0). Sedangkan jika nilai grayscale_val bernilai lebih besar dari nol maka nilai tersebut akan dikurangi dengan 255.

Setelah melakukan normalisasi nilai grayscale yang baru akan dikonversikan ke dalam bentuk biner. Nilai desimal dari nilai grayscale yang telah dikonversikan ke dalam bentuk biner kemudian dilakukan manipulasi pada bit terbesar (MSB) dari biner tersebut. Sebagai contoh, jika nilai bine r hasil konversi nilai desimal dari nilai

grayscale tersebut adalah 10111010 jika diubah bit MSB nya dari 1 menjadi 0 sehingga susunan byte menjadi 00111010, maka nilai desimal dari gryscale_val akan berubah dari 186 menjadi 122. Proses ini akan terus berlanjut pada setiap index di masing-masing pixel di dalam citra. Setelah semua nilai pixel telah dimanipulasi makan didapatlah sebuah bentuk citra yang baru dan di create dengan menggunakan fungsi pembuat image untuk melakukan generate file citra yang baru yang nilai pixel nya telah dimanipulasi.

Proses generate file citra yang baru akan diesuaikan tipe datanya sesuai yang diinput oleh pengguna ke dalam sistem. Jika file citra bertipe data JPEG maka file

output hasil generate proses Chaotic Logistic Map akan bertipe JPEG, begitu juga dengan tipe-tipe data citra lainnya. File citra output akan ditampilkan ke dalam bentuk citra samar brwarna hitam, putih dan keabu-abuan.

3.3 Perancangan Sistem

Pada tahap perancangan sistem akan dilakukan perancangan bagaimana citra

(9)

3.3.1 Use Case Diagram

Use case diagram merupakan sebuah model yang menggambarkan kebutuhan sistem dan fungsionalitas yang diharapkan dari suatu sistem dari sudut pandang pengguna sistem, sehingga user atau pengguna sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan dibangun. Use case dibuat untuk memudahkan pengguna atau pembaca dalam mengerti alur kerja suatu sistem sehingga sistem dapat digunakan sebaik mungkin. Adapun aktor yang berperan pada sistem yang dibangun ini yaitu

user atau pengguna aplikasi yang akan menggunakan sistem untuk melakukan proses enkripsi dan dekripsi citra digital menggunakan metode Chaotic Logistic Maps. Rancangan use case sistem dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Use case diagram sistem

(10)

Tabel 3.1 Deskripsi Use Case Operator

No Use Case Deskripsi

1 Login Proses yang harus dilalui user atau pengguna untuk masuk ke dalam sistem. 2 Logout Proses untuk keluar dari sistem dan hanya

dapat dilakukan apabila user atau pengguna telah login.

3 Citra

Diterima

Proses yang dilakukan user atau pengguna untuk dapat melihat daftar data citra yang dikirim oleh pengguna aplikasi lainnya.

4 View

Daftar Citra

Merupakan proses yang akan menampilkan daftar data citra yang dimiliki oleh pengguna.

5 Dekripsi Citra

Proses untuk melakukan dekripsi citra yang diterima dan telah dienkripsi oleh pengguna aplikasi lainnya.

6 Data Citra Proses untuk menampilkan daftar data citra yang telah di upload dan disimpan oleh pengguna aplikasi.

7 Citra

Terkirim

Untuk menampilkan daftar data citra yang sudah pernah dikirim ke pengguna aplikasi lainnya. Pada proses ini pengguna dapat mengirim citra yang telah dienkripsi maupun yang belum dienkripsi.

Proses untuk melakukan enkripsi data citra digital. Pada proses ini, aplikasi akan menyimpan metadata file citra dan hasil

(11)

penyimpanan server. Selain itu, aplikasi akan melakukan recording total waktu eksekusi prosesnya.

10 Hapus

Data Citra

Untuk melakukan proses penghapusan data fisik citra dan informasi metadata citra pada basis data.

11 Log

Sistem

Proses untuk menampilkan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna aplikasi. Pada proses ini, aktivitas yang di

record oleh aplikasi meliputi proses upload

citra, hapus data citra, enkripsi dan dekripsi data citra.

Perancangan database pada sistem ini digunakan untuk menyimpan berbagai data yang berkaitan dengan Aplikasi Enkripsi Citra Digital Menggunakan Metode Chaotic Logistic Map Pada Perangkat Android. Penjelasan mengenai tabel-tabel pada database yang dirancang adalah sebagai berikut :

1. Tabel tbl_user, berfungsi untuk tempat menyimpan data-data pengguna aplikasi yang berhubungan dengan proses validasi dan akses modul-modul yang ada pada aplikasi.

2. Tabel tbl_image, berfungsi untuk menyimpan metada dari data citra yang di

upload oleh pengguna saat menggunakan aplikasi. Pada tabel ini juga menyimpan keteranagan flag is_send untuk menunjukkan state atau keadaan file citra apakah sudah terkirim ke pengguna lain atau tidak. Serta terdapat kolom untuk info tanggal dan waktu upload file.

(12)

4. Tabel tbl_log, berfungsi untuk menyimpan data setiap aktivitas yang dilakukan pengguna dalam menggunakan aplikasi. Aktivitas yang di record

ke dalam tabel adalah pada saat menghapus citra, enkripsi dan dekripsi citra. 5. Tabel tbl_process_detail, berfungsi untuk menyimpan info statistik dari

proses enkripsi citra digital.

Gambar 3.5 Database Relationship

3.3.3 Rancangan Tampilan Antarmuka

Tampilan antarmuka merupakan sebuah desain awal dari antarmuka sistem yang akan dibangun.

Rancangan halaman login

Pada halaman login, user dapat melakukan proses login dengan mengisi username dan

(13)

Log in

Username

Password

Log in Registrasi

Gambar 3.6 Rancangan Halaman Login

Rancangan halaman registrasi

Pada halaman registrasi, apabila user belum memiliki akun maka user dapat membuat akun baru dengan mengisi beberapa form seperti fullname, username, dan password. Rancangan halaman registrasi dapat dilhat pada Gambar 3.7.

Registrasi

Fullname

Username

Registrasi Password

Password Confirmation

(14)

Rancangan halaman dashboard (halaman utama)

Setelah user melakukan login, user akan masuk ke dalam halaman dashboard atau halaman utama. Pada halaman dashboard terdapat nama aplikasi dan menu-menu yang dapat diakses oleh user seperti Data Citra, Upload Citra, Citra terenkripsi, Log Data, dan Tentang. Rancangan halaman dashboard dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Nama Sistem

Gambar 3.8 Rancangan Halaman Dashboard

Keterangan :

1. Menu “Data Citra” adalah menu daftar citra yang telah di upload sebelumnya serta citra yang telah dideskripsi.

2. Menu “Upload Citra” adalah menu untuk mengunggah citra yang akan di enkripsi.

3. Menu “Citra Terenkripsi” adalah menu untuk melihat daftar hasil citra yang

telah berhasil di enkripsi.

4. Menu “Log Data” adalah menu untuk melihat proses data yang telah dikirim. 5. Menu “Tentang” adalah informasi detail mengenai aplikasi Crypmage.

Rancangan halaman data citra

(15)

daftar citra yang telah di deskripsi. Terdapat pula menu enkripsi dan detail citra apabila memilih citra salah satu citra yang ada di dalam data citra. Rancangan halaman data citra dapat dilihat pada Gambar 3.9 dan rancangan halaman detail citra dapat dilihat pada gambar 3.10.

Data Citra

Gambar 3.9 Rancangan Halaman Data Citra

Detail Citra

(16)

Rancangan halaman upload

Halaman upload akan muncul apabila user memilih menu upload pada halaman

dashboard atau halaman utama. Pada halaman ini user dapat mengunggah citra yang akan di enkripsi dengan mengambil citra yang tersedia pada galeri perangkat yang digunakan. Rancangan halaman upload dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Upload Citra

Gambar 3.11 Rancangan Halaman Upload

Rancangan halaman citra terenkripsi

Halaman citra terenkripsi akan muncul apabila user memilih menu citra terenkripsi pada halaman dashboard atau halaman utama. Pada halaman ini user dapat melihat daftar citra yang telah dienkripsi dan untuk melihat hasil enkripsinya, user dapat men-klik citra yang diinginkan. Rancangan halaman citra terenkripsi dapat dilihat pada Gambar 3.11 dan rancangan halaman view citra terenkripsi pada Gambar 3.12.

Citra Terenkripsi

(17)

View Image

Back

View Citra Terenkripsi

Citra Terenkripsi

Gambar 3.13 Rancangan Halaman View Citra Terenkripsi

Rancangan halaman log data

Halaman log data akan muncul apabila user memilih menu log data pada halaman

dashboard atau halaman utama. Pada halaman ini user dapat melihat log data dari

sistem. Pada halaman ini menampilkan “id file, aksi, tanggal, dan waktu” yang merupakan detail dari log data. Rancangan halaman log data dapat dilihat pada Gambar 3.13 serta detail dari log data sistem dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Log Data Sistem

(18)

Log Data

Back

Id File

Status Aksi

Tanggal Log

Waktu Log

Option

Gambar 3.15 Rancangan Detail Log Data

Rancangan halaman tentang

Halaman tentang akan muncul apabila user memilih menu tentang pada halaman

dashboard atau halaman utama. Pada halaman ini user dapat melihat informasi detail dari aplikasi atau sistem yang dibangun yaitu Crypmage. Dan Rancangan halaman tentang dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Tentang

Back

Tentang Crypmage

Nama Aplikasi

Versi

Deskripsi

(19)

Rancangan halaman citra dikirim dan citra diterima

Rancangan halaman citra dikirim dan citra diterima akan muncul apabila user memilih menu option yang ada pada data citra. Pada halaman ini user dapat melihat citra yang telah dikirim ke user lain dan citra yang diterima yang dari user lain. Halaman citra dikirim dan citra diterima dapat dilihat pada Gambar 3.17 dan Gambar 3.17.

Citra Dikirim

Citra 1 Tombol

view

Option Back

Gambar 3.17 Rancangan Halaman Citra Dikirim

Citra Diterima

Citra 1

Decryp Image

Option Back

(20)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini membahas hasil yang didapatkan dari implementasi metode Chaotic Logistic Maps dalam mengenkripsi citra dan pengujiajn sistem sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dibahas pada Bab 3.

4.1 Implementasi Sistem

Pada tahap implementasi sistem, metode Chaotic Logistic Maps akan diimplementasikan ke dalam sistem menggunakan bahasa pemrograman JAVA sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan.

4.1.1 Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan

Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada pembangunan sistem adalah sebagai berikut.

1.Sistem Operasi Android, v4.1.2 (Jelly Bean)

2.CPU 1.0 GHz Cortex-A9, GPU Broadcom VideoCOre IV 3.Kapasitas Memory Internal 4 GB

4.Memory 512 MB RAM

4.1.2 Implementasi perancangan antarmuka

Adapun implementasi perancangan antarmuka pada sistem yang telah dibangun adalah sebagai berikut.

Halaman Login User

(21)

Gambar 4.1 Halaman Login User

Halaman Registrasi Akun Baru

Halaman ini merupakan halaman yang ditampilkan setelah user memilih menu registrasi pada halaman login. Pada halaman ini memungkinkan user untuk melakukan registrasi akun baru agar dapat melakukan proses login pada halaman

login. Halaman registrasi akun baru dapat dilihat pada Gambar 4.2.

(22)

Halaman Dashboard atau Halaman Utama

Halaman ini merupakan halaman yang ditampilkan setelah user melakukan proses

login. Pada halaman ini ditampilkan nama dari sistem aplikasi dan terdapat lima menu utama yang dapat dipilih oleh user yaitu menu data citra, upload citra, citra terenkripsi, log data, dan tentang sistem. Halaman dashboard dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Halaman Dashboard

Halaman Data Citra

Halaman ini merupakan halaman yang ditampilkan oleh sistem setelah user memilih menu data citra. Pada halaman ini user dapat melihat daftar citra yang telah di upload

(23)

Gambar 4.4 Halaman Data Citra

Gambar 4.5 Halaman Detail Citra

Pada halaman data citra terdapat pula menu option yang terdiri dari dua menu pilihan yaitu :

(24)

2. Menu “Citra Diterima”, berfungsi untuk melihat data citra yang dikirim oleh

user lainnya berupa citra terenkripsi yang dapat di dekripsi untuk untuk melihat citra aslinya.

Halaman Upload Citra

Halaman upload akan muncul apabila user memilih menu upload pada halaman

dashboard atau halaman utama. Pada halaman ini user dapat mengunggah citra yang akan di enkripsi dengan mengambil citra yang tersedia pada galeri perangkat yang digunakan. Halaman upload citra dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Halaman Upload Citra

Halaman Citra Terenkripsi

(25)

Gambar 4.7 Halaman Citra Terenkripisi

Gambar 4.8 Halaman View Citra Terenkripsi

Halaman Log Data

Halaman log data akan muncul apabila user memilih menu log data pada halaman

dashboard atau halaman utama. Pada halaman ini user dapat melihat log data dari

(26)

Gambar 4.9 Halaman Log Data Sistem

Gambar 4.10 Halaman Detail Log Data Sistem

Halaman Tentang Sistem

Halaman tentang akan muncul apabila user memilih menu tentang pada halaman

(27)

Gambar 4.11 Halaman Tentang Sistem

4.2 Pengujian Kinerja Sistem

Pengujian kinerja sistem dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem dalam melakukan pengenkripsian citra menggunakan Chaotic Logistic Maps. Data yang digunakan adalah citra yang diperoleh dari user setelah di upload dan disimpan didalam database

sebelumnya. Pengenkripsian citra dimulai dengan memilih menu data citra pada halaman dashboard atau halaman utama. Pada halaman yang ditampilkan, sistem akan meminta user untuk memilih citra yang akan dienkripsi. Berikut adalah contoh data citra dan view citra yang akan dienkripsi.

(28)

Gambar 4.13 Contoh Data Citra yang telah di Upload

Gambar 4.14 Contoh Citra yang akan di Enkripsi

Pada Gambar 4.12 dapat dilihat pada halaman data citra terdapat daftar citra yang tersedia setelah di upload oleh user, maka proses enkripsi akan dilakukan dengan menekan tombol enkripsi citra. Tombol enkripsi citra akan menghasilkan citra yang telah dienkripsi, citra yang telah dienkripsi akan masuk kedalam menu citra yang terenkripsi dapat dilihat pada Gambar 4.15. Hasil enkripsi citra setelah tombol enkripsi citra ditekan dapat dilihat pada Gambar 4.16.

(29)

Gambar 4.16 Contoh Hasil Enkripsi Citra

Selanjutnya dilakukan pula pengujian terhadap sistem dengan data citra yang berbeda. Data yang diuji pada sistem menggunakan format citra dan resolusi citra yang berbeda. Hasil pengujian sistem dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sistem

# Citra Asli Citra

Terenkripsi

Citra Setelah

Dekripsi

Format Resolusi

(Ukuran)

Waktu

Pemrosesaan

1 bmp 480 x 400

(562.5 Kb) 14.466 s

2 bmp 419 x 477

(196.7 Kb) 14.778 s

3 bmp 673 x 373

(735 Kb) 23.706 s

4 gif 340 x 340

(31.22 Kb) 4.344 s

5 gif 1000x706

(30)

Pada beberapa hasil pengujian berdasarkan pada tabel 4.1 bahwa besaran resolusi dan ukuran dari berkas citra mempengaruhi lama proses dari algoritma enkripsi

chaotic logistic map tersebut. Pengecekan nilai pada masing-masing titik pixel pada matriks citra yang berukuran w x h, dimana w merupakan lebar citra dan h merupakan tinggi dari citra.

Proses enkripsi sangat dipengaruhi oleh ukuran berkas citra. Semakin besar resolusi dan ukuran citra, butuh yang lama pula dalam menghasilkan citra yang terenkripsi. Hasil pengujian yang diperoleh pada tabel 4.1 secara keseluruhan dapat direpresentasikan ke dalam bentuk grafik proses seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.17.

6 gif 1241x1475

(447 Kb) 86.124 s

7 png 800 x 600

(1.29 Mb) 23.76 s

8 png 1452x1259

(1.58 Mb) 81.648 s

9 png 96 x 96

(6.23 Kb) 0.342 s

10 jpg 981 x 1100

(2,99 Mb) 53.682 s

11 jpg 1600 x1200

(447.5 Kb) 71.436 s

12 jpg 515 x 480

(31)

Gambar 4.17 Grafik Hubungan Ukuran File dengan Lama Pemrosesan

Dalam proses pengujian ada beberapa format citra yang mengalami tingkat chaos

yang tinggi. Hasil atau output citra yang memiliki tingkat chaos yang cukup tinggi dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perbandingan Tingkat Chaos

# Citra Asli Citra Enkripsi # Citra Asli Citra Enkripsi

1 6

2 7

3 8

4 9

(32)

11 12

Dalam proses pengujian enkripsi citra pada sistem, penguji melakukan beberapa testing terhadap gambar dengan format, resolusi dan ukuran citra yang bervariatif. Pengujian dilakukan menggunakan empat format yang berbeda yaitu .bmp, .jpg/jpeg,

(33)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari penerapan metode yang diajukan untuk mengenkripsi citra serta saran-saran pengembangan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pengujian sistem enkripsi citra menggunakan Chaotic Logistic Maps adalah sebagai berikut:

1. Enkripsi citra menggunakan Chaotic Logistic Maps dengan Most Significant Bit (MSB) dapat dikembangkan dan mampu melakukan proses enkripsi dan dekripsi bersifat simetris.

2. Format citra .bmp sangat terpengaruh oleh nilai awal fungsi Chaos yang diubah setelah diitersikan sejumlah kali.

3. Hasil pengujian membuktikan bahwa karakteristik chaos yang sensitif terhadap nilai awal memang memberikan keamanan yang baik.

4. Rata-rata waktu proses enkripsi dan dekripsi berbanding lurus terhadap ukuran citra inputnya.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Pengenkripsian citra lebih lanjut disarankan dapat mengenkripsi citra dengan format citra yang lebih banyak lagi dan dapat mengenkripsi citra dalam jumlah yang lebih dari satu dalam satu waktu.

Gambar

Tabel 3.1 Deskripsi Use Case Operator
Gambar 3.5 Database Relationship
Gambar 3.7 Rancangan Halaman Registrasi
Gambar 3.8 Rancangan Halaman Dashboard
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitan yang dilakukan dapat disimpulkan dari hasil analisis t-tes, hasil analisis, ditemukan bahwa konseling kelompok dengan pelatihan tutor sebaya

Sementara itu untuk mengetahui hubungan jumlah asupan Benzena terhadap kadar darah pekerja dilakukan terhadap 22 responden dari kelompok terpajan saja yaitu para pekerja bahan

基礎研究一貫型 応用研究一貫型 製品開発一貫型 他 部門一一貫型 移動型 注1≦ 表13.. 発一貫型 一 貫型

[r]

Berdasarkan data kondisi ekosistem mangrove dan tingkat persepsi masyarakat di setiap desa, dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Batu Ampar dengan kondisi ekosistem

Pemberian kompensasi, lingkungan kerja yang baik pada dasarnya adalah hak para karyawan dan merupakan kewajiban dari pihak perusahaan untuk mendukung kontribusi

Tujuan dari paket kegiatan ini adalah Untuk membantu Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah II menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya dalam melaksanakan monitoring,

Memberi sumbangan pemikiran bagi Jemaat GPID Betlehem Buanasari agar memiliki pemahaman tentang relasi antara manusia dengan tanah dan seluruh alam semesta sebagai