• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perilaku Pemilih Etnis Karo Dalam Pemilihan Bupati Kabupaten Karo Periode 2010-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perilaku Pemilih Etnis Karo Dalam Pemilihan Bupati Kabupaten Karo Periode 2010-2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sistem politik yang menganut paham demokrasi, rakyat dipandang sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, hal ini terlihat dimanifestasikan melalui pemilihan umum dimana rakyat memilih langsung orang yang akan duduk memimpin pemerintahan sesuai dengan periode yang berlaku. Pemilihan Bupati secara langsung di kabupaten Tanah Karo pertama sekali dilaksanakan pada tahun 2005 dan berikutnya pada tahun 2010. Hal ini merupakan babakan baru dalam sejarah politik di Kabupaten Karo, dimana berbagai dinamika politik turut mewarnai wajah perpolitikan di kabupaten yang mayoritas penduduknya etnis Karo. Mulai dari propaganda politik, agitasi politik, sosialisasi politik bahkan kekerasan politik tidak jarang terjadi baik sebelum maupun sesudah pemilihan berlangsung.

(2)

Karo), dimana pada masa itu KPUD Kabupaten Karo menetapkan DD Sinulingga sebagai Bupati terpilih Kabupaten Karo periode 20005-2010.

Sebenarnya segala sesuatu yang menyangkut pemilihan Bupati dan Wakil Bupati secara langsung ini telah diatur dalam UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah dalam Pasal 56 ayat (1) yang mengatakan bahwa:”Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Hal ini diperkuat dengan UU no 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU no. 22 tahun 2007 tentang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati , Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, Pemberhentian, Kepala Dearah dan Wakil Kepala Daerah.

(3)

Tarigan, ST, SH 15.389 (9,74%) sebagai peringkat V, 8. Drs. H.M.Ramli Purba, MM dan Rony Barus 6.965 (4,41%) sebagai peringkat X, 9. DR. (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti dan Terkelin Brahmana, SH 15.310 (16,01%) sebagai peringkat II, 10. Andy Natanael Ginting Manik, SH, MM dan Fakhry Samadin, S.Ag 7.133 (4,51%) sebagai peringkat VIII. (mahkamahkonstitusi.go.id diakses pada 28/09/2011 pukul 14.00).

Sesuai dengan Peraturan Pemilihan Umum Bupati no 16 Tahun 2010 pasal 46 ayat yang mengatakan bahwa apabila tidak ada yang mencapai 30% (tiga puluh persen) dari jumlah suara sah, maka dilakukan pemilihan putaran ke II yang diikuti oleh pemenang I dan pemenang ke II. Sehubungan dengan itu pasangan calon yang berhak mengikuti putaran kedua adalah Siti Aminah Br. Perangin-angin dan Salmon Sumihar Sagala (nomor urut 1) yang meraih suara 30.804 suara atau 19.49% , kemudian pasangan Kena Ukur Surbakti (Karo Jambi) dan Terkelin Brahmana (no urut 9) dengan 25.310 suara atau 16.01%.

(4)

Hasil persentase pemilihan kepala daerah yang demikian ini sedikit banyak tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkembang di masyarakat, mulai dari kondisi politik dan ekonomi nasional sampai kepada kondisi sosial budaya pada masyarakat setempat. Hal ini akan membentuk perilaku politik masyarakat. Hal lain yang menarik adalah bahwa dari 20 orang calon Bupati dan Wakil Bupati sebagaimana yang disebutkan sebelumnya ternyata hanya 1 orang yang berlatar belakang etnis Batak Toba dan selebihnya berasal dari etnis Karo. Padahal menurut data statistik kabupaten Karo Tahun 2010, distribusi penduduk kabupaten Karo terdiri dari beberapa etnis yang antara lain, Jawa, Batak, Mandailing, Padang, Tionghoa, Tamil, Simalungun dan lain-lain. Mayoritas penduduk Tanah Karo adalah Etnis Karo dimana tentunya pengaruh budaya Karo pada pemilih, baik yang langsung terlibat dalam melaksanakan pilkada tersebut maupun yang tidak langsung akan menjadi signifikan.

Perilaku politik masyarakat pada pemilihan Bupati Kabupaten Karo periode 2010-2015 menarik untuk diapresiasi melalui suatu terlebih mengingat bahwa perilaku pemilih tersebut menentukan keberhasilan suatu pelaksanaan pilkada. Dalam konteks ini perilaku pemilih yang dimaksudkan antara lain adalah pada pelaksanaan kampanye, pada pelaksanaan pemberian suara, dalam keterlibatannya terhadap partai-partai politik, dan juga dalam pengamanan hasil hasil pilkada tersebut.

(5)

masyarakat selain dari mulut kemulut juga melalui informasi media massa ataupun informasi lain pada saat kampamye berlangsung. Bagi pemilih, pemberian suara atau voting merupakan proses yang sangat penting dalam suatu pemilihan umum.

Perilaku pemilih tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, dimana faktor internal antara lain status sosial yang terdiri dari pendidikan, penghasilan, pekerjaan masyarakat tersebut. Selain itu faktor internal itu juga seperti hubungan keluarga yang terdiri dari kedaerahan atau lokalitas, historis, agama dan suku (etnis) dari masyarakat yang bersangkutan. Pada sisi yang lain faktor eksternal antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas yang terdiri dari media kampanye yang digunakan saat sosialisasi, partai politik pendukung calon, dan sebagainya.

(6)

mengandung keterkaitan dengan aspek aspek lain yang diantaranya ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan agama.

Sehubungan dengan itu maka untuk menganalisis pilkada di Tanah Karo perlu dilihat juga hal hal yang berkaitan dengan budaya yang berkembang pada etnis Karo dewasa ini., dimana budaya pada masyarakat Karo tidak dapat dilepaskan dari: pertama, lima marga ( marga silima) tanpa mengenyampingkan marga-marga yang lainnya . marga silima itu yaitu Karo-Karo, Ginting, Tarigan, Sembiring, dan Perangin-Angin. Kedua , rakut sitelu atau daliken sitelu (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang berarti ikatan yang tiga. Arti rakut sitelu tersebut adalah sangkep nggeluh (kelengkapan hidup) bagi orang Karo. Ketiga, tutur siwaluh yang terdiri dari sipermen, siparibanen, sipengalon, anak beru, anak beru menteri, anak beru singikuri, kalimbubu, dan puang kalimbubu.

(7)

umum, berlaku di tempat-tempat umum atau pasar. Kebudayaan umum muncul di dalam dan melalui interaksi-interaksi sosial yang berlangsung dari waktu ke waktu secara spontan untuk kepentingan-kepentingan pribadi para pelakunya, kepentingan ekonomi, kepentingan politik, ataupun kepentingan-kepentingan sosial lainnya. Kebudayan umum ini menekankan pada prinsip tawar-menawar dari para pelakunya, baik tawar-menawar secara sosial maupun secara ekonomi, yang dibakukan sebagai konvensi-konvensi sosial, yang menjadi pedoman bagi para pelaku dalam bertindak dan bersikap.

Berkaitan dengan itu maka dengan adanya kondisi tawar menawar sebagaimana yang berlaku pada prinsip kebudayaan umum dan hal demikian ini juga akan mempengaruhi sikap politik seperti halnya yang terjadi pada masyarakat Karo. Berdasarkan kenyataan diatas maka penulis merasa tertarik untuk menganalisis fenomena politik di Tanah Karo melalui penelitian yang berjudul: “Perilaku Pemilih Etnis Karo pada Pemilihan Bupati Kabupaten Karo Periode 2010-2015”.

1.2 Perumusan Masalah

(8)

adalah: “Bagaimana perilaku pemilih etnis Karo dalam Pilkada di Kabupaten Karo Tahun 2010”?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari permasalahan di atas adalah:

1. Untuk melihat bagaimana perilaku pemilih etnis Karo dalam pemilihan Bupati Karo Tahun 2010.

2. Untuk dapat memahami dan menganalisis perilaku pemilih etnis Karo dalam pemilihan Bupati tersebut.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah bagi mahasiswa khususnya mahasiswa sosiologi maupun akademis umumnya, yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan perilaku pemilih dan etnisitas.

(9)

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan agar penulis lebih dapat meningkatkan kemampuan dalam menulus karya ilmiah tentang perilaku pemilih etnis karo dalam Pemilihan Bupati periode 2010-2015 di Kabupaten Karo.

b. Dapat dijadikan acuan atau alat dalam menggerakkan Pemilihan Bupati di Kabupaten Karo.

c. Dapat dijadikan model atau alat dalam membuat strategi dalam melaksanakan Pemilihan Bupati pada masa yang akan datang.

1.5 Definisi Konsep

1. Perilaku merupakan dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suat manusia yang sangat mendasar. Menurut Veeger, 1985:3, perilaku selalu dilihat dalam kaitannya dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki, dibagi, dan ditunjang bersama.

2. Pemilih merupakan untuk mereka pengaruhi dan meyakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada kontestan yang bersangkutan. Dinyatakan sebagai pemilih dalam Pilkada yaitu mereka yang telah terdaftar sebagai peserta pemilih oleh petugas pendata peserta pemilih.

(10)

1982:58). Basis sebuah etnis adalah berupa aspek kesamaan dan kemiripan dari berbagai unsur kebudayaan yang dimiliki, seperti misalnya adanya kesamaan dan kemiripan dari berbagai unsur kebudayaan yang dimiliki, ada kesamaan struktural sosial, bahasa, upacara adat, akar keturunan, dan sebagainya.

4. Karo merupakan suku yang ada di Indonesia. Karo memiliki budaya tersendiri dari suku lainnya yang merupakan identitas diri bagi masyarakatnya. Adapun aspek budaya Karo terdiri dari Merga, Bahasa, Kesenian dan Adat-istiadat.

5. Pilkada merupaka

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan karakterisasi variasi konsentrasi enzim dilakukan untuk menentukan pH optimum dan parameter kinetik V maks dan K M, dengan cara sebagai berikut, dilakukan penambahan 2

Data berupa proses bisnis peminjaman buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pengembalian buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pelayanan informasi

Berdasarkan jenis penelitiannya ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang mana studi ini memusatkan perhatian pada masalah/ fenomena yang ada pada saat penelitian

Variabel adversity quotient, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha diukur dengan skala Likert, yaitu skala dipergunakan untuk mengetahui setuju atau tidak

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

pendugaan umur simpan cookies kaya serat yang diperoleh dengan metode ASLT model pendekatan kadar air kritis untuk kemasan polietilen, metalizing, dan alumunium foil

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dari siswa kelas delapan MTs RAUDLATUT THOLIBIN dalam pemahaman membaca dalam teks bahasa inggris dan

Penggunaan bahan baku pupuk biofilter memberikan respon terhadap berat segar daun per tanaman lebih tinggi 19,90% dan 17.35% dibandingkan nilai tersebut