MAKALAH DISUSUN UNTUK
MEMENUHI MATA KULIAH
ILMU ALAMIAH DASAR
DISUSUN OLEH:
FIKASSA IJRAS (1511010041) PRADNYA PARAMITHA (1611010064) BONDAN PRASETYO (1511010039) YOGA ALFIANSYAH (1511010078) ADHITIA DK (1511010006)
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
TAHUN 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam pembelajaran sistem pemerintahan Indonesia, tidak dipungkiri bahwa wawasan mengenai bentuk negara merupakan hal yang sangat penting. Bagaimana sistem dan siklus yang terjadi dalam suatu negara menjadi hal yang harus dipahami karena dengan adanya wawasan tersebut sebagai warga negara kita dapat mengkritisi seluk beluk pemerintahan yang terjadi di suatu negara. Selain itu, gencarnya penerapan sistem desentralisasi saat ini juga menuntut adanya pengetahuan yang mumpuni untuk dapat memahami dan mengkritisi kinerja pemerintah di suatu negara, terutama pemerintah daerah.
Dalam makalah ini, kelompok kami mencoba menjelaskan terlebih dahulu mengenai perbedaan karakteristik dua bentuk negara, yakni negara federal dan negara serikat. Dengan mengetahui karakteristik keduanya, tentu akan lebih mudah untuk memahami apa perbedaan karakteristik pemerintah daerah di kedua negara tersebut, untuk dianalisis lebih lanjut dalam bab pembahasan.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik negara federal 2. Sistem pemrintahan negara federal
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Negara serikat atau federasi merupakan bentuk Negara gabungan yang terdiri dari berbagai Negara bagian dari sebuah Negara serikat. Bentuk Negara ini digolongkan kedalam 3 kelompok :
a. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Monarki memiliki dua jenis : monarki absolute, dan
monarki konstitusional. b. Oligarki
Pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
c. Demokrasi
Pemerintahan demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan rakyat atau mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat melalui mekanisme pemilu yang berlangsung secara jujur, bebas, aman, dan adil.
2.2 Pembahasan
2.2.2 Pemerintahan Daerah Negara Federal
dari daerah. Dalam negara federal, pemerintah pusat pada dasarnya adalah bentukan kesepakatan dari daerah-daerah. Dalam arti bahwa, kekuasaan pusat bukanlah kekuasaan yang hakiki, melainkan merupakan pemberian atau residu dari kekuasaan daerah. Dalam negara federal juga tidak dikenal adanya istilah daerah untuk sebuah wilayah kekuasaan khusus, melainkan disebut dengan negara bagian..
Dalam sistem negara federal, posisi negara bagian setingkat dengan posisi daerah dalam negara kesatuan, akan tetapi yang berbeda adalah hanya pada persoalan kewenangannya dan kemandiriannya. Tapi negara bagian tidak bisa membuat sebuah hubungan eksternal dengan negara lain. Hal itu dilakukan oleh pemerintahan federal yang merupakan penanggung jawab secara keseluruhan dari negara-negara bagian yang terdapat didalamnya. Negara bagian dalam negara federal bukanlah sebuah negara berdaulat pada awalnya. Dan hanya menadapatkan kedaulatannya ketika menggabungkan diri dalam pemerintahan federal. Maka keputusan negara federal mengikat seluruh warga negara. Contoh negara federal adalah Amerika.
2.2.3 Karakteristik Negara Federal
1. Negara Federal
Federasi berasal dari kata Latin foedus yang berarti perjanjian atau persetujuan. Dalam federasi atau negara serikat (bondstaat, Bundesstaat), dua atau lebih kesatuan politik yang sudah atau belum berstatus negara berjanji untuk bersatu dalam suatu ikatan politik, ikatan dimana akan mewakili mereka sebagai keseluruhan. Federasi adalah negara. Anggota-anggota sesuatu federasi tidak berdaulat dalam arti yang sesungguhnya. Anggota-Anggota-anggota federasi disebut “negara-bagian”, yang didalam bahasa asing dapat dinamakan “deelstaat”, “state”. “canton” atau “Linder”. Menurut K.C. Wheare dalam buku Federal
Government, prinsip federal adalah bahwa kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dalam bidang-bidang tertentu adalah bebas satu sama lain.Sedangkan menurut C.F. Strong salah satu ciri negara federal adalah bahwa sistem tersebut mencoba menyesuaikan dua konsep yang sebenarnya bertentangan, yaitu kedaulatan negara federal dalam keseluruhannya dan kedaulatan negara-negara bagian. Untuk membentuk negara federal suatu menurut C.F. Strong diperlukan dua syarat, yaitu :
2. Adanya keinginan pada kesatuan-kesatuan politiik yang hendak
mengadakan federasi untuk mengadakan ikatan terbatas, oleh karena itu apabila kesatuan-kesatuan politik itu menghendaki persatuan sepenuhny, maka bukan federasilah yang akan dibentuk, melainkan negara kesatuan. (Miriam Budiardjo, 2000:141 dan 142).
Menurut A.B. Lapian, dkk (1996: 192), yang dimaksud dengan negara federal atau serikat pada hakikatnya adalah suatu negara-negara bagian. Secara terperinci negara federal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan kedaulatan ke luar dari negara-negara bagian diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Federal, sedangkan untuk kedaulatan ke dalam dibatasi.
2.Soal-soal yang menyangkut negara dalam keseluruhannya diserahkan kepada kekuasaan pemerintah federal.
3. bentuk ikatan keasatuan-kesatuan politik pada negara federal bersifat terbatas. 4. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri
(kabinet) demi kepentingan negara bagian.
5. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat.
6. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepadapemerintah federal.
2. Federasi
Negara Federasi ditandai adanya pemisahan kekuasaan negara antara pemerintahan nasional dengan unsur-unsur kesatuannya (negara bagian, provinsi, republik, kawasan, atau wilayah). Pembagian kekuasaan ini dicantumkan ke dalam konstitusi (undang-undang dasar). Sistem pemerintahan Federasi sangat cocok untuk negara-negara yang memiliki kawasan geografis luas, keragaman budaya daerah tinggi, dan ketimpangan ekonomi cukup tajam.
Dalam negara Federasi, kedaulatan hanya milik pemerintah Federal, bukan milik negara-negara bagian. Namun, wewenang negara-negara bagian untuk mengatur penduduk di wilayahnya lebih besar ketimbang pemerintah daerah di negara Kesatuan. Wewenang negara bagian di negara Federasi telah tercantum secara rinci di dalam konstitusi federal, misalnya mengadakan pengadilan sendiri, memiliki undang-undang dasar sendiri, memiliki kurikulum pendidikan sendiri, mengusahakan kepolisian negara bagian sendiri, bahkan melakukan perdagangan langsung dengan negara luar seperti pernah dilakukan pemerintah Indonesia dengan negara bagian Georgia di Amerika Serikat di masa Orde Baru.Meskipun negara bagian memiliki wewenang konstitusi yang lebih besar ketimbang negara Kesatuan, kedaulatan tetap berada di tangan pemerintah Federal yaitu dengan monopoli hak untuk mengatur Angkatan Bersenjata, mencetak mata uang, dan melakukan politik luar negeri (hubungan diplomatik). Kedaulatan ke dalam dan ke luar di dalam negara Federasi tetap menjadi hak pemerintah Federal bukan negara-negara bagian.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan