• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum SMA Negeri 2 Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum SMA Negeri 2 Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2 "

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran umum SMA Negeri 2 Salatiga

SMA Negeri 2 Salatiga adalah salah satu lembaga pendidikan menengah atas di kota Salatiga yang berdiri pada tahun 1983, terletak di pinggiran kota (suburban) tepatnya di Jalan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga menempati areal seluas 3 ha. Lokasinya ini didukung dengan kawasan pemukiman penduduk yang terdapat fasilitas perumahan Tegalrego, perumahan asrama TNI 411, dan beberapa desa yang berada dikecamatan Algomulyo.

Kawasan ini menjadikan salah satu alternatif orang tua menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 2 Salatiga. Meskipun secara transportasi publik belum memiliki ketercapaian yang maksimal. Meskipun demikian peserta didik bukan hanya dari kalangan masyarakat sekitar sekolah namun juga dari beberapa daerah di wilayah kabupaten Semarang.

(2)

meningkatkan mutu tenaga pendidik, para guru diberikan kesempatan dan kemudahan dalam melanjutkan studi lanjut program Magister.

SMA Negeri 2 Salatiga telah menerapkan Managemen Mutu Terpadu (MMT) dengan perbaikan terus-menerus sejak bergulirnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006.Manajemen Mutu Terpadu yang telah dirancang oleh segenap civitas akademika salah satunya adalah peningkatan mutu hasil belajar peserta didik. Proses pencapaian mutu tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya gagasan visi, misi dan tujuan.

SMA Negeri 2 Salatiga mempunyai visi, misi, dan tujuan pendidikan. Visi tersebut merupakan terwujudnyasatuanpendidikandengan lulusan yang beriman, bertakwa, unggul dalam prestasi, berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan, serta mampu bersaing di era global.

(3)

yang dapat menumbuhkan rasa kepeduliansosial para peserta didik. (6) Melibatkan orang tua/wali peserta didik untuk memberikan bimbingan tentang budipekerti yang baik. (7) Melaksanakan program pengembangan diri bagi peserta dituntut mengenal potensi diri. (8) Menciptakan budaya sekolah yang mencintai lingkungan. (9) Sekolah mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan orang tua, masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta. (10) Melaksanakan kerjasama dengan perguruantinggi maupun instansi lain.

4.1.2 Sistem Manajemen Mutu Terpadu

Beberapa Tahapan yang dilakukan dalam proses sistem manajemen mutu terpadu dalam peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik pada pengelolaan pendidikan di SMA Negeri 2 Salatiga, sebagai berikut:

1. Identifikasi pengelolaan mutu di lingkungan sekolah menengah negeri 2 Salatiga sesuai dengan standar pendidikan yang dideskripsikan dalam rencana manajemen mutu sesuai dengan standar pendidikan nasional.

(4)

operasional sesuai dengan misi peningkatan hasil belajar peserta didik sehingga point utama adalah evaluasi dan pengembangan yang terkait dengan kurikulum. SPO penyusunan kurikulum pendidikan didukung dari setiap proses yang dijalankan setiap bidangnya.

3. Menetapkan input dan output dari proses mutu sesuai dengan sumber daya yang dimiliki di SMA Negeri 2 Salatiga melalui beberapa bidang kerja pendukung yang telah disebutkan diatas. Proses mutu dari setiap bidangnya terkait dengan ketetapan yang diharapkan dari peserta didik dan universitas negeri. Sehingga pihak sekolah mampu mengakomodir kebutuhan tersebut dengan memasukkan kebutuhan dan persyaratan dalam proses kegiatan belajar mengajar dan hasil evaluasi belajar peserta didik. 4. Menentukan urutan dan interaksi proses mutu

dengan prosedur yang saling berinteraksi berupa feedback dari output ke input.

5. Proses pengendalian melalui feedback untuk dilakukan follow up dengan menentukan hasil dari suatu proses kriteria keberhasilan dari program kerja.

(5)

Kebijakan institusi

Visi Misi

Tujuan Sasaran

Sistem MMT

1. Akademik, Kurikulum, Pembelajaran 2. Sarana Prasarana

3. Kesiswaan 4. Pendanaan 5. Humas

6. Bidang Manajemen, Pendidik, Tenaga pendidikan

Output/lulusan

Lulusan Bermutu di terima di Universitas Negeri

monitoring Evaluasi

Gambar 4.1 Program MMT SMA Negeri 2 Salatiga

Pelaksanaan Program MMT di SMA Negeri 2 Salatiga

diawali dengan perencanaan masing-masing bidang sesuai

dengan visi misi sekolah secara terpadu, dengan mengutamakan

pelayanan kepada para peserta didik untuk mencapai tujuan

sekolah yang sudah ditetapkan melalui kebijakan sekolah agar

menghasilkan lulusan atau out put yang bermutu, dengan hasil

UN meningkat dan meningkatnya para lulusan diterima di PTN

dan PTS Terakreditasi

Hasil Ujian Nasional 5 tahun terakhir rata-rata nilai untuk masing-masing program masih selalu berada diposisi bawah untuk sekolah negeri.

Berikut data perolehan nilai UN untuk 5 tahun terakhir :

(6)

PERINGKAT TAHUN

09/10 10/11 11/12 12/13 13/14

SMA N 1 1 1 1 1 1

SMA N 2 3 3 3 3 3

SMA N 3 2 2 2 2 2

Sumber : Data sekolah dari tahun pelajaran 2009/2010 s/d 2023/2014.

Data diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata-UN untuk semua program belum pada posisi peringkat yang baik dan menempatkan sekolah pada grade posisi bawah secara nasional. Hal ini berdampak pada penerimaan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang menurut data masih sangat minim jumlah siswa yang diterima di PTN dan PTS.Hasil ini menyebabkan sekolah ini belum menjadi pilihan utama masyarakat karena dianggap belum bermutu.

Berikut data peserta didik 5 tahun terakhir yang diterima di PTN dan PTS :

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik Melanjutkan Studi NO TAHUN JUMLAH DITERIMA DI PTN / PTS

Sumber : data sekolah dari tahun pelajaran 2009/2010 s/d 2023/2014

(7)

pendidikan di sekolah,namun hal tersebut belum menjadi faktor utama penentu kualitas peserta didik yang memiliki daya saing global dengan SMA Negeri yang menjadi benchmaking.

4.1.3 Aspek Perencanaan MMT (Manajemen Mutu Terpadu)

Beberapa rencana program strategis dalam meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Bidang Kurikulum

Peningkatan perolehan hasil belajar peserta didik, baik untuk KKM mata pelajaran maupun perolehan nilai Ujian Nasional sehingga meningkat mencapai 75%. Program yang direncanakan adalah adanya tambahan jam pelajaran ,mengaktifkan MGMP di tingkat sekolah, supervisi guru dan program remidi.

Perencanaan program MMT bidang kurikulum selanjutnya adalah meningkatnya para lulusan yang diterima di PTN dan PTS terakreditasi baik dengan target 75% .Untuk mewujudkan program tersebut maka sekolah menjalin kerja sama dengan PTN dan PTS.

B. Bidang Kesiswaan

(8)

merupakan sebagian program MMT bidang kesiswaan .Agar program tersebut dapat tercapai maka Sekolah menyiapkan pembimbing yang kompeten sesuai bidangnya dengan bekerjasama dengan PT atau mendatangkan pembimbing dari luar sekolah.

Di bidang non akademis meliputi pengembangan diri peserta didik, kegiatan ekstra kurikuler berbagai bidang seni, olahraga, Karya Ilmiah Remja, pembinaan karakter peserta didik diantaranya kegiatan literasi, budaya 5 S(senyum,sapa,salam,sopan dan santun). Kegiatan yang lainnya adalah ibadah atau doa dan kegiatan lingkungan hidup menuju sekolah sehat dan adiwiyata. Menyiapkan pembina yang ekstra yang kompeten perlu dilakukan agar prestasi semakin meningkat. Dengan meningkatnya prestasi peserta didik di bidang non akademis diharapkan dapat berkontribusi baik terhadap penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN.

Meningkatkan layanan bimbingan dari BK (Bimbingan Konseling) merupakan bagian dari perencanaan program MMT bidang kesiswaan dalam peningkatan hasil belajar, meliputi layanan atau bimbingan klasikal, pribadi baik yang bermasalah atau tidak.

C.Bidang Humas (Hubungan Humas)

(9)

maupun Lembaga yang terkait. Program yang direncanakan adalah workshop, diklat, seminar untuk guru dan ekspo pendidikan .Program tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik maka direncanakan tiap semester 1 kali dan untuk ekspo pendidikan sekali tiap tahunnya.

D. Bidang Sarpras (Sarana Prasarana)

Sarana prasarana merupakan salah satu faktor pendukung terwujudnya peningkatan hasil belajar ,oleh karena itu perencanaan pengadaan sarpras harus sesuai kebutuhan sekolah ,agar bermanfaat bagi sekolah. SMA Negeri2 Salatiga saat ini membutuhkan sarana IT untuk kelengkapan ruang minimal 75% terpenuhi layanan IT.

Selain layanan IT layanan perpustakaan merupakan faktor pendukung dalam peningkatan hasil belajar peserta didik.Masih kecilnya angka kunjungan perpustakaan maka perpustakaan harus merencanakan program layanan perpustakaan diluar jam pelajaran selain menambah referensi buku-buku yang baru .

4.1.4 Aspek Pelaksanaan MMT

Manajemen Mutu Terpadu atau perbaikan terus-menerus di SMA Negeri 2 Salatiga dilaksanakan guna melayani kepuasan pelanggan.Pelanggan di sini adalah peserta didik, guru, masyarakat PT, dan pengguna kelulusan.

(10)

Bidang kurikulum merupakan bidang yang krusial dalam proses penyelenggaraan pendidikan, dengan pendukung beberapa input berupa:

1. Program studi meliputi kelas IPA sebesar 3 kelas, Kelas IPS sebesar 5 kelas dan Bahasa 1 kelas dari masing-masing jenjang kelas XI, XII. Untuk kelas X masih mengikuti standar umum belum dilakukan penjurusan program studi. Dimana untuk setiap kelasnya berjumlah 36 peserta didik.

2. Penetapan kurikulum yang digunakan yakni berupa kebijakan internal sekolah menggunakan kurikulum KTSP tahun 2006.

3. Nilai masuk peserta didik pada setiap tahun pelajaran baru sebagai berikut:

Tabel 4.1 Nilai Masuk Peserta didik Baru No Tahun Nilai Sumber: data sekolah PPDB tahun pelajaran 2009/2010 s/d 2013/2014

(11)

Beberapa proses yang dilakukan pada bidang kurikulum dalam peningkatan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Penambahan jam pelajaran pada struktur kurikulum diberikan kepada mata pelajaran UN diharapkan dapat menambah kualitas belajar peserta didik. Selain hal itu, untuk kelas XII ada pemadatan mata pelajaran UN yang pelaksanaannya diatur di luar jam pelajaran,namun untuk kelas X,XI belum ada tambahan jam diluar jam pelajaran.

2. Melalui kegiatan MGMP sekolah diharapkan ada peningkatan kualitas guru ,namun belum semua MGMP mapel aktif.

3. Kegiatan supervise guru, dilaksanakan setiap semester 2 kali oleh Kepala Sekolah atau guru yang ditunjuk, dan perangkat pembelajaran guru (silabus, RPP) harus dimiliki setiap guru.

4. Pelaksanaan remidi belum di luar jam pelajaran

Beberapa parameter output yang terlihat seperti pada data berikut ini, yakni berupa hasil evaluasi belajar peserta didik selama rentan waktu lima tahun terakhir dari tahun pelajara 2009/2010 s/d 2013/2014.

1. Nilai Ujian Nasional

(12)

No Tahun Jurusan UN

NT NR NRT

1 2009/2010 IPA 50,58 30,80 43,29

IPS 49,70 27,10 43,09

BHS 48,65 38,5 44.63

2 2010/2011 IPA 52,55 38,89 44,64 IPS 52,49 38,60 44,71

BHS 48,40 35,20 43,99

3 2011/2012 IPA 52,25 33,8 44,64

IPS 52,4 38,6 47,11

BHS 48,4 35,2 43,99

4 2012/2013 IPA 52,50 31,10 44,4

IPS 51,40 34,0 45,4

BHS 50,0 31,15 44,37

5 2013/2014 IPA 48,45 30,85 41,74 IPS 49,90 34,05 42,77

BHS 49,60 33,60 42,23

Sumber: Data Sekolah

Nilai rata-rata UN 5 tahun terakhir pada masing-masing program IPA, IPS dan Bahasa menunjukkan adanya perubahan namun belum cukup banyak, hal ini berarti pelaksanaan MMT belum menghasilkan peningkatan hasil belajar yang maksimal. Oleh karenanya perlu dilakukan evaluasi agar diketahui kekurangan-kekurangannya.

2. Peringkat Nilai Se-Kota Salatiga

(13)

IPA B.Ind B.Ing Mat Fis Kim Bio

2011/2012 3 3 3 3 3 3

2012/2013 3 3 3 3 3 3

2013/2014 3 3 3 3 3 3

IPS B.Ind B.Ing Mat Ekono Sosio Geo

2011/2012 3 3 3 3 2 3

2012/2013 3 3 3 3 2 3

2013/2014 3 3 3 3 3 3

Bahasa B.Ind B.Ing Mat Sastra Antro Jerman

2011/2012 2 2 3 3 3 3

2012/2013 2 2 3 3 3 3

2013/2014 3 3 3 3 3 3

Sumber: Data Sekolah

Data nilai UN dari tahun pelajaran 2009/2010 s/d 2013/2014 nampak bahwa dari semua program SMA Negeri 2 Salatiga berada pada posisi ke 3 dari 3 sekolah negeri SMA di salatiga, hal ini menunjukkan bahwa belum ada peningkatan prestasi yang cukup baik. Upaya memaksimalkan pelaksanaan program MMT harus tetap dilakukan untuk tahun berikutnya.

B. Bidang Kesiswaan

Beberapa komponen input dari bidang kesiswaan meliputi parameter:

1.Pembimbing memiliki kategori atau sesuai dengan standar kemampuan dalam membina kegiatan kesiswaan. Kegiatan kesiswaan meliputi olimpiade, olahraga, kesenian, penelitian ilmiah. Beberapa pembimbing tersebut sesuai dengan lampiran.

(14)

menemukan bakatnya sehingga dapat membantu untuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan adanya prestasi dari kegiatan ekstrakurikuler dapat mengikuti perekrutan mahasiswa dari jalur prestasi.

3.Sarana prasarana pendukung dalam kegiatan kesiswaan sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler yang telah ditetapkan dari pihak sekolah. Sarana dan prasarana tersebut meliputi lokasi atau tempat, ketersediaan waktu dan jadwal dan peralatan serta tenaga pembimbing kompeten yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Beberapa proses yang dijalankan dari bidang kesiswaan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan program pengembangan diri peserta didik, melalui kegiatan ekstra kurikuler baik akademis maupun non akademis. Beberapa hal yang dilakukan diantaranya: (a) Pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler masing-masing jenis ekstra setiap 1 minggu minimal 1 kali kegiatan dengan jadwal yang sudah diatur. (b) Pelatih atau pengajar (Pembina) ekstra adalah orang yang berkualitas (berkemampuan) sesuai bidangnya, bisa guru atau pelatih dari luar sekolah. Saat ini ada 30 kegiatan ekstra.

(15)

bersalaman, bila bertemu guru maka peserta didik harus bersalaman atau sesama guru bila saling bertemu maka saling bersalaman.Budaya hidup bersih melalui gerakan Jumat Bersih. Budaya hidup sehat melalui penjualan makanan di kantin yang sudah diatur diantaranya ada jadwal yang tanpa gorengan tapi diganti buah.

Kegiatan Literasi atau budaya membaca yang dilaksanakan setiap hari Selasa dan Rabu 15 menit sebelum KBM, diharapkan melalui kegiatan Literasi para peserta didik tidak bosan membaca yang akan menunjang belajar atau bahkan akan lahir peserta didik yang pandai menulis (pengarang buku).

Kegiatan ibadah yang dilaksanakan setiap hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu yaitu Shalat Dhuha dan membaca Yasin serta doa pagi untuk yang muslim. Pembinaan peserta didik oleh guru BK secara

rutin di kelas maupun di luar kelas (ruang BK) sesuai jadwal dan kebutuhan. Agenda tahunan dari guru BK adalah memfasilitasi pendaftaran peserta didik khususnya kelas XII yang akan melanjutkan studi lanjut di tingkat perguruan tinggi.

(16)

1. Kegiatan olahraga : basket, voley, footsal, sepak bola, bela diri dari merpati putih, bulu tangkis.

2. Kegiatan lingkungan hidup yang bekerjasama dengan GIZ.

3. Kegiatan karya ilmiah remaja 4. Kelompok olimpiade

Seluruh kegiatan tersebut telah memberikan prestasi baik tingkat kota, provinsi dan nasional.

Selanjutnya dari bidang kesiswaan beberapa hasil atau ouput dapat terlihat dari lampiran hasil kegiatan atau mengikuti event pada berbagai perlombaan nasional dan regional.

C. Bidang Humas

(17)

dalam melakukan sosialisasi terkait dengan strategi pembelajaran peserta didik melalui bimbingan belajar.

Kegiatan Ekspo Perguruan Tinggi dalam rangka memfasilitasi peserta didik khususnya SMA Negeri 2 Salatiga maupun masyarakat sekitarnya (peserta didik di luar SMA Negeri 2 Salatiga) untuk mengenal PT di Jawa Tengah dan DIY.Kegiatan ekspo dilakukan setiap satu tahun sekali.Kerjasama dengan pihak universitas yang ada disalatiga adalah UKSW dalam hal praktek mahapeserta didik FPG dari beberapa mata pelajaran tertentu.

D. Bidang Sarana Prasarana

Sarana prasarana merupakan komponen pendukung dalam meningkatkan mutu atau kualitas hasil belajar peserta didik.Sarana prasarana yang terdiri :Ruang kelas; Ruang laboratorium; Ruang perpustakaan ; Ruang multi media, Ruang PSB, Ruang guru, Ruang Kepala Sekolah, Ruang koperasi, Ruang Wakil Kepala Sekolah, Ruang kantor TU, Ruang gudang, Rumah penjaga, Mushola, Kamar Mandi, Ruang Ekstrakurikuler, Lapangan sepakbola, Lapangan basket (lapangan upacara), Instalasi pembuangan air limbah (IPAL)

(18)

kelas, sudut-sudut ruangan selalu ada 3 tempat sampah, ada rumah sampah dan pengolahannya.

Sarana prasarana lainnya dalam mendukung peningkatan kualitas hasil peserta didik adalah layanan perpustakaan.Ketersediaan perpustakaan dalam berperan sebagai jembatan ilmu bagi peserta didik dan memberikan kemudahan akses materi pembelajaran.

E. Bidang Manajemen Mutu

Peningkatan manajemen mutu merupakan bidang yang yang bertanggung jawab dalam memberikan penyusunan standar prosedur sesuai dengan kaidah Manajemen Mutu Terpadu.Manajemen Mutu Terpadu yang dijalankan di tingkat sekolah saat ini sedang berorientasi mempersiapkan ISO (International Standart Organization). ISO masih tahap awal sehingga belum menampakkan hasil yang dapat dilakukan kajian evaluasi.

4.1.5 Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri 2 Salatiga

Implementasi pendidikan pada tingkat sekolah menengah dilaksanakan sesuai dengan kontruksi pemerintah. Hal tersebut merunut pada sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 yakni 8 standar dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya sebagai berikut:

(19)

Sekolah telah melaksanakan KTSP dan telah memiliki perangkat pembelajarannya. Pihak sekolah melaksanakan kurikulum KTSP berdasarkan 6 muatan KTSP. Hal ini dibuktikan dengan komponen: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas.

Pengembangan kurikulum melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah. Prosedur ini belum dijalankan secara maksimal, dikarenakan kurang efektifnya dalam melakukan koordinasi. Sehingga dalam penyusunan kurikulum KTSP cenderung menyesuaikan program yang sudah ada dan belum dilakukan sebuah inovasi dan pembaharuan kurikulum.Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip berpusat pada potensi siswa, beragam dan terpadu, tanggap terhadap pengembangan ilmu, relevan dengan kebutuhan. Hal ini dengan menggunakan 3-4 prinsip sehingga pada kategori C. Pelaksanaan kurikulum dalam bentuk pengajaran dengan prinsip 3-4 sehingga sekolah pada kategori C. Dimana prinsip yang dijalankan adalah layanan pendidikan yang bermutu dengan menegakkan lima pilar belajar, serta layanan pendidikan yang bersifat perbaikan.

(20)

dalam bentuk konseling belajar, pribadi, sosial. Mekanisme penyusunan KTSP melalui 3 pokok yakni tim pengembang, pertemuan dan workshop. Kurikulum KTSP (Buku 1) disusun oleh Kepala Sekolah, guru, komite.Penyusunan ini meliputi potensi kearifan lokal, KKM, keungulan lokal, Kalender Pendidikan dan SKL. Program Pembelajaran (Buku 2) disusun oleh guru yang meliputi : (1) Pemetaan Kurikulum, (2) Silabus, (3) Program Semester, (4) Rencana Program Pembelajaran (RPP), (5) Memiliki Program Penilaian Hasil Belajar, (6) Memiliki Program Analisis Hasil Belajar dan Program Tindak Lanjut yang meliputi Program Perbaikan dan Program Pengayaan.

B. Standar kompetensi Kelulusan

Kompetensi kelulusan yang dilaksanakan untuk SMA meliputi beberapa mata pelajaran pada masing-masing jurusan IPA, IPS dan bahasa. Mata pelajaran yang diambil untuk mewakili masing-masing jurusan, yakni sebagai berikut:

1.Matematika

(21)

dengan kedalaman materi yang ada pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Kemampuan pernyataan dalam matematika dan menentukan kebenarannya secara majemuk serta menggunakan prinsip logika matematika dan pemecahan masalah.Mampu memahami data dan memiliki sikap menghargai matematika dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2.Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang ada di semua program, penetapan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) masing-masing program disesuaikan dengan kedalaman materi yang ada pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Nilai-nilai untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Mendengarkan dengan cara menyampaikan berita, pidato, wawancara, seminar. Berbicara dengan wawasan lisan, diskusi, presentasi hasil penelitian mengomentari puisi dan pementasan drama. Membaca beberapa novel, biografi, sastra. Kemampuan menulis teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, puisi, cerpen, esai.

3.Bahasa Inggris

(22)

disesuaikan dengan kedalaman materi yang ada pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Nilai-nilai untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.Konsep mendengarkan secara lisan interpersonal dan transaksional secara formal maupun informal. Bentuk narasi, deskripsi, explanatory, laporan, analisa eksposisi. Kemampuan berbicara interpersonal dan transaksional. Kemampuan wacana tertulis dan kemampuan menulis secara informal dan formal.

4.Fisika

Fisika dipilih untuk sampel pada pengukuran nilai untuk program IPA, dikarenakan mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang paling kompleks muatan materinya.

Kemampuan melakukan percobaan antara merumuskan masalah dalam mengajukan dan menguji hipotesis. Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran fisika. Peserta didik menganalisa dan mendeskripsikan konservasi, gas ideal. Menerapkan konsep dan prinsip dalam gelombang penyelesaian masalah produk teknologi.

5.Ekonomi

(23)

ekonomi merupakan mata pelajaran yang paling kompleks muatan materinya.

Kemampuan peserta didik dalam menganalisa permasalahan ekonomi dalam sistem ekonomi. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi produsen, konsumen, permintaan, penawaran, harga keseimbangan mekanisme pasar. Kemampuan memahami pembangunan ekonomi, ketenagakerjaan, APBN, pasar modal dan ekonomi terbuka. Kemampuan menyusun siklus akuntansi perusahaan.

6.Bahasa Jerman

Bahasa Jerman dipilih untuk sampel pada pengukuran nilai untuk program Bahasa, dikarenakan mata pelajaran bahasa jerman merupakan mata pelajaran yang paling kompleks muatan materinya.

Nilai-nilai untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Mendengarkan dengan cara menyampaikan berita, pidato, wawancara, seminar. Berbicara dengan wawasan lisan, diskusi, presentasi hasil penelitian mengomentari puisi dan pementasan drama.Membaca beberapa novel, biografi, sastra.Kemampuan menulis teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, puisi, cerpen, esai.

(24)

Proses penyusunan kurikulum KTSP yang dijalankan di sekolah sesuai dengan yang dilakukan oleh sekolah. Penyusunan KTSP pada masing-masing kelas dan mata pelajaran.

D. Standar sarana prasarana

Perencanaan dalam pengelolaan sarana prasarana melalui perencanaan, memenuhi dan mendayagunakan sarana prasarana.Melakukan evaluasi dan melakukan pememliharaan sarana dan prasarana.Melakukan kelengkapan fasilitas pembelajaran dan menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai tujuan pendidikan dan kurikulum.Pengelolaan fasilitas untuk meningkatkan mutu hasil peserta didik meliputi pengelolaan laboratorium, fasilitas yang lainnya.

E. Standar pembiayaan

Standar pembiayaan yang disusun oleh sekolah sesuai dengan peraturan pemerintah.Penyusunan pembiayaan memiliki orientasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

F. Standar penilaian

(25)

ini didukung dengan nilai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.Para guru telah melaksanakan standar dan prosedur penilaian secara baik.

G. Standar pengelolaan

Perencanaan program melalui penyusunan visi, misi dan tujuan dan rencana sekolah.Pelaksanaan rencana kerja yang merupakan pedoman sekolah dan perumusan sekolah, struktur organisasi, pelaksanaan kegiatan sekolah.Bidang pengelolaan yang menunjang kegiatan belajar mengajar peserta didik melalui penyusunan KTSP.Program pembelajaran sekolah yang meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar.Dimana setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan belajar mengajar setiap mata pelajaran.

H. Standar pendidik dan ketenagapendidikan

Pengembangan sekolah melalui pembagian tugas dan menentukan sistem penghargaan dan pengembangan profesi tenaga pendidik.Pemberdayaan peningkatan kualitas peserta didik meliputi guru, kepala sekolah beserta wakilnya, konselor, pelatih, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, tenaga administrasi.

4.1.6 Proses MMT pada SOP KBM (Standar Operasional Prosedur Kegiatan Belajar Mengajar)

(26)

masing-masing mata pelajaran dari setiap guru pengampu. Penyusunan guru mata pelajaran dalam menjalankan SOP KBM meliputi penyusunan silabus, penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), evaluasi hasil pembelajaran.

Kajian yang dilakukan meliputi kelas X,XI,XII dimana untuk mata pelajaran meliputi:

Tabel 4.4 Mata Pelajaran Agama Islam Sejarah Fisika Agama Katolik Sosiologi Kimia Agama Kristen Geografi Biologi

PKn Ekonomi TIK

Bahasa Indonesia

Matematika Antropologi

Bahasa Inggris Bahasa Jawa Bahasa Jerman Sumber: Data Sekolah

Pada penyusunan penelitian dilakukan pemilihan mata pelajaran yang digunakan sebagai analisa pembahasan atau bahan kajian yang didasarkan pada:

1. Faktor penilaian ujian nasional

2. Mata pelajaran pokok atau wajib sekolah

3. Parameter ujian masuk perguruan tinggi kategori nilai TPA dan TOEFL.

Berlandaskan pada parameter tersebut maka dipilih mata pelajaran sebagai berikut:

(27)

5. Ekonomi 6. Fisika

Mata pelajaran tersebut dilakukan sebuah kajian evaluasi yang diprioritaskan pada tujuan utama adalah meningkatkan jumlah peserta didik yang dapat melanjutkan ke pendidikan tingkat lanjut dan nilai Ujian Nasional baik.

A. Penyusunan Silabus

Penyusunan silabus dari beberapa mata pelajaran yang dilakukan untuk analisa meliputi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,Fisika, Ekonomi, Bahasa Jerman.

B. Penyusunan RPP

Penyusunan RPP dari mata pelajaran adalah sebagai berikut:

1.Bahasa Indonesia

(28)

menyusun resensi.Sumber pustaka yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah buku paket dan LKS (Lembar Kerja Peserta didik).

2.Bahasa Inggris

Kompetensi dasar dalam kemampuan penyerapan mata pelajaran bahasa inggris adalah kemampuan dalam menerjemahkan dan mengungkapkan makna teks.Aspek skill sesuai dengan acuan kurikulum KTSP. Dalam satu kali pertemuan tersedia waktu 90 menit yang mana dalam 10 menit pembuka 70 menit materi inti dan 10 menit materi penutup. Hal ini memang lazim dilakukan disemua mata pelajaran, hanya saja yang membedakan adalah selama proses KBM peserta didik dituntut untuk melakukan segala bentuk pembicaraan menggunakan bahasa inggris.

Sumber pustaka atau referensi dari kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan buku paket dan Lembar kerja peserta didik.Penilaian dari peserta didik dapat dilihat dari kemampuan peserta didik membentuk narasi yang ditulis untuk dikumpulkan.

3.Bahasa Jerman

(29)

4.Matematika

Jumlah pertemuan kegiatan belajar mengajar sebanyak 16 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap materi tema bahasan sebesar 4 kali pertemuan dengan durasi 8 jam pembelajaran. Tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan kurikulum KTSP. Metode pembelajaran dilakukan secara ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sumber bahan pustaka dengan menggunakan buku paket dan Lembar Kerja Peserta didik (LKS).

5.Ekonomi

Mata pelajaran ekonomi memuat beberapa indikator dengan standar kompetensi dan tujuan sesuai dengan kurikulum KTSP.Kemampuan yang dimiliki adalah mampu memahami ilmu-ilmu ekonomi dan manajemen dalam menjaga stabilistas dan kesejahteraan.

Referensi buku yang digunakan dalam proses pembelajaran ini meliputi buku paket dan LKS. Sistem atau metode pembelajaran dilakukan secara ceramah atau searah dari guru kepada peserta didik.

(30)

memberikan pola pikir dalam logika berpikir mencapai kesejahteraan ekonomi.

6.Fisika

Standar kompetensi mata pelajaran fisika didasarkan pada pemahaman materi secara logis dan mampu berpikir secara analog.Kemampuan menguasai materi dasar fisika menjadi kunci utama dalam memberikan kemudahan mendapatkan nilai dan paham. Kemampuan potensi disesuaikan dengan acuan kurikulum KTSP.

Mata pelajaran ini didukung referensi berupa buku paket dan LKS. Dengan dilakukan review kemampuan peserta didik dari pemberian tugas secara teori dan praktek secara kelompok dalam membuat peralatan-peralatan tertentu.

C. Kompetensi Penilaian dan Evaluasi Hasil Belajar 1.Bahasa Indonesia

Kompetensi penilaian merupakan penyerapan materi pembelajaran dengan indikator kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas. Penilaian evaluasi bahan materi pembelajaran dilakukan setiap 2 materi bahasan. Evaluasi hasil pembelajaran peserta didik ini telah memenuhi batas minimal standar KKM. Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

(31)

Kompetensi penilaian penyerapan materi pembelajaran Bahasa Inggris mengharuskan keaktifan peserta didik baik dari struktur, pronounce, grammer. Sehingga diharapkan peserta didik mampu mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Pada dasarnya peserta didik telah memenuhi batas minimal nilai KKM.Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

3.Bahasa Jerman

Kompetensi penilaian penyerapan materi pembelajaran Bahasa Jerman mengharuskan keaktifan peserta didik baik dari struktur, pronounce, grammer. Sehingga diharapkan peserta didik mampu mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Pada dasarnya peserta didik telah memenuhi batas minimal nilai KKM.Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

4.Matematika

(32)

diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

5.Ekonomi

Kompetensi mata pelajaran ekonomi mengharapkan adanya daya atau kemampuan menghadapi peluang global, nasional dan mencapai kesejahteraan pribadi dalam menemukan solusi permasalahan. Hasil evaluasi belajar menyatakan bahwa peserta didik telah memenuhi standari nilai KKM. Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

6.Fisika

Kompetensi mata pelajaran fisika mengharapkan adanya daya atau kemampuan peserta didik dalam menguasai materi atau bahasan.Indikator penguasaan materi terukur dari kemampuan peserta didik dalam menyelesaiakan soal-soal dan melakukan praktek desain dan rancangan.Hasil evaluasi belajar menyatakan bahwa peserta didik telah memenuhi standari nilai KKM.Kemampuan mengajar guru juga dapat diperhitungkan dari nilai kredit kerja guru yang amat baik dan baik.

Untuk hasil penilaian kerja guru yang menjadi bahan penelitian dapat dilihat pada daftar lampiran.

(33)

Ujian nasional dan animo masuk PTN maupun PTS Terakreditasi merupakan ukuran keberhasilan SMA Negeri 2 Salatiga. Hasil program manajemen mutu dalam meningkatan hasil belajar di SMA Negeri 2 Salatiga yakni sebagai berikut:

1. Program Bidang Kurikulum

Nilai peserta didik berada pada batas KKM ,dengan pemahaman materi 70%-80% dan masih sedikit peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM ,hal ini berdampak pada jumlah peserta didik yang diterima di universitas negeri belum memenuhi target. Jumlah peserta didik yang dapat melanjutkan studi di universitas negeri berjumlah 10-25 siswa setiap tahunnya. Dengan nilai UN tiap mata pelajaran berada diperingkat ketiga dari jumlah tiga sekolah menengah atas negeri di kota Salatiga.

2. Program Bidang Kesiswaan

(34)

3. Program Bidang Humas

Bidang humas saat ini masih menjalin kerjasama dengan beberapa universitas di sekitar kota Salatiga dan belum memiliki hubungan kerjasama dengan universitas negeri yang berada di Indonesia baik skala regional atau propinsi. Hubungan kerjasama yang terjalin saat ini masih berada di tingkat kota Salatiga.

4. Program bidang Manajemen, pendidik, tenaga pendidik

Hasil dari bidang manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah meraih beberapa prestasi sekolah hijau atau sekolah adiwiyata sebagai sekolah ramah lingkungan. Prestasi guru belum optimal di setiap tahunnya.

5. program bidang pembiayaan

Program bidang pembiayaan bersumber dari BOS dan dana siswa. Beberapa hasil dari program bidang pembiayaan adalah mendukung segala bentuk aktivitas peserta didik.

6. Bidang sarana prasarana

Bidang sarana prasarana menyediakan segala bentuk peralatan yang mendukung kegiatan peserta didik baik akademik dan non akademik.

(35)

Ujian Nasional dan lulusannya diterima di PTN dan PTS Terakreditasi merupakan ukuran keberhasilan SMA Negeri 2 Salatiga. Dengan mengambil sampel nilai untuk 6 mapel wajib masing-masing program akan dilakukan evaluasi. Tahapan dalam melakukan evaluasi menggunakan goal oriented adalah menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievalusi. Tujuan pembelajaran yang akan dievalusi merupakan peningkatan nilai UN dan tingkat kelulusan peserta didik yang diterima di universitas negeri maupun swasta terakreditasi. Landasan utama indikator ini adalah terlihat dari antusiasme orang tua lebih menyukasi sekolah menengah atas yang mampu membimbing peserta didiknya untuk masuk univesitas negeri.Selain itu universitas negeri dan swasta terakreditasi baik, dalam dunia kerja lebih mendapatkan prioritas. Faktor lain adalah penilaian kualitas sekolah dinilai dari jumlah peserta didiknya yang dapat melanjutkan univesitas negeri ternama. Langkah kedua dengan cara menentukan situasi dimana peserta didik memperoleh kesempatan untuk menunjukkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan. Hal ini didapatkan dari proses pengamatan di lapangan dan pengambilan data wawancara dari guru dan peserta didik dalam mensikronisasi hasil dan kondisi.

(36)

didik tersebut dalam penyerapan materi pembelajaran. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat mulia sebagai manusia hanya saja pengarahan yang kurang tepat dan batasan yang kurang jelas menjadikan peserta didik keluar dari koridor harapan dan tujuan pembelajaran yang dicapai yakni hasil belajar yang memuaskan.

4.2.2 Goal Setting

Penentuan tujuan adalah melakukan evaluasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh segenap civitas akademika sekolah dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik agar dapat meraih prestasi berbudi pekerti yang baik dan dapat melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di universitas negeri yang baik dan mendapatkan nilai UN baik.

Hal tersebut tentunya berlandaskan pada sebuah program perencanaan dan pengembangan yang orientasinya dapat mengevaluasi program dan hasil yang telah dicapai.Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah peningkatan mutu hasil belajar peserta didik maka komponen yang sangat berpengaruh adalah pola pengajaran yang dilakukan oleh guru atau standar operasional prosedur KBM, fasilitas yang memadai, referensi yang mendukung dan sumber pustaka yang bukan hanya dari buku paket dan LKS.

(37)

baru. Hal ini bertujuan agar peserta didik juga mengalami penambahan ilmu baru dan metode pembelajaran yang baru.

Selain berorientasi pada hasil belajar yang baik juga diharapkan peserta didik memiliki kepribadian dan nilai religi yang baik.Dalam mendukung hal tersebut perencanaan dan pengembangan program adalah kegiatan keagamaan setiap pagi hari, konsep sekolah sehat dan sekolah adiwiyata sebagai sekolah yang ramah lingkungan serta menuju green school yang berkelanjutan.

Peserta didik juga memiliki kemampuan non akademik sebagai pembentuk skill dan kemampuan yang lain dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini mendukung peserta didik untuk memilih minat bidang masing-masing untuk mengembangkan kemampuannya.

4.2.3Checking for Consistency

Tujuan yang hendak dicapai sebagaimana telah dipaparkan tersebut membutuhkan sebuah analisa koreksi dalam mencapai konsistensi program. Konsistensi program kerja merupakan daya dukung dalam mencapai tujuan, yang meliputi beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

1. Hasil wawancara guru dan peserta didik

(38)

baik sebaiknya sejak awal di kelas satu sudah diberikan arahan materi yang bobotnya sama dalam mengerjakan soal-soal ujian nasional dan soal-soal SPMB. Dengan demikian siswa terbiasa dengan soal-soal seperti itu dan membuatnya menjadi terlatih. Hasil lain prestasi non akademis kegiatan ekstra kurikuler dari peserta didik belum memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan hail belajar. Hasil wawancara guru belum maksimal dalam memberikan tambahan belajar untuk kelas X dan XI, penyusunan materi ringkasan bahan pembelajaran, tidak pernah menampilkan referensi pendukung selain LKS sehingga minat baca siswa juga rendah hal tersebut berdampak pada kemampuan siswa yang ala kadarnya sesuai kompetensi yang berada di buku paket dan LKS.

2. Penyusunan RPP

Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belum menyebutkan indikator yang jelas terkait dengan tujuan pembelajaran.Dimana tujuan pembelajaran memang sudah sesuai dengan kompetensi kurikulum namun tentunya mampu melihat kondisi siswa sehingga dapat dilakukan sinkroniasasi penyusunan rencana pembelajaran. Metode pembelajaran tidak harus sama namun tujuannya dapat memahamkan kepad peserta didik. Materi yang diajarkan bukan hanya memenuhi standar jam kerja namun juga harus dapat memberikan nilai tambah bagi peserta didiknya.

(39)

Pada dasarnya penyusunan silabus sesuai dengan kurikulum KTSP yang diterapkan.Pihak sekolah yakni guru menyusun silabus berpedoman pada kurikulum, namun demikian penyusunanannya harus memperhatikan aspek kearifan lokal berupa kondisi peserta didiknya. Penyusunan silabus dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran, secara konseptual sudah memenuhi standar namun dari draft silabus tersebut belum memberikan dampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

4. Evaluasi hasil belajar

Evaluasi belajar dapat dinilai dari kemampuan guru dalam memberikan materi pembelajaran dan dapat diserap atau dipahami oleh setiap peserta didiknya.Dengan demikian peserta didik mampu menahami materi yang dapat terukur dari nilai hasil belajarnya.

Evaluasi hasil belajar yang berupa nilai didapatkan dari siswa hampir rata-rata berada pada batas nilai KKM yakni nilai 75-80.Nilai tersebut merupakan nilai batas KKM dimana untuk peserta didik yang mendapatkan nilai diatasnya jumlahnya sangat sedikit.

(40)

SNMPTN, dimana seleksi murni berdasarkan nilai raport peserta didik.

5. Penilaian angka kredit guru

Penilaian angka kredit guru yang dilakukan setiap tahunnya adalah menilai kemampuan kinerja guru.Penilaian angka kredit tersebut menghasilkan sebuah penilaian bahwa guru yang mengampu mata pelajaran yang masuk dalam kategori penilaian ujian nasional mendapatkan nilai baik dan amat baik.

Namun demikian penilaian baik dan amat baik belum memberikan dampak yang signifikasi bagi peningkatan kualitas belajar peserta didik. Kualitas peserta didik dapat diketahui dengan jumlah nilai atau prestasi yang diraih dikelas maupun pada proses penerimaan di universitas negeri. Namun dalam kondisi ini belum memberikan hasil yang diharapkan.

4.2.4Goal monitoring

Merupakan tahapan prosedur program kerja dalam mencapai tujuan peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik.Evaluasi ini dapat dilakukan sesuai dengan tujuan evaluasi.Monitoring tujuan hasil pembelajaran adalah untuk mengendalikan program kerja atau SOP KBM yang dilakukan oleh para guru dalam memberikan pelayanan kepada para peserta didik.Monitoring dari penyusunan RPP dan kegiatan KBM yang dijalankan setiap sesi pertemuan. Pada proses monitoring berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara didapatkan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

(41)

2. Terjadinya jam kosong dan tidak ada waktu pengganti.

3. Guru kurang memanfaatkan waktu tambahan diluar jam sekolah atau penambahan jam belajar jarang dilakukan.

4. Pelaksanaan remidi untuk peserta didik yang belum tuntas pada saat KBM berlangsung sehingga dimingkinkan menambah beban belajar bagi peserta didik.

4.2.5Feedback

Feedback dari proses evaluasi ini adalah peninjauan kembali tujuan awal dari penentuan peningkatan hasil belajar. Feedback ini terkait dengan tipe pembelajaran atau prosedur KBM yang dilakukan oleh para guru ketika menyusun RPP, Silabus, evaluasi hasil belajar agar terkoneksi langsung dengan penilaian angka kredit, sehingga dapat memberikan korelasi pasti terkait nilai angka kredit dengan hasil peningkatan belajar peserta didik. Hasil yang diperoleh nilai PAK amat baik namun belum diikuti dengan peningkatan hasil belajar peserta didik.

4.2.6 Program Evaluasi sebagai Perencanaan MMT

Beberapa program evaluasi dalam mencapai peningkatan hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

(42)

Evaluasi dari kegiatan belajar mengajar (KBM) meliputi dari guru (tenaga pengajar), peserta didik, ruang kelas, materi pembelajaran yang tersusun dari RPP dan Silabus. Guru sebagai pemegang peranan penting dalam KBM memiliki standarisasi kualifikasi pendidik. Evaluasi kinerja guru berlandaskan pada hasil penilaian angka kredit guru memiliki penilaian baik dan amat baik.Evalusi kinerja guru berlandaskan pada hasil belajar prestasi peserta didik pada kondisi standar batas KKM dengan rata-rata 75-80.Evaluasi penilaian angka kredit guru merupakan kemampuan guru dalam mengajar yang secara praktis memiliki korelasi terhadap hasil belajar peserta didik. Penilaian kinerja guru dinilai dari jam mengajar, lama waktu mengajar, kegiatan pelatihan peningkatan kualitas mengajar, dan prestasi guru. Beberapa komponen tersebut merupakan pendukung peningkatan kualitas guru yang seharusnya berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.Namun yang terjadi belum memberikan hasil maksimal.Penilaian prestasi peserta didik dari kegiatan KBM dilihat dari nilai hasil belajar peserta didik yang baik dan lulusan yang dapat diterima di universitas negeri.

(43)

B. Kegiatan Ekstrakurikuler

Evaluasi hasil kegiatan ekstrakurikuler merupakan pendukung kemampuan dan skill peserta didik. Kegiatan ini memberikan dampak pada penambahan kemampuan non akademik.Kemampuan non akademik ini mampu menjadi pendukung akademik, bila dalam konsep pengelolaan ekstrakurikuler tetap mempertimbangkan faktor-faktor scientis serta mampu menjawab tantangan global.Kegiatan non akademik mampu menjadi pendukung pembentukan karakter peserta didik (character building).

Berdasarkan hasil evaluasi dari kegiatan ekstrakurikuler ini telah memberikan prestasi dalam kejuaraan nasional, propinsi dan regional. Namun demikian jumlah masih rendah dan hanya beberapa cabang kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga menjadikan evaluasi dalam melakukan manajemen pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mendukung kemampuan peserta didik dan mendapatkan prestasi yang baik.

Kegiatan ekstrakurikuler memberikan penilaian tersendiri melalui jalur undangan pada penerimaan mahasiswa baru di universitas. Sehingga evaluasi pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler harus dilakukan secara berkelanjutan agar memberikan dampak keuntungan bagi sekolah dan khususnya peserta didik.

(44)

Kepedulian orang tua peserta didik menjadi parameter kesuksesan prestasi hasil belajar peserta didik. Orang tua memiliki peran dalam pencapaian hasil belajar sehingga pihak guru dan sekolah harus menjalankan komunikasi yang intensif mengenai kemajuan peserta didik bukan hanya saat penerimaan hasil belajar.

D.Fasilitas Perpustakaan

Fasilitas perpustakaan memberikan layanan akses internet sehingga memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mendapat bahan materi baru.Selain itu referensi buku yang baru sesuai dengan esensi materi pembelajaran.Fasilitas perpustakaan juga mendukung kegiatan literasi. Kegiatan literasi dilakukan di setiap mata pelajaran dengan didukung buku-buku dari perpustakaan yang bukan hanya buku wajib namun juga tersedia buku penunjang referensi.

E. Kegiatan penunjang KBM

Gambar

Tabel 4.1 Data Peringkat Sekolah Salatiga
Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik Melanjutkan Studi
Tabel 4.1 Nilai Masuk Peserta didik Baru
Tabel 4.3 Peringkat Hasil Belajar SMA N 2 Salatiga Tingkat Kota
+2

Referensi

Dokumen terkait

perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah yang pertama terletak pada tempat penelitian, penelitian terdahulu melakukan penelitian di Gauteng

Alasan peneliti memilih PT Coffee Toffee Indonesia, adalah karena peneliti ini dihadapkan pada problem persaingan sehingga pemahaman terhadap kepercayaan pelanggan

sebenarnya komunisme adalah anti demokrasi dan hak asasi manusia. Komunisme: manusia pada hakikatnya adalah hanya sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya adalah

Hasil penelitian ini adalah bahwa strategi pemasaran jasa transportasi taksi Blue Bird yang teridiri dari produk jasa, harga, distribusi, promosi, orang, bukti fisik,

pada percobaan penguapan bahan yang digunakan etanol dan air , bahan tersebut diperlakukan di panaskan di wadah hot plate , pada percobaan ini dihasilkan senyawa

Bisa berbeda di karenakan oleh data di responden dalam peryataan didominasi oleh mahasiswa dan wanita maka dari itu hal tersebut yang menyebabkan kesadaran

a) Pada variabel E-WOM yang berpengaruh positif signifikan terhadap Niat Beli mengindikasikan bahwa Perusahaan Acer sudah memberikan E-WOM yang cukup baik terhadap

Dalam hal ini Hukum harus senantiasa ditegakkan, walaupun kita tahu bahwa pemerkosaan merupakan kasus yang berbeda dengan kasus lainnya karena