• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah berpikir kritis terhadap 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah berpikir kritis terhadap 1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

4. Aspek-aspek Berpikir Kritis ...

BAB III

PENUTUP... .

1.

Penutup ... ...

2.

Kesimpulan ... 3.

Saran... ..

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang BERFIKIR KRITIS dengan baik.

Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing kami yang telah membimbing kami hingga terselesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Olehkarena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini.

Dan semoga makalah ini bisa berguna bagi kami dan pembaca.

Mojokerto, 5 Oktober 2011

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

(3)

Dulu sebagian orang jarang berpikir secara kritis dalam mengambil sebuah keputusan dan menyelesaikan masalah. Namun sekarang kita dituntut untuk berfikir secara krtis, terutama seorang perawat.

Seorang perawat harus bisa berpikir kritis untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan dalam menangani pasien. Berpikir kritis dengan cepat agar kita dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat serta melukukan tindakan yang cepat dan tepat pula.

Tapi masih ada perawat yang belum berpikir secara kritis, sehingga masih ada tindakan yang tertunda dalam menangani pasien. Oleh karena itu, perawat harus bisa secara cepat dan tepat.

II. TUJUAN

Kami menulis makalah ini bertujuan untuk membahas lebih dalam tentang berpikir kritis. Serta kita dapat mengetahui pentingnya berpikir kritis terutama bagi seorang perawat, sehingga dapat menangani pasien dengan cepat dan tetap.

III. RUMUSAN MASALAH

Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikansejak 1942.

Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakalah menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.

II. Karakteristik Berpikir Kritis

1. Watak (dispositions)

Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka,menghargai sebuah kejujuran,respek terhadap berbagai data dan pendapat, respak terhadap kejelasan dan ketelitihan, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda.

2. Kriteria (criteria)

Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai kearah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

3. Argumen (argument)

(4)

4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)

Pertimbangan atau pemikiran adalah kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan argumen.

5. Sudut pandang (point of view)

Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini yang akan menentukan konstruksi makna.

6. Prosedur penerapa kriteria (procedurec for applying criteria)

Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

III. Tahapan Berpikir Kritis

 Keterampilan menganalisis

Keterampilan menanalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur kedalam komponen-komponen agar mengetahuin pengorganisasian struktur tersebut.

keterampilan mensintesis

keerampilan mensintesis adalah keterampilan yang berlawanan dengan keterampilan menganalisis.

Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah

Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep kedalam permasalahan atau ruang lingkup baru.

Keterampilan menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan adalah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan(kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru lain.

 Keterampilan mengevaluasi atau menilai

Keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi.

IV. Aspek-aspek Berpikir Kritis

 Clarity (kejelasan)

Kejelasan merupakan pondasi standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan.

 Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan)

Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat di telusuri melalui pertanyaa: “apakah pertanyaan itu kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan?”, bagai mana cara mengecek kebenarannya?” pernyataan dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, “pada umumnya anjing berbobot lebih dari 300 pon”.

 Precision (ketepatan)

Ketepatan mengacu pada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan.

(5)

Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan pernyataan yang diajukan. Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan ketetapan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.

 Depth (kedalaman)

Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju keada pertanyaan dengan kompleks.Misalnya terdapat ungkapan, “Katakan tidak”.Ungkapan tersebut biasa di gunakan para remaja dalam rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut dapat di tafsirkan dengan bermacam-macam.

 Breadth (keluasaan)

Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut pandangaan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pernyataan yang diajukan.

 Logic (logika)

Logika bertemali dengan hal-hal berikut: apakah pengertian telah di susun dengan konsep yang benar?.Ketika kita berfikir dengan

BAB III

PENUTUP

I. Penutup

(6)

pengetahuan ilmu kami. Dengan begitu kami memgharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah yang telah kami susun.

II. Kesimpulan

Berpikir kritis adalah salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa.

Kemapuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan dan efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.

Berpikir secara kritis menantang individu untuk menelaah asumsi tentang informasi terbaru dan untuk menginterprestasikan serta mengevaluasi uraian dangan tujuan mencapai simpulan suatu perspektif baru.

III. Saran

Sebaiknya kita sebagai seorang individu atau seorang perawat bisa berpikir secara kritis, sehingga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Serta dapat menyelesaikan masalah dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://re-searchengines.com/1007arief3.html

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tersebut dapat bahwa tingkat berpikir kritis siswa yaitu siswa dengan gaya berpikir Field Dependentberada pada tingkat berpikir kritis 1 dengan

Dalam memberikan pelayanan kesehatan - dokter melakukan langkah-langkah ilmiah - adanya proses berpikir kritis - dokter dapat mengambil keputusan klinik berdasarkan

menunjukkan bagaimana cara kita berpikir kritis karena untuk menjawab soal-soal tersebut, sebelumnya kita pasti membaca soal tersebut, lalu kita memahami soal tersebut dan

Pengertian berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik.. Bertanya

Beberapa saran yang dapat disampaikan diantaranya (1) Agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat berkembang, maka sebaiknya guru membuat instrument penilaian yang

Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu cara bagaimana perawat menggunakan informasi sebagai pertimbangan, membuat kesimpulan, dan membentuk gambaran

Menurut Imkary (2012) penerapan PBMP dapat meningkatkan Berpikir kritis disebabkan kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui ber- bagai aktivitas,

Dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang ingin mengkaji tentang hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan berperilaku demokratis menurut ayat Al