• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Ke 4 docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Ke 4 docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Ke :4 Hari, Tanggal: Kamis, 19 Maret 2015 Integrasi Proses Nutrisi Tempat : Laboratorium BFMN Asisten :

Rifki Putra A. (D24110025)

MINERAL

Imam Malik Tarigan D14130063 Kelompok 1/G2

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mineral merupakan unsur yang dibutuhan oleh tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Unsur ini digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, misalnya natrium, klor, kalsium, kalium, magnesium, sulfur dan fosfor, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, misalnya besi, iodium, mangan, tembaga, zink, kobalt dan fluor (Almatsier, 2009). Selain itu ada sebuah istilah lain yang disebut trace element’s, yaitu mineral yang dalam keadaan alami berjumlah sangat sedikit, misalnya barium, brom, stronsium, emas, perak, nikel, aluminium, timah, bismuth, gallium, silikon dan arsen (Poedjiadi, 2009). Mineral berperan penting dalam proses fisiologis ternak, baik untuk pertumbuhan maupun pemeliharaan kesehatan. Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting pada tanah, bebatuan, air, dan udara. Sedangkan pada tubuh makhluk hidup sendiri mineral merupakan salah satu komponen penyusun tubuh. 4-5% berat badan kita terdiri atas mineral, sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain. Tubuh memerlukan mineral dari luar karena fungsinya yang penting untuk kelangsungan proses metabolisme. Mineral tidak dapat dibuat di dalam tubuh hewan, sehingga harus disediakan dalam ransum baik dalam hijauan, konsentrat, maupun pakan suplemen.

Mineral dibutuhkan ternak untuk berbagai fungsi, seperti pembentukan tulang dan gigi, pembekuan protein darah atau susu, bagian dari enzim dan protein, regulasi asam basa dan tekanan osmosis cairan di dalam tubuh, permeabilitas membran, kontrol replikasi dan diferensiasi sel, dan lain sebagainya. Pemberian ransum atau pakan pada ternak harus memperhatikan kandungan dan kualitas mineralnya. Kurangnya konsumsi mineral secara terus menerus dapat menyebabkan penyakit defisiensi mineral yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan ternak, begitu juga konsumsi yang berlebih dapat menyebabkan ternak terkena penyakit.

Tujuan Praktikum

(3)

TINJAUAN PUSTAKA

Mineral

Mineral merupakan unsur yang dibutuhan oleh tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Unsur ini digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, misalnya natrium, klor, kalsium, kalium, magnesium, sulfur dan fosfor, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, misalnya besi, iodium, mangan, tembaga, zink, kobalt dan fluor (Almatsier 2009). Selain itu ada sebuah istilah lain yang disebut trace element’s, yaitu mineral yang dalam keadaan alami berjumlah sangat sedikit, misalnya barium, brom, stronsium, emas, perak, nikel, aluminium, timah, bismuth, gallium, silikon dan arsen (Poedjiadi 2009).

Fe

Besi (Fe) dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin sehingga jika kekurangan besi (Fe) akan mempengaruhi pembentukan haemoglobin tersebut. Besi (Fe) juga terdapat dalam serum protein yang disebut dengan “transferin” berperan untuk mentransfer besi (Fe) dari jaringan yang satu ke jaringan lain. Besi (Fe) juga berperan dalam aktifitas beberapa enzim seperti sitokrom dan flavo protein. Apabila tubuh tidak mampu mengekskresikan besi (Fe) akan menjadi akumulasi besi (Fe) karenanya warna kulit menjadi hitam. Debu besi (Fe) juga dapat diakumulasi di dalam alveori menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru. Kekurangan besi (Fe) dalam diet akan mengakibatkan defisiensi yaitu kehilangan darah yang berat yang sering terjadi pada penderita tumor saluran pencernaan, lambung dan pada menstruasi. Defisiensi besi (Fe) menimbulkan gejala anemia seperti kelemahan, fatigue, sulit bernafas waktu berolahraga, kepala pusing, diare, penurunan nafsu makan, kulit pucat, kuku berkerut, kasar dan cekung serta terasa dingin pada tangan dan kaki. (Rumapea dan Siregar 2009).

(4)

Tembaga atau kuprum adalah penting bagi semua hewan dan tumbuhan peringkat tinggi. Tembaga diangkut paling banyak dalam aliran darah oleh sejenis protein plasma yang disebut seruloplasmin. Apabila tembaga pertama kali diserap di dalam perut, ia diangkut ke hati dan terikat pada albumin. Tembaga dijumpai pada bermacam jenis enzim, termasuk sitokrom c-oksidase yang berpusatkan tembaga dan enzimsuperoksida dismutase (mengandungi tembaga dan zink). Di samping peranan enzimnya, tembaga juga digunakan untuk pengangkutan elektron biologi (Annekov 1975). Meskipun Cu bukan merupakan bagian dari molekul haemoglobin, akan tetapi Cu ini adalah komponen yang sangat penting untuk pembentukkan sel darah merah dan menjaga aktivitasnya dalam sirkulasi (Nugroho 1986). Unsur Cu diabsorpsi kurang baik oleh ruminansia dalam metabolisme tubuh (Kardaya 2000).

Mg

Magnesium didapat dengan berbagai cara. Dua buah sumber terpenting tersedianya magnesium adalah batuan dolomit dan air laut. Reduksi MgO atau dolomit mendapatkan magnesium. Magnesium berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan terlindungi oleh lapisan tipis oksida. Magnesium mudah larut dalam asam. Kekurangan magnesium dapat mengakibatkan kekejangan otot, yang biasanya dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, diabetis,tekanan darah tinggi, dan osteoporosis. Kekurangan zat magnesium sangat jarang terjadi. Magnesium organik penting bagi hewan dan tumbuhan. Klorofil merupakan porifrin berpusat magnesium. Banyak enzim memerlukan kehadiran ion magnesium, terutamanya enzim yang mempergunakan ATP. Mg dibutuhkan oleh sebagian besar sistem enzim, berperan dalam metabolisme karbohidrat dan dibutuhkan untuk mempernaiki fungsi sistem saraf (Perry et al. 2003)

Ca

(5)

1989). Hemoglobin, molekul utama dalam sel darah merah, dapat mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jika kepekatan CO2 terlalu tinggi, semua hemoglobin dipenuhi karbon dioksida dan tidak ada pengangkutan oksigen (walaupun terdapat banyak oksigen dalam udara). Akibatnya, orang yang berada dalam tempat tertutup akan mengalami perasaan sukar bernafas akibat pengumpulan karbon dioksida.

Cl

Klor diperoleh dari garam dapur, daging, susu, dan telur. Fungsi Cl adalah memelihara keseimbangan elektrolit dalam sel, menyusun enzim HCl dalam lambung memelihara tekanan osmosis dalam darah dan sel tubuh> kekurangan Cl akan mengakibatkan pertumbuhan rambut terganggu serta menimbulkan kelelahan dikarenakan terjadinya hambatan metabolisme pada lambung (Cotton 2000).

MATERI DAN METODE

MATERI

Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan pada praktikum kali ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes, potongan kertas saring, buret, sampel uji, spot plate, kaca arloji, corong dan bahan yang di gunakan yaitu larutan A (20 gram Rochele dilarutkan dalam 100 ml aquades), larutan B (1 gram Nitroso Ersalt dilarutkan dalam 500 ml aquades), larutan KOH 1N, larutan 12.7 gram I + 40 gram KI + 25 ml aquades diencerkan hingga volume menjadi 100 ml), larutan HCl, larutan HNO3, larutan AgNO3, larutan Ca(OH)2, Susu murni, Susu skim, Sari kedelai, Tepung ikan, Mineral A dan Mineral B.

METODE

Pengujian Cu2+, dan Fe2+ hal yang dilakukan pertama kalinya yaitu larutan A diteteskan pada kertas saring 1-2 tetes, kemudian tambahkan simple yang akan diuji, dan 1-2 tetes ditambahkan larutan B , diamati perubahannya. Larutan A terbuat dari larutan garam Rochele (KNaC4H4O6, H2O), 20 gram rochele dilarutkan dengan 100ml aquadest. Larutan B yaitu larutan R-salt, 1 gram Nitroso-R-salt dilarutkan dalam 500ml aquadest. Stándar yang dipakai CuSO4, COSO4,dan FeFO4.

Pengujian Mg2+ larutan KOH diteteskan 1-2 tetes ditambah dengan spotlait ditambah dengan spotplate ditambah I3 dalam KI hingga larutan berubah menjadi warna kuning, kemudian larutan diteteskan dalam kertas saring yang telah berisi simple. Perubahan warna diamati . Lrutan terbuat dari 12,7 g I, ditambah dengan 40 g KI ditambah dengan larutan aquadest 25ml dan diencerkan hingga volume 100 ml. Stándar yang dipakai MgSO4.

(6)

ditambah dengan 100 ml larutan HNO3 ditambah dengan 1-2 tetes larutan AgNO3 5%. Diamati endapan putih yang terbentuk. Standard yang dipakai NaCl

Pengujian CO2 sampel diletakan dalam gelas arloji, larutan HCl diteteskan 1-2 tetes dengan perbandingan 1:1, kemudian diamati gelembung gas yang terbentuk. Stándar yang dipakai CaCO3.

Pengujian Ca2+ hal pertama yang dilakukan adalah 1ml susu/sari kedelai dimasukkan dalam tabung reaksi yang diberi tanda nomor 1 sampai dengan 5 lalu masukkan Ca(OH)2 sebanyak 2,4,6,8,10 tetes berurutan dari tabung 1 hingga 5, kemudian diamati perubahan dari segi kekentalan dan warna.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Berikut adalah hasil pengamatan mineral pada sampel dan perlakuan yang berbeda :

1 Mineral A Hijau, Biru, Kuning Hijau, Biru, Kuning

2 Mineral B Putih dan Biru Beberapa menjadi

Coklat Merah Bata

3 Mg2+ Putih Coklat Merah Bata

(7)

Tabel 4. Pngujian Cu2+ dan Fe2+ No

. Sampel Uji

Perubahan Warna

Sebelum Setelah

1 COSO4 Biru Cerah Biru Kehijauan

2 FeFO4 Hijau Hijau Transparan

3 Mineral A Hijau, Biru, Kuning Merah dan Hijau

4 Mineral B Putih dan Biru Kehijauan

Tabel 5. Pengujian Ca2+

No. Sampel Uji (jumlah tetes)Ca(OH)2 Warna Kekentalan

1 Susu Murni 2 Putih +

4 Putih +

6 Putih +

8 Putih +

10 Sedikit Bening ++

2 Sari Kedelai 2 Putih Kekuningan +

4 Putih Kekuningan +

6 Putih Kekuningan ++

8 Putih Kekuningan +++

10 Putih Kekuningan ++++

3 Susu Skim 2 Putih +

4 Putih +

6 Putih ++

8 Putih +++

10 Putih ++++

Keterangan : + : sedikit ++ : agak +++ :lumayan ++++ : sangat

Berikut adalah grafik hasil pengamatan hubungan volume larutan yang sebagai perlakuan tambahan pada larutan buffer terhadap perubahan pH :

(8)

Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan essensial dan non essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas mineral makro dan mineral mikro. Sifat kualitatif mineral dapat dilihat jika kita melakukan pengujian sample, seperti pada praktikum kali ini. Beberapa sample akan diuji keadaan mineralnya melalui terjadinya perubahan warna, adanya endapan serta adanya gelembung gas. Pengujian yang dilakukan adalah untuk mineral Cu, Fe, Mg, Zn, Cl, dan CO2.

Pengujian pertama yaitu mengetahui dari sampel mengandung Mineral Mg atau tidak. Apabila mengandung mineral Mg jika direaksikan maka diperoleh perubahan warna yaitu coklat merah bata. Mg memiliki peran pentig dalam makhluk hidup. Magnesium organik penting bagi hewan dan tumbuhan. Klorofil

merupakan porifrin berpusat magnesium. Banyak enzim memerlukan kehadiran ion magnesium, terutamanya enzim yang mempergunakan ATP. Mg dibutuhkan oleh sebagian besar sistem enzim, berperan dalam metabolisme karbohidrat dan dibutuhkan untuk mempernaiki fungsi sistem saraf (Perry et al. 2003).

Pengujian kedua yaitu mengetahuai sampel Cl yang apabila direakisikan dengan NaCl akan terdapat endapan berupa warna putih. Hal ini terjadi apabila sampel-sampel uji yaitu berupa miineral a, mineral b dan tepung ikan mengandung CL. Sampel yang banyak kandungan Cl nya adalah sampel yang terdapat endapannya paling banyak yaitu pada tepung ikan. Cl sendiri memiliki peranan penting yaitu memelihara keseimbangan elektrolit dalam sel, menyusun enzim HCl dalam lambung memelihara tekanan osmosis dalam darah dan sel tubuh> kekurangan Cl akan mengakibatkan pertumbuhan rambut terganggu serta menimbulkan kelelahan dikarenakan terjadinya hambatan metabolisme pada lambung.

Pengujian ketiga yaitu CO2 dengan sampel Mineral A, Mineral B dan Tepung ikan. Dari hasil pengujian didapati bahwa yang mengandung CO2 yang lebih banyak adalah yang terdapat gelembung udaranya lebih besar yaitu pada Mineral B. Pada Hemoglobin, molekul utama dalam sel darah merah, dapat mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jika kepekatan CO2 terlalu tinggi, semua hemoglobin dipenuhi karbon dioksida dan tidak ada pengangkutan oksigen (walaupun terdapat banyak oksigen dalam udara). Akibatnya, orang yang berada dalam tempat tertutup akan mengalami perasaan sukar bernafas akibat pengumpulan karbon dioksida.

(9)

besi yang berlebih dapat menyebabkan pembengkakan pada hati dan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat tembaga. Cu(kuprum) adalah penting bagi semua hewan dan tumbuhan peringkat tinggi. Tembaga diangkut paling banyak dalam aliran darah oleh sejenis protein plasma yang disebut seruloplasmin. Apabila tembaga pertama kali diserap di dalam perut, ia diangkut ke hati dan terikat pada albumin. Tembaga dijumpai pada bermacam jenis enzim, termasuk sitokrom c-oksidase yang berpusatkan tembaga dan enzimsuperoksida dismutase (mengandungi tembaga dan zink). Di samping peranan enzimnya, tembaga juga digunakan untuk pengangkutan elektron biologi (Annekov 1975).

(10)

SIMPULAN

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta(ID).

Annekov, B. N. 1975. Mineral Feeding of Sheep in Mineral Nutrition of Animal Studies in the Agric and Food Sci. Butterworths, London(LON)-Toronto. p. 321-354

Cotton F. Albert dan Wilkinson Geoffrey. 2000. Kimia Organik Dasar. Terjemahan: Sahati Suharto. Universitas Indonesia Press: Jakarta.(ID). Johanes C, Chandrawinata. 2009. Asupan Nutrisi Untuk Vegetarian. Dalam

Kompas Online. (terhubung berkala)http://www.vegetarian-guide.com/susu-kacang-kedelai(24 Maret 2015).

Kardaya, D. 2000. Pengaruh suplementasi mineral organik (Zn-Proteinat, Cu-Proteinat) dan amonium molibdat terhadap performans domba lokal. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor: Bogor(ID).

Nugroho. 1986. Penyakit Kekurangan Mineral pada Sapi. Eka Offset: Semarang. Perry, T. W., A. E. Cullison and R.S. Lowrey. 2003. Feeds and Feeding. Sixth

Edition. Pearson Education, Inc.: Upper Saddle River, New Jersey.

Poedjiadi, A. dkk. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press) : Jakarta(ID).

Rumapea, Nurmida. 2009. Penggunaan Kitosan dan Polyaluminium Chlorida (PAC) Untuk Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) Dalam Air Gambut. Pascasarjana – USU: Medan(ID).

Gambar

Tabel 5. Pengujian Ca2+

Referensi

Dokumen terkait

closing program dan tampilan credit title, Background music yang dipilih adalah lagu Iggy Azelea – Black Window yang bertempo sedang pada awal lagu, kemudian

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang relative

  Pembangunan sarana pengolahan air limbah domestik komunal di Kota Probolinggo dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum mendapatkan akses layanan air limbah

Kitin mempunyai reaktivitas kimia yang lebih rendah dibandingkan dengan selulosa dan kitosan sehingga dalam pemanfaatannya kitin biasanya terlebih dahulu dilakukan modifikasi

variabel motivasi secara keseluruhan dengan angka korelasi yang dihasilkan adalah sebesar 0.708 untuk faktor stres internal kantor dan 0.485 untuk faktor stres eksternal

Dengan spesifikasi kepada sejarah lahirnya nasionalisme dari kalangan etnis Arab di Indonesia dan peran pan islamisme serta gerakan gerakan islam.. Selain itu, penulis juga

Respon masyarakat.. Hasil pengamatan yaitu 1) keadaan kandang lembab dan becek, 2) kondisi ayam banyak ayam yang sudah selayaknya diafkir (tua) dan ayam yang masih dara yang masih