• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPJM 10 Agustus 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RPJM 10 Agustus 2016"

Copied!
463
0
0

Teks penuh

(1)

RPJMD

PEMERINTAH KOTA DUMAI

TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH DAERAH

KOTA DUMAI TAHUN 2016-2021

RPJMD

PEMERINTAH KOTA DUMAI

TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH DAERAH

KOTA DUMAI TAHUN 2016-2021

RPJMD

PEMERINTAH KOTA DUMAI

TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH DAERAH

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR TABEL

v

DAFTAR GAMBAR

x

BAB I PENDAHULUAN

A

LATAR BELAKANG

I-1

B

DASAR HUKUM

I-3

C

HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

I-6

D

SISTEMATIKA PENULISAN

I-24

E

MAKSUD DAN TUJUAN

I-26

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI KOTA DUMAI

2.1

ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

II-1

2.1.1

ASPEK GEORGRAFI

II-1

A.

Luas dan Letak Wilayah

II-1

B.

Kondisi Topografi

II-3

C.

Kondisi Klimatologi

II-4

D.

Kondisi Geologi

II-5

E.

Kondisi Hidrologi

II-6

F.

Pemanfaatan Lahan

II-7

G.

Wilayah Rawan Bencana

II-11

2.1.2

ASPEK DEMOGRAFI

II-14

A.

Perkembangan Jumlah Penduduk

II-14

B.

Kepadatan dan Sebaran Penduduk

II-16

C.

Struktur Penduduk

II-17

D.

Kondisi IPM Kota Dumai

II-19

2.2

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

II-21

2.2.1

FOKUS KESEJAHTERAAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI

II-21

A.

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

II-21

2.2.2

FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

II-58

A.

Pendidikan

II-58

B.

Kesehatan

II-64

2.3

ASPEK PELAYANAN UMUM

II-71

2.3.1

FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB

II-71

A.

Pendidikan

II-71

B.

Kesehatan

II-86

C.

Pekerjaan Umum

II-103

D.

Perumahan

II-109

E.

Penataan Ruang

II-111

F.

Perencanaan Pembangunan

II-112

G.

Perhubungan

II-113

H.

Lingkungan Hidup

II-118

I.

Pertanahan

II-121

(3)

L.

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

II-126

M.

Ketenagakerjaan

II-128

N.

Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

II-130

O.

Penanaman Modal

II-133

P.

Kebudayaan

II-135

Q.

Kepemudaan dan Olahraga

II-136

R.

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

II-137

S.

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

II-138

T.

Ketahanan Pangan

U.

Statistik

II-141

V.

Kearsipan

II-142

W.

Komunikasi dan Informatika

II-142

X.

Perpustakaan

II-143

2.3.2

FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN

II-146

A.

Pertanian

II-146

B.

Kehutanan

II-149

C.

Energi dan Sumber Daya Mineral

II-151

D.

Pariwisata

II-151

E.

Kelautan dan Perikanan

II-152

F.

Perdagangan

II-155

G.

Perindustrian

II-157

2.4

ASPEK DAYA SAING DAERAH

II-160

2.4.1

FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH

II-160

A.

Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

II-160

2.4.2

FOKUS FASILITAS WILAYAH/ INFRASTRUKTUR

II-160

A.

Perhubungan

II-160

B.

Penataan Ruang

II-162

C.

Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

II-163

2.4.3

FOKUS IKLIM BERINVESTASI

II-163

A.

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan

Persandian

II-163

2.4.4

SUMBER DAYA MANUSIA

II-167

A.

Ketenagakerjaan

II-167

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA

PENDANAAN

III-1

3.1

KINERJA KEUANGAN MASA LALU(2005-2010)

III-1

3.1.1

KINERJA PELAKSANAAN APBD

III-2

A.

Pendapatan Daerah

III-2

B.

Belanja Daerah

III-14

(4)

3.2

KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU (2005-2010)

III-26

3.2.1

PROPORSI PENGGUNAAN ANGGARAN

III-26

3.2.2

ANALISIS PEMBIAYAAN

III-27

3.3

KERANGKA PENDANAAN TAHUN 2016-2021

III-31

3.3.1

PROYEKSI DATA MASA LALU

III-31

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

IV-1

4.1.1

Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah

IV-1

4.1.2

Identifikasi Permasalahan Untuk Pemenuhan Penyelenggaraan

Urusan Pemerintahan Daerah (Urusan Wajib/Pilihan)

IV-1

4.2

ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN

IV-14

4.2.1

Telahaan dari rumusan permasalahan Pembangunan Kota

Dumai

IV-15

4.2.2

Telaahan Kebijakan nasional yang terkait dengan Kota Dumai

IV-19

4.2.3

Telaahan Kebijakan Provinsi yang terkait dengan Kota Dumai

(RPJM Provinsi Riau 2014-2018)

IV-20

4.2.4

Isu-Isu Strategis Pembangunan Kota Dumai Secara Umum

IV-21

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V-1

5.1

VISIPEMBANGUNAN KOTA DUMAI TAHUN 2016-2021

V-1

5.2

MISI PEMBANGUNAN KOTA DUMAI TAHUN 2016-2021

V-2

5.3

TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN KOTA DUMAI TAHUN

2016-2021

V-8

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

VI-1

6.1

STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA DUMAI TAHUN 2016-2021

VI-1

6.2

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA DUMAI TAHUN 2016-2021

VI-1

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

VII-1

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB X PENUTUP

X-1

10.1 PROGRAM TRANSISI

X-1

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.1.1

Pembagian Wilayah Administrasi di Kota Dumai

II-3

Tabel 2.1.1.2

Banyaknya Hari Hujan di Kota Dumai Selama Tahun 2009-2013

II-4

Tabel 2.1.1.3

Banyaknya Curah Hujan di Kota Dumai Selama Tahun 2009-2013

II-5

Tabel 2.1.1.4

Sungai yang Terdapat di Kota Dumai

II-7

Tabel 2.1.1.5

Banyaknya Kejadian Asap di Kota Dumai

II-12

Tabel 2.1.2.1

LajuPertumbuhanPenduduk Kota Dumai Tahun 2002-2014

II-15

Tabel 2.1.2.2

Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Dumai Tahun 2009-2014

dirinci per Kecamatan

II-16

Tabel 2.1.2.3

Kepadatan Penduduk Kota DumaiTahun 2010-2015

II-17

Tabel 2.1.2.4

Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Dumai Tahun 2003-2015

II-17

Tabel 2.1.2.5

Perbandingan Kondisi IPM Kota Dumai dengan Skala Provinsi dan

Nasional Tahun 2010-2014

II-20

Tabel 2.1.2.6

Kondisi IPM Kota Dumai dan Kabupaten Sekitarnya di Provinsi

Riau Tahun 2010-2014

II-21

Tabel 2.2.1.1

PDRB Kota Dumai Dasar Harga Konstan 2010

II-22

Tabel 2.2.1.2

PDRB Kota Dumai Atas Dasar Harga Berlaku

II-23

Tabel 2.2.1.3

Kontribusi Sektoral PDRB 2010-2014

II-24

Tabel 2.2.1.4

Pertumbuhan PDRB Kota Dumai Atas Dasar Harga Konstan 2010

II-24

Tabel 2.2.1.5

Analisa LQ kota Dumai Tahun 2010

II-26

Tabel 2.2.1.6

Penafsiran Analisa LQ kota Dumai Tahun 2010

II-27

Tabel 2.2.1.7

Analisa LQ kota Dumai Tahun 2011

II-28

Tabel 2.2.1.8

Penafsiran

Analisa LQ kota Dumai Tahun 2011

II-29

Tabel 2.2.1.9

Analisa LQ kota Dumai Tahun 2012

II-29

Tabel 2.2.1.10

Penafsiran

Analisa LQ kota Dumai Tahun 2012

II-30

Tabel 2.2.1.11

Analisa LQ kota Dumai Tahun 2013

II-31

Tabel 2.2.1.12

Penafsiran

Analisa LQ kota Dumai Tahun 2013

II-32

Tabel 2.2.1.13

Analisa LQ kota Dumai Tahun 2014

II-32

Tabel 2.2.1.14

Penafsiran

Analisa LQ kota Dumai Tahun 2014

II-33

Tabel 2.2.1.15

Analisa DLQ Kota Dumai Tahun 2011

II-35

Tabel 2.2.1.16

Penafsiran

AnalisaDLQ kota Dumai Tahun 2011

II-36

Tabel 2.2.1.17

Analisa DLQ kota Dumai Tahun 2012

II-37

Tabel 2.2.1.18

Penafsiran

Analisa DLQ kota Dumai Tahun 2012

II-38

Tabel 2.2.1.19

Analisa DLQ kota Dumai Tahun 2013

II-39

Tabel 2.2.1.20

Penafsiran

Analisa DLQ kota Dumai Tahun 2013

II-40

Tabel 2.2.1.21

Analisa DLQ kota Dumai Tahun 2014

II-41

Tabel 2.2.1.22

Penafsiran

Analisa DLQ kota Dumai Tahun 2014

II-42

Tabel 2.2.1.23

Analisa Shift Share Klasik

II-44

Tabel 2.2.1.24

Analisa Shift Share Esteban Marquillas

II-46

Tabel 2.2.1.25

Hasil Perhitungan Metode Shift Share Esteban Marquillas

II-48

Tabel 2.2.1.26

Pendapatan Perkapita Kota Dumai Tahun 2010-2014

II-51

Tabel 2.2.1.27

Penduduk Miskin di Kota Dumai Tahun 2009-2014

II-52

Tabel 2.2.1.28

Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kota Dumai Tahun 2009-2014

II-53

Tabel 2.2.1.29

Indeks Keparahan Kemiskinan di Kota Dumai Tahun 2009-2014

II-54

Tabel 2.2.1.30

Indeks Gini di Kota Dumai Tahun 2009-2014

II-56

Tabel 2.2.1.31

Inflasi Rata-rata Tahun 2011-2015

II-57

Tabel 2.2.2.1

Angka Melek Huruf Kota Dumai

II-62

(6)

Tabel 2.2.2.3

Angka Partisipasi Kasar SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK Kota

Dumai

II-64

Tabel 2.2.2.4

Persentase Jenjang Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di Kota

Dumai

II-65

Tabel 2.2.2.5

Angka Partisipasi Murni di Kota Dumai

II-66

Tabel 2.2.2.6

Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup di Kota Dumai

II-68

Tabel 2.2.2.7

Angka Kematian Balita di Kota Dumai

II-70

Tabel 2.2.2.8

Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 Kelahiran Hidup Kota

Dumai

II-71

Tabel 2.2.2.9

Angka Usia Harapan Hidup di Kota Dumai

II-73

Tabel 2.2.2.10

Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Dumai

II-75

Tabel 2.3.1.1

Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah SD/MI dan

SMP/MTs di Kota Dumai

II-76

Tabel 2.3.1.2

Rasio Guru/Murid SD/MI di Kota Dumai

II-78

Tabel 2.3.1.3

Rasio Guru/Murid SMP/MTs di Kota Dumai

II-78

Tabel 2.3.1.4

Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

SMA/SMK/MA

II-79

Tabel 2.3.1.5

Rasio Guru/Murid SMA/SMK/MA di Kota Dumai

II-81

Tabel 2.3.1.6

Sekolah Pendidikan SD/MI Kondisi Bangunan Baik Kota Dumai

II-82

Tabel 2.3.1.7

Sekolah Pendidikan SMP/MTs Kondisi Bangunan Baik Kota Dumai II-83

Tabel 2.3.1.8

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Dumai

II-84

Tabel 2.3.1.9

Angka Putus Sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK Kota

Dumai

II-85

Tabel 2.3.1.10

Angka Kelulusan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK Kota

Dumai

II-86

Tabel 2.3.1.11

Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dan dari SMP/MTs ke

SMA/MA/SMK Kota Dumai

II-87

Tabel 2.3.1.12

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV di Kota Dumai

II-89

Tabel 2.3.1.13

Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk di Kota Dumai

II-90

Tabel 2.3.1.14

Rasio Dokter per Satuan Penduduk di Kota Dumai

II-91

Tabel 2.3.1.15

Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk di Kota Dumai

II-93

Tabel 2.3.1.16

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kota Dumai

II-94

Tabel 2.3.1.17

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang

Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kota Dumai

II-95

Tabel 2.3.1.18

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di

Kota Dumai

II-97

Tabel 2.3.1.19

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA

di Kota Dumai

II-99

Tabel 2.3.1.20

Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Dumai

II-100

Tabel 2.3.1.21

Sebaran Puskesmas di Kota Dumai

II-102

Tabel 2.3.1.22

Cakupan Puskesmas di Kota Dumai

II-102

Tabel 2.3.1.23

Sebaran Puskemas Pembantu di Kota Dumai

II-104

Tabel 2.3.1.24

Cakupan Puskesmas Pembantu di Kota Dumai

II-104

Tabel 2.3.1.25

Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik di Kota

Dumai

II-106

Tabel 2.3.1.26

Rasio Tempat Ibadah Per Satuan Penduduk di Kota Dumai

II-108

Tabel 2.3.1.27

Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan Penduduk di

Kota Dumai

II-109

(7)

Tabel 2.3.1.31

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber

HPL/HGB di Kota Dumai

II-114

Tabel 2.3.1.32

Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Melalui Terminal,

Pelabuhan, dan Bandara Baik Penumpang Masuk (Datang)

Maupun Keluar (Berangkat) di Kota Dumai

II-116

Tabel 2.3.1.33

Jumlah Uji KIR Angkutan Umum di Kota Dumai

II-117

Tabel 2.3.1.34

Jumlah Pelabuhan Laut/ Udara/ Terminal Bis

II-118

Tabel 2.3.1.35

Kepemilikan KIR Angkutan Umum di Kota Dumai

II-119

Tabel 2.3.1.36

Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum di Kota Dumai

II-120

Tabel 2.3.1.37

Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum di Kota Dumai

II-121

Tabel 2.3.1.38

Persentase Penanganan Sampah di Kota Dumai (Realisasi dan

Target)

II-122

Tabel 2.3.1.39

Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan Penduduk di

Kota Dumai

II-123

Tabel 2.3.1.40

Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk

II-125

Tabel 2.3.1.41

Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi

II-126

Tabel 2.3.1.42

Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK

II-127

Tabel 2.3.1.43

Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah

II-127

Tabel 2.3.1.44

Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Kota Dumai

II-129

Tabel 2.3.1.45

Cakupan Peserta KB Aktif Kota Dumai

II-130

Tabel 2.3.1.46

Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Kota Dumai

II-131

Tabel 2.3.1.47

Angka Partisipasi Angkatan Kerja Di Kota Dumai

II-132

Tabel 2.3.1.48

Pencari Kerja yang Ditempatkan Di Kota Dumai

II-132

Tabel 2.3.1.49

Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kota Dumai

II-133

Tabel 2.3.1.50

Keselamatan dan Perlindungan Di Kota Dumai

II-133

Tabel 2.3.1.51

Perselisihan Buruh dan Pengusaha Di Kota Dumai

II-134

Tabel 2.3.1.52

Persentase Koperasi Aktif

II-134

Tabel 2.3.1.53

Persentase Usaha Mikro dan Kecil

II-135

Tabel 2.3.1.54

Jumlah Perusahaan PMDN dan PMA di Kota Dumai

II-137

Tabel 2.3.1.55

Nilai Investasi PMDN dan PMA di Kota Dumai

II-137

Tabel 2.3.1.56

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMDN dan PMA Kota

Dumai

II-138

Tabel 2.3.1.57

Persentase Nilai Realisasi PMDN Kota Dumai

II-138

Tabel 2.3.1.58

Penyelenggaraan Festival Seni Dan Budaya Kota Dumai

II-139

Tabel 2.3.1.59

Jumlah Organisasi Pemuda Kota Dumai

II-140

Tabel 2.3.1.60

Jumlah Organisasi Olahraga Kota Dumai

II-140

Tabel 2.3.1.61

Jumlah Kegiatan kepemudaan

II-140

Tabel 2.3.1.62

Jumlah Kegiatan Olahraga Kota Dumai

II-141

Tabel 2.3.1.63

Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Kota Dumai

II-141

Tabel 2.3.1.64

Kegiatan Pembinaan Politik Daerah Kota Dumai

II-141

Tabel 2.3.1.65

Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk Kota

Dumai

II-142

Tabel 2.3.1.66

Persentase Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk Kota Dumai

II-143

Tabel 2.3.1.67

Persentase Peningkatan Pos Siskamling Per Jumlah Desa/

Kelurahan Kota Dumai

II-143

Tabel 2.3.1.68

Persentase Cakupan Patroli Petugas Satpol PP Kota Dumai

II-144

Tabel 2.3.1.69

Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,

Keindahan) Kota Dumai

II-144

(8)

Tabel 2.3.1.73

Website Milik Pemerintah Daerah di Kota Dumai

II-146

Tabel 2.3.1.74

Jumlah Perpustakaan Kota Dumai

II-147

Tabel 2.3.1.75

Rasio Jumlah Perpustakaan Terhadap Jumlah Penduduk

II-147

Tabel 2.3.1.76

Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun

II-148

Tabel 2.3.1.77

Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Daerah

II-149

Tabel 2.3.2.1

Persentase Produktivitas Padi Atau Bahan Pangan Utama Lokal

Lainnya di Kota Dumai

II-151

Tabel 2.3.2.2

Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB

II-152

Tabel 2.3.2.3

Kontribusi Sub Sektor Pertanian (Tanaman Bahan Makanan)

dalam PDRB Sektor Pertanian

II-152

Tabel 2.3.2.4

Kontribusi Sub Sektor Perkebunan (Tanaman Perkebunan) dalam

PDRB Sektor Pertanian

II-153

Tabel 2.3.2.5

Persentase Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Kota Dumai

II-153

Tabel 2.3.2.6

Persentase Kerusakan Kawasan Hutan Kota Dumai Tahun

II-154

Tabel 2.3.2.7

Pertumbuhan Sektor Penggalian dalam PDRB

II-155

Tabel 2.3.2.8

Jumlah Kunjungan Wisata di Kota Dumai

II-155

Tabel 2.3.2.9

Produksi Perikanan Laut (Kg) di Kota Dumai

II-156

Tabel 2.3.2.10

Produksi Perikanan Kolam (Kg) di Kota Dumai

II-157

Tabel 2.3.2.11

Kontribusi Sektor Perdagangan dalam PDRB Kota Dumai

II-158

Tabel 2.3.2.12

Ekspor Bersih Perdagangan Kota Dumai

II-159

Tabel 2.3.2.13

Kontribusi Sektor Perindustrian dalam PDRB di Kota Dumai

II-160

Tabel 2.3.2.14

Pertumbuhan Industri Terhadap PDRB di Kota Dumai

II-160

Tabel 2.4.1.1

Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Kota Dumai Tahun 2009 II-161

Tabel 2.4.2.1

Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan di Kota Dumai

II-161

Tabel 2.4.2.2

Jumlah Orang dan Barang yang Terangkut Angkutan Umum di

Kota Dumai

II-163

Tabel 2.4.2.3

Banyaknya Hotel di Kota Dumai

II-164

Tabel 2.4.3.1

Angka Kriminalitas di Kota Dumai

II-165

Tabel 2.4.3.2

Lama Proses Perijinan di Kota Dumai

II-165

Tabel 2.4.4.1

Rasio Lulusan S1/S2/S3 di Kota Dumai

II-169

Tabel 2.4.4.2

Rasio Ketergantungan di Kota Dumai

II-170

Tabel 2.4.4.3

Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian

Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kota Dumai

II-171

Tabel 3.1

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Dumai (dalam juta rupiah)

III-4

Tabel 3.2

Target Dan Realisasi PAD (Juta Rupiah)

III-6

Tabel 3.3

Kontribusi Realisasi PAD terhadap Realisasi Pendapatan (juta

rupiah)

III-6

Tabel 3.4

Realisasi Dana Perimbangan (Pendapatan Transfer)

III-9

Tabel 3.5

Rasio Dana Perimbangan Terhadap Pendapatan (milyar rupiah)

III-10

Tabel 3.6

Rasio DAU dan DAK terhadap Total Dana Perimbangan (juta

rupiah)

III-11

Tabel 3.7

Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Tahun (juta

rupiah)

III-13

Tabel 3.8

Target Belanja Daerah Kota Dumai Tahun 2010-2015

III-15

Tabel 3.9

RealisasiBelanja Daerah Kota Dumai Tahun 2010-2015

III-16

Tabel 3.10

Perbandingan antara Belanja Tidak langsung (BTL) dengan Belanja

(9)

Tabel 3. 15

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota

Dumai Tahun 2010-2015

III-26

Tabel 3. 16

Defisit Rill Anggaran Kota Dumai Tahun 2010-2015

III-28

Tabel 3. 17

Komposisi Penutup Defisit Rill Anggaran Kota Dumai Tahun

2010-2015

III-28

Tabel 3. 18

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kota Dumai tahun

2010-2015

III-30

Tabel 3. 19

Perkiraan Pendapatan Pemerintah Kota Dumai Tahun 2016-2021

III-34

Tabel 3. 20

Perkiraan Belanja Pemerintah Kota Dumai Tahun 2016-2021

III-38

Tabel 3.21

Rencana Alokasi Pagu Anggaran Belanja Langsung Kota Dumai

Menurut Perangkat Daerah Tahun 2016-2021

III-40

Tabel 5.1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-13

Tabel 6.1

Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Misi 1

VI-5

Tabel 6.2

Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Misi 2

VI-9

Tabel 6.3

Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Misi 3

VI-12

Tabel 6.4

Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Misi 4

VI-15

Tabel 6.5

Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Misi 5

VI-19

Tabel 6.6

Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Misi 6

VI-21

Tabel 6.6

Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Misi 7

VI-24

Tabel 7.1

Kebijakan Umum dan Program PembangunanMisi 1

VII-4

Tabel 7.2

Kebijakan Umum dan Program PembangunanMisi 2

VII-13

Tabel 7.3

Kebijakan Umum dan Program PembangunanMisi 3

VII-22

Tabel 7.4

Kebijakan Umum dan Program PembangunanMisi 4

VII-27

Tabel 7.5

Kebijakan Umum dan Program PembangunanMisi 5

VII-42

Tabel 7.6

Kebijakan Umum dan Program PembangunanMisi 6

VII-48

Tabel 7.7

Kebijakan Umum dan Program PembangunanMisi 7

VII-53

Tabel 8.1

Matriks Program Lima Tahunan RPJMD Kota Dumai 2011-2015

Misi 1

VIII-2

Tabel 8.2

Rekapitulasi Kerangka Pendanaan Perangkat Daerah Tahun

2016-2021

VIII-49

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Diagram Alir Penyusunan RPJMD

I-3

Gambar 1.2

Diagram Hubungan Keterkaitan Antar Dokumen

Perencanaan

I-7

Gambar 2.1.1.1

Peta Administrasi Kota Dumai

II-2

Gambar 2.1.1.2

Peta Rawan Bencana Kota Dumai

II-13

Gambar 2.1.2.1

Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Dumai per

Tahun Selama Periode 2002-2015

II-15

Gambar 2.1.2.2

Piramida Penduduk Kota Dumai Tahun 2015

II-19

Gambar 2.1.2.3

Grafik Perbandingan IPM Kota Dumai, Provinsi Riau,dan

Nasional

II-20

Gambar 2.2.1.1

Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Dumai Tahun

2010-2014

II-25

Gambar 2.2.1.2

Perkembangan Tingkat Pendapatan Per Kapita Kota Dumai

Tahun 2010-2014

II-51

Gambar 2.2.1.3

Persentase Tingkat Kemiskinan Kota Dumai dan Provinsi

Riau Tahun 2010-2014

II-53

Gambar 2.2.1.4

Indeks kedalaman Kemiskinan Kota Dumai Tahun

2009-2014

II-54

Gambar 2.2.1.5

Indeks keparahan Kemiskinan Kota Dumai Tahun 2009-2014 II-55

Gambar 2.2.1.6

Kurva Indeks Gini Kota DumaiTahun 2009-2014

II-56

Gambar 2.2.1.7

Kurva Inflasi Kota Dumai

II-60

Gambar 2.2.2.1

Grafik Angka Melek Huruf Kota Dumai

II-62

Gambar 2.2.2.2

Grafik Perbandingan Angka Rata-rata lama Sekolah di

Provinsi Irua Tahun 2010-2014

II-63

Gambar 2.2.2.3

Grafik Angka Partisipasi Kasar SD/MI, SMP/MTs dan

SMA/MA/SMKKota Dumai

II-64

Gambar 2.2.2.4

Grafik Angka Partisipasi Murni SD/MI, SMP/MTs dan

SMA/MA/SMK Kota Dumai

II-68

Gambar 2.2.2.5

Grafik Perkembangan Angka Kematian Bayi di Kota Dumai

II-69

Gambar 2.2.2.6

Grafik Perkembangan Angka Kematian Balita di Kota Dumai

II-70

Gambar 2.2.2.7

Grafik Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan di

Kota Dumai

II-72

Gambar 2.2.2.8

Grafik Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kota Dumai

II-74

Gambar 2.3.1.1

Grafk Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

SD/MI dan SMP/MTs di Kota Dumai

II-77

Gambar 2.3.1.2

Grafik Rasio Guru/Murid SD/MI dan SMP/MTs Kota Dumai

II-79

Gambar 2.3.1.3

Grafik Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

SMA/MA/SMK di Kota Dumai

II-80

Gambar 2.3.1.4

Grafik Rasio Guru/Murid SMA/MA/SMK Kota Dumai Tahun

II-81

Gambar 2.3.1.5

Grafik Sekolah Pendidikan SD/MI Kondisi Bangunan Baik

Kota Dumai

II-82

Gambar 2.3.1.6

Grafik Sekolah Pendidikan SMP/MTs Kondisi Bangunan Baik

Kota Dumai

II-83

Gambar 2.3.1.7

Grafik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Dumai

II-84

Gambar 2.3.1.8

Grafik Angka Putus Sekolah SD/MI, SMP/MTs dan

SMA/MA/SMKKota Dumai

II-85

Gambar 2.3.1.9

Grafik Angka Kelulusan SD/MI, SMP/MTs dan MA/MA/SMK

Kota Dumai

II-87

Gambar 2.3.1.10 Grafik Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dan dari

SMP/MTs ke SMA/MA/SMK

II-88

Gambar 2.3.1.11 Grafik Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV di Kota

Dumai

II-89

Gambar 2.3.1.12 Grafik Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk

(11)

Gambar 2.3.1.13 Grafik Rasio Dokter per Satuan Penduduk di Kota Dumai

II-92

Gambar 2.3.1.14 Grafik Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk di Kota

Dumai

II-93

Gambar 2.3.1.15 Grafik Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan

yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kota Dumai

II-96

Gambar 2.3.1.16 Grafik Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita

Penyakit TBC BTA

II-99

Gambar 2.3.1.17 Grafik Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Dumai

II-101

Gambar 2.3.1.18 Grafik Cakupan Puskesmas di Kota Dumai

II-103

Gambar 2.3.1.19 Grafik Cakupan Puskesmas Pembantu di Kota Dumai

II-105

Gambar 2.3.1.20 Grafik Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

di Kota Dumai

II-107

Gambar 2.3.1.21 Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk di Kota Dumai

II-108

Gambar 2.3.1.22 Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan

Penduduk di Kota Dumai

II-110

Gambar 2.3.1.23 Panjang Jalan Dilalui Roda Empat di Kota Dumai

II-111

Gambar 2.3.1.24 Grafik Indikator Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Kota

Dumai

II-112

Gambar 2.3.1.25 Grafik Indikator Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kota

Dumai

II-114

Gambar 2.3.1.26 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber

HPL/ HGB di Kota Dumai

II-115

Gambar 2.3.1.27 Arus Penumpang Umum yang Keluar Kota Dumai melalui

Terminal, Pelabuhan, dan Bandara

II-117

Gambar 2.3.1.28 Arus Penumpang Umum yang Masuk Kota Dumai melalui

Terminal, Pelabuhan, dan Bandara

II-118

Gambar 2.3.1.29 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum di Kota Dumai

II-118

Gambar 2.3.1.30 Grafik Kepemilikan KIR Angkutan Umum di Kota Dumai

II-120

Gambar 2.3.1.31 Grafik Persentase Penanganan Sampah di Kota Dumai

(Realisasi dan Target)

II-122

Gambar 2.3.1.32 Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan

Penduduk di Kota Dumai

II-124

Gambar 2.3.1.33 Grafik Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk

II-126

Gambar 2.3.1.34 Grafik Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga

Pemerintah Kota Dumai

II-128

Gambar 2.3.1.35 Grafik Partisipasi angkatan kerja perempuan Kota Dumai

II-129

Gambar 2.3.1.36 Grafik Cakupan Peserta KB Aktif Kota Dumai

II-130

Gambar 2.3.1.37 Grafik Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Kota

Dumai

II-131

Gambar 2.3.1.38 Persentase Koperasi Aktif

II-135

Gambar 2.3.1.39 Persentase Usaha Mikro dan Kecil

II-136

Gambar 2.3.1.40 Grafik Penyelenggaraan Festival Seni Dan Budaya Kota

Dumai

II-139

Gambar 2.3.1.41 Grafik Jumlah Perpustakaan Kota Dumai

II-147

Gambar 2.3.1.42 Grafik Rasio Jumlah Perpustakaan Terhadap Jumlah

Penduduk

II-148

Gambar 2.3.1.43 Grafik Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun

II-149

Gambar 2.3.1.44 Grafik Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Daerah

II-150

Gambar 2.3.2.1

Persentase Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama

Lokal Lainya

II-151

Gambar 2.3.2.2

Grafik Persentase Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Kota

Dumai

II-153

(12)

Gambar 2.4.4.1

Grafik Rasio Ketergantungan

II-170

(13)

Bab I Pendahuluan

! "#$ #% & '( #) #*+

,*- #*+,*- #*+ ./ 0/% 1 2 3#45 * 1 667 $'*$ #* + 89 :$' 0 ; ' %' *< #*##*

;'0=#*+5 * #* . #:9/ *#( - #* ,* -#* +,*- #*+ ./ 0/ % 1> 3#45 * 16?7 $ '*$ #*+

;'0'%9*$ #4 #* @#'%#4A 0'*+ #0#*#$ )#* )'B#-# B'0'%9*$ #4 -#' %#4 5*$ 5 )

0'*5 :5 *

y

:'C5 0( #4 -/ )5 0'* B'%' *<#*##* B'0=#*+5*#* - #'%#4! @/ )5 0' *

B'%'*<#*##* B'0=#*+5*#* -#'%#4 $ '%:'=5$ 0' (9B5$9

: (1) Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJP) yang merupakan kebijakan pembangunan dengan

jangka waktu 20 tahun; (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun; dan (3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun.

Pada tanggal 9 Desember tahun 2015 Kota Dumaitelah menyelenggarakan

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Berdasarkan hasil Pilkada tersebut telah

ditetapkan Kepala Daerah terpilih dan dilantik menjadi Walikota dan Wakil Wakil

Walikota periode 2016-2021. Sebagaimana amanat dalam Undang-Undang Nomor

25 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, setelah Kepala Daerah

dilantik maka diwajibkan menyusun RPJMD, oleh karena itu pada tahun

2015,rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Dumai tahun 2016-2021 perlu disusun.

Penyusunan

rancanganRPJMD

Kota

Dumai

tahun

2016-2021

memperhatikan Peraturan Da Nomor13 tahun 2014 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Dumai tahun 2005 2025.

RPJMD tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari tahap III RPJPD Kota Dumai

tahun 2005 2025. Pada RPJP tersebut Visi yang akan dicapai adalahTerwujudnya

Dumai Sebagai Kota Pelabuhan Dan Industri Yang Kokoh, Dengan Masyarakat

Yang Bertumpu Pada Budaya Melayu, Menuju Dumai Madani Yang Hijau. Adapun

misi dari visi pembangunan jangka panjang daerah Kota Dumai Tahun 2005 2025

adalah

1. Mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing dan bertumpu pada

kepelabuhanan dan industri;

2. Mewujudkansumberdayamanusia

yang

berkualitas,

(14)

Bab I Pendahuluan

3. Mewujudkaninfrastrukturwilayah

yang

berkualitassesuaidayadukungdanfungsiruang;

4. Meningkatkan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah dalam

rangkamewujudkan kepemerintahan daerah yang baik;

5. MewujudkanDumaisebagailingkungan yang hijau.

Selain RPJPD, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

disusun juga memperhatikan rencana tata ruang (dikarenakan Penetapan

Peraturan daerah masih terkendala di pemerintah provinsimaka yang digunakan

adalah rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Dumai tahun 2014-2034).

Setiap kebijakan pembangunan harus memperhatikan rencana struktur ruang,

rencana pola ruang, indikasi program pemanfaatan ruang yaitu program

pembangunan sektoral wilayah kota, program pengembangan wilayah kota, dan

program pengembangan kawasan dan lingkungan strategis yang merupakan

kewenangan Pemerintah Daerah kota.

(15)

Bab I Pendahuluan

Penyusunan RPJMD dilakukan melalui berbagai tahapan analisis setiap

urusan pembangunan, penjaringan aspirasi masyarakat, serta dialog yang

melibatkan

stakeholders

dan pemangku kepentingan. Adapun proses penyusunan

secara rinci dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Sumber: Permendagri no. 54 Tahun 2010

Gambar1.1Diagram Alir Penyusunan RPJMD

B.

Dasar Hukum

Dasar hukum Penyusunan Kajian RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021

adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(16)

Bab I Pendahuluan

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan

Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025)

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5059);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

12. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(17)

Bab I Pendahuluan

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4585);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah

Daerah

kepada

Pemerintah,

Laporan

Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada

Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4815);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara,

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

(18)

Bab I Pendahuluan

22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3)

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah.

25. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Riau Tahun 2014-2018.

26. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 13 Tahun 2014 tentang Rencana

Jangka Panjang Daerah Kota Dumai Tahun 2005-2025.

C.

Hubungan Antar Dokumen

Penyusunan RPJMD memperhatikan pembangunan nasional khususnya yang

berkaitan dengan pembangunan daerah yang mempengaruhi pembangunan

nasional. Penyusunan Kajian RPJMD memperhatikan juga RPJMD Provinsi Riau,

dan RPJMN2015-2019 dengan tujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku

pembangunan dan harus selaras dan sinergi antar daerah, antar waktu, antar

ruang, dan antar fungsi pemerintah, serta menjamin keterkaitan dan konsistensi

antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

(19)

Bab I Pendahuluan

Gambar: 1.2Diagram Hubungan Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan

1. Hubungan RPJMD Kota Dumai dengan RPJPD Kota Dumai.

RPJMD tahun 2016-2021 merupakan tahap III pada RPJPD Kota Dumai.

Pada dokumen RPJDP prioritas pembangunan pada tahap III (tahun

2016-2021) adalah sebagai berukut :

a. Pengembangan perekonomian kota yang memiliki daya saing dan

bertumpu pada kepelabuhanan dan pengembangan industri, dengan

sasaran pokok

1. Pengelolaan kawasan industri dan penyiapan perwujudan KEK

2. Pengembangan kegiatan industri, perdagangan, dan jasa

3. Peningkatan investasi dari investor dalam maupun luar negeri

4. Peningkatan tenaga kerja yang berkualitas

Adapun kebijakan pembangunannya adalah sebagai berikut:

1) Mewujudkan terlaksananya kerjasama dalam pengembangan kawasan

industri

2) Meningkatkan kawasan industri menjadi kawasan ekonomi khusus

3) Mengembangkan industri dan usaha mikro, kecil, dan menengah yang

ramah lingkungan

4) Mengembangkan kemitraan antara usaha kecil menengah dengan

usaha besar

(20)

Bab I Pendahuluan

6) Mengembangkan kegiatan jasa kepelabuhanan

7) Mengembangkan kegiatan perdagangan yang melayani pasar lokal dan

regional

8) Mengembangkan kerjasama dunia usaha dengan koperasi dan

lembaga keuangan

9) Memantapkan kualitas pelayanan perizinan

10)Meningkatkan promosi dan kerjasama lintas regional

11)Mendorong terciptanya hubungan yang baik antara pemerintah dan

masyarakat terhadap investor

12)Mengintegrasikan hubungan harmonis antara sektor tenaga kerja,

sektor penyedia lapangan kerja dan pemerintah

13)Meningkatkan kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing di era

global

b. Mewujudkansumberdaya manusia yang berkualitas, agamis dan berjati

diri Melayu, dengan sasaran pokok

1. Peningkatan mutu dan kreatifitas masyarakat

2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

3. Pengembangan karakter masyarakat yang mandiri dan berbudi pekerti

luhur

4. Pengelolaan kerjasama yang mendorong berkembangnya nilai dan

budaya Melayu

Adapun kebijakan pembangunannya adalah sebagai berikut:

1) Merevitalisasi kebijakan pendidikan yang bertumpu pada potensi dan

daya saing daerah

2) Mengembangan pendidikan kewirausahaan bagi masyarakat

3) Meningkatnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja

4) Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

5) Mewujudkan kemudahan akses, pemerataan dan perluasan

kesempatan memperoleh pendididkan berkualitas dan terjangkau di

semua jenjang

6) Meningkatkan profesionalitas tenaga pelayanan kesehatan untuk

dapat bersaing dengan tenaga asing

7) Meningkatkan kuantitas dan kualitas ibu hamil dan bayi lahir sehat

8) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan

(21)

Bab I Pendahuluan

9) Meningkatkan fasilitas pendukung dan pelayanan tenaga medis

10)Mengoptimalkan perilaku hidup sehat di berbagai lapisan masyarakat

11)Mengembangkan kebijakan dan pelaksana pembangunan berwawasan

kesehatan

12)Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan

pembangunan kesehatan

13)Terciptanya kualitas hidup perempuan dan anak

14)Meningkatkan peran masyarakat dan lembaga keagamaan dalam

melaksanakan pendidikan keagamaan sebagai dasar pembentukan

karakter bangsa yang luhur

15)Merevitalisasi kebijakan pendidikan keagamaan dan karakter bangsa

yang mendukung pembentukan perilaku yang berbudi pekerti luhur

16)Meningkatkan kerjasama ASEAN dan SIJORI (Singapura-Johor-Riau)

untuk bidang kebudayaan Melayu

17)Merevitalisasi kebijakan yang terkait seni budaya Melayu

18)Mengoptimalkan implemantasi kebijakan, strategi dan

program-program pengembangan dan aktualisasi seni budaya Melayu

c. Mewujudkan infrastruktur wilayah yang berkualitas sesuai daya dukung

dan fungsi ruang, dengan sasaran pokok

1. Peningkatan ketersediaan sumber air baku untuk air bersih

2. Peningkatan infrastruktur air bersih yang merata dan berkeadilan

3. Peningkatan aksesibilitas dan mobilitas antar wilayah

4. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energi dan

ketenagalistrikan

5. pengelolaan kawasan perumahan dan permukiman

6. Peningkatan dukungan pemanfataan infrastruktur telekomunikasi

7. Peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas sosial dan ekonomi

Adapun kebijakan pembangunannya adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan penyediaan air baku melalui pengembangan dan

pengelolaan sumber daya air

2) Mengembangkan kualitas dan kuantitas jalan

3) Mengembangkan dan menjaga kualitas infrastruktur transportasi

4) Meningkatkan pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan

infrastruktur transportasi

(22)

Bab I Pendahuluan

6) Mengembangkan pemenuhan infrastruktur ketenagalistrikan

7) Mengembangkan energi dan mengembangkan sumber energi alternatif

terbarukan

8) Meningkatkann sarana penerangan jalan umum (Saluran Kabel Udara

Tegangan Menengah/SKUTM dan Saluran Kabel Udara Tegangan

Rendah/SKUTR) pada wilayah yang belum terjangkau jaringan PLN

9) Mengembangkan kualitas sarana prasarana dasar perumahan dan

permukiman

10)Meningkatkan lingkungan perumahan dan pemukiman yang

berkualitas

11)Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan, air bersih, dan air

limbah domestik

12)Mengembangkan sarana prasarana penunjang untuk mewujudkan

kebersihan lingkungan

13)Meningkatkan sistem jaringan drainase secara bertahap pada daerah

rawan banjir dan mengurangi daerah genangan air pada kawasan

permukiman

14)Mengembangkan dan memanfaatkan jaringan telekomunikasi dan

informatika sesuai dengan fungsi dan keunggulannya

15)Meningkatkan perluasan pelayanan pendidikan dan kesehatan melalui

pembangunan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan yang

memadai

d. Meningkatkan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah

dalam rangka mewujudkan kepemerintahan daerah yang baik, dengan

sasaran pokok

1. Peningkatan sumberdaya aparatur yang profesional dan memiliki

kompetensi di bidangnya

2. Peningkatan akses pelayanan publik yang sesuai dengan standar

pelayanan prima

Adapun kebijakan pembangunannya adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan upaya pengendalian pelaksanaan lima syarat

profesionalisme

(23)

Bab I Pendahuluan

3) Meningkatkan kinerja pegawai melalui pembenahan sistem dan

prosedur serta standarisasikualitas pelayanan

4) Memantapkan sistem organisasi dan tata kerja yang efektif dan efisien

5) Mewujudkan penyempurnaan SOTK (Struktur Organisasai dan Tata

Kerja) pemerintahan daerah yang efektif dan efisien

6) Memantapkan pembinaan kompetensi, kinerja, serta kehandalan

aparatur pemerintahan daerah secara bertahap dan berkelanjutan

7) Pemantapan kapasitas kepemimpinan dalam mencapai good

governance dan clean government Meningkatkan kuantitas dan

kualitas sistem pelayanan publik

8) Memantapkan pelayanan publik yang prima.

9) Menyalurkan aspirasi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

publik melalui forum formal

e. Mewujudkan Dumai sebagai lingkungan yang hijau/tempat nyaman

untuk ditinggali (liveability) , dengan sasaran pokok

1. Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup yang bijaksana

2. Peningkatan peran perangkat pengelolaan/kelembagaan dalam

pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan

3. Peningkatan peraturan Penataan Ruang yang tegas dan konsisten

Adapun kebijakan pembangunannya adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan penelitian tentang pengelolaan dan pengawasan

lingkungan hidup yang berkelanjutan

2) Meningkatkan pembangunan Kota Dumai yang memenuhi syarat

lingkungan hidup berkelanjutan

3) Merevitalisasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan kondisi

lingkungan hidup di Dumai menuju lingkungan lestari

4) Mengoptimalkan peran pelaku usaha dan masyarakat dalam

pencapaian pembangunan kota yang lestari

5) Merevitalisasi kebijakan yang terkait partisipasi masyarakat dalam

peningkatan kondisi lingkungan hidup

6) Menguatkan kelembagaan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup, terutama pengelolaan sumber daya air di kawasan

hutan lindung

(24)

Bab I Pendahuluan

8) Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber

daya alam dan pelestarian lingkungan hidup

9) Meningkatkan sistem peradilan lapangan untuk pembangunan yang

sesuai RTRW

10)Meningkatkan ketaatan pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat

tentang aturan RTRW

11)Meningkatkan upaya pelaksanaan pengendalian yang tertib sesuai

RTRW

12)Merevitalisasi kebijakan yang terkait sistem implementasi dan

pengendalian tata ruang bagi birokrasi dan masyarakat pelaku tata

ruang

2. Hubungan RPJMD dengan RTRW Kota Dumai (Rancangan RTRW Kota Dumai

tahun 2014- 2034)

a.Kebijakan pengembangan struktur ruang

1. Kota Dumai dalam konstelasi internasional

Kota Dumai telah disepakati secara nasional menjadi pusat kegiatan

yang harus dapat melayani kegiatan yang bersifat internasional, yakni

mewakili Provinsi Riau yang memiliki batas wilayah berhadapan

langsung dengan Negara lain yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Selain itu kota Dumai juga tidak hanya melayani kepentingan Provinsi

Riau tersebut tetapi juga kota Dumai harus mampu melayani

kepentingan wilayah Sumatera Utara bagian selatan dan wilayah

Sumatera barat bagian utara yang akan memerlukan layanan untuk

kepentingan kegiatan perdagangan yang bersifat internasional.

Di dalam arahan rencana penataan ruang wilayah kota Dumai hingga

akhir tahun 2034 adalah meningkatkan aksesibilitas kota Dumai

sebagai pusat kegiatan internasional terhadap kawasan kawasan yang

membutuhkan layanan, yang berarti harus dilakukan penataan ruang

wilayah sistem jaringan transportasi baik darat, sungai, danau, udara,

yang harus mampu mencakup luasan wilayah yang di kehendaki untuk

di layani, yakni Sumatera utara bagian selatan, seluruh Provinsi Riau,

dan Sumatra barat bagian utara.

(25)

Bab I Pendahuluan

layanan, agar mampu melayani sebagai mana keinginan untuk dapat

melayani secara nasional maupun internasional. Perlunya ketersediaan

sumber daya air, dan telekomunikasi serta infrastruktur fisik lainnya

yang harus mampu menunjang penetapan fungsi kota Dumai sebagi

gerbang internasional sendiri.

Strategi untuk mendukung arahan penataan ruang wilayah kota Dumai

sebagai gerbang internasional, sebagai mana di uraikan di atas adalah

melakukan penyusunan penataan ruang wilayah seluruh infrastruktur

maupun sub struktur dan supra struktur yang diperlukan oleh kota

Dumai untuk mampu menjadi pusat kegiatan layanan yang berskala

internasional, baik pentahapan jangka pendek (5 tahun mendatang),

jangka menengah (5-10 tahun mendatang) dan jangaka panjang (20

tahun mendatang).

Dukungan berupa infrastruktur tersebut harus di lakukan secara

berkesinambungan dan terintegrasi dengan berbagai penataan ruang

wilayah yang memiliki kepentingan yang sama meskipun dalam skala

yang lebih kecil, sehingga akan terjadi integrasi penataan ruang wilayah

yang baik, penataan ruang wilayah terhadap infrastruktur yang telah

ada maupun penataan ruang wilayah infrastruktur baru yang akan

dipersiapkan hingga akhir masa perencanaan jangka panjang itu

sendiri.

2. Kota Dumai dalam Konstelasi Nasional

1) Kota Dumai Sebagai PKN

Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional tahun 2006, Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan

Nasional (PKN). Kriteria yang digunakan dalam penetapan PKN

adalah kawasan perkotaan yang :

a. Berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan

ekspor-impor atau pintu gerbang ke kawasan internasional,

b. Berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan

jasa-jasa berskala nasional atau yang melayani beberapa

Provinsi, dan/atau

(26)

Bab I Pendahuluan

2) Kota Dumai sebagai PKSN

Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional tahun 2008, Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan

Strategis Nasional (PKSN). Kriteria yang digunakan dalam penetapan

PKSN adalah kawasan perkotaan yang :

a. Terletak di dalam kawasan perbatasan negara.

b. Berpotensi dan telah disepakati sebagai Pos Pemeriksaan Lintas

Batas dengan negara tetangga.

c. Berfungsi

sebagai pintu gerbang internasional yang

menghubungkan dengan negara tetangga.

d. Merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan

wilayah sekitarnya.

3) Kota Dumai sebagai Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade

Zone-FTZ)

Disiapkannya Kota Dumai sebagai kawasan

Free Trade Zone

(FTZ)

sudah sangat layak karena Kota Dumai telah mempersiapkan

tempat ataupun sarana lainnya. Terdapat beberapa tempat di Kota

Dumai yang dapat dijadikan kawasan

Free Trade Zone

(FTZ) yaitu

Pelintung dan Lubuk Gaung. Semua daerah itu memiliki potensi dan

aset tersendiri yang bisa dikembangkan. Bahkan pada lahan kedua

lokasi itu cukup bagus dan memiliki peluang investasi yang sangat

layak jual. Areal di Pelintung yang memang seblumnya telah

dipersiapkan menjadi salah satu kawasan industri,namun masih

memiliki lahan yang sangat luas.

Wacana untuk menjadi Dumai sebagai kawasan perdagangan bebas

menggantikan Batam dinilai sangat tepat. Ada beberapa faktor

pendukung Kota Dumai untuk dijadikan kawasan

Free Trade Zone

(FTZ) diantaranya :

Infrastruktur di Kota Dumai dinilai sudah cukup memadai untuk

dijadikan sebagai kawasan

Free Trade Zone

(FTZ)

(27)

Bab I Pendahuluan

Prioritas utama untuk menjadikan Kota Dumai sebagai Kawasan

Free Trade Zone

(FTZ) bagi Pemerintah adalah Pembenahan

infrastruktur Jalan.

Dari berbagai wacana, baik yang bersifat nasional maupun

internasional, bahwasanya Riau masa depan adalah merupakan

kawasan yang strategis, karena berbatasan langsung dengan Negara

tetangga yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura. oleh karenanya

patut dijadikan sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru di

Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia barat, dan bagian

wilayah Pulau Sumatera bagian Utara.

4) Kota Dumai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus

Untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antardaerah, pemerintah

Pusat telah menciptakan pusat-pusat ekonomi baru, mendampingi

yang sudah ada. Pusat ekonomi baru ini, diperlukan terutama di

luar Pulau Jawa. Pemerintah menciptakan sumber pertumbuhan

baru, terutama kawasan-kawasan yang langsung berhadapan

dengan pusat ekonomi dunia. Seperti Koridor Selat Malaka dan

wilayah metropolitan Batam-Bintan

Visi yang perlu dibangun adalah bagaimana Indonesia dapat

memperoleh manfaat optimal dengan dibentuknya KEK demi

mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Koridor Selat

Malaka yang dimaksud, terbentang dari Sabang hingga Dumai.

Wilayah ini memiliki potensi besar menyaingi pusat ekonomi di

Singapura dan Malaysia. Diusulkan wilayah-wilayah baru tersebut

menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK), yang telah memiliki

potensi untuk dikembangkan segera.

Prasyarat pengembangan KEK adalah pertama, harus sesuai dengan

rancangan tata ruang wilayah dan tidak berpotensi mengganggu

kawasan lindung. Kedua, pemerintah provinsi beserta pemerintah

kabupaten atau kota yang terkait harus mendukung Kawasan

tersebut.

(28)

Bab I Pendahuluan

Di tengah kesulitan pemerintah mengembangkan perekonomian

daerah, KEK menjadi alternatif dalam penataan ruang wilayah

nasional. Pengembangan KEK haruslah melibatkan secara penuh

pengusaha-pengusaha lokal dan nasional. Sebab kalau KEK lebih

memberi ruang yang besar untuk investasi asing, misalnya,

menyangkut kepemilikan properti, tidak akan memiliki dampak

ekonomis bagi perekonomian nasional.

KEK bisa menjadi pilot project untuk membangun zona

perekonomian dengan basis ekonomi menengah dan kecil. KEK

harus dikembangkan dengan daya saing infrastruktur yang

memadai, sebab akan sangat sulit mengejar ketertinggalan penataan

ruang wilayah infrastruktur seperti di Singapura dan Malaysia.

Memang perlu disadari bersama, bahwasanya kemampuan

pemerintah daerah dan pusat dalam membiayai penataan ruang

wilayah infrastruktur, akan menjadi persoalan tersendiri dalam

pengembangan KEK. Pendanaan melalui pinjaman luar negeri, pada

akhirnya akan menambah beban utang pemerintah.

Pemerintah harus lebih melibatkan pengusaha nasional dan

membangun kemitraan yang lebih erat dengan para pelaku usaha di

kawasan KEK. Dan pemerintah harus secara intensif menggalang

kekuatan ekonomi nasional dan daerah untuk membangun

zona-zona pertumbuhan ekonomi baru

Kesepakatan kerja sama ekonomi dalam konteks pembentukan

kawasan ekonomi khusus, telah dirancang baik oleh pemerintah

Indonesia dan Singapura pertengahan tahun 2006.

3. Pembangunan Internal Kota Dumai

1) Strategipeningkatanpelayananpusat-pusatkegiatanfungsional,

berhierarki, danterintegrasimeliputi :

a) meningkatkanketerkaitanantarpusat-pusatkegiatan di wilayah

Kota Dumaidenganpusat-pusatkegiatan di kawasansekitarnya.

b) menjagaberfungsinyapusat-pusatkegiatan yang sudahada di Kota

Dumaisecara optimal.

c) mengendalikanpusat-pusatkegiatan

yang

(29)

Bab I Pendahuluan

d) mendorongberfungsinyapusat-pusatkegiatanbaru di wilayah Kota

Dumai.

2) Strategipeningkatanfungsikotasebagaipusatperdagangandanjasa,

meliputi:

a) mengembangkankegiatanekonomi

yang

berdayasaingdanseimbangdengannegara lain.

b) mengembangkankawasanperdagangandanjasa

yang

berorientasipasar regional.

c) menyediakansaranadanprasarana

yang

seimbangdandapatmenunjangkegiatanekonomi.

3) Strategipengembangankawasanperuntukanindustriberskalainternasi

onal yang berwawasanlingkungan, meliputi :

a) pengembanganindustridanpergudangan

yang

berdayasaingdanseimbangdengannegara lain.

b) mengembangkankawasanperuntukanindustri

yang

berorientasipasarinternasional.

c) menyediakansaranaprasaranapendukung

yang

dapatmenunjangkegiatanindustridanpergudangan.

4) Strategipeningkatanfungsikawasanindustripengolahanmigasdan non

migas

yang

mempertimbangkandayadukungdandayatampunglingkungan,

meliputi :

a) memantapkansentra-sentraindustriunggulan yang terdapat di

Kota Dumai.

b) mengembangkansaranadanprasaranapendukunguntukmenunjan

gkegiatanindustri.

c) mengembangkankawasanindustripengolahanmigasdan non migas

yang berdayasaingdanseimbangdengannegara lain.

d) mengembangkankawasanindustripengolahanmigasdan non migas

yang

mempertimbangkanpelestarianalamsertadayadukungdandayatam

punglingkungan.

(30)

Bab I Pendahuluan

a) meningkatkanketerpaduan inter dan intra modatransportasidarat,

lautdanudara.

b) meningkatkanaksessertalayananjaringanjalanarteri,

kolektor,

danjaringanjalanlokal.

c) meningkatkankapasitasdanpengembangansistempelayananenergi,

melaluidiversifikasiteknologidansumberenergi,

perluasanjaringandistribusi, danpeningkatankualitaspelayanan.

d) meningkatkankapasitasdanpengembangansistempelayananteleko

munikasidaninformasimelaluidiversifikasiteknologi,

perluasanjaringanpelayanan, danpeningkatankualitaspelayanan.

e) meningkatkankapasitasinstalasipengolahan,

perluasanjaringandistribusi,

danpeningkatankualitaspelayanankearahsistemproduksi

air

bersihsiapminum.

f) mengembangkanprasaranadansaranajaringanpejalan kaki.

g) pembangunanperumahan

lama/perkampungandilakukansecaraterpadumelalui

program

pembenahanlingkungan,

peremajaankawasan,

perbaikankampung, peningkatanprasaranadansaranaperumahan.

h) mengembangkansistemjaringandrainase

air

hujan,

sistempembuanganlimbahdomestik,

sistempengelolaanlimbahindustridanlimbahBahanBerbahayadanB

eracun (Limbah B3), sertasistempersampahanterpadu.

6) Strategiperwujudanfungsikegiatan

yang

mendukungperbatasan

Negara KesatuanRepublik Indonesia, meliputi :

a) mewujudkanketerpaduaninfrastruktur

yang

mendukungfungsiperbatasan

Negara

KesatuanRepublik

Indonesia.

b) mengembangkankegiatanbudidayaselektifpadakawasanperbatasa

n Negara KesatuanRebulik Indonesia.

c) mengembangkanfungsikegiatan yang mendukungperbatasan

Negara KesatuanRepublik Indonesia.

(31)

Bab I Pendahuluan

7) Strategipeningkatanfungsikawasanuntukkepentinganpertahanandan

keamanan, meliputi :

a) mendukungpenetapankawasanperuntukanpertahanandankeaman

an.

b) mengembangkanbudidayasecaraselektif

di

dalamdan

di

sekitarkawasanpertahananuntukmenjagafungsidanperuntukanny

a.

c) mengembangkankawasanlindungdan/ataukawasanbudidayatidak

terbangun di sekitarkawasanpertahanannegarasebagai zona

penyangga

yang

memisahkankawasantersebutdengankawasanlainnya.

d) turutsertamemeliharadanmenjagaaset-asetpertahanannegara.

3. Hubungan RPJMD dengan RPJMN

Sesuai dengan Aman Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem

perencanaan pembangunan nasional dan undang-undang nomor 23 tahun

2014 tentang pemerintah daerah, dijelaskan bahwa setiap dokumen rencana

pembangunan daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota wajib

mempedomani dokumen rencana pembangunan nasional. Sesuai dengan

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019

yang menjabarkan visi dan misi presiden Republik Indonesia maka seriap

daerah wajib menjabarkannya kedalam rencana pembangunan daerah.

RPJMN 2015-2019 yang disebut dengan isitlah nawacita terdiri :

4 Prioritas Pokok pembangunan yang terdiri dari

Kedaulatan Pangan

Kedaulatan Energi

Kemaritiman

Pariwisata & Energi

Prioritas Wajib yang terdiri dari

Pendidikan

Kesehatan

Penanggulangan Kemiskinan

Dimensi Pemerataan yang terdiri dari

Antar Wilayah

(32)

Bab I Pendahuluan

Didalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019

Kota Dumai juga ditetapkan sebagai:

1. Dumai diarahkan sebagai Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional

(PKN) dengan fokus pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi

sebagai outlet emasaran untuk wilayah Riau bagian timur serta

berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi

wilayah seperti perkebunan, industri, perdagangan, pertambangan dan

perikanan.

2. Dumai sebagai bagian pengembangan kawasan pusat kegiatan strategis

nasional (PKSN-pengembangan kawasan perbatasan) diwilayah Sumatera.

3. Indikasi lokasi pengembangan kawasan industri biodiesel berbasis CPO

dikecamatan medang kampai

4. Lokasi percepatan dan penguatan pembangunan transportasi yang

mendorong penguatan industri nasional untuk mendukung Sistem

Logistik Nasional dan penguatan konektivitas nasional dalam kerangka

mendukung kerjasama regional dan global seperti pembangunan jalan

High grade highway sumatera, pembangunan jalur Ro-RO Dumai-Malaka,

penyediaan keprintisan laut di kawasan perbatasan

5. Lokasi pembangunan pipa Dumai-medan sepanjang 380 Km dan

Duri-Dumai sepanjang 50 Km

6. Jalur Kereta Api rantau Prapat-Duri-Dumai

7. Pengembangan Pelabuhan Dumai

8. Pembangunan jalan Sp.Kulim-pelabuhan Dumai

9. Pembangunan jalan tol pekanbaru-kandis-Dumai

10.Pembangunan Air Baku Dumai Kota Dumai (Sei Hulu Hala) Kota Dumai

Kota Dumai

11.Pembangunan Intake, Pengadaan dan Jaringan Pipa Transmisi dia. 20"

(Sungai Rokan) Kota Dumai Dumai.

Muatan RPJMN tahun 2015-2019 ini dijabarkan kedalam visi, misi, tujuan

dan sasaran pembangunan kota Dumai tahun 2016-2021 yang akan dicapai

melalui strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah.

Gambar

Gambar 2.1.1.1 Peta Administrasi Kota DumaiSumber: Draft RTRW Kota Dumai 2012-2032
Tabel 2.1.1.1Pembagian Wilayah Administrasi di Kota Dumai
Gambar 2.1.1.2 Peta Rawan Bencana Kota DumaiSumber: Draft RTRW Kota Dumai 2012-2032
Tabel 2.1.2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah sebagai

Rencana struktur ruang wilayah kota (Bab III) Rencana pola ruang wilayah kota (Bab IV) Penetapan kawasan strategis kota (Bab V) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota (Bab

Arahan penataan ruang wilayah dalam RTRW kabupaten merupakan matra ruang kebijakan pembangunan sektoral yang disusun sinergis dengan arahan Rencana Pembangunan Jangka

Arahan pengembangan pusat pelayanan di wilayah Kabupaten Bengkalis diarahkan untuk Pengembangan jalan poros (ruas Duri - Sei Pakning), Pengembangan aksesibilitas

bentuk Rencana Penataan ruang Wilayah Kota dan Rencana Detail Penataan ruang Kota (RTRWK, RDTRK) serta perencanaannya yang kedalamannya sudah sampai pada Rencana Tata Bangunan

Berdasarkan Perda Kota Manado No.1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado Tahun 2014-2034 kemudian disesuaikan dengan keadaan Kota Manado,

2) Sesuai dengan Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenMajalengka dan RDTR, terutama dengan arahan pusat-pusat pelayanan dan arahan kawasan

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL KEKUATAN S 1 Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 15 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Dumai Tahun 2019-2039 2 Komitmen