• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Student Facilitator and Explaining\BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Skripsi Student Facilitator and Explaining\BAB II"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIS TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA 1. Pengertian Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu tentang bagaimana menentukan ukuran-ukuran, bentuk-bentuk, struktur-struktur, pola maupun lingkungan objek-objek maupun fenomena di alam semesta, serta penalaran logis yang pengembangannya berdasarkan pola pikir deduktif. Dengan kata lain, matematika adalah ilmu tentang segala sesuatu yang terkait dengan pengukuran (termasuk kalkulasi), bentuk-bentuk, pola-pola, dan struktur-struktur, serta penalaran logis yang dikembangkan secara deduktif (Arifin, 2010:10-11).

Dalam belajar matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep selanjutnya dengan abstrak ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu

(2)

kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah (Suherman, 2003: 57)

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang tidak lepas dari soal-soal yang harus diselesaikan. Upaya yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yang dapat merangsang minat belajar siswa, Sehingga mempermudah siswa dalam memahami konsep matematika serta hasilnya dapat lebih optimal.

2. Tujuan Pembelajaran Matematika

Pada kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan panduan dari dua aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara belajar dan mengajar. Jalinan komunikasi ini menjadi indikator suatu aktivitas atau proses pembelajaran yang berlangsung dengan baik. Dengan demikian tujuan pembelajaran adalah tujuan dari suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

(3)

a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.

b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Setiap mata pelajaran memiliki tujuan pembelajaran tertentu sesuai dengan tingkatan dan jenjangnya masing-masing. Begitupun matematika juga mempunyai tujuan pelajaran sesuai dengan tingkatannya.

Adapun tujuan dari pembelajaran matematika di SMA (Suherman,dkk, 2003:58-59) adalah agar:

a. Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi

b. Siswa memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan matematika pendidikan dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan yang lebih luas (di dunia kerja) maupun dalam kehidupan sehari-hari

c. Siswa memiliki pandangan yang lebih luas serta memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, sikap kritis, logis, objektif, terbuka, kreatif, serta inovatif

d. Siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan (transferable) melalui kegiatan matematika di SMA.

(4)

Pembelajaran matematika merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut adalah guru, siswa, tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran merupakan kumpulan dari beberapa item yang saling berhungan satu sama lain yang terpenting dalam proses belajar dan mengajar.

Di dalam pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang berkait dengan proses pembelajaran,

http://rahmiarifa31.blogspot.com/2003/04/komponen-pembelajaran-matematika.html yaitu:

a. Tujuan

Tujuan pembelajaran tidak terlepas dari tuntutan zaman dan kebutuhan. Hal ini dikarenakan bahwa pendekatan dirancang sedemikian rupa, guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Selain itu, tujuan pembelajaran bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Kurikulum

(5)

terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

c. Guru

Guru memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena mereka adalah salah satu pembentuk siswa yang berkarakter dan berakhlak mulia. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

d. Siswa

Siswa atau murid biasanya digunakan bagi seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau di lembaga tertentu di bawah bimbingan guru. Meskipun demikian, siswa bukan sebagai objek belajar yang tidak tau apa-apa, karena ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. e. Metode

Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik.

f. Materi

(6)

memberikan kecakapan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

g. Alat pembelajara (media)

Media merupakan alat, benda atau seperangkat komponen yang dapat digunakan sebagai sarana dalam menyampaikan informasi, pesan atau alat yang digunakan untuk berkomunikasi, sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh penerima. Oleh karena itu, media sangat berperan dalam mempermudah pekerjaan manusia.

h. Evaluasi

Kemampuan dalam mempertimbangkan nilai untuk maksud tertentu berdasarkan kriteria internal dan eksternal. Evaluasi hendaknya dilaksanakan secara komprehensif, obyektif, kooperatif, dan afektif yang hendaknya berpedoman pada tujuan dan materi pembelajaran. Contohnya menilai hasil karya orang lain, mengapresiasikan hasil karya seni, dan membuat justifikasi suatu fenomena yang terjadi dilingkungan sosial.

B. KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR 1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2009:5) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

(7)

(dalam Suprijono 2009:7) pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilhat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan strategi secara komprehensif. Dalam penelitian ini yang diteliti dibatasi pada kemampuan kognitif saja.

2. Macam-macam Hasil Belajar

Merujuk pemikiran Gagne, (dalam Suprijono 2009:5-6) hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

(8)

sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam Anitah(2011:27) keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan factor dari luar dari siswa (ekstern).

a) Faktor dari dalam diri siswi yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa belajar yang dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat inilah yang harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Minat, motivasi, dan perhatian siswa dapat dikondisikan oleh guru.

(9)

harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi guru.

C. KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

1. Pengertian Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Makna dasar dari model pembelajaran ini dalam proses belajar

mengajar adalah menyajikan atau mendemonstrasikan materi didepan

peserta didik lalu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menjelaskan kepada teman-temannya. Jadi, Model Student Facilitator and Explaining adalah rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan menjelaskannya dengan didemonstrasikan, kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa.

(10)

2. Manfaat Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Pada pembelajaran menggunakan metode Student Facilitator and Explaining bermanfaat bahwa untuk memperbanyak pengalaman serta meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Student facilitator and explaining. Dengan menggunakan metode pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan dan rasa senang siswa dapat terjadi. Sehingga sangat cocok di pilih guru untuk digunakan pada pembelajaran matematika.

http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe_30.html

3. Langkah-langkah Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b. Guru mendemonstrasikan / menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran

c. Guru membagi siswa membentuk kelompok dengan teman sebangkunya

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan / peta konsep. Hal ini bisa

(11)

e. Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa

f. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat ini

g. Penutup. (Suprijono, 2009:128)

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

a. Kelebihan:

1) Materi yang disampaikan lebih jelas dan konkrit

2) Dapat meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi

3) Melatih siswa untuk menjadi guru, karena siswa diberikan kesempatan untuk mengulangi penjelasan guru yang telah dia dengar.

4) Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar.

5) Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan.

(12)

b. Kelemahan

1) Siswa yang malu tidak mau mendemonstrasikan apa yang diperintahkan oleh guru kepadanya atau banyak siswa yang kurang aktif.

2) Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya (menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu pembelajaran)

3) Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang terampil

4) Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangkan materi ajar secara ringkas

http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-student-facilitator_30.html

c. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Student Facilitator and Explaining

(13)

2) Memilih materi yang cocok sesuai dengan langkah-langkah metode student facilitator and explaining

3) Guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan didemontrasikan secara singkat dan jelas disertai dengan aplikasinya. 4) Ketika diskusi berlangsung guru menghampiri tiap-tiap kelompok untuk mengontrol hasil diskusi siswa. Sehingga nantinya siswa bisa bertanya kepada guru jika ada yang tidak dimengerti.

D. KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE CERAMAH 1. Pengertian Metode Ceramah

Dalam Djamarah (2010 :242) Metode ceramah adalah metode tradisional yang dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam interaksi edukatif. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada siswa, tetapi ia tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti di pedesaan yang kekurangan fasilitas belajar dan tenaga guru.

Keberhasilan metode ceramah tidak semata-mata karena kehebatan kompetensi guru dalam bermain kata-kata dan kalimat, tetapi juga didukung oleh alat-alat pembantu lainnya, seperti gambar, potret, benda tiruan, film, peta, dan sebagainya. Tetapi memang diakui, bahwa ucapan-ucapsn guru yang jelas dengan kalimat-kalimat yang mudah dipahami siswa memegang peranan penting dalam penggunaan metode ceramah. Karena itu, keampuhan metode ceramah terletak pada kompetensi guru dalam bermain kata-kata atau kalimat.

(14)

a. Menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b. Mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

c. Mempresentasikan materi sejelas mungkin kepada siswa secara pelan-pelan

d. Memberikan bimbingan pelatihan awal kepada siswa e. Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran

f. Memberikan PR pada siswa g. Penutup (Djamarah 2010 :242)

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode ceramah a. KelebihanMetode Ceramah

a) Guru mudah menguasai kelas. b) Mudah dilaksanakan.

c) Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar

d) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. b. Kekurangan Metode Ceramah

a) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). b) Siswa yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan

siswa yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

c) Bila terlalu lama membosankan. d) Menyebabkan siswa pasif.

c. Cara mengatasi kelemahan metode ceramah

(15)

b) Selingilah metode ceramah dengan mmetode yang lain untuk menghilangkan kebosanan anak-anak.

c) Susunlah ceramah itu secara sistematis

d) Penggunaan alat-alat pelajaran visual untuk mepelajari penyajian seperti, Papan tulis dan alat-alat teknis papan tulis, Grafik, bagan Gambar-bambar dan lain-lainnya.

E. SUB POKOK BAHASAN UKURAN PEMUSATAN DATA Ukuran pemusatan data tunggal

a. Rata-rata/rataan (mean)

Rata-rata/rataan (´x) adalah perbandingan antara jumlah nilai data dengan banyak data. Jika suatu data terdiri atas x1, x2, x3,... , xn maka rata-rata data tersebut dirumuskan sebagai berikut.

´

x=x1+x2+x3++xn

n atau´x=

i=1

n

xi n

(16)

´

Median (Me) adalah nilai data yang terletak di tengah-tengah suatu data yang telah diurutkan (data terurut)

1) Jika ukuran data n ganjil maka: Me = data ke – n+1

2

2) Jika ukuran data n genap maka:

Me = datake

Modus (Mo) adalah nilai data yang paling sering muncul. Dengan kata lain, modus adalah nilai data yang frekuensinya paling besar.

Berdasarkan banyaknya modus, data dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1) Unimodus adalah data yang hanya mempunyai satu modus 2) Bimodus adalah data yang mempunyai dua modus

3) Multimodus adalah data yang mempunyai lebih dari dua modus

(17)

Ukuran pemusatan data berkelompok a. Rata-rata/rataan (mean)

Rata-rata suatu data dapat ditentukan dengan dua cara. Cara pertama:

Rata-rata data berkelompok dapat dirumuskan sebagai berikut.

´

Xi = titik tengah kelas interval ke-i fi = frekuensi kelas interval ke-i k = banyak kelas interval cara kedua:

menghitung rata-rata menggunakan rata-rata sementara.

´

xs = rata-rata sementara

di = simpangan (deviasi), yaitu xi - ´xs ´

xs=¿ ditentukan secara bebas. Untuk memudahkan penghitunga,

´

xs dipilih dari salah satu titik tengah kelas interval.

Contoh :

1. Hitung rataan dari data 9, 8, 7, 5, 6, 7

(18)

3. Data 5, 5, 6, 6, 6, 7, 8 mempunyai modus ?

4. Tentukan rata-rata dari data berkelompok yang disajikan dalam bentuk tabel berikut .

Nilai Frekuens 2. Data setelah di urutkan

35 40 45 50 65 70 70 80 90

x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9

Banyaknya data ada 9 (ganjil) maka mediannya adalah data yang ke-5 3. Mempunyai modus 6

(19)

Median (Me) data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.

Me=L+

(

1

2nfkMe

fMe

)

∙ p

Dengan : L = tepi bawah kelas median n = banyak data

fkMe = frekuensi komulatif sebelum kelas median fMe = frekuensi kelas median

P = panjang kelas c. Modus

Modus (Mo) data berkelompok dirumuskan sebagai berikut. Mo = L +

(

d1

d1+d2

)

∙ p

Dengan : L = tepi bawah kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dan kelas sebelumnya d2 = selisih frekuensi kelas modus dan kelas sesudahnya p = panjang kelas

Contoh :

1. Ukuran pemusatan data berkelompok yang disajikan dalam bentuk tabel berikut . Tentukan : a. median

(20)

Me terletak dikelas interval 76-80

Jadi, median data tersebut 76,75 b. modus

Mo terletak di kelas interval 81-85 karena frekuensinya paling besar Mo=L+ d1 Jadi, modus data tersebut 82,5

F. PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN METODE CERAMAH

Tabel 2.1 Pembelajaran Metode student

(21)

1. Pada proses pembelajaran menekankan kepada proses pengolahan informasi dimana siswa aktif mencari dan menggali sendiri materi pelajaran statistika.

2. Guru lebih banyak berperan

sebagai pembimbing dan

memberikan kebebasan belajar kepada siswa.

3. Siswa lebih bertanggungjawab selama proses pembelajaran dalam siswa dengan bahan ajar dan siswa, dan siswa dengan bahan ajar dan guru.

1. Pada proses pembelajaran dengan menyajikan informasi oleh guru kepada siswa materi statistika, sehingga siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.

2. Guru mendominasi

sepenuhnya kegiatan belajar siswa.

3. Siswa secara pasif menerima informasi dari guru.

4. Siswa hanya mendengar dan bekerja secara individu. 5. Interaksi dapat terjadi

antara siswa dengan guru, siswa dengan bahan ajar, dan siswa dengan bahan ajar dan guru.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan

individu sendiri. Faktor intrinsik tersebut yaitu berupa kecerdasan, perhatian,minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. Sedangkan faktor ekstrinsik

menentukan keberhasilan dalam belajar yaitu faktor internal (yang berasal.. dari dalam diri) yaitu kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining dengan media mind mapping terhadap hasil belajar dan minat

Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah: (i) Menggunakan alat peraga yang berbeda dalam kegiatan ini agar menarik perhatian siswa, (ii) mengkaitkan pokok

1) Cari sebab-sebab merasa rendah diri. Jika sudah mengetahui sebab itu, maka dapat dilakukan suatu perbaikan. 2) Atasi kelemahan yang dimiliki, hal yang terpenting harus memiliki

Dalam model pembelajaran inovatif, siswa dilibatkan secara aktif dan bukan hanya dijadikan sebagai obyek. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan

Untuk menguji apakah masing-masing variabel kesehatan, minat bakat, motivasi, keadaan ekonomi, lingkungan kampus, dan masyarakat berpengaruh terhadap lama waktu