SKRIPSI
ANALISIS PERENCANAAN DAN ANGGARAN BIAYA SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM
MENILAI TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA
MAKASSAR
LENNY ASTUTI 10573 01804 10
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING
JUDUL : ANALISIS PERENCANAAN DAN ANGGARAN
BIAYA SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN UNTUK MENILAI TINGKAT EFISIENSI DAN
EFEKTIFITAS PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR
NAMA MAHASISWA : LENNY ASTUTI NO.STAMBUK : 10573 1804 10
FAKULTAS : EKONOMI dan BISNIS
JURUSAN : AKUNTANSI
Makassar, Mei 2014 Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. A. Jam’an, SE., M.Si Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak Diketahui:
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak
KTAM. 497 794 KTAM.1073428
PENGESAHAN PEMBIMBING
JUDUL : ANALISIS PERENCANAAN DAN ANGGARAN
BIAYA SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN UNTUK MENILAI TINGKAT EFISIENSI DAN
EFEKTIFITAS PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR
NAMA MAHASISWA : LENNY ASTUTI NO.STAMBUK : 10573 1804 10
FAKULTAS : EKONOMI dan BISNIS
JURUSAN : AKUNTANSI
Setelah diperiksa dan diteliti ulang, Skripsi ini telah memenuhi persyaratan dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan akuntansi Unismuh Makassar.
Makassar, Mei 2014 Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. A. Jam’an, SE., M.Si Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak Diketahui:
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak
KTAM. 497 794 KTAM.1073428
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Analisis Perencanaan Dan Anggaran Biaya Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menilai Tingkat Efisiensi Dan Efektifitas Perusahaan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar
Nama Mahasiswa :
Lenny Astuti
Stambuk : 10573 01804 10
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Makassar, Mei 2014
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. A. Jam’an, SE., M.Si Ismail Badollahi, SE., M.Si, Ak
Diketahui:
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi Unismuh Makassar
Dr.H.Mahmud Nuhung, M.A Ismail Badollahi,SE.,M.Si,Ak.
NBM: 497794 NBM : 1073428
Aku Persembahan Karya ini
Kepada ayahanda dan ibunda tercinta sebagai rasa hormat dan baktiku, terimah kasih atas segala doa dan kasih saying yang telah engkau berikan yang tak
pernah ada hentinya.
Keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi
Sahabat dan teman-teman yang kubanggakan kupersembahkan karya ini sebagai semangat perjuangan.
Teman-teman angkatan 2010.
Almamaterku Tercinta.
ABSTRAK
Lenny Astuti. 2010. Analisis Perencanaan dan Anggaran Biaya Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menilai Tingkat Efisiensi dan Efektifitas Perusahaan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar. Dibimbing oleh A.Jam’an dan Ismail Badollahi.
Penelitian dilakukan dengan metode analisis varians atau selisih dengan membandingkan antara anggaran dan realisasinya. Perbedaan antara anggaran dan realisasinya disebut penyimpangan (varience).
Data berupa Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan (RKAP), dan data yang diperoleh dalam bentuk tulisan yang berupah gambaran umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti pada Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) Kota Makassar.
Hasil Penelitian disimpulkan, bahwa pendapatan usaha PDAM kota Makassar untuk tahun 2012-2013 berjalan efektif, dengan persentase 90,95% yang berada diantara 80%-100%. Rata-rata biaya operasional PDAM kota Makassar sudah berjalan cukup efektif 93,2% yang berarti terdapat penghematan biaya sebesar 6,8%.
Efisiensi PDAM kota Makassar untuk tahun 2012 adalah 105,55 % dan 2013 adalah 91,12 % yang menunjukan keseluruhan PDAM kota Makassar tahun 2012-2013 tidak efisien karena hasil yang diperoleh berada diatas 50%.
Kata Kunci: Perencanaan Anggaran, Efisiensi dan Efektifitas
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesakan Skripsi dengan baik, yakni “ Analisis Perencanaan dan Anggaran Biaya Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menilai Tingakat Efisiensi dan Efektifitas Perusahaan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai hambatan maupun kesulitan-kesulitan, tetapi dengan kesungguhan dan ketekunan dalam menghadapi hal tersebut dan bantuan beberapa pihak akhirnya penulis juga dapat menyelesaiakan skripsi ini dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua saya yaitu ayahanda Kaseng dan Ibunda Bigi serta saudara tercinta Hasnani, Lia, Rahma, Marhani, Dewianti, dan Sawiati yang senantiasa mensuport penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan terutama kepada :
1. Bapak Dr. M. Irwan Akib, M.Pd., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyetujui dan menerima Skripsi Penulis.
3. Bapak Ismail Badollahi,SE.,M.Si,Ak. Selaku Ketua jurusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan arahan dan pelayanannya selama ini.
4. Bapak Dr. A. Jam’an, SE., M.Si. Dosen Pembimbing I, dan Bapak Ismail Badollahi,SE.,M.Si,Ak. Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.
5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Teman-teman mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar, Serta Teman-teman di pondok (Mahfud, Imran, Lukman, Oca, Danta, Diba, Nina) yang telah membantu dan memberikan motifasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Walaupun Penulis telah menyusun skripsi ini dengan sebaik mungkin, tapi penulis masih merasa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis masih mengharapkan segala saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan mereka dan juga semoga Skripsi ini juga bermanfaat bagi semua, Amin.
Makassar, 20 Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
PERSEMBAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Perencanaan... 9
B. Anggaran ... 11
C. Macam-Macam Anggaran ... 18
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran ... 21
E. Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran ... 22
F. Efisiensi dan Efektifitas ... 25
G. Prosedur Penyusunan Anggaran Perusahaan
Berdasarkan Keputusan Menteri Otonomi Daerah ... 29
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 33
I. Kerangka Pikir ... 33
J. Hipotesis ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 36
A. Lokasi dan Waktu Peneliian ... 36
B. Metode Pengumpulan Data ... 36
C. Jenis dan Sumber data ... 36
D. Defenisi Operasional ... 37
E. Metode Analisis Data ... 38
F. Sistematika Penulisan ... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN ... 41
A. Sejarah PDAM Kota Makassar ... 41
B. Struktur Organisasi PDAM dan Uraian Tugas ... 42
C. Karakteristik, Visi, Misi PDAM Kota Makassar ... 45
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Analisi Penggunaan Dan Prosedur Penerapan Anggaran ... 50
B. Anggaran, Realisasi Pendapatan dan Biaya pada PDAM ... 51
C. Anggaran, Realisasi dan Variance Biaya Operasional PDAM ... 57
D. Perhitungan Variance Pendapatan dan Biaya PDAM ... .... 59
E. Efektifitas Pendapatan PDAM Kota Makassar ... .... 61
F. Efektifitas Biaya PDAM Kota Makassar ... .... 64
G. Efisiensi PDAM Kota Makassar……….. ... 65
BAB VI PENUTUP ……… .... 68
A. Simpulan………... ... 68
B. Saran……… .... 70 Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Anggaran, dan Realisasi Pendapatan (PDAM) Kota Makassar Tahun Anggaran 2012-2013 ... 52 Tabel 2 Anggaran, Realisasi dan Varience Pendapatan (PDAM) kota
Makassar tahun 2013 ... 53 Tabel 3 Anggaran, Realisasi dan Variance Pendapatan (PDAM) kota
Makassar Tahun 2013 ... 54 Tabel 4 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional (PDAM) Kota
Makassar Tahun 2013 ... 55 Tabel 5 Anggaran ,Realisasi dan Variance Biaya Operasional (PDAM)
Kota Makassar tahun 2013 ... 56 Tabel 6 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional (PDAM) kota
Makassar tahun 2012-2013 ... 57 Tabel 7 Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja (PDAM) Kota
Makassar Tahun 2013 ... 58 Tabel 8 Efektivitas Pendapatan (PDAM ) Kota Makassar Tahun 2012-
2013 ... 62 Tabel 9 Pendapatan PDAM kota Makassar Tahun 2012-2013 ... 63 Tabel 10 Efektivitas Biaya PDAM Kota Makassar Tahun 2012-2013 ... 64 Tabel 11 Efisiensi Perusahaan PDAM Kota Makassar Tahun 2012-2013 65
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pikir ... 34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi di dalamnya terdiri dari kumpulan komponen- komponen untuk mencapai tujuan. Komponen- komponen tersebut dapat terdiri dari manusia, mesin atau organisasi. Dalam mencapai maksud tersebut diperlukan suatu pengendalian yang merupakan suatu proses yang terdiri atas tatanan organisasi, wewenang dan tanggung jawab serta informasi untuk memungkinkan pelaksanaan, pengendalian dan untuk memproses sekumpulan tindakan yang memastikan bahwa organisasi bekerja mencapai tujuan. Komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah anggaran.
Anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan. Perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang tak terpisahkan. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan tujuan tertentu. Pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkannya dengan rencana yang telah disusun.
Setiap manajer mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan jenis pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya, yang berkaitan dengan penyusunan anggaran dalam sistem manajemen perusahaan. Fungsi akuntansi pusat pertanggung jawaban mengumpulkan dan melaporkan informasi akuntansi pusat-pusat pertanggung jawaban baik yang
direncanakan maupun yang direalisasikan tentang output dan input. Tujuan pokok dari penyusunan anggaran adalah memperbaiki rencana strategis organisasi, mengkoordinasikan aktivitas berbagai bagian organisasi, menyerahkan tanggung jawab kepada manajer, memberikan otorisasi besarnya biaya yang boleh dikeluarkan dan memberikan umpan balik kepada manajer terhadap kinerja mereka dan sebagai perjanjian atau komitmen yang merupakan dasar untuk mengevaluasi dasar kinerja manajer yang sesungguhnya.
Perencanaan (planning) perusahaan adalah tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan perusahaan berarti menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaan merupakan upaya antisipasi sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Tujuan utama perencanaan untuk memberikan proses umpan maju (feedforward) agar dapat memberikan arahan kepada setiap manajer dalam pengambilan keputusan operasional sehari- hari (Nafarin, 2007: 4).
Anggaran perusahaan merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen suatu perusahaan untuk merencanakan langkah-langkah finansial penting serta menentukan kebijakan perusahaan di masa depan dalam periode tertentu. Anggaran suatu perusahaan merupakan salah satu aspek penting di dalam merencanakan keputusan yang akan diambil oleh manajemen suatu perusahaan sehingga apabila terjadi kekeliruan atau ketidaktepatan dalam
merencanakan atau melaksanakan anggaran dapat berakibat buruk bagi perusahaan tersebut, dengan menetapkan tujuan dalam kriteria yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap hasil operasi aktual dimana dapat dibandingkan. Hal ini merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja dari para manejer.
Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajer untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.
Dalam hal ini, anggaran yang disusun harus meliputi anggaran yang berlandaskan ada prinsip efektif dan efisiensi yaitu dengan menggunakan nilai input tertentu untuk menghasilkan nilai output yang sebesar-besarnya.
Anggaran sebagai alat bantu dalam mengukur kinerja perusahaan sangat penting artinya bagi manajemen sebagai bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada para pemegang saham. Karena dari anggaran akan dapat dilihat seberapa efisien dan efektif operasional perusahaan.
Biaya (cost) adalah”suatu pengorbanan yang dapat mengurangi harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang”(Mursyidi, 2008: 14).
“Anggaran biaya merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang direncanakan”(Rudiyanto,
2009:8)
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar untuk pertama kalinya di Kota Makassar dibangun instalasi Ratulangi. Pembangunan instalasi tersebut semula dimaksudkan untuk memenuhi kebutukan air bersih khususnya penduduk perkotaan. Sejalan dengan itu, Kebutuhan air bersih penduduk kota semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 1000 liter/detik dengan sumber bahan bakunya berasal dari sungai Jeneberang.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar mengalami kendala disebabkan adanya keterlambatan pembayaran rekening air atau tunggakan pelanggan yang cukup besar tiap tahunnya sehingga sangatlah merugikan perusahaan daerah air minum kota Makassar karena dapat meminimalkan pendapatan yang diperoleh oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar sedangkan biaya yang dikeluarkan sungguh sangat besar jumlahnya. Oleh karena itu keterlambatan pembayaran rekening air yang cukup besar menjadi salah satu penyebab ketidak efisienan perusahaan. Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar diharapkan dapat meningkatkan efesiensi perusahaannya dengan cara meningkatkan laba lebih besar lagi untuk mengatasi kerugian yang terjadi di tahun-tahun yang lalu karena kerugian perusahaan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dimasa yang akan datang.
Dari hasil analisis varians diketahui bahwa selama satu tahun ini realisasi pendapatan (PDAM) kota Makassar mengalami peningkatan. Pada tahun 2012
realisasi pendapatan sebesar Rp. 145,268,834,705,97 dengan anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 168,180,122,909,16, kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 257,397,557,461,54 dengan anggaran Rp. 269,431,481,628,36.
Efektifitas pendapatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu 95,53% dan terendah pada tahun 2012 yaitu 86,37%. Dari tabel diatas terlihat juga rata-rata yaitu sebesar 90,95%. Berdasarkan standarnisasi dari system administrasi pembukuan perusahaan yang mengacu pada buku pedoman sistem akuntansi PDAM yang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 08 tahun 2000 tentang Pedoman akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan usaha PDAM kota Makassar untuk tahun 2012-2013 berjalan efektif, dengan persentase 90,95% yang berada diantara 80%-100%. Sedangkan diketahui selama satu tahun ini realisasi biaya operasional PDAM kota Makassar mengalami peningkatan pada tahun 2012 realisasi biayanya sebesar Rp. 153,339,581,094,65 dengan anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 163,483,408,925,52. Kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 234,557,552,672,01. Persentase efektivitas biaya tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu 93,75% dan terendah pada tahun 2013 yaitu 92,65%. Jadi berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata biaya operasional PDAM kota Makassar sudah berjalan cukup efektif 93,2% yang berarti terdapat penghematan biaya sebesar 6,8%.
Efisiensi PDAM kota Makassar untuk tahun 2012 adalah 105,55 % yang menunjukan bahwa PDAM kota Makassar tidak efisien. Efisiensi PDAM kota Makassar untuk tahun 2013 adalah 91,12 % yang menunjukan PDAM kota
Makassar tidak efisien.. Efisiensi keseluruhan PDAM kota Makassar tahun 2012- 2013 menunjukan bahwa PDAM kota Makassar tahun 2012-2013 tidak efisien.
Hal ini berarti selama tahun 2012-2013 PDAM kota makassar mengalami kerugian karena biaya yang dikeluarkan PDAM kota Makassar lebih besar dari pendapatan yang diterimannya.
Karena melihat uraian diatas, begitu pentingnya Perencanaan dan anggaran biaya dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, sehingga memerlukan perhatian yang khusus membuat penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul
“Analisis Perencanaan dan Anggaran Biaya Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menilai Tingkat Efesiensi dan Efektifitas Perusahaan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi latar masalah pokok adalah: “Apakah perencanaan dan anggaran biaya dapat dijadikan alat bantu manajemen dalam menilai tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan pada Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Kota Makassar?”
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Mengukur efektifitas dan efisiensi perusahaan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dianalisis dari sudut pandang perencanaan dan anggaran.
D. Manfaat PeneIitian a. Konstribusi Teoritis
1. Konfirmasi Teori Perencanaan (planning) adalah menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.
Defenisi diatas menekankan pengertian perencanaan pada upaya antisipasi sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.” (Nafarin, 2007: 4) dan “ Anggaran adalah alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi”
(Mardiasmo, 2009 : 63 ).
2. Untuk menghasilkan laba perusahaan serta meminimalkan lagi biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga, perencanaan dan anggaran biaya yang baik dan akurat dapat dijadikan alat bantu manajemen dalam menilai tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan.
b. Konstribusi Praktis
1. Sebagai bahan referensi pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2. Pedoman dan sebagai bahan masukan dalam perencanaan dan anggaran biaya sebagai alat bantu manajemen dalam menilai tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan pada perusahaan daerah air minum (PDAM) Kota Makassar
c. Konstribusi Regulasi.
1. Diharapkan dapat menjadikan masukan bagi pihak pengusaha dalam rangka penyusunan perencanaan dan pengambilan kebijakan anggarn perusahaan yang efektif dan efisien.
2. Rekomendasi atas kelemahan-kelemahan sistem pengendalian intern bahwa “ atas permasalahan kerugian karena biaya yang dikeluarkan PDAM Kota Makassar lebih besar dari pendapatan yang diterimahnya. Disarankan agar Pihak PDAM Kota Makassar harus lebih memperketat lagi peraturannya, yaitu peraturan mengenai keterlambatan pembayaran rekening air oleh konsumen.
Pihak PDAM Kota Makassar harus lebih tegas dalam pemberian sangsi kepada konsumen yang menunggak pembayaran rekening airnya”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan
1. Defenisi Perencanaan
Perencanaan (planning) berarti menentukan tujuan untuk kinerja organisasi untuk masa depan serta memutuskan tugas dan penggunaan sumber dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Richard L. Daft, 2007:7).
Perencanaan merupakan memilih suatu tujuan dan mengembangkan suatu metode atau setrategi untuk mencapai tujuan (Chuck Williams, 2001:149). Langkah pertama dalam perencanaan adalah menyusun tujuan. Tujuan atau sasaran (goal) merupakan keadaan masa depan yang berusaha direalisasikan oleh perusahaan.
Tujuan atau sasaran merupakan hal yang penting karena organisasi ada untuk suatu maksud dan sasaran mendefinisikan dan menyatakan maksud tersebut.
Metode yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat efektifitas tujuan atau sasaran yaitu dengan menggunakan pedoman S.M.A.R.T. Tujuan S.M.A.R.T. adalah spesifik (spesific), dapat diukur (Measurable), dapat dicapai (Attainable), realistis (Realistic) dan tepat waktu (Timely).
Perencanaan berfokus pada masa depan : apa yang harus dicapai dan bagaimana.
Pada esensinya, fungsi perencanaan termasuk aktivitas manajerial yang menetapkan tujuan-tujuan masa depan dan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Hasil dari fungsi perencanaan adalah rencana, suatu dokumen tertulis yang menetapkan serangkaian tidakan yang akan diambil perusahaan.
Rencana (plan) merupakan sebuah cetak biru bagi pencapaian sasaran (goal) dan menentukan alokasi sumber daya yang penting, jadwal, tugas-tugas, dan tindakan- tindakan lain. Tujuan atau sasaran (goal) menspesifikasikan hasil akhir dimasa depan; sedangkan rencana (plan) menspesifikasikan rencana yang ada saat ini.
Perencanaan (Planning) digunakan untuk menyatukan kedua ide tersebut. Dari sini dapat disimpulkan bahwa, perencanaan (planning) merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan penentuan tujuan yang harus diraih organisasi dan penetapan tugas-tugas serta alokasi sumber daya; proses penentuan sasaran organisasi dan cara meraihnya (Richard L. Daft, 2002 : 263).
Sedangkan Wolk, Gerber and Porter (1988 : 4) memberikan pendapat sebagaimana berikut: planning is devided into two cattegories: shortrun and longrun planning. The shortruninvoves a year or less and the longrunis concerned with the periods beyond a year:
Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa perencanaan terbagi menjadi 2 kategori, yaitu: perencanaan jangka pendek (objectives) dan perencanaan jangka panjang ( Perencanaan jangka pendek meliputi jangka waktu satu tahun atau kurang, sedangkan perencanaan jangka panjang berhubungan dengan periode yang melebihi satu tahun. Perusahaan yang berskala besar biasanya harus menyiapkan kedua jenis perencanaan tersebut, baik perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang.
Efektifitas perencanaan ditentukan antara keluaran (output) yang dihasilkan oleh pusatpertanggungjawaban, dalam merealisasikan perencanaan, dengantujuan atau sasaran jangka pendek (objectives). Semakin besar keluaran (output) yang
dikontribusikan terhadap tujuan jangka pendek (objectives) perusahaan, maka semakin efektiflah perencanaan tersebut. Pengertian efektif dikemukakan oleh Anthony et al (1984:13) sebagai berikut :………. By sffectiveness, we mean accomplishment; how well an organization units does its job of producing an out put of products or services or the extent to which the unit produces intended or expected result.
B. Anggaran
1. Definisi Anggaran
Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien. Menurut Hansen dan Mowen (1999:350) anggaran atau budget adalah komponen utama dari perencanaan yaitu perencanaan keuangan untuk masa depan, anggaran memuat tujuan dan tindakan dalam mencapai tujuan.
Anthony dan Govindarajan (2005:73) mendefinisikan bahwa anggaran adalah sebuah rencana keuangan, biasanya mencakup periode satu tahun dan merupakan alat untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian dalam organisasi. Menurut Nafarin (2007:11) anggaran adalah suatu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.
Sedangkan menurut Munandar (2001:1) anggaran (budget) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan Pertama, anggaran bersifat formal dan sistematis, artinya disusun dalam bentuk tertulis dan berurutan berdasarkan suatu logika. Kedua, anggaran merupakan rencana kerja jangka pendek secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter dan non moneter untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber- sumber daya organisasi. Ketiga, anggaran merupakan alat manajemen dalam fungsi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
2. Karakteristik Anggaran
Anthony dan Govindarajatan (2005:73) mengemukakan bahwa anggaran memiliki beberapa karakteristik yaitu:
a. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter), walaupun angkanya berasal dari angka yang bukan satuan keuangan (misalnya: unit terjual, jumlah produksi).
b. Mencakup kurun waktu satu tahun.
c. Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan.
d. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang yang berwenang lebih tinggi dari pada yang menyusunnya.
e. Jika anggaran sudah disahkan, maka anggaran tersebut tidak dapat dirubah kecuali dalam hal khusus.
f. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periodik, dan varians yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.
3. Tujuan Anggaran
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran anggaran. Dalam proses
penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian kegiatan pencapaian sasaran anggaran dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut, untuk memungkinkan melaksanakan perannnya. Sistem anggaran memberikan beberapa keuntungan bagi organisasi seperti yang dikemukakan oleh Hansen dan Mowen (1999:352) adalah sebagi berikut:
a. Memaksa manajer untuk membuat rencana masa depan dan memotivasi manajer untuk mengembangkan arah bagi organisasi meramalkan kesulitan dan mengembangkan kebijakan masa depan.
b. Memberikan informasi sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
c. Sebagai standar bagi evaluasi kinerja yang memberikan dasar bagi penggunaan sumber daya perusahaan dan memotivasi karyawan.
d. Dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dan koordinasi yang secara formal mengkomunikasikan rencana organisasi kepada setiap karyawan.
Tujuan anggaran menurut Nafarin (2007:19) antara lain adalah :
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
b. Memberikan batasan atas sejumlah dana yang dicari dan digunakan.
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan.
d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimalkan.
e. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
Anthony dan Govindarajatan (2005:75) juga menyatakan tujuan anggaran adalah :
a. menyesuaikan rencana strategis organisasi.
b. Membantu mengkoordinasikan aktivitas berbagai bagian organisasi.
c. Menyerahkan tanggung jawab kepada manajer, memberikan otorisasi besarnya biaya yang boleh dikeluarkan dan memberikan umpan balik kepada manajer terhadap kinerja mereka.
d. Sebagai perjanjian atau komitmen yang merupakan dasar untuk mengevaluasi dasar kinerja manajer yang sesungguhnya.
4. Manfaat dan Kelemahan Anggaran.
a. Manfaat Anggaran
Anggaran mempunyai banyak manfaat, menurut Nafarin (2007:19) adalah sebagai berikut:
1) Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
2) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan.
3) Dapat memotivasi karyawan.
4) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.
5) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
6) Sumber daya seperti (tenaga kerja, peralatan, dan dana) dan dimanfaatkan seefisien mungkin.
7) Alat pendidikan bagi para manajer.
Manfaat anggaran yang lain dikemukakan oleh Supriyono, (2000:42) adalah:
1) Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggung jawaban dalam jangka pendek.
2) Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek.
3) Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat pertanggung jawaban.
4) Alat untuk memotifasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya.
5) Alat pengendalian kegiatan dan penilaian perestasi pusat-pusat pertanggung jawaban dan para manjernya.
6) Alat pendidikan para manajer.
b. Kelemahan Anggaran
Anggaran disamping mempunyai banyak manfaat, namun mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Nafarin (2007: 20) antara lain:
1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga
mengandung unsur ketidakpuasan.
2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggara secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
3) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggar dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif.
5. Keterbatasan Anggaran
Menurut Supriyono (2000:44) meskipun anggaran memiliki banyak keunggulan, namun anggaran juga memiliki beberapa keterbatasan antara lain :
a. Estimasi dan proyeksi tidak tepat. Perencanaan dan anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi yang ketepatannya tergantung kepada kemampuan pengestimasi atau pemroyeksi. Ketidaktepatan estimasi mengakibatkan manfaat perencanaan tidak dapat dicapai.
b. Kondisi dan asumsi berubah. Perencanaan dan anggaran didasarkan pada kondisi dan asumsi tertentu. Jika kondisi dan asumsi yang mendasarinya berubah maka perencanaan dan anggaran harus dkoreksi.
c. Tidak ada kerjasama dan koordinasi. Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen hanya jika semua pihak, terutama para manajer, terus bekerjasama secara terkoordinasi dan berusaha mencapai tujuan.
d. Dipandang sebagai pengganti pertimbangan manajemen. Perencanaan
dan angaran tidak dapat dan tidak dimaksudkan untuk mengganti fungsi manajemen dan “pertimbangan” manajemen.
6 . Fungsi Anggaran.
Sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, fungsi anggaran juga demikian. Hal ini disebabkan anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya. Menurut Nafarin (2007:28) fungsi anggaran adalah sebagai berikut :
a . Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.
b . Fungsi Pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba).
Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap kegiatan divisi seperti : Bagian Pemasaran, Bagian Umum, Bagian Produksi dan Bagian Keuangan.
c . Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara :
1 ) Memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).
2) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan).
C. Macam-Macam Anggaran
Menurut Nafarin (2007:31) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandangan terdiri dari :
1 . Menurut Dasar Penyusunan.
a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas aktivitas tertentu dan pada intinya merupakan` suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat- tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel.
b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.
2 . Menurut Cara Penyusunan.
a. Anggaran Periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.
b. Anggaran Kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
3 . Menurut Jangka Waktu.
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
Contohnya anggaran untuk keperluan modal kerja.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
Contohnya anggaran untuk keperluan investasi barang modal yang disebut anggaran modal. Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Menurut Bidangnya.
Menurut bidangnya anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget). Kedua anggaran tersebut antara lain :
a. Anggaran operasional, adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba. Anggaran operasional. antara lain terdiri dari : 1 ) Anggaran penjualan
2 ) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari Anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik
3 ) Anggaran beban usaha
b. Anggaran keuangan, adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Anggaran keuangan antara lain : 1 ) Anggaran kas 2 ) Anggaran piutang
3 ) Anggaran persediaan 4 ) Anggaran utang 5 ) Anggaran neraca
5 . Menurut Kemampuan Menyusun.
a. Anggaran Komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial, adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.
6. Menurut Fungsinya.
a. Anggaran tertentu, adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
b. Anggaran kinerja, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya/ beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
Menurut Rudiyanto (2009:8) Anggaran Biaya dapat dipilih menjadi:
a. Anggaran Biaya Bahan Baku adalah nrencana besarnya biaya bahan baku yang akan dikeluarkan perusahaan di dalam suatu periode tertentu di masa mendatang.
b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah rencana besarnya
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung di dalam proses produksi dalam suatu periode tertentu di masa mendatang.
c. Anggaran Biaya Overhead adalah rencana besarnya biaya produksi di luar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung/ Anggaran ini mencakup anggaran biaya bahan penolong, anggaran biaya tenaga kerja penolong, anggaran biaya pabrikase, dll.
d. Anggaran Biaya Pemasaran adalah rencana tentang besarnya biaya distribusi yang akan dikeluarkan perusahaan untuk mendistribusikan produknya. Anggaran biaya ini mencakup anggaran biaya iklan, biaya angkut penjualan, gaji dan komisi wiraniaga, dll.
e. Anggaran Biaya Administrasi dan umum adalah biaya yang direncanakan untuk operasi kantor administrasi di dalam suatu periode tertentu di masa mendatang. Anggaran ini mencakup anggaran biaya listrik, air, telpon, gaji pegawai, biaya bunga, dll.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran.
Sesuatu anggaran dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran-taksiran (forecast) yang termuat didalamnya cukup akurat. Agar anggaran tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti, diperlukan berbagai data informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menusun angagaran. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Munandar (2001:11) antara lain berupa :
1. Faktor-faktor Intern, yaitu data informasi dan pengalaman yang terdapat
di dalam perusahaan itu sendiri.
a. Penjualan tahun-tahun lalu.
b. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
c. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya.
d. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
e. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan.
f. Kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan.
2. Faktor-faktor Ekstern, yaitu data informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi dirasakan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Keadaan persaingan.
b. Tingkat pertumbuhan penduduk.
E . Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran
Supriyono (2000:51) Mengemukakan penyusunan anggaran dalam suatu organisasi biasanya dikoordinasikan oleh komite anggaran dan departemen anggaran. Anggotanya terdiri atas manajer divisi dan manajer lainnya yang melaksanakan fungsi-fungsi pokok kegiatan suatu organisasi atau unit organisasi misalnya manajer departemen pemasaran, manajer departemen produksi, manajer departemen keuangan, akuntan manajemen.
Menurut supriyono (2000:52) tahap-tahap penyusunan anggaran antara lain:
1. Memahami SWOT.
Manajemen puncak atau Chief Executive Officer (CEO) menganalisis informasi masa lalu dan perubahan lingkungan luar yang akan terjadi di masa depan agar diketahui SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities and Threats) atau ( kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman) yang dimiliki organisasi dari lingkungannya. Lingkungan luar yang dianalisis meliputi:
kondisi perekonomian, pesaingan, selera konsumen, kebijakan pemerintah, sosial-budaya-politik-keamanan serta teknologi.
2. Memahami Perumusan Strategik dan Perencanaan Strategis
Atas dasar SWOT, Manajemen puncak menyusun perumusan strategik yaitu proses penentuan tujuan dan strategi pokok yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Atas dasar strategi pokok yang telah ditetapkan selanjutnya di susun program-program untuk melaksanakan strategi dalam rangka pencapaian tujuan. Tujuan, strategi, dan program harus dikomunikasikan pada para penyusun anggaran karena mendasari anggaran yang kana disusun.
3. Mengkomunikasikan Tujuan, Strategi Pokok dan Program.
Manajemen puncak selanjutnya mengkomunikasikan SWOT, strategi pokok dan program yang telah ditetapkan kepada komite anggaran, manajer divisi dan manajer dibawahnya agar mereka mengetahui dan memahami tujuan yang akan dicapai, strategi pokok yang akan dilaksanakan serta program yang mendasari anggaran yang akan disusunya.
4. Memilih taktik, mengkoordinasi dan mengawasi operasi.
Manajer divisi atas dasar SWOT, memilih taktik yang akan digunakan atas
dasar tujuan, strategi dan program yang telah ditetapkan. Taktik adalah cara-cara yang akan digunakan untuk melaksanakan program. Selanjutnya manajer departemen membuat keputusan pengoperasian. Keputusan pengoperasian digunakan untuk mengkoordinasi kegiatan dibawah departemennya.
Manajer seksi bertanggung jawab merencanakan pengawasan operasional.
Pengawasan oprasional ini digunakan untuk mengarahkan aktifitas-aktifitas operasional di seksi agar efisien dan efektif.
5. Menyusun usulan anggaran
Setiap manajer divisi menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran untuk bagian organisasi di bawahnya yaitu departemen. Demikian pula manajer departemen juga menyusun dan mengkoordinasikan anggaran bagian organisasi di bawahnya yaitu seksi. Usulan anggaran semua divisi selanjutnya diserahkan kepada komite anggaran.
6 . Menyarankan revisi usulan anggaran
Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran setiap divisi agar terdapat penyelarasan dengan anggaran divisi yang lain dan agar sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan organisasi yang telah ditentukan oleh manajemen puncak.
7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan menyusun menjadi anggaran perusahaan.
Setelah usulan anggaran di revisi oleh setiap divisi yang bersangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite anggaran maka komite anggaran menyusun usulan tersebut menjadi anggaran perusahaan.
8 . Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan
Anggaran perusahaan mungkin masih memerlukan revisi sebelum disahkan oleh manajemen puncak menjadi anggaran yang resmi. Setelah dilakukan revisi, anggaran tersebut disahkan dan didistribusikan kepada setiap divisi dan bagian organisasi di bawahnya sebagai pedoman pelaksnaan kegiatan dan sekaligus sebagai alat pengendalian.
F. Efisiensi dan Efektivitas a. Pengertian Efisiensi
Pengertian efisiansi menurut Anthony dan Govindarajan (2005 : 174) adalah ratio antara output dan input atau jumlah output per unit input. Berdasarkan pengetian di atas dapat diketahui bahwa operasi suatu perusahaan dapat dikatakan efisien apabila perusahaan tersebut mampu memperoleh hasil tertentu dengan menggunakan input yang serendah-rendahnya. Agar suatu perusahaan dapat dikelola secara efisien, para anggota harus dapat melaksanakan program efisiensi di segala bidang kegiatan, baik kegiatan pokok maupun kegiatan penunjang. Dalam perusahaan yang organisasinya semakin berkembang maka diperlukan suatu divisionalisasi disertai disentralisasi, dimana wewenang dan tanggung jawab dapat didelegasikan pada manajer-manajer pusat pertanggungjawaban.
Setiap manajer mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan jenis pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Agar efisiensi tercapai para manajer harus menetapkan program peningkatan efisiensi yang dituangkan dalam anggaran. Dalam hal kepentingan ini, anggaran yang disusun
harus meliputi anggaran yang berlandaskan pada prinsip efisiensi yaitu dengan menggunakan nilai input tertentu untuk menghasilkan nilai output yang sebesar-besarnya.
Perusahaaan dalam rangka mencapai efisiensi yang diinginkan, hasil nyata atau data yang direalisasikan harus dibandingkan dengan anggaran yang didasarkan pada standar dan mencerminkan rencana penghasilan dan biaya serta laba yang ingin dicapai. Apabila terjadi penyimpangan dapat diketahui berdasarkan pos anggaran mana terjadinya inefisiensi, sehingga perlu diambil langkah-langkah korektif agar anggaran operasional periode selanjutnya lebih tepat. Variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat dipergunakan sebagai indikator adalah :
a . Frekuensi manajer menyampaikan laporan prestasi.
b . Isi laporan prestasi.
c . Kelengkapan laporan.
d . Frekuensi monitoring terhadap pelaksanaan
e . Tindakan korektif atas penyimpangan antara realisasi dengan anggaran. Jika pengendalian terhadap hal-hal tersebut di atas telah dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan, maka tingkat efisiensi akan tercapai.
Menurut Baldwin dan Cave (1999) dalam Karim (2006), efisiensi dikategorikan good policy bila terdapat prasyarat setidaknya pertama,
akuntabel dan dapat dikontrol oleh publik sejak dari pembahasan di Dewan sampai kebijakan tersebut diimplementasikan; kedua, kebijakan atau perundangan yang dihasilkan dalam penerapannya mendorong efisiensi atas sumber daya publik. Monitoring dan evaluasi menjadi strategis karena digunakan untuk mendeteksi dampak dari kebijakan, penyimpangan yang mungkin terjadi, maupun hambatan dalam implementasi program.
Kesimpulan dari monitoring dan evaluasi tentunya bernuansa politis karena memberikan penilaian atas kinerja perusahaan sebagai implementator kebijakan. Namun, sering dilupakan bahwa manajer sebagai penyusun kebijakan pun bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan. Mengingat pentingnya tahapan monitoring dan evaluasi kebijakan, selayaknya aktivitas ini direncanakan dan dianggarkan dengan seksama. Besarnya anggaran sangat ditentukan dari metode monitoring dan evaluasi; apakah dilakukan sebelum dan setelah intervensi kebijakan, durasi waktu monitoring, serta cakupan monitoring.
b. Pengertian Efektivitas.
Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai. Efektivitas menggambarkan jangkauan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. Adapun pengertian efektivitas yang diambil dari berbagai pendapat para ahli. Suprihanto (2003:15) menjelaskan efektifitas dapat diartikan sebagai prestasi (performance) individu, kelompok, dan organisasi. Semakin berprestasi seseorang, kelompok, ataupun organisasi, semakin menunjukan efektifitasnya.
Menurut Winardi (2006) dalam karim (2006) efektifitas merupakan tingkat
hingga dimana sesuatu organisasi memilih tujuan-tujuan yang tepat dan mencapainya secara efisien, dalam batas kendala-kendala dan sumber-sumber daya yang terbatas adanya.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:174) Efektivitas adalah hubungan antara output pusat pertanggung jawaban dan tujuannya. Makin besar kontribuasi output terhadap tujuan maka maka makin efektiflah satu unit tersebut. Robbins (1996) dalam karim (2006) mendefinisikan keefektifan organisasi sebagai suatu tingkat dimana suatu organisasi dapat merealisasikan tujuannya.
Robbins (1996) dalam karim (2006) mengklasifikasikan empat pendekatan dalam mempelajari keefektifan organisasi, yaiti :
a. Pendekatan Pencapaian Tujuan
Pendekatan ini menunjukan bahwa suatu efektivitas organisasi dinilai lebih pada kaitannya dengan tujuan akhir daripada prosesnya.
b. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini tidak menekankan pada tujuan akhir tetapi memasukkan seluruh kriteria dalam satu elemen dan masing-masing akan saling berinteraksi. Pendekatan sistem menekankan pada kelangsungan hidup organisasi untuk jangka panjang.
c. Pendekatan Konstituen Strategi
Pendekatan ini menunjukan bahwa organisasi yang efektif adalah organisasi yang dapat memuaskan keinginan para konstituen dalam lingkungannya.
d. Pendekatan Nilai-nilai Persaingan
Pendekatan ini menawarkan suatu kerangka yang lebih integrative dan variatif, karena kriteria yang dipilih dan digunakan tergantung pada posisi dan kepentingan masing-masing dalam suatu organisasi. Sehubungan dengan tingkat variatif yang relatif tinggi, maka terdapat tiga perangkat dasar nilai- nilai, yaitu : 1) fleksibelitas versus pengendalian, 2) manusia versus organisasi, dan 3) proses versus tujuan.
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakekatnya keefektifan suatu organisasi dapat diukur melalui seberapa jauh organisasi tersebut mencapai apa yang menjadi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
G. Prosedur Penyusunan Anggaran Perusahaan Berdasarkan Keputusan Menteri Otonomi Daerah
Penyusunan anggaran perusahaan pada PDAM Kota makassar yang mengacu pada Buku Pedoman Sistem Akuntansi PDAM Kota Makassar yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 08 tahun 2000 tentang pedoman akuntansi perusahaan daerah air minum (PDAM).
Adapun penyusunan anggran PDAM adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab adalah pimpinan tertinggi perusahaan. Di PDAM Kota Makassar yang bertanggung jawab adalah Direktur Utama PDAM Kota Makassar, hal ini disebabkan karena Direktur Utama PDAM Kota Makassar yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara
keseluruhan.
2. Dalam menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan anggaran lainnya tidak ditangani sendiri oleh Direktur Utama PDAM Kota Makassar. Direktur Utama PDAM Kota Makassar menyusun komite anggaran yang melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia anggaran. Tim penyusun anggaran diketui oleh Direktur Utama PDAM Kota Makassar, dengan anggota-anggota yang mewakili seluruh bagian yaitu Direktur Bidang Umum dengan anggotanya Kepala Bagian Umum, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Hubungan Langganan dan Direktur Bidang Teknik dengan anggotanya Kepala Bagian Perencanaan, Pengawasan dan Dokumentasi, Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian Transmisi, Distribusi dan Penyambungan.
3. Sebelum menyusun anggaran, Direktur Utama PDAM Kota Makassar terlebih dahulu memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi mana yang diambil untuk mencapainya.
4. Direktur Utama PDAM Kota Makassar selanjutnya mengkomunikasikan tujuan jangka pendek perusahaan, strategi dan program yang telah ditetapkan kepada komite anggaran, agar mereka mengetahui dan memahami tujuan yang akan dicapai, strategi yang akan dilaksanakan serta program.
5. Dalam penyusunan anggaran, komite anggaran diawasi oleh
satuan pengawasan intern untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam bidang administrasi /keuangan dan bidang teknik. Dalam menjalankan tugasnya ini satuan pengawasan intern menyampaikan laporan kegiatan langsung kepada Direktur Utama PDAM Kota Makassar untuk menentukan tindak lanjut.
6. Masing-masing komite anggaran menyusun anggaran menurut bagian masing-masing. Penyusunan anggaran dari masing-masing bagian kemudian disatukan dan diselaraskan agar sesuai dengan rencana jangka pendek dan tujuan perusahaan yang ditentukan oleh Direktur Utama PDAM Kota Makassar.
7. Anggaran yang telah tersusun yang berisi rencana-rencana kegiatan yang akan datang merupakan hasil kesepakatan bersama dari komite anggaran.
Anggaran yang tersusun ini barulah merupakan rancangan anggaran atau draft budget.
8. Rancangan anggaran ini diserahkan kepada Direktur Utama PDAM Kota Makassar untuk dianalisis, apakah dimungkinkan masih adanya perubahan atau tidak.
9. Jika masih ada perubahan dalam rancangan anggaran ini, maka diadakan pembahasan-pembahasan antara Direktur Utama PDAM Kota Makassar dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran yaitu komite anggaran.
Setelah rancangan anggaran ditetapkan dan tidak ada perubahan lagi maka
rancangan anggaran ini disyahkan oleh Direktur Utama PDAM Kota Makassar menjadi anggaran definitif atau anggaran resmi yang akan dijadikan alat pedoman kerja di masa yang akan datang.
10. Anggaran yang telah ditetapkan oleh PDAM Kota Makassar kemudian diteruskan dan diserahkan kepada Wali Kota Makassar untuk diketahui, disetujui dan disyahkan agar anggaran resmi tersebut dapat segera dijalankan dan dilaksanakan oleh PDAM Kota Makassar.
Untuk mengukur efektivitas pendapatan yang diperoleh perusahaan tahun 2004-2006, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar menurut Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 08 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) telah menetapkan standarisasinya sebagai berikut :
1. Hasil yang diperoleh berada di antara 0%-60% = tidak efektif 2. Hasil yang diperoleh berada di antara 60%-80% = Cukup efektif
3. Hasil yang diperoleh berada di antara 80%-100% = Efektif
4. Hasil yang diperoleh berada lebih dari 100% = Sangat efektif
Untuk mengukur tingkat efisiensi perusahan, perusahaan daerah air minum (PDAM) kota Makassar menurut keputusan menteri Negara otonomi daerah Nomor 08 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) telah menetapkan standarisasinya sebagai berikut :
1. Hasil yang diperoleh berada di antara 0%-20% = sangat efisien
2. Hasil yang diperoleh berada di antara 20%-40% = efisien
3. Hasil yang diperoleh berada di antara 40%-50% = cukup efisien 4. Hasil yang diperoleh berada lebih dari 50% = tidak efisien
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Mahfud (2010) dengan judul analisis anggaran dan realisasinya sebagai alat bantu manajemen untuk mengukur efektivitas dan efesiensi perusahaan pada perusahaan daerah air minum (PDAM) kota makassar.
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis varians. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa efisiensi keseluruhan PDAM Kota Makassar menunjukkan bahwa PDAM Kota Makassar tidak efisien. Hal ini berari PDAM Kota Makassar mengalami kerugian karena biaya yang dikeluarkan PDAM Kota Makassar lebih besar dari pendapatan yang diterimahnya.
I. Kerangka Pikir
Dalam menjalankan fungsinya manajemen dalam suatu perusahaan menyusun program- program yang akan dilaksanakan. Selanjutnya manajemen mengalokasikan sumber daya pada setiap program yang disusunnya tersebut.
Untuk menjalankan program tersebut manajemen menyusun anggaran yang berisi rencana kerja tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan kerja tersebut. Dengan anggaran manajemen mengarahkan perusahaan ke suatu kodisi tertentu dengan sumber daya tertentu.
Setelah anggaran disusun selanjutnya anggaran tersebut direalisasikan untuk membiayai program-program dalam suatu perusahaan yang telah dirancang sebelumnya. Kemudian untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran yang telah dibuat yaitu dengan cara membandingkan angggran yang telah direncanakan dengan realisasi aktual yang telah dicapai.
Berdasarkan uraian tersebut maka bagan kerangka pikir dapat dibuat sebagai berikut : Gambar Bagan Kerangka Pikir
Realisasi Anggaran
Efektivitas dan efisiensi Rencana Anggaran
Kantor PDAM
J. Hipotesis
Dalam kaitannya dengan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis memberikan hipotesis sebagai jawaban sementara atas masalah pokok sebagai berikut : “Diduga bahwa Perencanaan dan anggaran biaya dapat dijadikan alat bantu manajemen dalam menilai tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan pada Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Kota Makassar”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu Penelitian
Dalam rangka pengumpulan data penulis mengadakan penelitian di kota Makassar yaitu pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar sedangkan waktu yang dipergunakan dalam penelitian dua bulan pada tahun 2014.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara :
1. Metode Lapang adalah Tehnik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang diteliti dan dengan melakukan pengumpulan data yang berasal dari PDAM Kota Makassar. Adapun data yang diperlukan yaitu:
a. Realisasi Pendapatan dan biaya PDAM Kota Makassar 2012-2013 b. Anggaran Pendapatan dan biaya PDAM Kota Makassar 2012-2013 2. Metode Riset Pustaka yaitu metode yang digunakan untuk
memperoleh bahan-bahan yang berhubungan dengan penelitian ini, berupa buku-buku literatur, jurnal, internet serta laporan penelitian yang ada hubungannnya dengan segala masalah penelitian yang akan di teliti.
C. Jenis dan Sumber Data 2. Jenis Data
a. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi baik
lisan maupun tulisan.
b. Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa angka-angka.
3. Sumber Data
a. Data Primer adalah data mentah yang diperoleh langsung dari perusahaan.
b. Data sekunder adalah data yang sudah jadi yang diperoleh dari obyek penelitian berupa laporan tertulis yang dibuat secara berkala.
D. Definisi Operasional
Untuk lebih jelasnya unsur-unsur yang dipergunakan dalam penelitian ini secara operasional adalah sebagai berikut :
1. Anggaran merupakan sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian, yang bersifat formal dan sistematis artinya disusun dalam bentuk tertulis dan berurutan berdasarkan suatu logika, yang merupakan rencana kerja jangka pendek secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter dan non moneter untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber- sumber daya organisasi agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien.
2. Efektivitas adalah tingkat pengukuran seberapa besar realisasi pendapatan PDAM Kota Makassar mencapai target yang seharusnya dicapai yang terdapat di dalam anggaran PDAM Kota Makassar.
3. Efisiensi adalah tingkat pengukuran seberapa besar realisasi pendapatan yang diterima PDAM Kota Makassar dapat mengimbangi realisasi biaya-biaya yang dikeluarkan PDAM Kota Makassar atau perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input yang digunakan oleh PDAM kota Makassar.
E. Metode Analisis Data
Dalam mengelola dan menganalisis hasil penelitian, alat analisis yang digunakan adalah Analisis Varians :
Teknik perbandingan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Varians Shim (2000) dalam Karim (2006). Karena dalam penerapan anggaran, yang harus selalu diterapkan adalah analisis varians. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran dan realisasinya. Perbedaan angka anggaran dan realisasi ini disebut penyimpangan (varience). Jika anggaran/ standar itu sudah benar dan akurat maka secara prinsip diusahakan agar realisasi harus sama dengan anggaran artinya penyimpangan diusahakan nol atau sedikit mengkin karena anggaran merupakan sesuatu yang ideal yang harus dicapai pada waktu itu. Adapun formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Varians Pendapatan =Anggaran Pendapatan – Realisasi Pendapatan
% Varians Pendapatan = x 100%
Varians Biaya = Anggaran Biaya – Realisasi Biaya
% Varians Biaya = x 100%
UF = Selisih yang tidak menguntungkan (Un Favorable)
F = Menguntungkan (Favorable )
1. Analisis Efisiensi Perusahaan
Untuk mengukur efisiensi pendapatan perusahaan, formulasi yang digunakan adalah : (Karim, 2006)
Rasio Efesiensi = x 100%
Realisasi Pendapatan
Anggaran Pendapatan
Realisasi Biaya
Anggaran Biaya
Realisasi Biaya - biaya yang dikeluarkan perusahaan
Ralisasi pendapatan yang diterima perusahaan
2. Analisis Efektivitas Pendapatan
Untuk mengukur efektivitas pendapatan perusahaan, formulasi yang digunakan adalah: (Karim, 2006)
Efektivitas Pendapatan = x 100%
3. Analisis Efektivitas biaya
Efektivitas Biaya = x 100%
F. Sistematika Penulisan
Pada bagian ini, penulis memberikan gambaran secara garis besar mengenai apa yang akan dibahas dalam proposal penelitian ini. Pembagian dan uraian dari tiap-tiap bab adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Anggaran dari Pendapatan perusahaan Realisai dari pendapatan perusahaan
Realisai dari biaya perusahaan
Anggaran dari Biaya perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan literatur dan teori-teori yang berkaitan dan menjadi acuan dalam pembahasan materi penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lokasi penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan metode analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat tentang sejarah singkat perusahaan, ruang lingkup usaha, visi dan misi perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis perencanaan dan anggaran biaya sebagai alat bantu manajemen dalam menilai tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan daerah air minum (PDAM) kota Makassar.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan permasalahan yang ada, dan saran dari penulis sebagai masukan bagi perusahaan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar dahulu adalah “Woter Worken” suatu dinas dari “Gementee Makassar”. Dinas ini didirikan pada masa penjajahan Belanda. Instansi air minum kota Makassar pertama kali di bangun sekitar tahun 1924, yang berlokasi di Kabupaten Gowa, tepatnya di Sungai Jeneberang dengan kapasitas produksi pertama dalam debit air 50 liter/detik.
Pada zaman penjajahan Jepang Instalasi Air Minum di Kota Makassar mengalami penambahan yang dimaksud untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat yang semakin meningkat jumlahnya, sehingga kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 100 liter/detik. Pada tahun 1924, untuk pertama kalinya di Kota Makassar dibangun instalasi Ratulangi.
Pembangunan instalasi tersebut semula dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya untuk penduduk perkotaan. Tahun 1957, pemerintah membentuk Dinas Air Minum Kotamadya Ujung Pandang. Tahun 1976 berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Ujung Pandang, Dinas Air Minum diubah statusnya menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Ujung Pandang, Jadi perusahaan ini adalah perusahaan yang dikuasai oleh daerah.
Sejalan dengan itu, kebutuhan air bersih penduduk kota semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, untuk itu pada tahun 1977 PDAM membangun instalasi II Panaikang dengan kapasitas 500 liter/detik. Walaupun telah dibangun instalasi II, PDAM KMUP merasa perlu untuk membangun satu instalasi lagi. Pada tahun 1985 melalui paket pembangunan Perumnas Antang dibangun lagi satu instalasi baru dengan kapasitas 20 liter/detik yaitu Instalasi Antang.
Pembangunan instalasi juga dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, sehingga pada tahun 1989 kapasitas produksi instalasi Panaikang ditingkatkan menjadi 1000 liter/detik, kemudian pada tahun 1992 instalasi III Antang juga ditingkatkan menjadi 40 liter/detik.
Tahun 1993 dibangun satu instalasi lagi yaitu instalasi IV Maccini Sombala dengan Kapasitas produksi 200 liter/detik. Dan perkembangan terakhir adalah pada tahun 2001 dibangun sebuah instalasi pengelolaan air bersih yaitu Instalasi V Somba Opu dengan kapasitas 1000 liter/detik. Hingga saat ini memasuki tahun 2007 terdapat dua belas instalasi yang hampir semuanya telah berganti nama, kecuali unit I Ratulangi dengan sumber air bakunya berasal dari Sungai Jeneberang, serta unit II yaitu Panaikang/
Panakukang dengan sumber air bakunya berasal dari Sungai Lekopancing Maros.
B. Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar dan Uraian tugas.
a. Organisasi merupakan suatu proses mengidentifikasi dan mengelompokan tugas atau pekerjaan untuk diselesaikan. Menentukan dan mendelegasikan