ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UKM DALAM MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI
(Studi Pada UKM Kripik Kreasi Lutvi)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh:
JUNI RAY HARTANTA BARUS 150907097
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2019
ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UKM DALAM MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI (STUDI PADA UKM KERIPIK KREASI LUTVI)
Nama : Juni Ray Hartanta Barus
NIM : 150907097
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
Perdagangan internasional merupakan suatu tantangan bagi sebuah perusahaan. Dengan pasar yang begitu luas maka tingkat persaingan juga semakin tinggi. Perkembangan teknologi yang pesat cukup untuk mempermudah transaksi perdagangan lintas negara. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan lokal Indonesia yang sudah cukup matang untuk ekspansi ke luar negeri. Apalagi kegiatan ekspor-impor yang dilakukan dapat membantu Pemerintah untuk menambah devisa negara. UKM Keripik Kreasi Lutvi merupakan salah satu UKM yang sudah memasuki pasar luar negeri, pasar ekspor dari perusahaan ini adalah Korea Selatan dan Malaysia.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang diterapakan UKM Keripik Kreasi Lutvi untuk memasuki pasar luar negeri. Penelitian ini menerapkan metode penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi dan triangulasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara penyajian data, reduksi data dan analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa UKM Keripik Kreasi lutvi menggunakan strategi ekspor langsung kepada konsumen dengan melakukan kerja sama dengan PT. APM Logistics sebagai pihak ketiga. UKM Keripik Kreasi Lutvi juga menggunakan strategi negosiasi dengan calon pembeli untuk memasuki pasar luar negeri dengan memanfaatkan bantuan dari Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
Kata kunci : Strategi Pemasaran, Ekspor, Memasuki Pasar Luar Negeri
ABSTRACT
ANALYSIS OF MARKETING STRATEGIES FOR SMEs IN ENTERING FOREIGN MARKETS (STUDY AT UKM KERIPIK KREASI LUTVI)
Name : Juni Ray Hartanta Barus Student Number : 150907097
Department : Business Administration Faculty : Social and Political Sciences Lecturer : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
International trade is a challenge for a company. With a market that is so wide, the level of competition is also getting higher. Rapid technological development is enough to facilitate cross-country trade transactions. This can be utilized by local Indonesian companies that are mature enough to expand overseas. Moreover, the export-import activities carried out can help the Government to increase the country’s foreign exchange. UKM Keripik Kreasi Lutvi is one of the SMEs (small and medium enterprises ) that has entered foreign markets, the export markets of this company are South Korea and Malaysia.
This study aims to analyze the strategies applied by UKM Keripik Kreasi Lutvi to entering foreign markets. This study applies descriptive analysis research methods with a qualitative approach.
The results of the study showed that the UKM Keripik Kreasi Lutvi using the export strategy directly to consumers by collaboratung with PT. APM Logistics as intermediary. UKM Keripik Kreasi Lutvi also uses a negotiation strategy with prospective buyers to entering foreign markets by utilizing assistance from the Government through industry and trade service.
Keywords : The Strategy of Marketing, Exporting, Entering Foreign Markets
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan berkat dan penyertaanNya yang begitu besar sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS STRATEGI UKM DALAM MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI (STUDI PADA UKM KERIPIK KREASI LUTVI)”.
Adapun penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa selama perkuliahan hingga pada penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan, bantuan, masukan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, masukan serta arahan kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP dan Bapak Ahmad Farid S.H selaku Staf Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
5. Abang Nicholas Marpaung, S.AB, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Staf Pengajar atau Dosen di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Bapak Muhammad Muhdi, S.Ag selaku pemiliki Ukm Keripik Kreasi Lutvi yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk penulis sehingga bisa mendapatkan data untuk penelitian dalam skripsi ini.
8. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Jasmen Barus dan Ibu Herlina br Ginting yang selalu memotivasi dan menyemangati penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan memberikan dukungan baik secara materil maupun moril sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Kakak dan adik penulis, yaitu Yeyen Oktaviani br Barus dan Vigo Refive Surmana Barus yang selalu mendukung dan menghibur penulis pada saat pengerjaan skripsi ini.
10. Sahabat terdekat penulis di masa perkuliahan (POLTAK), diantaranya : Al, Zein, Ando, Memito, Siti, Meidy, Gita, Mery dan Zuyyina yang selalau menemani dalam suka maupun duka di masa perkuliahan yang selalu membantu dalam pengerjaan tugas kuliah.
11. Sahabat penulis yaitu mantan BPH IMKA yang terdiri dari Kinze, Bonusta dan Mia yang selalu mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat Imka Eguaninta Fisip USU yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
13. Kepada Ellen br Tarigan yang selalu setia menemani dan mendukung penulis mulai dari awal penulisan hingga akhir penulisan skripsi ini dan selalu sabar dalam memberikan saran.
14. Kepada sahabat penulis Ando Damian Sitanggang yang selalu membantu dan menemani penulis pada saat melakukan penelitian terkait skripsi ini.
15. Seluruh teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis 2015 khususnya kelas A yang selalu membantu dan memberikan dukungan.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penysunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi orang- orang yang membancanya.
Medan, Mei 2019
Juni Ray Hartanta Barus
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
2.1 Rumusan Masalah ... 5
3.1 Tujuan Penelitian ... 5
4.1 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KERANGKA TEORI ... 7
2.1 Strategi Pemasaran ... 7
2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran ... 7
2.1.2 Ruang Lingkup Pemasaran ... 8
2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 10
2.3 Manajemen Strategi ... 12
2.3.1 Pengertian Manajemen Strategi ... 12
2.3.2 Elemen Manajemen Strataegi ... 13
2.3.3 Strategi Internasional ... 14
2.4 Perdagangan Internasional ... 17
2.4.1 Pengertian Perdagangan Internasional ... 17
2.4.2 Manfaat Perdagangan Internasional ... 17
2.4.3 Para Pelaksana Perdagangan Internasional ... 19
2.5 Ekspor ... 26
2.5.1 Pengertian Ekspor ... 26
2.5.2 Tujuan Ekspor ... 27
2.5.3 Prosedur Kegiatan Ekspor ... 27
2.5.4 Dokumen Ekspor ... 28
2.6 Strategi Memasuki Pasar Luar Negeri ... 33
2.7 Penelitian Terdahulu ... 36
2.8 Kerangka Berfikir... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
3.1 Bentuk Penelitian ... 40
3.2 Lokasi dan Waktu Peneltian... 41
3.3 Definisi Konsep ... 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.5 Informan Penelitian ... 43
3.6 Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 45
4.1 Gambaran Umum UKM ... 45
4.1.1 Visi dan Misi UKM ... 46
4.1.2 Struktur Organisasi ... 47
4.2 Penyajian Data ... 48
4.2.1 Strategi Memasuki Pasar Luar Negeri ... 48
4.2.2 Upaya yang Dilakukan untuk Memasuki Pasar Luar Negeri ... 57
4.2.3 Syarat dalam Memasuki Pasar Luar Negeri ... 57
4.3 Analisis Data... 57
4.3.1 Analisis Lingkungan Perusahaan ... 57
4.3.2 Formulasi strategi ... 62
4.3.3 Strategi Implementasi ... 63
4.3.4 Evaluasi ... 63
4.4 Pembahasan ... 64
BAB V PENUTUP ... 72
5.1 Kesimpulan... 72
5.2.Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Prosedur Kegiatan Ekspor ... 28 Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ... 39 Gambar 4.1 Struktur Organisasi UKM Keripik Kreasi Lutvi ... 47
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Keuntungan Keripik Singkong Kreasi Lutvi ... ..4 Tabel 1.2 Data Penjualan Keripik Singkong Kreasi Lutvi ... ..4 Tabel 4.1 Identitas Informan Penelitian ... 48 Tabel 4.2 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman UKM
Keripik Kreasi Lutvi ... 61 Tabel 4.3 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman UKM
Keripik Kreasi Lutvi ... 65
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan internasional merupakan suatu tantangan bagi sebuah perusahaan. Dengan pasar yang begitu luas maka tingkat persaingan juga semakin tinggi. Perkembangan teknologi yang pesat cukup untuk mempermudah transaksi perdagangan lintas negara. Hal tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh perusahaan lokal Indonesia yang sudah cukup matang untuk ekspansi ke luar negeri. Apalagi kegiatan ekspor-impor yang dilakukan dapat membantu Pemerintah untuk menambah devisa negara.
Bagi suatu negara yang melakukan perdagangan ke luar negeri jauh lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan negara lain yang hanya menjalankan perdagangan dalam negeri. Perdagangan ke luar negeri memberikan devisa dan memperluas daerah pemasaran, sehingga dapat menambah pendapatan suatu negara. Pemberlakuan perdagangan bebas di kawasan ASEAN yang dikenal dengan istilah ASEAN Economic Community (AEC) Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada awal tahun 2016 menjadi peluang dan juga tantangan untuk pemerintah dan perusahaan lokal di Indonesia. Namun, pasar Internasional bukan hanya ASEAN tetapi lebih luas lagi, Eropa hingga Amerika. Perusahaan lokal juga harus memiliki visi jauh kedepan yang mampu memenuhi permintaan masyarakat global dan melakukan inovasi yang mampu bersaing dengan perusahaan lain yang berasal dari mancanegara.
Pemerintah saat ini sangat mendukung perusahaan lokal untuk melakukan ekspansi ke pasar global, bukan berarti akan mudah untuk bersaing di pasar luar negeri. Masuknya suatu perusahaan ke dalam pasar Internasional merupakan pertemuan juga pertentangan terhadap penawaran dan juga permintaan masyarakat global. Tidak sedikit perusahaan lokal yang sudah sukses di pasar luar negeri, seperti perusahaan sepeda, polygon merk jeans dan masih banyak lagi.
Untuk mengahadapi hal tersebut, perusahaan lokal perlu merancang strategi untuk memenangkan persaingan agar dapat bersaing di pasar luar negeri.
Perbedaan pasar luar negeri dengan pasar domestik dapat terlihat dari mata uang, selera pemakai, sarana dan budaya serta perbedaan keadaan alam. Selain itu, perdagangan antarbangsa juga menuntut perusahaan eksportir untuk menyesuaikan beberapa hal demi memperluas transakai antarbangsa, seperti kebijakan negara tujuan.
Komoditi nonmigas mendominasi dibanding komoditi migas pada awal tahun 2017. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan secara kumulatif nilai ekspor Indonesia periode Januari-Maret 2017 mencapai 40,607 dolar AS atau naik 20,84 persen dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun 2016.
“Total nilai ekspor yang sebesar 14,59 US dolar itu didominasi ekspor nonmigas yang 90 persen, sementara untuk migas berkontribusi sebesar 10 persen” kata Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Senin (17/4/2017). Ekspor non migas bulan lalu tercatat sebesar 13,11 miliar dolar AS, atau naik 14,86 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan dibandingkan dengan bulan Maret 2016, ekspor nonmigas naik 24,03 persen. Peningkatan terbesar ekspor nonmigas pada bulan
Data diatas menunjukkan negara Indonesia masih bertumpuan pada ekspor nonmigas dengan 90 persen mendominasi dibandingkan dengan komoditi migas.
Padahal negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, seharusnya negara ini mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan mampu memasok bagi negara-negara di dunia yang akan berdampak terhadap devisa negara. Walaupun begitu, komoditi nonmigas harus dipertahankan dengan peningkatan kualitas, pelayanan dan lain sebagainya.
Dengan cara mengkaji kembali, apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk dapat menjadi perusahaan lokal yang mendunia.
UKM Keripik Kreasi Lutfi merupakan UKM yang didirikan pada tahun 1998 oleh bapak Muhdi, S.Ag yang bertempatkan di Tuntungan2 Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang. Usaha yang mulanya hanya dengan modal yang seadanya, kini setiap harinya dibutuhkan singkong 3-5 ton perhari, Pak Muhdi dan pekerjanya mampu menghasilkan 6000 bungkus keripik singkong. Pasar keripik singkong kreasi lutvi saat ini tergolong besar mulai warung, kios kecil, grosir bahkan super market dan saat ini pun industri tersebut mampu menembus pasar ekspor ke beberapa negara seperti Korea Selatan dengan pesanan menggunakan kontainer yang dipesan secara periodik dan juga ke malaysia. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau oleh segala lapisan masyarakat, karena harga yang ditawarkan keripik singkong Kreasi Lutvi dimulai dari harga Rp. 500,- untuk kemasan kecil yang dijual per 10 bungkus dan harga tertinggi yaitu Rp. 40.000,- untuk kemasan 1 kg. Harga tersebut sangat terjangkau oleh segala lapisan masyarakat, sehingga keripik singkong Kreasi Lutvi dapat dinikmati oleh seluruh
lapisan masyarakat. Peningkatan penjualan keripik singkong Kreasi Lutvi dapat dilihat berdasarkan keuntungan yang diperoleh setiap bulannya.
Tabel 1.1
Keuntungan Keripik Singkong Kreasi Lutvi
No. Bulan Jumlah Keuntungan
1. Oktober 2018 Rp. 15.250.000
2. November 2018 Rp. 16.630.000
3. Desember 2018 Rp. 17.915.000
4. January 2019 Rp. 19.127.500
5. February 2019 Rp. 19. 875.000
Sumber : Data Keuntungan Keripik Singkong Kreasi Lutvi
Keripik ini memiliki rasa yang nikmat, keindahan kemasan dan harga yang relatif murah, membuat keripik singkong ini terus dicari oleh pecinta keripik, keripik ini juga memiliki varian rasa seperti rasa original, chitato, balado, jadung bakar, barbekiu, dan mini stik. Selain memiliki rasa yang nikmat keripik ini juga telah memiliki hak paten, sertifikasi kesehatan dari pemerintah dan diakui kehalalannya, mungkin itu merupakan faktor-faktor yang membuat UKM Keripik kreasi lutvi ini dapat memasuki pasar luar negeri. Volume penjualan keripik singkong Kreasi Lutvi ini juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Tabel 1.2
Data Penjualan Keripik Singkong Kreasi Lutvi
No. Tahun Jumlah Penjualan
1. 2014 950.321 bungkus
2. 2015 1.025.349 bungkus
3. 2016 1.115.267 bungkus
4. 2017 1.237.503 bungkus
5. 2018 1.376.798 bungkus
Sumber : Data Penjualan Keripik Singkong Kreasi Lutvi
Melihat data dan fakta diatas, penulis tertarik untuk meneliti UKM Kripik Kreasi Lutvi yang menjadi pemasok keripik dan mempelajari bagaimana strategi yang diterapkan untuk memasuki pasar luar negeri. Penulis menarik judul
penelitian yaitu “Analisis Strategi Pemasaran UKM dalam Memasuki Pasar Luar Negeri (studi pada UKM Kripik Kreasi Lutvi) untuk mengetahui bagaimana strategi yang dibuat dalam memasuki pasar luar negeri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi yang diterapkan UKM Keripik Kreasi Lutvi dalam memasuki pasar luar negeri?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis strategi yang diterapkan oleh UKM Keripik Kreasi Lutvi dalam memasuki pasar luar negeri.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah penulis untuk mengembangkan wawasan dan untuk mengetahui praktek nyata strategi bisnis khususnya dalam memasuki pasar luar negeri.
2. Bagi Perusahaan
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan ataupun acuan dalam menerapkan strategi yang tepat dalam persaingan pasar luar negeri.
Memberikan dan menambah wacana dalam hal strategi bisnis serta memberi informasi tambahan dalam melihat para pesaing yang sama.
3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penulis lain untuk digunakan sebagai bahan tambahan dan pertimbangan dalam penelitian berikutnya yang relevan.
BAB II
KERANGKA TEORI
1.1 Strategi Pemasaran
2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran
Menurut Tjiptono (2006:3) istilah strategi berasal dari Yunani yaitu, strategia yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Strategi juga bisa diartikan suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer pada daerah–daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasar sudut pandang terhadap keinginan para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari sesuatu yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari sesuatu yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan (Umar, 2001:31).
Menurut Tjiptono (2015) Pemasaran bertujuan untuk menjalin, mengembangkan dan mengkomersialisasikan hubungan dengan pelanggan untuk jangka panjang sedemikian rupa sehingga tujuan masing-masing pihak dapat terpenuhi. Hal ini dilakukan melalui proses pertukaran dan saling memenuhi janji.
Menurut Dibb, simkin, Pride & Ferrel (1991) dalam Tjiptono Fandy (2005:2) Pemasaran didefinisikan sebagai aktifitas individual dan organisasional yang memfasilitasi dan memperlancar hubungan pertukaran yang saling memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui pengembangan, distribusi, promosi dan
penetapan harga barang, jasa dan gagasan. Menurut Gronroos (1993) pemasaran adalah mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan relasi dengan para pelanggan dan mitra lainnya, dengan mendapatkan laba, sedemikian rupa sehingga tujuan masing-masing pihak bisa tercapai. Hal ini bisa diwujudkan melalui pertukaran dan pemenuhan janji yang saling menguntungkan.
Menurut Tjiptono (2017) Strategi Pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Perusahaan bisa menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap jenis program (seperti periklanan, promosi penjualan, personal selling, layanan pelanggan, atau pengembangan produk) memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme yang dapat mengkoordinasikan program-program pemasaran agar program-program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergistik.
Strategi dalam dunia bisnis sangat diperlukan untuk mencapai visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan. Tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek tetap harus dibarengi dengan strategi yang matang serta dapat diterapkan di lapangan. Strategi merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan untuk mencapai tujuan ataupun sasaran perusahaan yang efektif dan efisien.
2.1.2 Ruang Lingkup Strategi Pemasaran
Seperti diketahui keadaan dunia usaha yang bersifat dinamis yang diwarnai dengan adanya perubahan dari waktu kewaktu dan adanya keterkaitan antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai
bidang pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran, dalam hal ini dibutuhkan dunia bagian yang sangat penting dan saling berkaitan.
Pada dasarnya inti dari pemasaran ada 4 yaitu :
a. Kebutuhan, keinginan, kemitraan, menunjukkan kepada kekuatan kebutuhan manusia dan keinginan untuk memiliki produk yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
b. Produk (barang, jasa, gagasan), orang memuaskan keinginannya melalui produk. Dengan adanya produk dapat memuaskan pelanggan dengan cara memilih produk. Produk dapat memuaskan pelanggan dengan cara memilih produk yang bagus dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
c. Nilai biaya dan kepuasan, orang bisa puas dengan produk tapi belum tentu dengan nilai atau biaya yang dikeluarkan maka pelanggan selalu memilih produk tapi juga nilai yang mereka keluarkan.
d. Pertukaran dan transaksi, pertukaran dapat terjadi apabila syarat-syarat dapat disetujui oleh kedua belah pihak transaksi juga harus dapat dipahami dan disetujui oleh kedua belah pihak. Adapun tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan bahwa produk barang atau jasa itu cocok dengan mereka dan terjual dengan sendirinya.
2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Marketing mix mungkin merupakan frase yang paling dikenal dalam dunia pemasaran dan menggambarkan elemen dasar dan taktis dari rencana pemasaran. Istilah ini pertama kali digunakan pada 1964 oleh Profesor Neil Borden, seorang profesor periklanan di Harvard Business School, dan ini adalah salah satu kontribusi besarnya untuk periklanan dan teori pemasaran. Juga dikenal sebagai Four P’s, elemen-elemen marketing mix adalah produk (product), harga (price), lokasi (place), dan promosi (promotion). Memosisikan mereka semua dalam kombinasi yang tepat. Dan pada waktu yang tepat mengirimkan produk kepada konsumen.
1. Product, segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. Kategori ini meliputi semua proses yang terlibat dari pengembangan prototipe produk sampai memproduksi barang jadi. Kategori ini juga menggabungkan fitur produk dengan keuntungan, branding, pengemasan, dan bahkan layanan purna jual, seperti garansi produk, garansi onderdil, dan garansi jasa. Unsur pertama ini yang juga disebut keragaman produk atau bauran barang dagangan. Para pemasar memutuskan apa yang akan dijual berdasarkan apa yang ingin dibeli oleh pasar sasaran mereka. Mereka dapat mendasarkan keputusan mereka pada riset pasar, penjualan sebelumnya, trend mode, permintaan pelanggan, dan sumber-sumber lain.
2. Price, menentukan harga suatu barang atau jasa membutuhkan faktor-faktor berikut ini yang harus dipertimbangkan menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri adalah: memilih sasaran harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis penawaran dan harga para pesaing, memilih suatu metode harga, dan memilih harga akhir. Menurut teori ekonomi, harga adalah cerminan dari apa yang disiapkan penjualan untuk dijual dan apa yang pembeli siapkan untuk dibayar. Bagi konsumen, harga adalah cerminan nilai dari sebuah produk. Ini tidak berarti bahwa pembeli akan selalu mengikuti pola ekonomi yang rasional dan membeli produk termurah yang tersedia. High-value goods memiliki simbol status untuk banyak orang karena memiliki mobil, jam tangan, atau tas mahal akan memberikan penghargaan tidak ternilai di mata kelompok mereka. Ini merupakan hal-hal semu yang tidak dapat diukur dengan nilai uang.
3. Place, adalah saluran distribusi di mana produk atau jasa disediakan untuk pembeli. Ini adalah poin dari 4P yang terlihat paling signifikan dan memiliki perubahan yang menantang akhir-akhir ini. Place meliputi bagaimana sebuah barang diakses oleh target pasar dan juga logistik mengenai bagaimana barang dan jasa sampai pada titik penjualan. Untuk sebagian besar barang- barang konsumen, saluran distribusi tradisional merupakan outlet ritel, mulai dari pojok toko kelontong hingga pusat perbelanjaan di luar kota. Namun demikian, saluran distribusi ini sekarang mengalami perubahan. Dengan mengakses internet konsumen dapat berbelanja tanpa harus keluar rumah, dan ini telah mengubah cara orang dalam berbelanja. Para produsen dan pengecer harus beradaptasi dengan perubahan tersebut agar dapat bertahan pada situasi
pasar yang kompetitif dan kemudian dapat mengantisipasi perkembangan yang akan terjadi selanjutnya.
4. Promotion, suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas produk itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi, yang merupakan salah satu dari bauran pemasaran. Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan, serta direncanakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan secara berarti dalam meningkatkan penjualan dan share pasar. Selain itu kegiatan promosi ini juga diharapkan akan dapat mempertahankan ketenaran merek selama ini dan bahkan ditingkatkan, bila menggunakan program promosi yang tepat. Dalam rangka menunjang keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan dan efektifnya rencana pemasaran yang disusun, maka perusahaan haruslah menetapkan dan menjalankan strategi pemasaran yang tepat.
2.3 Manajemen Strategi
2.3.1 Pengertian Manajemen Strategi
Menurut David (2011:5) manajemen strategis dapat di definisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mecapai tujuannya. Sebagaimana disiratkan oleh definisi ini, manajemen strategi berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional.
Inti dari manajemen strategis adalah untuk mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber daya dan bagaimana sumber daya yang ada dapat digunakan secara efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis penting karena dapat membuat perbedaan dalam seberapa baik kinerja suatu organisasi dan berhubungan dengan kenyataan bahwa organisasi dari semua jenis dan ukuran menghadapi situasi yang terus berubah. Jadi dapat disimpulkan, manajemen strategi ialah suatu perumusan, tindakan dan evaluasi yang berfokus pada tujuan manajemen di dalam perusahaan atau organisasi.
2.3.2 Elemen Manajemen Strategi
Secara garis besar, terdapat lima elemen penting yang membentuk manajemen strategi. Menurut Jusuf, Luky dan Devi (2013:11) lima elemen tersebut adalah:
1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi/perusahaan, oleh karena itu, visi menyangkut usaha-usaha yang diimplementasikan untuk mencapai tujuan jangka panjang dari organisasi/perusahaan. Misi merupakan penjelasan dari keberadaan organisasi atau perusahaan. Misi dinyatakan melalui pernyataan mengenai alasan keberadaannya.
2. Analisis Internal
Tujuan dari dilakukannya analisis internal yaitu agar dapat mengetahui peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan, khususnya menyangkut sumber daya keuangan, fisik, dan manusia.
2. Analisis Eksternal
Analisis eksternal dalam hal ini menyangkut analisis terhadap kondisikondisi yang terdapat pada lingkungan eksternal perusahaan. Analisis eksternal menganalisis situasi industry, dan lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi.
4. Pilihan Strategi (Strategy Choices)
Setelah melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal dari perusahaan, maka selanjutnya yang akan dilakukan adalah memilih strategi yang tepat yang dapat diimplemetasikan, dimana strategi tersebut akan digunakan untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
5. Strategi Implementasi
Strategi implementasi adalah tahap dimana penerapan terhadap pilihan strategi yang telah dilakukan. Pimpinan perusahaan mengimplementasikan strategi tersebut sesuai dengan level atau tingkatan, baik itu pada tingkat korporat, tingkat bisnis maupun pada tingkat fungsional.
2.3.3 Strategi Internasional
Pasar internasional mempunyai perbedaan dengan pasar luar negeri.
Begitu pula dengan strategi yang diterapkan, Menurut Kuncoro (2005:153) terdapat 3 strategi internasional yaitu :
1. Strategi Global
Strategi ini digunakan untuk mendekati pasar dunia dengan produk- produk yang sudah terstandarisasi. Strategi global menekankan pada biaya rendah, menekankan pada skala ekonomi dimana produk dan jasa yang dihasilkan terstandarisasi dan tersentralisasi pada operasi di beberapa lokasi.
Strateg global merupakan strategi yang menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di berbagai negara yang berbeda. Strategi global paling tepat digunakan ketika terdapat tekanan yang kuat untuk mengurangi biaya produksi dan sedikitnya tekanan untuk mengadaptasi pasar lokal. Keunggulan lain dari strategi global adalah bahwa strategi ini memungkinkan perusahaan untuk menciptakan level kualitas yang standar secara global.
Keunggulan strategi ini, ada hal-hal yang perlu diperhatikan perusahaan yang berhubungan dengan risiko penggunaan strategi global, yaitu:
a. Perusahaan yang dapat menikmati skala ekonomi hanya dapat berkonsentrasi pada sumber daya yang scale-sensitive dan aktivitas pada satu atau beberapa lokasi.
b. Konsentrasi geografis pada kegiatan perusahaan cenderung menutup kegiatan tersebut dari target pasar.
c. Mengonsentrasikan kegiatan pada satu lokasi membuat perusahaan menjadi tergantung pada lokasi tersebut.
2. Strategi Multidomestik
Strategi ini menekankan pada diferensiasi produk dan jasa untuk dapat beradaptasi dengan pasar lokal. Strategi multidomestik berbeda dengan strategi global, pembuatan keputusan pada perusahaan cenderung lebih terdesentralisasi dalam hal pembuatan produk dan juga dengan desentralisasi
memungkinkan perusahaan untuk dapat merespon pasar secara cepat apabila terdapat perubahan permintaan.
Beberapa risiko yang berhubungan dengan adopsi strategi multidomestik diperusahaan :
a. Umumnya, adopsi lokal pada produk dan jasa dapat meningkatkan struktur biaya perusahaan.
b. Konsisten dengan aspek lain dalam pemasaran global, derajat optimal dari adaptasi lokal berkembang setiap waktunya.
3. Strategi Transnasional
Perusahaan multinasional mengadopsi strategi transnasional yang mencoba mengoptimalkan tarik ulur (trade-off) antara efisiensi, adaptasi lokal, dan pembelajaran. Perusahaan mencari efisiensi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif secara global. Sedangkan adaptasi lokal bertujuan sebagai alat fleksibilitas operasi internasional.
Strategi multidomestik dan global juga memiliki risiko dan situasi yang menantang untuk dapat menerapkan strategi transnasional :
a. Pilihan pada lokasi yang terlihat optimal tidak dapat menjadi jaminan kualitas dan biaya dari faktor input (seperti pekerja, material, dan lain-lain) juga akan menjadi optimal.
b. Walaupun pemindahan pengetahuan dapat menjadi sumber utama dari keunggulan kompetitif, hal tersebut tidak dapat terjadi otomatis. Agar dapat melakukan transfer pengetahuan, penting bagi sumber pengetahuan, target unit, dan perusahaan induk untuk mengetahui nilai potensial dari pengetahuan yang unik.
2.4 Perdagangan Internasional
2.4.1 Pengertian Perdagangan Internasional
Menurut Setiawan dan Lestari (2011) Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perseorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan Internasional sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, namun dalam ruang lingkup dan jumlah yang terbatas, dimana pemenuhan kebutuhan setempat (dalam negeri) yang tidak dapat diproduksi, mereka melakukan transaksi dengan cara barter (pertukaran barang dengan barang lainnya yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak, dimana masing-masing negara tidak dapat memproduksi barang tersebut untuk kebutuhannya sendiri) (Hendra Halwani, 2005:1)
2.4.2 Manfaat Perdagangan Internasional
Negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tentu akan memperoleh manfaat bagi negara tersebut antara lain (Setiawan dan Lestari, 2011):
1. Meningkatkan Hubungan Persahabatan Antar Negara
Perdagangan antar negara dapat mewujudkan hubungan persahabatan.
Jika hubungan ini terjalin dengan baik, ia dapat meningkatkan hubungan persahabatan antar negara-negara tersebut. Mereka dapat semakin akrab dan saling membantu bulamana mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan.
2. Kebutuhan Setiap Negara Dapat Tercukupi
Melalui perdagangan internasional, suatu negara yang masuk kekurangan dalam memproduksi suatu barang dapat dipenuhi dengan mengimpor barang dari negara yang mempunyai kelebihan hasil produksi. Sebaliknya negara yang mempunyai kelebihan hasil produksi barang dapat mengekspor barang tersebut ke negara yang kekurangan. Dengan demikain kebutuhan setiap negara dapat tercukupi.
3. Mendorong Kegiatan Produksi Barang Secara Maksimal
Salah satu tujuan suatu negara perdaganan internasional adalah memperluas pasar di luar negeri. Jika pasar luar negeri semakin luas, maka produksi dalam negara terdorong semakin meningkat. Dengan demikian, para pengusaha terdorong semakin menghasilkan barang produksi secara besar- besaran.
4. Mendorong Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknpologi
Perdagangan antar negara memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien. Perdaganan luar negeri memungkinkan negara tersebut mengimpor mesin-mesin atau alat-alat modern untuk melaksanakan teknik produksi dan cara produksi yang lebih baik. Dengan demikian, teknologi yang lebih modern dapat meningkatkan produktivitas dan dapat mengadakan spesialisasi produksi.
5. Negara Dapat Mengadakan Spesialisasi Produksi
Perdagangan internasional dapat mendorong setiap negara sumber daya alam, tenaga kerja modal dan keahlian secara maksimal. Suatu negara yang memiliki produk unggulan, dapat bersaing dengan produk dari luar negeri.
6. Memperluas Lapangan Kerja
Jika pasar luar negeri semakin meluas, maka barang atau jasa yang dihasilkan juga semakin bertambah. Peningkatan hasil produksi meningkatkan kebutuhan tenaga kerja bagi perushaan sehingga membukan kesempatan kerja baru dan mengurangi pengangguran.
2.4.3 Para Pelaksana Perdagangan Internasional
Para pelaksana dalam perdagangan Internasional, dalam arti kata pelaksana impor-ekspor dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok sebagai berikut (Amir MS, 2003:61) :
1. Kelompok Indentor
Sebagaimana telah dikemukakan, bilamana kebutuhan atas suatu barang belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, maka terpaksa diimpor dari luar negeri. Diantara barang-barang kebutuhan itu ada yang diimpor untuk konsumen sendiri dan ada kalanya untuk dijual kembali.perlu dikemukakan bahwa tidak semua peminat barang impor ini melaksanakan impornya sendiri langsung dari luar negeri, tapi malah sebagian besar pelaksana impor itu mereka serahkan pada perusahaan yang sudah biasa mengimpor jenis barang yang dibutuhkan itu. Tegasnya adalah bahwa para peminat ini menempatkan pesanan (mengindent) kepada importir yang sudah biasa. Para indentor ini pada umumnya terdiri dari:
a. Para pemakai langsung
Kontraktor minyak dari Amerika sudah biasa memesan makanan dan minuman kaleng langsung dari negerinya, yang diimpor untuk kebutuhan konsumsi tenaga asing yang bekerja di Indonesia. Begitu
pula pabrik-pabrik sering meng-indent suku cadang yang dibutuhkan ke luar negeri.
b. Para pedagang
Pengusaha toko yang ada di Glodog dan Pasar Lindeteves, para grosir di Pasar Pagi dan departemen store (pasar raya) seperti Sarinah Jaya, Ratu Plaza dan lain-lain, biasanya melakukan indent.
c. Para pengusaha perkebunan, industriawan dan instansi pemerintah Kebanyakan para pengusaha industri dan perkebunan serta Instansi Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan barang impor, biasanya menempatkan indent pada para importir, mengadakan kontrak- pengadaan barang impor, ataupun menunjuk importir sebagai handling importers mereka.
2. Kelompok Importir
Dalam perdagangan Internasional, importir memikul tanggung jawab kontraktual atas terlaksananya dengan baik barang yang diimpor. Hal ini berarti importir memikul risiko atas segala sesuatu mengenai barang yang diimpor baik risiko kerugian, kerusakan, keterlambatan dari barang yang di pesan, termasuk risiko penipuan dan manipulasi. Karenanya, sebaiknya importir berhati-hati dalam menyusun kontrak, dalam menilai indentor dan pensuplai serta dalam mengambil tindakan pengamanan atas risiko kerugian, seperti dalam penentuan persyaratan asuransi, pengangkatan surveyor, dalam penentuan perusahaan jasa transportasi, angkutan dan lain sebagainya. Para importir ini pada umumnya terdiri dari:
a. Pengusaha-Impor
Pengusaha-impor, atau lazim disebut dengan Import-Merchant adalah badan usaha yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk TAPPI (Tanda Pengenal Pengakuan Importir) untuk mengimpor barang yang khusus disebut dalam izin tersebut, dan tidak berlaku untuk barang lain diluar yang disebut dalam TAPPI tersebut.
b. Approved Importer (Approved Traders)
Yang disebut dengan Approved Importe atau lebih dikenal dengan istilah Approved Trader, sesungguhnya hanyalah pengusaha impor biasa yang secara khusus diistimewakan oleh pemerintah Cq departemen Perdagangan untuk mengimpor komoditi tertentu untuk tujuan tertentu pula yang dipandang perlu oleh pemerintah. Approved Importers ini misalnya importir cengkeh, importir bahan baku plastik, importir gandum dan lain-lain.
c. Importir Terbatas
Untuk memudahkan perusahaan-perusahaan yang didirikan dalam rangka UU-PMA/PMDN maka pemerintah telah memberikan izin khusus pada perusahaan PMA dan PMDN untuk mengimpor mesin- mesin dan bahan baku yang diperlukannya sendiri (bukan untuk diperdagangkan).
d. Importir Umun
Perusahaan impor yang khusus mengimpor aneka mata dagangan dapat memperoleh kedudukan sebagai importir umum atau lazim disebut General Importir. Perusahaan umum kebanyakan hanyalah
Persero Niaga atau perusahaan dagang Negara yang lazim juga disebut sebagai Trading House atau Wisma Dagang yang mengimpor barang-barang mulai dari barang kelontong sampai instalasi lengkap suatu pabrik.
e. Sole Agent Importer
Perusahaan asing yang berminat memasarkan hasil produksinya di Indonesia sering kali mengangkat perusahaan setempat sebagai kantor perwakilannya atau menunjuk suatu agen tunggal yang akan mengimpor hasil produksinya ke Indonesia.
3. Kelompok Promosi
Masalah perdagangan luar negeri sudah merupakan bagian yang tak dapat lagi dipisahkan dari masalah ekonomi nasional seluruhnya.
Karenanya masalah impor maupun ekspor tidak lagi terbatas menjadi masalah importir maupun eksportir, tapi telah menjadi masalah pemerintah dan masyarakat umumnya. Kelompok promosi ini pada umumnya terdiri dari :
a. Kantor perwakilan dari produsen atau eksportir asing di negara konsumen dan importir.
b. Kantor perwakilan Kamar Dagang dan Industri yang ada di luar negeri maupun yang ada di dalam negeri.
c. Misi perdagangan dan pameran dagang internasional yang senantiasa diadakan di pusat perdagangan dunia.
d. Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) – suatu instansi yang khusus didirikan Departemen Perdagangan untuk melakukan kegiatan pengembangan dan promosi komoditi Indonesia ke luar negeri.
e. Kantor Bank Devisa di dalam maupun di luar negeri f. Bagian Ekonomi dari tiap kedutaan di luar negeri
g. Majalah Dagang dan Industri termasuk lembaran kuning buku petunjuk telepon merupakan sarana promosi yang lazim pula
h. Brosur dan leaflet yang dibuat oleh masing-masing pengusaha ekspor termasuk price list yang dikirim dengan cuma-cuma pada setiap peminat
4. Kelompok Eksportir
Kelompok Eksportir dan Importir merupakan pelaku utama perdagangan internasional karena terjadi ikatan kontrak perdagangan Internasional. Para eksportir ini pada umumnya terdiri dari:
a. Produsen – eksportir
Para produsen yang sebagian hasil produksinya memang diperuntukkan untak pasar luar negeri, yang ekspornya diurus sendiri oleh produsen bersangkutan. Produsen semacam ini lazim disebut sebagai produsen eksportir.
b. Confirming House
Banyak perusahaan asing mendirikan kantor cabangnya atau bekerja sama dengan warga setempat mendirikan anak perusahaan di dalam negeri.
c. Pedagang Ekspor (Ekspor Merchant)
Pedagang ekspor adalah badan usaha yang diberi izin pemerintah dalam bentuk Surat Pengakuan Eksportir dan diberi kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) dan diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam Surat Pengakuan itu.
d. Agen Ekspor (Export-Agent)
Hubungan antara Export-Merchant dengan produsen, tidak hanya sebagai rekanan biasa, tapi sudah meningkat dengan suatu ikatan perjanjian keagenan, maka dalam hal ini Export Merchant itu juga disebut sebagai Export-Agent.
e. Wisma Dagang (Trading House)
Bila suatu perusahaan dapat mengembangkan ekspornya tidak lagi terbatas pada satu atau dua komoditi, tapi sudah aneka komoditi maka eksportir demikian mendapat status sebagai Eksportir Umum.
5. Kelompok Pendukung
Importir dan Eksportir merupakan pelaksana utama dalam perdagangan Internasional. Namun disamping itu terdapat pula badan usaha lain yang mempunyai peranan yang besar pula dalam menunjang serta menjamin kelancaran pelaksanaan impor maupun ekspor itu secara keseluruhannya. Di antara kelompok pendukung ini terdapat:
a. Bank-bank Devisa
Bank devisa merupakan kelompok pendukung yang memberikan jasa perkreditan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun sebagai uang jaminan L/C impor.
b. Badan Usaha Transportasi
Tugas freight forwarder ini lebih luas dari tugas EMKL, EMKU atau EMKA (Ekspedisi Muatan Kapal Laut/Udara/Kapal Api) yang kita kenal. Tugas itu dapat meliputi mulai dari pengumpulan muatan, menyelenggarakan pengepakan sampai membukukan muatan aneka wahana yang biasa diperdagangkan (negotiable).
c. Maskapai Pelayaran
Perusahaan pelayaran masih memegang hegemoni dalam bidang angkutan internasional sekalipun angkutan melalui udara dan darat cukup berkembang pula baik dalam jasa angkutan penumpang maupun barang.
d. Maskapai Asuransi
Dalam hal ini Maskapai Asuransi memegang peranan dalam merumuskan persyaratan kontrak perdagangan internasional yang dapat menjamin risiko yang terkecil dalam tiap transaksi itu.
e. Kantor Perwakilan/Kedutaan
Kantor Kedutaan di luar negeri dapat pula mengeluarkan dokumen legalitas seperti Consuler-Invoice yang berfungsi mengecek dan mensahkan pengapalan suatu barang dari negara tertentu.
f. Surveyor
Dalam hal ini dapat dirasakan betapa pentingnya peranan yang dijalnkan oleh badan usaha/juru periksa, atau juru timbang yang disumpah (Sworn Surveyor/Sworn-Measure/Weigher) dalam perdagangan internasional.
g. Pabean
Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagai penjaga gawang lalu lintas komoditi Internasional, disamping mengamankan pemasukan keuangan negara bagi kepentingan APBN, juga membantu eksportir dan importir dalam memperlancar arus barang dan penumpang, dan tidak sebaliknya.
2.5 Ekspor
2.5.1 Pengertian Ekspor
Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing.
Sebaliknya, kegiatan impor adalah melakukan pembelian komoditi yang lebih berdaya guna dari negara lain, dengan bersedia membayar harganya dalam valuta asing pula (Amir M.S, 2004).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2006 tentang kepabeanan:
1) Kepabeanan adalah segala sesautu yang berhubungan dengan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar.
2) Impor adalah kegiatan memasukan barang ke dalam daerah pabean, 3) Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
Singkatnya, kegiatan ekspor-impor identik dengan kegiatan jual beli barang biasa. Bedanya hanyalah dilakukan dengan bangsa lain dibayar dengan valuta asing dan terpaksa memakai bahasa asing dalam berkomunikasi. Dengan beberapa ketentuan dari kedua pihak negara yang harus dipatuhi.
2.5.2 Tujuan Ekspor
Menurut Amir M.S (2004) Tujuan ekspor antara lain:
1. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta untuk memperoleh harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba)
2. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar domestik (membuka pasar ekspor)
3. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang (idle capacity)
4. Membiasakan diri bersaing dalam pasar Internasional sehingga terlatih dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan “jago kandang”.
2.5.3 Prosedur Kegiatan Ekspor
Prosedur ekspor adalah langkah-langkah atau persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan kegiatan ekspor barang. Prosedur ekspor termasuk pengurusan dokumen-dokumen ekspor, persiapan barang ekspor dan hal pembiayaan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pemenuhan prosedur kegiatan ekspor (Hamdani, 2003):
Gambar 2.1
Prosedur kegiatan ekspor
Sumber : Hamdani (2003:50) 2.5.4 Dokumen Ekspor
Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan internasional, baik yang dikeluarkan perbankan, pelayaran, dan instansi lainnya mempunyai arti dan peranan penting. Menurut Feriyanto (2015:98) mengungkapkan dokumen- dokumen dalam perdagangan internasional tersebut dapat dibedakan kedalam tiga kelompok yaitu dokumen induk, dokumen penunjang dan dokumen pembantu.
1. Dokumen Induk
Dokumen induk ialah dokumen inti yang dikeluarkan oleh Badan Pelaksana Utama Perdagangan Internasional, dokumen ini memiliki fungsi sebagai alat pembuktian pelaksanaan suatu transaksi. Termasuk dalam dokumen ini antara lain :
a. Letter of Credit (L/C)
Suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir yang ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi importir tersebut, yang memberian hak kepada eksportir itu untuk menarik wesel- wesel atas importir bersangkutan.
b. Bill of Lading (B/L)
Surat tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal laut yang juga merupakan tanda bukti kepemilikan barang dan juga sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian pengangkutan barang melalui laut.
c. Faktur (Invoice)
Suatu dokumen yang penting dalam perdagangan, data-data dalam invoice akan dapat diketahui berapa jumlah wesel yang akan dapat ditarik, jumlah penutupan asuransi, dan penyelsaian segala macam bea masuk.
Faktur (Invoice) dapat dibedakan dalam 3 bentuk yaitu:
1) Proforma invoice
Faktur ini biasanya menyatakan syarat-syarat jual beli dan harga barang sehingga segera setelah pembeli yang bersangkutan telah menyetujui pesanan maka akan ada kontrak yang pasti.
Penggunaan faktur ini juga digunakan bilamana penyelesaian akan dilakukan dengan :
a) Dengan pembayaran terlebih dahulu sebelum pengepalan b) Atas dasar consignment
c) Tergantung pada tender 2) Commercial invoice
Nota perincian tentang keterangan jumlah barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut seta perhitungan pembayaran. Faktur ini oleh penjual (eksportir) ditujukan kepada pembeli (importir) yang nama dan alamtnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani.
3) Consular Invoice
Faktur yang dikeluarkan oleh instansi resmi yaitu kedutaan atau konsulat.
Faktur ini terkadang ditandatangani oleh konsul perdagangan negeri pembeli, dibuat oleh eksportir dan ditandatangani oleh konsul negara pembeli, atau dibuat dan ditandatangani negara sahabat dari negara pembeli. Penggunaan dari faktur ini antara lain untuk memeriksa harga jual dibandingkan harga pasar yang sedang berlaku dan untuk memastikan bahwa tidak terjadi dumping,selain itu juga diperlukan untuk menghitung bea masuk di tempat importir.
d. Dokumen (Polis) Asuransi
Surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan perusahaan asuransi atas permintaan eksportir maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim. Dokumen ini menyatakan pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa klaim dibayarkan. Setiap asuransi wajib dibayar dengan valuta yang sama dengan L/C kecuali syaratsyarat L/C menyatakan lain.
2. Dokumen Penunjang
Dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat dalam dokumen induk, terutama faktur (invoice).
Termasuk dalam dokumen ini antara lain : a. Daftar Pengepakan (Packing List)
Dokumen ini dibuat oleh eksportir yang meneangkan uraian dari barang- barang yang dipak, dibungkus atau diikat dalam peti dan sebagainya dan biasanya diperlukan oleh bea cukai untuk memudahkan pemeriksaan.
Uraian barang tersebut meliputi jenis bahan pembungkus dan cara mengepaknya. Dengan adanya packing list maka importir atau pemeriksa barang tidak akan keliru untuk memastikan isinya. Nama dan uraian barang haruslah sama dengan seperti tercantum dalam commercial invoice.
b. Surat Keterangan asal (Certificate of Origin)
Surat pernyataan yang ditandatangani untuk membuktikan asal dari suatu barang, Digunakan untuk memperoleh fasilitas bea masuk atau sebagai alat penghitung kuota di negara tujuan dan untuk mencegah masuknya barang dari negara terlarang.
c. Surat Keterangan Pemeriksaan (Certificate of Inspection)
Keterangan tentang keadaan barang yang dimuat oleh independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh Pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional, berfungsi sebagai jaminan atas mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan barang pengepakan barang, banyak isi pengepakan. Laporan yang dibuat atas pemeriksaan kualitatif dan analitis didasarkan pada
pemeriksaan sampling 2% dari berat yang sebenarnya, dan merupakan dokumen yang disyaratkan L/C.
d. Sertifikat Mutu (Certificate of Quality)
Keterangan yang dibuat berkaitan dengan hasil analisis barang-barang di laboratorium perusahaan atas badan penelitian independen yang menyangkut mutu barang yang diperdagangkan. Dalam hubungannya dengan hal tersebut di indonesia berlaku peraturan yang mengharuskan adanya standarisasi dan pengendalian mutu untuk barang-barang ekspor, yaitu dengan menerbitkan sertifikat mutu (Certificate of Quality).
e. Sertifikat Mutu dari Produsen (Manufacturer’s Quality Certificate)
Dokumen ini lazimnya dibuat oleh produsen atau pabrik pembuat barang yang diekspor atau supplier yang menguraikan tentang mutu dari barang- barang, termasuk penjelasan tentang baru atau tidaknya barang dan apakah memenuhi standar barang yang ditetapkan. Dokumen ini juga menunjukkan keterangan mengenai barang yang diproduksi oleh produsen yang membawa merek dagangnya (trade mark)
f. Keterangan Timbangan (Weight Note)
Catatan yang berisi perincian berat dari tiap-tiap kemasan barang seperti yang tercantum dalam commercial invoice. Keterangan berat dari barang- barang yang dikapalkan atas dasar suatu L/C haruslah sama dengan yang tercantum pada dokumen-dokumen pengapalan. Dokumen ini disamping untuk mengetahui berat barang, juga diperlukan untuk mempersiapkan alat-alat pengangkut barang pada saat pemeriksaan barang.
g. Daftar Ukuran (Measurement List)
Daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap-tiap kemasan seperti panjang, tebal, garis tengah serta volume barang. Ukuran dalam dokumen ini haruslah sama dengan syarat-syarat yang tercantum dalam L/C. Volume pengepakan setiap barang tersebut diperlukan untuk menghitung biaya angkut atau untuk keperluan persiapan barang.
h. Analisa Kimia (Chemical Analysis)
Pernyataan yang dikeluarkan oleh laboratorium kimia yang berisi komposisi kimiawi dari suatu barang. Dokumen ini juga menjelaskan tentang bahan-bahan dan proporsi serta kandungan bahan yang terdapat dalam barang yang diharuskan pemeriksaannya. Penelitian tersebut dilakukan oleh badan analisa obat-obatan,dan bahan-bahan kimia.
i. Wesel (Bill of Exchange)
Sebuah alat pembayaran yang memberikan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis,yang ditujukan oleh seseorang kepada orang lain.
Pihak Pihak yang terlibat dalam wesel antara lain : 1) Drawer : Pihak yang menandatangani wesel (Penarik) 2) Drawee : Pihak yang membayar (tertarik)
3) Payee : Pihak yang menerima pembayaran
4) Endorse : Pihak yang menerima perpindahan/ pengalihan wesel
2.6 Strategi Memasuki Pasar Luar Negeri
Menurut Amir M.S (2004) ada sepuluh langkah strategis dalam memasuki pasar luar negeri (ekspor) yang perlu diperhatikan oleh para pengambil keputusan dalam bidang pemasaran, yaitu:
1. Keputusan manajemen untuk melaksanakan ekspor
Keputusan manajemen perusahaan dalam melaksanakan ekspor merupakan faktor strategis yang paling utama dalam upaya memasuki pasar ekspor. Tanpa keputusan itu, perusahaan tidak akan pernah memasuki pasar ekspor. Keberanian mengambil keputusan itu sangat tergantung pada visi manajemen puncak setiap perusahaan. Bagi perusahaan milik negara, keputusan untuk memasuki pasar ekspor di samping visi juga ditentukan oleh misi yang menjadi kewajiban tiap perusahaan negara untuk turut memupuk devisa negara.
2. Menentukan komoditi yang akan diekspor
Komoditi yang laku di pasar Internasional adalah komoditi yang mempunyai daya saing tinggi, yang mempunyai mutu, kegunaan, daya tahan, harga, waktu penyerahan dan pelayanan purna jualnya sesuai dengan selera dan daya beli pembeli di negara tujuan ekspor.
3. Menganalisis kondisi negara tujuan ekspor
Sebelum melakukan pilihan tentang negara yang dijadikan sasaran bagi ekspor komoditi kita, perlu sekali dilakukan penelitian awal tentang populasi suatu negara termasuk agama, tradisi, kondisi politik, ekonomi, sosial, iklim, peraturan ekspor-impor, perpajakan, perbankan, keuangan, transportasi dan lain- lain. Tujuan melakukan penelitian awal ini agar dapat menentukan pasar potensial dan segmen pasar yang akan dimasuki.
4. Menetapkan pasar potensial dan segmen pasar
Perlu pula diperhatikan kebiasaan yang ada di kalangan segmen pasar yang dipilih. Bila kita memproduksi garmen untuk segmen pasar wanita remaja dan ingin di ekspor ke Jepang, perlu diperhatikan tradisi remaja Jepang yang suka
merayakan secara besar-besaran hari raya Natal dan Tahun Baru, kendatipun sebagian besar dari mereka itu bukan orang Kristen.
5. Menetukan strategi operasional bersama mitra usaha
Strategi yang perlu ditentukan itu menyangkut unsur-unsur persaingan dari suatu komoditi seperti pemilihan jeans komoditi yang cocok untuk suatu wilayah sasaran ekspor, mutu komoditi yang sesuai dengan selera konsumen setempat, harga yang sesuai dengan daya beli segmen pasar sasaran, waktu penyerahan barang yang sesuai dengan tradisi setempat, pelayanan purna jual yang memudahkan calon pembeli, syarat pembayaran yang sesuai dengan kondisi ekonomi negara tujuan.
6. Menetukan sistem promosi dan pemilihan media massa
Proses memperkenalkan komoditi kepada calon pembeli disebut promosi.
Promosi dengan sendirinya memegang peranan yang sangat penting bagi setiap calon eksportir. Langkah selanjutnya adalah memilih media promosi yang efektif dan efisien.
7. Mempelajari peta pemasaran komoditi tertentu
Cara untuk mendapatkan peta pemasaran komoditi adalah dengan cara mengumpulkan data impor beberapa negara yang diperkirakan potensial untuk dapat mengimpor kemeja dari negara kita.
8. Mempelajari nama dan alamat lengkap badan-badan promosi
Mengumpulkan secara nyata nama dan alamat lengkap dari media promosi yang dipilih, khususnya yang berada di wilayah negara sasaran ekspor. Perlunya nama dan alamat lengkap ini untuk memudahkan melancarkan kegiatan promosi dan komoditi kita.
9. Menyiapkan brosur dan price list
Supaya calon pembeli mengenal barang yang kita ekspor, bila mungkin calon pembeli dikirimi contoh barang atau komoditi yang dimaksud. Namun karena cara ini memrlukan biaya yang sangat mahal, lazimnya pengusaha menyiapkan brosur.
10. Menyiapkan surat perkenalan usaha dan komoditi
Promosi dapat dilakukan dengan membuat surat perkenalan yang dikirimkan kepada asosiasi importir di negara tujuan ekspor, atau atase perdagangan asing serta calon pembeli lainnya. Surat perkenalan itu dilengkapi dengan brosur dan daftar harga dari komoditi yang kita perkenalkan.
2.8 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi maupun acuan penulis dalam membuat penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dina Setio, dkk Arief Rachman , dkk dalam proposal penelitian mengenai “Analisis Strategi Dalam Memasuki Pasar Internasional (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia dalam Ekspansi di Myanmar)”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia sudah menerapkan strategi yang tepat dengan strategi pengembangan, namun untuk mendukung kegiatan ekspansi di Myanmar perusahaan perlu melakukan beberapa alternatif strategi yang telah dirumuskan berdasarkan visi, misi, analisis internal dan analisis eksternal.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yayan Muhammad Ahyani dalam proposal penelitian mengenai “Strategi Pemasaran Ekspor Buah-Buahan pada PT Agroindo Usaha Jaya”. Hasil penelitian menunjukkan faktor internal yang menjadi kekuatan PT Agroindo Usaha Jaya adalah kualitas produk yang bermutu, ketepatan waktudalam pendistribusian, buah yang ditawarkan beragam, modal sendiri,pengalaman di bidang ekspor cukup lama, harga yang kompetitif, dan kemitraandengan pemasok baik.
Sedangkan yang menjadi kelemahan adalah tidak memiliki kebun sendiri, buah dalam bentuk segar tidak tahan lama, kondisi gudang kurang memadai, kurangnya promosi, dan kapasitas pengadaan buah kurang optimal.Berdasarkan faktor eksternal yang menjadi peluang adalah pasar global,peningkatan jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesadaran masyarakat duniaakan gizi dan kesehatan, peningkatan jumlah produksi, dan memiliki negaratujuan ekspor yang jelas. Sedangkan ancaman dari faktor eksternal adalah adanya persaingan dalam usaha, kenaikan harga BBM, inflasi, keadaan politik dan keamanan yang kurang stabil, dan adanya kebijakan tarif ekspor.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Lourna Dunn, dkk (Universitas Brawijaya) dalam skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Negosiasi Dalam Memasuki Pasar Luar Negeri (Studi Kasus Pada PT Dan Liris Sukoharjo)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Dan Liris menggunakan strategi unilateral dan strategi bersama dalam melakukan negosiasi dengan pelanggan di luar negeri. Para negosiator perusahaan juga menempuh tiga tahap dalam proses negosiasinya yaitu pra-
negosiasi, face-to-face negotiation dan tahap setelah negosiasi. Selain itu, ditemukan beberapa masalah yang dapat menghambat jalannya negosiasi antara negosiator PT. Dan Liris dengan pelanggan. Meskipun terdapat masalah tetapi berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat solusi atau penyelesaian terhadap masalah yang timbul.
4. Penelitan keempat dilakukan oleh Ezra Randalinggi Parrangan, dkk (Universitas Brawijaya) dengan topik yang sama dalam skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Perusahaan Dalam Ekspansi Pasar Luar Negeri (Studi Kasus PADA PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dalam Akusisi Thang Long Cement Compnany di Vietnam)”. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu PT. Semen Indonesia telah berhasil menjadi perusahaan BUMN pertama yang berekspansi ke luar negeri dengan visi yang kuat serta keinginan bertumbuh. Perusahaan juga berhasil dalam melakukan ekspansi pasar keluar negeri dengan strategi yang tepat. Analisis yang mendalam serta selalu mengikuti perkembangan pasar diperlukan oleh perusahaan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Dewi Kusumaningrum dalam skripsi penelitian mengenai “Strategi Pemasaran Ekspor dalam Memasuki Pasar Internasional pada Perusahaan Dian Mandala Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perusahaan Dian Mandala menggunakan 4 variabel bauran pemasaran atau sering disebut marketing mix untuk strategi pemasaran ekspornya, yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi promosi, dan strategi distribusi.
Saluran distribusi yang digunakan adalah saluran distribusi langsung dan
distribusi tidak langsung, keduanya saling melengkapi. Namun, brand image dan promosi belum dikembangkan sepenuhnya oleh Perusahaan Dian Mandala. Alternatif strategi yang bisa dikembangkan oleh Perusahaan Dian Mandala adalah memperkokoh brand image perusahaan dengan memanfaatkan keunggulan kulit ikan pari sebagai bahan dasar produk. Keunggulan tersebut juga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan promosi sehingga positioning Perusahaan Dian Mandala semakin kuat di benak kosumen.
2.9 Kerangka Berfikir
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
UKM KERIPIK KREASI LUTVI
STRATEGI MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI
ELEMEN MANAJEMEN
STRATEGI
STRATEGI PEMASARAN DALAM MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan terhadap suatu konsep atau gejala dan juga menjawab pertanyaan sehubungan dengan subjek penelitian.
Penelitian deskriptif merupakan gambaran dan ringkasan berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui metode pengumpulan data, yaitu wawancara atau metode observasi. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya. Sifatnya hanya sekedar mengungkapkan data.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2004:3) Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motiasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deproposal dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan pda kondisi objek yang alami. Teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan. Data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif.