BAB II KERANGKA TEORI
2.6 Strategi Memasuki Pasar Luar Negeri
Menurut Amir M.S (2004) ada sepuluh langkah strategis dalam memasuki pasar luar negeri (ekspor) yang perlu diperhatikan oleh para pengambil keputusan dalam bidang pemasaran, yaitu:
1. Keputusan manajemen untuk melaksanakan ekspor
Keputusan manajemen perusahaan dalam melaksanakan ekspor merupakan faktor strategis yang paling utama dalam upaya memasuki pasar ekspor. Tanpa keputusan itu, perusahaan tidak akan pernah memasuki pasar ekspor. Keberanian mengambil keputusan itu sangat tergantung pada visi manajemen puncak setiap perusahaan. Bagi perusahaan milik negara, keputusan untuk memasuki pasar ekspor di samping visi juga ditentukan oleh misi yang menjadi kewajiban tiap perusahaan negara untuk turut memupuk devisa negara.
2. Menentukan komoditi yang akan diekspor
Komoditi yang laku di pasar Internasional adalah komoditi yang mempunyai daya saing tinggi, yang mempunyai mutu, kegunaan, daya tahan, harga, waktu penyerahan dan pelayanan purna jualnya sesuai dengan selera dan daya beli pembeli di negara tujuan ekspor.
3. Menganalisis kondisi negara tujuan ekspor
Sebelum melakukan pilihan tentang negara yang dijadikan sasaran bagi ekspor komoditi kita, perlu sekali dilakukan penelitian awal tentang populasi suatu negara termasuk agama, tradisi, kondisi politik, ekonomi, sosial, iklim, peraturan ekspor-impor, perpajakan, perbankan, keuangan, transportasi dan lain-lain. Tujuan melakukan penelitian awal ini agar dapat menentukan pasar potensial dan segmen pasar yang akan dimasuki.
4. Menetapkan pasar potensial dan segmen pasar
Perlu pula diperhatikan kebiasaan yang ada di kalangan segmen pasar yang dipilih. Bila kita memproduksi garmen untuk segmen pasar wanita remaja dan ingin di ekspor ke Jepang, perlu diperhatikan tradisi remaja Jepang yang suka
merayakan secara besar-besaran hari raya Natal dan Tahun Baru, kendatipun sebagian besar dari mereka itu bukan orang Kristen.
5. Menetukan strategi operasional bersama mitra usaha
Strategi yang perlu ditentukan itu menyangkut unsur-unsur persaingan dari suatu komoditi seperti pemilihan jeans komoditi yang cocok untuk suatu wilayah sasaran ekspor, mutu komoditi yang sesuai dengan selera konsumen setempat, harga yang sesuai dengan daya beli segmen pasar sasaran, waktu penyerahan barang yang sesuai dengan tradisi setempat, pelayanan purna jual yang memudahkan calon pembeli, syarat pembayaran yang sesuai dengan kondisi ekonomi negara tujuan.
6. Menetukan sistem promosi dan pemilihan media massa
Proses memperkenalkan komoditi kepada calon pembeli disebut promosi.
Promosi dengan sendirinya memegang peranan yang sangat penting bagi setiap calon eksportir. Langkah selanjutnya adalah memilih media promosi yang efektif dan efisien.
7. Mempelajari peta pemasaran komoditi tertentu
Cara untuk mendapatkan peta pemasaran komoditi adalah dengan cara mengumpulkan data impor beberapa negara yang diperkirakan potensial untuk dapat mengimpor kemeja dari negara kita.
8. Mempelajari nama dan alamat lengkap badan-badan promosi
Mengumpulkan secara nyata nama dan alamat lengkap dari media promosi yang dipilih, khususnya yang berada di wilayah negara sasaran ekspor. Perlunya nama dan alamat lengkap ini untuk memudahkan melancarkan kegiatan promosi dan komoditi kita.
9. Menyiapkan brosur dan price list
Supaya calon pembeli mengenal barang yang kita ekspor, bila mungkin calon pembeli dikirimi contoh barang atau komoditi yang dimaksud. Namun karena cara ini memrlukan biaya yang sangat mahal, lazimnya pengusaha menyiapkan brosur.
10. Menyiapkan surat perkenalan usaha dan komoditi
Promosi dapat dilakukan dengan membuat surat perkenalan yang dikirimkan kepada asosiasi importir di negara tujuan ekspor, atau atase perdagangan asing serta calon pembeli lainnya. Surat perkenalan itu dilengkapi dengan brosur dan daftar harga dari komoditi yang kita perkenalkan.
2.8 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi maupun acuan penulis dalam membuat penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dina Setio, dkk Arief Rachman , dkk dalam proposal penelitian mengenai “Analisis Strategi Dalam Memasuki Pasar Internasional (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia dalam Ekspansi di Myanmar)”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia sudah menerapkan strategi yang tepat dengan strategi pengembangan, namun untuk mendukung kegiatan ekspansi di Myanmar perusahaan perlu melakukan beberapa alternatif strategi yang telah dirumuskan berdasarkan visi, misi, analisis internal dan analisis eksternal.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yayan Muhammad Ahyani dalam proposal penelitian mengenai “Strategi Pemasaran Ekspor Buah-Buahan pada PT Agroindo Usaha Jaya”. Hasil penelitian menunjukkan faktor internal yang menjadi kekuatan PT Agroindo Usaha Jaya adalah kualitas produk yang bermutu, ketepatan waktudalam pendistribusian, buah yang ditawarkan beragam, modal sendiri,pengalaman di bidang ekspor cukup lama, harga yang kompetitif, dan kemitraandengan pemasok baik.
Sedangkan yang menjadi kelemahan adalah tidak memiliki kebun sendiri, buah dalam bentuk segar tidak tahan lama, kondisi gudang kurang memadai, kurangnya promosi, dan kapasitas pengadaan buah kurang optimal.Berdasarkan faktor eksternal yang menjadi peluang adalah pasar global,peningkatan jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesadaran masyarakat duniaakan gizi dan kesehatan, peningkatan jumlah produksi, dan memiliki negaratujuan ekspor yang jelas. Sedangkan ancaman dari faktor eksternal adalah adanya persaingan dalam usaha, kenaikan harga BBM, inflasi, keadaan politik dan keamanan yang kurang stabil, dan adanya kebijakan tarif ekspor.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Lourna Dunn, dkk (Universitas Brawijaya) dalam skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Negosiasi Dalam Memasuki Pasar Luar Negeri (Studi Kasus Pada PT Dan Liris Sukoharjo)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Dan Liris menggunakan strategi unilateral dan strategi bersama dalam melakukan negosiasi dengan pelanggan di luar negeri. Para negosiator perusahaan juga menempuh tiga tahap dalam proses negosiasinya yaitu
pra-negosiasi, face-to-face negotiation dan tahap setelah negosiasi. Selain itu, ditemukan beberapa masalah yang dapat menghambat jalannya negosiasi antara negosiator PT. Dan Liris dengan pelanggan. Meskipun terdapat masalah tetapi berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat solusi atau penyelesaian terhadap masalah yang timbul.
4. Penelitan keempat dilakukan oleh Ezra Randalinggi Parrangan, dkk (Universitas Brawijaya) dengan topik yang sama dalam skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Perusahaan Dalam Ekspansi Pasar Luar Negeri (Studi Kasus PADA PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dalam Akusisi Thang Long Cement Compnany di Vietnam)”. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu PT. Semen Indonesia telah berhasil menjadi perusahaan BUMN pertama yang berekspansi ke luar negeri dengan visi yang kuat serta keinginan bertumbuh. Perusahaan juga berhasil dalam melakukan ekspansi pasar keluar negeri dengan strategi yang tepat. Analisis yang mendalam serta selalu mengikuti perkembangan pasar diperlukan oleh perusahaan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Dewi Kusumaningrum dalam skripsi penelitian mengenai “Strategi Pemasaran Ekspor dalam Memasuki Pasar Internasional pada Perusahaan Dian Mandala Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perusahaan Dian Mandala menggunakan 4 variabel bauran pemasaran atau sering disebut marketing mix untuk strategi pemasaran ekspornya, yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi promosi, dan strategi distribusi.
Saluran distribusi yang digunakan adalah saluran distribusi langsung dan
distribusi tidak langsung, keduanya saling melengkapi. Namun, brand image dan promosi belum dikembangkan sepenuhnya oleh Perusahaan Dian Mandala. Alternatif strategi yang bisa dikembangkan oleh Perusahaan Dian Mandala adalah memperkokoh brand image perusahaan dengan memanfaatkan keunggulan kulit ikan pari sebagai bahan dasar produk. Keunggulan tersebut juga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan promosi sehingga positioning Perusahaan Dian Mandala semakin kuat di benak kosumen.
2.9 Kerangka Berfikir
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
UKM KERIPIK KREASI LUTVI
STRATEGI MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI
ELEMEN MANAJEMEN
STRATEGI
STRATEGI PEMASARAN DALAM MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan terhadap suatu konsep atau gejala dan juga menjawab pertanyaan sehubungan dengan subjek penelitian.
Penelitian deskriptif merupakan gambaran dan ringkasan berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui metode pengumpulan data, yaitu wawancara atau metode observasi. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya. Sifatnya hanya sekedar mengungkapkan data.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2004:3) Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motiasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deproposal dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan pda kondisi objek yang alami. Teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan. Data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UKM Keripik Kreasi Lutfi yang berada di Jalan Tunas Mekar no.23, Tuntungan2, Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20353. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan April 2019.
3.3 Definisi Konsep
Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka teori yang telah dikemukakan. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Strategi Pemasaran
Menurut Tjiptono (2017) Strategi Pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.
2. Perdagangan Internasional
Menurut Setiawan dan Lestari (2011) Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat dikelompokkan dalam dua kategori yang dapat dilihat dari sumbernya, yaitu:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung yang dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian. Metode-metode yang dapat dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu :
a. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. (Sugiyono, 2012 : 410)
b. Observasi
Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono (2012 : 403) Observasi merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja dari data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
c. Triangulasi
Menurut Sugiyono (2012:423) mengemukakan bahwa dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan teknik triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Teknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi lain yang berkaitan dengan penelitian. Teknik yang dilakukan adalah:
a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data melalui buku-buku, makalah, literature terkait yang relevan dengan masalah yang diteliti.
b. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cinderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data
sejenis ini mempunyai sifat utama tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi dimasa silam.
c. Penelusuran Data Online, yaitu data yang diperoleh dengan akses internet untuk mencari sumber data yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.
3.5 Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2012:97). Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui atau berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Untuk memperoleh informasi terkait penelitian, maka penulis menetapkan informan, yakni :
a. Informan kunci, yaitu informan yang memiliki informasi pokok yang diperlakukan dalam melakukan penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Pemilik UKM Keripik Kreasi Lutvi.
b. Informan utama, yaitu informan yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, informan utama pada penelitian ini adalah Manajer Produksi dari UKM Keripik Kreasi Lutvi.
3.6 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012:428), proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh darihasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
1. Penyajian Data
Penyajian data merupakan tindakan dimana penulis menyajikan data hasil wawancara yang telah dibahas secara lebih lengkap dan teratur. Data wawancara yang telah dihasilkan akan disajikan dalam bentuk narasi.
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh di lapangan biasanya berjumlah banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan terperinci. Menurut Sugiyono (2012:431) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi bagi peneliti.
3. Analisis Data
Analisis data merupakan tahapan yang menghubungkan teori yang dijadikan pedoman dengan fakta yang sudah dapat dilapangan. Analisis data ini dapat membuktikan fakta yang terjadi di lapangan sesuai dengan teori yang seharusnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum UKM
Industri keripik singkong adalah industri yang memanfaatkan ubi kayu yang merupakan komoditas hasil pertanian sebagai bahan baku utama keripik singkong yang dapat menghasilkan berbagai bentuk yang menarik dan memiliki cita rasa yang khas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Keripik singkong merupakan cemilan ringan yang sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa, industri ini mampu memberikan nilai tambah guna peningkatan ekonomi keluarga serta bagi masyarakat sekitar serta mampu menyerap tenaga kerja.
UKM Keripik Kreasi Lutvi merupakan UKM yang didirikan pada tahun 1999 oleh Bapak Muhammad Muhdi, S.Ag di Tuntungan2, Pancur Batu, Deli serdang, Sumatera Utara. Pembuatan nama dari usaha ini diambil dari nama anak sulung pemilik UKM ini yaitu Lutviana Putri, makanya usaha ini dinamai Kreasi Lutvi. Sebelumnya pada tahun 1997 Pak Muhdi masih menjadi seorang sales sembako namun berhenti karena perusahaannya mengalami kebangkrutan akibat krisis moneter dan kemudian pada tahun 1999 beliau berpikir untuk membuat keripik singkong karena menurutnya itu mudah untuk dibuat, selain itu pada waktu itu harga ubi sangat murah.
Awalnya hanya memproduksi keripik singkong 5 kg per hari yang dikerjakan oleh keluarga saja serta cara pemasarannya langsung dijual ke sekolah-sekolah, warung-warung dan door to door di daerah Tuntungan tersebut. Namun
berkat kerja keras dan dukungan keluarga usaha keripik singkong ini telah mampu menyerap tenaga kerja sekitar 60 orang karyawan dan memproduksi keripik sekitar 3 ton sampai 4 ton per harinya. Tidak hanya sampai disitu keripik kreasi lutvi juga terus bekerja keras sehingga pada tahun 2014 UKM ini telah mampu mengekspor keripik singkong ini ke dua negara yaitu Korea Selatan dan Malaysia.
Dimulai dari usaha keluarga sekarang Kreasi Lutvi sudah memiliki dua pabrik pengolahan yang jaraknya berdekatan. Pabrik yang pertama digunakan untuk memproduksi keripik yang akan diekspor ke Korea dan pabrik yang kedua digunakan untuk memproduksi keripik yang akan di ekspor ke malaysia. Sekarang UKM Keripik Kreasi Lutvi lebih fokus kepada penjualan ekspor dilihat dari penjualannya di lokal hanya sekitar 20% saja dan selebihnya diekspor, dan kemudian dalam waktu dekat UKM Keripik Kreasi Lutvi juga akan menambah satu lagi negara yang akan dijadikan pasar ekspor yaitu Australia.
4.1.1 Visi dan Misi UKM
Adapun yang menjadi visi dan misi dari UKM Keripik Kreasi Lutvi adalah sebagai berikut :
1. Visi
Menciptakan produk tradisional memasuki pasar global dengan tangan terampil dan profesional.
2. Misi
a. Mewujudkan usaha dengan kemandirian.
b. Menciptakan lapangan pekerjaan dalam upaya perbaikan terif hidup masyarakat di sekitar.
c. Mewujudkan pemanfaatan potensi bahan baku hasil pertanian menjadi produk hasil industri.
d. Meningkatkan keterampilan dan penguasaan teknologi produksi guna memenuhi standart mutu dan peningkatan daya saing.
4.1.2 Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi UKM Keripik Kreasi Lutvi
Sumber : UKM Keripik Kreasi Lutvi (2019) PIMPINAN
MANAJER PRODUKSI
BAGIAN PEMOTON
GAN
BAGIAN PENGGOR
ENGAN
BAGIAN PENYORTI
RAN BAGIAN
PENGUPA SAN
BAGIAN PENGEPA
KAN
4.2 Penyajian Data
Penulis akan meyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh selama penelitian. Data diperoleh dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada pihak yang yang berhubungan dengan judul penelitian yakni Bapak Muhammad Muhdi S.Ag sebagai pemilik UKM Keripik Kreasi Lutvi serta beberapa karyawan. Berikut data informan penelitian yang diklasifikasikan ke dalam bentuk tabel karakteristik.
53 Tahun Laki-laki Pemilik UKM Kreasi Lutvi 2. Lutviana Putri 25 Tahun Perempuan Manajer
Produksi Sumber : Hasil Wawancara Penulis (2019)
Proses pengambilan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam terhadap setiap narasumber untuk dapat memecahkan permasalahan yang terkait dalam penelitian. Berikut akan disajikan hasil penelitian yang diperoleh penulis selama penelitian.
4.2.1 Strategi dalam Memasuki Pasar Luar Negeri
UKM Keripik Kreasi Lutvi menerapkan strategi 3M, yaitu mutu, murah dan mudah. Mutu yang berarti usaha ini menggunakan minyak dan bahan baku ubi yang berkualitas, jenis ubi yang digunakan adalah jenis ubi roti, ubi saga, ubi Malaysia susu yang berumur 1 tahun. Murah yang berarti pemilik tidak
mengambil keuntungan yang tinggi, penting pembayaran dengan uang tunai, untungnya sedikit, yang penting perputaran uang cepat. Kemudian, mudah yang berarti proses yang mudah dan tidak berbelit-belit yang membuat kerja sama dengan koleganya berjalan dengan lancar.
UKM Keripik Kreasi Lutvi melakukan strategi ekspor langsung untuk memasuki pasar luar negeri pada tahun 2014. Pada saat ini pasar ekspor Kreasi Lutvi ada di dua negara yaitu negara Korea dan malaysia, di negara Korea Kreasi Lutvi menjual keripik nya di Incheon dan di Malaysia keripik ini dijual di Kuala Lumpur.
Kegiatan ekspor merupakan suatu kegiatan produksi barang di satu Negara dan menjual hasilnya di Negara lain. Ekspor langsung adalah kegiatan menjual barangnya ke Negara lain tanpa perantara atau dilakukan sendiri namun tetap menggunakan perusahaan-perusahaan jasa, seperti ekspedisi pengiriman barang, pengapalan, Bank, dan sebagainya. UKM Keripik kreasi Lutvi menggunakan jasa PT. APM Logistics sebagai pihak ketiga untuk melakukan penjualan keripik ke luar negeri. Sistem pembayaran yang dilakukan antara pihak luar negeri dengan Kreasi Lutvi yaitu dengan langsung mentransfer uang ke rekening pemilik Kreasi Lutvi.
Penjelasan diatas merupakan hasil dari observasi dan wawancara dengan Bapak Muhammad Muhdi S.Ag sebagai pemilik dari UKM Keripik Kreasi Lutvi.
Strategi ini adalah strategi yang selalu dipertahankan agar tetap menjaga konsumen untuk berlangganan dan meningkatkan penjualan. Strategi ini sudah dilakukan oleh pemilik dari awal penjualan keripik singkong tersebut.
Ada sepuluh langkah strategis dalam memasuki pasar luar negeri (ekspor) yang perlu diperhatikan oleh para pengambil keputusan dalam bidang pemasaran, yaitu :
1. Keputusan manajemen dalam melaksanakan ekspor
Keputusan manajemen perusahaan dalam melaksanakan ekspor merupakan faktor strategis yang paling utama dalam upaya memasuki pasar ekspor. Tanpa keputusan itu, perusahaan tidak akan pernah memasuki pasar ekspor. Keberanian mengambil keputusan itu sangat tergantung pada visi manajemen puncak setiap perusahaan. Bagi perusahaan milik negara, keputusan untuk memasuki pasar ekspor di samping visi juga ditentukan oleh misi yang menjadi kewajiban tiap perusahaan negara untuk turut memupuk devisa negara.
UKM Keripik Kreasi Lutvi mengaku dalam melaksanakan ekspor hanya mencoba untuk melebarkan penjualannya sampai ke pasar luar negeri dan ternyata rencana tersebut berhasil,. Dalam wawancara dengan Bapak Muhdi sebagai pemilik pada tanggal 23 mei 2019, beliau mengatakan keputusan dalam memulai ekspor :
”Ya pada awalnya saya hanya mencoba untuk melakukan penjualan ke luar negeri, namun bisa berhasil sampai seperti pada saat ini”.
2. Menentukan komoditi yang akan diekspor
Komoditi yang laku di pasar Internasional adalah komoditi yang mempunyai daya saing tinggi, yang mempunyai mutu, kegunaan, daya tahan, harga, waktu penyerahan dan pelayanan purna jualnya sesuai dengan selera dan daya beli pembeli di negara tujuan ekspor.
Berdasarkan wawancara dengan pemilik UKM Kreasi Lutvi sangat yakin bahwa keripik singkong yang akan di ekspor memiliki kualitas yang bagus dan
daya saing tinggi jika dilihat dari mutu keripik singkong tersebut. Berdasrkan wawancara dengan Bapak Muhdi pada tanggal 23 mei 2019, beliau mengatakan :
“Kalau segi kualitas produk keripik singkong Kreasi Lutvi ini sudah sangat terjamin karena bahan baku yang masuk pun sudah saya seleksi dari pemilihan ubi yang bagus, minyak yang berkualitas dan ubi ini renyah kalau dimakan”.
“Kalau segi kualitas produk keripik singkong Kreasi Lutvi ini sudah sangat terjamin karena bahan baku yang masuk pun sudah saya seleksi dari pemilihan ubi yang bagus, minyak yang berkualitas dan ubi ini renyah kalau dimakan”.