• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTETIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTETIS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTETIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh (Maisaroh & Risyanto, 2018), mengkaji tentang Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Provinsi Banten, menggunakan metode analisis regresi data panel dan jenis data sekunder yang bersumber pada Badan Pusat Statistik (BPS). Dari hasil penelitian menunjjukan bahwa secara simultan dan parsial investasi, penegeluaran pemerintah, dan tenaga kerja berpenagruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.

Penelitian yang dilakukan oleh (Azwardi, 2013) yang mengkaji pengaruh belanja modal dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Indonesia 2009-2012. Menggunakan data panel dengan metode OLS, FEM dan REM, dari hasil penelitiannya menyatakan Berdasarkan uji parsial (uji t) diketahui bahwa variabel belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi indonesia. Sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh atau tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi.

Penelitian yang dilakukan (Ummati niluh & utama made, 2019), yang mengkaji tentang Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Upah Dan penanaman Modal Terhadap PDRB di Provinsi Bali dengan pendekatan kuantitatif dan metode multiple regression dan uji asumsi klasik. Dari hasil penelitian

(2)

22 menunjjukkan bahwa jumlah tenaga kerja, tingkat upah dan PMDN secara serempak berpengaruh positif terhadap PDRB di Provinsi Bali, dan secara parsial tenaga kerja, tingkat upah dan PMDN berpengaruh positif signifikan terhadap PDRB di Provinsi Bali.

Penelitian yang di lakukan oleh (Phany Ineke Putri, 2014) tentang pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Balanja Modal, dan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di pulau jawa 2007-2011. Berbentuk data panel dengan metode kuadrat terkecil (OLS) dan bantuan eviews 6, dari hasil penelitian menunjukkan investasi domestic / pmdn, Pengaluaran Modal, tenaga kerja dan infrastruktur berpengaruh secara positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di pulau jawa, sementara jalan bukanaspal tidak berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di pulau jawa periode 2007 – 2011.

Penelitian yang dilakukan oleh (TRIANGLE, 2018)yang mengkaji tentang Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, menggunakan metode deskriptif explanatory. Pengolahan data yang menggunakan analisis linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Dari hasil Penelitiannya yaitu investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

Penelitian yang dilakukan mengkaji tentang Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap

(3)

22 Tingkat Kemiskinan di Indonesia. Menggunakan data time series pada kurun waktu tahun 1980-2010 dengan metode yang Ordinary Least Square (OLS).

Dari hasil penelitian menujukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini yaitu FDI, investasi pemerintah dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan variabel pengaruh pertumbuhan ekonomi (PDB) terhadap tingkat kemiskinan secara langsung sangat kecil namun hubungannya negatif dan signifikan.

Penelitian yang dilakukan (Lestari & Budhi, 2014) mengkaji tentang Pengaruh Pad, Belanja Modal dan Angkatan Kerja Terhadap Pdrb Provinsi bali 2008 – 2012 dari hasil penelitian menunjukan bahwa pengeluaran pembangunan dan angkatan kerja berpengaruh signifikan terhadap PDRB sedangkan, PAD dan belanja modal tidak signifikan memiliki terhadap PDRB melalui pengeluaran pembangunan.

Penelitian yang di lakukan oleh (Andi Hakib, 2019) yang mengkaji tentang Pengaruh konsumsi rumah tangga dan penegluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Hasil berdasarkan hasil penelitianya konsumsi rumah tangga terhadap PDRB Per Kapita di Sulawesi Selatan selama periode 2012 hingga 2016.

Penelitian yang dilakukan oleh (Padli et al., 2020) pengaruh pengeluaran konsumsi rumah tangga, investasi swasta dan belanja langsung pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Timur tahun

(4)

22 2001-2017. metode analisis regresi linier berganda. Sumber data merupakan data sekunder dalam bentuk data runtun waktu selama periode 2001-2017. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan bahwa variabel Hasil penelitian menunjukan bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi swasta tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, variabel bel- anja langsung pemerintah daerah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan secara simultan ketiga variabel pengamatan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Adapun relevansi dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitiaan sebelumnya, Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu yaitu obyek penelitian yang pengembangan terletak pada variable yaitu belanja modal, angkatan kerja, konsumsi rumah tangga di kabupaten/kota Provinsi Bali tahun 2010-2019.

B. Landasan Teori

1. Teori Prodak Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) diartikan sebagai bentuk perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Indayani & Hartono, 2020). Pertumbuhan Ekonomi di dapatkan dari kenaikan Produk Domestik Bruto dan Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan

(5)

22 penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Jin & Zou, 2000). Salah satu sasaran pembangunan ekonomi daerah adalah meningkatkan laju PDRB daerah. PDRB daerah diukur dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut harga konstan. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan memperlihatkan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Penekanan pada proses, karena mengandung unsur dinamis, perubahan atau perkembangan (Hidayat, 2016).

Menurut teori ekonomi Klasik oleh Adam Smith, PDRB dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk (Newbert, 2018). Laju PDRB sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik (Sasana, 2006). Menurut Teori PDRB Klasik, PDRB bergantung pada faktor-faktor produksi.

2. Teori Pengeluaran pemerintah

Dalam penelitian (Suparno, 2015) menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah memiliki hubungan yang positif terhadap PDRB. Aliran Keynesian menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah dapat memacu pertumbuahan ekonomi. Pada pandangan Keynesian menjelaskan bahwa pengeluaran pemerintah yang mendorong peningkatan permintaan agregat yang diikuti peningkatan produksi barang dan jasa yang pada akhirnya meningkatkan PDRB.

Belanja modal ialah Pengeluaran anggaran yang digunakan untuk dalam rangka

(6)

22 menambah asset serta kekayaan dan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan biaya pemeliharaan (Ardhian, 2012).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2007 mengartikan bahwa belanja modal merupakan semua pengeluaran negara yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, serta dalam bentuk fisik lainnya sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, belanja modal ialah bagian dari kelompok belanja daerah, yang memiliki pengertian berupa pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/ pengadaan/ pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan seperti tanah; peralatan mesin; gedung dan bangunan;

jalan, irigasi dan jaringan dan aset tetap lainnya Halim (2013: 228) yang dikutip oleh (Hisamuddin, Nur. Tirta, 2010).

3. Teori Ketenagakerjaan

Angkatan kerja (labor force) terdiri dari golongan yang bekerja dan menganggur atau yang sedang mencari pekerjaan. meluasnya kesempatan kerja selain akan memberikan pendapatan sekaligus akan mengurangi tingkat kemiskinan dan mengurangi kesenjangan atas lapisan masyarakat (Pratiwi &

Indrajaya, 2019). Sebaliknya jika jumlah angkatan kerja yang tinggi tapi tidak diikuti dengan perluasan kesempatan kerja, otomatis akan menjadi beban bagi pembangunan. Sehingga yang terjadi yaitu peningkatan angka pengangguran, yang

(7)

22 juga akan berpengaruh terhadap pendapatan per kapita suatu masyarakat. Dapat dikatakan bahwa meluasnya kesempatan kerja hanya dapat dilakukan dengan jalan memperluas kegiatan ekonomi yang disertai dengan produktivitas angkatan kerja yang tinggi, sehingga pemerataan kesempatan kerja bagi penduduk dapat terealisasi (Lestari, 2019).

Teori Keynes Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan semua sumber daya, termasuk angkatan kerja, akan digunakan secara penuh (full-employed).

Dengan demikian di bawah sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Kalau tidak ada yang bekerja, daripada tidak memperoleh pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah lebih rendah ini akan menarik perusahaan untuk memperkerjakan mereka lebih banyak. Kritikan Jhon Maynard Keynes (1883-1946) terhadap sistem klasik salah satunya adalah tentang pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian (adjustment) otomatis yang menjamin bahwa perekonomian akan mencapai keseimbangan pada tingkat penggunaan Teori- teori Ketenagakerjaan penuh.

Dalam kenyataan pasar angkatan kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik di atas. Di manapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan

(8)

22 pekerja dari penurunan tingkat upah. Kalaupun tingkat upah diturunkan maka boleh jadi tingkat pendapatan masyarakat akan turun. Turunnya pendapatan sebagian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan akan berkurang.

Berkurangnya daya beli masyarakat akan mendorong turunnya harga- harga. Kalau harga-harga turun, maka kurva nilai produktivitas marjinal angkatan kerja (marginal value of productivity of labor), yang dijadikan sebagai patokan oleh pengusaha dalam memperkerjakan angkatan kerja akan turun. Jika penurunan dalam harga-harga tidak begitu besar, maka kurva nilai produktivitasnya hanya turun sedikit. Meskipun demikian jumlah angkatan kerja yang bertambah tetap saja lebih kecil dari jumlah angkatan kerja yang ditawarkan. Lebih parah lagi kalau harga-harga turun drastis maka kurva nilai produktivitas marginal dari angkatan kerja juga turun drastis dimana jumlah angkatan kerja yang tertampung menjadi semakin kecil dan pengangguran menjadi semakin bertambah luas (Prasetyo & Huda, 2019).

4. Teori Konsumsi

Konsumsi ialah pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian jangka waktu tertentu. terkhusus untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga, ada faktor yang paling penting untuk menentukan, diantaranya tingkat pendapatan rumah tangga (Sayuti,1989).

fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi

(9)

22 dengan tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan (Prasetyo, 2011).

Teori Keynesian mengatakan bahwa berekembangnya pendapatan secara nasional ditentukan oleh tingkat pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga, pengeluaran publik, investasi dan ekspor neto. Sehingga Keynes berpendapat jika untuk meningkatkan perkembangan ekonomi diukur dengan peningkatan pendapatan nasional, hal ini diperlukan dengan peningkatan permintaan konsumen, permintaan pengeluaran pemerintah, permintaan investasi, dan permintaan impor dan ekspor. Penerapan antara konsep dan teori tersebut (klasik dan Keynesian).

Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian dan barang-barang kebutuhan mereka yang lainnya termasuk digolongkan dalam pembelanjaan atau pengeluaran konsumsi. Barang-barang yang diproduksi khusus digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi (Sukirno, 2016:86). Semakin besar pendapatan maka semakin besar pula jumlah konsumsi. Hal ini menggambarkan dengan jelas dalam Teori konsumsi Keynes yang mengedepankan tentang analisis perhitungan statistik, serta membuat hipotesa berdasarkan observasi kasual. (Mankiw, 2003, p. 9).

Besarnya konsumsi dan pendapatan belanja rumah tangga merupakan alat ukur dalam menghitung fluktuasi ekonomi di suatu daerah/negara. Sektor rumah tangga mempunyai peran besar dan penting dalam perekonomian baik itu sebagai konsumen akhir barang dan jasa maupun sebagai produsen. Secara umum konsumsi rumah tangga merupakan suatu usaha dalam upaya

(10)

22 pemenuhan hidup oleh manusia dengan melakukan penggunaan barang dan jasa. Sedangkan BPS menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga (PK-RT) merupakan suatu pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi.

C. Hubungan Antar Variabel 1. Belanja Modal Terhadap PDRB

Menurut penelitian yang di lakukan (Lestari & Budhi, 2014), menunjukkan terdapat hubungan positif antara variabel Belanja Modal dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang artinya jika belanja modal naik maka PDRB juga mengalami kenaikan dan berpengaruh signifikan. Variabel belanja modal memiliki hubungan yang positif sehingga akan diikuti dengan meningkatnya PDRB. Hal ini sesuai dengan teori dan menunjukkan bahwa alokasi anggara untuk belanja modal yang dilakukan pemerintah dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan (Azwardi, 2013) belanja modal mempunyai dampak positif dan signifikan terhadap jumlah produk domestik regional bruto baik secara simultan yaitu secara serentak maupun secara parsial yaitu secara sendiri-sendiri, apabila variabel belanja modal yang dikeluarkan semakin tinggi maka jumlah output barang dan jasa akan meningkat sehingga meningkatkan jumlah produk domestik regional bruto.

(11)

22 2. Angkatan Kerja Terhadap PDRB

Dari penelitian yang dilakukan oleh (Lestari & Budhi, 2014)tentang pengaruh angkatan kerja terhadap PDRB, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa memang benar adanya hubungan positif dan signifikan antar angkatan kerja terhadap pdrb. Yang didukung oleh Todaro (2000) yang dikutip oleh (Adianto & Fedryansyah, 2018), pertumbuhan ekonomi dapat diukur dan meninngkat melalui bertambahnya pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja yang secara perlahan. Angakatan kerja memiliki pengaruh terhadap PDRB dengan asumsi apabila permintaan terhadap suatu barang meningkat oleh konsumen tentu produksi akan meningkat dan akan menambah penyerapan tenaga kerja yang diminta yang menyebabkan naiknya PDRB. Dengan disertai oleh penelitian (Rio Dwi Putranto, 2016), dengan meningkatnya angkatan kerja secara otomatis akan menambah output barang dan jasa di daerah, oleh karena itu pemerintah daerah akan menyediakan lapangan pekerjaan untuk para angkatan kerja sesuai dengan skill yang diperlukan untuk menghasilkan barang/jasa yang berkualitas.

3. Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB

Dari penelitian yang di lakukan oleh andi (Ningsih et al., 2018) bahwa variabel konssumsi rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di sulawesi selatan selama periode 2012- 2016 yang mana nilai t-hitung lebhih besar dari nilai t-tabel 21,469> t tabel 4,302 dengan

(12)

22 nilai probabilitas 0.002 dibawah 0.05 yang berarti konsumsi rumah tangga memeliki dampak positif terhadap PDRB sulawesi selatan, dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang searah.

Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Padli et al., 2020)Pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak berpengaruh signifikan namun berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai koefisien regresi konsumsi rumah tangga adalah 0.008278 dengan nilai t-hitung sebesar 0.338767 yang berarti bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi swasta berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang sudah di jabarkan di atas mengenai hubungan antar variable independen ( Belanja Modal, Angkatan Kerja, Konsumsi Rumah Tangga) dan variable dependent (Produk Domestik Regional Bruto) diatas maka Kerangka pemikiran yang penulis kembangkan adalah sebagai berikut:

(13)

22 Gambar 3.1

Kerangka Pemikiran Penelitian Studi Teoritik

 Adam smith (1995) tentang pertumbuhan ekonomi

 Keynes (1990) tentang Ketengakerjaan

 Rostow (2000), tentang pengeluaran Pemerintah

 Mankiw (2003) Tentang Tentang Teori Konsumsi

Studi Empiris

Belanja Modal, Angkatan kerja dan Konsumsi Rumah Tangga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap PDRB (Mamai Maisaroh dan Havid Risyanto

2018), (Azwardi 2013), (Phany Ineke Putri 2014), (Melina Ayuningtya)

Bagaimana pengaruh Belanja Modal, Angkatan Kerja, Konsumsi Rumah tangga Terhadap

Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten/kota Provinsi bali Tahun 2010-2019

Konsumsi Rumah tangga (X3) Angkatan Kerja

(X2) Belanja modal

(X1)

Analisis Regresi data panel

Diduga Belanja Modal, Angkatan Kerja , Konsumsi Rumah tangga berpengaruh positif

dan signifikan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/kota Provinsi bali

Tahun 2010-2019

(14)

22 E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik bersama-sama terhadap Produk Domestik Regional Bruto.

Referensi

Dokumen terkait

The findings of this study show that youth is represented through the use of the visual elements of television advertisement (actors or actresses, settings, properties, frame

Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan transformasional dan dimensi kepribadian extraversion, agreeableness, conscientiousness ,

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONSENTRASI KEAHLIAN ILMU KOMPUTER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCCESS DAN PROMETHEE1. Universitas Pendidikan Indonesia |

Listrik yang berasal dari saluran transmisi dengan tegangan Tinggi atau Ekstra Tinggi, pada pada gardu induk diubah menjadi tegangan menengah atau tegangan

2.2.2.5 Bahwa tindakan PT Uniteknindo Inti Sarana dan PT Tunggal Jaya Santika yang menyerahkan pekerjaan penyusunan dokumen penawaran kepada pihak ketiga yang sama

In this study, we have experimented with multi-temporal Landsat 7 and Landsat 8 high resolution satellite data, coupled with the corresponding hyperspectral data from a

Pada metode Short End Interest bunga dihitung dengan mengalikan tingkat bunga dengan periode pembayaran yang bersangkutan dan angsuran atas pokok piutang yang tetap jumlahnya. Dan

Yudhistira Arie Wijaya, S.Kom Ade Irma Purnamasari, M.Kom. 1 Rabu, 2