ABSTRAK
Ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.)/ EKM sudah banyak digunakan dalam bidang farmasi karena memiliki daya antikanker, antiinflamasi, antibakteri dan meningkatkan kekebalan tubuh. Pada bidang kedokteran gigi EKM dapat menurunkan jumlah plak, mencegah akumulasi plak dan dapat menyembuhkan gingivitis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta perbedaan pemberian EKM 12,5% dan EKM 25% terhadap kecepatan proses penyembuhan inflamasi pada gingiva tikus.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorik sungguhan dengan rancangan acak lengkap (Completely Randomized Design). Subjek penelitian terdiri dari 28 ekor tikus, dibagi menjadi 4 kelompok, kontrol negatif
(Aquades), kontrol positif (Chlorhexidine 0,2%), EKM 12,5%, dan EKM 25%.
Masing-masing terdiri dari 7 ekor. Pemeriksaan hasil penyembuhan inflamasi diamati setiap 2 jam selama 6 jam dan pengukuran inflamasi pada gingiva tikus dilakukan menggunakan jangka sorong. Analisis data dilakukan dengan uji
ANOVA One-way (α = 0,05) dan Tukey HSD.
Hasil uji ANOVA One-way (α = 0,05) dan Tukey HSD didapatkan bahwa terdapat perbedaan penurunan ukuran inflamasi yang signifikan anatara EKM 12,5% dengan aquades dan chlorhexidine 0,2%. Sedangkan EKM 12,5% dengan EKM 25% tidak terdapat perbedaan penurunan ukuran inflamasi yang signifikan.
Dapat disimpulkan bahwa EKM 12,5% dan EKM 25% efektif digunakan dalam mempengaruhi kecepatan proses penyembuhan inflamasi pada gingiva tikus.
ABSTRACT
Mangosteen pericarp extract (Garcinia Mangostana L.)/ EKM is widely used in pharmaceutical industry because has anticancer, antiinflamation effect, antibacterial, and increased antibody. In dentistry EKM can be used to reduce quantity of plaque, to prevent acumulation of calculus, and can be healing gingivitis.
The objective of this research was to determine the effect and differences of the use EKM 12,5% and EKM 25% toward the velocity of the healing inflammation in rat gingiva.
This research used a real experimental laboratory with completely randomized design.The subjects use in this research were 28 male divided into four group’s; negative control (Aquades) , positive control (Chlorhexidine 0,2%), EKM 12,5% and EKM 25%. That each group consist seven rat. The result of inflammation healing was observed every two hours during six hours and inflammation healing at rat gingiva was measured using a caliper. The data were analyzed using ANOVA one-way (α = 0,05) and Tukey HSD.
The result from ANOVA one-way (α = 0,05) and Tukey HSD obtained there is a significant reduction of size inflammation between EKM 12,5% and EKM 25% there is no difference reduction size of inflammation significant.
The result concluded that EKM 12,5% and EKM 25% are effective for use influence velocity inflammation healing process in rat gingiva.
Keywords : Garcinia Mangostana, Aquades, Chlorhexidine 0,2%, gingiva
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR DIAGRAM ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Aspek Akademis ……….. 4
1.4.2 Aspek Praktisi ……….. 4
1.6 Hipotesis ... 6
1.7 Lokasi dan Waktu penelitian 1.7.1 Lokasi ... 6
1.7.1 Waktu Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gingiva ………... 7
2.1.1 Margin Gingiva ……… 7
2.1.2 Sulkus ……….. 8
2.1.3 Attached Gingiva ... 9
2.1.4 Interdental Gingiva ……….. 9
2.2 Pembuluh Darah dan Syaraf pada Gingiva……….. 11
2.3 Kriteria Gingiva 2.3.1 Warna ………... 13
2.3.2 Ukuran ………. 13
2.3.3 Bentuk ……….. 13
2.3.4 Konsistensi ………... 14
2.3.5 Tekstur Permukaan ………... 14
2.3.6 Posisi ……… 15
2.4 Inflamasi ... 15
2.5 Mekanisme Fisiologis Inflamasi ... 17
2.7 Gambaran Klinis Gingivitis
2.7.1 Warna ... 21
2.7.2 Konsistensi ... 21
2.7.3 Tekstur Permukaan ... 22
2.7.4 Posisi ... 22
2.7.5 Kontur ... 22
2.8 Indeks Gingiva ... 23
2.9 Patogenesis Gingivitis ... 23
2.10 Klasifikasi Gingivitis ... 24
2.11 Manggis ... 25
2.11.1 Taksonomi Buah Manggis ………. 27
2.11.2 Kandungan Buah Manggis………. 28
2.12 Xantone ………. 29
2.13 Mekanisme Kerja Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Gingivitis … 32
2.14 Karagenan……… 33
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Penelitian ... 34
3.1.2 Bahan penelitian ... 35
3.2 Metode Penelitian ... 35
3.2.1 Desain Penelitian ... 35
3.2.3 Definisi Operasional Variabel ... 37
3.2.4 Perhitungan Besar Sampel ... 38
3.2.5 Prosedur Kerja ... 39
3.2.6 Pengumpulan Bahan ... 40
3.2.7 Persiapan Bahan Uji ... 40
3.2.8 Persiapan Hewan Coba ... 41
3.2.9 Pelaksanaan Penelitian ... 41
3.3 Alur Penelitian ………..… 43
3.4 Metode Analisis Data ... 44
3.4.1 Hipotesis Statistik ... 44
3.4.2 Kriteria Uji ... 44
3.5 Aspek Etik Penelitian ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46
4.1.1 Hasil Penelitian Ukuran Inflamasi ... 46
4.1.2 Hasil Analisis Statistika ... 47
4.2 Pembahasan ... 51
4.3 Uji Hipotesis ……… 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
LAMPIRAN ... 59
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Buah Manggis dalam 100 g ………….. 28
Tabel 2.2 Kandungan Senyawa Xantone Pada Berbagai Organ Tanaman Manggis ... … 31
Tabel 4.1 Rerata Ukuran Inflamasi Tiap Kelompok (jam)... 46
Tabel 4.2 Uji Statistik ANOVA One-way Pada Jam ke-2... 48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gingiva Normal pada Dewasa Muda ... 8
Gambar 2.2 Anatomi Landmark Gingiva ………..… 9
Gambar 2.3 Bagian Fasial dan Palatal Interdental Gingiva ... … 10
Gambar 2.4 Papila Interdental ... 10
Gambar 2.5 Gambaran Interdental Gingiva yang Tidak Berkontak ... … 11
Gambar 2.6 Arteriol ... 12
Gambar 2.7 Perbandingan Pembuluh Darah Normal dan Terinflamasi ... 16
Gambar 2.8 Gingivitis ……… 20
Gambar 2.9 Pohon manggis ………... 26
Gambar 2.10 Buah Manggis ……….. 27
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 2.1 Mekanisme Fisiologis Inflamasi ………..……... 19
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kode Etik Penelitian ... 59
Lampiran 2. Alat dan Bahan ... 60
Lampiran 3. Prosedur Penelitian ... 64
Lampiran 4. Hasil Penelitian ... 66
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Inflamasi yang sering terjadi pada bidang kedokteran gigi, seperti gingivitis,
periodontitis dan pasca tindakan pencabutan gigi. Inflamasi pada gingiva atau
gingivitis adalah radang yang terjadi pada gingiva sebagai akibat dari infeksi bakteri.
Ditandai dengan adanya perubahan bentuk, warna, tekstur dan adanya rasa nyeri pada
gingiva. Gingivitis biasanya disebabkan akibat buruknya kebersihan mulut. Penyakit
gingivitis termasuk ke dalam penyakit periodontal.1,2.3
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007 masalah
kesehatan gigi dan mulut termasuk penyakit periodontal di Jawa Barat menduduki
urutan ke-5 terbesar yaitu 25,3%.Di Indonesia gingivitis menduduki urutan ke dua
yaitu mencapai 96,58%. Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyatakan bahwa
prevalensi gingivitis di seluruh dunia adalah 75-90%.4,5
Salah satu tanda klinis yang sering dikeluhkan oleh pasien yang mengalami
gingivitis adalah gingiva yang mudah berdarah. Gingiva berdarah dapat disebabkan
oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan kalkulus yang
menempel pada permukaan gigi. Apabila tidak segera ditangani maka kalkulus terus
2
terbentuk adanya kantung pada gusi (periodontal pocket). Kondisi ini disertai juga
dengan kerusakan tulang penyangga gigi.6
Cara mengatasi inflamasi pada gingiva salah satunya dengan menggunakan
ekstrak tanaman herbal.
Beberapa jenis tumbuhan herbal yang digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional, seperti kulit manggis (Garcinia Mangostana L.). Buah ini mengandung
senyawa xantone. Xantone memiliki kandungan alpha mangostin dan gamma
mangostin yang bersifat sebagai antibakteri dan antiinflamasi. Xantone dapat
menghentikan inflamasi dengan cara menghambat produksi enzim COX yang dapat
menyebabkan inflamasi.2
Penelitian sebelumnya oleh Avira (2013) menjelaskan bahwa ekstrak kulit buah
manggis mengandung xantone. Senyawa tersebut terbukti memiliki aktivitas
antiinflamasi dan juga aktivitas antioksidan yang sangat tinggi. Pada proses
patogenesis pada inflamasi terjadi peningkatan sel-sel radang yang akan melakukan
fagositosis dan menstimulasi pengeluaran radikal bebas. Disinilah antiinflamasi dan
antioksidan berperan, dimana dapat mengubah radikal bebas aktif menjadi kurang
reaktif dan mempersingkat inflamasi ke tahap penyembuhan.7
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Wayan Arini dkk
mengenai efektivitas berkumur air rebusan kulit manggis menyatakan bahwa rebusan
ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi 12,5% dapat menurunkan jumlah plak pada
permukaan gigi ,mencegah akumulasi plak dan dapat menyembuhkan gingivitis
3
Pada penelitian ini chlorhexidine 0,2 % digunakan sebagai kontrol pembanding
karena chlorhexidine 0,2% mengandung chlorhexidine glukonate 0,2 % yang telah
terbukti sebagai antiplak sehingga dapat mengobati gingivitis dan pencegahan
kelainan periodontal. Pengukuran inflamasi pada penelitian ini dilakukan pada jam
ke-2, 4 dan 6 karena udema yang dihasilkan dari induksi karagenan dapat bertahan
selama enam jam dan berangsur-angsur berkurang dalam waktu 24 jam.9
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk
mengetahui efektivitas ekstrak kulit manggis terhadap kecepatan penyembuhan
inflamasi pada gingiva tikus.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah dari penelitian ini, yaitu
bagaimana efektivitas ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) terhadap
kecepatan penyembuhan inflamasi pada gingiva tikus.
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini, yaitu mengetahui
efektivitas ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) terhadap kecepatan
4
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Aspek Akademis
Manfaat akademik dari penelitian ini adalah untuk menambah informasi ilmiah
mengenai ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai obat yang dapat
digunakan dalam proses penyembuhan inflamasi pada gingiva.
1.4.2 Aspek Praktis
Manfaat praktisi dari penelitian ini adalah agar dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menambahkan ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.)
dalam bidang kedokteran gigi, terutama obat yang dapat digunakan untuk proses
penyembuhan inflamasi pada gingiva.
1.5Kerangka Pemikiran
Penggunaan obat herbal saat ini menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat. Salah
satu tanaman yang digunakan adalah manggis (Garcinia mangostana L.) yang
berkhasiat sebagai antikanker, antiinflamasi, antidiabetes, antibakteri, meningkatkan
kekebalan tubuh serta berkhasiat untuk penyembuhan diare, disentri, eksim dan
penyakit kulit lainnya.2.10
Buah manggis merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia dan mengandung
gula sakarosa, dekstrosa dan levulosa. Buah manggis merupakan buah yang
5
buah manggis ditemukan zat xanthan yang mengandung senyawa xantone dengan
senyawa utama alfa mangostin dan gamma-mangostin, yang dipercaya memiliki
kemampuan antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi.11,12
Selain xantone kulit buah manggis juga memiliki kandungan tanin dan catechin.
Tanin diketahui mempunyai aktivitas antiinflamasi, astringen, antidiare, diuretik dan
antiseptik. Cathecin yang juga termasuk golongan flavonoid juga memiliki efek anti
inflamasi.13
Xantone dapat menekan proses inflamasi dengan cara menghambat enzim
siklooksigenase dan enzim lipoksigenase, dengan terhambatnya enzim
siklooksigenase dan enzim lipoksigenase mengakibatkan pelepasan prostaglandin,
prostasiklin, tromboksan serta leukotriene sehingga akan menekan proses inflamasi
yang dapat ditandai dengan penurunan jumlah sel-sel inflamasi. Kandungan lain dari
kulit buah manggis yang memiliki aktivitas farmakologi sebagai antiinflamasi adalah
cathecin yang termasuk golongan flavonoid. Mekanisme flavonoid dalam
menurunkan proses inflamasi yaitu dengan menghambat pelepasan asam arakhidonat,
sekresi enzim lisosom dari sel neutrofil dan sel endotelial serta menghambat fase
eksudasi dari proses inflamasi. Flavonoid menghambat enzim siklooksigenase secara
irreversible (prostaglandin sintetase), yang mengkatalisis perubahan asam arakidonat
menjadi senyawa endoperoksida sehingga menurunkan pembentukan prostaglandin,
maka proses inflamasi dapat berkurang. Dengan berkurangnya inflamasi
6
Sehingga ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) efektif untuk
penyembuhan inflamasi pada gingiva.
1.6Hipotesis
Ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) efektif mempercepat
penyembuhan inflamasi pada gingiva tikus.
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian
1.7.1 Lokasi
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha,
dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Rumah
Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
1.7.2 Waktu penelitian
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) efektif mempercepat
penyembuhan inflamasi pada gingiva tikus.
5.2 Saran
Penelitian ini merupakan tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai
penelitian lain. Saran untuk penetian lanjutan adalah :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsentrasi minimal
penggunaan ekstrak kulit manggis terhadap proses penyembuhan inflamasi
pada gingiva tikus.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai bagian lain dari tanaman manggis
(Garcinia Mangostana) yang dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi.
3. Perlu dilakukan penelitian mengenai sediaan yang berbeda dan konsentrasi
yang berbeda dalam kegunaan sebagai antiinflamasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Evy TU, Rebecca AK, Islamy RH, Finsa TS, Juni H. Antiinflammation Effect of Skunkvine (paederia scandens) Extract in Wistar Rat. Asian Journal of
Traditional Medicines. 16(2), 95 – 100, 2011
2. Sumerti NN, Swastini IGAAP, Gejir IN. Efektivitas Berkumur Air Rebusan Kulit Buah Manggis Untuk Penyembuhan Gingivitis pada Pasien Pasca Scaling.
Jurnal Skala Husada. 2014
3. Reina Parardhya. Efek Aplikasi Gel Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
Mangostana L.) Terhadap Kepadatan Serabut Kolagen Pada Proses
Penyembuhan Luka Gingiva (Kajian Pada Rattus Norvegicus). Jurnal
Kedokteran Gigi UGM. 2013
4. Anonim. Pengaruh Obat Kumur Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L ) Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Cairan Sulkus Gingiva Pada Pasien Gingivitis. Jurnal Kedokteran Gigi UGM. 2008
5. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. 2007
6. Bimbim Satria D. Informasi Seputar Kesehatan Gusi. Jurnal Kedokteran Gigi. 2012 Nov. Available from :http://www.jurnalkedokterangigi.com /post/read /48 3/informasi-seputar-penyakit-gusi.html
7. Avira Rizqiana Yulia. Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Jumlah Fibroblas Pada Gingiva Tikus Wistar Jantan Pasca Induksi Porphyromonas Gingivalis. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Dasar
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. 2012
8. Ni Wayan Arini. Sagung APDA. Maria MN. Efektivitas Kumur-Kumur Air Rebusan Kulit Buah Manggis Pasca Oral Fisioterapi Untuk Penyembuhan Gingivitis. Jurnal Skala Husada 2014:6-10(11)
9. Torres-Lagares D, Gutierrez-Perez JL, Hita-Iglesias P. Randomized, Double-Blind Study Of Effectiveness Of Intra-Alveolar Application Of Chlorhexidine Gel In Reducing Incidence Of Alveolar Osteitis And Bleeding Complications In Mandibular Third Molar Surgery In Patients With Bleeding Disorders. J Oral
MaxillofacSurg.2010Jun;68(6):1322-6
10. Nakatani, Matsumoto. Efek Anti Inflamasi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
57
11. Mardawati E, Achyar CS, Marta H. Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Dalam Rangka Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis Di Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Staff Pengajar
Fakultas Teknologi Industri Pertanian UNPAD.2008: hlm 2-3
12. Nurchasanah. Khasiat Sakti Manggis Tumpas Berbagai Penyakit. Jakarta: Dunia Sehat.2013. Hlm 84-5
13. Nina Agni. Respons Anti Inflamasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.) Terhadap Jumlah Limfosit Pada Gingiva Tikus Wistar Jantan
Pasca Diinduksi. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia. 2011
14. Fiqnanda Isna P. Respons Antiinflamasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
Mangostana Linn) Terhadap Jumlah Sel Neutrofil Pada Gingiva Tikus Wistar
Jantan Pasca Diinduksi Oleh Porphyromonas Gingivalis. Jurnal Kedokteran
Gigi. 2013 Des.
15. Carranza AF, Takei HH, Newman GM. Carranza’s : Clinical Periodontologi.
11th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2012
16. Dorland, Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29, Jakarta: EGC,1765.
17. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1. Jakarta : PenerbitBuku Kedokteran EGC, 2007 : 189-1
18. Corwin, E.J. Handbook Of Pathophysiology, Third Edition, The Ohio State University. Columbus.2008
19. Sudiono J. Kurniadhi B. Hendrawan A. Djimantoro B. Ilmu Patologi. Jakarta : EGC, 2003 : 81-93
20. Wilmana, P.F., dan Gan, S. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi
Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Edisi 5. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 2007
21. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Pathologic Basic of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsavier Saunders, 2005: 270-5.
22. Guyton AC. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th Ed. Jakarta : Buku Kedokteran ECG ; 2008
23. Mitchell RN, dkk. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. 7th ed. Jakarta: EGC; 2008: 457
24. Riyanti E. Penatalaksanaan Gingivitis Kronis Pada Anak. Jurnal Kedokteran
58
25. Wiley J, Sons. Pediatric Dentistry, A Clinical Approach. 2nd ed. Singapura: Wiley-Blackwell; 2009: 171
26. Adams GL, Boies LR, Higler PA. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Jakarta: EGC; 1997. p. 272-86
27. Mitra M. Hubungan status karies dan gingivitis dengan oral hygiene pada Anak usia 6-12 tahun di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. 2010]; Available from URL: http:/ /repository .usu. ac.id/ bitstream/123456789/22644/5/Chapter%20I.pdf.
28. Cappelli DP. Prevention in Clonical Oral Health Care. Elsevier Health Sciences; 2008.
29. Prof. Dr. Ir. Warid Ali Qosim, M.P. Manggis. Graha Ilmu.2015
30. Istini, S. dan Suhaimi., Manfaat dan Pengolahan Rumput Laut, Lembaga Oseanologi Nasional, Jakarta. 1998
31. Usov, A. I. Structural Analysis Of Red Seaweed Galactans Of Agar And
Carrageenan Groups. Food Hydrocolloids, 1998, 12, 301–308
32. Ida Ayu Laksmi Puspita Dewi, I Made Damriyasa, I Ketut Anom Dada. Bioaktivitas Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharanthus Roseus) Terhadap Periode Epitelisasi Dalam Proses Penyembuhan Luka Pada Tikus Wistar. Indonesia
Medicus Veterinus 2013 2(1) : 58 – 75
33. Endi Ridwan. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan.
Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB). J Indon