• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ix

ABSTRACT

This study aims to determine how much influence the quality of tax assessment and collection action active against liquefaction tax arrears on the Tax Office Pratama Bandung Karees either partially or simultaneously. This study uses literature study and field studies. The data used is the decision of the legal effort taxpayer (list reduction/removal of sanctions or westernized/appeal) to determine the quality of tax assessment, the number of warning letters, the number of forced letter, and number of confiscation issued a letter to find active collection action registers, as well as list disbursement of tax arrears arising derived from STPs, Pay Less tax Assessment Letter and Letter of tax Underpayment 2013. Additional data were analyzed using multiple regression analysis. The results showed that the quality of taxation partially but not significant effect on the disbursement of tax arrears, with the percentage of the effect of 5,0% and an active collection action significantly influence the disbursement of tax arrears, with a percentage of 59,8% influence. Simultaneously, the quality of tax assessment and collection action active significant effect on the disbursement of tax arrears, the total percentage of the effect of 64,8%, while the remaining 35,2% is influenced by other factors that are not observed in this study. Keywords: Quality of tax determination, action active billing, and disbursement tax

(2)

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas penetapan pajak dan tindakan penagihan aktif terhadap pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang digunakan adalah data keputusan upaya hukum Wajib Pajak (daftar pengurangan/penghapusan sanksi atau kebaratan/banding) untuk mengetahui kualitas penetapan pajak, jumlah surat teguran, jumlah surat paksa, dan jumlah surat sita yang diterbitkan untuk mengetahui register tindakan penagihan aktif, serta daftar pencairan tunggakan pajak yang timbul berasal dari Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tahun 2013. Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kualitas penetapan pajak berpengaruh namun tidak signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak, dengan persentase pengaruh sebesar 5,0% dan tindakan penagihan aktif berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak, dengan persentase pengaruh sebesar 59,8%. Secara simultan kualitas penetapan pajak dan tindakan penagihan aktif berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak, dengan total persentase pengaruh sebesar 64,8%, sedangkan sisanya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

(3)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS………...……... 11

2.1 Kajian Pustaka... 11

(4)

xii

Universitas Kristen Maranatha

2.1.2 Dasar-Dasar Perpajakan ... 11

2.1.2.1 Pengertian Pajak... 11

2.1.2.2 Fungsi Pajak... 13

2.1.2.3 Jenis Pajak... 13

2.1.2.4 Asas Pemungutan Pajak... 16

2.1.2.5 Syarat Pemungutan Pajak... 17

2.1.2.6 Sistem Pemungutan Pajak... 18

2.1.2.7 Tarif Pajak... 19

2.1.2.8 Timbul dan Berakhirnya Utang Pajak... 23

2.1.2.9 Perlawanan Terhadap Pajak... 25

2.1.3 Kualitas Penetapan Pajak... 26

2.1.3.1 Penilaian Kualitas Penetapan Pajak... 29

2.1.3.2 Keberatan... 29

2.1.3.3 Banding... 30

2.1.3.4 Pembetulan... 30

2.1.3.5 Pengurangan, Penghapusan, atau Pembatalan... 31

2.1.4 Tindakan Penagihan Aktif... 32

2.1.4.1 Pengertian Penagihan Pajak... 32

2.1.4.2 Dasar Penagihan Pajak... 33

2.1.4.3 Tindakan Penagihan Pajak... 35

2.1.4.4 Tahapan dan Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak.... 36

2.1.5 Surat Teguran... 37

2.1.5.1 Pengertian Surat Teguran... 37

(5)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

2.1.6 Penagihan Seketika dan Sekaligus... 39

2.1.6.1 Pengertian Penagihan Seketika dan Sekaligus... 39

2.1.6.2 Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus... 39

2.1.7 Surat Paksa... 40

2.1.7.1 Dasar Hukum... 40

2.1.7.2 Pengertian Surat Paksa... 40

2.1.7.3 Penerbitan Surat Paksa... 41

2.1.7.4 Pemberitahuan Surat Paksa... 41

2.1.8 Penyitaan... 44

2.1.8.1 Pengertian Penyitaan... 44

2.1.8.2 Tujuan dilakukannya Penyitaan... 44

2.1.8.3 Pelaksanaan Penyitaan... 45

2.1.9 Lelang... 46

2.1.9.1 Pengertian Lelang... 46

2.1.9.2 Pelaksanaan Lelang... 46

2.1.10 Pencegahan... 47

2.1.10.1 Pengertian Pencegahan... 47

2.1.10.2 Pelaksanaan Pencegahan... 47

2.1.11 Penyanderaan... 49

2.1.11.1 Pengertian Penyanderaan... 49

2.1.11.2 Pelaksanaan Penyanderaan... 49

2.1.12 Daluwarsa Penagihan Pajak... 50

(6)

xiv

Universitas Kristen Maranatha 2.1.14 Pengaruh Kualitas Penetapan Terhadap Pencairan

Tunggakan Pajak... 54

2.1.15 Pengaruh Tindakan Penagihan Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak... 56

2.1.16 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 58

2.2 Kerangka Pemikiran... 61

2.3 Pengembangan Hipotesis... 63

BAB III METODE PENELITIAN... 64

3.1 Objek Penelitian... 64

3.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees... 64

3.1.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees... 66

3.1.3 Uraian Tugas Dan Jabatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees... 68

3.1.4 Visi Dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees... 73

3.1.5 Nilai-Nilai Kementerian Keuangan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees... 73

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian... 74

3.3 Metode Pengumpulan Data... 74

3.4 Jenis Dan Sumber Data... 76

3.4.1 Jenis Data... 76

(7)

xv

Universitas Kristen Maranatha

3.5 Variabel Penelitian ... 77

3.6 Metode Analisis ... 79

3.7 Uji Asumsi Klasik ... 79

3.7.1 Uji Normalitas………..…….. 79

3.7.2 Uji Multikolinearitas………....…….. 80

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas………..…………... 80

3.7.4 Uji Autokorelasi……….…………..…….. 81

3.8 Analisis Regresi Berganda ... 82

3.9 Pengujian Hipotesis... 83

3.9.1 Uji Parsial (t-test)………...…. 83

3.9.2 Uji Simultan (F-test)………...………..……. 84

3.10 Korelasi Pearson Product Moment... 85

3.11 Koefisien Determinasi... 85

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 86

4.1 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees... 86

4.1.1 Jumlah Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees... 86

4.1.2 Rencana Dan Realisasi Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees... 87

4.1.3 Kondisi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees... 87

(8)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 90

4.2.1 Uji Normalitas……….…... 90

4.2.2 Uji Multikolinearitas………....…….. 91

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas………..……....…... 93

4.2.4 Uji Autokorelasi……….…………..…….. 94

4.3 Analisis Regresi Berganda ... 96

4.4 Pengujian Hipotesis... 97

4.4.1 Uji Parsial (t-test)………..…….. 97

4.4.2 Uji Simultan (Uji F)………...……….… 101

4.5 Korelasi Pearson Product Moment... 102

4.6 Koefisien Determinasi... 103

4.7 Pembahasan... 106

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 110

5.1 Simpulan... 110

5.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113

LAMPIRAN ... 115

(9)

xvii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees... 67 Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas... 93 Gambar 4.2 Kurva Pengujian Hipotesis Uji Autokorelasi... 95 Gambar 4.3 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Kualitas

Penetapan Pajak (X1) ... 99 Gambar 4.4 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Tindakan

(10)

xviii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 58

Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Statistik Durbin-Watson... 82

Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Bandung Karees... 86

Tabel 4.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung Karees ... 87

Tabel 4.3 Kondisi Tunggakan Pajak di KPP Pratama Bandung Karees... 87

Tabel 4.4 Jumlah Kualitas Penetapan Pajak, Jumlah Tindakan Penagihan Aktif yang diterbitkan dan Jumlah Pencairan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Bandung Karees... 89

Tabel 4.5 Uji Normalitas ... 91

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas ... 92

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi... 95

Tabel 4.8 Koefisien Persamaan Regresi... 96

Tabel 4.9 Pengujian Hipotesis Parsial (t-test)... 98

Tabel 4.10 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F) ... 101

Tabel 4.11 Nilai Koefisien Korelasi Pearson Product Moment... 102

Tabel 4.12 Koefisien Korelasi dan Taksirannya ... 103

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi secara Simultan ... 104

(11)

xix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Uji Asumsi Klasik……….…….…... 115

Lampiran B Pengujian Hipotesis ... 117

Lampiran C Tabel Critical Values t-Distribution (Two-Tailed) …... 119

Lampiran D Tabel Critical Values F-Distribution (0,05) ... 123

Lampiran E Surat Pemberian Izin Penelitian ... 128

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah pajak merupakan masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam negara harus berurusan dengan pajak (Siahaan, 2004).

Alasan penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena pajak merupakan pendapatan negara yang cukup potensial dalam mencapai tujuan pembangunan nasional dan merupakan solusi terbaik sebagai penyumbang dana terbesar dalam struktur pendapatan nasional (Indra, Yulistia dan Darmayanti, 2013). Hal tersebut dilakukan karena tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang dapat diwujudkan melalui pembangunan nasional secara bertahap, terencana, dan berkelanjutan (Marduati, 2012).

Pembangunan Nasional merupakan suatu pembangunan yang terus berkelanjutan dan saling berkesinambungan yang pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat bersama-sama dengan pemerintah (Rahma, 2010).

(13)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha dana utama dan sangat potensial dalam membiayai pembangunan nasional berasal dari sektor perpajakan (Marduati, 2012).

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat (1) Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan penerimaan pajak adalah penghasilan yang diperoleh oleh pemerintah yang bersumber dari pajak yang diberikan oleh wajib pajak pribadi maupun badan (Hidayat dan Cheisviyanny, 2013).

Dalam usaha peningkatan penerimaan di sektor pajak, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perpajakan terus melaksanakan terobosan guna mengoptimalkan penerimaan di sektor pajak melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Salah satu langkah yang diambil oleh Direktorat Jenderal Perpajakan ialah melakukan reformasi dibidang perpajakan, dimana dalam reformasi perpajakan Tahun 1983, sistem pemungutan pajak telah mengalami perubahan yang cukup signifikan yaitu perubahan dari official assessment system menjadi self assessment system (Marduati, 2012).

(14)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha tanggung jawab yang lebih besar kepada Wajib Pajak untuk melaksanakan kepercayaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu, pemerintah terus memberikan pengertian kepada masyarakat tentang betapa pentingnya kesadaran dan pemahaman mengenai pajak bagi kelangsungan pembangunan nasional dan pembiayaan negara (Marduati, 2012).

Peranan pajak sebagai salah satu sumber penerimaan dalam negeri dari tahun ke tahun terus meningkat. Peranan penerimaan pajak terus meningkat dari sebesar Rp 743,32 triliun pada tahun 2010 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan menjadi Rp 850,26 triliun pada tahun 2011 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Kecenderungan kenaikan tersebut disebabkan seiring dengan semakin meningkatnya kondisi ekonomi Indonesia dan adanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Sementara dengan meningkatnya penerimaan pajak diikuti juga dengan peningkatan tunggakan pajak (Hidayat dan Cheisviyanny, 2013).

(15)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha Sebagaimana yang dikatakan Gunadi (2004) dalam Hidayat dan Cheisviyanny (2013), pada akhirnya tolak ukur dari sistem perpajakan yang bagaimanapun akan dinilai dari besar kecilnya pemasukan uang pajak ke kas negara, baik yang dibayar secara sukarela oleh Wajib Pajak maupun yang dipungut oleh petugas pajak melalui tindakan aktif penagihan pajak.

Tidak efektifnya pencairan tunggakan pajak diindikasikan karena kurang efektifnya tindakan-tindakan penagihan hukum (tindakan pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan pajak), serta faktor-faktor eksternal seperti kondisi perekonomian yang kurang mendukung dan berkepanjangan ikut mempengaruhi jumlah Wajib Pajak yang tidak mampu melunasi kewajiban/utang pajaknya (Hidayat dan Cheisviyanny, 2013).

Oleh karena itu, Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak dituntut untuk meningkatkan efektifitas tindakan penegakan hukum, dalam hal ini tindakan pemeriksaan dan penagihan pajak. Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan pemeriksaan. Pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,

sistem, proses, atau produk. Salah satu hasil dari pemeriksaan adalah ketetapan pajak, ketetapan pajak yang pada akhirnya bertujuan untuk mengamankan sumber-sumber penerimaan dalam negeri yang seharusnya diterima dari sektor perpajakan haruslah tetap berpegang pada asas keadilan (Hidayat dan Cheisviyanny, 2013).

(16)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat (15) Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Fiskus berwenang melakukan tindakan penagihan aktif apabila terdapat utang pajak yang jatuh tempo belum dilunasi oleh wajib pajak (Hidayat dan Cheisviyanny, 2013).

Penerimaan dalam negeri dari sektor pajak berasal dari pembayaran rutin/pembayaran sukarela dan pembayaran utang pajak. Utang pajak yang telah jatuh tempo akan dilakukan penagihan untuk pelunasan dan pencairan tunggakan pajak (Hidayat dan Cheisviyanny, 2013).

Pelunasan/pencairan tunggakan di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya yaitu kualitas penetapan dan penagihan aktif, sementara faktor eksternalnya berhubungan dengan kondisi makro ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Wirawiweka (2007) dalam Hidayat dan Cheisviyanny (2013).

(17)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Pasal 1 ayat (9) Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

Apabila masyarakat mengerti tentang manfaat dan fungsi dari pajak maka tentu masyarakat sadar akan pajak dan tidak akan lagi dijumpai Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya. Akan tetapi dalam kenyataannya, terdapat cukup banyak masyarakat yang dengan sengaja melakukan kecurangan-kecurangan dan melalaikan kewajibannya dalam melaksanakan pembayaran pajak yang telah ditetapkan sehingga menyebabkan timbulnya tunggakan pajak (Marduati, 2012).

(18)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 sebagai perubahan keempat.

Undang-Undang penagihan pajak diharapkan selain dapat mengatasi permasalahan mengenai tunggakan pajak juga dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat Wajib Pajak dalam rangka keseimbangan hak dan kewajiban antara Negara dan Wajib Pajak (Hidayat dan Cheisviyanny, 2013).

Menurut Hidayat dan Cheisviyanny (2013) penelitian serupa sudah pernah dilakukan oleh Gede (2007) meneliti tentang Analisis Pengaruh Kualitas Penetapan dan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Pusat dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas penetapan dan tindakan penagihan aktif memiliki pengaruh positif dan signifikan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap pencairan tunggakan pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Cheisviyanny (2013) yang meneliti tentang Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas penetapan dan tindakan penagihan aktif berpengaruh signifikan positif terhadap pencairan tunggakan pajak.

(19)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha miliar, pada tahun 2008/2009 menjadi Rp 1,9 miliar, dan pada tahun 2009/2010 menjadi Rp 2,2 miliar.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan uraian di atas ditambah pula dengan data tunggakan pajak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, yang diikuti dengan usaha-usaha pemerintah meningkatkan efektifitas pelaksanaan pemeriksaan pajak dan tindakan penagihan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan

Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dari penjelasan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar Kualitas Penetapan Pajak berpengaruh terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees?

2. Seberapa besar Tindakan Penagihan Aktif berpengaruh terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees?

(20)

BAB I PENDAHULUAN 9

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar Kualitas Penetapan Pajak berpengaruh terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

2. Untuk mengetahui seberapa besar Tindakan Penagihan Aktif berpengaruh terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

3. Untuk mengetahui seberapa besar Kualitas Penetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif berpengaruh terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap permasalahan ini. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

a. Bagi Ilmu Pengetahuan

(21)

BAB I PENDAHULUAN 10

Universitas Kristen Maranatha b. Bagi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat lebih mendorong penelitian atau pengkajian yang lebih kompleks (luas dan mendalam) tentang pengaruh kualitas penetapan pajak dan tindakan penagihan aktif terhadap pencairan tunggakan pajak.

2. Bagi Praktisi a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan empiris kepada penulis mengenai pengaruh kualitas penetapan pajak dan tindakan penagihan aktif terhadap pencairan tunggakan pajak. b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees

Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atas hasil kinerja sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam memperbaiki kinerja agar dapat berjalan lebih baik.

c. Bagi Aparat Pajak

Dapat dijadikan masukan dalam upaya peningkatan kebijakan penagihan pajak sehingga jumlah tunggakan pajak tidak cenderung meningkat.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis mengenai “Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak”, dengan survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, yang dilakukan dengan menggunakan bantuan dari SPSS 19.0, yaitu dengan metode regresi berganda serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini, yaitu:

1. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (t-test) yang pertama, dapat dibuktikan bahwa Kualitas Penetapan Pajak berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, dengan persentase pengaruh sebesar 5,0%.

2. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (t-test) yang kedua, dapat dibuktikan bahwa Tindakan Penagihan Aktif berpengaruh signifikan terhadap Pencairan Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, dengan persentase pengaruh sebesar 59,8%.

(23)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 111

sedangkan sisanya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kualitas penetapan pajak harus ditingkatkan, karena semakin baik kualitas penetapan semakin besar pencairan tunggakan pajak. Dalam rangka meningkatkan kualiatas penetapan, maka pihak fiskus dalam melakukan pemeriksaan/penelitian harus dilakukan dengan benar melalui tahapan-tahapan, prosedur-prosedur, dan pedoman pemeriksaan yang telah ditetapkan.

2. Upaya penagihan aktif harus lebih diintensifkan melalui tahapan-tahapan, prosedur-prosedur, dan pedoman penagihan pajak yang telah ditetapkan, karena semakin intensif tindakan penagihan aktif semakin besar pencairan tunggakan pajak, sebaliknya semakin tidak intensif tindakan penagihan aktif maka semakin rendah pula pencairan tunggakan pajak.

(24)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 112

(25)

113 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hidayat, R., dan Cheisviyanny, C. (2013). Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak. Jurnal WRA, 1(1) April.

Indra, R.R., Yulistia, R., dan Darmayanti, Y. (2013). Pengaruh Tindakan Penagihan Pajak Aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Padang. Ekonomi, Akuntansi. Universitas Bung Hatta, Padang.

Jogiyanto, H.M. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Marduati, A. (2012). Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Barat. Ekonomi dan Bisnis, Strata 1 (S-1) Akuntansi. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Ghalia Indonesia, Jakarta. Pertiwi, D.P. (2014). Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat

Paksa terhadap Efektivitas Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus KPP Pratama Bandung Karees Periode 2010-2013). Vol. 18, No. 2 Agustus.

Rahma, A.L. (2010). Analisis Efektifitas Penagihan dengan Surat Paksa dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Ekonomi, Diploma III Perpajakan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

(26)

DAFTAR PUSTAKA 114

Universitas Kristen Maranatha

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Resmi, Siti. (2014). Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Delapan, Salemba Empat, Jakarta.

Sari, Diana. (2013). Konsep Dasar Perpajakan, Cetakan Kesatu, PT Refika Aditama, Bandung.

Siahaan, M.P. (2004). Utang Pajak, Pemenuhan Kewajiban, dan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan Ketujuh Belas, CV Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung.

Tindaon, Y.A. (2012). Pengertian Pengaruh. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 16

November 2012 diakses dari http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/11/pengertian-pengaruh.html

pada tanggal 10 September 2014.

Referensi

Dokumen terkait

The study employed a non-equivalent control group design, both experimental and control groups were given pretest and post test after the experimental group was

Masih terdapat 1 anak (3%) yang masuk kategori butuh pendampingan khusus dalam hal kemampuan membaca Arabnya. Hasil ini menunjukkan prestasi yang cukup baik karena

Hal lain yang membuat DIY memiliki potensi lebih untuk dikembangkan startup bidang pendidikan adalah daerah tersebut merupakan gudang institusi pendidikan di Indonesia,

Kemajuan disiplin ilmu yang berarti bahwa peneliti membutuhkan lebih banyak pengetahuan untuk membuat kemajuan yang signifikan, permintaan seringkali hanya bisa

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “ Analisis Kinerja Perusahaan Terhadap Return Saham: Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar pada ranah kognitif siswa dengan menerapkan model pembelajaran

1) Setelah meninggalnya si terhukum, maka uang paksa yang telah ditetapkan dengan suatu jumlah tertentu untuk setiap jangka waktu, tidak berkekuatan hukum lagi, tetapi apabila

laut dangkal (perairan karang dalam) di sekitar Pulau Karang Congkak berbeda dengan perairan laut di kawasan karang luar (sebelah luar dari.. barrier reef ) yang pada