i
PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN
KIMIA ANALISIS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Fauzia Anggraeni Pramita 13303241011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, 13 Maret 2017
Yang menyatakan,
Fauzia Anggraeni Pramita
v MOTTO
“Better to feel how hard education is at this time rather than fell the bitterness of
stupidity.”
“Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib
adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu”.
(Ali bin Abu Thalib)
“Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpimu”.
(Arai)
“Teruslah berusaha walaupun sekelilingmu meragukan kamu. Teruslah tersenyum
karena orang-orang yang kamu sayang menginginkan senyummu. Teruslah
bersinar untuk mereka yang ada di kegelapan. Dan percayalah Tuhan akan
mengubah nasib kaumnya tanpa usaha kaum itu. Teruslah melangkah karena
vi
PERSEMBAHAN Alhamdulilah hirobbil’alamin
Sebuah perjuangan merupakan pengalaman berharga yang dapat menjadikan kita
manusia yang berkualitas.
Puji syukur selalu saya panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya diberi
kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.
Karya ini kupersembahkan untuk :
Pertama
Bapak Iswandi dan Ibu Simi Rahayu selaku orang tua saya, terimakasih
banyak atas kasih sayang, dukungan, dan kerja keras kalian untuk menyekolahkan
saya hingga mencapai gelar sarjana. Karya ini adalah bentuk tanda bakti, hormat
dan rasa terimakasih saya yang tidak terhingga karena saya tak mampu membalas
budi jasa kalian berdua. Kakak saya Fahrudin Anggarda Pramita dan Adik saya
Agung Laksono, kalian berdua selalu menjadi pengingat, pendengar, dan
penyemangat hidup saya dalam menghadapi masalah kuliah sehingga saya mampu
menjadi orang yang kuat. Kalian berempat adalah inspirasi hidup saya.
Terimakasih banyak untuk keluargaku.
vii
Bapak Erfan Priyambodo, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi saya,
terimakasih banyak bapak sudah membimbing, membantu, dan menasehati saya
dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya tidak akan pernah lupa atas bantuan dan
kesabaran bapak dalam membimbing saya. Semua ilmu, didikan, dan pengalaman
yang bapak berikan sangat berarti untuk saya.
Ketiga
Teman seperjuangan skripsi saya Febriana Wahyu Muninggar dan
teman-teman Pendidikan Kimia 2013. Terimakasih banyak sudah menemani dan
memberi warna dalam hidup saya, lulus bukan berarti berpisah segalanya namun
kita tetap menjadi keluarga yang sukses untuk masa depan kita. Semangat untuk
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir skripsi dengan judul “Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisis”.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan, bimbingan, arahan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Slamet Suyanto, M.Ed selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Bapak Erfan Priyambodo, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta sekaligus pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan,
bantuan, arahan, serta dukungan untuk menyelesaikan penelitian
ix
5. Bapak Sukisman Purtadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta.
6. Ibu Dra. Susila Kristianingrum, M.Si. selaku dosen ahli materi media
pengembangan skripsi ini selalu sabar dalam membimbing dan memberi
motivasi.
7. Bapak Prof. A.K. Prodjosantosa, Ph.D selaku penguji utama dan Ibu Susila
Kristianigrum, M.Si. selaku penguji pendambing yang telah memberikan
masukan, saran dan motivasi kepada penulis.
8. Ibu Nur Ida Vetriana, A.Md (SMK SMTI Yogyakarta), Ibu Woro Dianingtyas,
S.Si (SMK SMTI Yogyakarta), Ibu Sri Mulyani, S.T (SMK N 1 Panjatan),
Bapak Muh. Baldat. S,Si (SMK N 1 Panjatan), Ibu Dra. Noor Rochmaningsih
(SMK N 2 Depok) dan Ibu Endang Retnowati (SMK N 2 Depok) selaku
reviewer yang telah menilaian dan memberi masukan dan saran terhadap media pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber
belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.
9. Wulan Ari Santi, Fatma Septiyani, Febriana Wahyu Muninggar, Pratiwi
Kusuma Wardani dan Retno Firsttio selaku peer reviewer yang telah memberikan masukan dan saran dalam media pengembangan Sistem Inventori
Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan
x
10.Lima belas siswa kelas XI jurusan kimia analisis SMK SMTI Yogyakarta
selaku subjek uji terbatas pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.
11.Bapak, ibu dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan
dukungannya dan segenap pihak yang telah membantu penelitian
pengembangan ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian pengembangan ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penelitian pengembangan selanjutnya.
Yogyakarta, 13 Maret 2017
Penulis ,
Fauzia Anggraeni Pramita
xi DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Spesifikasi Produk ... 6
G. Manfaat Penelitian ... 7
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 7
I. Definisi Istilah ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KajianTeori ... 11
1. Penelitian Pengembangan ... 11
2. Sumber Belajar ... 13
3. MySQL ... 16
4. Database ... 17
5. Bahan Kimia ... 20
B. Penelitian yang Relevan ... 22
C. Kerangka Berpikir ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 24
B. Prosedur Pengembangan ... 24
1. Tahap Perencanaan ... 24
2. Tahap Pengembangan ... 25
xii
4. Tahap Desiminasi ... 26
C. Penilaian Produk ... 27
1. Prosedur Penelitian ... 27
2. Subjek Penelitian Produk ... 28
3. Jenis Data ... 28
4. Instrumen Pengumpulan Data ... 28
D. Analisis Data ... 30
1. Data Proses Pengembangan Produk ... 30
2. Data Kualitas yang dihasilkan ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33
1. Hasil Pengembangan Produk ... 33
2. Hasil Penilaian oleh Reviewer dan Siswa ... 40
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 42
1. Data Proses Pengembangan ... 42
2. Penilaian Kualitas Produk ... 45
C. Revisi Produk ... 60
1. Masukan dari Ahli Media... 60
2. Masukan dari Ahli Materi ... 61
3. Masukan dari Peer Reviewer ... 61
4. Masukan dari Reviewer ... 62
D. Kajian Produk Akhir ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Instrumen Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi) ...29
Tabel 2. Ketentuan Pemberian Skor...30
Tabel 3. Kriteria Penilaian Ideal ...31
Tabel 4. Daftar Icon Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ...40
Tabel 5. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer ...41
Tabel 6. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa ...41
Tabel 7. Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer ...46
Tabel 8. Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa ...47
Tabel 9. Penilaian Aspek Keluasan dan Kebenaran Materi ...48
Tabel 10. Penilaian Aspek Kinerja Program ...52
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Prosedur Pengembangan Sistem Inventori Bahan
Kimia (SIBaKi) ... 27
Gambar 2. Tampilan XAMPP yang Star ... 34
Gambar 3. Tampilan Folder Dist ... 34
Gambar 4. Tampilan Folder Inventori Bahan Kimia ... 35
Gambar 5. Tampilan Awal Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ... 35
Gambar 6. Tampilan Add Inventory Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). ... 36
Gambar 7. Tampilan Database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) .. 36
Gambar 8. Tampilan Print QRCode Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). ... 37
Gambar 9. Tampilan Barcode yang Siap di Print ... 37
Gambar 10. Aplikasi SIBaKi ... 38
Gambar 11. Barcode Aluminium ... 38
Gambar 12. Tampilah Hasil Scan Barcode ... 38
Gambar 13. Tampilah Hasil Scan Barcode ... 38
Gambar 14. Tampilah Hasil Scan Barcode ... 38
Gambar 15. Tampilah MSDS Aluminium di handphone ... 39
Gambar 16.Tampilan Database dalam Microsoft Office Excel ... 39
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tampilan Gambar Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)... 72
Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia
Analisis ... 79
Lampiran 3. Deskripsi Indikator Penilaian Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan
Kimia ... 82
Lampiran 4. Daftar Nama Ahli Media, Ahli Material, Peer Reviewer,
Reviewer dan Siswa ... 92 Lampiran 5. Data Penilaian Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
Berdasarkan Hasil Penilaian Reviewer dan Uji Terbatas
Siswa ... 95
Lampiran 6. Perhitungan Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) Berdasarkan Hasil Penilaian Reviewer dan Uji Terbatas
Siswa ... 98
Lampiran 7. Masukan dan Saran dari Ahli Media, Ahli Materi,
Peer Reviewer. ... 137 Lampiran 8. Lembar Pernyataan Ahli Media, Ahli Materi, Peer Reviewer... 138
Lampiran 9. Hasil Penilaian dan Lembar Pernyataan Reviewer dan
xvi
PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN
KIMIA ANALISIS
Oleh:
Fauzia Anggraeni Pramita NIM 13303241011
Pembimbing: Erfan Priyambodo M.Si ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk (1) menghasilkan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis; (2) menguji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dihasilkan berdasarkan penilaian guru kimia SMK dan berdasarkan penilaian siswa SMK jurusan kimia analisis ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacaan.
Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ini dikembangkan dengan model pengembangan research and development (R&D) yang dimodifikasi menjadi empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pengembangan, tahap penilaian dan tahap desiminasi. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ini ditinjaukan dan diberi masukan oleh ahli media, ahli materi, peer reviewer dan enam reviewer (guru kimia SMK). Masukan dari reviewer digunakan sebagai acuan revisi produk yang dihasilkan. Kualitas produk dinilaikan kepada enam reviewer (guru kimia SMK) dan lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis menggunakan instrumen yang sama dalam bentuk angket.
Hasil penelitian pengembangan ini adalah (1) dihasilkan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis berbasis MySQL; (2) kualitas Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) berdasarkan penilaian guru dan siswa termasuk dalam kategori sangat baik (SB).
xvii
DEVELOPMENT OF CHEMICALS INVENTORY SYSTEM (SIBaKi) AS SELF-LEARNING RESOURCES FOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL
STUDENT MAJORING ON CHEMISTRY ANALYSIS By:
Fauzia Anggraeni Pramita NIM 13303241011
Supervisior: Erfan Priyambodo M.Si ABSTRACT
This study is a development research aimed to (1) Develop Chemicals Inventory System (SIBaKi) as Self-learning Resources for Vocational High School Student Majoring on Chemistry Analysis; (2) Verify the Quality of Chemicals Inventory System (SIBaKi) which develop based on the Assessment of Vocational High School Chemistry Teachers and based on the Assessment of Vocational High School Student majoring on Chemistry Analysis in terms of Broadness aspect & Material Truth, Program Performance, and Chemicals Reading Display.
Chemicals Inventory System (SIBaKi) is developed using research and development (R&D) models which modify into four stages; Planning stage, Development stage, Assessment stage, and Dissemination stage. Chemicals Inventory System (SIBaKi) is reviewed and given input by Reviewers which is as the reference for revised product. The Product Quality are assessed by six Reviewers (Vocational High School Chemistry Teachers) & Fifteen Vocational High School Students majoring on Chemistry Analysis which use the same instrument in the questioner format.
The result of this study are (1) developed the Chemicals Inventory System (SIBaKi) as Self-Learning Resources for Vocational High School Student Majoring on Chemistry Analysis based on MySQL; (2) Obtained the Quality of Chemicals Inventory System (SIBaKi) based on the teachers and students assessment which is in the excellent category (A+).
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses panjang dan bertahap yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas seseorang. Pendidikan sebenarnya sudah dimulai
sejak manusia lahir dan akan terus berlangsung hingga manusia tersebut mati.
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU Sisdiknas) disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (h: 1-2).
Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar (SD),
pendidikan menengah pertama (SMP), pendidikan menengah atas atau kejuruan
(SMA/SMK) dan perguruan tinggi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) satuan
pendidikan yang megedepankan kecakapan dan ketrampilan. Siswa dibekali
kecakapan dan ketrampilan sesuai jurusan yang diambil dengan tujuan agar
setelah lulus sekolah siswa siap untuk bekerja. Oleh karena itu, diperlukan sumber
daya atau fasilitas yang memenuhi standar minimal suatu institusi pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan yang diubah dalam Peraturan Pemerintah
2
“standar sarana dan prasarana harus mencakup kriteria yang dapat menunjang
proses belajar siswa, antara lain laboratorium kimia yang digunakan siswa sekolah
kejuruan untuk praktik, percobaan atau penelitian”.
Laboratorium kimia di sekolah harus dikelola dengan baik agar proses
belajar siswa dapat berjalan lancar. Suatu laboratorium harus memiliki kepala
laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran yang sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang
standar tenaga laboratorium sekolah. Akan tetapi, di beberapa sekolah guru mata
pelajaran kimia ditugaskan sebagai kepala laboratorium sekaligus laboran yang
bertanggung jawab penuh mengelola laboratorium kimia, seperti membuat laporan
inventarisasi bahan kimia sebagai pengajuan pengadaan bahan kimia.
Kemampuan guru dalam melakukan pendataan atau inventarisasi sangat kurang,
guru masih menggunakan pendataan secara konvensional. Pada sistem
konvensional, pencatatan dilakukan secara manual dan diperlukan banyak buku
sehingga banyak data dimungkinkan hilang (Hashim & Arifin, 2013).
Beberapa SMK di Yogyakarta yang memiliki jurusan kimia analisis
mengajarkan mata pelajaran managemen laboratorium kepada siswa. Akan tetapi,
fakta dilapangan menunjukkan bahwa siswa masih awam dan tidak mengerti
bagaimana perencanaan suatu laboratorium, penataan, perawatan, penggunaan
alat dan bahan, dan pengadministrasian atau inventarisasi laboratorium. Sistem
pengelolaan laboratorium di beberapa sekolah juga banyak yang belum baik hal
ini disebab karena terbatasnya tenaga laboran sehingga setiap laboratorium tidak
3
Seiring berkembangnya teknologi informasi berbagai software untuk mengolah data bermunculan dan berkembang sangat pesat di berbagai platform sistem operasi komputer. Data-data pada sistem inventori laboratorium dapat
memberikan informasi tentang pengelola laboratorium yang benar dan
menginformasikan kondisi, situasi, posisi bahan kimia di laboratorium.
Pengembangan software di laboratorium kimia perlu dilakukan guna mendukung inventarisasi bahan kimia di laboratorium agar lebih efisien dan sistematis
(Aguirre et al, 2013).
Salah satu software pengolah data adalah MySQL. Software ini digunakan
sebagai database server yang andal, dapat menangani database yang besar dengan
kecepatan tinggi dan mudah digunakan (Kadir, 2008). Dalam bidang pendidikan
kimia, siswa dapat belajar mandiri melakukan inventarisasi bahan kimia dan dapat
mengetahui informasi tentang bahan kimia dilaboratorium secara cepat dan
digital. Kelemahan pengembangan produk dengan software MySQL memerlukan biaya yang mahal namun sangat bermanfaat. Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi) dikembangkan sesuai dengan spesifikasi bahan kimia yang lazim ada,
antara lain informasi tentang nomor CAS, nama bahan kimia, rumus kimia,
wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi, rak penyimpanan dan MSDS
(Material Safety Data Sheet) bahan kimia.
Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dikemas secara elektronik, untuk
itu diperlukan suatu alat yang dapat membaca sistem tersebut, salah satunya
4
handphone Android. Barcode dalam Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) merupakan elemen penting yang menampilkan informasi bahan kimia (Hashim,
Ibrahim, Sakaguchi, & Zakaria, 2013). Menurut Yousef, Baggili, Bartlett, Kane,
dan Mymryk (2011), aplikasi pengembangan software dikomputer yang berguna untuk melakukan inventarisasi sangat diperlukan di laboratorium. Pengguna
laboratorium dapat dengan mudah dan cepat mencari bahan kimia di laboratorium
dan mengetahui informasi karakteristik bahan kimia tersebut.
Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dikembangkan melalui suatu
prosedur penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan akan divalidasi oleh
ahli (expert judgement) dan nilai kelayakan oleh reviewer. Kelayakan produk ditinjau dari aspek (1) keluasan dan kebenaran materi; (2) kinerja program; (3)
tampilan hasil pembacaan. Harapannya Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK Jurusan kimia
analisis.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:
1. Rendahnya tingkat pengetahuan siswa dalam melakukan praktik kopetensi
inventarisasi bahan kimia di laboratorium SMK.
2. Kurangnya tenaga kerja laboran sehingga guru harus pengampu mata
5
3. Pengelolaan laboratorium yang belum maksimal dan masih dilakukannya
inventarisasi bahan kimia dengan sistem pencatatan manual.
4. Belum dikembangkannya software untuk melakukan inventarisasi bahan kimia di laboratorium kimia SMK.
C. Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Produk yang dihasilkan berupa Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
berbasis MySQL dan aplikasi SIBaKi untuk membaca sistem dan mengakses data dalam database. MySQL merupakan software yang digunakan sebagai server data.
2. Data pada produk berupa informasi data bahan kimia yang ada di laboratorium
kimia SMK, khususnya jurusan kimia analisis.
3. Kualitas produk dinilai oleh reviewer dan dari uji terbatas produk oleh siswa
yang ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan
tampilan hasil pembacaan.
4. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) digunakan sebagai sumber belajar
mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis khususnya pada mata pelajaran
manajemen laboratorium.
D. Rumusan Masalah
6
1. Bagaimana prosedur pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis?
2. Menguji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dihasilkan
berdasarkan penilaian reviewer dan hasil uji terbatas kepada siswa SMK jurusan kimia analisis ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi,
kinerja program dan tampilan hasil pembacaan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber
belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.
2. Menguji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dihasilkan
penilaian reviewer dan hasil uji terbatas kepada siswa SMK jurusan kimia analisis ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program
dan tampilan hasil pembacaan.
F. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan
ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem inventori yang dikembangkan memiliki nama “Sistem Inventori Bahan
Kimia (SIBaKi)”.
7
3. Database SIBaKi berisi informasi tentang nomor CAS, nama bahan kimia, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi, rak penyimpanan,
MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia yang dapat di download dan
tanggal kadaluarsa bahan kimia tersebut.
4. Pembacaan SIBaKi menggunakan suatu aplikasi yang terinstal pada
handphone berplatform Android. Spesifikasi minimal tersebut adalah OS Android, hardisk 1 GB.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi siswa, dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar mandiri untuk
mempermudah dan memahami inventarisasi bahan kimia di laboratorium
serta mengoptimalkan fungsi handphone berplatform Android yang telah dimiliki sebagian besar siswa.
2. Bagi guru, Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dapat digunakan sebagai
penunjang pembelajaran manajemen laboratorium dan untuk melakukan
inventarisasi bahan kimia di laboratorium.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi dalam pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ini
8
1. Ahli media adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan serta paham
standar kualitas pemrograman dan aplikasi komputer yaitu Bapak Erfan
Priyambodo, M.Si.
2. Ahli materi adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan di bidang
inventarisasi bahan kimia di laboratorium serta memahami standar mutu
inventarisasi yang baik yaitu Ibu Susila Kristianingrum, M.Si.
3. Peer reviewer yaitu teman sejawat yang melaksanakan penelitian pengembangan, khususnya pengembangan pemrograman komputer atau
aplikasi komputer.
4. Reviewer adalah guru kimia SMK jurusan kimia analisis yang paham tentang inventarisasi bahan kimia yang baik dan mengetahuai standar kualitas aplikasi
komputer sebagai sumber belajar siswa.
5. Uji coba terbatas dilakukan pada siswa yang memiliki handphone berplatform
Android dan sedang/sudah mempelajari manajemen laboratorium.
Keterbatasan dalam pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi) antara lain:
1. Penginputan database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) hanya dapat dilakukan secara manual dalam komputer yang sudah terinstal Xampp.
2. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) hanya ditinjau oleh satu orang ahli
media, satu orang ahli materi, lima orang peer reviewer dan enam orang reviewer.
3. Penilaian dan uji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) hanya
9
siswa SMK jurusan kimia analisis sebagai subjek uji coba secara terbatas di
sekolah.
I. Definisi Istilah
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian pengembangan atau R&D (Research and Development) adalah
“cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji validitas
produk yang telah dihasilkan” (Sugiyono, 2015: 30).
2. Database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa tanpa mengulang yang tidak perlu untuk
memenuhi kebutuhan.
3. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) adalah sumber belajar yang
menggunakan media elektronik berupa aplikasi komputer berbasis MySQL tentang inventarisasi bahan kimia di laboratorium kimia SMK.
4. Handphone adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk membuat dan menerima panggilan melalui gelombang radio yang dapat digunakan dalam
area grafis yang luas. Penggunaan handphone pada penelitian ini adalah sebagai media untuk membaca Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).
5. Ahli media adalah dosen yang memiliki pengetahuan tentang teknologi
informasi dan media pembelajaran yang baik, khususnya pada aplikasi
10
6. Ahli materi adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan tentang
inventarisasi bahan kimia di laboratorium serta memahami standar mutu
inventarisasi yang baik.
7. Peer reviewer yaitu teman sejawat yang melaksanakan penelitian pengembangan, khususnya tentang pemrograman dan pembuatan aplikasi
komputer di bidang kimia.
8. Reviewer adalah guru kimia SMK yang paham tentang inventarisasi bahan kimia yang baik dan mengetahui standar kualitas aplikasi komputer yang baik
sebagai sumber belajar siswa.
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan kemudian menguji keefektifan produk tersebut
(Neolaka, 2014). Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah
untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah
ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk
benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran
dikelas atau laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti
program komputer untuk mengolah data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau
laboratorium (Sukmadinata, 2013).
Penelitian pengembangan dilaksanakan melalui beberapa tahap. Setiap tahap
proses kegiatan yang memiliki target yang ingin dihasilkan. Pelaksanaan dan
pencapaian target pada setiap tahapan dapat memengaruhi pelaksanaan tahap
berikutnya. Oleh karena itu, pelaksanaanya harus dilakukan secara sungguh-sungguh
dengan menggunakan isntrumen yang teruji. Borg & Gall (dalam Sanjaya, 2013)
memerinci langkah-langkah penelitian pengembangan seperti diuraikan di bawah ini.
12
b. Perencanaan yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan sekuen pelajaran
serta pengujian dalam skala terbatas.
c. Pengembangan produk awal (preliminary form of product) termasuk
mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan dan perangkat penilain.
d. Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan
mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dan menggunakan teknik wawancara,
observasi, dan angket dan hasilnya dianalisis untuk menemukan
kelemahan-kelemahannya. Pada tahap uji lapangan ini lebih banyak menekankan pada proses
di samping hasil belajar.
e. Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut direvisi sehingga menjadi produk
yang lebih baik.
f. Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas. Pada
tahap ini selain data kualitatif hasil pre dan postes.
g. Revisi produk berdasar hasil uji produk tersebut.
h. Uji lapangan pada skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan teknik
wawancara, observasi dan angket, selanjutnya data tersebut dianalisis.
i. Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir.
j. Desiminasi dan melaporkan produk akhir hasil penelitian dan pengembangan.
Menurut Sukmadinata (2006), jika kesepuluh langkah penelitian
pengembangan ini diikuti dengan benar maka dapat menghasilkan sebuah produk
13
digunakan disekolah-sekolah. Tahapan yang ideal tersebut dapat disederhanakan
tanpa mengurangi nilai penelitian pengembangan (Sanjaya, 2013), yakni:
a. tahap pertama terdiri atas dua kegiatan, memunculkan ide atau gagasan tentang
produk pendidikan yang ingin dihasilkan diikuti dengan melaksanakan survei
yaitu survei lapangan dan survei kepustakaan (book survey), dari kegiatan ini
diharapkan dapat melahirkan produk awal sebagai embrio produk pendidikan
yang hendak dikembangkan.
b. tahap kedua adalah tahap pengembangan produk yakni mengimplementasikan
produk awal dan menilainya dari sudut pandang proses pada lokasi dan subjek
penelitian yang sangat terbatas.
c. tahap ketiga adalah tahap uji coba terbatas dan kalau mungkin dilanjutkan dengan
uji coba yang lebih luas. Penilaian dalam uji coba ini adalah proses dan hasil
belajar, diharapkan pada tahap ini peneliti melahirkan produk hipotetik.
d. tahap keempat adalah tahap validasi produk sebagai kegiatan pasca
pengembangan yang tediri atas kegiatan validasi produk untuk menilai keandalan
produk hasil pengembangan dan kegiatan desiminasi dan pelaporan.
2. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu baik berupa data, orang, atau benda
yang dapat digunakan untuk memberikan kemudahan belajar siswa. Sumber belajar
juga mencakup lingkungan, baik fisik dan nonfisik, manusia dan bukan manusia yang
14
2016). Proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari keberadaan dan penggunaan
sumber belajar. Dengan tersedianya dan dimanfaatkannya sumber belajar secara tepat
dan kontekstual akan mampu memperkaya proses belajar yang sedang berlangsung.
Tersedianya sumber belajar yang memadai akan dapat mengatasi hambatan ruang dan
waktu yang terkait dengan proses pembelajaran dikelas. Dengan demikian,
tersedianya sumber belajar yang memadai akan dapat melengkapi (improvement),
memelihara (maintenance), maupun memperkaya (enrichment) proses pembelajaran
(Darmawan, 2012). Jadi menurut Asyhar (2012), sumber belajar merupakan semua
jenis sumber yang ada disekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya
proses pembelajaran.
Berdasarkan jenisnya, sumber belajar diklasifikasikan menjadi enam
(Suprihatiningrum, 2016), sebagai berikut:
a. Pesan merupakan informasi atau berita yang disampaikan oleh seseorang kepada
orang lain. Bahan pelajaran mengandung pesan yang harus diajarkan kepada
siswa.
b. Orang merupakan manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah,
dan penyaji pesan, baik guru, siswa, pustakawan dan sebagainya.
c. Bahan merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan
belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan tertentu seperti buku,
15
d. Alat merupakan perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyajikan
pesan yang tersimpan dalam bahan, seperti OHP, tape recorder, video player, proyektor dan komputer.
e. Teknik merupakan prosedur yang digunakan guru dalam mengajarkan materi
demi mencapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup: ceramah,
praktikum, demonstrasi, simulasi, tanya jawab, sosiodrama, diskusi dan
sebagainya.
f. Latar (setting) atau lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di
sekeliling siswa, dapat berupa tempat atau benda yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan belajar, seperti perpustakaan, laboratorium, ruang praktik.
Ditinjau dari asal-usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua
macam (Suprihatiningrum, 2016), yaitu:
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber
belajar yang sengaja dibuat dengan tujuan pembelajaran. Sumber belajar
semacam ini sering disebut bahan ajar. Contohnya: buku pelajaran, modul, LKS
dan handout.
b. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources
by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat ditemukan, dipilih, dan dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Contohnya: narasumber, laboratorium, studio dan
16
3. MySQL
MySQL merupakan software yang tergolong sebagai DBMS (Database Management System) dan bersifat Open Source. Open Source menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan kode (Kadir, 2008). Ada dua jenis perintah dalam SQL (Sano, 2005), yaitu :
a. DDL (Data Definition Language) adalah bahasa pemprograman yang digunakan
untuk mendefinisikan data. Pernyataan ini dikaitkan dengan pembuatan tabel,
penghapusan tabel dan lain-lain
b. DML (Data Manipulation Language) adalah bahasa pemprograman yang
digunakan untuk memanipulasi/memodifikasi data. pernyataan ini dikaitkan
dengan penambahan data, penghapusan data, menampilkan data dan lain-lain.
MySQL merupakan software yang menangani semua akses ke database. MySQL memiliki sejumlah fitur (Kadir, 2008), yaitu:
a. Multiplatform
MySQL tersedia pada beberapa platform (Windows, Linux, Unix, dan lain-lain) b. Andal, cepat dan mudah digunakan
MySQL tergolong sebagai database server yang andal, dapat menangani database yang besar dengan kecepatan yang tinggi. Mendukung banyak sekali fungsi untuk
17 c. Jaminan keamanan akses
MySQL mendukung mengamanan database dengan berbagai kriteria pengaksesan. MySQL juga mendukung konektivitas ke berbagai software dan dapat diakses melalui aplikasi berbasis Web.
d. Dukungan SQL
MySQL mendukung perintah SQL (Structured Query Language) merupakan standar dalam pengaksesan database relasional. Database relasional adalah database yang tersusun atas sejumlah tabel.
4. Database
Database adalah himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga kelak dapat dimanfaatkan dengan cepat dan
mudah. Tujuan dari database untuk mengatur data sehingga diperoleh kemudahan, ketepatan, dan kecepatan dalam pengambilan kembali (Kusrini, 2007)
Menurut Oetomo dan Handoko (2003) menyatakan database merupakan sekumpulan file data yang saling berhubungan. Lingkungan sistem database menekankan pada data yang tidak tergantung (independent) pada aplikasi yang
menggunakan data tersebut. Dalam pembuatan desain dan model data yang baik
adalah yang memenuhi kriteria berikut:
a. Model data yang baik harus sederhana (simple). Sesuai dengan aturan yang sudah
berlaku, atribut data terdiri dari entitas yang hanya menggambarkan entitas
18
disimpan datanya. Sedangkan atribut data adalah karakteristik yang umum dari
bagian tertentu entitas.
b. Model data yang baik tidak berulang (tidak ada duplikasi data). Ini berarti bahwa
tidak ada atribut data selain kunci yang menggambarkan lebih dari satu entitas.
c. Model data yang baik harus flesibel dan dapat beradaptasi untuk kebutuhan
mendatang. Model data dirancang se-independen mungkin terhadap aplikasi yang
menggunakan.
Menurut Kadir (2008) secara umum database ada beberapa macam, antara lain yaitu database hierarkis, database jaringan dan database relasional. Database relasional merupakan database yang popular saat ini dan telah diterapkan pada berbagai platform, dari personal komputer hingga minikomputer. Sebuah database relasional tersusun atas sejumlah tabel. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan
menggunakan database (Kusrini, 2007), antara lain:
a. Kecepatan dan kemudahan (speed)
Menggunakan database pengambilan informasi dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah. Database memiliki kemampuan dalam mengelompokan, mengurutkan bahkan perhitungan, dengan perencanaan yang benar maka penyajian informasi
akan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
b. Kebersamaan pemakaian (sharability)
19 c. Pemusatan control data
Cukup dengan satu database untuk banyak keperluan, pengontrolan data cukup dilakukan di satu tempat saja. Jika ada perubahan data maka tidak perlu
mengupdate semua data di masing-masing bagian tetapi cukup di satu database.
d. Efisisensi ruang penyimpanan (space)
Dengan pemakaian bersama, tidak perlu menyediakan tempat penyimpanan data
sehingga menghemat ruang penyimpanan. Dengan teknik perancangan database yang benar akan dapat menyerdehanakan penyimpanan sebuah data.
e. Keakuratan (Accuracy)
Penerapan secara ketat aturan tipe data, domain data, keunikan data, hubungan
antar data dan lain-lain dapat menekan ketidakakuratan dalam pemasukan
penyimpanan data.
f. Ketersediaan
Database dapat membackup data, dan memilah-milah data mana yang masih diperlukan dan mana yang harus disimpan ditempat lain.
g. Keamanan (Security)
Pengguna diberikan hak akses yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingan dan
20 5. Bahan Kimia
Bahan kimia merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh setiap
laboratorium. Hampir semua laboratorium menggunakan bahan kimia untuk
menunjang operasional. Wujudnya bermacam-macam ada yang padat, cair maupun
gas. Bahan kimia juga memiliki bermacam-macam sifat yang dapat membahayakan
penggunanya antara lain beracun, mudah meledak, mudah mengaup, oksidator, dan
korosif. Setiap bahan kimia selalu memiliki MSDS (Material Safety Data Sheet),
merupakan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia.
MSDS dibuat sedemikian rupa, disusun secara ringkas dan skematik agar dapat
digunakan sebagai informasi acuan pengguna laboratorium kimia. Dengan informasi
tersebut diharapkan seseorang akan mempunyai naluri untuk mencegah, menghindari
dan menanggulangi kecelakaan kimia yang mungkin terjadi. Kristianingrum (2007)
menguraikan bahwa informasi yang disampaikan dalam MSDS, yaitu:
a. Identitas bahan kimia yang menjelaskan nomor urut MSDS, CAS (Chemical
Abstract Services), sinonim/nama dagang bahan kimia dan rumus kimianya. b. Label bahaya keselamatan, diberikan dalam bentuk gambar, ada ranking bahaya
0-4.
c. Informasi bahan kimia secara singkat mengenai jenis bahan, wujud, manfaat serta
bahaya-bahaya utamanya.
d. Sifat-sifat bahaya bahan kimia tersebut dari bahaya kesehatan, bahaya kebakaran
21
e. Sifat-sifat fisika bahan kimia yang merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
sifat bahaya suatu bahan.
f. Keselamatan dan pengamanan meliputi penanganan dan penyimpanan, tumpahan
dan kebocoran, pertolongan pertama, dan pemadaman api.
g. Informasi lingkungan menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan bagaimana
menangani limbah atau buangan bahan kimia baik bahan kimia dalam bentuk
padat, cair atau gas.
Bahan kimia sangat berbahaya bagi kesehatan penggunanya, untuk itu perlu
dikelola dengan benar. Berikut merupakan panduan umum menyimpan bahan kimia
di laboratorium (Kristianingrum, 2011):
a. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan
kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.
b. Simpan bahan kimia di rak khusus penyimpanan bahan kimia.
c. Amankan rak penyimpan bahan kimia dan pastikan jika rak memiliki bibir
pembatas dibagian depan agar wadah tidak jatuh.
d. Hindari menyimpan bahan kimia diatas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang
digunakan. Hindari juga penyimpanan bahan kimia diatas lemari.
e. Jangan menyimpan bahan kimia pada rak yang tingginya lebih dari 1,5 meter.
f. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat untuk membantu kontrol
inventaris.
22
h. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan kimia yang sesuai secara
terpisah yang disortir berdasarkan abjad.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang telah dilakukan oleh Griffihs et al. (2011) berjudul “Sistem
Inventori Elektronik Untuk Membantu Program Register Nasional”. Produk
penelitian ini berupa database dan barcode yang lebih akurat, dapat menyimpan data
dalam jangka pangjang dan memudahkan register nasional dalam pencarian jenis
sampel data.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Zulkarnain (2015) dengan judul “Analisis
Pengembangan Sistem Pendataan Siswa Berbasis PHP dan MySQL Guna Mempermudah Pengelolaan Data Siswa di SMK N 2 Wonosari”. Penelitian ini
menggunakan model Research and Development (R&D) menggunakan metode Borg & Gall.
Berdasarkan kedua penelitian tersebut, terdapat persamaan dengan penelitian
yang dikembangkan. Persamaan dengan penelitian tersebut adalah hasil produk yang
dikembangkan menggunakan software MySQL dan perbedaan dengan kedua penelitian tersebut adalah materi yang disampaikan dalam hasil produk serta proses
23 C. Kerangka Berpikir
Pada proses pembelajaran salah satu unsur yang penting adalah sumber
belajar. Aplikasi komputer untuk melakukan praktik inventarisasi bahan kimia di
laboratorium kimia SMK sangat dibutuhkan. Pembaruan sistem inventarisasi secara
manual perlu ditingkatkan dengan mengembangkan software untuk mengolah database. Siswa dapat belajar melakukan pratik inventarisasi bahan kimia di laboratorium sekaligus mengetahui informasi bahan kimia secara cepat dan digital.
Aplikasi komputer ini sangat efisien, efektif dan mudah digunakan sebagai sumber
belajar mandiri siswa SMK khususnya jurusan kimia analisis.
Sistem inventori dikembangkan dengan menggunakan software MySQL. Manfaat pengguna software MySQL, antara lain dimudahkan dalam melakukan input,
mengupdate, dan mengetahui informasi database. Untuk mengetahui informasi database dalam sistem inventori dapat dikoneksikan dengan handphone berplatform Android.
Sistem inventori yang dikembangkan bernama Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi). Pengembangan sistem inventori ini mengadaptasi metode penelitian
pengembangan Borg & Gall. Sistem ini diharapkan menjadi inovasi baru dalam
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis
berupa Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). Model pengembangan pada
penelitian ini menerapkan model prosedural yang bersifat deskriptif (Arifin, 2011),
yaitu menggariskan langkah-langkah atau prosedur yang harus diikuti untuk
menghasilkan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengambangan produk yang dilakukan dalam penelitian ini
mengadaptasi metode penelitian pengembangan Borg & Gall (1983) yang
menjelaskan serangkaian tahap yang dilakukan dalam penelitian pengembangan,
yaitu research and information collecting, planning, develop prelinary form of
product, preliminary field testing, main product revision, main field testing,
operational product revision, operational field testing, final product revision,
dissemination and implementation. Peneliti menyederhanakan tahapan yang
digunakan dalam penelitian menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap Perencanaan
25
a. Melakukan survai lapangan ke SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 2 Depok dan
SMK Perindustrian Yogyakarta yang mengajarkan mata pelajaran manajemen
laboratorium dan bagaimana SMK tersebut melakukan inventarisasi bahan kimia
di laboratorium.
b. Menentukan sasaran pengguna dari Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).
c. Menentukan software yang akan digunakan dalam pembuatan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).
d. Mengumpulkan referensi materi berupa data bahan kimia yang ada di
laboratorium dan di dukung dengan buku, jurnal, maupun sumber-sumber
lainnya.
e. Mencari MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan-bahan kimia untuk
mengetahui informasi bahan-bahan kimia.
f. Membuat desain database, desain aplikasi SIBaKi dan desain tampilan informasi
bahan kimia dari hasil pembacaan barcode.
2. Tahap Pengembangan
Tahap ini merupakan tahap pengembangan produk yang meliputi:
a. Penyusunan produk awal database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dan
aplikasi SIBaKi menggunakan software MySQL dan software pendukung seperti Netbean IDE, JDK (Java Development Kit), XAMPP, Android Studio dan
CorelDRAW X4.
26
c. Peninjauan produk awal oleh ahli media dan ahli materi, hasilnya berupa masukan
dan saran terhadap produk yang dikembangkan. Semua masukan dan saran
dijadikan sebagai pedoman revisi produk tahap pertama.
d. Hasil revisi produk tahap pertama ditinjaukan oleh lima orang peer reviewer (teman sejawat). Hasil masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi
produk tahap kedua.
3. Tahap Penilaian
a. Mengujikan kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh enam reviewer
(guru kimia SMK) menggunakan instrumen berupa angket dan diperoleh hasil
penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi), masukan dan saran.
Masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi produk tahap ketiga.
b. Mengujikan secara terbatas produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh
lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis menggunakan isntrumen yang sama
dan diperoleh hasil penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) .
4. Tahap Desiminasi
Mendesiminasikan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dalam
acara FGD (Focus Group Discussion) yang diikuti oleh guru-guru kimia SMK di
Yogyakarta. Selanjutnya peneliti membuat laporan akhir hasil penelitian
27 C. Penilaian Produk
1. Prosedur Penelitian
Secara sederhana, diagram prosedur penelitian pengembangan ini ditampilkan
[image:44.612.127.528.190.634.2]pada Gambar 1 berikut.
28 2. Subjek Penilaian Produk
Subjek penilaian dalam penelitian pengembangan ini adalah:
a. Ahli media
b. Ahli materi
c. Peer reviewer (teman sejawat), yaitu lima orang yang melakukan penelitian pengembangan.
d. Reviewer, yaitu enam guru kimia SMK dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 1 Panjatan dan SMK N 2 Depok.
e. Lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis SMK SMTI Yogyakarta sebagai
subjek uji terbatas produk.
3. Jenis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan ini adalah:
a. Data proses pengembangan produk sesuai dengan prosedur pengembangan yang
telah ditentukan.
b. Data tentang kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh enam reviewer
dan hasil uji terbatas oleh lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penilaian penelitian ini terdiri dari lembar masukan dari ahli media,
ahli materi, peer reviewer serta angket untuk reviewer dan uji terbatas siswa. Angket
yang digunakan berupa daftar isian (checklist) dengan skala Likert. Pada umumnya
skala Likert disusun dalam suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respons yang
29
dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari Wahono (2006) yang memiliki tiga
aspek kriteria penilaian yaitu, aspek keluasan dan kebenaran materi, aspek kinerja
program dan aspek hasil pembacaan. Peneliti mengembangkan aspek tersebut
menjadi 16 indikator penilaian. Instrumen ini menggunakan lima skala penilaian
kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dijabarkan dengan nilai sangat
baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K) dan sangat kurang (SK). Instrumen
penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Instrumen penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
No Aspek Indikator Jumlah
Butir
1 Keluasan dan
Kebenaran Materi
Ketepatan penulisan nama dan rumus kimia setiap bahan kimia
1
Ketepatan penulisan satuan bahan kimia 1
Ketepatan cara inventarisasi bahan kimia 1
Ketepatan MSDS (Material Safety Data Sheet) setiap bahan kimia
1
Keluasan informasi yang ditampilkan 1
2 Kinerja Program Kemudahan menambah data baru pada database 1
Kemudahan mengedit data lama di database 1
Kapasitas penyimpanan dari database 1
Kejelasan tampilan informasi pada database 1
Kemudahan pembacaan barcode oleh perangkat
Android
1
3 Tampilan Hasil
Pembacaan
Kebenaran bahasa yang digunakan 1
Ketepatan jenis dan ukuran huruf (font) 1
Desain dan komposisi warna tampilan hasil pembacaan
1
Tata letak konten hasil pembacaan 1
Tampilan gambar 1
Tampilan informasi pendukung 1
30 D. Analisis Data
1. Data proses pengembangan produk
Data pengembangan produk merupakan data deskriptif sesuai dengan
pengembangan produk berupa masukan dan saran dari ahli media, ahli materi, peer reviewer serta reviewer yang digunakan sebagai acuan dalam revisi produk.
2. Data kualitas produk yang dihasilkan
Data kualitas produk yang dihasilkan diperoleh dari penilaian oleh reviewer dan siswa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis data deskriptif
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengkonversikan nilai yang diperoleh dari reviewer dan siswa yang masih dalam
bentuk data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala Likert dengan
ketentuan yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Ketentuan Pemberian Skor
Kriteria Skor
Sangat Baik (SB) 5
Baik (B) 4
Cukup (C) 3
Kurang (K) 2
Sangat Kurang (SK) 1
Menghitung skor rata-rata seluruh aspek penilaian dan setiap aspek penilaian
31
� = �
�
Keterangan :
� = Skor rata-rata seluruh aspek dan setiap aspek
� = Jumlah skor seluruh aspek dan setiap aspek
n = Jumlah reviewer atau siswa.
b. Mengubah skor rata-rata menjadi data kualitatif untuk menentukan kualitas
Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sesuai dengan kriteria penilaian ideal
[image:48.612.116.534.351.696.2](Widoyoko, 2009), yang dijabarkan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria Penilaian Ideal
No. Rentang Skor(i) Kategori Kualitas
1. � �+ 1,8 ��� <� Sangat Baik (SB)
2. � �+ 0,6 ��� <� ≤ � �+ 1,8 ��� Baik (B)
3. � � −0,6 ��� <� ≤ � �+ 0,6 ��� Cukup (C)
4. � � −1,8 ��� <� ≤ � � −0,6 ��� Kurang (K)
5. � ≤ � � −1,8 ��� Sangat Kurang (SK)
Keterangan:
� � = Rerata ideal, yang dicari dengan rumus:
���= Simpangan baku ideal, yang dicari dengan rumus:
Skor tertinggi ideal = butir penilaian x skor tertinggi
Skor tertinggi ideal = butir penilaian x skor tertinggi
Skor terendah ideal= butir penilaian x skor terendah � � = (1/2) (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
32
c. Menentukan kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dengan
membandingkan skor rata-rata yang diperoleh dengan kriteria penilaian ideal pada
Tabel 3.
d. Menghitung persentase keidealan dengan menggunakan rumus :
Persentase Keidealan = Skor rata−rata
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengembangan Produk
Hasil penelitian pengembangan ini adalah Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.
Produk ini digunakan untuk menunjang mata pelajaran manajemen laboratorium
pada materi inventarisasi bahan kimia agar siswa tahu bagaimana sistem
pengelolaan bahan kimia di laboratorium. Untuk menjalankan Sistem Inventori
Bahan Kimia (SIBaKi) harus menggunakan personal computer dan handphone Android. Personal computer digunakan sebagai pengolah database bahan kimia sedangkan handphone Android digunakan untuk membaca tampilan informasi
bahan kimia dengan cara menscan barcode menggunakan aplikasi (SIBaKi) yang
telah terdownload. Ada beberapa langkah dalam pengoperasian Sistem Inventori
Bahan Kimia (SIBaKi) antara lain :
a. Personal computer harus menginstal aplikasi JRE (Java Runtime Environment) dan aplikasi XAMPP. Aplikasi JRE adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan aplikasi dengan menggunakan bahasa
34
Gambar 2. Tampilan XAMPP yang Star.
b. Menginstal aplikasi Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) setelah itu klik
folder dist. Dist adalah folder yang berisikan file-file yang telah degenerate oleh java compiler.
Gambar 3. Tampilan Folder Dist.
[image:51.595.146.481.374.592.2]35
Gambar 4. Tampilan Folder Inventori Bahan Kimia Tampilan awal Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi), selanjutnya klik
inventory untuk memulai penginputan data bahan kimia.
Gambar 5. Tampilan Awal Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). Untuk mulai melakukan inventarisasi bahan kimia klik icon add inventory dan input informasi data bahan kimia meliputi barcode, nama bahan, rumus kimia , wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi, MSDS bahan kimia dan tanggal
36
Gambar 6. Tampilan Add Inventory Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
Gambar 7. Tampilan Database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). c. Cara mencetak barcode bahan kimia dalam Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi) yaitu dengan mengeblok beberapa nama bahan kimia yang ingin
[image:53.595.145.483.85.288.2] [image:53.595.128.483.315.547.2]37
[image:54.595.149.477.84.290.2]Gambar 8. Tampilan Print QRCode Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).
Gambar 9. Tampilan Barcode yang Siiap di Print.
d. Barcode berfungsi untuk mengetahui informasi bahan kimia dan mengakses data dari database. Cara menscan barcode yaitu dengan mendownload aplikasi SIBaKi menggunakan handphone Android setelah itu menyamakan IP
[image:54.595.152.474.319.532.2]38
Gambar 10. Aplikasi SIBaKi Gambar 11. Contoh Barcode Aluminium
Gambar 12. Tampilah Hasil Scan Barcode
Gambar 13. Tampilah Hasil Scan Barcode
Gambar 14. Tampilah Hasil Scan Barcode
Hasil tampilan pembacaan di handphone Android seperti pada Gambar 12, 13 dan
39
Gambar 15. Tampilah MSDS Aluminium di handphone.
[image:56.595.191.437.82.392.2]e. Cara mengexport database dalam Microsoft Office Excel yaitu dengan mengeklik icon export maka database secara langsung akan terexport dalam Microsoft Office Excel.
[image:56.595.143.500.510.713.2]40
[image:57.595.110.516.137.518.2]Icon-icon yang perlu dipahami dalam Database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) antara lain:
Tabel 4. Daftar Icon Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
Icon Pengertian
untuk menginput data bahan kimia yang meliputi barcode, CAS, nama bahan kimia, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi bahan, rak penyimpanan dan MSDS
Untuk mengedit data bahan kimia sehingga data dapat terupdate.
Untuk menhapus data bahan kimia .
Untuk export database dalam Microsoft Office Excel.
Nomor IP penghubung personal computer dengan handphone Android .
Untuk menjelaskan keterangan barcode dan kode rak penyimpanan agar pengguna mengetahuai arti kode barcode dan kode rak penyimpan bahan kimia.
Untuk menngeprint barcode
Untuk mencari informasi dalam database secara cepat berdasarkan barcode, nomor CAS, nama bahan, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan , konsentrasi.
jika ingin menutup aplikasi Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
2. Hasil Penilaian Oleh Reviewer dan Siswa
Penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dilakukan oleh
reviewer yaitu enam guru kimia dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 1 Panjatan, SMK N 2 Depok dan uji coba secara terbatas oleh lima belas siswa SMK SMTI
Yogyakarta jurusan kimia analisis. Penilaian yang telah dilakukan menggunakan
41
[image:58.595.112.481.177.417.2]penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh reviewer dan siswa dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer.
Keterangan:
Aspek I : Keluasan dan Kebenaran Materi Aspek II : Kinerja Program
Aspek III : Tampilan Hasil Pembacaan
Tabel 6. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa.
Reviewer
Aspek
Jumlah
I II III
1 24 23 27 74
2 23 24 26 73
3 24 23 27 74
4 22 23 28 73
5 24 24 28 76
6 23 25 27 75
Jumlah 140 142 163 445
Siswa Aspek Jumlah
I II III
1 20 22 24 66
2 20 20 24 64
3 22 20 23 65
4 21 22 26 69
5 22 24 24 70
6 25 22 27 74
7 22 22 27 71
8 25 21 24 70
[image:58.595.122.476.485.719.2]42 Keterangan:
Aspek I : Keluasan dan Kebenaran Materi Aspek I : Kinerja Program
Aspek III : Tampilan Hasil Pembacaan
B. Analisis Data dan Pembahasan
Data pertama yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data proses
pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang berupa masukan dan
saran dari ahli media dan ahli materi. Masukan yang diperoleh sebagai pedoman
revisi tahap pertama, setelah itu ditinjaukan oleh lima peer reviewer (teman sejawat) diperoleh masukan dan saran. Masukan dipilah-pilah untuk dijadikan
pedoman revisi tahap kedua. Produk yang telah melewati revisi tahap kedua
ditinjaukan dan dinilaikan oleh enam reviewer (guru kimia SMK) untuk
memperoleh penilaian kualitas produk masukan dan saran sebagai pedoman revisi
tahap ketiga dan selanjutnya dilakukan uji coba secara terbatas oleh lima belas
siswa SMK jurusan kimia analisis.
1. Data Proses Pengembangan
Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) menggunakan
model pengembangan research and development (R&D) dengan model penelitian
10 25 21 24 70
11 20 22 24 66
12 23 23 25 71
13 23 23 26 72
14 23 19 27 69
15 25 23 24 72
43
pengembangan Borg & Gall yang dimodifikasi dan disederhanakan berdasarkan
kebutuhan peneliti menjadi empat tahap dan dijabarkan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Sebelum membuat rencana produk yang akan dikembangkan peneliti
melakukan survei ke beberapa SMK yang memiliki jurusan kimia analisis dan
mengajarkan mata pelajaran manajemen laboratorium yaitu di SMK SMTI
Yogyakarta, SMK N 2 Depok, dan SMK Perindustrian Yogyakarta. Permasalahan
yang banyak dihadapi beberapa SMK tersebut adalah sistem manajemen
pengelolaan inventarisasi laboratorium yang belum baik dan masih menggunakan
sistem pencatatan manual. Siswa hanya diajarkan teori bagaimana cara melakukan
pengelolaan laboratorium namun mereka tidak mengerti secara praktiknya.
Permasalahan ini yang diangkat oleh peneliti agar dapat diatasi dan dijadikan
sebagai media pembelajaran oleh guru kimia.
Peneliti selanjutnya menentukan sasaran pengguna produk dan software pengembangan produk. Software yang digunakan dalam pengembangan produk ini adalah software MySQL. Peneliti memilih software MySQL karena belum ada
software yang dikembangkan sebagai media pembelajaran inventarisasi dan software MySQL merupakan software pengolah database yang memiliki kapasitas penyimpanan data hingga tak terhingga. Software ini mudah digunakan dan aman.
Peneliti selanjutnya mengumpulkan referensi materi berupa data bahan kimia
yang ada dilaboratorium dan di dukung dengan buku, jurnal, maupun
44
tampilan informasi bahan kimia dari hasil penbacaan barcode Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).
b. Tahap Pengembangan
Menyusun produk awal database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)
dan aplikasi SIBaKi menggunakan software MySQL dan software pendukung seperti Netbean IDE, JDK (Java Development Kit), XAMPP, Android Studio dan
CorelDRAW X4.
Selanjutnya peneliti mulai melakukan inventarisasi dengan menginput informasi
data bahan kimia dalam database dan pencetakan barcode bahan kimia. Tahap ini
merupakan tahap pengembangan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).
Produk awal ditinjaukan oleh ahli media dan ahli materi, hasilnya berupa
masukan dan saran terhadap produk yang dikembangkan. Semua masukan dan
saran dijadikan sebagai pedoman revisi produk tahap pertama. Selanjutnya hasil
revisi produk tahap pertama ditinjaukan oleh lima orang peer reviewer (teman sejawat). Hasil masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi produk
tahap kedua.
c. Tahap Penilaian
Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang telah revisi tahap kedua
selanjutnya dinilaikan kepada reviewer dan siswa. Reviewer dari penilaian produk
ini adalah enam guru kimia dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 1 Panjatan, dan
SMK N 2 Depok diperoleh hasil penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi), masukan dan saran. Masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman
45
Kimia (SIBaKi) yang kedua yaitu dengan melakukan uji terbatas produk oleh lima
belas siswa SMK jurusan kimia analisis sehingga produk ini memiliki dua
penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yaitu dari reviewer (guru kimia SMK) dan siswa SMK.
d. Tahap Desiminasi
Mensosialisasikan dan mendesiminasikan produk Sistem Inventori Bahan Kimia
(SIBaKi) dalam acara FGD (Focus Group Discuss