• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN KIMIA ANALISIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN KIMIA ANALISIS."

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN

KIMIA ANALISIS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Fauzia Anggraeni Pramita 13303241011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.

Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode

berikutnya.

Yogyakarta, 13 Maret 2017

Yang menyatakan,

Fauzia Anggraeni Pramita

(5)

v MOTTO

“Better to feel how hard education is at this time rather than fell the bitterness of

stupidity.”

“Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib

adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu”.

(Ali bin Abu Thalib)

“Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpimu”.

(Arai)

“Teruslah berusaha walaupun sekelilingmu meragukan kamu. Teruslah tersenyum

karena orang-orang yang kamu sayang menginginkan senyummu. Teruslah

bersinar untuk mereka yang ada di kegelapan. Dan percayalah Tuhan akan

mengubah nasib kaumnya tanpa usaha kaum itu. Teruslah melangkah karena

(6)

vi

PERSEMBAHAN Alhamdulilah hirobbil’alamin

Sebuah perjuangan merupakan pengalaman berharga yang dapat menjadikan kita

manusia yang berkualitas.

Puji syukur selalu saya panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya diberi

kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.

Karya ini kupersembahkan untuk :

Pertama

Bapak Iswandi dan Ibu Simi Rahayu selaku orang tua saya, terimakasih

banyak atas kasih sayang, dukungan, dan kerja keras kalian untuk menyekolahkan

saya hingga mencapai gelar sarjana. Karya ini adalah bentuk tanda bakti, hormat

dan rasa terimakasih saya yang tidak terhingga karena saya tak mampu membalas

budi jasa kalian berdua. Kakak saya Fahrudin Anggarda Pramita dan Adik saya

Agung Laksono, kalian berdua selalu menjadi pengingat, pendengar, dan

penyemangat hidup saya dalam menghadapi masalah kuliah sehingga saya mampu

menjadi orang yang kuat. Kalian berempat adalah inspirasi hidup saya.

Terimakasih banyak untuk keluargaku.

(7)

vii

Bapak Erfan Priyambodo, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi saya,

terimakasih banyak bapak sudah membimbing, membantu, dan menasehati saya

dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya tidak akan pernah lupa atas bantuan dan

kesabaran bapak dalam membimbing saya. Semua ilmu, didikan, dan pengalaman

yang bapak berikan sangat berarti untuk saya.

Ketiga

Teman seperjuangan skripsi saya Febriana Wahyu Muninggar dan

teman-teman Pendidikan Kimia 2013. Terimakasih banyak sudah menemani dan

memberi warna dalam hidup saya, lulus bukan berarti berpisah segalanya namun

kita tetap menjadi keluarga yang sukses untuk masa depan kita. Semangat untuk

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir skripsi dengan judul “Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisis”.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan, bimbingan, arahan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Slamet Suyanto, M.Ed selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

3. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Bapak Erfan Priyambodo, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Yogyakarta sekaligus pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan,

bantuan, arahan, serta dukungan untuk menyelesaikan penelitian

(9)

ix

5. Bapak Sukisman Purtadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Yogyakarta.

6. Ibu Dra. Susila Kristianingrum, M.Si. selaku dosen ahli materi media

pengembangan skripsi ini selalu sabar dalam membimbing dan memberi

motivasi.

7. Bapak Prof. A.K. Prodjosantosa, Ph.D selaku penguji utama dan Ibu Susila

Kristianigrum, M.Si. selaku penguji pendambing yang telah memberikan

masukan, saran dan motivasi kepada penulis.

8. Ibu Nur Ida Vetriana, A.Md (SMK SMTI Yogyakarta), Ibu Woro Dianingtyas,

S.Si (SMK SMTI Yogyakarta), Ibu Sri Mulyani, S.T (SMK N 1 Panjatan),

Bapak Muh. Baldat. S,Si (SMK N 1 Panjatan), Ibu Dra. Noor Rochmaningsih

(SMK N 2 Depok) dan Ibu Endang Retnowati (SMK N 2 Depok) selaku

reviewer yang telah menilaian dan memberi masukan dan saran terhadap media pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber

belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.

9. Wulan Ari Santi, Fatma Septiyani, Febriana Wahyu Muninggar, Pratiwi

Kusuma Wardani dan Retno Firsttio selaku peer reviewer yang telah memberikan masukan dan saran dalam media pengembangan Sistem Inventori

Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan

(10)

x

10.Lima belas siswa kelas XI jurusan kimia analisis SMK SMTI Yogyakarta

selaku subjek uji terbatas pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.

11.Bapak, ibu dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan

dukungannya dan segenap pihak yang telah membantu penelitian

pengembangan ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian pengembangan ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan penelitian pengembangan selanjutnya.

Yogyakarta, 13 Maret 2017

Penulis ,

Fauzia Anggraeni Pramita

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Spesifikasi Produk ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 7

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 7

I. Definisi Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KajianTeori ... 11

1. Penelitian Pengembangan ... 11

2. Sumber Belajar ... 13

3. MySQL ... 16

4. Database ... 17

5. Bahan Kimia ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 24

B. Prosedur Pengembangan ... 24

1. Tahap Perencanaan ... 24

2. Tahap Pengembangan ... 25

(12)

xii

4. Tahap Desiminasi ... 26

C. Penilaian Produk ... 27

1. Prosedur Penelitian ... 27

2. Subjek Penelitian Produk ... 28

3. Jenis Data ... 28

4. Instrumen Pengumpulan Data ... 28

D. Analisis Data ... 30

1. Data Proses Pengembangan Produk ... 30

2. Data Kualitas yang dihasilkan ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

1. Hasil Pengembangan Produk ... 33

2. Hasil Penilaian oleh Reviewer dan Siswa ... 40

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 42

1. Data Proses Pengembangan ... 42

2. Penilaian Kualitas Produk ... 45

C. Revisi Produk ... 60

1. Masukan dari Ahli Media... 60

2. Masukan dari Ahli Materi ... 61

3. Masukan dari Peer Reviewer ... 61

4. Masukan dari Reviewer ... 62

D. Kajian Produk Akhir ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Instrumen Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) ...29

Tabel 2. Ketentuan Pemberian Skor...30

Tabel 3. Kriteria Penilaian Ideal ...31

Tabel 4. Daftar Icon Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ...40

Tabel 5. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer ...41

Tabel 6. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa ...41

Tabel 7. Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer ...46

Tabel 8. Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa ...47

Tabel 9. Penilaian Aspek Keluasan dan Kebenaran Materi ...48

Tabel 10. Penilaian Aspek Kinerja Program ...52

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Prosedur Pengembangan Sistem Inventori Bahan

Kimia (SIBaKi) ... 27

Gambar 2. Tampilan XAMPP yang Star ... 34

Gambar 3. Tampilan Folder Dist ... 34

Gambar 4. Tampilan Folder Inventori Bahan Kimia ... 35

Gambar 5. Tampilan Awal Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ... 35

Gambar 6. Tampilan Add Inventory Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). ... 36

Gambar 7. Tampilan Database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) .. 36

Gambar 8. Tampilan Print QRCode Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). ... 37

Gambar 9. Tampilan Barcode yang Siap di Print ... 37

Gambar 10. Aplikasi SIBaKi ... 38

Gambar 11. Barcode Aluminium ... 38

Gambar 12. Tampilah Hasil Scan Barcode ... 38

Gambar 13. Tampilah Hasil Scan Barcode ... 38

Gambar 14. Tampilah Hasil Scan Barcode ... 38

Gambar 15. Tampilah MSDS Aluminium di handphone ... 39

Gambar 16.Tampilan Database dalam Microsoft Office Excel ... 39

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tampilan Gambar Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)... 72

Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia

Analisis ... 79

Lampiran 3. Deskripsi Indikator Penilaian Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan

Kimia ... 82

Lampiran 4. Daftar Nama Ahli Media, Ahli Material, Peer Reviewer,

Reviewer dan Siswa ... 92 Lampiran 5. Data Penilaian Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

Berdasarkan Hasil Penilaian Reviewer dan Uji Terbatas

Siswa ... 95

Lampiran 6. Perhitungan Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) Berdasarkan Hasil Penilaian Reviewer dan Uji Terbatas

Siswa ... 98

Lampiran 7. Masukan dan Saran dari Ahli Media, Ahli Materi,

Peer Reviewer. ... 137 Lampiran 8. Lembar Pernyataan Ahli Media, Ahli Materi, Peer Reviewer... 138

Lampiran 9. Hasil Penilaian dan Lembar Pernyataan Reviewer dan

(16)

xvi

PENGEMBANGAN SISTEM INVENTORI BAHAN KIMIA (SIBaKi) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMK JURUSAN

KIMIA ANALISIS

Oleh:

Fauzia Anggraeni Pramita NIM 13303241011

Pembimbing: Erfan Priyambodo M.Si ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk (1) menghasilkan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis; (2) menguji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dihasilkan berdasarkan penilaian guru kimia SMK dan berdasarkan penilaian siswa SMK jurusan kimia analisis ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacaan.

Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ini dikembangkan dengan model pengembangan research and development (R&D) yang dimodifikasi menjadi empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pengembangan, tahap penilaian dan tahap desiminasi. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ini ditinjaukan dan diberi masukan oleh ahli media, ahli materi, peer reviewer dan enam reviewer (guru kimia SMK). Masukan dari reviewer digunakan sebagai acuan revisi produk yang dihasilkan. Kualitas produk dinilaikan kepada enam reviewer (guru kimia SMK) dan lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis menggunakan instrumen yang sama dalam bentuk angket.

Hasil penelitian pengembangan ini adalah (1) dihasilkan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis berbasis MySQL; (2) kualitas Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) berdasarkan penilaian guru dan siswa termasuk dalam kategori sangat baik (SB).

(17)

xvii

DEVELOPMENT OF CHEMICALS INVENTORY SYSTEM (SIBaKi) AS SELF-LEARNING RESOURCES FOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL

STUDENT MAJORING ON CHEMISTRY ANALYSIS By:

Fauzia Anggraeni Pramita NIM 13303241011

Supervisior: Erfan Priyambodo M.Si ABSTRACT

This study is a development research aimed to (1) Develop Chemicals Inventory System (SIBaKi) as Self-learning Resources for Vocational High School Student Majoring on Chemistry Analysis; (2) Verify the Quality of Chemicals Inventory System (SIBaKi) which develop based on the Assessment of Vocational High School Chemistry Teachers and based on the Assessment of Vocational High School Student majoring on Chemistry Analysis in terms of Broadness aspect & Material Truth, Program Performance, and Chemicals Reading Display.

Chemicals Inventory System (SIBaKi) is developed using research and development (R&D) models which modify into four stages; Planning stage, Development stage, Assessment stage, and Dissemination stage. Chemicals Inventory System (SIBaKi) is reviewed and given input by Reviewers which is as the reference for revised product. The Product Quality are assessed by six Reviewers (Vocational High School Chemistry Teachers) & Fifteen Vocational High School Students majoring on Chemistry Analysis which use the same instrument in the questioner format.

The result of this study are (1) developed the Chemicals Inventory System (SIBaKi) as Self-Learning Resources for Vocational High School Student Majoring on Chemistry Analysis based on MySQL; (2) Obtained the Quality of Chemicals Inventory System (SIBaKi) based on the teachers and students assessment which is in the excellent category (A+).

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses panjang dan bertahap yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu dan kualitas seseorang. Pendidikan sebenarnya sudah dimulai

sejak manusia lahir dan akan terus berlangsung hingga manusia tersebut mati.

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UU Sisdiknas) disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (h: 1-2).

Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar (SD),

pendidikan menengah pertama (SMP), pendidikan menengah atas atau kejuruan

(SMA/SMK) dan perguruan tinggi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) satuan

pendidikan yang megedepankan kecakapan dan ketrampilan. Siswa dibekali

kecakapan dan ketrampilan sesuai jurusan yang diambil dengan tujuan agar

setelah lulus sekolah siswa siap untuk bekerja. Oleh karena itu, diperlukan sumber

daya atau fasilitas yang memenuhi standar minimal suatu institusi pendidikan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan yang diubah dalam Peraturan Pemerintah

(19)

2

“standar sarana dan prasarana harus mencakup kriteria yang dapat menunjang

proses belajar siswa, antara lain laboratorium kimia yang digunakan siswa sekolah

kejuruan untuk praktik, percobaan atau penelitian”.

Laboratorium kimia di sekolah harus dikelola dengan baik agar proses

belajar siswa dapat berjalan lancar. Suatu laboratorium harus memiliki kepala

laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran yang sesuai dengan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang

standar tenaga laboratorium sekolah. Akan tetapi, di beberapa sekolah guru mata

pelajaran kimia ditugaskan sebagai kepala laboratorium sekaligus laboran yang

bertanggung jawab penuh mengelola laboratorium kimia, seperti membuat laporan

inventarisasi bahan kimia sebagai pengajuan pengadaan bahan kimia.

Kemampuan guru dalam melakukan pendataan atau inventarisasi sangat kurang,

guru masih menggunakan pendataan secara konvensional. Pada sistem

konvensional, pencatatan dilakukan secara manual dan diperlukan banyak buku

sehingga banyak data dimungkinkan hilang (Hashim & Arifin, 2013).

Beberapa SMK di Yogyakarta yang memiliki jurusan kimia analisis

mengajarkan mata pelajaran managemen laboratorium kepada siswa. Akan tetapi,

fakta dilapangan menunjukkan bahwa siswa masih awam dan tidak mengerti

bagaimana perencanaan suatu laboratorium, penataan, perawatan, penggunaan

alat dan bahan, dan pengadministrasian atau inventarisasi laboratorium. Sistem

pengelolaan laboratorium di beberapa sekolah juga banyak yang belum baik hal

ini disebab karena terbatasnya tenaga laboran sehingga setiap laboratorium tidak

(20)

3

Seiring berkembangnya teknologi informasi berbagai software untuk mengolah data bermunculan dan berkembang sangat pesat di berbagai platform sistem operasi komputer. Data-data pada sistem inventori laboratorium dapat

memberikan informasi tentang pengelola laboratorium yang benar dan

menginformasikan kondisi, situasi, posisi bahan kimia di laboratorium.

Pengembangan software di laboratorium kimia perlu dilakukan guna mendukung inventarisasi bahan kimia di laboratorium agar lebih efisien dan sistematis

(Aguirre et al, 2013).

Salah satu software pengolah data adalah MySQL. Software ini digunakan

sebagai database server yang andal, dapat menangani database yang besar dengan

kecepatan tinggi dan mudah digunakan (Kadir, 2008). Dalam bidang pendidikan

kimia, siswa dapat belajar mandiri melakukan inventarisasi bahan kimia dan dapat

mengetahui informasi tentang bahan kimia dilaboratorium secara cepat dan

digital. Kelemahan pengembangan produk dengan software MySQL memerlukan biaya yang mahal namun sangat bermanfaat. Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) dikembangkan sesuai dengan spesifikasi bahan kimia yang lazim ada,

antara lain informasi tentang nomor CAS, nama bahan kimia, rumus kimia,

wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi, rak penyimpanan dan MSDS

(Material Safety Data Sheet) bahan kimia.

Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dikemas secara elektronik, untuk

itu diperlukan suatu alat yang dapat membaca sistem tersebut, salah satunya

(21)

4

handphone Android. Barcode dalam Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) merupakan elemen penting yang menampilkan informasi bahan kimia (Hashim,

Ibrahim, Sakaguchi, & Zakaria, 2013). Menurut Yousef, Baggili, Bartlett, Kane,

dan Mymryk (2011), aplikasi pengembangan software dikomputer yang berguna untuk melakukan inventarisasi sangat diperlukan di laboratorium. Pengguna

laboratorium dapat dengan mudah dan cepat mencari bahan kimia di laboratorium

dan mengetahui informasi karakteristik bahan kimia tersebut.

Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dikembangkan melalui suatu

prosedur penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan akan divalidasi oleh

ahli (expert judgement) dan nilai kelayakan oleh reviewer. Kelayakan produk ditinjau dari aspek (1) keluasan dan kebenaran materi; (2) kinerja program; (3)

tampilan hasil pembacaan. Harapannya Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK Jurusan kimia

analisis.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Rendahnya tingkat pengetahuan siswa dalam melakukan praktik kopetensi

inventarisasi bahan kimia di laboratorium SMK.

2. Kurangnya tenaga kerja laboran sehingga guru harus pengampu mata

(22)

5

3. Pengelolaan laboratorium yang belum maksimal dan masih dilakukannya

inventarisasi bahan kimia dengan sistem pencatatan manual.

4. Belum dikembangkannya software untuk melakukan inventarisasi bahan kimia di laboratorium kimia SMK.

C. Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Produk yang dihasilkan berupa Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

berbasis MySQL dan aplikasi SIBaKi untuk membaca sistem dan mengakses data dalam database. MySQL merupakan software yang digunakan sebagai server data.

2. Data pada produk berupa informasi data bahan kimia yang ada di laboratorium

kimia SMK, khususnya jurusan kimia analisis.

3. Kualitas produk dinilai oleh reviewer dan dari uji terbatas produk oleh siswa

yang ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan

tampilan hasil pembacaan.

4. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) digunakan sebagai sumber belajar

mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis khususnya pada mata pelajaran

manajemen laboratorium.

D. Rumusan Masalah

(23)

6

1. Bagaimana prosedur pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis?

2. Menguji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dihasilkan

berdasarkan penilaian reviewer dan hasil uji terbatas kepada siswa SMK jurusan kimia analisis ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi,

kinerja program dan tampilan hasil pembacaan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sebagai sumber

belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.

2. Menguji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dihasilkan

penilaian reviewer dan hasil uji terbatas kepada siswa SMK jurusan kimia analisis ditinjau dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program

dan tampilan hasil pembacaan.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan

ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem inventori yang dikembangkan memiliki nama “Sistem Inventori Bahan

Kimia (SIBaKi)”.

(24)

7

3. Database SIBaKi berisi informasi tentang nomor CAS, nama bahan kimia, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi, rak penyimpanan,

MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia yang dapat di download dan

tanggal kadaluarsa bahan kimia tersebut.

4. Pembacaan SIBaKi menggunakan suatu aplikasi yang terinstal pada

handphone berplatform Android. Spesifikasi minimal tersebut adalah OS Android, hardisk 1 GB.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi siswa, dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar mandiri untuk

mempermudah dan memahami inventarisasi bahan kimia di laboratorium

serta mengoptimalkan fungsi handphone berplatform Android yang telah dimiliki sebagian besar siswa.

2. Bagi guru, Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dapat digunakan sebagai

penunjang pembelajaran manajemen laboratorium dan untuk melakukan

inventarisasi bahan kimia di laboratorium.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dalam pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) ini

(25)

8

1. Ahli media adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan serta paham

standar kualitas pemrograman dan aplikasi komputer yaitu Bapak Erfan

Priyambodo, M.Si.

2. Ahli materi adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan di bidang

inventarisasi bahan kimia di laboratorium serta memahami standar mutu

inventarisasi yang baik yaitu Ibu Susila Kristianingrum, M.Si.

3. Peer reviewer yaitu teman sejawat yang melaksanakan penelitian pengembangan, khususnya pengembangan pemrograman komputer atau

aplikasi komputer.

4. Reviewer adalah guru kimia SMK jurusan kimia analisis yang paham tentang inventarisasi bahan kimia yang baik dan mengetahuai standar kualitas aplikasi

komputer sebagai sumber belajar siswa.

5. Uji coba terbatas dilakukan pada siswa yang memiliki handphone berplatform

Android dan sedang/sudah mempelajari manajemen laboratorium.

Keterbatasan dalam pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) antara lain:

1. Penginputan database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) hanya dapat dilakukan secara manual dalam komputer yang sudah terinstal Xampp.

2. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) hanya ditinjau oleh satu orang ahli

media, satu orang ahli materi, lima orang peer reviewer dan enam orang reviewer.

3. Penilaian dan uji kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) hanya

(26)

9

siswa SMK jurusan kimia analisis sebagai subjek uji coba secara terbatas di

sekolah.

I. Definisi Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian pengembangan atau R&D (Research and Development) adalah

“cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji validitas

produk yang telah dihasilkan” (Sugiyono, 2015: 30).

2. Database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa tanpa mengulang yang tidak perlu untuk

memenuhi kebutuhan.

3. Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) adalah sumber belajar yang

menggunakan media elektronik berupa aplikasi komputer berbasis MySQL tentang inventarisasi bahan kimia di laboratorium kimia SMK.

4. Handphone adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk membuat dan menerima panggilan melalui gelombang radio yang dapat digunakan dalam

area grafis yang luas. Penggunaan handphone pada penelitian ini adalah sebagai media untuk membaca Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

5. Ahli media adalah dosen yang memiliki pengetahuan tentang teknologi

informasi dan media pembelajaran yang baik, khususnya pada aplikasi

(27)

10

6. Ahli materi adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan tentang

inventarisasi bahan kimia di laboratorium serta memahami standar mutu

inventarisasi yang baik.

7. Peer reviewer yaitu teman sejawat yang melaksanakan penelitian pengembangan, khususnya tentang pemrograman dan pembuatan aplikasi

komputer di bidang kimia.

8. Reviewer adalah guru kimia SMK yang paham tentang inventarisasi bahan kimia yang baik dan mengetahui standar kualitas aplikasi komputer yang baik

sebagai sumber belajar siswa.

(28)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan kemudian menguji keefektifan produk tersebut

(Neolaka, 2014). Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah

ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk

benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran

dikelas atau laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti

program komputer untuk mengolah data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau

laboratorium (Sukmadinata, 2013).

Penelitian pengembangan dilaksanakan melalui beberapa tahap. Setiap tahap

proses kegiatan yang memiliki target yang ingin dihasilkan. Pelaksanaan dan

pencapaian target pada setiap tahapan dapat memengaruhi pelaksanaan tahap

berikutnya. Oleh karena itu, pelaksanaanya harus dilakukan secara sungguh-sungguh

dengan menggunakan isntrumen yang teruji. Borg & Gall (dalam Sanjaya, 2013)

memerinci langkah-langkah penelitian pengembangan seperti diuraikan di bawah ini.

(29)

12

b. Perencanaan yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan sekuen pelajaran

serta pengujian dalam skala terbatas.

c. Pengembangan produk awal (preliminary form of product) termasuk

mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan dan perangkat penilain.

d. Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan

mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dan menggunakan teknik wawancara,

observasi, dan angket dan hasilnya dianalisis untuk menemukan

kelemahan-kelemahannya. Pada tahap uji lapangan ini lebih banyak menekankan pada proses

di samping hasil belajar.

e. Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut direvisi sehingga menjadi produk

yang lebih baik.

f. Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas. Pada

tahap ini selain data kualitatif hasil pre dan postes.

g. Revisi produk berdasar hasil uji produk tersebut.

h. Uji lapangan pada skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan teknik

wawancara, observasi dan angket, selanjutnya data tersebut dianalisis.

i. Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir.

j. Desiminasi dan melaporkan produk akhir hasil penelitian dan pengembangan.

Menurut Sukmadinata (2006), jika kesepuluh langkah penelitian

pengembangan ini diikuti dengan benar maka dapat menghasilkan sebuah produk

(30)

13

digunakan disekolah-sekolah. Tahapan yang ideal tersebut dapat disederhanakan

tanpa mengurangi nilai penelitian pengembangan (Sanjaya, 2013), yakni:

a. tahap pertama terdiri atas dua kegiatan, memunculkan ide atau gagasan tentang

produk pendidikan yang ingin dihasilkan diikuti dengan melaksanakan survei

yaitu survei lapangan dan survei kepustakaan (book survey), dari kegiatan ini

diharapkan dapat melahirkan produk awal sebagai embrio produk pendidikan

yang hendak dikembangkan.

b. tahap kedua adalah tahap pengembangan produk yakni mengimplementasikan

produk awal dan menilainya dari sudut pandang proses pada lokasi dan subjek

penelitian yang sangat terbatas.

c. tahap ketiga adalah tahap uji coba terbatas dan kalau mungkin dilanjutkan dengan

uji coba yang lebih luas. Penilaian dalam uji coba ini adalah proses dan hasil

belajar, diharapkan pada tahap ini peneliti melahirkan produk hipotetik.

d. tahap keempat adalah tahap validasi produk sebagai kegiatan pasca

pengembangan yang tediri atas kegiatan validasi produk untuk menilai keandalan

produk hasil pengembangan dan kegiatan desiminasi dan pelaporan.

2. Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan segala sesuatu baik berupa data, orang, atau benda

yang dapat digunakan untuk memberikan kemudahan belajar siswa. Sumber belajar

juga mencakup lingkungan, baik fisik dan nonfisik, manusia dan bukan manusia yang

(31)

14

2016). Proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari keberadaan dan penggunaan

sumber belajar. Dengan tersedianya dan dimanfaatkannya sumber belajar secara tepat

dan kontekstual akan mampu memperkaya proses belajar yang sedang berlangsung.

Tersedianya sumber belajar yang memadai akan dapat mengatasi hambatan ruang dan

waktu yang terkait dengan proses pembelajaran dikelas. Dengan demikian,

tersedianya sumber belajar yang memadai akan dapat melengkapi (improvement),

memelihara (maintenance), maupun memperkaya (enrichment) proses pembelajaran

(Darmawan, 2012). Jadi menurut Asyhar (2012), sumber belajar merupakan semua

jenis sumber yang ada disekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya

proses pembelajaran.

Berdasarkan jenisnya, sumber belajar diklasifikasikan menjadi enam

(Suprihatiningrum, 2016), sebagai berikut:

a. Pesan merupakan informasi atau berita yang disampaikan oleh seseorang kepada

orang lain. Bahan pelajaran mengandung pesan yang harus diajarkan kepada

siswa.

b. Orang merupakan manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah,

dan penyaji pesan, baik guru, siswa, pustakawan dan sebagainya.

c. Bahan merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan

belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan tertentu seperti buku,

(32)

15

d. Alat merupakan perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyajikan

pesan yang tersimpan dalam bahan, seperti OHP, tape recorder, video player, proyektor dan komputer.

e. Teknik merupakan prosedur yang digunakan guru dalam mengajarkan materi

demi mencapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup: ceramah,

praktikum, demonstrasi, simulasi, tanya jawab, sosiodrama, diskusi dan

sebagainya.

f. Latar (setting) atau lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di

sekeliling siswa, dapat berupa tempat atau benda yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan belajar, seperti perpustakaan, laboratorium, ruang praktik.

Ditinjau dari asal-usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua

macam (Suprihatiningrum, 2016), yaitu:

a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber

belajar yang sengaja dibuat dengan tujuan pembelajaran. Sumber belajar

semacam ini sering disebut bahan ajar. Contohnya: buku pelajaran, modul, LKS

dan handout.

b. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources

by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat ditemukan, dipilih, dan dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran. Contohnya: narasumber, laboratorium, studio dan

(33)

16

3. MySQL

MySQL merupakan software yang tergolong sebagai DBMS (Database Management System) dan bersifat Open Source. Open Source menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan kode (Kadir, 2008). Ada dua jenis perintah dalam SQL (Sano, 2005), yaitu :

a. DDL (Data Definition Language) adalah bahasa pemprograman yang digunakan

untuk mendefinisikan data. Pernyataan ini dikaitkan dengan pembuatan tabel,

penghapusan tabel dan lain-lain

b. DML (Data Manipulation Language) adalah bahasa pemprograman yang

digunakan untuk memanipulasi/memodifikasi data. pernyataan ini dikaitkan

dengan penambahan data, penghapusan data, menampilkan data dan lain-lain.

MySQL merupakan software yang menangani semua akses ke database. MySQL memiliki sejumlah fitur (Kadir, 2008), yaitu:

a. Multiplatform

MySQL tersedia pada beberapa platform (Windows, Linux, Unix, dan lain-lain) b. Andal, cepat dan mudah digunakan

MySQL tergolong sebagai database server yang andal, dapat menangani database yang besar dengan kecepatan yang tinggi. Mendukung banyak sekali fungsi untuk

(34)

17 c. Jaminan keamanan akses

MySQL mendukung mengamanan database dengan berbagai kriteria pengaksesan. MySQL juga mendukung konektivitas ke berbagai software dan dapat diakses melalui aplikasi berbasis Web.

d. Dukungan SQL

MySQL mendukung perintah SQL (Structured Query Language) merupakan standar dalam pengaksesan database relasional. Database relasional adalah database yang tersusun atas sejumlah tabel.

4. Database

Database adalah himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga kelak dapat dimanfaatkan dengan cepat dan

mudah. Tujuan dari database untuk mengatur data sehingga diperoleh kemudahan, ketepatan, dan kecepatan dalam pengambilan kembali (Kusrini, 2007)

Menurut Oetomo dan Handoko (2003) menyatakan database merupakan sekumpulan file data yang saling berhubungan. Lingkungan sistem database menekankan pada data yang tidak tergantung (independent) pada aplikasi yang

menggunakan data tersebut. Dalam pembuatan desain dan model data yang baik

adalah yang memenuhi kriteria berikut:

a. Model data yang baik harus sederhana (simple). Sesuai dengan aturan yang sudah

berlaku, atribut data terdiri dari entitas yang hanya menggambarkan entitas

(35)

18

disimpan datanya. Sedangkan atribut data adalah karakteristik yang umum dari

bagian tertentu entitas.

b. Model data yang baik tidak berulang (tidak ada duplikasi data). Ini berarti bahwa

tidak ada atribut data selain kunci yang menggambarkan lebih dari satu entitas.

c. Model data yang baik harus flesibel dan dapat beradaptasi untuk kebutuhan

mendatang. Model data dirancang se-independen mungkin terhadap aplikasi yang

menggunakan.

Menurut Kadir (2008) secara umum database ada beberapa macam, antara lain yaitu database hierarkis, database jaringan dan database relasional. Database relasional merupakan database yang popular saat ini dan telah diterapkan pada berbagai platform, dari personal komputer hingga minikomputer. Sebuah database relasional tersusun atas sejumlah tabel. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan

menggunakan database (Kusrini, 2007), antara lain:

a. Kecepatan dan kemudahan (speed)

Menggunakan database pengambilan informasi dapat dilakukan dengan cepat dan

mudah. Database memiliki kemampuan dalam mengelompokan, mengurutkan bahkan perhitungan, dengan perencanaan yang benar maka penyajian informasi

akan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

b. Kebersamaan pemakaian (sharability)

(36)

19 c. Pemusatan control data

Cukup dengan satu database untuk banyak keperluan, pengontrolan data cukup dilakukan di satu tempat saja. Jika ada perubahan data maka tidak perlu

mengupdate semua data di masing-masing bagian tetapi cukup di satu database.

d. Efisisensi ruang penyimpanan (space)

Dengan pemakaian bersama, tidak perlu menyediakan tempat penyimpanan data

sehingga menghemat ruang penyimpanan. Dengan teknik perancangan database yang benar akan dapat menyerdehanakan penyimpanan sebuah data.

e. Keakuratan (Accuracy)

Penerapan secara ketat aturan tipe data, domain data, keunikan data, hubungan

antar data dan lain-lain dapat menekan ketidakakuratan dalam pemasukan

penyimpanan data.

f. Ketersediaan

Database dapat membackup data, dan memilah-milah data mana yang masih diperlukan dan mana yang harus disimpan ditempat lain.

g. Keamanan (Security)

Pengguna diberikan hak akses yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingan dan

(37)

20 5. Bahan Kimia

Bahan kimia merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh setiap

laboratorium. Hampir semua laboratorium menggunakan bahan kimia untuk

menunjang operasional. Wujudnya bermacam-macam ada yang padat, cair maupun

gas. Bahan kimia juga memiliki bermacam-macam sifat yang dapat membahayakan

penggunanya antara lain beracun, mudah meledak, mudah mengaup, oksidator, dan

korosif. Setiap bahan kimia selalu memiliki MSDS (Material Safety Data Sheet),

merupakan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia.

MSDS dibuat sedemikian rupa, disusun secara ringkas dan skematik agar dapat

digunakan sebagai informasi acuan pengguna laboratorium kimia. Dengan informasi

tersebut diharapkan seseorang akan mempunyai naluri untuk mencegah, menghindari

dan menanggulangi kecelakaan kimia yang mungkin terjadi. Kristianingrum (2007)

menguraikan bahwa informasi yang disampaikan dalam MSDS, yaitu:

a. Identitas bahan kimia yang menjelaskan nomor urut MSDS, CAS (Chemical

Abstract Services), sinonim/nama dagang bahan kimia dan rumus kimianya. b. Label bahaya keselamatan, diberikan dalam bentuk gambar, ada ranking bahaya

0-4.

c. Informasi bahan kimia secara singkat mengenai jenis bahan, wujud, manfaat serta

bahaya-bahaya utamanya.

d. Sifat-sifat bahaya bahan kimia tersebut dari bahaya kesehatan, bahaya kebakaran

(38)

21

e. Sifat-sifat fisika bahan kimia yang merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

sifat bahaya suatu bahan.

f. Keselamatan dan pengamanan meliputi penanganan dan penyimpanan, tumpahan

dan kebocoran, pertolongan pertama, dan pemadaman api.

g. Informasi lingkungan menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan bagaimana

menangani limbah atau buangan bahan kimia baik bahan kimia dalam bentuk

padat, cair atau gas.

Bahan kimia sangat berbahaya bagi kesehatan penggunanya, untuk itu perlu

dikelola dengan benar. Berikut merupakan panduan umum menyimpan bahan kimia

di laboratorium (Kristianingrum, 2011):

a. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan

kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.

b. Simpan bahan kimia di rak khusus penyimpanan bahan kimia.

c. Amankan rak penyimpan bahan kimia dan pastikan jika rak memiliki bibir

pembatas dibagian depan agar wadah tidak jatuh.

d. Hindari menyimpan bahan kimia diatas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang

digunakan. Hindari juga penyimpanan bahan kimia diatas lemari.

e. Jangan menyimpan bahan kimia pada rak yang tingginya lebih dari 1,5 meter.

f. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat untuk membantu kontrol

inventaris.

(39)

22

h. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan kimia yang sesuai secara

terpisah yang disortir berdasarkan abjad.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang telah dilakukan oleh Griffihs et al. (2011) berjudul “Sistem

Inventori Elektronik Untuk Membantu Program Register Nasional”. Produk

penelitian ini berupa database dan barcode yang lebih akurat, dapat menyimpan data

dalam jangka pangjang dan memudahkan register nasional dalam pencarian jenis

sampel data.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Zulkarnain (2015) dengan judul “Analisis

Pengembangan Sistem Pendataan Siswa Berbasis PHP dan MySQL Guna Mempermudah Pengelolaan Data Siswa di SMK N 2 Wonosari”. Penelitian ini

menggunakan model Research and Development (R&D) menggunakan metode Borg & Gall.

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, terdapat persamaan dengan penelitian

yang dikembangkan. Persamaan dengan penelitian tersebut adalah hasil produk yang

dikembangkan menggunakan software MySQL dan perbedaan dengan kedua penelitian tersebut adalah materi yang disampaikan dalam hasil produk serta proses

(40)

23 C. Kerangka Berpikir

Pada proses pembelajaran salah satu unsur yang penting adalah sumber

belajar. Aplikasi komputer untuk melakukan praktik inventarisasi bahan kimia di

laboratorium kimia SMK sangat dibutuhkan. Pembaruan sistem inventarisasi secara

manual perlu ditingkatkan dengan mengembangkan software untuk mengolah database. Siswa dapat belajar melakukan pratik inventarisasi bahan kimia di laboratorium sekaligus mengetahui informasi bahan kimia secara cepat dan digital.

Aplikasi komputer ini sangat efisien, efektif dan mudah digunakan sebagai sumber

belajar mandiri siswa SMK khususnya jurusan kimia analisis.

Sistem inventori dikembangkan dengan menggunakan software MySQL. Manfaat pengguna software MySQL, antara lain dimudahkan dalam melakukan input,

mengupdate, dan mengetahui informasi database. Untuk mengetahui informasi database dalam sistem inventori dapat dikoneksikan dengan handphone berplatform Android.

Sistem inventori yang dikembangkan bernama Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi). Pengembangan sistem inventori ini mengadaptasi metode penelitian

pengembangan Borg & Gall. Sistem ini diharapkan menjadi inovasi baru dalam

(41)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk

mengembangkan suatu sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis

berupa Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). Model pengembangan pada

penelitian ini menerapkan model prosedural yang bersifat deskriptif (Arifin, 2011),

yaitu menggariskan langkah-langkah atau prosedur yang harus diikuti untuk

menghasilkan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengambangan produk yang dilakukan dalam penelitian ini

mengadaptasi metode penelitian pengembangan Borg & Gall (1983) yang

menjelaskan serangkaian tahap yang dilakukan dalam penelitian pengembangan,

yaitu research and information collecting, planning, develop prelinary form of

product, preliminary field testing, main product revision, main field testing,

operational product revision, operational field testing, final product revision,

dissemination and implementation. Peneliti menyederhanakan tahapan yang

digunakan dalam penelitian menjadi empat tahap, yaitu:

1. Tahap Perencanaan

(42)

25

a. Melakukan survai lapangan ke SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 2 Depok dan

SMK Perindustrian Yogyakarta yang mengajarkan mata pelajaran manajemen

laboratorium dan bagaimana SMK tersebut melakukan inventarisasi bahan kimia

di laboratorium.

b. Menentukan sasaran pengguna dari Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

c. Menentukan software yang akan digunakan dalam pembuatan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

d. Mengumpulkan referensi materi berupa data bahan kimia yang ada di

laboratorium dan di dukung dengan buku, jurnal, maupun sumber-sumber

lainnya.

e. Mencari MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan-bahan kimia untuk

mengetahui informasi bahan-bahan kimia.

f. Membuat desain database, desain aplikasi SIBaKi dan desain tampilan informasi

bahan kimia dari hasil pembacaan barcode.

2. Tahap Pengembangan

Tahap ini merupakan tahap pengembangan produk yang meliputi:

a. Penyusunan produk awal database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dan

aplikasi SIBaKi menggunakan software MySQL dan software pendukung seperti Netbean IDE, JDK (Java Development Kit), XAMPP, Android Studio dan

CorelDRAW X4.

(43)

26

c. Peninjauan produk awal oleh ahli media dan ahli materi, hasilnya berupa masukan

dan saran terhadap produk yang dikembangkan. Semua masukan dan saran

dijadikan sebagai pedoman revisi produk tahap pertama.

d. Hasil revisi produk tahap pertama ditinjaukan oleh lima orang peer reviewer (teman sejawat). Hasil masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi

produk tahap kedua.

3. Tahap Penilaian

a. Mengujikan kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh enam reviewer

(guru kimia SMK) menggunakan instrumen berupa angket dan diperoleh hasil

penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi), masukan dan saran.

Masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi produk tahap ketiga.

b. Mengujikan secara terbatas produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh

lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis menggunakan isntrumen yang sama

dan diperoleh hasil penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) .

4. Tahap Desiminasi

Mendesiminasikan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dalam

acara FGD (Focus Group Discussion) yang diikuti oleh guru-guru kimia SMK di

Yogyakarta. Selanjutnya peneliti membuat laporan akhir hasil penelitian

(44)

27 C. Penilaian Produk

1. Prosedur Penelitian

Secara sederhana, diagram prosedur penelitian pengembangan ini ditampilkan

[image:44.612.127.528.190.634.2]

pada Gambar 1 berikut.

(45)

28 2. Subjek Penilaian Produk

Subjek penilaian dalam penelitian pengembangan ini adalah:

a. Ahli media

b. Ahli materi

c. Peer reviewer (teman sejawat), yaitu lima orang yang melakukan penelitian pengembangan.

d. Reviewer, yaitu enam guru kimia SMK dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 1 Panjatan dan SMK N 2 Depok.

e. Lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis SMK SMTI Yogyakarta sebagai

subjek uji terbatas produk.

3. Jenis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan ini adalah:

a. Data proses pengembangan produk sesuai dengan prosedur pengembangan yang

telah ditentukan.

b. Data tentang kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh enam reviewer

dan hasil uji terbatas oleh lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penilaian penelitian ini terdiri dari lembar masukan dari ahli media,

ahli materi, peer reviewer serta angket untuk reviewer dan uji terbatas siswa. Angket

yang digunakan berupa daftar isian (checklist) dengan skala Likert. Pada umumnya

skala Likert disusun dalam suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respons yang

(46)

29

dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari Wahono (2006) yang memiliki tiga

aspek kriteria penilaian yaitu, aspek keluasan dan kebenaran materi, aspek kinerja

program dan aspek hasil pembacaan. Peneliti mengembangkan aspek tersebut

menjadi 16 indikator penilaian. Instrumen ini menggunakan lima skala penilaian

kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang dijabarkan dengan nilai sangat

baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K) dan sangat kurang (SK). Instrumen

penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Instrumen penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

No Aspek Indikator Jumlah

Butir

1 Keluasan dan

Kebenaran Materi

Ketepatan penulisan nama dan rumus kimia setiap bahan kimia

1

Ketepatan penulisan satuan bahan kimia 1

Ketepatan cara inventarisasi bahan kimia 1

Ketepatan MSDS (Material Safety Data Sheet) setiap bahan kimia

1

Keluasan informasi yang ditampilkan 1

2 Kinerja Program Kemudahan menambah data baru pada database 1

Kemudahan mengedit data lama di database 1

Kapasitas penyimpanan dari database 1

Kejelasan tampilan informasi pada database 1

Kemudahan pembacaan barcode oleh perangkat

Android

1

3 Tampilan Hasil

Pembacaan

Kebenaran bahasa yang digunakan 1

Ketepatan jenis dan ukuran huruf (font) 1

Desain dan komposisi warna tampilan hasil pembacaan

1

Tata letak konten hasil pembacaan 1

Tampilan gambar 1

Tampilan informasi pendukung 1

(47)

30 D. Analisis Data

1. Data proses pengembangan produk

Data pengembangan produk merupakan data deskriptif sesuai dengan

pengembangan produk berupa masukan dan saran dari ahli media, ahli materi, peer reviewer serta reviewer yang digunakan sebagai acuan dalam revisi produk.

2. Data kualitas produk yang dihasilkan

Data kualitas produk yang dihasilkan diperoleh dari penilaian oleh reviewer dan siswa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis data deskriptif

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengkonversikan nilai yang diperoleh dari reviewer dan siswa yang masih dalam

bentuk data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala Likert dengan

ketentuan yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Ketentuan Pemberian Skor

Kriteria Skor

Sangat Baik (SB) 5

Baik (B) 4

Cukup (C) 3

Kurang (K) 2

Sangat Kurang (SK) 1

Menghitung skor rata-rata seluruh aspek penilaian dan setiap aspek penilaian

(48)

31

� = �

Keterangan :

� = Skor rata-rata seluruh aspek dan setiap aspek

� = Jumlah skor seluruh aspek dan setiap aspek

n = Jumlah reviewer atau siswa.

b. Mengubah skor rata-rata menjadi data kualitatif untuk menentukan kualitas

Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) sesuai dengan kriteria penilaian ideal

[image:48.612.116.534.351.696.2]

(Widoyoko, 2009), yang dijabarkan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Penilaian Ideal

No. Rentang Skor(i) Kategori Kualitas

1. � �+ 1,8 ��� <� Sangat Baik (SB)

2. � �+ 0,6 �� <� ≤ � �+ 1,8 �� Baik (B)

3. � � −0,6 �� <� ≤ � �+ 0,6 �� Cukup (C)

4. � � −1,8 �� <� ≤ � � −0,6 �� Kurang (K)

5. � ≤ � � −1,8 ��� Sangat Kurang (SK)

Keterangan:

� � = Rerata ideal, yang dicari dengan rumus:

���= Simpangan baku ideal, yang dicari dengan rumus:

Skor tertinggi ideal = butir penilaian x skor tertinggi

Skor tertinggi ideal = butir penilaian x skor tertinggi

Skor terendah ideal= butir penilaian x skor terendah � � = (1/2) (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

(49)

32

c. Menentukan kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dengan

membandingkan skor rata-rata yang diperoleh dengan kriteria penilaian ideal pada

Tabel 3.

d. Menghitung persentase keidealan dengan menggunakan rumus :

Persentase Keidealan = Skor rata−rata

(50)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pengembangan Produk

Hasil penelitian pengembangan ini adalah Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisis.

Produk ini digunakan untuk menunjang mata pelajaran manajemen laboratorium

pada materi inventarisasi bahan kimia agar siswa tahu bagaimana sistem

pengelolaan bahan kimia di laboratorium. Untuk menjalankan Sistem Inventori

Bahan Kimia (SIBaKi) harus menggunakan personal computer dan handphone Android. Personal computer digunakan sebagai pengolah database bahan kimia sedangkan handphone Android digunakan untuk membaca tampilan informasi

bahan kimia dengan cara menscan barcode menggunakan aplikasi (SIBaKi) yang

telah terdownload. Ada beberapa langkah dalam pengoperasian Sistem Inventori

Bahan Kimia (SIBaKi) antara lain :

a. Personal computer harus menginstal aplikasi JRE (Java Runtime Environment) dan aplikasi XAMPP. Aplikasi JRE adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan aplikasi dengan menggunakan bahasa

(51)
[image:51.595.174.453.84.275.2]

34

Gambar 2. Tampilan XAMPP yang Star.

b. Menginstal aplikasi Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) setelah itu klik

folder dist. Dist adalah folder yang berisikan file-file yang telah degenerate oleh java compiler.

Gambar 3. Tampilan Folder Dist.

[image:51.595.146.481.374.592.2]
(52)
[image:52.595.127.498.84.267.2]

35

Gambar 4. Tampilan Folder Inventori Bahan Kimia Tampilan awal Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi), selanjutnya klik

inventory untuk memulai penginputan data bahan kimia.

Gambar 5. Tampilan Awal Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). Untuk mulai melakukan inventarisasi bahan kimia klik icon add inventory dan input informasi data bahan kimia meliputi barcode, nama bahan, rumus kimia , wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi, MSDS bahan kimia dan tanggal

(53)

36

Gambar 6. Tampilan Add Inventory Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

Gambar 7. Tampilan Database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi). c. Cara mencetak barcode bahan kimia dalam Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) yaitu dengan mengeblok beberapa nama bahan kimia yang ingin

[image:53.595.145.483.85.288.2] [image:53.595.128.483.315.547.2]
(54)

37

[image:54.595.149.477.84.290.2]

Gambar 8. Tampilan Print QRCode Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

Gambar 9. Tampilan Barcode yang Siiap di Print.

d. Barcode berfungsi untuk mengetahui informasi bahan kimia dan mengakses data dari database. Cara menscan barcode yaitu dengan mendownload aplikasi SIBaKi menggunakan handphone Android setelah itu menyamakan IP

[image:54.595.152.474.319.532.2]
(55)
[image:55.595.117.513.202.591.2]

38

Gambar 10. Aplikasi SIBaKi Gambar 11. Contoh Barcode Aluminium

Gambar 12. Tampilah Hasil Scan Barcode

Gambar 13. Tampilah Hasil Scan Barcode

Gambar 14. Tampilah Hasil Scan Barcode

Hasil tampilan pembacaan di handphone Android seperti pada Gambar 12, 13 dan

(56)

39

Gambar 15. Tampilah MSDS Aluminium di handphone.

[image:56.595.191.437.82.392.2]

e. Cara mengexport database dalam Microsoft Office Excel yaitu dengan mengeklik icon export maka database secara langsung akan terexport dalam Microsoft Office Excel.

[image:56.595.143.500.510.713.2]
(57)

40

[image:57.595.110.516.137.518.2]

Icon-icon yang perlu dipahami dalam Database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) antara lain:

Tabel 4. Daftar Icon Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

Icon Pengertian

untuk menginput data bahan kimia yang meliputi barcode, CAS, nama bahan kimia, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan, konsentrasi bahan, rak penyimpanan dan MSDS

Untuk mengedit data bahan kimia sehingga data dapat terupdate.

Untuk menhapus data bahan kimia .

Untuk export database dalam Microsoft Office Excel.

Nomor IP penghubung personal computer dengan handphone Android .

Untuk menjelaskan keterangan barcode dan kode rak penyimpanan agar pengguna mengetahuai arti kode barcode dan kode rak penyimpan bahan kimia.

Untuk menngeprint barcode

Untuk mencari informasi dalam database secara cepat berdasarkan barcode, nomor CAS, nama bahan, rumus kimia, wujud, kondisi, jumlah, satuan , konsentrasi.

jika ingin menutup aplikasi Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

2. Hasil Penilaian Oleh Reviewer dan Siswa

Penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) dilakukan oleh

reviewer yaitu enam guru kimia dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 1 Panjatan, SMK N 2 Depok dan uji coba secara terbatas oleh lima belas siswa SMK SMTI

Yogyakarta jurusan kimia analisis. Penilaian yang telah dilakukan menggunakan

(58)

41

[image:58.595.112.481.177.417.2]

penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh reviewer dan siswa dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Reviewer.

Keterangan:

Aspek I : Keluasan dan Kebenaran Materi Aspek II : Kinerja Program

Aspek III : Tampilan Hasil Pembacaan

Tabel 6. Hasil Penilaian Kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) oleh Siswa.

Reviewer

Aspek

Jumlah

I II III

1 24 23 27 74

2 23 24 26 73

3 24 23 27 74

4 22 23 28 73

5 24 24 28 76

6 23 25 27 75

Jumlah 140 142 163 445

Siswa Aspek Jumlah

I II III

1 20 22 24 66

2 20 20 24 64

3 22 20 23 65

4 21 22 26 69

5 22 24 24 70

6 25 22 27 74

7 22 22 27 71

8 25 21 24 70

[image:58.595.122.476.485.719.2]
(59)

42 Keterangan:

Aspek I : Keluasan dan Kebenaran Materi Aspek I : Kinerja Program

Aspek III : Tampilan Hasil Pembacaan

B. Analisis Data dan Pembahasan

Data pertama yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data proses

pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang berupa masukan dan

saran dari ahli media dan ahli materi. Masukan yang diperoleh sebagai pedoman

revisi tahap pertama, setelah itu ditinjaukan oleh lima peer reviewer (teman sejawat) diperoleh masukan dan saran. Masukan dipilah-pilah untuk dijadikan

pedoman revisi tahap kedua. Produk yang telah melewati revisi tahap kedua

ditinjaukan dan dinilaikan oleh enam reviewer (guru kimia SMK) untuk

memperoleh penilaian kualitas produk masukan dan saran sebagai pedoman revisi

tahap ketiga dan selanjutnya dilakukan uji coba secara terbatas oleh lima belas

siswa SMK jurusan kimia analisis.

1. Data Proses Pengembangan

Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) menggunakan

model pengembangan research and development (R&D) dengan model penelitian

10 25 21 24 70

11 20 22 24 66

12 23 23 25 71

13 23 23 26 72

14 23 19 27 69

15 25 23 24 72

(60)

43

pengembangan Borg & Gall yang dimodifikasi dan disederhanakan berdasarkan

kebutuhan peneliti menjadi empat tahap dan dijabarkan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Sebelum membuat rencana produk yang akan dikembangkan peneliti

melakukan survei ke beberapa SMK yang memiliki jurusan kimia analisis dan

mengajarkan mata pelajaran manajemen laboratorium yaitu di SMK SMTI

Yogyakarta, SMK N 2 Depok, dan SMK Perindustrian Yogyakarta. Permasalahan

yang banyak dihadapi beberapa SMK tersebut adalah sistem manajemen

pengelolaan inventarisasi laboratorium yang belum baik dan masih menggunakan

sistem pencatatan manual. Siswa hanya diajarkan teori bagaimana cara melakukan

pengelolaan laboratorium namun mereka tidak mengerti secara praktiknya.

Permasalahan ini yang diangkat oleh peneliti agar dapat diatasi dan dijadikan

sebagai media pembelajaran oleh guru kimia.

Peneliti selanjutnya menentukan sasaran pengguna produk dan software pengembangan produk. Software yang digunakan dalam pengembangan produk ini adalah software MySQL. Peneliti memilih software MySQL karena belum ada

software yang dikembangkan sebagai media pembelajaran inventarisasi dan software MySQL merupakan software pengolah database yang memiliki kapasitas penyimpanan data hingga tak terhingga. Software ini mudah digunakan dan aman.

Peneliti selanjutnya mengumpulkan referensi materi berupa data bahan kimia

yang ada dilaboratorium dan di dukung dengan buku, jurnal, maupun

(61)

44

tampilan informasi bahan kimia dari hasil penbacaan barcode Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

b. Tahap Pengembangan

Menyusun produk awal database Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi)

dan aplikasi SIBaKi menggunakan software MySQL dan software pendukung seperti Netbean IDE, JDK (Java Development Kit), XAMPP, Android Studio dan

CorelDRAW X4.

Selanjutnya peneliti mulai melakukan inventarisasi dengan menginput informasi

data bahan kimia dalam database dan pencetakan barcode bahan kimia. Tahap ini

merupakan tahap pengembangan produk Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).

Produk awal ditinjaukan oleh ahli media dan ahli materi, hasilnya berupa

masukan dan saran terhadap produk yang dikembangkan. Semua masukan dan

saran dijadikan sebagai pedoman revisi produk tahap pertama. Selanjutnya hasil

revisi produk tahap pertama ditinjaukan oleh lima orang peer reviewer (teman sejawat). Hasil masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman revisi produk

tahap kedua.

c. Tahap Penilaian

Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yang telah revisi tahap kedua

selanjutnya dinilaikan kepada reviewer dan siswa. Reviewer dari penilaian produk

ini adalah enam guru kimia dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 1 Panjatan, dan

SMK N 2 Depok diperoleh hasil penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi), masukan dan saran. Masukan dan saran dipilah-pilah sebagai pedoman

(62)

45

Kimia (SIBaKi) yang kedua yaitu dengan melakukan uji terbatas produk oleh lima

belas siswa SMK jurusan kimia analisis sehingga produk ini memiliki dua

penilaian kualitas Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi) yaitu dari reviewer (guru kimia SMK) dan siswa SMK.

d. Tahap Desiminasi

Mensosialisasikan dan mendesiminasikan produk Sistem Inventori Bahan Kimia

(SIBaKi) dalam acara FGD (Focus Group Discuss

Gambar

Gambar 1. Diagram Prosedur Pengembangan Sistem Inventori Bahan Kimia (SIBaKi).
Tabel 3. Kriteria Penilaian Ideal
Gambar 3.  Tampilan  Folder Dist.
Gambar 4.  Tampilan Folder  Inventori Bahan Kimia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan seberapa besar pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia, inflasi dan nilai tukar dolar Amerika terhadap Indeks Harga Saham

Sebagai konsep berbicara mengenai arti, makna dan sikap perilaku yang tergolong demokratis,. sedang sebagai praksis sesungguhnya demokrasi sudah

Ada hubungan antara pengalaman yang menyebabkan mahasiswa lebih bersemangat mengikuti PKK, penilaian mahasiswa mengenai jumlah manekin PKK, penilaian mahasiswa

[r]

Semua Bukti Kontrak pengalaman pada pekerjaan pengadaan jasa konsultansi perencanaan renovasi bangunan /sejenis dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan serta bukti

Distillation - Water is heated, so that its component evaporates as a vapours and then condensed to obtain pure water (distilled water) without any soluble mineral

Hasil Uji Beda Penyerapan Cd Fraksi Tidak Larut Antar Waktu

Nilai-nilai parameter fisis hilal (ketinggian – a, beda tinggi Bulan– Matahari – ARCV, jarak sudut/elongasi – ARCL, umur Bulan pascakonjungsi, beda azimut –