MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI RESPECT-TRAINING PADA SISWI KELAS XI JURUSAN
KECANTIKAN KULIT SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nanik Tri Wahyuni NIM 09104244038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
i
MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI RESPECT-TRAINING PADA SISWI KELAS XI JURUSAN
KECANTIKAN KULIT SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nanik Tri Wahyuni NIM 09104244038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nanik Tri Wahyuni
NIM : 09104244038
Jurusan : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Judul Penelitian : Meningkatan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Melalui Respect-Training pada Siswa Kelas XI Jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, 23 Februari 2017 Yang menyatakan,
v MOTTO
“Bukan hanya kemampuan berbicara yang harus diperhatikan , kemampuan mendengar perkataan orang lain juga harus diperhatikan”.
(HAMKA)
“Rasulullah saw. Bersabda, „Jika kamu sedang bertiga janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik tanpa yang lain (orang ketiga ) hingga kamu berbaur dengan orang banyak agar tidak membuat temanmu kecewa atau
bersedih‟”.
(HR BUKHARI)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
(Terjemahan Q.S Al-Baqarah 216)
“ Berdoalah sesering mungkin karena doa dapat mengubah segala-galanya”.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ibu tercinta, Ibu Kasni, orang tua yang hebat yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang, terimakasih atas pengorbanan, nasehat dan do‟a yang tiada hentinya ibu berikan kepadaku selama ini.
2. Kakak-kakak ku tersayang, Kang Supriadi & Istri mbak Kania, Kang Sugiharto & Istri mbak Titin Atini. Saya ucapkan terimakasih banyak untuk dukungan serta do‟anya.
3. Suamiku tercinta, Muhammad Akhyar Rosyidi. Terimakasih yang tidak terhingga kepada suamiku yang terlah menerimaku apa adanya dengan segala kekuranganku, terimakasih juga atas pengorbanan, nasehat dan do‟a yang tiada hentinya engkau berikan kepadaku selama ini.
4. Almamaterku tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta.
vii
MENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI RESPECT-TRAINIG PADA SISWA KELAS XI JURUSAN
KECANTIKAN KULIT SMKN 6 YOGYAKARTA Oleh
Nanik Tri Wahyuni NIM 09104244038
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menigkatkan keterampilan komuniasi antar pribadi siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta melalui
respect-training.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit I SMKN 6 Yogyakarta yang berjumlah 31 siswa. Metode pendekatannya adalah metode kuantitatif diskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis kuantitatif deskriptif. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan ialah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Indikator Keberhasilan penelitian apabila rata-rata siswa menujukkan kemampuan komunikasi antarpribadi yang efektif mencapai 75% atau lebih. Sebaliknya siklus ini akan dilanjutkan apabila keterampilan berkomunikasi siswa belum mencapai 75%.
Hasil penelitian menujukkan bahwa respect-training dapat meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi pada siswa kelas XI Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta. Peningkatan dibuktikan dengan hasil pra peningkatan yang menujukkan keterampilan komunikasi antar pribadi dari tindakan siklus I didapatkan hasil kategori sangat tinggi 0 siswa (0,00%), kategori tinggi ada 3 siswa (10,0%), dari hasil pengamatan juga menunjukkan sisiwa masih kurang aktif dalam pelatihan, siswa belum menunjukkan komuniasi dengan baik dalam keterampilan mendengar, mengungkapkan perasaan masih belum ditunjukkan dengan baik hasil ini belum menujukkan keberhasilan dengan kategori 75% atau lebih maka siklus ini diulang ke siklus ke II. Hasil siklus II kategori sangat tinggi ada 6 siswa (20,0%), tinggi ada 19 siswa (63,3%). Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mengenai keterampilan komunikasi antar pribadi sebanyak 20,0% + 63,3% = 83,3% hasil tersebut dikuatkan dengan observasi bahwa keterampilan siswa sudah meningkat, siswa mampu mengekspresikan diri dengan baik, siswa mampu mendengarkan dengan penuh pemahaman, menjelaskan pikiran dan perasaan secara layak dan jelas, mampu memberi dan menerima masukan dari orang lain, dan mampu dalam menyelesaikan konflk secara pribadi maupun sosial,dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sudah melebihi standar maka siklus ini dihentikan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Melalui
Respect-Training pada Siswi Kelas XI Jurusan Kecantikan Kulit SMK Negeri 6 Yogyakarta. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mempeoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negri Yogyakarta.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor UNY yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga studi saya
berjalan lancar.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar di Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Ketua Program Study Bimbingan dan Konseling FIP UNY, yang senantiasa
memberi motivasi untuk segera menyelesaikan kuliah S1 program BK.
4. Prof. Dr. Partini Suardiman, SU sebagai dosen pembimbing I yang telah berkenan
memberikan petunjuk, bimbingan, dorongan dan nasehat dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran dalam menyelesaikan sekripsi ini.
5. Ibu Isti Yuni Purwanti, M.Pd sebagai pembimbing II yang dengan sabar
ix
6. Bapak dan Ibu dosen prodi BK yang telah memberikan ilmu dan pengalaman
selama dibangku perkuliahan sebagai bekal di masa sekarang dan yang akan
datang.
7. Kepala SMKN 6 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian di kelas XI jurusan Kecantikan Kulit.
8. Ibu Surtini Sumaryanah, S.Pd selaku guru BK yang mengajar di kelas XI jurusan
Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian di kelas XI jurusan Kecantikan Kulit.
9. Siswa-siswi SMKN 6 Yogyakarta khususnya kelas XI jurusan Kecantikan Kulit
atas kesediaannya membantu penelitian ini.
10.Keluarga terhebatku, kedua orang tuaku yang luar biasa dan suamiku tercinta
terimakasih atas segala yang telah diupayakan.
11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tak bisa
disebutkan satu persatu.
Semoga amal baik yang telah mereka diberikan dalam penyelesaian skripsi
ini senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT. Aamiin. Sebesar apapun
kemampuan yang penulis curahkan tidak akan bisa menutupi kekurangan dan
keterbatasan dari skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis hususnya. Aamiin.
Yogyakarta, 23 Februari 2017 Penulis,
x DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalahan ... 10
C.Pembatasan Masalah... 11
D.Perumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 11
G.DefinisiOperasional ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Layanan Bimbingan Pribadi Sosial ... 14
1. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial ... 14
2. Arah dan Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial ... 15
B. Remaja ... 17
1.Pengertian Remaja ... ... 17
xi
3.Remaja dan Masalah Pribadi-Sosial ... 20
C. Komunikasi Antar Pribadi ... 23
1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi ... 23
2. Arti Penting Komunikasi Antar Pribadi ... 25
3. Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi ... 26
D. Respect Training untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi ... 29
1. Pengertian Respect Training ... 29
H. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 60
I. Analisis Data ... 63
J. Indikator Keberhasilan ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 65
1. Deskripsi Waktu dan Tempat ... 65
2. Deskripsi Subyek Penelitian ... 67
B. Deskripsi Data Awal dan Pra TindakanPenelitian ... 69
C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan siklus 1 ... 73
xii
E. Observasi ... 86
F. Refleksi ... 88
G. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan siklus II... 90
H. Hasil Tindakan siklus II ... 101
I. Observasi ... 102
J. Refleksi dan Evaluasi ... 105
K. Pembahasan ... 107
L. Keterbatasan Penelitian ... 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 110
B. Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 113
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Kebutuhan dan Sumber Pemenuhan Maslow ... 22
Tabel 2. Alur Pelatihan Respect ... 47
Tabel 3. Skor Penilaian Angket Favorable ... 53
Tabel 4. Skor Penilaian Angket Unfavorable ... 53
Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi ... 55
Tabel 6. Lembar Observasi Kegiatan Guru... 57
Tabel 7. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 58
Tabel 8. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 59
Tabel 9. Kisi-Kisi Lembar Observasi Materi ... 60
Tabel 10. Hasil Uji Validitas ... 62
Tabel 11. Hasil Uji Reabilitas ... 63
Tabel 12. Kualifikasi Hasil Presentase Skor Lembar Observasi ... 64
Tabel 13. Nama Subyek Penelitian ... 68
Tabel 14. Hasil Pra-Tindakan ... 70
Tabel 15. Kategori Siswa Pra-Tindakan ... 71
Tabel 16. Rangkuman Item Gugur ... 72
Tabel 17. Kategori Siswa Setelah SiklusI ... 85
Tabel 18. Ativitas Pengamatan Siswa Setelah Siklus I ... 87
Tabel 19.Hasil Skala Pra-Tindakan Ke Tindakan Siklus I ... 89
Tabel 20. Kategori Siswa Setelah Tindakan Siklus II... 101
Tabel 21. Hasil Sakla Pra-Tindakan, Siklus I, Siklus II ... 103
xiv
DATAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Kebutuhan Dasar Menurut Maslow ... 21
Gambar 2. Skema Kerangka Berfikir ... 38
Gambar 3. Model Kemmis dan Taggart ... 43
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Angket Sebelum Diuji Validitas ... 118
Lampiran 2. Uji Validitas ... 123
Lampiran 3. Angket Setelah Diuji Validitas ... 126
Lampiran 4. Alur Sesi Pelatihan ... 130
Lampiran 5. Lembar Observasi ... 131
Lampiran 6. Laporan Hasil Penelitian ... 140
Lampiran 7. Satuan Layanan BK ... 143
Lampiran 8. Silabus ... 172
Lampiran 9. Data Uji Coba ... 175
Lampiran 10. Hasil Olah Data Penelitian ... 176
Lampiran 11. Foto-foto pelatihan respect-training ... 180
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial tentu selalu berinteraksi dan
berkomunikasi satu dengan yang lain. Sebagai makhluk sosial berarti manusia
pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini, perlu adanya
orang lain yang bisa diajak untuk berinteraksi. Aktivitas komunikasi itu
sendiri merupakan sarana untuk berinteraksi antar makhluk. Fokus interaksi
sosial dalam masyarakat adalah komunikasi.
Menurut Burhan Bungin (2006:27) dalam sosiologi komunikasi,
komunikasi merupakan unsur terpenting dalam seluruh aspek kehidupan
manusia yang mendorong manusia untuk melakukan interaksi sosial.
Komunikasi juga merupakan kebutuhan yang bersifat vital, human, dan
sosial-kultural. Menurut Hafied Changara (2014:2) manusia ingin
berkomunikasi dengan manusia lainnya itu karena adanya dua kebutuhan,
yakni kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Abraham Maslow (1993:3) untuk memenuhi kebutuhan hidup
dijelaskan dalam teorinya tentang kebutuhan manusia ada 5, yakni; Pertama,
Kebutuhan fisiologi. Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan paling dasar
pada manusia, terdiri dari makan, minum, bernafas, tidur, tempat berlindung,
dan kehangatan. Kedua, Rasa aman. Kebutuhan akan keamanan badaniah
2
untuk memiliki dan merasa dimiliki merupakan kebutuhan dasar bagi
manusia. Manusia membutuhkan untuk saling menikmati kehidupan, nyaman
di lingkungannya, diterima, dan diakui oleh orang lain. Keempat, kebutuhan
mendapatkan harga diri. Kebutuhan mendapatkan harga diri berhubungan
dengan percaya akan diri sendiri (Self respect dan Self esteem), hal ini
direfleksikan dan termasuk pada harga dan percaya pada orang lain.
Kebutuhan harga diri (Self respect) menurut Abraham Maslow dalam
Julia T.Wood (2013:13-16) menjelaskan bahwa: ketika kebutuhan dimiliki
dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah,
diganti motivasi harga diri. Kebutuhan mengahargai terbagi menjadi dua jenis
yaitu: 1)Menghargai diri sendiri (self respect) yang meliputi: kebutuhan
kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian,
dan kebebasan. 2)Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other)
meliputi: kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, pengakuan,
penerimaan, perhatian, kedudukan dan nama baik. Kelima, Aktualisasi diri
atau pengenalan diri. Kebutuhan akan komunikasi sama halnya seperti
kebutuhan akan sandang, pangan, air dan udara sehingga kebutuhan manusia
untuk berkomunikasi tidak dapat terbantahkan.
Komunikasi merupakan proses interaksi yang di dalamnya terdapat
kegiatan berbagi dan memahami pesan antara satu dengan yang lain.
Komunikasi yang dilakukan antara diri sendiri dan orang lain disebut juga
komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi menurut Herry
3
komunikasi yang saling berinteraksi. Ciri-ciri lainnya yakni adanya kedekatan
emosi atau fisik diantara para komunikan dan sifat komunikasinya lebih
pribadi.
Menurut Bimo Walgito (1994: 75) komunikasi antar pribadi disebut
juga komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari dan merupakan cara untuk menyampaikan dan
menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi,
sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan
komunikan.
Penyampaian informasi kepada orang lain agar tidak terjadi
kesalahpahaman dibutuhkan keterampilan komunikasi antar pribadi. Menurut
Hafied Changara (2007:85) keterampilan komunikasi adalah “kemampuan
seseorang untuk menyampaikan atau mengirim pesan kepada khalayak (penerima pesan)”. Selanjutnya menurut Anwar Arifin (2008:58) kemampuan
komunikasi adalah,
”Keterampilan seseorang dalam menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan”.
Keterampilan komunikasi menurut pendapat Hafied dan Anwar Aifin
hampir sama sehingga dapat dismpulkan bahwa keterampilan komunikasi
antar pribadi merupakan suatu keterampilan untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain secara jelas. Keterampilan tersebut mampu membangun
hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon pesan yang
4
Keterampilan dasar berkomunikasi antar pribadi dapat membentuk
komunikasi terjalin secara akrab, hangat dan produktif. Keterampilan
berkomunikasi sangat penting dimiliki siswa terutama dalam berhubungan
dengan orang lain atau bersosialisasi. Karena didalam keterampilan tersebut
terdapat juga sikap positif dan sopan santun. Penampilan yang sopan dan
santun membuat suasana lebih nyaman dalam berkomunikasi. Setiap orang
jika bersikap ramah dan sopan, maka selanjutnya terjadilah sikap saling
menghargai.
Komunikasi antar pribadi juga membutuhkan adanya sikap respect atau
saling menghargai. Saling menghargai sama artinya dengan saling
menghormatidiri sendiri dan orang lain.Setiap orang akan senang jika
dihargai, jika orang telah memiliki harga diri yang baik maka orang akan
lebih percaya diri, lebih mampu, dan lebih produktif, sedangkan orang yang
tidak cukup memilki harga diri akan cenderung merasa rendah diri, tidak
percaya diri, tidak berdaya, dan bahkan kehilangan inisiatif atau kebutuhan
berfikir. Menurut M. Ali dan M. Asrori (2004:23) harga diri yang stabil dan
sehat adalah yang tumbuh dan berkembang dari penghargaan orang lain yang
wajar, bukan penghargaan karena kedudukan, kemasyuran atau sanjungan
kosong, contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
Menurut Suranto AW (2011:47) penghargaan terhadap orang lain dapat
dengan mudah disaksikan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa setiap orang
pada dasarnya membutuhkan suasana saling menghormati dan menghargai.
5
manusia harus dapat berinteraksi bersama orang lain dengan sebaik-baiknya.
Salah satu untuk melakukan interaksi dengan orang lain adalah menggunakan
keterampilan komunikasi antar pribadi yang efektif.
Menurut Mami Hajaroh dkk (2008:7) Elemen yang paling tepat dan
efektif membentuk komunikasi yang baik dan efektif adalah melalui
pendidikan, utamanya pengembangan sense of humanity dan sense of respect
melalui penanaman nilai dan sikap saling menghargai. Pendidikan adalah
proses pemanusiaan yang memuat proses hominisasi dan humanisasi.
Pendidikan yang humanis mestinya mengembalikan manusia pada berbagai
potensi yang dimilikinya. Membangun manusia yang humanis dan dewasa
bukan hanya cerdas secara rasional, tetapi juga cerdas secara emosional,
sosial,dan spiritual. Perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya
ditujukan untukmengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga watak,
moral, sosial dan fisik perserta didik.
Beberapa cara telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya untuk
menanamkan keterampilan bersikap dan perilaku, diantaranya menggunakan
metode respect training. Hasil penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Mami Hajaroh dkk (2008) dengan judul “Pelatihan Respect Education bagi
Guru untuk Mencegah Kekerasan Di Sekolah Dasar”, Penelitian ini
membuktikan bahwa pelatihan respect memberikan pengaruh bagi guru dan
dapat menanamkan sikap respect. Lebih dari 8,2% dalam post-test dari skor
rata-rata 7,2% pre-test guru benar-benar menanamkan sikap dan perilaku
6
merupakan training yang bertujuan untuk membangun budaya respect dan
care terhadap sesama”.Tujuan dalam penelitian tersebut menggunakan
metode pelatihan respect yang bertujuan untuk memberikan wawasan pada
guru SD tentang fenomena bullying, dampak negatifnya bagi anak dan upaya
strategis pencegahan melalui pembentukan sikap perilaku respect pada diri
sendiri dan orang lain.
Kegiatan respect training membentuk sikap dan perilaku respect pada
diri dan orang lain, hal ini dapat juga dijadikan sebagai upaya strategis untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi yang baik, karena
respect training membentuk sikap respect dan care terhadap sesama yang
didalamnya dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa.
SMK Negeri 6 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah berstandar
Nasional yang memiliki visi untuk menghasilkan lulusan yang berakhlak
mulia bermental kuat, berprestasi tinggi, profesional dan tangguh dalam
persaingan akademik maupun dunia kerja.
Kegiatan meningkatkan komunikasi antar pribadi melalui respect
training memberikan kontribusi dalam penelitian ini yaitu meningkatnya
keterampilan komunikasi siswa. Kemampuan dan keterampilan komunikasi
merupakan keterampilan yang sangat penting sebagai salah satu cara
membentuk manusia yang bermoral baik, sopan, mampu mengeksresikan diri
dengan baik, dapat bekerja sama dengan tim serta mampu menyelesaikan
konflik secara baik. Anak yang memiliki kemampuan komunikasi antar
7
dan percaya diri serta dapat bersaing dalam dinia akademik maupun dunia
kerja, hal ini sejajar dengan visi dari SMKN 6 Yogyakarta yaitu membentuk
manusia yang berkahlak, bermental kuat, mampu bersaing dalam dunia
akademik maupun dunia kerja.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMKN 6
Yogyakarta teridentifikasi bahwa kurangnya pengetahuan mengenai
pentingnya keterampilan berkomunikasi yang baik pada siswa kelas XI
Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta. Siswa cenderung bersikap individual,
dan sulit bergaul, rendahnya perilaku sopan santun terhadap guru serta
terhadap teman sebaya. Kondisi ini dibuktikan dengan hasil pengamatan
peneliti sebagai berikut:
1. Keterbukaan : kemauan siswa dalam memberikan informasi tidak
dilakukan dengan senang hati terhadap lawan bicara, jadi seakan - akan
pembicaraan kurang akrab dan terkesan hanya basa-basi.
2. Empati : kemauan siswa dalam hubungan yang bersifat empati masih
kurang, siswa lebih sering bersikap cuek dan kurang peduli terhadap
teman yang lainnya.
3. Dukungan : karena kurang adanya keterbukaan sehingga siswa tidak ada
perilaku memberi dukungan.
4. Rasa positif : kurang adanya dukungan dalam besikap positif, siswa di
kelas lebih suka individual, sehingga di dalam kelas siswa tidak mampu
mendorong orang lain untuk lebih aktif berpartisipasi dalam menciptakan
8
5. Kesetaraan atau kesamaan : belum pernah ada dalam berkomunikasi
siswa melakuakan pengakuan bahwa kedua belah pihak menghargai satu
sama lain.
Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan profesional yang
dilaksanakan oleh ahli dalam bidang bimbingan konseling baik di sekolah
maupun di luar sekolah, hal tersebut secara tegas disebutkan dalam SK
Mendikbud No. 25/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, bahwa :
“Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku”
Kompetensi yang dimaksud adalah menyusun Perencanaan Pelayanan
Bimbingan Konseling atau RPBK yang didasarkan pada kebutuhan siswa di
sekolah.Sesuai dengan permasalahan yang dialami siswa mengenai
kurangnya pengetahuan mengenai keterampilan komunikasi antar pibadi
maka peneliti membuat RPBK yaitu memberikan layanan pribadi sosial
mengenai keretampilan komunikasi antar pribadi melalui respect taining.
Kelebihan respect training adalah dapat meningkatkan ”sense of
respect” yang tercermin dalam setiap perilaku individu baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Melatih dan membiasakan perilaku individu untuk
9
mereka kelak menjadi generasi yang sanggup mengubah perilaku yang
sewenang-wenang menjadi perdamaian.
Tujuan yang mendasar diadakan respect training ini untuk melatih
sikap dan perilaku agar bersikap respect terhadap diri sendiri dan orang lain
dalam keterampilan komunikasi antar pribadi. Berkaitan dengan kebutuhan
siswa SMK Negeri 6 Yogyakarta khususnya kelas XI jurusan Kecantikan
Kulit upaya ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi
disekolah maupun dimasyarakat serta membantu menanamkan sikap respect
dan care antar sesama.
Pelatihan yang digunakan dalam bentuk teori dan praktik, teori
diberikandengan materi-materi yang relevan sedangkan praktek dilakukan
dengan metode ceramah, diskusi, role playing (bermain peran) game, dan
pengamatan disekolah.
Keterampilan komunikasi antar pribadi itu sangat penting untuk
dikembangkan, agar terjalin hubungan komunikasi yang efektif dan efisien
dan tidak menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi sehingga tidak
akan terjadi saling berselisih paham dan saling membenci. Keterampilan
komunikasi yang efektif juga membentuk dan menjaga hubungan yang baik
antar individu, dapat saling menyampaikan pengetahuan dan informasi,
mengubah sikapdan mempermudah dalam menyelesaikan konflik oleh karena
itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan
kelas yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi
10 B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan. Beberapa permasalahan yang muncul,
yaitu:
1. Bimbingan atau layanan mengenai keterampilan komunikasi antar pribadi
belum dilakukan secara optimal di kelas XI jurusan Kecantikan Kulit
SMKN 6 Yogyakarta.
2. Siswa di kelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta
menggunakan sikap berkomunikasi yang kurang baik, baik kepada guru
maupun teman-teman sebaya.
3. Hubungan antar siswa di kelas XI Kecantikan Kulit sangat tidak
mendukung, banyak siswa yang berkelompok-kelompok sehingga sering
menyebabkan perselisihan diantara siswa.
4. Penggunaan respect-training untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi antar pribadi terhadap siswa belum pernah dilakukan oleh
guru pembimbing di kelasXI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6
11 C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini bertujuan untuk memfokuskan perhatian pada
penelitian berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, cakupan masalah
dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan respect training untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi terhadap siswakelas XI
jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan
respect training dapat meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa kelas XI jurusan Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah melalui respect training dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa kelas XI jurusan
Kecantikan Kulit SMKN 6 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai “Peningkatan Keterampilan Komunikasi Antar
Pribadi Melalui Respect-Training pada Siswi Kelas XI jurusan Kecantikan
KulitSMK Negeri 6 Yogyakarta” diharapkan dapat memberikan manfaat.
Manfaat penelitian ini ada dua hal, yaitu manfaat teoritik dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk
penelitian-penelitian komunikasi sejenis. Hasil penelitian tindakan kelas
respect-12
training dapat dijadikan sebagai treatmen untuk menangani permasalahan
komunikasi antar pribadi siswa. Sebagai sumbangan bagi pelaksanaan
bimbingan dan konsling khususnya dibidang bimbingan dan konseling
pribadi dan sosial.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Setelah melakukan penelitian diharapkan guru khususnya BK
dapat meniru pelatihan ini ( respect trainig ) dan diaplikasikan di kelas
agar siswa dapat memahami tentang pentingnya kemampuan dan
keterampilan komunikasi antar pribadi yang baik. Guru juga diharapkan
mampu menanamkan sikap dan perilaku menghargai sesuai pelatihan
respect training yang telah lakukan di- dalam kelas, sehingga dapat
dipaktikkan pada diri dan orang lain agar tercipta budaya sekolah yang
aman dan nyaman bagi siswa.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan mampu menambah keterampilan
berkomunikasi bagi siswa di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menanamkan sikap
respect dan care, sopan dan saling menghargai bagi siswa dalam
berkomunikasi dengan orang lain serta menambah wawasan mengenai
13 G. Definisi Operasional
1. Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi
Keterampilan komunikasi antar pribadi merupakan kemampuan
seseorang untuk dapat mendengarkan dengan penuh pemahaman,
menjelaskan pikiran dan perasaan secara layak dan jelas, mampu memberi
dan menerima masukan dari orang lain, dan kemampuan dalam memahami
konflik mengetahui sebab dan akibat serta dapat menyelesaikan konflk
agar terjalin hubungan yang akrab hangat dan produktif dengan orang lain.
2. Respect Training
Latihan respek (Respect Training) merupakan salah satu strategi
bantuan yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
antar pribadi, dalam hubungan antar pribadi maupun dalam suatu
organisasi atau kelompok. Respect training bertujuan untuk membentuk
keterampilan dengan cara memberikan kesempatan peserta untuk
berpraktik secara langsung mengenai keterampilan-keterampilan
komunikasi antar pribadi, seperti; mendengarkan dengan penuh
pemahaman, menjelaskan pikiran dan perasaan secara layak dan jelas,
mampu memberi dan menerima masukan dari orang lain, dan kemampuan
dalam memahami konflik, mengetahui sebab dan akibat serta dapat
14 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial 1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial
Bidang bimbingan pribadi seringkali digabungkan dengan bidang
bimbingan sosial mengingat keterkaitan yang erat antara kedua bidang
bimbingan tersebut. Bimbingan pribadi soaial sangat berkaitan erat,
permasalahan pribadi berpengaruh terhadap interaksi seseorang dengan
lingkungan sosialnya, ataupun sebaliknya bahwa permasalahan dengan
lingkungan sosialnya akan berpengaruh pada permasalahan pribadi
seseorang. Keterkaitan yang erat dalam kedua bidang ini, maka bidang
bimbingan ini dikelompokkan dalam satu bidang yaitu BK pribadi-sosial.
BK pribadi-sosial menurut Syamsu Yusuf dan Nurihsan (2006:11)
merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam menyelesaikan
masalah yang terkait pribadi dan sosial. Bimbingan pribadi-sosial
diarahkan untuk memantabkan kepribadian dan mengembangkan
kemampuan individu dalam menangani masalah-masalahnya.
Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa bimbingan pribadi-sosial
mengarahkan individu untuk menjadi pribadi yang berkembang dan
matang dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Pendapat tersebut tidak
jauh beda dengan pendapat yang disampaikan oleh Dewa Ketut Sukardi
15
untuk membantu individu dalam memecahkan masalah prbadi-soaial
seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.
Pendapat lainnya mengenai bimbingan pribadi-sosial adalah dengan
istilah yang dimaknai oleh Winkel dan Sri Hastuti (2004:118) istilah
bimbingan pribadi diartikan apabila bimbingan diarahkan kepada
kehidupan pribadi seseorang, sedangkan istilah bimbingan sosial terkait
dengan hubungan pribadi terhadap lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan beberapa pengertian-pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan bantuan yang
diberikan kepada individu untuk mengembangkan sikap positif,
membentuk individu yang matang serta mampu menyelesaikan konfik
secara internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang sebagaimana
dijelaskan menurut Yusuf dan Nurihsan (2009:28) BK pribadi sosial
bertujuan untuk membantu individu memecahkan masalah-masalah sosial
dan pribadi.
2. Arah dan Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial
Menurut Nurihsan (2009:11) arah dan tujuan dalam BK
pribadi-sosial adalah untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan
kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui layanan BK pribadi-sosial
menurut Syamsu yusuf dan Nurihsan (2006:14) dirumuskan dibawah ini:
16
b. Memiliki sifat toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing. c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif
antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri maupun orang lain.
f. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara tepat.
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga dirinya.
h. Memiliki rasa tanggungjawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Berdasarkan arah dan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial adalah membantu siswa
dalam memahami dirinya agar dapat mengembangkan sifat positif dalam
diri individu tersebut agar dapat membuat pilihan secara sehat, menghargai
orang lain, memiliki rasa tanggung jawab pribadi maupun sosial,
mengembangkan keterampilan berhubungan dengan individu lain,
membuat keputusan secara efektif dan menyelesaikan konflik.
Lebih lanjut menurut Dewa Ketut Sukardi (2008:54) tujuan
bimbingan pribadi-sosial adalah sebagai berikut:
1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pngembangan
17
3) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya.
4) Pemantapana pengambilan keputusan.
5) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
6) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik rohani maupun jasmaniah.
7) Pemantapan kemampuan dalam berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan yang efektif.
8) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik dirumah, disekolah, maupun dimasyarakat luas dengan menjujung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu dan kebiasaan yang berlaku.
9) Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, produktif dengan teman sebaya, baik disekolah yang sama, disekolah yang lain, diluar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.
10)Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab.
11)Orientasi tentang hidup kekeluargaan dan sebagainya.
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa bimbingan pribadi-sosial bertujuan untuk memantapkan
kepribadian agar dapat berkembang sesuai dengan tugas-tugas
perkembangannya dan dapat mengembangkan kemampuan individu
tersebut dapat melakukan penyesuaian dengan norma yang ada di
sekelilingnya.
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensece yang berarti tumbuh
menjadi dewasa. Menurut Ridwan (2008: 124) masa adolensece memiliki
arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional , sosial dan
fisik. Penjelasan selajutnya mengenai remaja dikemukakan oleh Santrock
18
transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial- emosional.
Sanjutnya menurut Kathryn dan David (2011:5) remaja merupakan
sebuah tahapan kehidupan yang berbeda diantara hidup kekanak-kanakan
dengan tahap dewasa. Periode ini adalah ketika anak muda beranjak
menuju dari sikap ketergantungan menuju sikap kemandirian, otonomi dan
kematangan. Perubahan dari kelompok keluarga menuju kelompok teman
sebaya hingga akhirnya memiliki sikap kemandirian mampu berdiri sendiri
sebagai seorang yang dewasa.
Remaja dikatakan dewasa menurut Kathryn dan David (2011:175)
remaja dalam hubungan komunikasinya pada dasarnya berada dalam
sebuah proses individualisasi. Remaja ingin menjadi individu atas usaha
sendiri, dengan adanya tingkatan pemisahan dengan orang tua dan orang
dewasa lainnya sehingga remaja dapat mengambil keputusan untuk dirinya
sendiri.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja
merupakan pribadi yang sedang berkembang menuju kematangan diri dan
kedewasaan juga merupakan suatu periode yang mengalami perubahan
dalam bentuk fisik, psikis dan hubungan sosial, yang ditandai dengan
berkembangnya minat terhadap lawan jenis, serta menjalin hubungan yang
19 2. Batasan Usia Remaja
Penjelasan mengenai batasan remaja dijelaskan oleh Samsu Nuwiyati Mar‟at (2005:189) masa remaja merupakan tahap perkembangan
antara anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh
perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Batasan
usia remaja yang umum digunakan oleh adalah antara 12 hingga 21. Usia
12-15 termasuk tahap perkembngan awal, usia 15-18 tahap perkembangan
tengah dan 18-21 tahap perkembangan akhir.
Pengertian masa remaja yang dikemukakan Samsu Nuwiyati
menunjukakan bahwa masa remaja merupakan masa yang ditandai dengan
perubahan fisik, kognitif, mental, emosional dan sosial dengan batasan
usia 12-21 tahun.
Selanjutnya masa remaja ditinjau dari pendidikan menurut Rudi
Mulyatiningsih (2006:4) adalah masa di mana anak sedang duduk di
bangku SMP, SMU, dan perguruan tinggi. Pelajar SMP merupakan remaja
pada tahap awal yaitu yang berusia maksimal 14 tahun, sedangkan SMU
tergolong remaja yang tahap perkembangan remaja tengah dengan usia
15-18 tahun.Perguruan tinggi adalah tahap remaja akhir dengan batasan usia
18-21 tahun.
Menurut Witherington dalam Sri Rumini dan Siti Sundari(2004:78)
menjelaskan bahwa remaja dibagi menjadi dua fase yang disebut:
Preadolencence, antara usia 12-15 tahun dan Late adolencence, antara
20
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masa
remaja dibagi menjadi tiga masa yaitu masa remaja awal (usia 13-14
tahun), remaja tengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (17-21 tahun). Anak
remaja yang dengan batasan usia 15-17 tahun merupakan masa remaja
tengah ditinjau dari pendidikan remaja tersebut ada pada jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Remaja
dalam penelitian ini duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
kelas XI dengan usia anak antara 15-17 tahun, jadi termasuk masa dalam
kategori remaja tengah.
3. Remaja dan Masalah Pribadi-Sosial
Program BK komperhensif didasarkan pada kebutuhan siswa. Salah
satu cara untuk menyusun program BK adalah dengan mendasarkan pada
teori, misalnya teori kebutuhan dari hairarki Maslow, teori perkebangan
dari Havighurst dll. Teori yang biasanya digunakan dalam menyusun
progam BK adalah teori dari hirarki Maslow yang dijelaskan sebagai
berikut:
Menurut Burhan Bungin (2006:25-27), manusia adalah makhluk
sosial yang artinya manusia tidak mungkin menjalin hubungan dengan
dirinya sendiri, manusia membutuhkan komunkasi atau hubungan dengan
orang lain. Mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu
sama lain, membentuk interaksi, serta berusaha mempertahankan interaksi
21
Manusia berkomunikasi dengan tujuan mengembangkan identitas,
membangun hubungan sosial, atau berkomunikasi dengan orang lain yang
dapat membantu masalah pribadi. Abraham Maslow dalam Syamsu Yusuf
dan Nurihsan (2006:205) menjelaskan ada 5 kebutuhan dasar digambarkan
dalam bentuk piramida (lihat Gambar 1).
Gambar 1. Kebutuhan Dasar Menurut Hairarki Maslow
Kebutuhan-kebutuhan dari hairarki maslow tersebut antara lain dapat
dipenuhi dari sumber-sumber digambarkan dalam tabel berikut ini : Aktualisasi Diri
Estetika
Kognitif
Penghargaan
Pengakuan dan Kasih sayang
Rasa Aman
22
Tabel 1. Kebutuhan dan Sumber Pemenuhan Menurut Maslow (Syamsu Yusuf dan Nurihsan, 2006:205)
Kebutuhan Sumber Pemenuhan Biologis Makan, minum, seks, istirahat dan oksigen.
Rasa Aman Aman secara fisik, rasa aman terbebas dari rasa takut dan cemas. Pengakuandan
kasih sayang
Persaudaraan, persahabatan, dan pergaulan yang lebih luas.
Penghargaan dan harga diri
1. Harga diri (self esteem): percaya diri, kompetensi, kecukupan, prestasi, kebebasan.
2. Penghargaan dari orang lain (esteem from other people): pengakuan, perhatian, prestise, respek, dan kedudukan.
Kognitif Manusia memiliki hasrat ingin memperoleh pengetahuan tentang sesuatu.
Estetik Manusia yang memiliki mental yang sehat sangat memperhatikan seni, kebersihan, keteraturan dan keindahan .
Aktualisasi diri Kesadaran diri, otonomi, kemampuan-kemampuan diri yang digunakan secara penuh, reinforcing diri.
Implikasi teori hairarki Maslow tersebut adalah guru pembimbing
harus mengetahui sejauh mana kebutuhan-kebutuhan ini sudah dipenuhi
oleh para siswa, terutama kebutuhan dasar (biologis, rasa aman, pengakuan
dan kasih sayang, penghargaan dan harga diri, kognitif, esetik dan
aktualisasi diri). Siswa yang tidak mencukupi kebutuhan dasar tersebut,
tidak merasa aman disekolah, kurang merasa dihargai oleh guru dan orang
tua sehingga akan mengalami hambatan untuk belajar dan kurang
termotivasi untuk berprestasi.
Keterampilan komunikasi antar pribadi berkaitan erat dengan
kebutuhan yang dijelaskan dalam teori hairarki Maslow. Kebutuhan akan
komunikasi antar pribadi berkaitan dengan kebutuhan akan rasa memiliki-
dimiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan memiliki, kebutuhan dimana
manusia yang memiliki kepentingan yang sama membuat suatu kelompok/
23
dalam kelompok tersebut. Memberikan kasih sayang, sebagaimana
manusia berkomunikasi dengan bahasa yang menunjukkan kasih sayang,
memberikan perhatian yang menujukkan rasa memiliki.
Kebutuhan yang berkaitan dengan komunikasi antar pribadi adalah
kebutuhan akan harga diri. Kebutuhan harga diri adalah penilaian atas apa
yang dicapai dari dirinya sendiri dan atas dasar penilaian dari orang lain.
harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi
dll. Kebutuhan harga diri meliputi : menghargai diri sendiri, menghargai
orang lain, dihargai orang lain, kebebasan, dikenal dan diakui. Melalui
komunikasi penghargaan dan harga diri dapat ditunjukkan lewat hubungan
komunikasi anatar pribadi.
C. Komunikasi Antar Pribadi
1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan cara terpenting bagi
pengembangan pribadi dan kontak sosial. Melalui komunikasi seseorang
dapat tumbuh dan belajar, menemukan pribadi diri sendiri dan orang lain,
bergaul, bermusuhan, mencintai dan menyayangi, membenci dan
sebagainya.
Menurut Ruben dan Steward (1998:16) kata atau istilah komunikasi
dari bahasa Inggris (communication), secara epistemologis atau menurut
asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, bersumber pada kata
24
milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau
kesamaan makna., komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya
proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Proses dalam komunikasi dapat disimpulkan menurut Ruben dan
Stewardmerupakansuatu kegiatan yang dilakukan antara manusia yang
bertujuan untuk menumbuhkan suatu pengertian antara komunikator
(penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan) atau memiliki
kesamaan makna tentang pesan yang disampaikan.
Menurut Onong Uchjana Effendi (2004:3-6) komunikasi merupakan
proses penyampaian sesuatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu atau untuk mengubah sikap pendapat atau perilaku baik
langsung secara lisan ataupun tidak langsung yaitu melalui media guna
membentuk perilaku (behavior).
Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah suatu proses penyampaian ide, gagasan dan pesan melalui
lambang-lambang yang bertujuan untuk menyamakan makna/kesamaan
makna. Kegiatan dalam proses komunikasi penerima pesan memahami
pesan dan kemudian melakukan tanggapan untuk menyamakan pendapat,
ide atau gagasannya agar dapat diterima oleh orang lain sehingga dapat
mempengaruhi juga mengubah sikap dan perilaku orang yang menerima
pesan atau informasi tersebut.
Komunikasi dalam lingkup masyarakat beragam adanya salah
25
menurut Burhan Bungin (2006: 32) adalah komunikasi antar perorangan
yang bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium)
atau tidak langsung (melalui medium). Contohnya, kegiatan percakapan
tatap muka, percakapan melalui telepon, surat dll.
Menurut Bimo Walgito (1994: 75) komunikasi antar pribadi
merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran,
informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi, sampai pada titik
tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan.
Komunikasi antar pribadi dapat disimpulkan sebagai proses
pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi.
Komunikasi dilakukan secara tatap muka atau melalui media antara dua
orang atau lebih untuk menyampaikan dan menerima pesan,
pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi, baik verbal
maupun non-verbal agar tercapai pengertian yang sama antara komuniktor
dan komunikan.
2. Arti Penting Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi atau secara ringkas berkomunikasi.
Komunikasi antar pribadi sangat penting bagi kebahagiaan hidup manusia.
Menrut Johnson dalam Supratiknya (1995:9-10) menunjukkan beberapa
peranan komunikasi antarpribadi dalam menciptakan kebahagiaan hidup
manusia adalah sebagai berikut:
26
membutuhkan komunikasi untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Komunikasi diawali dengan ketergantungan antara bayi dengan ibunya. Seiring dengan perkembangan usia lingkaran ketergantungan tersebut juga semakin bertambah dan luas. Perkembangan intelektual dan sosial sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi dan proses berkomunikasi terhadap orang lain.
b. Identitas dan jati diri terbentuk lewat komunikasi dengan orang lain. Selama melakukan komunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar telah melakukan kegiatan mengamati, memperhatikan dan mencatat tanggapan yang diberikan orang lain tersebut, sehingga mampu mengetahui ( who am I ) sebenarnya.
c. Melalui komunikasi dapat membantu manusia untuk memahami realitas disekelilingnya serta mampu menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang dimiliki tentang dunia disekitarnya melalui pembandingan dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain mengenai realitas yang sama. Pembandingan sosial (social comparison) hanya dapat dilakukan melalui komunikasi dengan orang lain.
d. Kesehatan mental sebagian besar ditentukan juga oleh kualitas komunikasi atau hubungan dengan orang lain, bila hubungan dengan orang lain diliputi oleh berbagai masalah, maka akan membuat perasaan menjadi sedih, cemas, frustasi. komunikasi yang buruk juga menimbulkan penarikan diri menghindar dari orang lain, maka rasa sepi akan menyelimuti dan menimbulkan penderitaan, bukan hanya penderitaan secara emosional atau batin bahkan penderitaan secara fisik.
Berdasarkan uraian pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa
komunikasi antarpribadi sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia
membutuhkan konfirmasi dari orang lain, yaitu pengakuan berupa
tanggapan dari orang lain yang menunjukkan bahwa sebagai manusia
normal, sehat dan berharga. Manusia yang tidak mendapatkan konfirmasi
dari orang lain atau diskonfirmasi yaitu penolakan dari orang lain sehingga
menyebabkan manusia menjadi abnormal, kurang sehat dan berharga.
3. Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi
27
mengirim pesan kepada khalayak (penerima pesan)”. Selanjutnya menurut Anwar Arifin (2008:58) kemampuan komunikasi adalah, ”Keterampilan
seseorang dalam menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan”.
Keterampilan komunikasi antar pribadi dapat simpulkan bahwa
keterampilan komunikasi antar pribadi (Interpersonal communication
skill) merupakan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
menyampaikan pesan dan menanggapi atau merespon pesan dengan jelas
dan layakagar mampu menjalin hubungan yang akrab hangat dan produktif
dengan orang lain dengan cara merespon dan memahami orang lain. Pesan
bisa berupa pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan
emosi kepada orang lain.
Sebelum membangun hubungan dengan orang lain yang efektif
keterampilan dan kemampuan dasar komunikasi sangat penting untuk
dipelajari. Kemampuan dan keterampilan komunikasi yang harus
dipelajari sebagaimana dijelaskan dalam Riri Lestari (2007:3) adalah
antara lain :
a. Bagaimana mengenal diri sendiri
b. Bagaimana mengenal dan memahami orang lain c. Bagaimana mengekspresikan diri
d. Bagaimana bersikap terbuka
e. Bagaimana memberikan dan menerima masukan f. Bagaimana mendengarkan pembicaraan orang lain g. Bagaimana memengaruhi orang lain
28
Kemampuan tersebut sangat mempengaruhi bagaimana manusia
mengekspresikan diri dengan orang lain dan bagaimana orang lain
mengekspresikan diri terhadap diri sendiri. Keuntungan memiliki
keterampilan komunikasi yang tinggi maka manusia akan semakin percaya
diri, kemudian akan mendapatkan penghargaan dari orang lain dan pada
akhirnya akan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain.
Keterampilan berkomunikasi dalam dunia kerja dan bisnis akan
sangat mempengaruhi kesuksesan dalam pekerjaan dan tentunya akan
memberikan keuntungan finansial/material ataupun keuntungan spiritual.
Menurut Hafied Cangara (2014: 13) dalam dunia kerja komunikasi dapat
menjadi sumber mata pencaharian bahkan perkantoran maupun
perusahaan dapat meningkatkan pelanggan melalui media maupun
saluran-saluran komunikasi.
Pendapat lain menurut Supratiknya (1995:10-12) menjelaskan bahwa
keterampilan dasar komunikasi antar pribadi yang harus dipahami adalah
sebagai berikut :
1) Perlunya saling memahami, komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat dipahami isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan dapat dipahami oleh pihak lain, akan tetapi komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
2) Mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas. Kemampuan ini disertai kemampuan menunjukkan sikap hangat, rasa senang, mendengarkan dan empaty.
29
4) Mampu memecahkan konflik. Keterampilan ini mendorong untuk mampu bersikap dekat dan mendekatkan diri lebih mendalam terhadap lawan bicara dalam komunikasi.
Berdasarkan uraian keterangan diatas mengenai keterampilan dasar
komunikasi dapat disimpulkan bahwa keterampilan yang harus dipahami
dalam melakukan proses komunikasi adalah:
(1) Memahami isi pesan yang akan disampaikan
(2) Mampu mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran
(3) Mampu saling menerima
(4) Serta mampu memecahkan konflik secara pribadi maupun konflik
bersama.
D. Respect Training untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi
1. Pengetian Respect Training
Menurut Prijosaksono (2003: 133), respect adalah hukum pertama
dalam mengembangkan komunikasi yang efektif, karena sikap
menghargai atau menghormati setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang akan disampaikan oleh karena itu respek pada dasarnya merupakan
sikap penghormatan yang tanpa membedakan latar belakang subyek
secara pribadi, penghormatan sangat perlu untuk diberikan kepada
siapapun mahluk, termasuk manusia. Respect atau menghormati yang
seutuhnya terdapat perilaku untuk mengambil perasaan, kebutuhan,
pikiran, ide dan keinginan untuk dipertimbangkan, berarti dalam
memberikan sikap respect perlu mengambil keutuhan dalam memberi
30
Kemudian Dale Carniagie (Dalam Prijosaksono, 2003: 133)
menyatakan bahwa rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip
dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan
penghargaan yang jujur dan tulus. Hal ini juga dijelaskan oleh William
James (Dalam Prijosaksono, 2003: 133) bahwa prinsip paling dalam pada
sifat manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Hal ini seperti rasa lapar
yang tak terperikan, sebagai keinginan dan harapan yang tak tergoyahkan.
Menurut berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bawa respect
dapat dibedakan menjadi dua sisi, yaitu: menghargai diri sendiri (
self-respect) untuk memenuhi kebutuhan diri pribadi juga mengakui hak-hak
orang lain dan memberi rasa hormat terhadap orang lain (respecting
others).Respect juga dapat dipahami sebagai bentuk penerimaan secara
utuh perasaan dan pemikiran orang lain tanpa ada perasaan membenci,
menghina, ingin menyakiti, dapat menerima apa adanya dan tidak adanya
pandangan untuk mencela, terbuka untuk berkomunikasi yang dapat
disimpulkan sebagai sikap genuine (asli) artinya menerima tanpa syarat
dengan apa adanya.
Pengertian respect training menurut Mami Hajaroh dkk (2008:6)
adalah pelatihan yang digunakan untuk membentuk sikap respect dan
merupakan suatu cara untuk meningkatkan, melatih sikap, dan perilaku
agar bersikap respect pada sesama serta menambah wawasan bersama
mengenai pentingnya sikap respect, di mana menghormati adalah
31
(seperti bangsa atau agama), dan juga tindakan-tindakan tertentu dan
melakukan perwakilan dari harga diri.
Berdasarkan pendapat tersebut Respect training dapat disimpulkan
bahwa latihan respek yaitu merupakan salah satu strategi bantuan yang
digunakan untuk membentuk sikap respect dalam hubungan antar pribadi
maupun dalam suatu organisasi atau kelompok. Respect training
membangkitkan dan menguatkan nilai utama yaitu hormat, peduli dan
kesetiaan.
Programrespect training untuk meningkatkan keteramapilan
komunikasi antar pribadi dalam penalitian ini menciptakan lingkungan
yang memiliki suasana aman dan kesetaraan merupakan tujuan pokok dari
program ini. Target kurikulum program respect training adalah sebagai
berikut :
a.Belajar menghargai hak dan kewajiban orang lain.
b.Terampil mendengarkan orang lain sebagai bentuk penghargaan.
c.Belajar menghargai perbedaan pendapat masing-masing pribadi.
d.Serta dapat menyelesaikan konflik secara pribadi maupun konflik
secara kelompok.
2. Materi Pokok Respect Training
Respect training membicarakan tentang membuat perubahan sikap
untuk memberikan informasi dan respon-respon yang tepat guna membatu
meningkatkan keterampilan berkomunikasipada siswa. Peneliti memilih
32
berkaitan dengan peningkatan keterampilan komunikasi antar pribadi.
Materi respect training yang adalah sebagai berikut:
a. Membangun Komitmen
b. Respect, sebagai upaya menunjukkan komunikasi antar pribadi yang efektif
c. Mendengarkan dengan penuh pemahaman
d. Mengungkapkan perasaan
e. Saling menerima dan mendukung
f. Strategi dalam mengatasi konflik
g. Pengamatan di sekolah
Pelatihan dimulai dengan aktifitas mencairkan kebekuan dan
membangunkomitmen bersama antara peserta dan pemandu pelatihan atau
peneliti agar pelatihan yangakan dilakukan dapat berhasil dengan
maksimal. Kegiatan dilakukan dengan game bertujuan agar kecanggungan
antar siswa menjadi cair dan suasana menjadi kondusif untuk belajar
materi selanjutnya.
3. Tujuan Respect Training
Respect training merupakan pelatihan untuk membangkitkan dan
menguatkan nilai utama yaitu hormat, peduli dan kesetiaan dimanapun
dan kapanpun dalam setiap pelatihan, dengan metode khusus, peserta
pelatihan dapat dengan cepat menyadari sikap hormat, peduli dan setia
antar teman yang penting dan harus ditingkatkan.Tujuan respect training
33
a. Menciptakan lingkungan kelas dengan nilai respect, yaitu siswa dapat
memiliki kemampuan untuk membuat prioritas pentingnya menghargai
dan dihargai dalam komunikasi antar pribadi.
b.Membangun komunikasi yang efektif dengan mengembangkan
kemampuan mendengarkan yang efektif.
c. Siswa mampu menyadari pentingnya memahami sikap pribadi dan
mempu mengenali prasangka yang menyebabkan menjauhnya
pemahaman dan penghargaan kepada orang lain.
d.Siswa mampu mamahami dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri
dan sosial.
e. Siswa dapat menyelesaikan konflik pribadi maupun konflik secara
kelompok.
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang telah
dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah :
1. Ariefa Efianingrum,dkk (2009), yang meneliti tentang “Pengembangan Model Pelatihan “respect” bagi Guru untuk Mencegah Kekerasan di
Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa model
pelatihan respect memberikan wawasan kepada guru SD tentang
fenomena bullying, dampak negatifnya bagi anak dan upaya strategis
pencegahan melalui sikap perilaku respect pada diri sendiri dan orang
34
menanamkan sikap respect lebih dari 8,2% dalam post-test dari skor
rata-rata 7,2% pre-test.
2. Mberia (2011), yang meneliti tentang “Communication Training
Module (Modul Pelatihan Komunikasi)”. Hasil penelitian yang
diperoleh menyebutkan bahwa pentingnya komunikasi untuk
direalisasikan setiap waktu karena itu kebutuhan vital bagi setiap orang
berkomunikasi dengan siapa saja dalam masyarakat. Keterampilan
komunikasi yang baik dalam dunia usaha berdampak langsung pada
produktivitas. Oleh karena itu, pelatihan keterampilan komunikasi
membantu meningkatkan komunikasi antara manajer dan pekerja,
berkompetitif dan kinerja organisasi menjadi sukses.
F. Kerangka Berpikir
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan
orang lain, bahkan selalu membutuhkan interaksi dan komunikasi satu dengan
yang lain. Komunikasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar dalam
kegiatan berinteraksi antar manusia.Manusia membutuhkan komunikasi untuk
berinteraksi dan menyampaikan buah pikiran kepada orang lain supaya
didengar dan dipahami.
Kegiatan mendengar dan memahami dalam berkomunikasi merupakan
suatu keterampilan dalam berkomunikasi selain itu banyak hal yang harus
dikuasai dalam keterampilan komunikasi diantaranya membutuhkan sikap
35
Respect merupakan sikap saling menghargai diri sendiri dan orang lain.
Setiap orang akan senang jika dihargai, jika orang telah memiliki harga diri
yang baik maka orang akan lebih percaya diri, lebih mampu, dan lebih
produktif. Sedangkan orang yang tidak cukup memiliki harga diri akan
cenderung merasa rendah diri, tidak percaya diri, tidak berdaya, dan bahkan
kehilangan inisiatif atau kebutuhan berfikir.Membentuk sikap yang respect
dalam berkomunikasi yang baik dan maksimal tidaklah mudah perlu adanya
komitmen untuk belajar dan berlatih.
Pelatihan respect training merupakan strategi pelatihan yang digunakan
untuk memberikan wawasan kepada siswa mengenai pentingnya keterampilan
komunikasi yang efektif melalui pembentukan sikap respect dan care pada
diri sendiri dan orang lain untuk diterapkan dalam meningkatkan keterampilan
bekomunikasi antar pribadi dikehidupan sehai-hari.
Keterampilan komunikasi antar pribadi dapat membentuk komunikasi
terjalin secara akrab, hangat dan produktif. Keterampilan berkomunikasi
sangat penting dimiliki siswa terutama dalam berhubungan dengan orang lain
atau bersosialisasi. Keterampilan komunikasi antar pribadi terdapat jaga sikap
sopan santun. Penampilan yang sopan dan santun membuat suasana lebih
nyaman dalam berkomunikasi. Setiap orang jika bersikap ramah dan sopan,
maka selanjutnya terjadilah sikap saling menghargai.
Kondisi ini membutuhkan tindakan untuk memberikan layanan pribadi
sosial mengenai komunikasi antar pribadi. Tindakan yang dipilih mengarah
36
melalui respect training. Meningkatkan keterampilan komunikasi sangat erat
kaitannya dengan berlatih mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang
baik. Meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi agar terjalin
hubungan yang harmonis antar manusia dapat menggunakan respect
trainingdengan aktifitas yaitu menyampaikan materi-materi yang relevan,
sedangkan praktik didukung oleh aktifitas role planying, pemberian tugas,
pengamatan di lapangan (sekolah), dan tindakan lapangan.
Respect training secara umum bertujuan untuk meningkatkan, melatih
sikap, dan perilaku agar bersikap respect pada sesama juga menambah
wawasan bersama mengenai pentingnya sikap respect, namun dalam
penelitian ini tujuan respect training adalah suatu cara untuk membentuksikap
dan perilaku respect antara siswa dalam meningkatkan keterampilan
komunikasi antar pribadi serta dapat mengenal dan memahami diri sendiri dan
orang lain.
Kegiatan respect training memberikan kontribusi dalam penelitian ini
yaitu meningkatnya keterampilan komunikasi siswa. Kemampuan dan
keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting
sebagai salah satu cara membentuk manusia yang bermoral baik, sopan,
mampu mengeksresikan diri dengan baik, dapat bekerja sama dengan tim serta
mampu menyelesaikan konflik secara baik. Anak yang memiliki kemampuan
komunikasi antar pribadi (interpersonal) yang tinggi akan mampu menjadi
pribadi yang kuat dan percaya diri serta dapat bersaing dalam dinia akademik