• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BISU (SILENT DEMONSTRATION) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA SWASTA GAJAH MADA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/ 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BISU (SILENT DEMONSTRATION) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA SWASTA GAJAH MADA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/ 2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

BISU (SILENT DEMONSTRATION) TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA

KELAS X SMA SWASTA GAJAH

MADA MEDAN TAHUN

PEMBELAJARAN

2013/ 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WITA ASTARI MANULLANG

2103311051

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Wita Astari Manullang, NIM 2103311051. Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Bisu (Silent Demonstration) Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2013/ 2014. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan Tahun 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran demonstrasi bisu (silent demonstration) terhadap kemampuan menulis puisi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 105 orang, kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang yang diambil dengan proses simple random sampling. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Dari pengolahan data, diperoleh rata-rata pretest = 64,52, standar deviasi = 6,26, standar eror = 1,14. Pada post-test, diperoleh rata-rata = 73,7, standar deviasi = 8,32, standar eror = 1,52. Berdasarkan uji normalitas, hasil pre-test dan post-test berdistribusi normal. Harga F didapat dari tabel dengan taraf nyata = 0,05 atau F0 (n1-1n2-1) Fhitung<Ftabel atau 1,76 < 1,84 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian, berdasarkan uji homogenitas dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Hasil perhitungan uji “t” diperoleh nilai to = 4,83. Setelah t0 diketahui, maka nilai tersebut akan dikonsultasikan dengan tabel 1 pada taraf signifikan 5% dengan df = N-1 = 31-1 = 30 diperoleh taraf signifikan 5% sebesar 2,04. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui t0>ttabel, yakni 4,83 > 2,04. Dengan demikian H0 (hipotesis nihil) ditolak dan Ha (Hipotesis alternatif) diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran demonstrasi bisu dalam kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan.

(6)

iv

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoretis ... 8

1. Model Pembelajaran Silent Demonstration ... 8

A. Pengertian Model Pembelajaran ... 8

B. Model Pembelajaran Silent Demonstration ... 9

C. Langkah-langkah Model Pembelajaran Silent Demonstration ... 10

D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Silent Demonstration ... 12

(7)

v 3. Aplikasi Model Pembelajaran Silent Demonstration

Terhadap Kemampuan Menulis Puisi ... 32

C. Variabel Penelitian dan Operasional Penelitian ... 38

D. Metode Penelitian ... 39

E. Desain Penelitian ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 69

(8)

vi DAFTAR PUSTAKA ... 71

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Grafik Distribusi Frekuensi Pre-Test... 53

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus... ... 73

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen... 75

Lampiran 3 Tes Kemampuan Menulis Puisi (Pre-test)... 80

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (Pre-test)... 81

Lampiran 5 Tes Kemampuan Menulis Puisi (Post-test)... 83

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (Post-test)... 84

Lampiran 7 Hasil Pre-test & Post-test dan Rata-rata Kemampuan Menulis Puisi Siswa ... ... 86

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Selain itu, pembelajaran bahasa

Indonesia bertujuan menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia.

Dalam paradigma pendidikan saat ini, peserta didik adalah sentral

pembelajaran. Sebagai sentral pembelajaran, peserta didik dapat

mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan

minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya

kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri. Dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, tugas guru adalah memusatkan perhatian pada pengembangan

kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan

berbahasa dan sumber belajar. Guru harus mandiri dan akomodatif dalam

menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi

lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ruang lingkup mata

pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan

kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis. Salah satu komponen pembelajaran sastra adalah

menulis puisi, yaitu dalam kompetensi dasar 8.2 Menulis puisi baru dengan

(12)

2

Kompetensi ini harus dicapai siswa peserta didik pada kelas X semester

ganjil. Keterampilan menulis puisi telah diterapkan guru di kelas X SMA

Swasta Gajah Mada Medan. Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan

kepala sekolah dan salah seorang guru bahasa Indonesia, yaitu siswa kurang

mampu menulis dalam menulis, khususnya menulis puisi. Diketahui bahwa

hasil beajar siswa dalam menulis puisi masih tergolong rendah dengan skor

rata-rata 6,8. Hal ini terlihat dari nilai menulis puisi siswa yang belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada kompetensi dasar menulis puisi yang

sebagian besar mencapai 70-75. Hasil menulis puisi siswa tidak terlihat pada

majalah dinding sekolah, bahkan jarang melakukan pelatihan menulis puisi

tingkat SMA. Selain itu, guru bahasa Indonesia yang ada di sekolah tersebut

juga membenarkan pernyataan tersebut. Hal ini juga yang membuat penulis

tertarik memilih sekolah sebagai tempat penelitian karena siswa di sekolah

tersebut kurang antusias dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi.

Bahkan, ketika penulis mewawancarai saah satu guru bahasa Indonesia sekolah

tersebut, guru tersebut tidak tertarik dalam hala menulis. Lalu, bagaimana

seorang pengajara yang tidak tertarik menulis mengajarkan pembelajaran

menulis kepada siswa. Padahal materi puisi sudah dipelajari di SMP meski

dengan indikator yang berbeda.

Banyak faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kompetensi menulis

puisi. Diduga, guru tidak menerapkan model atau media yang bervariasi

sehingga tidak menarik bagi siswa. Guru masih menerapkan model ekspositori

dengan pembelajaran yang cenderung fokus pada ceramah. Ceramah hanya

akan membuat siswa tidak berpartisipasi dalam pembelajaran menulis puisi.

(13)

3

Proses pembelajaran dengan model ini bersifat monoton sehingga siswa tidak

berperan aktif saat proses belajar berlangsung. Padahal, menulis puisi

membutuhkan keaktifan siswa. Untuk menghasilkan puisi yang baik, siswa

harus menempuh langkah-langkah menulis puisi.

Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan

kompetensi siswa menulis puisi. Akan tetapi, penulis merasa tertarik untuk

meneliti menulis puisi dengan model pembelajaran demonstrasi bisu (silent

demonstration). Pemilihan model ini berdasarkan teori para ahli mengenai

model pembelajaran demonstrasi bisu. Menurut (Rostiyah, 2008;83), “Silent

demonstration adalah cara mengajar di mana seorang instruktur/ atau guru

menunjukkan, memperlihatkan suatu proses”. Model pembelajaran ini dapat

diterapkan untuk pembelajaran menulis puisi.

Pembelajaran menulis puisi membutuhkan praktik dan keterampilan

untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis. Menulis puisi membutuhkan

model pembelajaran yang dapat menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses

menulis puisi. Model pembelajaran silent demonstration merupakan model

pembelajaran yang menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses. Kegiatan

menujukkan dan memperlihatkan proses menulis puisi dapat meningkatkan

kemampuan siswa menulis puisi. Ketika, guru memperlihatkan satu contoh puisi

kepada siswa dan menunjukkan langkah-langkah menulis puisi, siswa akan

tertarik, pengetahuan siswa mengenai puisi akan bertambah, siswa akan terlibat

aktif saat proses pembelajaran, antara siswa akan berdiskusi sehingga terjadi

umpan balik antara siswa dan guru.

Menulis puisi membutuhkan keterampilan dan proses, karena puisi

(14)

4

Model pembelajaran silent demonstration dapat diterapkan untuk mengajar

langkah suatu proses keterampilan, mendemonstrasikan

langkah-langkah menulis puisi dapat mendorong peserta didik untuk tetap menjaga

perhatian, inilah alasan penulis memilih model demonstrasi bisu ini.

Demonstrasi biasa dilakukan dengan suara lantang, namun dalam model ini

demonstrasi yang dilakukan guru adalah guru berusaha mengeluarkan suara

seminim mungkin karna ini demonstrasi bisu, guru memperagakan

langkah-langkah. Dengan menerapkan model pembelajaran demonstrasi bisu, diharapkan

bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran puisi mencapai standar

ketuntasan minimal.

Model pembelajaran demonstrasi bisu (silent demonstration) baik

digunakan untuk menggali kemampuan siswa dalam menulis sastra. Sebagai

landasan, sebelumnya model pembelajaran demonstrasi bisu ini sudah pernah

dipergunakan oleh Mustika Wati Siregar dengan judul penelitian “Pengaruh

Model Pembelajaran Demonstrasi Bisu (Silent Demonstration) Terhadap

Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta Teladan Sei Rampah

Tahun Pembelajaran 2012/2013”. Berdasarkan penelitian terdahulu,

kemampuan menulis cerpen siswa dengan menggunakan model silent

demonstration tergolong baik dengan nilai rata-rata 79,9 kategori baik. Jika

melihat KKM 75, maka kemampuan menulis cerpen siswa sudah tercapai dan

menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa dan cukup

membuktikan keefektifan penggunaan model demonstrasi bisu dam proses

pembelajaran menulis. Keberhasilan penggunaan model demonstrasi bisu ini

membuat penulis tertarik untuk memilih model pembelajaran dan diterapkan ke

(15)

5

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik menjadikan permasalahan

tersebut sebagai topik yang akan diteliti oleh penulis dengan menggunakan

model demonstrasi bisu sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan menulis puisi. Adapun judul yang dipilih sesuai dengan

permasalahan tersebut adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Silent

Demonstration (Demonstrasi Bisu) terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh

Siswa Kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2013/

2014”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan suatu penelitian.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

dapat diidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Kemampuan menulis puisi siswa masih rendah dengan nilai rata-rata

lulus 6,8.

2. Kurang optimalnya model pembelajaran yang digunakan guru untuk

melatih keterampilan menulis puisi siswa.

3. Nilai kemampuan menulis puisi siswa belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal, yakni 70-75.

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah perlu dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini

dimaksudkan untuk menciptakan hasil yang lebih baik dan terperinci, serta

dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan adanya pembatasan masalah

dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya dibatasai dan difokuskan pada

keterampilan menulis puisi dan teknik penulisan puisi, model silent

(16)

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka perlu dirumuskan

masalah yang akan diteliti agar penelitian ini terarah, permasalahan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Gajah

Mada Medan sebelum menggunakan model pembelajaran silent

demonstration?

2. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Gajah

Mada Medan setelah menggunakan model pembelajaran silent

demonstration?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran silent demonstration terhadap

kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan?

E. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian yang dilakukan memiliki tujuan tertentu agar penelitian

lebih terarah dan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Berdasarkan

batasan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta

Gajah Mada Medan Medan sebelum menggunakan model pembelajaran

silent demonstration.

2. Untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta

Gajah Mada Medan Medan setelah menggunakan model pembelajaran silent

(17)

7

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran silent demonstration

terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Gajah Mada

Medan.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, diharapkan hasil penelitian

ini memiliki beberapa manfaat. Adapun manfaat adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan

dalam teori pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan model pembelajaran silent demonstration.

2. Manfaat Praktis

- Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi

- Mendorong guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif

(18)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka

disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Gajah Mada

Medan Tahun Pembelajaran 2013/ 2014 sebelum menggunakan

Model Pembelajaran Silent Demonstration (Demonstrasi Bisu)

diperoleh 75 nilai tertinggi dan nilai terendah 55, nilai rata-rata 64,52

dan termasuk dalam kategori cukup.

2. Kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Gajah Mada

Medan Tahun Pembelajaran 2013/ 2014 sesudah menggunakan

Model Pembelajaran Silent Demonstration (Demonstrasi Bisu)

diperoleh 90 nilai tertinggi dan nilai terendah 65, nilai rata-rata 73,7

dan termasuk dalam kategori baik.

3. Hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model

pembelajaran demonstrasi bisu berpengaruh terhadap kemampuan

siswa dalam menulis puisi dari pada hasil permbelajaran menulis

puisi sebelum perlakuan. Hal tersebut dilihat dari ttabel pada taraf 5%

= 2,04. Karena t0 yang didapat lebih besar dari ttabel maka hipotesis

nihil (Ho) ditolak dan hipotesis (Ha) dterima.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari

(19)

70

1. Agar model pembelajaran demonstrasi bisu dapat dipertimbangkan untuk

digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2. perlunya guru bidang studi Bahasa Indonesia yang mengajar di lokasi

penelitian maupun yang di sekolah lain untuk meningkatkan perhatiannya

terhadap kemampuan siswa dalam menulis puisi termasuk menggunakan

media ataupun model pembelajaran yang digunakan.

3. Perlunya diadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti yang lain sebagai

langkah konkrit pemingkatakn mutu pendidikan dengan menggunakan

(20)

71

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Arnita. 2013. Pengantar Statistik. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Depdikbud, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Garputala. 2011. Kanvas Sastra: Antologi Puisi Mahasiswa Se-Sumatera Utara. Medan: Pustaka Garputala

Gie. 2009. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset

Gichara, Jenny. 2012. Kelas Hebat Prestasi Hebat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: CV. Yrama Widya

Mursini. 2011. Apresiasi & Pembelajaran Sastra Anak. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: USU Press

Sagala, H. Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Penbelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo

Sopandi. 2010. Memahami Puisi. Bogor: Quadra.

(21)

72

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Adminsitrasi. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning:Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Tarigan, Hanry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Waluyo, Herman J. 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Gambar

GAMBAR 2  Grafik Distribusi Frekuensi Post-Test.................................................
Tabel Statistik..................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Febrina Sebayang, NIM 2123311030, Kontribusi Frekuensi Latihan Menulis Tulisan Pribadi terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta Nusantara

Charly Rawita Simamora, NIM 2113111012, Pengaruh Metode Pancingan Kata Kunci Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta Mulia Pratama Medan

Pengaruh Kegiatan Membaca Kritis Sastra untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Istiqlal Delitua Tahun Pembelajaran 2015/2016, Jurusan

Korelasi Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Taman Siswa Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013, Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh penggunaan model pembelajaran concept sentence terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta YASPENDA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan (1) perencanaan pembelajaran menulis puisi; (2) pelaksanaan pembelajaran menulis puisi; (3) penilaian

Dalam hal ini penulis juga lakukan pengumpulan data pada bagian terkait pemilihan Guru terbaik di SMA Swasta Gajah Mada Padang Bulan Medan.. Dalam studi ini penulis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Brainstorming efektif terhadap hasil belajar matematika pada siswa SMP Swasta gajah Mada