MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PROBLEM SOLVING DI KELAS V SD NEGERI 060895
PADANG BULAN MEDAN T.A. 2013/2014
S
SKKRRIIPPSSII
D
Diiaajjuukkaann uunnttuukk MMeemmeennuuhhii PPeerrssyyaarraattaann M
Meemmppeerroolleehh GGeellaarr SSaarrjjaannaa PPeennddiiddiikkaann P
Paaddaa JJuurruussaann PPPPSSDD SS--11
O Olleehh::
PUTRI
REZEKI
PUTRI REZEKI
N
ABSTRAK
PUTRI REZEKI, NIM. 109311082, “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains dengan Menggunakan Metode Problem Solving di Kelas V SD Negeri 060895 Padang Bulan Medan T.A. 2013/2014”, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2015.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya aktivitas atau keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar sains. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode
problem solving dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sains pada
materi pokok alat pernapasan manusia di kelas V SD Negeri 060895 Padang Bulan Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 060895 Padang Bulan Medan tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 32 siswa. Penelitian dilakukan selama 2 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menujukkan bahwa: pada pertemuan pertama siklus I, diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 55,1% (cukup aktif) dan jumlah siswa yang dinyatakan aktif belajar sebanyak 19 siswa (59,4%). Pada pertemuan kedua siklus I, diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60,5% (cukup aktif) dan jumlah siswa yang dinyatakan aktif belajar sebanyak 20 siswa (62,5%). Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, aktivitas belajar sains siswa pada pertemuan pertama siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata persentase aktivitas sebesar 71,9% (aktif) dan jumlah siswa yang dinyatakan aktif belajar sebanyak 28 siswa (87,5%). Pada pertemuan kedua siklus II, aktivitas belajar siswa kembali meningkat dengan rata-rata persentase sebesar 78,6% (aktif) dan jumlah siswa yang dinyatakan aktif belajar sebanyak 29 siswa (90,6%). Berdasarkan rata-rata persentase menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 18,1% dari siklus I ke siklus II dan jumlah siswa yang dinyatakan aktif belajar terjadi peningkatan sebesar 28,1% dari siklus I ke siklus II.
Dengan demikian dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode problem solving terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sains pada materi pokok alat pernapasan manusia di kelas V SD Negeri 060895 Padang Bulan Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Sebagai tindak lanjut disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan metode problem
DAFTAR ISI
5. Pengertian Metode Problem Solving ... 14
6. Langkah-Langkah Metode Problem Solving ... 16
7. Kelebihan dan Kelemahan Metode Problem Solving ... 19
B. Kerangka Berpikir ... 20
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 22
E. Desain Penelitian ... 23
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Jadwal Kegiatan Penelitian ... 30
Tabel 2: Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Peneliti (Guru) dalam Menerapkan Metode Problem Solving Selama Siklus I ... 36
Tabel 3: Tingkat Aktivitas Siswa Selama Siklus I ... 37
Tabel 4: Jenis/Indikator Aktivitas Belajar Siswa Selama Siklus I ... 39
Tabel 5: Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Peneliti (Guru) dalam Menerapkan Metode Problem Solving Selama Siklus II ... 48
Tabel 6: Tingkat Aktivitas Siswa Selama Siklus II ... 49
Tabel 7: Jenis/Indikator Aktivitas Belajar Siswa Selama Siklus II ... 50
Tabel 8: Peningkatan Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa ... 53
Tabel 9: Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Secara Klasikal ... 55
Tabel 10: Peningkatan Indikator Aktivitas Belajar Siswa ... 56
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Strategi Pemecahan Masalah Polya ... 17
Gambar 2: Desain PTK Model Hopkins ... 24
Gambar 3: Peneliti (Guru) Sedang Menjelaskan Materi di Depan Kelas ... 32
Gambar 4: Guru Sedang Membimbing Siswa Memecahkan Masalah atau Pertanyaan yang Diberikan ... 53
Gambar 5: Histogram Aktivitas Belajar Siswa Secara Klasikal Selama Siklus I ... 39
Gambar 6: Peneliti (Guru) Sedang Menjelaskan Materi di Depan Kelas dengan Bantuan Media Gambar ... 43
Gambar 7: Guru Sedang Berinteraksi dengan Siswa dan Membimbing Siswa Memecahkan Masalah atau Pertanyaan yang Diberikan .... 46
Gambar 8: Histogram Aktivitas Belajar Siswa Secara Klasikal Selama Siklus II ... 50
Gambar 9: Histogram Peningkatan Rata-rata Persentase Skor Aktivitas Belajar Siswa ... 54
Gambar 10: Histogram Peningkatan Jumlah Siswa yang Aktif dalam Belajar Secara Klasikal ... 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam
dengan segala isinya. Pendidikan IPA atau sains diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Hal
ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran sains sangat dibutuhkan suatu
kegiatan yang melibatkan siswa aktif untuk mempelajari dan memecahkan suatu
masalah, karena tidak semua materi pelajaran sains yang disampaikan oleh guru
dapat dimengerti siswa jika hanya disampaikan melalui ceramah.
Tugas guru sebagai pengajar dan pendidik tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga
menciptakan pengalaman belajar bagi siswa dengan cara melibatkan siswa secara
aktif dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, menunjukkan
bahwa pada dasarnya guru sudah berusaha untuk melibatkan siswa secara aktif
dalam belajar melalui tugas-tugas yang diberikan guru. Namun metode yang
digunakan guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian
tugas serta proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas juga masih
didominasi atau berpusat pada guru.
Hasil pengamatan penulis selama melakukan observasi awal di SD Negeri
060895 Padang Bulan Medan tampak bahwa: 1) proses pembelajaran sains yang
dilakukan guru cenderung berpusat pada guru dan kurang melibatkan siswa aktif
dalam belajar; 2) metode yang digunakan guru kurang kreatif dan inovatif dimana
guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas; 3)
2
materi-materi sains yang diajarkan juga masih kurang dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari siswa; 4) proses pembelajaran seringkali dilakukan mengikuti urutan
buku halaman demi halaman termasuk soal-soalnya; 5) sumber belajar yang ada
hanyalah guru sebagai pemberi informasi dan buku, hampir tidak ada media atau
alat bantu belajar selain buku, kapur dan papan tulis; dan 6) aktivitas siswa dalam
belajar sains juga masih tergolong kurang, dimana siswa cenderung hanya aktif
mendengarkan, memperhatikan apa yang disampaikan guru, mencatat, dan
mengerjakan tugas-tugas yang ada di buku ketika diperintahkan guru.
Singkatnya, dari hasil observasi awal penulis ditemukan bahwa proses
pembelajaran sains yang dilakukan guru masih berpusat pada guru, belum mampu
mengaktifkan siswa secara optimal dalam belajar dan kurang aplikatif atau belum
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga hasil yang dirasakan juga
masih belum optimal. Dengan demikian kurangnya aktivitas atau keterlibatan
siswa secara aktif dalam belajar diduga sebagai salah satu faktor rendahnya
pencapaian hasil belajar sains siswa.
Kurangnya aktivitas siswa dalam belajar juga berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar siswa. Hasil observasi awal penulis di SD Negeri 060895
Padang Bulan Medan ditemukan bahwa hasil belajar sains siswa khususnya di
3
atau 41% siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 atau tergolong tuntas
sedangkan 19 orang atau 59% masih memperoleh nilai kurang dari 65 atau belum
tuntas. Hasil observasi awal penulis menunjukkan bahwa rata-rata maupun
persentase ketuntasan hasil belajar sains siswa secara kelas masih sangat rendah.
Agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal, maka dalam
proses pembelajaran guru harus dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar
dan memecahkan suatu masalah, karena tidak semua materi pelajaran yang
disajikan oleh guru dapat dimengerti oleh siswa jika hanya disampaikan melalui
ceramah. Oleh karena itu, perlu adanya proses pembiasaan sehingga siswa terlibat
secara aktif mempelajari materi yang diajarkan guru.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru sebagai proses
pembiasaan dalam rangka melibatkan atau meningkatkan aktivitas siswa dalam
belajar adalah metode problem solving atau pemecahan masalah. Metode problem
solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu
metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat digunakan metode-metode
lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Hal ini menunjukkan bahwa metode problem solving sangat tepat diterapkan
untuk membantu dan melatih siswa mengembangkan kemampuannya dalam
memecahkan masalah termasuk masalah-masalah yang berkaitan dengan alam.
Dalam penerapannya, metode problem solving lebih menekankan
keterlibatan siswa secara langsung dalam belajar dan menyelesaikan masalah,
mulai dari keaktifan siswa mencari data, menemukan cara yang tepat untuk
menyelesaikan masalah sampai menarik kesimpulan. Fungsi guru dalam kegiatan
pemecahan masalah adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan
4
metode problem solving ini siswa terbiasa menghadapi masalah serta terlatih dan
terampil untuk menyelesaikan masalah yang ada dan akhirnya diharapkan siswa
dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk
melakukan suatu penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran sains di
dalam kelas, dengan mengangkat suatu judul “Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Sains dengan Menggunakan Metode Problem
Solving di Kelas V SD Negeri 060895 Padang Bulan Medan T.A. 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang terkait dengan belajar sains siswa, antara lain:
1. Proses pembelajaran sains yang dilakukan guru cenderung berpusat pada guru
dan kurang melibatkan siswa aktif dalam belajar;
2. Guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas;
3. Materi-materi sains yang diajarkan juga masih kurang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari siswa;
4. Proses pembelajaran seringkali dilakukan mengikuti urutan buku halaman
5
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini masalah yang diteliti dibatasi pada proses pembelajaran
sains yang kurang efektif dan kurang melibatkan siswa aktif dalam belajar sains,
sehingga penulis mencoba untuk menggunakan metode problem solving untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sains materi pokok alat
pernapasan manusia di kelas V SD Negeri 060895 Padang Bulan Medan Tahun
Ajaran 2013/2014.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka masalah
yang diteliti dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan metode
problem solving dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sains pada
materi pokok alat pernapasan manusia di kelas V SD Negeri 060895 Padang
Bulan Medan Tahun Ajaran 2013/2014?.
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode problem
solving dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sains pada materi pokok
alat pernapasan manusia di kelas V SD Negeri 060895 Padang Bulan Medan
Tahun Ajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan,
6
1. Bagi siswa, diharapkan dengan menerapkan metode problem solving dapat
meningkatkan aktivitas siswa dan melatih siswa agar terbiasa memecahkan
masalah dalam belajar sains.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menentukan maupun merancang
metode pembelajaran yang inovatif sehingga dapat melibatkan dan
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar terutama belajar sains.
3. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
untuk memperbaiki dan mengembangkan kinerja guru dalam menggunakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan refleksi dari tiap-tiap siklus
disimpulkan bahwa penggunaan metode problem solving terbukti dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sains pada materi pokok alat
pernapasan manusia di kelas V SD Negeri 060895 Padang Bulan Medan Tahun
Ajaran 2013/2014.
1. Hingga pertemuan kedua siklus I, diperoleh rata-rata persentase aktivitas
belajar siswa sebesar 60,5% (cukup aktif). Setelah dilakukan perbaikan hingga
pertemuan kedua siklus II rata-rata persentase aktivitas meningkat menjadi
sebesar 78,6% (aktif) atau dengan kata lain terjadi peningkatan rata-rata
sebesar 18,1% dari siklus I ke siklus II.
2. Jumlah siswa yang dinyatakan aktif dalam belajar hingga pertemuan kedua
siklus I sebanyak 20 siswa (62,5%). Setelah dilakukan perbaikan pada siklus
II, jumlah siswa yang dinyatakan aktif belajar hingga kedua siklus II yaitu
sebanyak 29 siswa (90,6%) atau dengan kata lain terjadi peningkatan jumlah
siswa yang dinyatakan aktif belajar sebesar 28,1% dari siklus I ke siklus II.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, sebagai tindak lanjut dari hasil peneltian
ini diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada siswa, disarankan untuk selalu semangat mengikuti pembelajaran di
dalam kelas, tidak malu atau takut bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang
masih kurang dimengerti, lebih berani atau tidak takut untuk mengemukakan
60
ide atau pendapat dan saling menghargai pertanyaan maupun pendapat teman
lainnya, serta diharapkan untuk selalu aktif dalam memecahkan permasalahan
atau tugas-tugas yang diberikan guru dengan menerapkan langkah-langkah
pemecahan masalah yang diajarkan guru.
2. Kepada guru diharapkan untuk lebih inovatif memilih dan menggunakan
metode pembelajaran dalam menyampaikan materi sains, dan disarankan
kepada guru untuk dapat menggunakan metode problem solving (pemecahan
masalah) agar siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, serta
disarankan kepada guru untuk dapat merangsang, memotivasi dan
membimbing siswa agar aktif dalam belajar, lebih berani dan lebih percaya
diri terutama dalam menyelesaikan masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada siswa.
3. Kepada Kepala Sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan ketersediaan
sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran di dalam kelas
seperti penyediaan buku, LKS, media maupun alat peraga yang dapat
membantu guru menjalankan tugas mengajarnya sehingga dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian
RIWAYAT HIDUP
1. Latar Belakang Keluarga
a. Nama : PUTRI REZEKI b. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 11 Juli 1991
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Jl. Pendidikan Lk. VI No 48 Medan e. Agama : Islam
f. Nama Ayah : Zulkifli Sitepu (Alm) g. Nama Ibu : Kristina Ginting h. Perkerjaan Ayah : Wiraswasta i. Pekerjaan Ibu : Guru
2. Riwayat Pendidikan
a. SD Swasta Free Methodist Medan lulus tahun 2003 b. SMP Swasta Teladan Medan lulus tahun 2006 c. SMA Swasta Teladan Medan lulus tahun 2009