• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI SE-KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI SE-KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA, PERSEPSI TENTANG

KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH DAN

MOTIVASI BERPRESTASI GURU DENGAN KINERJA GURU

SMK NEGERI SE- KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

TIFKA CINTIA UTAMI PUTRI

NIM. 8126131021

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA, PERSEPSI TENTANG

KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH DAN

MOTIVASI BERPRESTASI GURU DENGAN KINERJA GURU

SMK NEGERI SE- KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

TIFKA CINTIA UTAMI PUTRI

NIM. 8126131021

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Tifka Cintia Utami Putri. NIM : 8126131021. Hubungan Antara Iklim Kerja, Persepsi tentang Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru dengan Kinerja Guru SMK Se-Kabupaten Deli Serdang. Tesis, Administrasi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2014.

(6)

ii

ABSTRACT

Tifka Cintia Utami Putri. NIM : 8126131021. Relationship between School Work Climate, Perception about Participative Leadership of Principal and Teacher’s Achievement Motivation with National Vocational School Teacher’s Performance in Deli Serdang Regency. Thesis. Post Graduate State University of Medan.2014.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program

Pascasarjana

Universitas Negeri Medan. Adapun tesis ini berjudul “

Hubungan

Antara Ikli Kerja Guru, Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Partisipatif Kepala

Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru Dengan Kinerja Guru SMK Negeri

Se-Kabupaten Deli Serdang

”.

Dalam proses penulisan tesis ini, Penulis menghadapi berbagai kendala

yang disebabkan keterbatasan kemampuan dari penulis dan hal lain. Tetapi berkat

semangat, doa, dorongan, dan bantuan dari banyak pihak, penulis akhirnya dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan

segala kerendahan hati saya menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1.

Rektor dan Pembantu Rektor yang telah membimbing dan memberi

pelayanan kepada mahasiswa.

2.

Direktur, Asisten direktur, Bapak/Ibu dosen, serta segenap pegawai Prodi

Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

yang telah membimbing dan memberi pelayanan kepada mahasiswa.

3.

Prof. Dr.H. Zainuddin, M.Pd, selaku pembimbing I dan Prof. Dr. Siman

M.Pd, selaku pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu

membimbing dan motivasi dalam proses penulisan tesis ini.

4.

Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Dr. Irsan Rangkuti,M.Pd.,M.Si selaku

narasumber sekaligus validator, dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku

narasumber.

(8)

6.

Seluruh kepala sekolah SMK Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang, dan para

guru yang menjadi sampel penelitian,

7.

Orangtua terkasih

yang selalu mendukung dan mendo’akan

Ezwir N.P,

S.Sos dan Darmalina, Tiada kata yang layak untuk menggambarkan

besarnya terima kasih atas semua pengorbanan dan motivasi yang tak

terhingga yang diberikan selama ini.

8.

Suami tercinta, Muhammad Iqbal, S.H, serta kedua buah hatiku tersayang

Muhammad Ikmal Hakim dan Siti Aliyya Zahra, telah begitu banyak

memberi motivasi dalam penulisan tesis ini, tiada balasan setimpal yang

bisa diberi, semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan Jazakillah

Khoiron Katsiron.

9.

Kedua adikku, Rahmadsyah SE dan Putri Triana Lailatul Barqah yang

banyak memberi motivasi dan membantu terselesaikannya tesis ini.

10.

Mahasiswa angkatan XXII Prodi Administrasi Pendidikan yang menjadi

keluarga, sahabat, dan selalu memberi motivasi kepada penulis, Eka Mutia

Lubis yang juga telah banyak membantu.

Semoga semua pihak yang telah membantu Penulis dan belum dapat

disebutkan satu persatu, yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian

pendidikan dan penulisan tesis ini selalu ditambahkan berkat oleh Tuhan Yang

Maha Esa dalam segala hal. Akhir kata semoga tesis ini memberi kontribusi

yang bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan yang akan datang.

Medan, Juli 2014

Penulis,

(9)
(10)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 11

1.3. Pembatasan Masalah ... 11

1.4. Perumusan Masalah ... 12

1.5. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kerangka Teoretis ... 15

2.1.1. Kinerja Guru ... 15

a. Definisi Kinerja Guru ... 15

b. Faktor-faktor Kinerja ... 19

c. Penilaian Kinerja Guru ... 21

2.1.2. Iklim Kerja Sekolah ... 26

a. Pengertian Iklim Kerja Sekolah ... 26

b. Indikator Iklim Kerja Sekolah ... 28

2.1.3. Definisi Kepemimpinan Partisipatif ... 31

a. Definisi Persepsi ... 31

b. Definisi Kepemimpinan Partisipatif ... 32

(11)

vi

2.1.4. Motivasi Berprestasi Guru ... 36

2.2. Penelitian yang Relevan ... 40

2.3. Kerangka Berfikir... 43

2.1.3. Hubungan Iklim Kerja dengan Kinerja Guru ... 43

2.3.2. Hubungan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 44

2.3.3. Hubungan Motivasi Berprestasi Guru dengan Kinerja Guru ... 45

2.3.4. Hubungan Iklim Kerja, Motivasi berprestasi, dan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah secara Bersama-sama dengan Kinerja Guru ... 46

2.4. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 50

3.2. Populasi dan Sampel ... 51

3.2.1. Populasi ... 51

3.2.2. Sampel ... 52

3.3. Rancangan Penelitian ... 54

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 54

3.4.1. Variabel Penelitian ... 54

3.4.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 54

3.5. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian . 55 3.6. Uji Coba Instrumen ... 59

3.7. Hasil Uji Coba Instrumen ... 63

3.8. Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian ... 72

4.1.1. Kinerja Guru ... 73

(12)

vii

4.1.3. Persepsi tentang Kepemimpinan Partisipatif

Kepala Sekolah ... 76

4.1.4. Motivasi Berprestasi Guru ... 78

4.2. Uji Kecenderungan Data Variabel Penelitian ... 80

4.2.1. Uji Kecendenderungan Data Kinerja Guru ... 80

4.2.2. Uji Kecendenderungan Data Iklim Kerja Sekolah ... 81

4.2.3. Uji Kecendenderungan Data Persepsi tentang Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah ... 81

4.2.4. Uji Kecendenderungan Data Motivasi Berprestasi Guru ... 82

4.3. Uji Persyaratan Analisis ... 83

4.3.1 Uji Normalitas Data ... 83

4.3.2 Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi ... 85

4.3.3 Uji Independensi Antar Variabel Bebas ... 87

4.4. Uji Hipotesis Penelitian ... 89

4.4.1 Hipotesis Pertama: Hubungan Iklim Kerja Sekolah dengan Kinerja Guru ... 89

4.4.2 Hipotesis Kedua: Hubungan Persepsi tentang Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 90

4.4.3 Hipotesis Ketiga: Hubungan Motivasi Berprestasi Guru dengan Kinerja Guru ... 91

4.4.4 Hipotesis Keempat: Hubungan antara Iklim Kerja, Persepsi tentang Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah, dan Motivasi Berprestasi Guru dengan Kinerja Guru ... 92

4.5. Temuan Penelitian... 96

4.6. Pembahasan Penelitian ... 100

4.7. Keterbatasan Penelitian ... 107

(13)

viii

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan ... 108

5.2. Implikasi ... 109

5.2.1 Upaya Peningkatan Kinerja Guru melalui Iklim

Kerja Sekolah ... 109

5.2.2 Upaya Peningkatan Kinerja Guru melalui

Persepsi tentang Kepemimpinan Partisipatif

Kepala Sekolah ... 112

5.2.3 Upaya Peningkatan Kinerja Guru melalui Motivasi

Berprestasi Guru ... 114

5.2.4 Upaya Peningkatan Kinerja Guru melalui Iklim

Kerja Sekolah, Persepsi tentang Kepemimpinan

Partisipatif Kepala Sekolah dan Motivasi

Berprestasi Guru ... 116

5.3. Saran ... 117

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Keadaan Guru di SMKN Negeri 1 Galang ...

7

Tabel 3.1. Kegiatan dan Waktu Penelitian ... 51

Tabel 3.2. Data Jumlah Guru SMK Negeri di Kabupaten Deli Serdang .. 52

Tabel 3.3. Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu ... 53

Tabel 3.4. Rincian Penentuan Sampel Penelitian Tiap Sekolah ... 54

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Iklim Kerja Sekolah ... 59

Tabel 3.6. Indikator Variabel Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan

Partisipatif Kepala Sekolah ... 59

Tabel 3.7. Indikator Variabel Motivasi Berprestasi Guru ... 59

Tabel 3.8. Indikator Variabel Kinerja Guru ... 60

Tabel 4.1. Ringkasan Karakteristik Data dari Variabel Penelitian ... 74

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 75

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Kerja Sekolah ... 76

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi tentang

Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah ... 78

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi Guru ... 80

Tabel 4.6. Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru ... 81

Tabel 4.7. Tingkat Kecenderungan Variabel Iklim Kerja Sekolah ... 82

Tabel 4.8. Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi tentang

Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah ... 83

Tabel 4.9. Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Berprestasi Guru . 84

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 85

Tabel 4.11. Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi ... 87

Tabel 4.12. Ringkasan Uji Independensi Antara Variabel Bebas ... 88

Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X

1

dengan Y ... 90

Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X

2

dengan Y ... 91

Tabel 4.15. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X

3

dengan Y ... 92

(15)

Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda ... 94

Tabel 4.18. Rangkunan Analisis Korelasi Parsial ... 95

Tabel 4.19. Sumbangan Masing-Masing Variabel Bebas terhadap

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Paradigma Penelitian ... 450

Gambar 4.1. Histogram Distribusi Variabel Kinerja Guru ... 75

Gambar 4.2. Histogram Distribusi Variabel Iklim Kerja Sekolah ... 77

Gambar 4.3. Histogram Distribusi Variabel Persepsi tentang

Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah ... 79

Gambar 4.4. Histogram Distribusi Variabel Motivasi Berprestasi Guru 81

Gambar 4.5. Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Iklim Kerja Sekolah ... 121

2. Kuesioner Penelitian Persepsi tentang Kepemimpinan

Partisipatif Kepala Sekolah ... 123

Lampiran

3. Kuesioner Penelitian Motivasi Berprestasi Guru ... 125

Lampiran

4. Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 127

Lampiran

5. Tabulasi Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Angket

Iklim Kerja ... 138

Lampiran

6. Tabulasi Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Angket

Persepsi Tentang Kepemimpinan Partisipatif

Kepala Sekolah... 139

Lampiran

7. Tabulasi Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Angket

Motivasi Berprestasi Guru ... 140

Lampiran

8. Tabulasi Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Angket

Iklim Kerja Sekolah ... 141

Lampiran

9. Tabulasi Hasil Reliabilitas Uji Coba Persepsi tentang

Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah ... 142

Lampiran

10. Tabulasi Hasil Uji Cona Instrumen Angket Motivasi

Berprestasi Guru ... 143

Lampiran

11. Perhitungan Validitas ... 144

Lampiran

12. Perhitungan Uji Reliabilitas ... 148

Lampiran

13. Data Hasil Penelitian ... 153

Lampiran

14. Perhitungan Statistik Dasar ... 160

Lampiran

15. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Ubahan Penelitian ... 166

Lampiran

16. Uji Normalitas ... 169

Lampiran

17. Uji Kelinieran dan Persamaan Regresi ... 183

Lampiran

18. Perhitungan Uji Independensi ... 203

Lampiran

19. Perhitungan Koefisien Korelasi ... 206

(18)

Multipel Dari Variabel Iklim Kerja, Persepsi tentang

Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah,

dan Motivasi Berprestasi Guru dengan Kinerja Guru ... 209

Lampiran

21. Perhitungan Korelasi Parsial ... 214

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan

dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat

tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

berhasilnya pendidikan adalah pelaksana pendidikan yaitu guru. Gurulah ujung

tombak pendidikan, sebab gurulah secara langsung berupaya mempengaruhi,

membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang

cerdas, terampil dan bermoral tinggi, guru dituntut memiliki kemampuan yang

diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.

Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dan

menentukan keberhasilan pendidikan. Menurut Aqib (2002:42) guru adalah faktor

penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral

serta sumber kegiatan belajar mengajar. Guru merupakan aktor utama yang

berkaitan langsung dengan kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Oleh sebab

itu, seorang guru memiliki peranan strategis yang mempunyai tugas untuk

mendidik, mengajar dan melatih. Guru tidak hanya bertanggung jawab

menyampaikan pelajaran, tetapi juga harus dapat menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan. Betapapun baik dan lengkapnya sarana dan prasarana

pendidikan, kurikulum, media, sumber atau hebatnya teknologi pendidikan, semua

itu tidak berarti apa-apa jika tidak dibarengi dengan komitmen kerja dan kinerja

(20)

2

guru yang baik. Dalam bekerja guru harus memiliki rasa tanggung jawab dan

dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan itu sendiri maupun terhadap lingkungan

pekerjaannya.

Kinerja dapat diartikan sebagai peningkatan kualitas dalam suatu

pekerjaan atau permainan, bisa juga peningkatan kecerdasan. Dalam istilah

Purwanto (1998: 102), kinerja adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya

suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan.

Selanjutnya Timpe (1993: 208), mengartikan kinerja sebagai penilaian terhadap

tingkat kerja yang dicapai seseorang atau dapat pula dikatakan kinerja sebagai

keberhasilan seseorang dalam bekerja dengan kemampuan.

Sedarmayanti (1995:53) mengatakan kinerja dalam suatu organisasi dapat

dikatakan meningkat jika memenuhi indikator-indikator antara lain: kualitas hasil

kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecakapan, dan komunikasi yang baik.

Berdasarkan pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa guru yang memiliki kinerja

yang baik harus memiliki hasil kerja yang berkualitas, tepat waktu dalam

melakukan atau menyelesaikan sesuatu, memiliki inisiatif dalam mengerjakan

tugas, memiliki kecakapan dalam bekerja dan berkomunikasi dengan baik

terhadap seluruh elemen sekolah yang ada.

Kinerja guru, sangat mungkin untuk dapat ditingkatkan. Hal ini perlu

dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mencapai

kinerja yang optimal. Untuk itu perlu adanya penataan dan pengelolaan yang baik

oleh kepala sekolah (pimpinan) terhadap perilaku guru dalam melaksanakan

(21)

3

tiga diantaranya adalah kepemimpinan, iklim organisasi dan motivasi. Hal ini

sejalan dengan pendapat Arikunto (1994: 80) yang menjelaskan bahwa kinerja

guru dipengaruhi oleh berbagai faktor, secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri

dari: integritas, sikap, minat, intelegensia, motivasi dan kepribadian. Sedangkan

faktor eksternal menyangkut kepemimpinan, sarana dan prasarana, gaji,

pengawasan, suasana kerja dan lingkungan kerja.

Indrawati (2006) mengatakan bahwa faktor motivasi secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja guru. Selanjutnya Susanto (2012) juga

mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan

motivasi guru memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja

guru. Berdasarkan hal tersebut dapat diduga bahwa persepsi terhadap kepala

sekolah dan motivasi guru dalam berprestasi dapat mempengaruhi kinerja guru.

Hal ini juga didukung oleh bagan yang dibuat Colquiit, LePine, dan

Wesson (2009: 8) bahwa kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi :

budaya organisasi (organizational culture), struktur organisasi (organizational

structure), gaya dan perilaku kepemimpinan (leadership style and behavior),

kekuatan dan pengaruh kepemimpinan (leadership power and influence), proses

dan karakteristik tim (processes and characterisrics team), personal dan nilai

budaya (personaity and cultural values), kemampuan (ability), sebagai faktor

yang secara tidak langsung mempengaruhi pada kinerja dan komitmen. Faktor

lain seperti kepuasan kerja (job satisfaction), stres (stress), motivasi (motivation),

(22)

4

keputusan (learning and decision making)sebagai faktor yang secara langsung

mempengaruhi kinerja dan komitmen organisasi.

Dalam menciptakan kinerja guru yang baik, diperlukan adanya pimpinan

yang memiliki perilaku kepemimpinan dan mampu memberi inspirasi serta

motivasi kepada para guru untuk mencapai hasil-hasil atau tujuan yang lebih besar

dari pada yang direncanakan yaitu melalui kepemimpinan baik.

Dalam

lingkungan organisasi (sekolah), setiap individu terlibat dalam proses

persepsi, misalnya bawahan (guru) mempersepsikan atasan (kepala sekolah)

sebagai figur yang komunikatif, protektif, tegas tetapi mendidik, arogan,

acuh tak acuh, berwibawa, dan lain-lain tergantung masing-masing individu

(guru) untuk mempersepsikannya. Persepsi merupakan suatu proses yang

terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui dan

menginterpretasikan orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya,

kualitasnya ataupun keadaan lain yang melekat atau yang ada dalam diri

orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain

sebagai objek persepsi tersebut. Dengan persepsi akan terbentuk

dorongan-dorongan dan hasrat dalam diri (motivasi) seseorang untuk merespon

stimulus yang diperoleh dari lingkungan atau individu, kemudian

memaknai dan mengambil manfaat bagi dirinya yaitu terjadinya perubahan

perilaku yang berdampak pada hasil kinerjanya.

Dalam penelitian ini persepsi guru terhadap kepala sekolah adalah tentang

(23)

5

pemimpin yang partisipatif berarti melibatkan anggota tim dalam pembuatan

keputusan. Hal ini terutama penting manakala pemikiran kreatif diperlukan untuk

memecahkan masalah yang kompleks atau membuat keputusan yang akan

berdampak pada anggota tim. Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan

pada tingginya dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai partisipatif

karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang

secara bergantian. Dengan penggunaan gaya partisipatif ini pemimpin dan

bawahan saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan

keputusan. Persepsi guru tentang kepemimpinan partisipatif sangat dibutuhkan

dalam rangka mewujudkan kinerja guru secara maksimal.

Suasana lingkungan tempat bekerja juga mempengaruhi kinerja para

anggota atau pekerja yang ada di dalamnya, dalam hal ini adalah guru. Suasana

dalam suatu lembaga yang kondusif dapat mengembangkan potensi diri guru

sehingga mereka akan puas dalam bekerja dan dengan adanya motivasi

memungkinkan mereka dapat meningkatkan kinerja guru yang lebih baik lagi.

Falahi (2005) dalam Liana (2012:28) mengatakan bahwa jika iklim yang timbul

bertentangan dengan tujuan, kebutuhan dan motivasi pribadi dapat di prediksikan

bahwa prestasi dalam bekerja akan berkurang

Dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah, guru dituntut untuk dapat

memberikan segenap kemampuannya dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Tingkat semangat seorang guru berbeda dari satu dengan yang lainnya. Sebagian

guru mungkin bekerja keras “tanpa suatu motivasi”, sedang yang lain perlu

(24)

6

untuk guru bergantung pada motifnya. Motif tersebut dapat berupa kedudukan,

keinginan, serta dorongan dari pribadi yang bersangkutan. Selanjutnya Ingle

mengatakan bahwa motivasi berprestasi adalah usaha yang gigih untuk mencapai

keberhasilan dalam segala aktivitas kehidupan. McClelland (1987) mengatakan

motivasi berprestasi sebagai standard of excellence. Motivasi berprestasi

merupakan kecenderungan dalam dalam diri individu untuk berprestasi sebaik

mungkin. Gibson, dkk (1997: 113) mengatakan orang-orang yang mempunyai

kebutuhan tinggi akan prestasi lebih suka menetapkan sendiri tujuan prestasinya

dan terdorong dalam tugas-tugas yang menguji kemampuan mereka. Dengan

dorongan untuk terus berprestasi di bidang pekerjaannya, maka kinerja yang

ditampilkan atau dihasilkan akan semakin baik.

Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan kemampuan guru

menunjukan konsern yang semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan pada

lahirnya undang-undang guru dan dosen tahun 2005 yang di dalamnya mengatur

tentang profesionalisme guru melalui sertifikasi. Sertifikasi tenaga pendidik

yang akan berdampak pada peningkatan keprofesionalan serta tambahan imbalan

yang akan cukup membantu meningkatkan kinerja guru dalam upaya

meningkatkan kualitas pendidikan.

Berbeda dengan realita yang ada, saat ini pendidikan Indonesia masih jauh

dari apa yang diharapkan. Pendidikan masih mengalami berbagai permasalahan

yang berakibat pada rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya Kualitas pendidikan

(25)

7

8.036 SMA/SMK sederajat, ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat

pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Permasalahan pendidikan lainnya ditandai dengan rendahnya kinerja guru,

seperti dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) data Kementerian Pendidikan

Nasional, menunjukkan bahwa secara umum kualitas dan kompetensi guru di

Indonesia masih belum sesuai dengan harapan. Hingga saat ini, dari 2,92 juta

guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya

belum berpendidikan S-1. Selain jenjang pendidikan yang belum memadai,

kompetensi guru juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes terhadap guru semua

bidang studi, rata-rata tidak sampai 50 persen soal yang bisa dikerjakan. Tidak ada

guru yang mendapatkan nilai 80 dari tes yang diberikan. Bahkan, ada guru yang

mendapatkan nilai terendah yakni 1.

Fenomena lainnya adalah seperti yang ditemukan pada salah satu sekolah

SMK Negeri di Kabupaten Deli Serdang yaitu SMK Negeri 1 Galang sebagai

tempat observasi awal. Kinerja guru masih dianggap rendah, yang ditandai dengan

hal-hal seperti pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1. Keadaan Guru di SMK Negeri 1 Galang

No. Deskripsi Kinerja Guru Rendah Rata-Rata Guru

1 Penggunaan media pembelajaran yang sangat

jarang digunakan 13 orang

2 Penyelesaian program pembelajaran yang tidak

tepat waktu 18 orang

3 Dalam Proses belajar mengajar tidak menggunakan RPP, hanya mengandalkan buku panduan (buku paket)

20 orang

(26)

8

monoton (banyak konvensional)

5 Pembuatan RPP lebih banyak yang mengcopy dari RPP tahun lalu, dari rekan sejawat maupun dari internet.

14 orang

Fenomena lain yang terjadi yaitu kepemimpinan kepala sekolah tidak

dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi guru-guru, sehingga adanya

keluhan tentang ketidakpuasan terhadap keadaan tempat kerja serta keadaan

siswa, seperti kerja yang menjenuhkan, suasana lingkungan yang tidak kondusif,

sikap sesama guru yang tidak saling mendukung. Di lain pihak ada dari mereka

yang menurun semangatnya dalam mengajar, merasa bosan, jenuh dengan

pekerjaannya dan masih ada guru yang belum merasa bangga memiliki peran

sebagai guru sehingga keinginan untuk terus meningkatkan kemampuan dan

kompetensi masih kurang. Dalam pelaksanaan tugas mendidik, guru memiliki

sifat dan perilaku yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggung

jawab, ada juga guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa

tanggung jawab.

Ketidakpercayaan guru terhadap kepala sekolah juga kurang. Berdasarkan

hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap guru, ditemukan bahwa guru

menganggap kepala sekolah kurang adil dan kurang mampu menjaga

keharmonisan anggotanya. Hal ini terlihat dari ketidaktaatan guru terhadap aturan

yang dibuat sekolah, masih ada guru yang belum membuat program pembelajaran

dan bahan ajar yang sudah ditentukan dengan tepat waktu. Hal lain terlihat dari

ketidakkompakan atau kebersamaan di antara guru masih kurang, ketidakpedulian

(27)

9

terdapatnya guru yang pro dan kontra terhadap situasi yang terjadi di sekolah

misalnya dalam penegakan disiplin siswa maupun guru. Hal ini membuktikan

bahwa kemampuan manajemen kepala sekolah kurang dalam menjaga

keharmonisan antara guru, sehingga persepsi guru tentang kepemimpinan kepala

sekolah masih rendah.

Rendahnya kinerja guru yang ditemukan di lapangan, terdapat banyak

jawaban atas permasalahan-permasalahan yang biasa dijadikan alasan guru untuk

menutupi kekurangannya antara lain yakni: kurangnya motivasi yang diberikan

kepala sekolah guru, iklim kerja yang tidak kondusif, sehingga tidak jarang

menimbulkan konflik baik sesama guru maupun dengan kepala sekolah,

kesejahteraan dan penghargaan kurang memadai, tidak adilnya kepala sekolah

dalam memberikan tugas tambahan kepada guru, kurangnya sarana dan prasaran

sekolah dan lain sebagainya.

Berdasarkan realita yang sedang berlangsung saat ini di lapangan

mengindikasikan bahwa guru belum mempunyai kinerja yang baik. Nilai-nilai

yang selama ini melekat pada konsep seorang guru sebagai panutan bagi anak

didiknya maupun lingkungannya sedang mengalami krisis yang tidak boleh

dibiarkan berlanjut terus. Jika hal ini terus dibiarkan maka pendidikan akan

terpuruk, oleh karena itu perlu diambil tindakan agar bisa keluar dari

permasalahan ini.

Kinerja guru tidaklah berdiri sendiri, ia akan terkait pada keadaan dan

kemampuan dirinya dan juga diwarnai oleh lingkungan disekitarnya. Dua hal

(28)

10

berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa

(2007:227) sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja

guru, baik faktor internal maupun eksternal: Kesepuluh faktor tersebut adalah: (1)

dorongan untuk bekerja, (2) tanggung jawab terhadap tugas, (3) minat terhadap

tugas, (4) penghargaan terhadap tugas, (5) peluang untuk berkembang, (6)

perhatian dari kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal dengan sesama guru, (8)

MGMP dan KKG, (9) kelompok diskusi terbimbing serta (10) layanan

perpustakaan. Selanjutnya Menurut Martoyo (1994 : 123) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah kepuasan kerja, motivasi, stress, kompensasi, iklim

kerja, aspek ekonomis, aspek teknis, dan disiplin.

Menurut Gibson (1987:368) dalam Wikipedia menjelaskan ada 3 faktor

yang berpengaruh terhadap kinerja, antara lain: (1) faktor individu (kemampuan,

ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan

demografi seseorang), (2) faktor psikologis (persepsi, peran, sikap, kepribadian,

motivasi dan kepuasan kerja), (3) faktor organisasi (struktur organisasi, desain

pekerjaan).

Memerhatikan hasil analisis terhadap beberapa faktor yang diprediksikan

dapat mempengaruhi kinerja guru, terdapat sejumlah faktor yang diprediksi lebih

dominan pengaruhnya terhadap kinerja guru baik secara langsung maupun secara

tidak langsung yakni iklim kerja, persepsi guru tentang kepemimpinan partisipatif

kepala sekolah dan motivasi berprestasi. Untuk mengetahui sejauhmana kedua

faktor ini dapat menentukan kinerja guru telah mendorong pentingnya untuk

(29)

11

penelitian ilmiah nantinya diharapkan prediksi-prediksi tersebut dapat didukung

oleh data empirik yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal inilah

yang menjadi pendorong untuk dilaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan

Iklim Kerja, Persepsi Guru Dengan Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah

dan Motivasi Berprestasi Guru Dengan Kinerja Guru di SMK Negeri Kabupaten

Deli Serdang”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang berhubungan dengan kinerja guru, yaitu: (1) Apakah ada

hubungan budaya organisasi dengan kinerja guru? (2) Apakah ada hubungan

struktur organisasi dengan kinerja guru? (3) Apakah ada hubungan gaya dan

perilaku kepemimpinan dengan kinerja guru? (4) Apakah ada hubungan kepuasan

kerja dengan kinerja guru? (5) Apakah ada hubungan stres dengan kinerja guru?

(6) Apakah ada hubungan motivasi berprestasi dengan kinerja guru? (7) Apakah

ada hubungan kejujuran, keadilan dan etika dengan komitmen afektif guru? (8)

Apakah ada hubungan belajar dan pengambilan keputusan dengan komitmen

afektif guru? (9) apakah iklim kerja guru berhubungan dengan prestasi kerja guru?

(10) apakah kompensasi yang diberikan kepada guru berhubungan dengan prestasi

kerja guru? (11) apakah motivasi berprestasi guru berhubungan dengan prestasi

kerja guru?

1.3. Pembatasan Masalah

(30)

12

mempengaruhi kinerja guru. Namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada

lingkup penelitian yaitu: Iklim kerja guru, persepsi guru tentang kepemimpinan

partisipatif kepala sekolah, motivasi berprestasi guru dan kinerja guru di SMK

Negeri Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan yang positif antara iklim kerja dengan kinerja

guru di SMK Negeri Kabupaten Deli Serdang?

2. Apakah terdapat hubungan yang positif antara persepsi tentang

kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dengan kinerja guru di SMK

Negeri Kabupaten Deli Serdang?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi guru

dengan kinerja guru di SMK Negeri Kabupaten Deli Serdang?

4. Apakah terdapat hubungan yang positif antara iklim kerja, persepsi tentang

kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru

secara bersama-sama dengan kinerja guru di SMK Negeri Kabupaten Deli

Serdang?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hubungan iklim kerja dengan kinerja guru di SMK Negeri Kabupaten Deli

(31)

13

2. Hubungan persepsi tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dengan

kinerja guru di SMK Negeri Kabupaten Deli Serdang.

3. Hubungan motivasi berprestasi guru dengan kinerja guru di SMK Negeri

Kabupaten Deli Serdang.

4. Hubungan antara iklim kerja, persepsi tentang kepemimpinan partisipatif

kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru dengan kinerja guru di SMK

Negeri Kabupaten Deli Serdang.

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka diperoleh manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat secara teoretis:

a. Untuk menguatkan teori yang berkaitan dengan persepsi guru tentang

kepemimpinan partisipatif kepala sekolah, iklim kerja, motivasi

berprestasi dan kinerja guru.

b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang hal yang

sama dengan penelitian ini.

2. Manfaat secara praktis:

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya untuk meningkatkan kinerja guru dalam usaha

meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan motivasi

(32)

14

b. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam evaluasi diri dan

organisasi sekolah tentang kinerja guru dalam usaha meningkatkan

mutu pendidikan.

c. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten

Deli Serdang sebagai pengambil kebijakan pendidikan dalam

(33)

108

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka

dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan iklim kerja sekolah dengan

kinerja guru SMK Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang dengan besar koefisien

korelasi yakni 0.34. Hal ini berarti makin baik iklim kerja sekolah maka makin

tinggi pula kinerja guru. Selain itu iklim kerja sekolah ini memberikan

sumbangan efektif terhadap kinerja guru dengan besar sumbangan 10.05%.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan persepsi tentang

kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dengan kinerja guru SMK Negeri

Se-Kabupaten Deli Serdang dengan besar koefisien korelasi yakni 0.28. Hal

ini berarti semakin baik persepsi guru tentang kepemimpinan partisipatif

kepala sekolah maka semakin tinggi pula kinerja guru. Selain itu persepsi

tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah ini memberikan sumbangan

efektif terhadap kinerja guru dengan besar sumbangan 6.03%.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan motivasi berprestasi guru

dengan kinerja guru SMK Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang dengan besar

koefisien korelasi yakni 0.42. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi

berprestasi guru maka semakin tinggi pula kinerja guru. Selain itu motivasi

berprestasi guru ini memberikan sumbangan efektif terhadap kinerja guru

dengan besar sumbangan 15.22%.

(34)

109

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan iklim kerja sekolah, persepsi

tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah, dan motivasi berprestasi

guru secara bersama-sama dengan kinerja guru SMK Negeri Se-Kabupaten

Deli Serdang dengan besar koefisien korelasi yakni 0.56. Hal ini berarti

semakin baik iklim kerja sekolah, semakin baik persepsi tentang

kepemimpinan partisipatif kepala sekolah, dan makin tinggi motivasi

berprestasi guru maka semakin tinggi pula kinerja guru. Selain itu ketiga

variable tersebut secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif

terhadap kinerja guru dengan besar sumbangan 31.3%.

5.2. Implikasi

5.2.1. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Iklim Kerja Sekolah

Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya

peningkatan kinerja guru adalah dengan mewujudkan iklim kerja sekolah yang

bersifat terbuka di sekolah sehingga adanya keterbukaan diantara masing-masing

guru atas kelemahan kinerja, dan masalah-masalah yang tengah dihadapi di

sekolah tentu akan muncul cara yang efektif dalam penyelesaiannya. Berdasarkan

hasil penelitian ditemukan pula bahwasannya dalam variable iklim kerja sekolah

terdapat beberapa indikator yang dianggap lemah yakni: desain pekerjaan,

kebijakan dan pengambilan keputusan, serta komunikasi dan interaksi. Oleh

karena itu, perlu diadakan perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan iklim kerja

yakni dengan memperhatikan kondisi fisik pekerjaan yang meliputi sarana dan

(35)

110

pekerjaan seperti: aspek kepercayaan, desain pekerjaan, pengendalian iklim,

kepemimpinan, komunikasi, maupun kebijakan dan pengambilan keputusan.

Dengan aspek-aspek tersebut, peningkatan kinerja guru dapat diupayakan dengan

beberapa langkah sebagai berikut:

1. Desain pekerjaan dibuat secara terbuka dan mempertimbangkan aspirasi guru

yang disesuaikan dengan kondisi di sekolah dan kondisi para guru juga.

Kepala sekolah maupun guru hendaknya sama-sama berdiskusi mengenai

program kerja sekolah sehingga tercipta keterbukaan dalam desain pekerjaan

maupun pembagian tugas dan tanggung jawab. Keterbukaan dan desain

pekerjaan yang tepat dan tidak merugikan guru merupakan salah satu upaya

untuk meningkatkan kinerja guru.

2. Iklim kerja sekolah terasa menyenangkan apabila kebijakan yang ditetapkan di

sekolah sama-sama dibentuk ataupun diputuskan dengan memperhatikan

seluruh kebutuhan dan kondisi guru-guru sekolah. Adanya keikutsertaan guru

dan pegawai sekolah dalam penetapan kebijakan akan lebih dihargai oleh

semua pegawai sekolah karena akan terwujud kepedulian dan pengertian yang

sama terhadap semua pegawai. Sehingga kebijakan yang telah dibuat dan

ditetapkan bisa sama-sama dipahami dan dijalani dengan sebaik-baiknya.

Demikian halnya juga dalam pengambilan keputusan hendaknya melibatkan

guru-guru sehingga terwujud transparansi dan adanya tukar pikiran serta

adanya masukan yang berguna untuk pengambilan keputusan yang

(36)

111

3. Praktik kepemimpinan akan menimbulkan iklim yang menyenangkan jika

kepala sekolah dapat berinteraksi dengan para guru dengan baik, transparan,

melibatkan semua guru dalam pembuatan keputusan, serta adanya saling

menghargai diantara mereka.

6. Aspek kepercayaan dan komunikasi dan interaksi harus dibangun baik oleh

seluruh warga sekolah. Komunikasi yang baik dan kompak antar sesama guru

perlu dipupuk sehingga sesama guru maupun dengan kepala sekolah akan

saling tukar informasi dan menghindari kesalahpahaman. Komunikasi dan

interaksi yang baik juga menghindari kecemburuan dan menimbulkan

kepercayaan sehingga tercipta iklim kerja yang kondusif dan sehat. Tidak ada

pertengkaran maupun kemalasan dalam bekerja apabila sesama guru maupun

kepala sekolah sudah merasa nyaman berhubungan dengan rekan sekerja,

saling bekerjasama untuk mencari bahan ajar yang terbaru dan relevan bagi

siswa, juga tidak sungkan memberikan informasi pendidikan untuk

meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah juga perlu membuat program dan

langkah-langkah yang jelas mengenai suatu pekerjaan yang akan dikerjakan

bersama dengan guru sehingga guru juga dapat memahami baik mengenai

program tersebut dan tahu apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

7. Pemberikan kepercayaan yang bertanggung jawab kepada guru untuk

melakukan pekerjaan sebagai guru dengan memberikan peraturan yang tidak

kaku namun bisa fleksibel akan membuat guru merasa tidak dikekang oleh

(37)

112

8. Sarana dan prasarana juga semakin ditingkatkan ketersediaannya sehingga

guru semakin mengeksplor metode pengajarannya. Kepala sekolah perlu

membangun desain pekerjaan yang mempermudah pelaksanaan tugas guru

yakni guru diberikan keluwesan untuk mengekspresikan seluruh kemampuan

yang dimilikinya dan tidak pilih kasih dalam memberikan kepercayaan

pekerjaan kepada guru.

9. Upaya peningkatan kinerja guru juga harus didukung oleh guru itu sendiri dan

seluruh warga sekolah dalam membangun iklim kerja sekolah yang terbuka

serta sama-sama membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam

berperilaku di sekolah yang menjadi panutan di lingkungan sekolah. Apabila

guru membiasakan diri untuk berperilaku dengan berinteraksi yang baik dan

kompak, saling menghargai, peduli akan kemajuan sekolah, mendukung

dalam melakukan tugas dengan sesama guru lainnya, dan terbuka, maka

kinerja guru pun akan meningkat karena semua bagian menyadari bahwa

semua guru mempunyai tanggung jawab masing-masing dalam memberikan

kontribusi terhadap kemajuan sekolah melalui pelaksanaan tugasnya sebagai

pendidik di sekolah.

5.2.2. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Persepsi tentang Kepemimpinan Partisipatif kepala sekolah

Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya

meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan persepsi guru tentang

kepemimpinan partisipatif kepala sekolah.Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

(38)

113

kepala sekolah sekolah terdapat beberapa indikator yang dianggap lemah yakni:

konsultasi. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan-perbaikan dalam

meningkatkan kinerja guru yakni dengan memperhatikan beberapa aspek yakni:

hal konsultasi, pengambilan keputusan bersama, pembagian kekuasaan,

desentralisasi dan manajemen yang demokratis. Dengan aspek-aspek tersebut,

peningkatan kinerja guru dapat diupayakan dengan beberapa langkah sebagai

berikut:

1) Dalam aspek konsultasi, kepala sekolah hendaknya terbuka dan mau

berbagi pengalaman positif yang dapat memberikan inspirasi bagi guru.

Kepala sekolah yang partisipatif akan bersedia menyediakan waktunya

bagi guru-guru yang hendak berkonsultasi mengenai pekerjaan khususnya

yang berkaitan dengan pembelajaran. Kepala sekolah harus membina

komunikasi yang lancar, dan memperhatikan perilakunya dan

memanajemen emosi dan karakternya sehingga dapat membangun

pencitraan yang positif sehingga guru-guru tidak merasa takut atau segan

berkonsultasi dengan kepala sekolah.

2) Demikian juga dalam hal keterlibatan pengambilan keputusan, kepala

sekolah hendaknya menanamkan dalam dirinya sikap yang peduli terhadap

kebutuhan guru-guru. Hal ini terutama penting manakala pemikiran kreatif

diperlukan untuk memecahkan masalah yang kompleks atau membuat

keputusan yang akan berdampak pada kepentingan guru dan pegawai

lainnya. Hal ini akan mendorong guru untuk turut bertanggung jawab

(39)

114

3) Kepala sekolah perlu membuat melaksanakan manajemen yang

demokratis. Sebaiknya kepala sekolah tidak membuat keputusan yang

memihak kepada seseorang atau sekelompok guru tertentu karena hal itu

akan membawa kepada kekecewaan dari guru lainnya, serta akan

berpengaruh buruk terhadap kinerja guru. Kepala sekolah perlu percaya

diri dan memiliki bawahan yang percaya diri, harapan yang tinggi pada

bawahan, visi ideologis, serta mampu bekerja secara tim dengan seluruh

anggotanya.

4) Dalam hal pembagian tugas dan tanggung jawab, kepala sekolah

menerapkan keadilan dan perhatian kepala sekolah terhadap guru juga

dapat membentuk semangat dan gairah guru dalam bekerja sehingga guru

bekerja dengan sebaik-baiknya. Keadilan dan keterbukaan yang

ditunjukkan okeh kepala sekolah serta perilaku manajemen yang

demokratis perlu diterapkan di sekolah sehingga menjadi suatu kebiasan

guru untuk berdisiplin dan hal tersebut akan menumbuhkan persepsi

positif guru tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah bahkan

perilaku kepemimpinan yang ditunjukkan oleh kepala sekolah bias

menjadi panutan yang baik bagi guru.

5.2.3. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Melalui Motivasi Berprestasi Guru

Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara

variable motivasi berprestasi dengan kinerja guru terdapat hubungan kuat ini

(40)

115

dengan kinerja guru. Hal ini terjadi karena motivasi berprestasi merupakan faktor

yang sangat kuat untuk meningkatkan kinerja guru. Guru-guru di SMK Negeri

Se-Kabupaten Deli Serdang pada umumnya masih kurang dalam beberapa aspek

yakni kurang suka mengambil resiko yang moderat, kurang memperhitungkan

keberhasilan sehingga masih harus diperbaiki dan ditingkatkan lagi motivasinya.

Dengan aspek-aspek tersebut, peningkatan kinerja guru dapat diupayakan dengan

beberapa langkah sebagai berikut:

1) Guru harus sering dibimbing agar memiliki keinginan untuk selalu sukses,

gigih dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai sumber ilmu

dan contoh teladan bagi perkembangan pengetahuan anak didiknya sehingga

guru juga tidak merasa takut dan menghindari tugas-tugas yang diberikan

kepadanya.

2) Kepala sekolah memberikan pula semangat agar tetap memiliki tanggung

jawab yang besar dalam keberhasilan pembelajarannya, serta ditantang agar

mampu mengemukakan ide atau gagasan baru, dan dianjurkan bersedia

mengikuti berbagai kompetisi guru yang diadakan oleh lembaga pendidikan

atau dinas pendidikan kabupaten maupun propinsi, agar kinerjanya sebagai

guru mengalami peningkatan yang berarti.

3) Guru juga perlu dimotivasi dengan upaya kepala sekolah yang memberikan

pujian maupun umpan balik terhadap pekerjaan guru sehingga guru merasa

senang karena ada perhatian kepala sekolah.

4) Guru perlu menanamkan dalam dirinya bahwa untuk berprestasi dan

(41)

116

kuat bagi guru dalam setiap perilakunya, guru juga perlu menumbuhkan rasa

cinta akan profesinya sebagai pendidik sehingga akan menimbulkan

keinginan dan semangat untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.

5.2.4. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Iklim Kerja Sekolah, Persepsi tentang Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru

Upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan iklim

kerja sekolah, persepsi guru tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dan

motivasi berprestasi guru. Dengan dukungan ketiga faktor tersebut, kinerja guru

akan dapat ditingkatkan persepsi yang positif tidak dengan sendirinya akan dapat

membuat seorang guru berkinerja baik, melainkan harus juga didukung oleh

adanya iklim kerja yang positif serta memiliki dorongan yakni motivasi untuk

berprestasi. Upaya yang dapat dilakukan misalnya:

1) Guru perlu menunjukkan perilakunya dan kesungguhannya dalam bekerja

dengan senantiasa berprestasi. Kepala sekolah harus mampu membimbing

dan berkomunikasi secara baik dan memberikan saran konstruktif dalam

kegiatan supervisi.

2) Kepala sekolah juga jangan mencerminkan sikap otoriter dan acuh kepada

guru melainkan kepala sekolah hendaknya terbuka dan mau berkonsultasi.

Kepala sekolah dan guru hendaknya sudah mulai memiliki kesadaran

untuk bekerja sama dengan teman sejawat.

3) Agar peningkatan kinerja guru terus berlangsung secara kontiniu di

(42)

117

kondusif bagi para guru agar muncul sikap, tanggung jawab dan motivasi

untuk berprestasi serta prakarsa dari para guru yang secara keseluruhan

akan meningkatkan kinerja guru di sekolah.

4) Kepala sekolah tidak membuat keputusan yang memihak kepada

seseorang atau sekelompok guru tertentu namun harus bersikap adil dan

dapat merangkul serta memberikan kepercayaan kepada bawahannya.

5) Kepala sekolah juga perlu membuat program dan langkah-langkah yang

jelas mengenai suatu pekerjaan yang akan dikerjakan bersama dengan

guru sehingga guru juga dapat memahami baik mengenai program tersebut

dan tahu apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

6) Guru jangan menutup diri ataupun memiliki pikiran yang negatif kepada

guru lainnya, saling menguatkan dan terbuka satu sama lain sangat penting

agar komunikasi antar pribadi dapat berlangsung efektif

5.3. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil

penelitian ini adalah:

1. Disarankan kepada Kepala Sekolah kiranya:

a. Meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan partisipatif dengan

cara:

1) Meningkatkan kapabilitas dalam merencanakan, menyusun, dan

menetapkan rencana strategis dan menjalankan manajemen yang

(43)

118

pengetahuan dan informasi mengenai pendidikan, memahami

dengan benar situasi dan kondisi sekolah yang dipimpin dan

memiliki visi yang baik untuk masa depan sekolah .

2) Bersikap arif dan bijaksana, serta memiliki sikap terbuka sehingga

dapat memaksimalkan dengan baik segala sumber daya sekolah

dan dapat mewujudkan iklim kerja yang kondusif. Berlaku jujur

dan adil dalam menetapkan pembagian tugas kepada guru dan

pegawai lainnya sesuai dengan kualifikasinya.

3) Senantiasa mengasah pemikiran yang taktis dan efektif sehingga

mampu mengambil keputusan dengan tepat dengan cara

berkomunikasi dan berdiskusi dengan dewan guru, warga sekolah,

dan masyarakat sehingga dapat memperoleh informasi dan input

bagi kepala sekolah dalam bertindak dan mengambil keputusan.

4) Menampilkan ketegasan dalam praktik kepemimpinan yang

partisipatif seperti dalam hal pembagian kekuasaan dan

mewujudkan kondisi fisik dan sosial pekerjaan yang kondusif.

5) Hendaknya kepala sekolah menyediakan waktu khusus untuk

melakukan bimbingan langsung kepada guru yang mempunyai

masalah terhadap tugasnya.

6) Melatih diri untuk mengambil keputusan terbaik, maupun hal-hal

yang mengenai pengembangan diri dari berbagai sumber sehingga

dengan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari berbagai

(44)

119

7) Bersedia menerima saran dan kritik dengan hati dan pikiran yang

terbuka dan mengintropeksi serta bersedia membaharui perilaku

dan tindakan yang tidak baik sesuai dengan masukan yang

diberikan oleh warga sekolah.

a. Menciptakan iklim kerja yang kondusif dengan:

1) Mewujudkan rasa kekeluargaan di sekolah dengan menunjukkan

kepedulian terhadap semua anggota.

2) Menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana serta ikut

memelihara fasilitas yang ada sehingga memberikan contoh kepada

guru agar sama-sama memanfaatkan dan memilihara sarana dan

prasarana sekolah dengan baik. Dengan demikan, kepala sekolah

memberikan bimbingan kepada guru untuk bertanggung jawab atas

pekerjaannya sebagai guru.

3) Bersedia mewujudkan kesejahteraan guru-guru dengan memiliki

transparansi mengenai segala masukan yang diterima di sekolah

dan membagi secara adil setiap tunjangan kepada guru-guru.

Dengan hal tersebut, kepala sekolah ikut juga memberikan

perhatian kepada kesejahteraan guru.

4) Memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi dan

guru-guru yang sudah menjalankan profesinya sebagai guru-guru. Hal

tersebut menandakan kepala sekolah peduli dan menghargai

prestasi dan loyalitas dalam bekerja.

(45)

120

b. Membina terciptanya motivasi berprestasi guru dengan:

1) Memberikan umpan balik berupa pujian, saran yang berguna, bahkan

penghargaan terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan oleh guru.

2) Mengajak ikut guru untuk ikut serta dalam setiap program sekolah

sehingga menanamkan dalam diri guru untuk menyatu dalam tugas yang

diberikan sebagai bentuk rasa tanggung jawab bagi kemajuan sekolah.

3) Memberikan fasilitas untuk mendukung peningkatan pengembangan guru

dan warga sekolah terutama dalam hal pengajaran sehingga mendorong

guru untuk tidak takut menghadapi tugas-tugas dengan resiko yang

moderat yang diberikan kepadanya.

4) Berusaha menampilkan hasil kerja yang maksimal dan memperhitungkan

keberhasilan dalam setiap tindakan sehingga memberikan contoh yang

memberikan motivasi kepada guru untuk senantiasa memperhitungkan

keberhasilan dalam bekerja.

5) Memberikan kesempatan bagi guru mengikuti lokakarya pendidikan

maupun program-program pendidikan lainnya demi peningkatan

kreativitas guru dalam mengajar.

2. Disarankan kepada guru kiranya:

a. Mewujudkan persepsi positif tentang kepemimpinan partisipatif dengan cara:

1) Berfikiran positif dan terbuka dalam menerima masukan yang

(46)

121

2) Menjalin komunikasi yang harmonis dengan kepala sekolah

dengan menunjukkan sikap sopan, hormat, dan menghargai satu

sama lain

3) Bersedia untuk terlibat dalam setiap program sekolah apalagi jika

sudah dipilih oleh kepala sekolah sebagai angggota dalam acara

maupun kegiatan yang diselenggarakan sekolah.

4) Berlaku jujur dan adil dalam menjalankan pembagian tugas kepada

guru dan pegawai lainnya.

5) Senantiasa mengasah pemikiran dengan pengetahuan seputar

pendidikan sehingga apabila dalam keterlibatan pengambilan

keputusan, guru dapat memberikan masukan dan pandangan yang

taktis dan efektif sehingga mampu membantu kepala sekolah dalam

mengambil keputusan dengan tepat

b. Mewujudkan iklim kerja yang kondusif dengan:

1) Mewujudkan rasa kekeluargaan di sekolah dengan menunjukkan

keharmonisasn dalam hubungan kerja, menghindari konflik, dan

saling menghargai dengan sesame rekan kerja.

2) Menciptakan saling percaya dalam suasana kerja dengan

menghindari kecemburuan di antara guru dengan sama-sama

bersedia membantu apabila ada guru yang mengalami kesulitan dan

(47)

122

3) Bekerjasama untuk memelihara dan memanfaatkan sarana dan

prasarana sekolah. Bersedia membantu guru yang kurang paham

dalam memanfaatkan fasilitas sekolah.

c. Meningkatkan motivasi berprestasi guru dengan:

1) Memiliki kemauan untuk berprestasi dengan gemar membaca buku-buku

atau informasi lainnya mengenai tokoh-tokoh yang berhasil dalam dunia

pendidikan sehingga mendorong guru untuk ikut berprestasi.

2) Menanamkan dalam diri pribadi bahwa keberhasilan sekolah merupakan

keberhasilan diri sendiri. Sehingga sekolah tempat guru bekerja juga akan

memberikan kesejahteraan kepada dirinya pribadi. Dengan demikian, guru

berusaha bekerja dengan maksimal dan menyatu dalam tugas agar

memperoleh prestasi dalam kinerjanya.

3) mengikuti lokakarya pendidikan maupun program-program pendidikan

lainnya demi peningkatan kreativitas guru dalam mengajar.

3. Disarankan kepada Kepala Dinas Pendidikan, sebaiknya perlu memperhatikan

kebutuhan guru akan misalnya memberikan pelatihan ataupun diklat secara

kontinu kepada guru-guru sehingga guru semakin diperlengkapi dan lebih

memahami seputar pembelajaran. Adanya pengakuan/menghargai prestasi

guru dengan memberikan penghargaan bagi guru sehingga dapat memacu

guru untuk lebih berprestasi.

4. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya

yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan

(48)
(49)

123

123

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmi. 1994. ManajemenPendidikan, Jakarta : Rineka Cipta

---. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

---. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta.

---. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara.

Artingrum, Primi, dkk. 2007. Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana, Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia.

Crimmon, Lee. 2007. Beyound Team Work. Training. The Magazine of Human Resourcedevelopment. Edisi June. h.30.

Colquitt Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior : Improving performance and commitment in the work place. The McGraw-Hill Companies : New York.

Davis, Keith, Wherte, Newstrom. 2004. Human Behavior at Work : Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill.

Davies, Ioor, K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Depdiknas. 2008.Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas

Gibson, James L, John M, Ivancevich, and James M. Donnelly Jr. 1996. Organisasi dan manajemen : Perilaku, Struktur, dan Proses, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.

Gibson, Ivancevich, dan Donnely. 2008. Organisasi dan Manajemen: Prilaku Struktur. Jakarta: Erlangga

Hasibuan, M.S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hoy, Wayne K. & Miskel, Cecil G. (2001). Education Administration: Theory, Research, and Practice (6th ed., international edition). Singapure: Mc Graw-Hill Co

(50)

124

Muhammad, Arni, 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa, E. 2007. Menjadi guru professional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Pidarta, M. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Presindo

Purwanto, M. Ngalim, dan Djojopranoto, Sutadji. 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Ranupandoyo, H. dan Suad Husnan. 1984. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE

Riduwan.2009. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT Grafindo Persada Indonesia

Rivai, Veithzal. 2007. Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Robbin, S.T. 2007.

Prilaku Organisasi

. Edisi kesepuluh, alih bahasa : Drs.

Bunyamin Molan. Indonesia: Macanan Jaya cemerlang.

Sagala, S. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Steers, R.M. and L.W. Porter. 1991. Motivation and Work Behavior. NewYork: Mc.Graw Hill Inc.

Sudarman, Danim.2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bina Aksara

Sugiono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Thoha, M. 2008.Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

(51)

125

[image:51.612.79.543.63.638.2]

Undang-undang No.14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika

Uno, Hamzah, B. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Husaini. 2008. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan: Jakarta: Bumi Aksara

Winardi, J. 2007. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yukl, Gary. 2007. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks

www.wikipedia.com diakses bulan Desember 2013

Gambar

Tabel   4.17.  Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda ...............................
Gambar    2.1.     Paradigma Penelitian .........................................................
Tabel 1.1. Keadaan Guru di SMK Negeri 1 Galang
Grafika

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka penulisan tesis yang berjudul: Pengaruh Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Perilaku Kepemimpinan Pembelajaran Konstruktif Kepala

Tesis ini berjudul “ Hubungan Antara Iklim Kerja Organisasi dan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Komitmen Afektif Guru

kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi dengan baik; 2) motivasi berprestasi berdampak pada proses pencapaian tujuan pendidikan dengan baik, sehingga dapat dikatakan

Pengaruh Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli

Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan yakni pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru SMP Negeri di

Hasil penelitian diperoleh persepsi guru mengenai kepemimpinan kepala madrasah saat ini berkategori cukup baik (46,43%), iklim organisasi berkategori baik (50,00%), dan kinerja

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja terhadap kinerja guru SMK N

positif, dan sangat signifikan. Hal ini berarti makin tinggi pengaruh Motivasi berprestasi Guru maka akan makin tinggi pula Kinerja guru SMK Negeri se Kabupaten