HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN
MERESENSI NOVEL “REMBULAN MERAH” OLEH
SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN
2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ROSINTA MAULI SINAGA
NIM 208111076
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Rosinta Mauli Sinaga, NIM 20811076. Hubungan Membaca Kritis dengan
Kemampuan Meresensi Novel “ Rembulan Merah” Karya Mustafa Luthfi oleh Siswa
Kelas XI SMA Swasta Dharma Bakti Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan membaca kritis dengan kemampuan meresensi novel “Rembulan Merah” oleh siswa kelas XI SMA Dharma Bakti Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Dharma Bakti sebanyak 105 orang siswa. Dari 105 orang siswa diambil secara acak (random sampling) dan diperoleh sampel sebanyak 38 siswa.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu cara atau teknik penelitian yang mengungkapkan fakta yang jelas tentang gejala-gejala serta hubungan yang ada pada suatu objek penelitian.
Dari hasil penelitian dapat di kemukakan bahwa kemampuan membaca kritis siswa kelas XI SMA Dharma Bakti Medan adalah cukup dengan nilai rata-rata 69,34. Kemampuan meresensi novel “Rembulan Merah” adalah baik dengan nilai rata-rata 77,5.
Dari hasil perhitungan di peroleh rhitung > rtabel (0,77 > 0,361) pada taraf signifikan 5% yang bermakna adanya hubungan positif yang signifikan antara membaca kritis dengan kemampuan meresensi novel oleh siswa kelas XI SMA Dharma Bakti Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman1. Instrumen kemampuan membaca kritis ... 60
2. Kunci jawaban pihan berganda ……… 63
3. Instrument tes kemampuan meresensi novel ... 64
4. Resensi novel ………. 65
5. Data variabel penelitian … ... 68
6. Perhitungan data frekuensi ... 70
7. Penghitungan normalitas ... 74
8. Perhitungan regresi .. ... 76
9. Perhitungan Reliabilitas .. ... 82
10. Perhitungan Koefisien ... 84
11.Perhitungan Validitas .. ... 85
12.Perhitungan reliabilitas ……….. 89
13.Uji Normalitas data ... 93
1 BAB I
PENDAHULUAN
Membaca merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Membaca dapat menjadikan manusia memiliki pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Hal ini karena karakter manusia tidak terlepas dari cerminan bahasanya. Karena bahasa menunjukkan jati diri untuk menuju manusia yang berkualitas.
Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang didalamnya terdapat sebuah proses. Proses tersebut adalah pemerolehan makna dari bahasa tulis. Dalam membaca kita juga menangkap aktivitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bentuk bahasa tertulis dengan tepat dan cermat. Dengan kata lain, hakikat membaca adalah memahami isi yang terkandung dalam teks.
Untuk memahami isi yang terkandung dalam teks ini salah satu hal penting yang harus kita perhatikan adalah kita harus kritis dalam menanggapi hal yang kita baca. Menurut Tarigan (1996 : 8), “Membaca kritis adalah sejenis membaca yang
dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.”
2
Membaca kritis merupakan modal utama bagi siswa untuk mencapai kesuksesan dalam pelajaran karena dalam membaca kritis siswa diharapkan mampu menginterpretasi secara kritis, menganalisis secara kritis, mengorganisasi secara kritis, menilai secara kritis dan menerapkan konsep secara kritis. Sebelum memahami keseluruhan makna, bahan-bahan diolah secara kritis melalui proses yang kreatif. Didalamnya berisi usaha-usaha memahami secara kritis makna tersirat (implisit), menganalisis, mengorganisasikan bahan bacaan, menyusun kesimpulan atau bahkan mengadakan penelitian-penilaian.
Namun dalam skripsi karya Rike Dewi Ratna yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Membaca Kritis Melalui Penggunaan Artikel Siswa Kelas VII SMP
Negeri I Dagangan Tahun Pembelajaran 2008/2009” menyatakan bahwa
kemampuan membaca kritis siswa masih rendah yang disebabkan karena kurangnya minat membaca siswa dan guru dianggap kurang kreatif dalam memilih bacaan sehingga memengaruhi membaca kritis siswa menjadi rendah.
Dalam meningkatkan kemampuan membaca kritis, pemilihan bacaan yang selektif juga berpengaruh. Salah satu bacaan yang dapat meningkatkan membaca kritis adalah dengan meresensi novel. Karena dalam meresensi novel hal penting yang harus dimiliki adalah sikap kritis.
3
Menurut Samad (1997 : 1) “ Tindakan meresensi dapat berarti memberi
penilaian, mengungkapkan kembali isi suatu karya, membahas, mengkritik, dengan maksud menginformasikan isi karya terhadap masyarakat luas.”
Dalam meresensi kita harus kritis dalam melihat permasalahan, sehingga untuk lebih memahami isi bacaan diperlukan membaca kritis karena membaca kritis bertujuan menginterpretasi secara kritis, menganalisis secara kritis, mengorganisasi secara kritis, menilai secara kritis, dan menerapkan konsep secara kritis. Sejalan dengan pendapat Nurhadi (1987: 143) “ Pembaca tidak hanya sekadar menyerap masalah yang ada, tetapi
ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan penilaian.
Didalam meresensi novel kita harus benar-benar kritis dalam menganalisis unsur-unsur yang ada dalam novel tersebut. Namun, kenyataannya dilapangan tingkat meresensi novel masih rendah. Hal ini tampak dari skripsi karya Fahrur Ozi yang berjudul “ Pengaruh Teknik Baca Kilat terhadap Kemampuan Meresensi Buku oleh
Siswa Kelas IX SMP Swasta Jambi Tahun pembelajaran 2011/2012” menyatakan
bahwa keterampilan menulis resensi siswa masih rendah. Banyak siswa yang menyatakan meresensi adalah kegiatan yang membosankan karen harus melakukan dua kegiatan sekaligus yakni membaca dengan kritis isi bacaan dan menuliskan bagian-bagian penting isi bacaan.
4
membuat sinopsis novel. Dalam membuat sinopsis novel, kemampuan menemukana hal-hal penting dengan kritis sangat diperlukan. Saat memberikan penilaian kelebihan dan kekurangan novel, penilaian yang kritis dan evaluatif melalui membaca kritis sangat diperlukan. Saat memberikan penilaian kelebihan dan kekurangan novel, penilaian yang kritis dan evaluatif melalui membaca kritis sangat diperlukan. Kuat dugaan bahwa timgkat meresensi siswa ini rendah disebabkan kurangnya kekritisan siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi unsur-unsur yang akan diresensi.
Dalam meresensi novel kita juga harus mempu menemukan makna tersirat dalam novel tersebut. Hal ini disebabkan dalam novel pengarang akan menggunakan bahasa yang puitis shingga untuk menemukan makna tersirat dalam bahasa novel tersebut kita akan membaca dengan mendalam, menginterpretasi hal-hal yang tersirat dalam novel tersebut.
Untuk mengetahui hal-hal penting yang diresensi dalam novel inilah, membaca kritis memang benar-benar diperlukan. Berdasarkan hal itu, penulis tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara membaca kritis dan meresensi novel? Permasalahan ini menarik untuk diangkat dalam suatu penelitian yang berjudul
““Hubungan Membaca Kritis dengan Kemampuan Meresensi Novel “ Rembulan
Merah” Karya Mustafa Luthfi oleh Siswa Kelas XI SMA Dharma Bakti Medan
Tahun Pembelajaran 2014/2015.”
B. Identifikasi Masalah
5
1. Kemampuan membaca kritis siswa masih rendah. 2. Kemampuan meresensi novel siswa masih rendah.
3. Faktor pemilihan bacaan yang menyebabkan kemampuan membaca kritis siswa menjadi rendah.
4. Kemampuan siswa dalam membaca kritis untuk tujuan meresensi novel masih rendah.
5. Hubungan membaca kritis dengan meresensi novel.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat kompleksnya permasalahan dalam identifikasi masalah diatas, maka peneliti perlu membatasi masalahnya. Masalah dalam penelitian ini di batasi pada “Hubungan Membaca Kritis dengan Kemampuan Meresensi Novel “Rembulan Merah
“ Karya Mustafa Luthfi Oleh Kelas XI SMA Dharma Bakti Tahun Pembelajaran
2014/2015.”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah dan pembatasan masalah, maka di rumuskan sebagai berikut:
1. bagaimana kemampuan membaca kritis novel siswa kelas XI SMA Dharma Bakti tahun pembelajaran 2014/2015?
6
3. adakah hubungan membaca kritis dengan kemampuan meresensi novel “Rembulan Merah “ karya Mustafa Luthfi oleh kelas XI SMA Dharma Bakti
tahun pembelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. mendeskripsikan kemampuan membaca kritis sebuah novel oleh siswa kelas XI SMA Dharma Bakti tahun pembelajaran 2014/2015,
2. mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XI Dharma Bakti tahun pembelajaran 2014/2015 meresensi novel berdasarkan unsur-unsur resensi,
3. untuk mengetahui “Hubungan Membaca Kritis dengan Kemampuan Meresensi Novel “Rembulan Merah“ Karya Mustafa Luthfi Oleh Kelas XI SMA Dharma
Bakti tahun pembelajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis dari penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa dapat mengetahui unsur-unsur resensi dan meningkatkan kemampuan membaca kritis. 2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis permasalahan-permasalahan yang diteliti, maka diperoleh
tiga kesimpulan.
1. Kemampuan membaca kritis oleh siswa kelas XI SMA Dharma Bakti tahun
pembelajaran 2014/2015 adalah cukup dengan skor rata-rata mean 69,34.
2. Kemampuan meresensi novel “Rembulan Merah” oleh Siswa Kelas XI SMA
Swasta Dharma Bakti Tahun Pembelajaran 2014/2015 adalah baik dengan skor
rata-rata 77,5.
3. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan membaca kritis dengan
kemampuan meresensi novel “Rembulan Merah” oleh Siswa Kelas XI SMA
Dharma Bakti tahun pembelajaran 2014/2015. Hal ini diperkuat dari hasil
perhitungan korelasi product momen (rxy) = 0,77 yang lebih besar dari nilai
kritisnya pada taraf signifikan 95% = 0,279. Kontribusi kemampuan membaca
kritis dengan kemampuan meresensi novel “Rembulan Merah” adalah 59,29%.
58
B. Saran-Saran
Berdasarkaan kesimpulan-kesimpulan pokok sebagaimana diberikan diatas,
sejumlah hal perlu diajukan sebagai saran dalam penelitian ini.
1. Siswa perlu meningkatkan membaca kritis dengan baik agar dapat menilai dan
menyaring isi bacaan, selain itu juga dapat mengalisa hal-hal penting dalam
bacaan sehingga dapat lebih menguasai apa yang dibacanya.
2. Hendaknya pengajaran meresensi novel dapat memberikan siswa sarana untuk
lebih meningkatkan sikap kritis dan menjadi sarana untuk dapat
mengembangkan bakatnya menjadi penulis yang kreatif.
3. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan guna meningkatkan kemampuan
membaca kritis siswa terutama dalam meresensi karya sastra.
4. Adanya kreativitas guru dalam memilih karya sastra yang tepat dan menarik
untuk menumbuhkan minat siswa meresensi novel.
5. Adanya perhatian dan pelatihan dari guru dalam menumbuhkan minat siswa
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rieneke Cipta.
_______. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineke Cipta. _______. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Depdiknas .2005. kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. Djuharie, Otong Setiawan dan Suherli. 2005. Panduan Membuat Karya Tulis.
Bandung : Yrama Widya.
Hs. Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
Keraf, Gorys.2001. komposisi. Flores : Nusa Indah.
Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan. Bandung : Yrama Widya. Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : CV Sinar Baru.
_______. 1998. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung : Sinar Baru.
Rosmaini. “Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis,” BAHAS
(Jurnal FBS UNIMED), No. 65 TH XXXIV, 10-16, (April-Juni 2007). Samad, Daniel. 1997. Dasar-dasar Meresensi Buku. Jakarta : PT Gramedia. Semi, M. Atar. 1993. Menulis Efektif. Padang : Angkasa Raya.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : T Sito.
Suherli . 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Depok : Arya Duta.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.