• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR TOR-TOR ILAH MARDOGEI DALAM PESTA RONDANG BINTANG PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRUKTUR TOR-TOR ILAH MARDOGEI DALAM PESTA RONDANG BINTANG PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR TOR-TOR ILAH MARDOGEI DALAM PESTA RONDANG BINTANG PADA

MASYARAKAT SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

FITRI MAYA SARI NIM 2113142022

JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapatan yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis diacuh dalam naska ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2015

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan sebanyak-banyaknya kepada kehadiran Allah SWT,yang telah melimpahkan segalah nikmat kebaikan kepada penulis, sehingga dapat melaksanakan penulisan Skripsi ini dengan baik dengn judul “Struktur Tor-Tor Ilah Mardogei dalam Pesta Rondang Bintang pada masyarakat Simalungun”.

Tujuan dari Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat yang sudah ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan, tata bahasa dan penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai kendala, namun berkat doa, bantuan dan semangat dari berbagai pihak mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

 Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan.

 Dr. Isda Pramuniati, M. Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

 Uyuni Widiastuti, M. Pd Ketua Jurusan Sendratasik.

 Sitti Rahma, S.Pd, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Tari.

 Yusnizar Heniwati, S.S.T, M.Hum pembimbing I

 Drs. Dilinar Adlin M.Pd pembimbing II

 Drs. Inggit Prasetiawan, M.Sn Narasumber I sekaligus Pembimbing

Akademik

 Martozet, S.Sn, M.A Narasumber II

 Bapak / Ibu Dosen Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan ilmunya selama proses pembelajaran berlangsung dan selama perkuliahan.

 Mardianna Haloho,S.Pd narasumber yang memberikan imformasi ke

dalam penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

 Kepada yang teristimewa kedua orang tua bapak Zumingin,Ibu Sukini ,

kakak Pariani, Abg Muliono, Kak Rini, Kak Murni, Abg Tria, Adik Mardiah, adik nisa cibro dan keluarga semua penulis cintai dan sayangi yang tiada henti-hentinya memberikan nasehat,semangat sampai materi kepada penulis serta berkat doa dan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Universitas Negeri Medan.

 Terima kasih Kepada Abror Harahap, SE yang sudah membantu dalam

persiapan pemberkasan.

 Terima Kasih buat sahabat seperjuangan Alan Alfiansyah, Kheliana,

(7)

dan seluruh kakak stambuk terutama Sefrina, S.Pd, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelaesaikan Skripsi penulis ucapkan banyak terima kasih

 Kepada semuanya yang bersangkutan paut terhadap Skripsi ini penulis

ucapkan banyak terimakasih.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang turut membantu, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2015

(8)

ABSTRAK

Fitri Maya Sari, 2113142022, Struktur Tor-Tor Ilah Mardogri Dalam Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat Simalungun. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2015.

Tor-Tor Ilah Mardogei disajikan pada pesta Rondang Bintang. Tor-Tor Ilah Mardogei tentang kegiatan menggambarkan masyarakat Simalungun pada saat panen raya. Tor-Tor Ilah Mardogei diiringi dengan syair lagu yang dilantunkan langsung oleh para penarinya sebagai tempo dari gerak Tor-Tor tersebut.

Teori-teori yang digunakan dalam penuangan hasil penelitian serta teori pendukung yang berhubungan dengan topic penelitian yaitu pengertian tari, teori struktur.

Waktu penelitian digunakan untuk membahas tentang Struktur Tor-Tor Ilah Mardogei dalam Pesta Rondang Bintang pada masyarakat Simalungun dilakukan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Juni-Agustus 2015. Tempat penelitian di Hutta III Silau Malela Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun. Populasi pada penelitian ini warga biasa, tokoh adat, dan seniman-seniman Simalungun.Sampel pada penelitian ini adalah bagian dari populasi yaitu 2 orang seniman dan 2 orang tokoh adat yang mengerti dan memahami serta berkecimpung pada Tor-Tor Ilah Mardogei. Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, wawancara, observasi, dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitain yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Struktur Tor-Tor Ilah Mardogei bentuk penyajiaanya terdiri dari 3 tahap yaitu pembuka,isi dan penutup. Struktur Tari Ilah mardogei pada masyarakat Simalungun bagaimana susunan, bentuk penyajian serta hubungan antara gerak dengan elemen-elemen tari yaitu Gerak, Syair, Tata Rias dan Busana.

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Agama Penduduk Nagori Silau Malela ... 24

Tabel 4.2. Ragam Gerak Tor-Tor Ilah Mardogei ... 26

Tabel 4.3. Deskripsi Tari Tor-Tor Ilah Mardogei ... 30

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Peta Kecamatan Gunung Malela ... 18 Gambar 4.2. Pakaian Adat Simalungun ... 43 Gambar 4.3. Ragih Sattik yang digunakan oleh pria ... 45

Gambar 4.4. Suri-Suri (Handangan –Handangan) diikatkan di pinggang .. 45

Gambar 4.5. Hati Rongga disebut dengan Heoi Hati Rongga ... 46 Gambar 4.6. Suri-Suri yang diikatkan di atas dada berfungsi sebagai

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa suku Batak yaitu suku Batak

Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

Batak Simalungun. Mayoritas masyarakat Simalungun bermata pencaharian

sebagai petani, ini disebabkan karena sebahagian masyarakat Simalungun tinggal

di daerah pegunungan yang tanah nya subur, hawanya sejuk sehingga sesuai

dengan bercocok tanam sehingga dari dulu hingga sekarang mereka hidup dari

lahan pertanian. Adapun jenis tanaman yang mereka tanam adalah padi dan

jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah

makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi.

Sama halnya dengan Batak Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo,

Batak Mandailing, Batak Angkola yang memiliki sistem kekrabatan begitu juga

dengan Batak Simalungun. Sistem kekerabatan yang di miliki oleh masyarakat

Simalungun berdasarkan Tolu Sahundulan (Tiga Sama Duduk) yang

komposisinya terdiri dari :

 Sanina, yakni orang-orang semarga (saudara semarga)

 Tondong, yakni pihak pemberi isteri (pihak orang tua isteri)

 Anak Boru, yakni pihak penerima isteri atau pihak yang megambil isteri

dari suatu kelompok marga.

Setiap suku memilik adat istiadat serta perbedaan budaya yang

(12)

adat, kesenian, baik seni tari, seni musik, seni rupa. Berbicara tentang kesenian,

kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana ynag digunakan untuk

mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia yang diciptakan sebagai

media ungkap untuk mencapai tujuan-tujuan terentu dan dilaksanakan pada

berbagai kegiatan baik itu upacara, hiburan, maupun pertunjukan. Kesenian

merupakan warisan nenek moyang dahulu masih saja membudaya dan harus di

kembangkan karna dapat menjadi identitas pribadi suatu masyarakat. Kesenian itu

sendiri terbagi berbarapa cabang di antaranya seni tari, seni rupa, seni musik dan

seni teater. Semua bentuk kesenian ini menjadi suatu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan.

Masyarakat Simalungun melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari dengan menyertakan keseniaan sebagai

kelengkapan pelaksanaan kegiatan. Salah satu keseniaan yang digunakan adalah

seni tari. Seni tari adalah unkapan jiwa yang mengandung unsur keindahan dalam

bentuk gerak teratur sesuai dengan tempo musik pengiring yang memiliki makna

tertentu. Pada masyarakat Simalungun, tari-tarian dijadikan sebagai media

komunikasi dalam mengugkapkan atau menyampaikan pesan didalam berbagai

kegiatan. Tari dalam masyarakat Simalungun disebut juga dengan Tor-tor, salah

satunya adalah Tor-tor Ilah Mardogei.

Tor-tor Ilah Mardogei Dalam Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat

Simalungun disajikan pada acara pesta Rondang Bintang. Khususnya di

Simalungun, para permuka adat bersama tokoh masyarakat yang disebut dengan

(13)

Bintang merupakan pesta kebudayaan masyarakat Simalngun yang dulu disebut

pesta Pariama (pesta muda-mudi) yang di lakukan pada saat Rondang Bintang

(bulan purnama) sesuai musim panen raya. kegiataan ini dulunya merupakaan

pesta adat yang menggambarkan ungkapan rasa syukur atas panen raya yang di

lakukan, selain itu pada pesta Rondang Bintang ini juga di manfaatkan sebagai

ajang pertemuaan menjalin kasih atau mencari jodoh dan pembinaan semangat

gotong royong parah remaja sebagai generasi penerus. pesta Rondang Bintang di

adakan dengan tujuan agar keseniaan simalungun tidak hilang, juga dapat

dilestarikan dan menjadi aset kebudayaan yang menandakan ciri khas masyarakat

simalungun .pada pesta Rondang Bintang banyak sekali pertunjukkan yang

ditampilan seperti musi tradisional simalungun yaitu Gondang Somba, Gondang

Simonang-monang, Gondang Sipitu-pitu. Ada juga peragaan busana Simalungun

seperti busana pengantin baik pagelaran busana pengantin kuno ,hingga busana

pengantin modern. Sedangkan tari-tarian yang di tampilkan adalah Tor-tor

Sombah, Tor-tor Harouan Bolon, Tor-tor Manduda, Tor-tor Sitalasari, Tor-tor

Toping-toping/ Huda-Huda, Tor-tor Ilah yang di tampilkan pada Pesta Rondang

(14)

Tor-tor Ilah Mardogei telah ada sejak ternbentuknya simalungun yaitu pada jaman raja-raja Simalungun. Tor-tor Ilah Mardogei adalah tarian yang

menggambarkan tentang kegiatan masyarakat Simalungun pada saat musim panen. Mereka melakukan pekerjaan tersebut secara bergotong royong dan

dilaksanakan pada bulan purnama yang dikarenakan pada zaman dahulu belum adanya listrik yang masuk kekampung atau desa, sehingga mereka melakukan pekerjaan tersebut dibawah terangnya bulan purnama. Mereka bekerja sambil menari dan menyanyi. Bulan purnama biasanya jatuh pada bulan 10 tetapi sudah

ada perubahan dikarenakan perkembangan zaman yang canggih dan seniman-seniman yang berbeda pendapat.Tor-tor ilah Mardogei hingga sekarang masih

dipertunjukkan dalam pesta rondang bintang (pesta budaya Simalungun) sekali dalam setahun selama tiga hari dua malam, selain tarian juga ada mempertunjukkan hasil pendapatan dari daerah masing-masing.

Tor-tor Ilah Mardogei merupakan tarian yang gerakannya di iringi lagu

yang dinyanyikan langsung oleh penarinya. Fungisnya sebagai hiburan, Tarian ini juga menggambarkan rasa suka cita dimana para penari wanita Simalungun

melakukan Mardogei (memijak-mijak pada agar bulir padi lepas dari tangkainya dan para penari spria membantu memijak padi sambil mencari perhatian terhadap wanita simalungun maka dari situhlah tumbuhlah percintaan masyarakat

simalungun. Ada terdapat beberapa bagian ragam gerakan awal dan gerakan akhir yang ada pada gerakan mardogei yaitu hentakan kaki.

Adapun rangkaian tarian ini dimulai dari gerakan manabi omei (menyabit

atau memotong padi), Mardogei (memijak-mijak padi agar bulir padi lepas dari

(15)

(mengipas padi), dan gerakan terakhir adalah manunjung omei (mengangkat padi

dengan caramembawanya diatas kepala). Ciri khas dari Tor-tor Ilah Mardogei

adalah hentakan kaki yaitu gerakan yang menandakan bahwasanyan mereka

sedang mardogei (memijak-mijak padi agar bulir padi lepas dari tangkainya).

Musik iringan tari ini adalah musik internal yaitu di mana para penari menyayikan

syair ilah mardogei dengan tempo yang telah ditentukan dan dinyayikan secara

bergantian oleh wanita dan peria.

Tujuan di laksanakannya Tor-tor Ilah Mardogei ini adalah agar para remaja atau yang sering disebut dengan ABG (Anak Boru Garama) mencintai dan

dapat melestarikan kebudayaan. Dikarenakan pada pesta Rondang Bintang banyak terdapat tarian, nyayian dan musik yang diciptakan langsung oleh orang-orang Simalungun, mencerminkan kebiasaan an ciri khas masyarakat Simalungun

dengan bergotong rotong.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk menggali Tor-tor Ilah Mardogei Dalam Pesta Rondang Bintang. Mardogei dengan menggangkat tari

ini sebagai topik penelitian dengan judul: Struktur Tor-tor Ilah Mardogei Dalam Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat Simalungun.

B. Identifikasi Masalah

Dalam sebuah topik penelitian, akan ditemukan identifikasi masalah yang

banyak berdasarkan uraian dari latar belakang. Identifikasi masalah diperlukan

dalam sebuah rancangan penelitian, agar peneliti dapat melihat apa-apa saja

masalah yang ada.

Hal ini sejalan dengan pendapat ahli dalam Marta Sri Ulina (2013 :04)

(16)

diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu

luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit, sebaliknya bila

ruang lingkup masalah dipersempit, maka dapat diharapkan analisis secara luas

dan mendalam”.

Untuk itu dari uraian latar belakang masalah diatas, penulis akan membuat

identifikasi masalah agar dapat mengetahui hal- hal yang diteliti adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Struktur Tor-tor Ilah Mardogei dalam Pesta Rondang Bintang

pada masyarakat Simalungun

2. Apa fungsi yang terdapat pada Tor-tor Ilah Mardogei dalam Pesta

Rondang Bintang pada masyrakat Simalungun?

3. Apa tujuan Tor-tor Ilah Mardogei dalam Pesta Rondang Bintang pada

masyarakat Simalungun?

4. Bagaimana musik pengiring Tor-tor Ilah Mardogei dalam Pesta Rondang

Bintang pada masyarakat Simalungun?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah terkait dalam suatu penelitian dan

untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda serta keterbatasan waktu, dana

dan kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan masalah.

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh surakhman (1990:36) ia

mengatakan bahwa :”sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak

perlu dipakai sebagai masalah penelitian, tidak akan pernah jelas batasan-batasan masalah, pembatasan-batasan ini perlu, bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penelitian akan tetapi juga menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam

(17)

Adapun pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah

Struktur Ilah Mardogei Dalam Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat

Simalungun.

D. Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah kita akan mampu untuk lebuh memperkecil

batasan-batasan yang telah diperbuat dan sekaligus berfungsi untuk mempertajam

arah penelitian.

Menurut Mariani(2005:14) bahwa :”Rumusan masalah merupakan jabaran

desail fokus penelitian yang akan dibuat. Rumusan masalah menjadi

semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan Masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus

pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan”.

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana Sruktur Tor-tor Ilah Mardogei Dalam Pesta Rondang Bintang Pada

Masyarakat Simalungun?”.

E. Tujuan Penelitian

Suatu pemikiran mengenai apa yang ingin dibahas dan diteliti dalam

kegiatan penelitian. Menurut pendapat Arikunto Suharsimi (1995:69) mengatakan

bahwa “penelitian adalah suatu rumusan kalimat yang menujukkan adanya hal

yang diperoleh setelah penelitian ini selesai”. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

Mendeskripsikan struktur Tor-tor Ilah Mardogei dalam Pesta Rondang Bintang

(18)

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat diperoleh manfaat penelitian

sebagai berikut:

1. Menjadi sumber informasi bagi para pembaca mengenai Tor-tor Ilah

Mardogei dalam Pesta Rondang Bintang pada masyarakat Simalungun.

2. Sebagai bahan informasi dan pustaka untuk para peneliti–peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian.

3. Sebagai sumbangan pemikiran dan menambah wawasan serta pengetahuan

peneliti.

4. Sebagai motivasi bagi setiap pembaca khususnya masyarakat Simalungun

(19)

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penejelasan yang

sudah di uraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka dapat

disimpulkan secara keseluruhan terhadap Tor-tor Ilah Mardogei di Huta III Silau

Malela Kabupaten Simalungun sebagai berikut :

1. Tor-tor Ilah Mardogei menggambarkan tentang kegiatan masyarakat

Simalungun pada saat misim panen yang dilakukan secara bergotong royong

pada malam Rondang Bintang. Mereka bekerja sambil menari da menyanyi.

Tor-tor ini merupakan tarian berpasangan yang dilakukan secara

berkelompok. Tor-tor ini di tarikan oleh muda-mudi (lelaki dan wanita).

Adapun rangkaian gerak tarian ini di mulai dari gerakan manabi omei,

Mardogei, manjomur omei, mangipas dan mamurpur omei, gerak terakhir adalah manunjung omei. Ciri khas Tor-tor Ilah Mardogei adalah hentakan

kaki gerakan yang menandakan bahwasanya mereka sedang Mardogei (

memijak-mijak padai agar bulir lepas dari tangkainya).

2. Pada tari Ilah Mardogei terdapat tiga tahap penyajian yaitu antara lain

Pmebukaan, isi dan pentup. Tahapan tersebut termasuk kedalam struktur

tarian tersebut. Selain itu, pada pebahasan struktur juga terdapat hubungan

antara satu kesatuan pada tarian tersebut yaitu antara tari dengan busana serta

(20)

49

3. Musik iringan pada Tor-tor Ilah Mardogei merupakan musik internal yang

berasal dari dalam tubuh penari (hentakan kaki dan vocal)

4. Busana yang digunakan penari pada Tor-tor Ilah Mardogei untuk pria Ragih

pane, Heoi bokkou. Sedangkan penari wanita adalah Hati Rongga, Suri-suri .

B. Saran

Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka dapat diajikan beberpa saran

antara lain sebagai berikut :

1. Penulis berharap dengan adanya peneltian ini masyarakat Simalungun untuk

menjaga , mengembangkan serta melestarikan tari-tarian yang berada pada

masyarakat Simalungun khususnya di Kabupaten Simalungun

2. Diharapkan kepada masyarakat Simalungun khususnya kepada pemerintah

daerah agar senantiasa memperkenalkan berbagai tari-tarian kepada

masyarakat luas baik lokal maupun diluar daerah dan mengadakan

pertunjukkan kesenian Simalungun agar dapat memahami keseniaan

Simalungun baik secara bentuk geraknya hingga makna yang ingin

disampaikan akan tersampaikan kepada penikmat seni maupun masyarakat

yang menyaksikanya.

3. Dengan meningkatkan kepedulian terhadap kesenian daerah, berarti telah

menyelamatkan anak cucu kita dari pengaruh budaya luar yang akan merusak

budaya sendiri.

4. Semoga penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anya Peterson Royce, 2007. Kajian Struktur dalam Bentuk Tari. Bandung.

Mariani, 2005 . Metode Penelitian Kebudayaan Jakarta : Bumi Aksara.

Nasutiaon, Afni Dayanti. 2014. Makna Teks Tari ilah Bolon dalam Upacara

Rondang Bintang. Medan Universitas Negri Medan .

Nurwani. Pengantar Pengetahuaan Tari, Fakultas Bahsa dan seni medan : Universitas Negri Medan..

Soedarsono. 1972. Pengantar Pengtahuan Tari. Yokyakarta: ASTI.

Sri Ulina, Marta. 2013. Tor-Tor Bodan Naudanan Sebagai Seni Pertunjukan

Dalam Pesta Rondang Bintang di Kecamtan Raya Kabupaten Simalungun.

Medan : Universitas Negeri Medan.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitiaan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Suharsini, Arikunto. 1995. Prosedur Penelitiaan Suatu pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Asdi Mahasyatnya.

Surahman, W. 1990. Pembatasan Masalah Dalam Penelitian. Jakarta. Gramedia.

Susi Surahningsih. 2012. Keberadaan Horja Haranagan Pada Masyarakat

Simalungun. Medan:Universitas Negeri Medan.

Suwardi Endraswara, Metode Penelitian Perspektif Kualitatif. 2006. Bandung.

Yunigtyas, Risty. 2014. Perkembangan Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat

Simalungun , Medan :Universitas Negeri Medan

DAFTAR ACUAN INTERNET

Gambar

Tabel  4.1.  Distribusi Agama Penduduk Nagori Silau Malela ...................  24
Gambar 4.1.  Peta Kecamatan Gunung Malela ...........................................

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur kehadirat Allah SWT penulis ucapkan, atas berkat dan rahmat-Nya yang telah melimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, karunia, dan hidayah–Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur Alhamdulillahhirobbil’alamin , penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan berkat, rahmat, nikmat, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PERAMALAN JUMLAH SAMPAH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat serta karunia yang tak terhingga kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah menganugerahkan nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan