PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA : PANGSAN
KECAMATAN : PETANG
KABUPATEN : BADUNG
NAMA MAHASISWA : A.A. GDE ARI SUDANA
NIM : 1308605031
FAKULTAS/PS : MIPA/ TEKNIK INFORMATIKA
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya :
Nama Mahasiswa : A.A. Gde Ari Sudana
No. Mahasiswa : 1308605031
Tanda Tangan :
Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM
Pangsan, 29 Agustus 2016
Mengetahui/Menyetujui, Mengetahui/Menyetujui,
(Ir. Anak Agung Oka, MS.) (I Gusti Kompyang Natar)
DPL Desa Pansan KK Dampingan
Mengetahui/Menyetujui,
(I Nyoman Raka Tri Sukarya)
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Bab ini akan dijabarkan tentang profil keluarga dampingan termasuk perekonomian
keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran keuangan dari keluarga Bapak I Gst
Kompyang Natar. Identitas keluarga dampingan merupakan hal primer dalam pendataan
keluarga dampingan. Dalam hal ini, mahasiswa selaku peneliti melakukan pendataan dan
pendampingan terhadap keluarga miskin dengan koordinasi serta pembagian oleh kepala desa
bersangkutan khususnya untuk Desa Pangsan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung sebagai
tempat penelitian mahasiswa bersangkutan.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas dari keluarga Bapak I Gusti Kompyang Natar
Tabel 1.1Identitas Keluarga Bapak I Gusti Kompyang Natar
No. Nama Status Umur
(Th)
Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1. I Gusti
Kompyang
Natar
Kawin 60 Tidak Tamat
SMA
Veteran /
Merawat Sapi /
Berkebun
Kepala
Keluarga
Bapak I Gusti Kompyang Natar merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam
kriteria keluarga Kurang Sejahtera (KS) dan merupakan penerima bantuan Beras Miskin
(Raskin) dari pemerintah. Bapak I Gusti Kompyang Natar tidak menikah selama hidupnya.
Bapak I Gusti Kompyang Natar ini dapat dikatakan sebagai salah satu keluarga kurang
mampu karena pendapatan beliau yang tidak tetap. Sehari-harinya bapak Gusti Natar tinggal di
gubuk tua dengan luas kurang dari 1 are. Beliau menghidupi diri dari beternak sapi, tetapi setelah
penyakit gangguan mental yang diderita beliau setelah masuk Angkatan Darat kambuh, sapi
satu-satunya akhirnya dijual oleh adik beliau.
Penyakit gangguan mental yang diderita Bapak Gusti, menurut keterangan keponakan
beliau terlihat setelah beliau diterima di angkatan darat. Gejala yang ditimbulkan beliau adalah
beliau semakin parah, sehingga keluarga beserta kepala desa membawa beliau ke Rumah Sakit
Jiwa di Bangli. Setelah 3 bulan, akhirnya penyakit kejiwaaan yang diderita beliau dapat
disembuhkan. Keponakan Bapak Gusti Ngurah yang tinggal tidak jauh dari rumah beliau
akhirnya memutuskan untuk mengajak tinggal bersama.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar tingkat
kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan bertujuan untuk
melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa
indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai
sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh
keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah keluarga Bapak I Gusti
Kompyang Natar.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak I Gusti Kompyang Natar merupakan salah satu keluarga pra-sejahtera
yang bertempat tinggal di Banjar Kasianan, Desa Pangsan. Bapak I Gusti Kompyang Natar
hanya dapat mengenyam pendidikan hingga sekolah menengah pertama. Sebelum tinggal
bersama keluarga keponakan beliau, Bapak Gusti Kompyang Natar tinggal sendiri di gubuk tua
dengan luas tanah kurang dari 1 are. Kondisi gubuk yang ditinggali dahulu jauh dari kondisi
layak huni sebuah rumah. Setelah beberapa kali dibujuk bapak Gusti Kompyang Natar menolak
untuk tinggal bersama keluarga keponakannya.
Setelah tiga bulan Bapak Gusti Kompyang Natar pulang dari Rumah Sakit Jiwa di
Bangli, sekarang Bapak Gusti Kompyang Natar tinggal bersama keponakan beserta
keponakannya. Keponakan beliau yang bernama Bapak Gusti Ngurah Maryata sehari-harinya
bekerja sebagai Pelindung Masyarakat (Linmas) di Desa Pangsan. Dan istri Bapak Ngurah
bekerja sebagi perawat di rumah sakit. Bapak Ngurah memiliki tanggungan 4 anak yang masih
belum lulus sekolah dasar.
Walaupun sekarang Bapak Gusti Kompyang Natar tinggal bersama keponakannya, tetapi
kejiwaan menyebabkan bapak kompyang natar belum memiliki pemasukan. Itu menyebabkan
tanggungan dari keluarga keponakan beliau meninggkat.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah tentu keluarga Bapak Gusti Kompyang
Natar harus mengatur pengeluaran rumah tangga seperti untuk konsumsi, kesehatan, sosial dan
lain – lain. Selain keperluan ke-empat anak dari keponakan beliau, tentu saja Bapak Gusti
Ngurah harus menanggung biaya hidup dari Bapak Kompyang Natar. Adapun rincian dari
berbagai keperluan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Kebutuhan Sehari – hari ( Konsumsi)
Perincian untuk kebutuhan sehari-hari Bapak Gusti Kompyang Natar dalam sebulan adalah
sebagai berikut :
Belanja per-hari : Rp 8.000 x 30 hari = Rp 240.000,00
Untuk biaya MCK tidak dianggarkan tergantung keperluan.
b. Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting karena sangat mempengaruhi
produktivitas seseorang. Hal ini juga sangat diperhatikan oleh keluarga Bapak Gusti
Kompyang Natar. Sehari-hari Bapak Kompyang Natar mendapatkan obat-obatan secara
gratis dari istri keponakan dari Bapak Kompyang Natar yang bekerja sebagai perawat. Jadi
tidak dianggarkan secara khusus untuk biaya kesehatan. Kecuali saat-saat Bapak Kompyang
Natar harus dibawa ke RSJ Bangli.
c. Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat tentu banyak pengeluaran yang harus ditanggung oleh
Bapak Gusti Kompyang Natar. Tetapi karena sudah sepenuhnya ditanggung oleh keponakan
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Bab II ini merupakan bab penjelasan mengenai masalah-masalah yang dianggap sebagai
permasalahan utama sehingga harus diprioritaskan untuk dibahas dan ditanggapi agar dapat
menentukan solusi yang sekiranya tepat. Permasalahan tersebut bisa meliputi masalah keuangan,
pendidikan, hingga masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa prioritas permasalahan yang
dialami Bapak Gusti Kompyang Natar :
2.1 Permasalahan Keluarga
Untuk mengidentifikasi suatu permasalahan, maka dibutuhkan suatu pendekatan
secara langsung terhadap keluarga dampingan. Pendekatan tersebut dapat dilakukan
melalui wawancara secara langsung dan observasi tempat (lingkungan rumah) dengan
mengunjungi keluarga dampingan. Setelah mengunjungi rumah keluarga dampingan yang
dalam hal ini rumah Bapak Gusti Kompyang Natar, didapatkan beberapa permasalahan
yang dihadapi oleh beliau. Adapun permasalahn tersebut meliputi masalah keuangan,
kesehatan, maupun permasalahan keluarga.
Bapak Gusti Kompyang Natar hanya mengenyam pendidikan SMP sudah tentu
sangat susah untuk mencari pekerjaan yang layak. Ditambah kondisi beliau yang baru
sembuh dari penyakit kejiwaan dimana diperlukan beberapa penyesuaian dengan
lingkungan sehingga Bapak Kompyang Natar belum memiliki penghasilan yang layak.
Setelah
2.2 Masalah Prioritas
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di rumah Bapak Gusti
Kompyang Natar terdapat beberapa masalah yang menjadi prioritas. Beberapa masalah
tersebut meliputi masalah pendidikan, kesehatan, maupun keuangan. Adapun beberapa
permasalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.2.1 Masalah Keuangan
Masalah keuangan merupakan masalah pokok yang dihadapi oleh setiap orang.
Hal inipun juga dihadapi oleh Bapak Gusti Kompyang Natar. Bapak Gusti Kompyang
Natar merupakan veteran yang diberhentikan oleh Angkatan Darat karena mengalami
penyakit kejiwaan saat bertugas di angkatan. Umumnya anggota aktif yang diberhentikan
kurangnya informasi dari keluarga menyebabkan dana pensium yang seharusnya
diberikan tidak didapatkan Bapak Gusti Kompyang Natar. Kondisi penyakit kejiwaan
yang diderita juga menyebabkan tidak validnya informasi yang bisa didapatkan dari
Bapak Gusti Kompyang Natar sendiri. Karena itu, biaya berobat dan rumah sakit
ditanggung oleh keluarga Bapak Gusti Kompyang Natar, dalam hal ini Bapak Gusti
Ngurah. Bapak Gusti Ngurah Sendiri memiliki tanggungan keluarga yang menyebabkan
bertambahnya tanggungan Bapak Gusti Ngurah yaitu Bapak Gusti Kompyang Natar.
Sebelumnya Bapak Gusti Kompyang Natar memiliki pekerjaan sehari-hari beternak sapi
dan berkebun. Karena penyakit kejiwaan yang diderita Bapak Gusti Kompyang Natar
kambuh, sapi satu-satunya kini sudah dijual untuk biaya berobat. Dan kebun Bapak Gusti
Kompyang Natar tidak pernah dikelola kembali karena tidak ada biaya untuk membeli
bibit dan pupuk.
2.2.3 Masalah Kesehatan
Riwayat penyakit kejiwaan yang diderita Bapak Gusti Kompyang Natar
menyebabkan kesulitan dalam memperoleh pekerjaan yang layak. Kondisi fisik yang
sudah baik menyebabkan Bapak Gusti Kompyang Natar tidak bisa melakukan pekerjaan
fisik yang berat. Karena Bapak Gusti Kompyang Natar tidak memiliki pekerjaan atau
rutinitas yang positif, menyebabkan tidak baik untuk kesehatan kejiwaan beliau.
Diperlukan rutinitas positif dan menghasilkan pemasukan untuk kesehatan kejiwaan
Bapak Gusti Kompyang Natar. Walaupun penghasilan yang dihasilkan tergolong kecil,
tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan baik untuk kesehatan kejiwaan
Bapak Gusti Kompyang Natar.
Bapak Gusti Kompyang Natar tidak memiliki masalah kesehatan yang umumnya
dimiliki oleh lansia seusia Bapak Gusti Kompyang Natar karena Bapak Gusti Kompyang
Natar pernah menjadi anggota TNI yang menyebabkan fisik yang dimiliki oleh Bapak
Gusti Kompyang Natar sangat terjaga. Bapak Gusti Kompyang Natar juga setiap pagi
olah raga dengan jalan santai di lingkungan desa sehingga kondisi fisik Bapak Gusti
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai saran-saran dan motivasi bagi keluarga
dampingan dalam memecahkan permasalahan yang terdapat dalam keluarga dampingan yang
bersangkutan.
3.1. Program
Dengan identifikasi dan memprioritaskan masalah maka muncul usaha pemecahan
masalah. Usaha-usaha tersebut merupakan program-program yang akan diberikan kepada
keluarga dampingan untuk memecahkan masalah di dalam keluarga tersebut terutama
masalah yang akan diprioritaskan. Program-program tersebut berupa alternatif-alternatif
yang merupakan saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan.
3.1.1. Masalah Keuangan
Solusi yang dapat diberikan untuk masalah tidak diberikannya uang pensium
kepada Bapak Gusti Kompyang Natar adalah menanyakan kepada Perbekel Desa Pangsan
mengenai masalah tersebut. Karena masalah ini sudah lama tidak ditanyakan oleh keluarga
karena faktor kurangnya informasi mengenai uang pensium TNI, maka kecil kemungkinan
masalah akan terselesaikan dengan cepat.
Solusi yang diberikan untuk masalah keuangan dimanana Bapak Gusti Kompyang
Natar tidak memiliki penghasilan karena keterbatasan kesehatan dan pendidikan maka
mahasiswa akan memberikan bibit jagung yang dapat ditaman di tanah yang dimiliki
Bapak Gusti Kompyang Natar. Sebelum dirawat di RSJ Bangli, Bapak Gusti Kompyang
Natar sehari-harinya menanam jagung di tanah 1 are yang dimilikinya. Bibit jagung yang
diberikan diharapkan menjadi modal awal untuk selanjutnya dikembangan untuk dijadikan
mata pencaharian dan dapat melatih kemandirian Bapak Gusti Kompyang Natar, sehingga
kedepannya Bapak Gusti Kompyang Natar tidak bergantung kepada keponakan beliau.
3.1.3. Masalah Kesehatan
Solusi untuk kesehatan Bapak Gusti Kompyang Natar adalah dapat diberikan
rutinitas positif yang berguna untuk menambah penghasilan serta dapat membantu Bapak
Natar yang memiliki gangguan jiwa menyebabkan masyarakat sekitar sering merasa takut
jika bersosialisasi dengan Bapak Gusti Kompyang Natar.
Salah satu program KKN – PPN Unud Periode XIII, tahun 2016 di Desa Pangsan
adalah pemberian Tanaman Obat Keluarga (TOGA). TOGA memerlukan perhatian khusus
untuk perawatan sehingga waktu luang yang dimiliki oleh Bapak Gusti Kompyang Natar
dapat digunakan untuk merawat TOGA. Selanjutnya mahasiswa akan memberikan bibit
jagung yang dapat dijadikan mata pencaharian Bapak Gusti Kompyang Natar. Jagung yang
kemudian dihasilkan dapat dijual di lingkungan masyarakat sehingga Bapak Gusti
Kompyang Natar dapat kembali diterima oleh masyarakat.
3.2. Jadwal Kegiatan
Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan kegiatan) yang
dari awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa yang
bersangkutan di keluarga Bapak Gusti Kompyang Natar. Adapun kegiatan-kegiatan yang
[image:10.612.109.505.456.648.2]dilakukan adalah seperti tabel 3.1
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
No Tanggal Kegiatan
1. 26 Juli 2016 Rapat anggota untuk persiapan KK Dampingan dan
Pengundian KK Dampingan serta Koordinasi
dengan Bapak Perbekel Desa Pangsan mengenai
kondisi KK dampingan dan survei lokasi rumah KK
dampingan
2. 30 Juli 2016 Perkenalan dengan KK dampingan Banjar Kasianan,
Desa Pangsan dan melakukan wawancara tentang
3. 3 Agustus 2016 Melakukan tanya-jawab untuk mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi keluarga dampingan
dan melihat keseharian KK dampingan
4. 4 Agustus 2016 Melakukan diskusi dengan keluarga dampingan
tentang permasalahan yang dihadapi untuk mencari
keterangan lebih lanjut
5. 5 Agustus 2016 Memprioritaskan masalah yang dihadapi dan
menentukan solusi yang akan diberikan
6. 6 Agustus 2016 Memberi motivasi kepada keluarga dampingan di
dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi
7. 7 Agustus 2016 Memberikan solusi untuk permasalahan yang
dihadapi oleh keluarga dampingan yang mungkin
bisa diterapkan
8. 8 Agustus 2016 Menawarkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan
menjelaskan maamfaatnya.
9. 9 Agustus 2016 Memberikan informasi lebih lanjut mengenai
maamfaat tanaman TOGA
10. 10 Agustus 2016 Memberikan motivasi dan saran
11 13 Agustus 2016 Memberikan motivasi dan saran
12. 15 Agustus 2016 Pemberian informasi mengenai keterangan dari
Perbekel Desa Pangsan mengenai uang pension TNI
13. 16 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
14. 17 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
15. 18 Agustus 2016 Memberikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
16. 19 Agustus 2016 Membantu menanam Tanaman Obat Keluarga
(TOGA)
luang dengan bercocok tanam
18. 21 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
19. 22 Agustus 2016 Pemberian bibit jagung
20. 23 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
21. 24 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
22. 25 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
23. 26 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan dan pemberian
informasi pelayanan kesehatan gratis dalam rangka
ulang tahun RS Kapal.
24. 27 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
25. 28 Agustus 2016 Perpisahan dan pemberian pupuk untuk bercocok
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan secara bertahap ditempat tinggal Bapak
Gusti Kompyang Natar. Waktu kunjugan ke rumah KK dampingan umumnya tidak menentu,
namun rata-rata pada pukul 17.00 WITA. Hal ini dikarenakan waktu pulang kerja dari Bapak
Kompyang Natar adalah jam tersebut. Adapun kegiatan pendampingan keluarga sebagai berikut :
No Tanggal Kegiatan
1. 26 Juli 2016 Rapat anggota untuk persiapan KK Dampingan dan
Pengundian KK Dampingan serta Koordinasi
dengan Bapak Perbekel Desa Pangsan mengenai
kondisi KK dampingan dan survei lokasi rumah KK
dampingan
2. 30 Juli 2016 Perkenalan dengan KK dampingan Banjar Kasianan,
Desa Pangsan dan melakukan wawancara tentang
profil keluarga
3. 3 Agustus 2016 Melakukan tanya-jawab untuk mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi keluarga dampingan
dan melihat keseharian KK dampingan
4. 4 Agustus 2016 Melakukan diskusi dengan keluarga dampingan
tentang permasalahan yang dihadapi untuk mencari
keterangan lebih lanjut
5. 5 Agustus 2016 Memprioritaskan masalah yang dihadapi dan
menentukan solusi yang akan diberikan
6. 6 Agustus 2016 Memberi motivasi kepada keluarga dampingan di
[image:13.612.106.503.290.717.2]dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi
7. 7 Agustus 2016 Memberikan solusi untuk permasalahan yang
dihadapi oleh keluarga dampingan yang mungkin
bisa diterapkan
8. 8 Agustus 2016 Menawarkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan
menjelaskan maamfaatnya.
9. 9 Agustus 2016 Memberikan informasi lebih lanjut mengenai
maamfaat tanaman TOGA
10. 10 Agustus 2016 Memberikan motivasi dan saran
11 13 Agustus 2016 Memberikan motivasi dan saran
12. 15 Agustus 2016 Pemberian informasi mengenai keterangan dari
Perbekel Desa Pangsan mengenai uang pension TNI
13. 16 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
14. 17 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
15. 18 Agustus 2016 Memberikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
16. 19 Agustus 2016 Membantu menanam Tanaman Obat Keluarga
(TOGA)
17. 20 Agustus 2016 Memberikan motivasi pentingnya mengisi waktu
luang dengan bercocok tanam
18. 21 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
19. 22 Agustus 2016 Pemberian bibit jagung
20. 23 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
21. 24 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
22. 25 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Keuangan
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini menunjukkan hasil
yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan, karena memerlukan waktu yang cukup
lama dalam mengatasi suatu permasalahan yang dihadapi. Mahasiswa telah berusaha
membantu dengan cara bertanya kepada Perbekel Desa Pangsan mengenai uang pensiun
yang tidak didapatkan oleh Bapak Gusti Kompyang Natar. Keterangan yang diberikan
oleh Bapak Perbekel adalah uang pensiun tidak bisa diberikan karena tidak adanya bukti
fisik yang membuktikan bahwa Bapak Gusti Kompyang Natar dulunya adalah anggota
TNI AD. Bukti fisik yang dimaksud adalah sertifikat atau lencana-lencana TNI AD.
Bukti-bukti fisik tersebut tidak ada karena Bapak Gusti Kompyang Natar saat itu
mengalami gangguan jiwa sehingga keberadaan benda-benda tersebut tidak diketahui.
Solusi kedua yang diberikan untuk masalah Bapak Gusti Kompyang Natar yang
tidak memiliki penghasilan yaitu pemberian bibit tanaman jagung disambut positif oleh
beliau. Tanaman Jagung merupakan permintaan langsung dari Bapak Gusti Kompyang
Natar agar kemudian dapat dikelola sehingga selanjutnya bisa menjadi mata pencaharian
tetap Bapak Gusti Kompyang Natar.
4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, Bapak Gusti Kompyang Natar menanggapi positif
pemberian tanaman obat keluarga (TOGA) yang diberikan oleh mahasiswa. Dengan
adanya TOGA, diharapkan dapat menjadi rutinitas yang baik untuk kesehatan, baik
kesehatan fisik maupun mental. Obat-obatan tidak diberikan karena Bapak Gusti
Kompyang Natar tidak memiliki penyakit yang umumnya diderita oleh lansia karena motivasi kepada KK Dampingan dan pemberian
informasi pelayanan kesehatan gratis dalam rangka
ulang tahun RS Kapal.
24. 27 Agustus 2016 Melakukan pendekatan dengan cara memberikan
motivasi kepada KK Dampingan
25. 28 Agustus 2016 Perpisahan dan pemberian pupuk untuk bercocok
terjaganya fisik dari Bapak Gusti Kompyang Natar yang dahulu adalah anggota TNI.
Tanaman jagung yang diberikan diharapkan dapat menjadi penghasilan dan membantu
Bapak Gusti Kompyang Natar untuk kembali diterima oleh masyarakat dengan
menghasilkan jagung yang dapat dijual kepada masyarakat.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala komunikasi merupakan kendala utama yang dihadapi saat melakukan
wawancara karena Bapak Gusti Kompyang Natar Selain itu kendala lainnya adalah
mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi karena
keterbatasan waktu dan dana yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih
bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya mampu memberikan solusi
dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Program keluarga dampingan ini merupakan program wajib yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Udayana yang mengikuti kegiatan
PPM. Secara umum pelaksanaan program keluarga dampingan
KKN-PPM yang berlangsung selama kurang lebih 5 minggu dapat berjalan
dengan cukup baik. Dilihat dari rencana kegiatan yang telah disusun maka
program yang berhasil dilaksanakan semuanya dari rencana yang ada
selama masa observasi. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama
keluarga dampingan yang sangat koordinatif dan kooperatif dengan
mahasiswa.
Dengan adanya program keluarga dampingan ini mahasiswa mampu
bersosialisasi dan menghadapi permasalahan yang dihadapi keluarga
dampingan dengan baik. Inovasi dan kreatifitas dari mahasiswa sangat diuji
dengan adanya program ini yang berguna untuk menambah kesejahteraan
keluarga dampingan.
5.2. Rekomendasi
Program kerja yang telah dilaksanakan memberikan manfaat yang
sangat banyak baik terutama bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan
yang dijadwalkan. Demi kelancaran pendampingan keluarga berikutnya,
beberapa saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Perlu diberikannya waktu yang lebih lama untuk persiapan program
pendampingan keluarga yang akan dilaksanakan ketika KKN PPM.
2. Pembekalan KKN-PPM oleh pihak LPPM Universitas Udayana perlu
diberikan secara lebih baik agar perencanaan, pelaksanaan, penyusunan
laporan, dan beberapa urusan administrasi KKN-PPM dapat terlaksana
lebih baik.
3. Perlu adanya tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan yang telah
dibuat dapat benar-benar bermanfaat dan berkesinambungan bagi
pengembangan keluarga dampingan.