• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Waktu Recall Terhadap Memori Mahasiswa Yang Mengontrak Mata Kuliah Psikologi Kognitif di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Waktu Recall Terhadap Memori Mahasiswa Yang Mengontrak Mata Kuliah Psikologi Kognitif di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar, serta kemajuan media komunikasi dan informasi memberikan tantangan tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Selama proses belajar mengajar berlangsung, terjadi interaksi antara dosen dan mahasiswa. Di saat mahasiswa mengkodekan informasi yang masuk ke dalam memori terjadi sejumlah proses salah satunya adalah pengulangan. Proses penyimpanan melibatkan tiga tingkatan yaitu memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. input sensoris berupa rangsang yang diterima oleh individu memasuki memori sensoris melalui proses perhatian (atensi). Setelah terjadi proses atensi, informasi ditransfer ke memori jangka pendek tempat informasi ini bisa disimpan selama kurang lebih 30 detik kecuali jika ada pengulangan. Semakin lama informasi disimpan dalam memori jangka pendek melalui pengulangan, semakin besar kesempatannya untuk masuk ke memori jangka panjang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi memori mahasiswa yaitu informasi yang tidak relevan dan tidak penting, interferensi atau gangguan, tidak fokus, keadaan mental, fisik yang lelah, serta pengaruh zat kimia tertentu.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh waktu recall terhadap memori mahasiswa yang mengontrak mata kuliah psikologi kognitif di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode random sampling dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan desain penelitian between-participants posttest-only.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes prestasi belajar yang disusun berdasarkan handout yang berisikan materi dari topik general knowledge. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis regresi linier dan uji-t dengan program SPSS 13.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka didapatkan koefisien regresi sebesar 24,550 untuk kelompok kontrol dan 60,185 untuk kelompok eksperimental. Dari hasil tersebut diketahui bahwa rata-rata memori mahasiswa yang diberi waktu recall lebih besar dibandingkan rata-rata memori mahasiswa yang tidak diberi waktu recall. Kesimpulan yang diperoleh adalah waktu recall memiliki pengaruh yang signifikan terhadap memori mahasiswa.

(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

With the development of science and technology, changes in society, understanding how to learn, and the advancement of communication media and information provides a challenge for educational activities. During learning process takes place, there is interaction between lecturer and students. When students encode information into their memory, occurred a number of processes repeated. The process involves three levels of storage that is sensory memory, short-term memory, and long-term memory. Stimulation of the sensory input received by an individual enters the sensory memory through a process called attention. After attention process, that information is transferred to short-term memory where information can be stored for about 30 seconds unless there is repetition. The longer the information is stored in short-term memory through repetition, the greater its chance to enter into long-term memory. There are several factors that affect student memory: irrelevant and unimportant information, interference, no focus, mental, physical fatigue, and the influence of certain chemical substances.

This study was conducted to determine the time effect on memory recall of students who took the cognitive psychology course at the Faculty of Psychology, University "X" Bandung. The selection of the sample using random sampling method and sample in this study is up to 60 people. The design used in this research is experimental studies of participants between-posttest-only.

Measuring devices used in this study to learn achievement tests based on the handout contains the general subject matter of knowledge. The data obtained were processed using linear regression analysis and t-test with SPSS 13.

Based on statistical data, the regression coefficients obtained for 24,550 to 60,185 for the control group and experimental groups, respectively. From the results it was found that the average students who were given a memory recall is greater than the average memory of students who were not given the time of recall. The conclusion is the time of recall to have a significant effect on student memory.

(3)

v

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 9

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

1.5 Kerangka Pemikiran ... 10

1.6 Asumsi ... 19

1.7 Hipotesis Penelitian ... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

2. 1 Memori ... 20

(4)

vi

Universitas Kristen Maranatha

2.1.2 Pemrosesan Informasi dalam Memori ... 20

2.1.2.1 Pengodean ... 21

2.1.2.2 Penyimpanan ... 25

2.1.2.3 Pemanggilan Kembali ... 28

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Memori ... 32

2.2 Masa Dewasa Awal (Early Adulthood) ... 34

2.2.1 Definisi Masa Dewasa Awal ... 34

2.3.2 Transisi dari Sekolah Menengah Atas Menuju Universitas ... 35

2.3.3 Ciri-ciri Masa Dewasa Awal ... 36

2.3.3.1 Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal ... 36

2.3.3.2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 39

3.1 Rancangan Penelitian ... 39

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 40

3.3 Prosedur Penelitian ... 41

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 43

3.4.1 Variabel Penelitian ... 43

3.4.2 Definisi Operasional... 44

3.5 Alat Ukur ... 44

3.5.1 Prosedur Pengisian ... 45

3.5.2 Sistem Penilaian ... 45

3.5.3 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 46

(5)

vii

Universitas Kristen Maranatha

3.5.4.1 Validitas Alat Ukur ... 46

3.5.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 49

3.6 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ... 50

3.6.1 Populasi Sasaran ... 50

3.6.2 Karakteristik Populasi ... 50

3.6.3 Teknik Penarikan Sampel ... 51

3.7 Teknik Analisis Data ... 51

3.8 Hipotesis Statistik ... 52

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 53

4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ... 54

4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan IPK... 55

4.1.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Semester ... 55

4.2 Hasil Penelitian ... 56

4.2.1 Pengaruh Waktu Recall terhadap Memori Mahasiswa ... 56

4.2.2 Menguji Keberartian Koefisien Regresi... 58

4.2.3 Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 59

4.2.4 Uji Rata-rata Memori antara Kelompok yang Tidak Diberi Waktu Recall dengan yang Diberi Waktu Recall ... 59

4.3 Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

(6)

viii

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran ... 69

5.2.1 Saran Teoritis ... 69

5.2.2 Saran Praktis ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

DAFTAR RUJUKAN ... 74

(7)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia... 54

Tabel 4.3 Gambaran Subjek Berdasarkan IPK ... 55

Tabel 4.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Semester ... 55

Tabel 4.5 Analisis Regresi Sederhana ... 56

Tabel 4.6 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 58

Tabel 4.7 Analisis Korelasi Sederhana ... 59

(8)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

(9)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal-soal Materi General Knowledge Lampiran 2 Data Pribadi dan Data Penunjang Lampiran 3 Handout General Knowledge

Lampiran 4 Perhitungan Validitas Subtes Pilihan Berganda Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas Pilihan Berganda Lampiran 6 Perhitungan Validitas Subtes Jawaban Singkat Lampiran 7 Validitas dan Reliabilitas Jawaban Singkat

Lampiran 8 Ouput SPSS Validitas dan Reliabilitas Jawaban Singkat Lampiran 9 Output SPSS Data Pribadi

Lampiran 10 Hasil Analisis Data Kelompok Eksperimental Lampiran 11 Hasil Analisis Data Kelompok Kontrol Lampiran 12 Hasil Analisis Data SPSS Regresi dan Uji-t Lampiran 13 Analisis Deskriptif Data Penunjang

(10)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar, serta kemajuan media komunikasi dan informasi memberikan tantangan tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Kualitas pendidikan juga diperlukan untuk mengimbangi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap bersaing dengan negara-negara lain dalam era globalisasi ini.

Namun pada kenyataannya, saat ini pendidikan di Indonesia masih kesulitan untuk mengimbanginya sehingga banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya dengan cara mengganti kurikulum. Hal ini berlaku untuk semua jenjang pendidikan dari mulai SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Kurikulum di Perguruan Tinggi biasanya berubah karena adanya perubahan internal perguruan tinggi (visi, perubahan aturan lembaga, perubahan IPTEKS dan perubahan eksternal (perkembangan kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan dan kecenderungan keadaan masa depan).

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha kemampuan minimal penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai sasaran kurikulum Program Studi masing-masing. Saat ini sudah terbit SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum inti dan institutional yang berbasis pada kompetensi. Lulusan Perguruan Tinggi dinilai dari kompetensi seseorang untuk dapat melakukan tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Dengan demikian orientasi hasil bukan terletak pada output saja melainkan bergeser ke outcome. Bukan saja nilai mahasiswa yang

bagus, melainkan apakah mereka akan dapat berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dan mengimplementasikannya dengan sikap dan berperilaku dalam berkarya.

Kurikulum berbasis kompetensi berupaya untuk mensinergikan hard skill dan soft skill. Untuk dapat mengimplementasikannya diperlukan keberanian untuk

(12)

Universitas Kristen Maranatha Selama proses pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi antara dosen dan mahasiswa. Pada awal 1950-an, Benjamin Bloom menciptakan taksonomi keterampilan kognitif yang mencakup keterampilan dalam mengingat, memahami, mensintesis, dan mengevaluasi. Bloom yakin bahwa pengajar harus membantu peserta didiknya menggunakan dan mengembangkan keterampilan kognitif yang mereka miliki (Bloom & Krathwohl, 1956). Keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas tidak hanya ditentukan oleh dosen sebagai sumber pesan, tetapi ditentukan juga oleh mahasiswa itu sendiri sebagai penerima informasi atau materi. Proses pembelajaran mahasiswa di dalam kelas tidak akan dapat berlangsung tanpa adanya memori. Memori dianggap sebagai suatu sumber pengetahuan karena semua materi tersimpan di dalam memori (Spear dan Riccio, 1994). Ilmu Psikologi mendefinisikan memori sebagai sebuah proses pengodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi oleh manusia dan organisme lainnya.

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha Di saat mahasiswa mengkodekan informasi yang masuk ke dalam memori terjadi sejumlah proses salah satunya adalah pengulangan. Pengulangan adalah mengulang informasi secara sadar untuk meningkatkan lamanya informasi tinggal di dalam memori. Sejumlah percobaan telah menunjukkan bahwa pengulangan dapat meningkatkan kinerja memori bahkan ketika seseorang tidak dengan sengaja mencoba mengingat materi atau konsep. Recall akan lebih baik jika pengulangan dari materi atau konsep berjangka waktu jauh dari pertemuan pertama daripada dengan jangka watu yang dekat. Dengan kata lain, pengulangan terdistribusi lebih efektif daripada pengulangan di satu waktu yang bersamaan (Madigan 1969; Melton 1967).

Allan Paivio mengemukakan dual coding theory yang menyatakan bahwa informasi yang diterima seseorang diproses melalui salah satu dari dua channel yaitu channel verbal (teks dan suara) dan channel visual (diagram, gambar, dan animasi). Kedua channel tersebut dapat bekerja secara independen maupun paralel. Saat di recall, gambar umumnya memiliki akses representasi yang lebih rinci dan karenanya lebih dapat didiskriminasi satu sama lain dibandingkan kata-kata. Banyak orang memberi nama gambar dengan tujuan untuk membantu membangkitkan gambar selama proses recall. Gambar yang lebih mudah diberi nama atau dijelaskan adalah yang paling mudah untuk di recall.

(14)

Universitas Kristen Maranatha merupakan konsentrasi dari aktivitas yang membuat seseorang mengambil bagian yang terbatas dari aliran informasi yang sangat banyak dari dunia sensori dan ingatan seseorang (Fernandez-Duque dan Johnson, 2002; Styles, 2006; Ward, 2004). Terdapat 3 jenis proses atensi yaitu sustained attention, selective attention, dan divided attention.

Setelah terjadi proses atensi, informasi ditransfer ke memori jangka pendek tempat informasi ini bisa disimpan selama kurang lebih 30 detik kecuali jika ada pengulangan. Memori jangka pendek atau working memory merupakan memori singkat dan terdekat untuk materi yang baru saja diproses. Sebuah bagian working memory juga aktif mengkoordinasikan aktivitas mental secara terus-menerus.

Dengan kata lain, working memory memungkinkan seseorang menyimpan informasi secara aktif dan dapat diakses sehingga dapat digunakan pada tugas kognitif yang luas dan beragam (Cowan, 2005; Hassin, 2005; Pickering, 2006).

Atkinson dan Shiffrin juga menegaskan bahwa semakin lama informasi disimpan dalam memori jangka pendek melalui pengulangan, semakin besar kesempatannya untuk masuk ke memori jangka panjang. Hanya sedikit porsi dari memori jangka pendek yang diteruskan pada memori jangka panjang. Memori jangka panjang memiliki kapasitas yang sangat besar karena berisi ingatan hingga bertahun-tahun. Ketika informasi memasuki memori jangka panjang, informasi tersebut bisa diperoleh kembali seumur hidup. Penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang relatif permanen dan tidak mudah hilang.

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha pemrosesan memori terjadi secara kontinu dari dangkal ke bagian yang lebih mendalam. Pemrosesan yang lebih mendalam akan menghasilkan memori yang lebih baik. Teori ini juga menjelaskan bahwa jenis pemrosesan informasi yang bermakna lebih permanen dalam membawa pada ingatan dibandingkan jenis pemrosesan sensoris yang dangkal. Para peneliti menemukan bahwa seorang individu mengingat informasi dengan lebih baik ketika mereka memprosesnya pada tingkat yang mendalam (Otten et al., 2001).

Ketika seseorang mendapatkan kembali sesuatu dari “bank data” pikiran, memori digeledah untuk menemukan informasi yang relevan. Seperti halnya pengodean, pencarian ini dapat terjadi secara otomatis atau dapat juga memerlukan usaha. Terdapat dua tugas memori dalam pemanggilan kembali yaitu pengingatan kembali dan pengenalan kembali. Pengingatan kembali atau recall adalah reproduksi hal-hal yang telah dipelajari pada waktu sebelumnya seperti yang harus dilakukan mahasiswa ketika mengerjakan pertanyaan esai atau isian, sedangkan pengenalan kembali atau rekognisi adalah identifikasi hal-hal yang telah ditunjukkan pada waktu sebelumnya seperti dalam ujian pilihan ganda.

(16)

Universitas Kristen Maranatha kuliah psikologi kognitif terdiri atas 11 pokok bahasan dan sekitar 46 sub pokok bahasan yang akan dipelajari oleh mahasiswa. Mahasiswa yang dapat mengontrak mata kuliah psikologi kognitif harus sudah menjalani atau mengikuti mata kuliah psikologi umum I dan psikologi umum II, karena materi dalam mata kuliah psikologi kognitif merupakan gabungan dari beberapa mata kuliah tersebut yang dibahas lebih dalam. Pokok bahasan tersebut antara lain; pengantar, proses-proses perseptual, model-model memori dan short-term memory, memory theories and long-term memory, forgetting and remembering, the verbal representation of

knowledge, general knowledge, the visual representation of knowledge,

introduction to language and language comprehension, concept formation, logic,

and decision making, human and Artificial Intelligence, dan problem solving and

creativity. Dalam mata kuliah psikologi kognitif juga terdapat istilah-istilah

penting yang harus dipahami dan diingat oleh mahasiswa agar dapat menjadi kata kunci yang dapat memudahkan mereka dalam proses pemanggilan kembali. Setelah mahasiswa mengikuti serangkaian perkuliahan psikologi kognitif diharapkan mereka mampu memahami seluruh proses proses mental tingkat tinggi hingga pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha proses pengodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali dengan baik pula. Dimulai dengan proses pengodean yaitu saat mahasiswa memasukan materi-materi perkuliahan psikologi kognitif ke dalam memori, lalu menyimpannya, kemudian mengeluarkan materi-materi tersebut dari penyimpanan ketika dibutuhkan.

Dalam pemanggilan kembali, mahasiswa memerlukan kemampuan recall yang baik sehingga saat mengisi soal-soal ujian mereka bisa mendapatkan informasi yang akurat. Recall yang baik tidak hanya diperlukan dalam mengisi soal-soal ujian tetapi juga saat mahasiswa mempelajari materi yang telah mereka pelajari sebelumnya agar materi tersebut dapat masuk ke memori jangka panjang yang mengakibatkan materi tidak akan mudah hilang atau terlupakan. Seperti yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan memberikan waktu recall kepada mahasiswa untuk mengulang materi yang telah mereka pelajari sebelumnya kemudian mereproduksinya kembali.

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh waktu recall terhadap memori mahasiswa yang mengontrak mata kuliah psikologi kognitif di Fakultas

Psikologi Universitas Swasta “X” Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

(18)

Universitas Kristen Maranatha 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran mengenai pengaruh waktu recall terhadap memori mahasiswa yang mengontrak mata kuliah psikologi kognitif di Fakultas Psikologi Universitas Swasta “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh waktu recall terhadap memori mahasiswa yang mengontrak mata kuliah psikologi kognitif di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan dan Psikologi Kognitif mengenai pengaruh waktu recall terhadap memori mahasiswa.

2. Memberi informasi bagi mahasiswa atau peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh waktu recall terhadap memori.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktiknya, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada staf pengajar mata kuliah psikologi kognitif di

Fakultas Psikologi Universitas Swasta “X” Bandung mengenai pengaruh

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha diterapkan dalam pembelajaran sebagai salah satu cara untuk meningkatkan memori mahasiswa.

2. Memberikan informasi kepada mahasiswa yang mengontrak mata kuliah psikologi kognitif di Fakultas Psikologi Universitas Swasta “X” Bandung sebagai bahan evaluasi hasil pembelajaran mereka.

1.5Kerangka Pemikiran

Perkembangan kognitif mahasiswa berada dalam fase mencapai prestasi (achieving stage), yaitu fase yang melibatkan intelektualitas pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang seperti pencapaian karir dan pengetahuan (Schaie, 1977). Dalam suatu perkuliahan, proses pembelajaran tatap muka antara dosen dengan mahasiswa biasanya dilakukan di dalam kelas. Pada proses ini, dosen lebih berfungsi sebagai sumber pesan dan mahasiswa sebagai penerimanya. Salah satu mata kuliah yang dipelajari

di Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung adalah psikologi kognitif.

(20)

Universitas Kristen Maranatha mendefinisikan memori sebagai sebuah proses pengodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi oleh manusia dan organisme lainnya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi memori, faktor yang pertama informasi yang tidak relevan dan tidak penting. Mahasiswa tidak akan memusatkan perhatian mereka terhadap informasi yang dirasa tidak relevan dan tidak penting bagi mereka. Kedua, interferensi atau gangguan. Suara bising dari luar kelas akan menyebabkan informasi yang tidak dapat dikodekan dengan baik oleh mahasiswa. Ketiga, tidak fokus. Banyaknya informasi yang muncul saat mahasiswa ingin memasukkan salah satu informasi ke dalam memori, akan mengakibatkan perhatian mahasiswa terpecah. Keempat, keadaan mental. Keadaan mental yang mempengaruhi memori adalah emosi. Emosi akan mempengaruhi proses kognitif seperti proses belaja mahasiswa. Kelima, fisik yang lelah. Jika mahasiswa sedang dalam kondisi fisik yang lelah maka akan menyebabkan mahasiswa tersebut tidak dapat memperoses informasi dengan baik. Dan yang terakhir adalah pengaruh zat kimia tertentu. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu akan mempengaruhi memori jika dikonsumsi secara konsisten dan dalam jumlah yang banyak. Para psikolog pendidikan mempelajari bagaimana informasi pada awalnya ditempatkan atau dikodekan menjadi ingatan, bagaimana informasi disimpan setelah dikodekan, dan bagaimana infomasi ditemukan atau dipanggil kembali untuk tujuan tertentu di waktu yang akan datang.

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha tertentu dikemudian hari (pemanggilan kembali). Pengodean adalah proses masuknya informasi ke dalam memori saat mahasiswa membaca handout mata kuliah psikologi kognitif dan mendengarkan penjelasannya dari dosen. Pengodean terdiri atas sejumlah proses yaitu perhatian, pengulangan, pemrosesan yang mendalam, elaborasi, pembentukan gambaran dan organisasi. Pengulangan terjadi ketika mahasiswa mengulang informasi yaitu materi mata kuliah psikologi kognitif secara sadar untuk meningkatkan lamanya informasi tinggal dalam memori. Pengulangan berfungsi paling baik ketika mahasiswa perlu mengkodekan dan mengingat serangkaian hal untuk waktu yang pendek. Sebaliknya, pengulangan tidak berfungsi dengan baik untuk menyimpan informasi dalam jangka panjang karena pengulangan seringkali hanya melibatkan repetisi informasi di luar kepala tanpa menanamkan arti apapun di dalamnya. Fergus Craik dan Robert Lockhart (1972) mengemukakan bahwa seseorang bisa memproses informasi dalam berbagai tingkat. Teori tingkat pemrosesan menyatakan bahwa pemprosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam. Pemrosesan yang dangkal terjadi ketika mahasiswa menganalisis fitur-fitur fisik atau sensori stimulus pada tingkat dangkal. Pada tingkat menengah pemrosesan, mahasiswa mengenali stimulus dan memberinya sebutan. Kemudian pada tingkat yang paling mendalam, mahasiswa memproses informasi secara sistematis, dalam hal maknanya. Mahasiswa akan mengingat informasi dengan lebih baik ketika mereka memprosesnya pada tingkat yang mendalam.

(22)

Universitas Kristen Maranatha informasi yang terlibat dalam pengodean. Jadi mahasiswa akan mengingat suatu konsep dengan lebih baik ketika mereka memiliki contoh yang bagus tentang konsep tersebut. Satu alasan elaborasi berfungsi dengan begitu baik dalam pengodean adalah bahwa elaborasi menambah kekhususan kode memori. Untuk mengingat sepotong informasi, seperti nama, pengalaman atau fakta, mahasiswa harus mencari kode yang memuat informasi tersebut di antara banyaknya kode dalam memori jangka panjang mereka. Ketika mahasiswa membuat gambaran mengenai sesuatu, hal itu berarti mereka sedang mengelaborasi informasi tersebut. Sebagai contoh, ketika mahasiswa ditanya berapa banyak jendela yang terdapat dalam ruang perkuliahan yang baru saja mereka ikuti? Mahasiswa dapat memberikan jawaban yang bagus, terutama bila mereka membentuk kembali gambaran akan ruangan perkuliahan dalam pikiran mereka. Alan Paivio (1971, 1986) berpendapat bahwa memori disimpan dalam dua cara: sebagai kode verbal atau sebagai kode gambar.

Saat mahasiswa mengatur informasi ketika mereka melakukan pengodean, hal tersebut bermanfaat bagi memori mereka. Jika dosen menyampaikan informasi dalam cara yang teratur, mahasiswa akan lebih mudah mengingatnya. Pemotongan atau chunking adalah stategi pengorganisasian memori yang bermanfaat dengan melibatkan pengelompokan atau “pengemasan” informasi ke dalam unit-unit

“susunan lebih tinggi” yang bisa diingat sebagai unit-unit tunggal. Proses

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha Penyimpanan adalah penahanan informasi di setiap waktu. Setelah mahasiswa mengkodekan informasi, mereka harus menyimpan informasi tersebut. Menurut model Atkinson-Shiffrin, penyimpanan memori melibatkan tiga tingkatan yaitu memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Dalam model Atkinson dan Shiffrin, input sensoris memasuki memori sensoris melalui proses perhatian (atensi) yang dilakukan oleh mahasiswa saat membaca handout dan mendengarkan penjelasan dosen. Atensi atau perhatian merupakan konsentransi dari aktivitas yang memperkenankan seseorang untuk mengambil bagian yang terbatas dari aliran informasi yang sangat banyak yang tersedia dari dunia sensori dan ingatan seseorang (Fernandez-Duque & Johnson, 2002; Styles, 2006; Ward, 2004). Mahasiswa mengalokasikan perhatiannya dalam cara-cara yang berbeda-beda yaitu sustained attention adalah kemampuan mahasiswa untuk mempertahankan perhatian pada stimulus pilihan dalam periode waktu yang lebih lama, selective attention yaitu saat mahasiswa berfokus pada suara dosen dalam ruangan perkuliahan di antara banyak suara teman-temannya yang mengobrol, dan divided attention terjadi ketika mahasiswa berkonsentrasi pada lebih dari satu

aktivitas pada saat yang sama, yaitu saat mahasiswa harus mendengarkan dosen menjelaskan dan membaca handout.

(24)

Universitas Kristen Maranatha saja diproses. Sebuah bagian working memory juga secara aktif mengkoordinasikan aktivitas mental secara terus menerus. Dengan kata lain working memory memungkinkan mahasiswa menyimpan informasi secara aktif

dan dapat diakses, jadi mahasiswa dapat menggunakannya pada tugas kognitif yang luas dan beragam (Cowan, 2003, 2005; Hassin 2005; Pickering 2006b). Jika mahasiswa melakukan pengulangan informasi berupa materi yang disampaikan dosen dalam kelas ataupun dari handout yang diberikan, semakin besar kesempatan informasi tersebut untuk masuk ke memori jangka panjang. Menurut Lahey (2003), hanya sebuah pecahan memori dalam memori jangka pendek diteruskan pada memori jangka panjang. Memori jangka panjang memiliki kapasitas yang sangat besar karena berisi ingatan sampai bertahun-tahun. Ketika informasi yang didapatkan mahasiswa melalui pengajaran dikelas dan media pembelajaran memasuki memori jangka panjang, informasi tersebut bisa didapat kembali seumur hidup.

(25)

16

Universitas Kristen Maranatha dikumpulkan kembali secara sadar, setidaknya bukan dalam bentuk peristiwa atau fakta tertentu. Psikolog kognitif Endel Tulving (1972, 2000) membedakan antara dua subjenis memori deklaratif: episodik memori dan semantik. Memori episodik adalah ingatan mahasiswa mengenai informasi tentang waktu dan tempat terjadinya peristiwa dalam kehidupan. Memori mahasiswa ketika mengikuti masa orientasi atau berkenalan dengan orang baru di hari pertama mereka berkuliah adalah memori episodik. Memori semantik adalah pengetahuan umum mahasiswa tentang dunia, yang mencakup jenis pengetahuan yang dipelajari diperkuliahan, pengetahuan dalam bidang keahlian, dan pengetahuan sehari-hari tentang makna kata, orang-orang terkenal, tempat-tempat penting, dan lain-lain.

(26)

Universitas Kristen Maranatha Terdapat dua tugas memori dalam pemanggilan kembali yaitu pengingatan kembali dan pengenalan kembali. Pengingatan kembali atau recall adalah reproduksi hal-hal yang telah dipelajari mahasiswa pada waktu sebelumnya, seperti yang harus dilakukan mahasiswa ketika mengerjakan pertanyaan esai atau isian. Sedangkan pengenalan kembali atau rekognisi adalah identifikasi hal-hal yang telah ditunjukkan pada waktu sebelumnya, seperti dalam ujian pilihan ganda. Kemampuan recall mahasiswa tidak hanya diperlukan saat mahasiswa mengerjakan soal ujian tetapi juga saat mahasiswa belajar, karena recall yang mereka lakukan saat belajar akan membuat mereka memproses materi yang didapat pada tingkat yang mendalam sehingga mereka akan mengingat materi tersebut dengan lebih baik. Oleh karena itu waktu recall diberikan kepada mahasiswa untuk mengulang materi yang telah mereka pelajari sebelumnya kemudian mereproduksinya kembali. Mahasiswa yang diberikan waktu recall diasumsikan akan memiliki memori yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diberikan waktu recall. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa akan menyimpan materi yang telah mereka pelajari dalam jangka waktu yang lama, sehingga mahasiswa yang tidak diberi waktu recall akan kesulitan mengingat materi yang sudah mereka pelajari sebelumnya.

(27)

18

(28)

Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dapat ditarik beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Waktu recall yang diberikan kepada mahasiswa dapat meningkatkan lamanya informasi tinggal dalam memori.

2. Dalam proses pembelajaran melibatkan memori dan mahasiswa memproses informasi tersebut melalui tiga tahap yaitu pengodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali.

3. Memori mahasiswa dapat diukur melalui dua tugas memori yaitu pengingatan kembali (recall) dan pengenalan kembali (rekognisi).

4. Memori mahasiswa dipengaruhi oleh informasi yang tidak relevan dan tidak penting, interferensi atau gangguan, tidak fokus, keadaan mental, fisik yang lelah, dan pengaruh zat kimia tertentu.

1.7Hipotesis Penelitian

1. H1 : Terdapat perbedaan pengaruh waktu recall terhadap memori

mahasiswa pada kelompok eksperimental dengan memori mahasiswa pada kelompok kontrol.

2. H0 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh waktu recall terhadap memori

(29)

67

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disimpulkan hasil penelitian dan disampaikan saran-saran mengenai hal yang bisa ditambahkan pada penelitian selanjutnya agar didapatkan hasil yang lebih baik.

5.1Kesimpulan

(30)

Universitas Kristen Maranatha media pembelajaran handout. Hasil survey yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa yang mengontrak mata kuliah psikologi kognitif didapat bahwa dengan adanya media pembelajaran handout, memudahkan mahasiswa dalam mempelajari materi perkuliahan dan membantu mereka dalam memahami materi

Dari data penunjang didapatkan bahwa mahasiswa pada kelompok kontrol lebih banyak mengalami kesulitan untuk fokus saat mempelajari materi general knowledge dalam mata kuliah psikologi kognitif dibanding mahasiswa pada

kelompok eksperimental sehingga hal tersebut mempengaruhi proses masuknya informasi ke dalam memori yang mengakibatkan perhatian mereka terhadap materi terpecah. Selain itu, kondisi mood yang baik di kelompok eksperimental saat mempelajari materi general knowledge dalam mata kuliah psikologi kognitif membantu proses belajar mereka berlangsung dengan baik sehingga mereka dapat mengingat materi dengan lebih akurat dibandingkan kelompok kontrol.

(31)

69

Universitas Kristen Maranatha 5.2Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan jika ingin melakukan penelitian eksperimental di jenjang pendidikan lain seperti SD, SMP, ataupun SMA.

Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian ekperimental dengan desain eksperimen pretest-posttest design sehingga lebih menggambarkan pengaruh treatment yang dilakukan di mata kuliah yang juga memiliki materi yang banyak yaitu psikologi klinis.

Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperbanyak jumlah sampel penelitian agar hasil penelitian lebih mewakili populasi.

Peneliti selanjutnya dapat menambah metode lain untuk meningkatkan memori misalnya saat mahasiswa diberikan waktu recall, dosen me-review kembali materi tersebut.

5.2.2 Saran Praktis

Bagi staf pengajar, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam proses belajar guna meningkatkan memori mahasiswa.

(32)

Universitas Kristen Maranatha Bagi staf pengajar, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk menyusun materi ajar yang memudahkan mahasiswa dalam memahami dan mengingat materi yang diajarkan.

(33)

71

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Allan, K., Wolf, H.A., Rosenthal, C.R., & Rugg, M. D. 2001. The Effects of Retrieval Cues on Post-retrieval Monitoring in Episodic Memory: An Electropsychological Study. Brain Research, 12, 289-299.

Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C., Smith, Edward E., & Bem, Darly J. 1999. Pengantar Psikologi jilid 1 edisi kesebelas. Batam: Interaksara.

Bower, G. H., & Forgas, J.P. 2000. Mood and Social Memory. In: J.P. Forgas (Ed.). Handbook of affect and social cognition. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum.

Buzan, T. 2002. Use Your Perfect Memory. Yogyakarta: Ikon Teralitera.

Christensen, L. B. 1997. Experimental Methodology 7th edition. Boston: Allyn & Bacon.

Cowan, N. 2005. Working Memory Capacity. New York Psychology Press.

Craik, F. I. M., & Lockhart, R. S. 1972. Levels of Processing: A Framework for Memory Research. Journal of Verbal Learning and Verbal Behavior, 11, 671-684.

Ellis, H. C., & Moore, B. A. 1999. Handbook of Cognition and Emotion. Chichester: Wiley.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing, Design, Analysis and Use. Boston: Allyn & Bacon.

(34)

Universitas Kristen Maranatha Gunawan, A. W. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Guilford, J. P. 1979. Psychometric Methods. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited.

Hunt, R. R., & Ellis, H. C. 2004. Fundamentals of Cognitive Psychology 7th edition. New York: McGraw-Hill

Hunt, R. R., & Kelly, R. E. S. 1996. Accesing The Particular from General: The Power of Distinctiveness in The Context of Organization. Memory and Cognition 24, 217-225.

Morris, C. G., & Maisto, A. A. 2005. Psychology: An Introduction, 12th edition. New York: Prentice-Hall, Inc.

Mandler, G. 1980. Recognizing: The Judgement of Previous Occurrence. Psychological Review, 87, 252-271.

Matlin, M. W. 2009. Cognition, 5th Edition. South Melbourne, Victoria: Thomson Learning Inc.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Otten, L. J., Henson, R. N., & Rugg, M. D. 2001. Depth of Processing Effects on Neural Correlates of Memory Encoding. Brain, 124, 399-412.

Paivio, A. 1971. Imagery and Verbal Processes. Forth Worth TX: Harcourt Brace.

Perry, William G., Jr. 1970. Forms of Intellectual and Ethical Development in the College Years: A Scheme. New York: Holt, Rinehart, and Winston.

(35)

73

Universitas Kristen Maranatha Pressley, M., & Harris, K. 2006. Cognitive Strategies Instruction. In P. A.

Alexander & P. H. Winne (Eds.), Handbook of Educational Psychology 2nd edition. Mahwah, NJ: Erlbaum.

Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Jilid 2, Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

____________ 2009. Psikologi Pendidikan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.

Sternberg, R. J. 2006. Cognitive Psychology. Belmont: Thomson Higher Education.

Sugiyono, 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Terry, W. S. 2006. Learning and Memory , 3rd Edition. Boston: Allyn & Bacon.

Tulving, E. 2000. Concepts of Memory. In E. Tulving & F. I. M. Craik (Eds.), The Oxford Handbook of Memory. New York: Oxford University Press.

Upcraft, M. L., & Gardner J. N. 1989. The Freshman Year Experience. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers.

(36)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perancangan tersebut meliputi perancangan mekanik robot, board utama mikrokontroler ATmega8, driver motor utama, driver motor lengan packbot dan untai yang lainnya

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan, peneliti mengamati secara langsung proses belajar mengajar pada mata pelajaran seni budaya bidang

Simpulan penelitian adalah MAAW dan losion MAAW berpotensi sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti dan durasi losion MAAW lebih lama dibandingkan MAAW.. Kata

Dengan demikian, untuk mengantisipasi dampak signifikan yang ditimbulkan dari ancaman tersebut maka organisasi perlu menerapkan suatu rencana pemulihan yang

>7.5; 3) mewujudkan manajemen seleksi PPDB yang efektif; 4) mewujudkan PPDB yang efisien; 5) mewujudkan layanan yang baik, memenuhi standar kualitas layanan. Pelaksanaan

[r]

If there is abscess formation, incision and drainage is required followed by surgery which aimed to complete dissection of sinus by using various technique like the