• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Wellness pada Mahasiswa Semester Akhir Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Wellness pada Mahasiswa Semester Akhir Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian dilakukan untuk mengetahui derajat masing-masing dimensi wellness pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung. Penarikan sampel menggunakan snowball sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 127 orang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti dengan menggunakan teori Corbin, berupa data utama mengenai lima dimensi wellness, yaitu emotional-mental wellness, intellectual wellness, physical wellness, social wellness, spiritual wellness, serta data penunjang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi wellness. Kuesioner ini terdiri dari 43 item, yang memiliki validitas antara 0,301 sampai 0,536 dan reliabilitas antara 0,668 hingga 0,751.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah persentase mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi di Universitas “X” kota Bandung dengan derajat wellness yang tinggi hampir seimbang dengan jumlah persentase mahasiswa semester akhir dengan derajat wellness yang rendah pada hampir semua dimensi, kecuali dimensi physical wellness. Berdasarkan hasil tabulasi silang, faktor yang berpengaruh terhadap dimensi-dimensi wellness adalah hereditas, waktu, gaya hidup sehat, dan merawat diri.

Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian mengenai hubungan wellness dan gangguan hereditas, hubungan wellness dengan managemen waktu, atau hubungan wellness dengan gaya hidup sehat. Selain itu, bagi Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung disarankan untuk membuat program yang dapat meningkatkan derajat wellness mahasiswa akhir seperti mengadakan outbound atau mengajak mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan seminar yang diadakan di lingkungan kampus.

(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research was conducted to determine the degree of the dimensions of wellness of final-year students in Faculty of Psychology “X” University Bandung. This research used snowball sampling to 127 final-year students.

The research used descriptive method. Measuring instruments used in this study is a questionnaire made by researchers using theory of Corbin, the primary questionnaire is about five dimensions of wellness, that are emotional-mental wellness, intellectual wellness, physical wellness, social wellness, spiritual wellness, and supporting data about the factors influencing wellness. The questionnaire consists of 43 items, with validity have between 0.301 to 0.536 and reliability have between 0.668 to 0.751.

The results showed that the percentage of final-year students in Faculty of Psychology “X” University Bandung with high level wellness almost equal with the percentage of final-year students with low level wellness in almost all dimensions, except in physical wellness dimension. Based on the results of cross tabulation, the factors that influence the dimensions of wellness are heredity, time management, healthy lifestyle, and self-care.

Suggestion put forward for further research is to conduct research about the relationship of wellness and heredity, the relationship of wellness and time management, or the relationship of wellness and self-care. In addition, the Faculty of Psychology “X” University recommended to make a program that improve the degree of wellness of final-year students, such as outbound and invite the final-year student to engage in seminars which is held on campus.

(3)

iii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Abstrak……….. i

Abstract……….. ii

Daftar Isi……… iii

Daftar Bagan………..vii

Daftar Tabel………...viii

Daftar Lampiran………...ix

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah………..………. 1

1.2 Identifikasi Masalah……….……….……… 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..………9

1.3.1 Maksud Penelitian………..9

1.3.2 Tujuan Penelitian………9

1.4 Kegunaan Penelitian………. 9

1.4.1 Kegunaan Teoritis……….. 9

1.4.2 Kegunaan Praktis……… 10

1.5 Kerangka Pemikiran………. 10

(4)

iv

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..…… 20

2.1 Psikologi Kesehatan………. 20

2.2 Health and Wellness………. 20

2.3 Wellness ……….. 21

2.3.1 Dimensi-dimensi Wellness……….22

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi wellness………..25

2.4 Gaya Hidup Sehat yang lain……… 29

2.5 Wellness merefleksikan bagaimana seseorang merasakan hidupnya sebagaimana kemampuannya untuk berfungsi efektif……… 30

2.6 Health dan wellness merupakan keadaan yang terintegrasi…………. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 32

3.1 Rancangan Penelitian……….. 32

3.2 Bagan Rancangan Penelitian……… 32

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………. 33

3.3.1 Variabel Penelitian……… 33

3.3.2 Definisi Operasional……….. 34

3.4 Alat Ukur ……… 35

3.4.1 Alat Ukur Wellness……… 35

3.4.2 Sistem Penilaian………. 37

(5)

v

Universitas Kristen Maranatha

3.4. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur……… 39

3.4.4.1 Uji Validitas………39

3.4.4.2 Uji Reliabilitas……… 40

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel……… 41

3.5.1 Populasi Sasaran……… 41

3.5.2 Karakteristik Sampel………. 41

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel………. 41

3.6 Teknik Analisis Data……… 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 44

4.1 Gambaran Responden……….. 44

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Angkatan……….44

4.2 Hasil Penelitian………. 45

4.2.1 Hasil Pengukuran Variabel Utama……… 45

4.2.2 Tabulasi Silang Dimensi Wellness dengan Faktor………… 47

4.3 Pembahasan ………..50

4.3.1 Pembahasan Variabel Utama………. 50

4.3.2 Pembahasan Tabulasi Silang dengan Faktor………..54

(6)

vi

Universitas Kristen Maranatha

5.1 Kesimpulan………... 67

5.2 Saran………. 68

5.2.1 Saran Teoritis….……… 68

5.2.2 Saran Praktis……….. 68

DAFTAR PUSTAKA………. 70

(7)

vii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

(8)

viii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

(9)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Letter of Consent dan Alat Ukur

Lampiran B. Item Valid dan Uji Reliabilitas Alat Ukur Lampiran C. Distribusi Frekuensi

Lampiran D. Data Jawaban Responden pada Data Penunjang

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas “X”. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dalam mendapatkan gelar sebagai sarjana psikologi, mahasiswa diwajibkan untuk menempuh sebanyak 146 sks dengan masa kuliah normal selama 4 tahun. Namun, pada kenyataannya masih ditemui mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan perkuliahannya tepat waktu selama 4 tahun. Hal ini terlihat dari jumlah mahasiswa psikologi yang dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu lebih sedikit dari jumlah mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu, yang mana berdasarkan data yang diperoleh dari Fakultas Psikologi Universitas “X”, diketahui bahwa persentase mahasiswa yang lulus Usulan Penelitian tiap semesternya hanya berkisar 25% - 45% dari jumlah pengontrak mata kuliah Usulan Penelitian pada semester tersebut. Dalam hal ini, jumlah persentasi mahasiswa yang lulus Usulan Penelitian tidak mencapai setengah dari jumlah keseluruhan mahasiswa yang mengontrak UP di tiap semester.

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha dibandingkan dengan mata kuliah di semester sebelumnya. Mata kuliah di semester akhir yang dianggap sulit umumnya seperti Pedoman Penyusunan Laporan Kepribadian (PPLK), Sertifikasi, Usulan Penelitian (UP), dan Tugas akhir (skripsi). Berdasarkan data yang diperoleh dari mahasiswa, mata kuliah tersebut mewajibkan mahasiswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang cukup banyak dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi yang dikerjakan secara individual maupun kelompok.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 20 mahasiswa semester akhir, mereka mengatakan bahwa perkuliahan yang mereka jalani pada semester 1 hingga semester 6 tidak begitu mengalami kesulitan atau kendala. Hal ini berbeda dengan perkuliahan yang dijalani di semester 7 dan 8. Mereka umumnya mengalami kesulitan dalam perkuliahannya, terutama ketika menempuh mata kuliah PPLK, sertifikasi, dan Usulan Penelitian serta Skripsi. Terlebih lagi jika mahasiswa mengontrak semua mata kuliah tersebut pada satu semester yang sama.

Dalam menghadapi keadaan yang demikian, sebanyak 85% dari 20 mahasiswa semester akhir merasa tertekan dalam menjalani perkuliahannya. Tekanan yang dialami ini selanjutnya berpengaruh pada berbagai aktivitas yang dilakukan mahasiswa semester akhir. Dalam keadaan yang tertekan atau stress sebanyak 80% mahasiswa justru melakukan prokrastinasi (penundaan) terhadap tugas-tugasnnya. Salah satu contohnya dapat dilihat pada prokrastinasi yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan usulan penelitian (UP) dan tugas akhir (skripsi).

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha UP pada semester yang sama mengatakan bahwa mereka melakukan penundaan terhadap pengerjaan UP. Mereka mengatakan bahwa mereka melakukan penundaan pengerjaan UP karena lebih mengutamakan menyelesaikan tugas-tugas dari mata kuliah lain yang lebih sulit seperti PPLK. Hal ini menjadi salah satu penyebab mahasiswa tidak lulus tepat waktu.

Selain melakukan prokrastinasi, terdapat 45% dari 20 mahasiswa semester akhir menunjukkan sikap apatis terhadap perkulihan yang sedang dijalani, khususnya dalam pengerjaan mata kuliah Usulan Penelitian dan Skripsi. Dalam hal ini mahasiswa semester akhir merasa terlalu banyak hal yang harus dikerjakannya dalam perkuliahannya, sehingga mahasiswa menunjukkan sikap acuh tak acuh dalam menyelesaikan tanggung jawab dalam perkuliahannya. Hal ini dapat dilihat ketika mengerjakan Usulan Penelitian maupun Skripsi ataupun melakukan bimbingan rutin dengan dosen pembimbing.

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha seperti ini pada akhirnya membuat mahasiswa menjadi takut untuk menemui dosen pembimbing karena belum menguasai teori dari fenomena yang akan diteliti. Keadaan yang demikian juga turut menjadi penyebab banyaknya mahasiswa tidak lulus tepat waktu.

Mahasiswa semester akhir yang tidak mampu lulus tepat waktu pada umumnya mendapat desakan dari orang tua untuk segera lulus. Orang tua memberikan target pada mahasiswa untuk lulus pada waktu yang telah ditentukan oleh orangtua masing-masing. Mahasiswa yang masih tersendat dalam proses pengerjaan Usulan Penelitian maupun Skripsi, dan yang telah diberikan batas waktu menyelesaikan kuliah oleh orang tua semakin merasa tertekan dengan kondisi yang dialaminya. Hal ini semakin membuat mahasiswa semester akhir melakukan prokrastinasi dan bahkan menunjukkan sikap acuh tak acuh pada pengerjaan Usulan Penelitian maupun Skripsi.

Ketidakmampuan untuk lulus tepat waktu serta desakan orangtua untuk segera lulus merupakan suatu tekanan yang dialami mahasiswa semester akhir dalam menjalani masa-masa akhir perkuliahannya. Dapat dikatakan bahwa pada masa ini mahasiswa mengalami suatu masa krisis. Masa krisis tersebut merupakan keadaan yang dialami mahasiswa dengan banyaknya tuntutan dan tekanan dari berbagai pihak seperti yang sudah dijelaskan sekilas diatas.

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha terhadap kondisi fisik mahasiswa. Tuntutan tugas dengan jumlah yang banyak dan sulit menyebabkan mahasiswa menggunakan waktunya lebih banyak untuk menyelesaikan tugas tersebut sehingga kehilangan waktu untuk beristirahat. Keadaan yang demikian menyebabkan mereka kurang tidur sehingga mempengaruhi kondisi fisik, terutama bagi mahasiswa semester akhir yang masih mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas. Mahasiswa merasa mengantuk dan kurang fit ketika mengikuti perkuliahan di kelas. Jika sudah demikian, mahasiswa mengaku tidak mampu menyerap dengan baik materi kuliah yang diberikan dosen. Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada 20 mahasiswa semester akhir, sebesar 65% mahasiswa semester akhir merasa tidak fit dalam menjalani aktivitasnya, dan sebesar 85% mahasiswa semester akhir kekurangan waktu untuk tidur. Hal ini menjadi penyebab banyaknya mahasiswa yang mudah terserang penyakit dan mengganggu rutinitas sehari-hari.

Selain kehilangan waktu beristirahat, tuntutan untuk menyelesaikan tugas yang cukup sulit dan membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama, seperti tugas-tugas PPLK, UP atau Skripsi menyebabkan mahasiswa seringkali tidak memperhatikan pola makannya. Jam makan yang tidak teratur serta kurangnya perhatian terhadap asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan mahasiswa mudah terserang penyakit. Hal ini didukung oleh data yang diperoleh dari rumah sakit kampus. Menurut rumah sakit kampus, Fakultas Psikologi merupakan fakultas dengan mahasiswa terbanyak ketiga yang berobat ke rumah sakit tersebut.

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha diperoleh data bahwa sebesar 95% mahasiswa masih turut terlibat dalam kehidupan sosial dan memiliki hubungan yang dekat dengan keluarga. Hal ini dapat menjadi dukungan bagi mahasiswa semester akhir dalam menjalani masa-masa sulit di semester akhir. Dukungan ini dapat menjadi semangat bagi mahasiswa dalam menjalani tuntutan di semester akhir.

Namun demikian terdapat 5% mahasiswa semester akhir yang mengaku kehilangan waktu untuk melakukan aktivitas sosial dengan teman-teman atau waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aktivitas yang dilakukan serta tanggung jawab menyelesaikan tugas-tugas semeseter akhir, seperti PPLK, UP, atau Skripsi yang menyita banyak waktu. Keadaan yang demikian selanjutnya menyebabkan mahasiswa kehilangan dukungan dalam menjalani perkuliahan di semester akhir dari orang-orang terdekatnya. Mahasiswa tingkat akhir merasa tidak mendapat dukungan dari orang terdekatnya saat melalui masa-masa sulit yang dialaminya di semester akhir. Keadaan tersebut selanjutnya menyebabkan kejenuhan bagi mahasiswa semester akhir dalam menjalani kuliahnya.

(16)

emosional-7

Universitas Kristen Maranatha mental, spiritual, dan fisik) yang mengembangkan potensi seseorang untuk hidup (kualitas hidup) dan bekerja secara efektif dan membuat kontribusi yang maksimal di dalam masyarakat. Wellness merefleksikan bagaimana penghayatan individu akan hidupnya dan kemampuan yang dimilikinya utuk berfungsi secara efektif (Corbin, 2006).

Wellness terdiri dari 5 dimensi, diantaranya emotional/mental wellness, intelectuall wellness, physical wellness, social wellness, dan spiritual wellness (Corbin, 2006). Kelima dimensi ini saling berhubungan dan dapat mempengaruhi satu sama lain, dan nantinya menggambarkan kemampuan dan penghayatan mahasiswa Psikologi semester akhir dalam menjalani perkuliahan di semester akhir. Hal ini selanjutnya berpengaruh terhadap kemampuan dan keefektifan mahasiswa semester akhir dalam menjalani aktivitasnya, serta kontribusi yang diberikan bagi lingkungannya.

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha demikian mahasiswa tidak dapat memberikan kontribusi bagi lingkunganya, meskipun sebenarnya mereka memiliki potensi yang besar untuk membangun lingkungannya, yang dalam hal ini lingkungan kelas.

Selain itu, sebesar 60% mahasiswa semester akhir sudah mengetahui dengan jelas tujuan hidup mereka. Mahasiswa semester akhir sudah mengetahui rencana yang akan dilakukan setelah lulus kuliah. Sementara itu, 40% sisanya mengaku belum mengetahui dengan jelas tujuan hidupnya. Mahasiswa masih belum mengetahui hal apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah. Mahasiswa juga mengaku bahwa mereka tidak mengetahui makna dari hal-hal yang mereka lakukan di semester akhir, terutama dalam proses pengerjaan UP/Skripsi.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang sudah dipaparkan di atas, terdapat kemampuan dan penghayatan yang berbeda-beda yang dialami mahasiswa semester akhir dalam menjalani masa-masa akhir perkuliahannya. Kemampuan dan peenghayatan yang berbeda-beda ini menggambarkan wellness, yang turut mempengaruhi keefektifan mahasiswa semester akhir dalam menjalani masa-masa akhir perkuliahannya serta kontribusi yang dapat diberikan mahasiswa semester akhir terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran wellness pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung.

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha Dari penelitian yang dilakukan, ingin diketahui bagaimana gambaran masing-masing dimensi wellness pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran masing-masing dimensi wellness pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran mengenai derajat masing-masing dimensi wellness pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1) Memberi sumbangan informasi bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Kesehatan mengenai wellness pada mahasiswa semester akhir. 2) Memberi masukan bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan

penelitian yang berkaitan dengan wellness, khususnya dalam bidang pendidikan.

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha 1) Memberi informasi pada pihak Fakultas Psikologi Universitas “X”

mengenai gambaran masing-masing dimensi wellness pada mahasiswa semester akhir sebagai pertimbangan mengembangkan rencana terkait kegiatan akademik.

2) Memberi informasi pada mahasiswa semester akhir mengenai gambaran masing-masing dimensi wellness untuk bahan pertimbangan dalam memotivasi diri, mengelola emosi dan menjaga kesehatan.

3) Memberi informasi pada orang tua mengenai gambaran masing-masing dimensi wellness pada mahasiswa semester akhir untuk pertimbangan dalam memberikan dukungan bagi mahasiswa dalam menjalani perkuliahan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Masa-masa akhir perkuliahan menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Berbeda dengan semester-semester sebelumnya, pada masa ini tuntutan perkuliahan yang dialami cukup berat. Selain tuntutan pemahaman materi kuliah yang lebih mendalam dibandingkan semester sebelumnya, desakan orangtua untuk segera lulus juga menjadi suatu tekanan bagi mahasiswa semester akhir dalam menjalani masa-masa akhir perkuliahannya.

Mahasiswa semester akhir memiliki kemampuan serta penghayatan yang

berbeda-beda dalam menghadapi berbagai situasi di masa-masa akhir perkuliahannya.

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha pengerjaan UP/ Skripsi dibutuhkan usaha yang lebih besar dari pada proses

pengerjaan mata kuliah lain. Seperti yang sudah dijelaskan sekilas di atas, banyak

mahasiswa semester akhir yang menganggap proses pengerjaan UP/ Skripsi

merupakan suatu tekanan, terlebih lagi jika diikuti dengan tuntutan dari orang tua

untuk segera lulus. Namun disamping itu, ada juga mahasiswa yang mengganggap

bahwa proses pengerjaan UP/ Skripsi merupakan suatu tantangan yang harus dilalui.

Penghayatan serta kemampuan yang berbeda-beda yang dimiliki mahasiswa semester

akhir Fakultas Psikologi Universitas “X” dalam mengahadapi tuntutan yang dialami

di akhir masa perkuliahan menggambarkan wellness. Secara teoritis, wellness adalah

integrasi dari berbagai komponen yang berbeda (sosial, emosional-mental, spiritual, dan fisik) yang mengembangkan potensi seseorang untuk hidup (kualitas hidup) dan bekerja secara efektif dan membuat kontribusi yang maksimal di dalam masyarakat (Corbin, 2006). Wellness merefleksikan bagaimana individu menghayati hidupnya serta kemampuan individu untuk berfungsi secara efektif.

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha mencapai derajat wellness yang tinggi dan pandangan positif dalam dirinya adalah kemampuan untuk memberi reward bagi dirinya.

Wellness terdiri dari 5 dimensi, diantaranya emotional/mental wellness, intelectuall wellness, physical wellness, social wellness, dan spiritual wellness (Corbin, 2006). Wellness merupakan bukti dari adanya well-being yang dicerminkan melalui kemampuan untuk berfungsi optimal, kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup, pekerjaan yang bermakna, dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Dimensi wellness yang pertama adalah emotional/mental wellness. Dimensi ini berbicara tentang kemampuan mahasiswa semester akhir untuk mengatasi situasi sehari-hari dan mengatasi perasaan pribadi dalam cara yang positif, optimis, dan konstruktif. Dalam hal ini, situasi sehari-hari yang dapat menimbulkan tekanan pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dapat dilihat pada proses pengerjaan UP atau Skripsi. Mahasiswa semester akhir yang memiliki derajat emotional/mental wellness yang tinggi akan merasa senang dalam menjalani masa-masa akhir perkuliahannya, sedangkan mahasiswa semester akhir yang memiliki derajat emotional/mental wellness yang rendah akan memiliki pandangan mental dan emosional yang negatif seperti murung dan sedih selama proses pengerjaan UP/Skripsi di masa-masa akhir perkuliahannya.

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha berfungsi dengan optimal. Dimensi intellectual wellness tampak pada mahasiswa yang mampu memanfaatkan segala informasi yang dimilikinya, membagi pengetahuannya dengan orang lain, dan mengembangkan skill serta kemampuannya untuk mencapai kepuasan hidup. Sebagai contoh, hal ini dapat dilihat dari usaha yang dilakukan mahasiswa semester akhir mencari buku maupun jurnal yang diperlukan untuk memperdalam pemahaman mengenai teori penelitiannya serta berdiskusi dengan dosen maupun teman untuk memperluas pengetahuan. Mahasiswa semester akhir yang memiliki derajat intellectual wellness yang tinggi akan mencari informasi dari lingkungan serta membagi pengetahuan yang dimilikinya pada lingkungan sekitar (informed), sedangkan mahasiswa semester akhir yang memiliki derajat intellectual wellness yang rendah akan menunjukkan sikap tidak peduli terhadap informasi atau hal-hal yang terjadi di sekitarnya.

Dimensi yang ketiga adalah physical wellness. Physical wellness merupakan kemampuan individu untuk berfungsi secara efektif dalam menghadapi tuntutan pekerjaan sehari-hari. Dimensi physical wellness tampak pada mahasiswa semester akhir yang memiliki ketahanan fisik dan keterampilan motorik dalam menyelesaikan tuntutan perkuliahannya, misalnya dalam proses pengerjaan UP atau Skipsi. Mahasiswa yang memiliki derajat physical wellness yang tinggi akan memiliki kebugaran fisik, sedangkan mahasiswa yang memiliki derajat physical wellness yang rendah tidak memiliki kebugaran fisik.

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha membangun hubungan yang bermakna yang dapat meningkatkan kualitas bagi semua orang yang terlibat dalam interaksi (termasuk diri sendiri). Dimensi ini terlihat pada mahasiswa semester akhir yang merasa nyaman dalam mengekspresikan perasaan, kebutuhan, pendapat, dukungan, serta hubungan yang terpenuhi dengan orang-orang disekitarnya. Hubungan yang dijalin mahasiswa tingkat akhir dengan orang-orang disekitarnya dapat menjadi suatu dukungan bagi mahasiswa tingkat akhir dalam menyelesaikan kuliahnya. Mahasiswa semester akhir yang memiliki derajat social wellness yang tinggi terlibat dalam kehidupan sosial, sedangkan mahasiswa semester akhir dengan derajat social wellness yang rendah akan merasa kesepian dalam menjalani masa-masa akhir perkuliahannya.

Dimensi yang terakhir adalah spiritual wellness. Dimensi ini berbicara tentang kemampuan seseorang untuk membentuk sistem nilai dan bertindak berdasarkan sistem belief, untuk membangun dan melaksanakan tujuan hidup yang bermakna dan konstruktif. Dimensi ini tampak pada mahasiswa yang memiliki kejelasan prinsip hidup dan bertindak berdasarkan prinsip hidup yang dimiliki. Dalam prinsip hidup yang dimiliki terdapat suatu tujuan, nilai (value), dan makna. Mahasiswa semester akhir dengan derajat spiritual wellness yang tinggi akan terpenuhi secara spiritual (fulfilled), sedangkan mahasiswa semester akhir dengan derajat spiritual wellness yang rendah akan merasa tidak terpenuhi secara spiritual (unfulfilled).

(24)

15

Universitas Kristen Maranatha sosial, lingkungan spiritual, dan lingkungan intelektual. Sedangkan faktor gaya hidup sehat dapat dilihat dari mengatur pola makan, melakukan olahraga rutin, memperhatikan jam tidur, tidak merokok ataupun meminum minuman keras, mengelolah stress, mengatur waktu dengan efektif, memperhatikan perawatan diri (self care), mengadopsi kebiasaan good safety.

Faktor pertama yang mempengaruhi dimensi wellness yang ada dalam diri mahasiswa semester akhir adalah hereditas. Mahasiswa semester akhir yang memiliki gangguan hereditas, misalnya penyakit jantung bawaan akan mempengaruhi aktivitas mahasiswa semester akhir. Hal ini dapat menghambat mahasiswa dalam proses pengerjaan UP/Skripsi ataupun dalam aktivitas perkuliahan bagi mahasiswa semester akhir yang masih mengikuti perkuliahan di kelas apabila penyakit tersebut kambuh sewaktu-waktu. Meskipun demikian, mahasiswa yang memiliki penyakit bawaan tetapi memiliki pandangan yang positif akan hidupnya akan lebih well (sehat) daripada mahasiswa semester akhir yang sehat (tidak memiliki gangguan hereditas) namun tidak memiliki pandangan yang positif akan hidupnya.

(25)

16

Universitas Kristen Maranatha dimiliki dapat membantu menjaga kondisi kesehatannya dalam menghadapi tuntutan di semester akhir yang seringkali menyerang kondisi fisik. Namun demikian, usaha mahasiswa dalam memperhatikan kesehatannya juga menjadi suatu poin yang penting.

Lingkungan tempat tinggal mahasiswa semester akhir juga turut mempengaruhi wellness pada mahasiswa semester akhir. Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan spiritual, dan lingkungan intelektual. Mahasiswa semester akhir dapat mengontrol lingkungan tempat tinggalnya. Dalam hal ini mahasiswa semester akhir memilih lingkungan yang sesuai dengan keadaannya dan memelihara hubungan dengan lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, mahasiswa semester akhir dapat memilih lingkungan yang sehat daripada terlibat dalam lingkungan yang tidak sehat.

(26)

17

(27)

18

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Bagan Kerangka pemikiran

Wellness Mahasiswa

tingkat akhir

Perkuliahan yang lebih sulit, tuntutan orangtua untuk segera lulus

Faktor yang mempengaruhi • Hereditas

• Sistem pelayanan kesehatan • Faktor lingkungan

• Gaya hidup sehat

Emotional -mental

Intellectual

Physical

Social

Spiritual

Tinggi

Rendah

Tinggi

Rendah

Tinggi

Rendah

Tinggi

(28)

19

Universitas Kristen Maranatha

1.6Asumsi

1) Derajat yang tinggi pada dimensi wellness akan membantu mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi Universitas “X” dalam menghadapi tuntutan di masa-masa akhir perkuliahannya.

2) Wellness pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi Universitas “X” tercermin melalui lima dimensi, yaitu emotional/mental wellness, intellectual wellness, physical wellness, social wellness, dan spiritual wellness.

3) Mahasiswa semester akhir yang “well”akan merasa puas dengan hal yang dikerjakannya, memiliki tujuan dan makna hidup, menikmati waktu luang, memiliki kebugaran fisik, terlibat dalam lingkungan sosial, dan memiliki pandangan emosional-mental yang positif. Hal ini akan membantu mahasiswa semester akhir dalam menghadapi tuntutan selama proses pengerjaan Usulan Penelitian, Skripsi, maupun tuntutan orang tua untuk segera lulus.

4) Mahasiswa semester akhir yang tidak “well” akan merasa tertekan, tidak peduli dengan keadaan sekitar, tidak fit, merasa kesepian, dan tidak menemukan makna dan tujuan hidup. Hal ini dapat menghambat mahasiswa semester akhir dalam proses pengerjaan Usulan Penelitian maupun Skripsi. 5) Dimensi-dimensi dari wellness dapat muncul karena ada berbagai situasi yang

(29)

67 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 127 mahsiswa semester akhir Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

1. Jumlah persentase mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung dengan derajat wellness yang tinggi hampir seimbang dengan jumlah persentase mahasiswa semester akhir dengan derajat wellness yang rendah pada hampir semua dimensi, kecuali dimensi physical wellness.

(30)

68

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

5.2.1 Saran Teoritis

Bagi peneliti yang ingin meneliti topik yang serupa disarankan untuk : 1. Meneliti hubungan antara gangguan hereditas dengan dimensi

emotional-mental wellness, intellectual wellness, atau social wellness.

2. Meneliti hubungan manajemen waktu dengan dimensi emotional-mental wellness, social wellness, atau spiritual wellness.

3. Meneliti hubungan gaya hidup sehat dengan dimensi emotional-mental wellness, social wellness, atau spiritual wellness.

4. Meneliti hubungan wellness secara utuh dengan dimensi-dimensi wellness.

5.2.2 Saran Praktis

(31)

69

Universitas Kristen Maranatha akhir untuk meningkatkan dimensi social wellness. Selain itu pihak kampus maupun fakultas juga dapat mengajak mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan seminar yang diadakan di lingkungan kampus yang dapat meningkatkan dimensi intellectual wellness.

(32)

70

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Corbin, Charles. 2006. Concept of Fitness and Wellness : A Comprehensive Lifestyle Approach. Sixth Edition. New York : McGraw –Hill.

Friedenberg, L. 1995. Psychological Testing : Design, Analysis, and Use. USA: Allyn & Bacon.

Foster, L.T., & Keller C. P. 2008. The British Columbia Atlas of Wellness. Canada: Canadian Western Geographical.

Horton, B. & Snyder, C. 2009. Wellness : Its Impact on Student Grades and Implication for Business. Journal of Human Resources in Hospitality & Tourism, 8, 215-233 Macan, T.H. 1994. Time Management : Test of a Process Model. Journal of Applied

Psychology, 79, 381-389

Miller, D.N., Gilman, R., Martens, M.P., 2008. Wellness Promotion in the School: Enhanching Students Mental and Physical Health. Psychology in the School, 45, 5-15

Moh. Nazir, 2003. Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia. Murray, S.R., & Miller, J.L. 2001. College Students’s Perceptions of Wellness. Cahperd

Journal, 26, 7-18

Nelms, L. 2007. Spirituality and the Health of College Students. Journal of Religion and Health, 46, 249-265

(33)

71

Universitas Kristen Maranatha Siegel, S. 1997. Statistik Nonparametik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia. Sterling, E.W., Von Essein, S.A., Tucker, S., Frick, L., & Druss B.G., 2010. Integrating

Wellness, Recovery, and Self-management for Mental Health Consumer. Community Mental Health, 46, 130-138

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: AlfaBeta Taylor, S.E. 1995. Health Psychology Third Edition. New York: McGraw - Hill.

Wahat, N.H. 2012. Time Management Skill and Stress Level among Audiology and Speech Science Student of University Kebangsaan Malaysia. Procedia Social and Behavioral Science, 56, 704-708

(34)

72

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Referensi

Dokumen terkait

Yeni Yuniawati 0907853, “Analisis Daya Saing Bandung sebagai Destinasi Wisata melalui Memorable Tourist Experience (MTE) dan Customer-Based Brand Equity for Tourist

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap konservatisma akuntansi pada perusahaan

Pada bagian tampilan yang paling akhir ini adlah tampilan dari form pemesanan yang sudah diisi dan sudah di pesan oleh customer yang memesannya.. 4.2

[r]

Tujuan penelitian skripsi ini adalah mengidentifikasi masalah – masalah dan kelemahan – kelemahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan di TOKO TIGA PUTRI,

Berdasarkan Tabel 2 ringkasan hasil analisa bivariat dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kebersihan pakian, kebersihan kulit, kebersihan tangan dan

Dari tuturan tersebut kata saint secara umum bermakna orang suci, saleh (yang telah meninggal), akan tetapi pada lirik lagu tersebut kata saint dianalogikan

Bab III Dinamika Pasar Silungkang tahun 1984-2012 ditinjau dari berbagai aspek, pada bab ini membahas, sejarah berdirinya Pasar Silungkang,