• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh GelarSarjana PendidikanGeografi

Departemen Pendidikan Geografi

Oleh

ADE SURYANSYAH S 1005435

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MUARAJAMBISEBAGAI

DESTINASI WISATA

Oleh

Ade Suryansyah S.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi pada Departemen

PendidikanGeografi

© Ade Suryansyah S. 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ADE SURYANSYAH S. NIM: 1005435

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS NIP. 19600121 198503 2 001

Pembimbing II

Bagja Waluya, M.Pd. NIP.1972102 4200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Geografi

(4)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

Oleh: Ade Suryansyah S. (1005435)

Kawasan Percandian Muarajambi merupakan cagar budaya nasional dengan luas 3.981 hektar yang mencakup 7 desa di 2 kecamatan. Keberagaman daya tarik wisata yang berada didalamnya berupa bangunan candi, perkebunan duku dan durian, pemukiman kuno, danau, sungai, kanal kuno, perkebunan dan bersentuhan langsung dengan pemukiman masyarakat.Tingginya pertumbuhan kunjungan wisatawan setiap tahun dan beragamnya daya tarikmenjadikan kawasan ini memiliki potensi kemenarikan menjadi destinasi wisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor tingginya kunjungan, tingkat kemenarikan, peran masyarakat, dan peran pengelolaterhadap destinasi wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan wawancara, angket, dan skoring untuk memperoleh data primer, studi literatur dan dokumentasi untuk memperoleh data skunder. Teknik yang digunakan yaitu pengharkatan, perhitungan kemenariakan dan persentase. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari sampel wilayah meliputi semua daya tarik yang telah dikunjungi wisatawan dan sampel manusia yang terdiri dari wisatawan, penduduk sekitar dan pemerintah terkait. Sampel wisatawan dipilih sebanyak 100 responden dan sampel penduduk sebanyak 70 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental samplingpada wisatawan dan Random Sampling penduduk.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, aksesibilitas dan daya tarik wisata merupakan faktor yang menyebabkan tingginya kunjungan wisata. Keberagaman daya tarik, kemenarikan dan keragaman aktifitas wisata memperoleh penilaian kemenarikan tertinggi oleh wisatawan. Upaya yang dilakukan pemerintah yaitu perencanaan mengembangkan pariwisata dengan tetap menjaga kelestarian bangunan candi, menyelenggarakan event wisata rutin, promosi dan pemugaran candi. Sapta pesona telah diterapkan penduduk sekitar karena secara umum merupakan kebiasaan sehari-hari dan telah terdapat kelompok penggerak pariwisata yaitu Padmasana Foudation.

(5)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TOURISM DESTINATION By: Ade Suryansyah S. (1005435)

Muarajambi Temple Compounds is a national cultural heritage with total surface area of 3,981 hectares which includes 7 (seven) villages and 2 (two) districts. The diversity of tourist attractions in there is temples, duku and durian plantation, ancient settlement, lake, ancient canal, plantation and direct contact with people settlement. High growth of tourist arrivals every year and the diversity of tourist attractions making this area to have attraction potential become a tourism destination. The aim of this research is to determine the factors of high visits, attraction level, role of society, and role of manager for tourism destination. Methods that used in this research is descriptive methods by interview, questionnaire, and scoring to obtain primary data, literature study and documentation to obtain secondary data. Techniques that used is valuation, attraction calculation and percentation. Sample in this research consists of sample area including all of tourist attractions that has been visited by tourists and sample population that consists of tourists, people around area and related government. Tourists selected sample of 100 respondents and sample population of 70 respondents.The sampling technique used was accidental sampling for tourists and random sampling for the society.Result of this research shows that accessibility and tourist attractions is factor that leads to high tourism visits. Diversity of tourist attractions, attraction and various tourism activities gain highest attraction valuation by tourists. The efforts that have been done by government is tourism development planning by keeping the preservation of temples, organize tourism event routinely, promote and restore temples. Sapta pesona has applied by the society around the temples because generally it was a daily habits and there is a tourism activator group which is Padmasana Foundation.

(6)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 7

C. TujuanPenelitian ... 7

D. ManfaatPenelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Pengertian Pariwisata dan Geografi Pariwisata ... 9

1. Pengertian Pariwisata ... 9

2. Pengertian Geografi Pariwisata... 10

B. Konsep Geografi Dalam Pengembangan Pariwisata ... 11

C. Destinasi Wisata dan Kemenarikannya ... 11

D. Pembangunan Destinasi Pariwisata ... 13

1. Komponen dan Klasifikasi Destinasi ... 13

E. Sumber Daya Pariwisata ... 15

1. Sumber Daya Alam ... 15

2. Sumber Daya Budaya ... 17

3. Sumber Daya Manusia ... 18

4. Sumber Daya Minat Khusus ... 18

F. Peran Pemerintah Dalam Pariwisata ... 19

G. Partisipasi Masyarakat ... 20

1. Sapta Pesona ... 20

(7)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Segmentasi Wisatawan ... 25

3. Motivasi Wisatawan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Metode Penelitian ... 29

B. Variabel Penelitian ... 29

C. Definisi Operasional ... 32

D. PopulasidanSampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Pengamatan (observasi) ... 39

2. Wawancara (interview) ... 40

3. Angket/ kuesioner ... 40

4. Studi Literatur ... 40

5. Studi Dokumentasi ... 41

F. Instrumen Penelitian ... 41

1. Penyusunan ... 42

2. Pengumpulan dan Pengukuran Data ... 43

G. TeknikPengolahan Data ... 43

H. TeknikAnalisis Data ... 44

1. Pengharkatan (scoring) ... 44

2. Rumus Kemenarikan Daya Tarik Model Fishbein dan Rosenberg ... 67

3. Persentase ... 68

(8)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. KondisiFisik Daerah Penelitian ... 70

a. Letak Geografis ... 71

b. Topografi ... 74

c. Morfologi ... 74

d. Iklim ... 74

e. Tanah ... 75

f. Geologi ... 75

g. Tata Air ... 76

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 78

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 78

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Sex Ratio... 80

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Matapencaharian ... 81

d. Penggunaan Lahan ... 81

B. Daya Tarik Wisata di Kawasan Percandian Muarajambi... 82

1. Kawasan Candi Utama ... 85

2. Candi Kembarbatu ... 90

3. Candi Kedaton ... 91

4. Candi Gedong I dan Gedong II ... 92

5. Candi Astano... 94

6. Candi Koto Mahligai ... 95

7. Danau Kelari ... 96

8. Kanal Kuno ... 97

9. Bukit Perak/ Bekit Sengalo ... 98

10. Candi Teluk I dan Candi Teluk II ... 99

11. Menapo ... 100

(9)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Jenis Kelamin Wisatawan ... 104

3. Komposisi Menurut Usia ... 104

4. Status Marginal Wisatawan ... 105

5. Tingkat Pendidikan Wisatawan ... 105

6. Mata Pencaharian ... 106

7. Pendapatan dan Biaya Wisata ... 107

8. Motivasi Wisata ... 109

9. Transportasi Wisatawan ... 109

10. Informasi Wisatawan ... 110

11. Frekuensi ke Kawasan Percandian Muarajambi ... 111

12. Lama Waktu Berwisata ... 112

D. Respon Wisatawan ... 112

1. Kepuasan Wisatawan ... 112

2. Biaya Berwisata ... 113

3. Biaya Transportasi dan Kemudahan Menuju Lokasi ... 114

4. Keinginan Berwisata Kembali ... 115

5. Cinderamata yang Dibeli ... 116

E. Kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi Pengharkatan ... 117

1. Aksesibilitas ... 117

2. Daya Tarik Wisata... 120

3. Amenitas ... 123

4. Infrastruktur Pendukung ... 125

F. Kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi Menurut Wiisatawan... 126

G. Partisipasi Penduduk ... 130

1. Partisipasi Penduduk ... 130

a. Identitas Penduduk ... 130

(10)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Yayasan Padmasana Foundation ... 149

b. The Society of Muaro Jambi Temple (The Somt) ... 155

H. Respon Pengelola Pariwisata ... 156

I. Pembahasan ... 159

1. Faktor Tingginya Kunjungan Wisatawan ke Muarajambi ... 159

a. Kemenarikan Daya Tarik ... 159

b. Aksesibilitas ... 161

2. Kemenarikan Kawsan Percandian Muarajambi Sebagai Destinasi ... 162

3. Partisipasi Penduduk ... 164

4. Upaya Pengelola ... 165

BAB V PENUTUP ... 167

A. Kesimpulan ... 167

B. Rekomendasi ... 169

DAFTAR PUSTAKA ... 171

(11)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.1 Daya Tarik Wisata Provinsi Jambi 2012... 3

1.2 Distribusi Wisatawan Provinsi Jambi 2012-2013 ... 4

2.1 Klasifikasi Destinasi Parwisata ... 15

2.2 Klasifikasi Wisata Minat Khusus ... 19

3.1 Variabel Penelitian... 30

3.2 Penjabaran Indikator Destinasi Wisata ... 30

3.3 Penjabaran Indikator Wisatawan ... 31

3.4 Penjabaran Indikator Kemenarikan, Pemerintah dan Masyarakat ... 32

3.5 Kawasan Percandian Muarjambi ... 34

3.6 Jumlah Penduduk Kawasan Percandian Muara Jambi 2013 ... 36

3.7 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 42

3.8 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata ... 45

3.9 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Alam ... 45

3.10 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Minat Khusus ... 46

3.11 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Budaya ... 46

3.12 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Kesenian ... 47

3.13 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Adat Istiadat ... 47

3.14 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Cinderamata ... 48

3.15 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Variasi Aktivitas Wisata ... 48

3.16 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Event Wisata ... 49

(12)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Umum ... 50 3.20 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Jarak

Terhadap Transportasi ... 51 3.21 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Waktu

Tempuh ... 51 3.22 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Biaya

Transportasi ... 52 3.23 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Kondisi

Terminal/ dermaga ... 52 3.24 Harkat Kelas dan Kriteria Parameter Kelengkapan Fasilitas Lalulintas ... 53

... 3.25 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Akses Antar

Daya Tarik ... 53 3.26 Harkat Kelas dan Kriteria Amenitas Berdasarkan Parameter Akomodasi ... 54 3.27 Harkat Kelas dan Kriteria Amenitas Berdasarkan Parameter Toko Cindermata

... 54 3.28 Harkat Kelas dan Kriteria Amenitas Berdasarkan Parameter Rumah Makan /

Restoran ... 55 3.29 Harkat Kelas dan Kriteria Amenitas Berdasarkan Parameter Pusat Informasi

Pariwisata ... 55 3.30 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana

Hiburan... 56 3.31 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana

Kesehatan ... 56 3.32 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana

Kebersihan ... 57 3.33 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana

Parkir Kendaraan ... 57 3.34 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter

(13)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ibadah ... 59

3.37 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Biro Perjalanan Wisata ... 59

3.38 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Kedai Makanan dan Minuman ... 60

3.39 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana Keamanan ... 60

3.40 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Jaringan Listrik ... 61

3.41 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Rambu Petunjuk Wisata ... 61

3.42 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana Komunikasi ... 62

3.43 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana Istirahat/ Canopy... 62

3.44 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana Toilet/ WC ... 63

3.45 Prosedur Penentuan Kelas Kemenarikan Daya Tarik Wisata ... 65

3.46 Prosedur Penentuan Kelas Kemenarikan Amenitas ... 65

3.47 Prosedur Penentuan Kelas Kemenarikan Aksesibilitas ... 66

3.48 Prosedur Penentuan Kelas Kemenarikan Fasilitas Pendukung ... 66

3.49 Gradasi Skala Likert... 67

3.50 Persentase ... 68

4.1 Luas Wialayah Desa Kawasan Percandian Muarajambi ... 72

4.2 Sub Daerah Aliran Sungai Batangahari ... 76

4.3 Air Permukaan Kawasan Percandian Muarajambi ... 78

4.4 Jumlah Penduduk Kawasan Percandian Muarajambi ... 79

4.5 Klasifikasi Kepadatan Penduduk ... 79

4.6 Kepadatan Penduduk Kawasan Percandian Muarajambi... 79

(14)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.10 Jenis Kelamin Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 104

4.11 Usia Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 104

4.12 Status Marginal Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi... 105

4.13 Tingkat Pendidikan Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 106

4.14 Mata Pencaharian Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 106

4.15 Pendapatan Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 107

4.16 Pengeluaran Wisatawan Selama Berwisata ... 108

4.17 Motivasi Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 109

4.18 Transportasi yang Digunakan Wisatawan ... 110

4.19 Sumber Informasi Wisatawan Tentang Percandian Muarajambi ... 110

4.20 Frekuensi Wisatawan Mengunjungi Percandian Muarajambi ... 111

4.21 Lama Waktu Berwisata di Kawasan Percandian Muarajambi ... 112

4.22 Tingkat Kepuasan Wisatawan ... 113

4.23 Biaya Berwisata di Kawasan Percandian Muarajambi ... 113

4.24 Biaya Transportasi Wisatawan ... 114

4.25 Kemudahan Menuju Kawasan Percandian Muarajambi ... 115

4.26 Keinginan Berwisata Kembali ... 115

4.27 Cinderamata yang Dibeli Wisatawan ... 116

4.28 Pengharkatan Kemenarikan Aksesibilitas ... 117

4.29 Markapai Penerbangan yang Beroperasi di Bandara Sultan Thaha ... 119

4.30 Pengharkatan Kemenarikan Daya Tarik Wisata Muarajambi ... 120

4.31 Event Wisata di Kawasan Percandian Muarajambi ... 122

4.32 Pengharkatan Kemenarikan Amenitas ... 124

4.33 Pengharkatan Fasilitas Pendukung Pariwisata Percandian Muarajambi ... 125

4.34 Nilai Kemenarikan Daya Tarik Wisata di Kawasan Percandian Muarajambi.. 128

4.35 Nilai Kemenarikan Wisata Kawasan Percandian Muarajambi Menurut Wisatawan ... 129

4.36 Tingkat Pendidikan Penduduk ... 131

(15)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.40 Daerah Asal Penduduk Muarajambi ... 134

4.41 Respon Penduduk Terhadap Pengembangan Pariwisata ... 134

4.42 Respon Penduduk Terhadap Acara Keagamaan... 135

4.43 Keuntungan Penduduk dari Pariwisata Kawasan Percandian Muarajambi ... 136

4.44 Mata Pencaharian Penduduk Dibidang Pariwisata Kawasan Percandian Muarajambi ... 137

4.45 Produk Hasil Penduduk yang Dapat Dijual Kepada Wisatawan ... 138

4.46 Bentuk Pelatihan yang Diterima Penduduk ... 139

4.47 Pengetahuan Penduduk Tentang Sapta Pesona ... 140

4.48 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Keamanan di Kawasan Percandian Muara jambi ... 141

4.49 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Ketertiban di Kawasan Percandian Muarajambi ... 142

4.50 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Kebersihan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 143

4.51 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Kesejukan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 144

4.52 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Keindahan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 145

4.53 Keterlibtan Penduduk Pada Sapta Pesona Keramahan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 146

4.54 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Kenangan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 147

4.55 Keikut Sertaan Penduduk Pada KOMPEPAR... 148

4.56 Tingkat Partisipasi Kompepar Berdasarkan Usia Penduduk... 148

4.57 Tingkat Partisipasi Kompepar Berdasarkan Pendidikan Penduduk ... 149

(16)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.1 Grafik Petumbuhan Wisatawan Candi Muarajambi 2010-2013 ... 5

1.2 Persentase Wisatawan Kab. Muaro Jambi Dari Wisatawan Jambi ... 5

4.1 Peta Administrasi Kawasan Percandian Muarajambi ... 75

4.2 Peta Kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi ... 84

4.3 Candi Gumpung... 85

4.4 Candi Tinggi I ... 87

4.5 Candi Tinggi II ... 88

4.6 Kolam Telago Rajo ... 89

4.7 Candi Kembarbatu ... 90

4.8 Candi Kedaton ... 91

4.9 Candi Gedong I ... 93

4.10 Candi Gedong II ... 93

4.11 Candi Astano ... 94

4.12 Candi Koto Mahligai ... 95

4.13 Danau Kelari ... 96

4.14 Kanal Kuno ... 97

4.15 Bukit Perat/ Sengalo ... 98

4.16 Candi Teluk I ... 99

4.17 Candi Teluk II ... 100

4.18 Menapo di Kawasan Percandian Muarajambi ... 100

4.19 Duku dan Durian ... 101

(17)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.23 Logo Saramuja ... 151

4.24 Logo Macro Film International ... 152

4.25 Logo The Somt ... 154

(18)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, sosial, dan budaya.Hal ini terlihat dari banyaknya pulau yaitu13.466pulau (BIG, 2012)yangdihuni olehdari 1.430 suku bangsa (BPS, 2014. Hlm 162) dengan 514dialek bahasa(Budiwiyanto, 2012), memiliki 8 wahana budaya yang diakui dunia, memiliki hutan tropis terbesar kedua setelah Brazil, dan memiliki 51 Taman Nasional yang menjadikan Mega Bioversity ketiga di Dunia (Teguh, 2013, hlm. 25-26). Semua itu apabila dikelola secara baik dapat menjadi daya tarik wisatabagi wisatawan untuk berkunjung baik wisatawan macanegaramaupunwisatawan domestik.

Berkembangnya pariwisata akan mendatangkan pendapatan bagi masyarakat sekitar, daerah,bahkan devisa negara.Sunaryo (2013, hlm. 34) memandang bahwa pariwisata memilki dampak pembangunan ekonomi nasional, seperti yang dikemukakannya bahwa.

Industri kepariwisataan telah terbukti memiliki kontribusi yang sangat signifikan dengan pembangunan nasional, terutama perannya sebagai instrumen peningkatan perolehan devisa diluar minyak dan gas (non migas), hasil hutan dan tambang.

Berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik Nasional 2 Februari 2015, secara kumulatif selama Januari-Desember 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 9,44 juta orang, yang berarti meningkat 7,19 persen dibandingkan tahun 2013. Penerimaan devisa pariwisata pada tahun 2013 mencapai US$10,054 miliar atau naik 4,9 persen dibanding penerimaan devisa tahun 2012 yang mencapai US$9,120 miliar. Sektor pariwisata pada tahun 2013 merupakan penyumbang devisa negara ke empat setelah minyak dan gas bumi, batu bara dan minyak kelapa sawit.

(19)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kunjungan wisatawan ke suatu daerah dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat". Dengan demikian pariwisata mampu memberikan andil besar dalam kesejahteraan masyarakat diberbagai daerah. Berdasarkan Undang-undang Otonomi Daerah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah provinsi sebagai daerah otonom. Setiap daerah berusaha berlomba-lomba untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), salah satunya dengan cara pengembangan sektor pariwisata yang ada di daerah dengan harapan dapat memutar roda perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan daerah dan masyarakat.

Berdasarkan Undang-undang Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 4, kepariwisataan memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, dan lain-lain. Hal ini menjelaskan bahwa suatu daya tarik wisata harus memiliki dampak pengembangan pembangunan dan perekonomian masyarakat sekitar sehingga mampu mensejahterakan lewat lapangan pekerjaan yang berhubungan dengan pariwisata.

(20)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap daerah tentu memiliki daya tarik wisata, begitu juga di Provinsi Jambi tercatat pada data Badan Pusat Statistik tahun 2012 Provinsi Jambi memiliki 255 daya tarik wisata yang tersebar di 11 kota/kabupatendan 91 diantaranyaadalah wisata alam yang berada di bagian barat Provinsi Jambi tepatnya di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin yang termasuk daerah pegunungan bukit barisan, 61 daya tarik wisata buatan, dan 34 daya tarik wisata budaya/ sejarah. Pada tabel 1.1berikut menunjukan data daya tarik wisata yang dimiliki Provinsi Jambi tahun 2012.

Tabel 1.1

Daya Tarik Wisata Provinsi Jambi Tahun 2012

Sumber: BPS, Jambi Dalam Angka 2012

Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi,kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik ke Provinsi Jambi pada tahun 2010 sampai dengan 2013 selalu mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan pertumbuhan kunjungan dari tiap 11 kabupaten/ kota sebesar 3,70% dan peningkatan pertumbuhan keseluruhan wisatawan Provinsi Jambi sebesar 7,60%. Pada tabel 1.2 berikut menunjukkan data distribusi wisatawan ke tiap kabuputen/ kota di Provinsi Jambi.

No Kota/ Kabupaten

Jumlah Daya Tarik Wisata Berdasarkan Jenis Wisata

Jumlah

Alam Buatan Sejarah/

budaya

1 Kota Jambi 6 3 5 14

2 Kota Sungai Penuh 3 2 2 7

3 Kab. Muaro Jambi 3 5 3 11

4 Kab. Batangahari 3 1 3 7

5 Kab. Sarolangun 16 1 2 19

6 Kab. Merangin 18 2 3 23

7 Kab. Kerinci 70 19 8 97

8 Kab. Tebo 3 4 - 7

9 Kab. Bungo 20 12 6 38

10 Kab. Tanjung Jabung Barat 3 5 2 10

11 Kab. Tanjung Jabung Timur 15 7 - 22

(21)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2

Distribusi Wisatawan Provinsi Jambi Tahun 2010-2013

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jambi 2013

Salah satu kabupaten di Provisi Jambi yang memiliki potensi kemenarikan pariwisata adalah Kabupaten Muaro Jambi. Hal ini terlihat pada data diatas yangmenunjukkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi berada diurutan pertama rata-rata pertumbuhan wisatawan selama tahun 2010-2013 dengan 26,16%, halini

No Kabupaten/

Kota

Jenis Wisatawan

Tahun dalam Jiwa Rata-rata

Pertumbuhan (%)

2010 2011 2012 2013

1 Kota Jambi Mancanegara 6.286 6.889 7.432 8.015 Naik

Nusantara 498.771 687.653 876.595 1.065.537

Jumlah 505.057 694.542 884.027 1.073.552 12,49

Nusantara 22.376 83.775 104.407 127.237

Jumlah 22.534 83.954 104.601 127.491 26,16

Nusantara 218.661 154.449 94.737 32.025

Jumlah 218.880 154.627 94.874 32.121 -30,19

(22)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menujukkan peningkatan kunjungan wisatawan yang signifikan setiap tahunnya. Jumlah kunjungan wisatawan Kabupaten Muaro Jambipada tahun 2013 mencapai 127.491wisatawan atau 8.20% dari keseluruahan wisatawan Provinsi Jambi yaitu1.555.286 wisatawan,setelah Kota Jambi yang mencapai 69.03%. Data wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Muaro Jambi hanya diperoleh dari daya tarik wisata Percandian Muarajambi. Pada grafik 1.1 berikut menunjukan data pertumbuhan wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Percandian Muarajambi dan pada grafik 1.2berikut menunjukan peningkatan grafik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Muaro Jambi dari keselurahan wisatawan Provinsi Jambi.

Grafik 1.1

Pertumbuhan Jumlah Wisatawan ke Percandian Muarajambi Tahun 2010-2013

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, 2013 Grafik 1.2

Persentase Wisatawan Kab. Muaro Jambi dari Keseluruhan Wisatawan Provinsi Jambi

(23)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Percandian Muarajambi di berada diKecamatan Muaro Sebo dan Taman Rajo, tepatnya berada di pinggiran Sungai Batanghari. Kawasan Wisata Percandian Muarojambi berada sekitar 27,5 Km dari sebelah utara Kota Jambi atau sekitar 25 Km dari Ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi yaitu Kelurahan Sengeti, akses menuju Percandian Muarajambi dapat melalui jalur darat ataupun melalui sungaisebagai jaluralternatif dengan melalui pelabuhan Tanggo Rajo Kota Jambi yang juga merupakan tempat wisata. Akses jalur darat masih menjadi akses utama yang digunakan wisatawan, terdapat dua jalur yang dapat ditempuh yang pertama Kota Jambi-Jembatan Batanghari I-Jalan Lintas Timur Sumatera-Simpang Setiris-Desa Muaro Jambi-Percandian Muaro Jambi dan jalur kedua Kota Jambi- Jembatan Batanghari II –Desa Muaro Jambi-Percandian Muarajambi.

Tingginya pertumbuhan kunjungan wisatawan, luasnya kawasan, dan beragam daya tarik wisata menjadikan kawasan percandian muarajambi memiliki potensi kemenarikan sebagai destinasi wisata. Keberagaman daya tarik tersebut berupa bangunan candi, Kolam Telagorajo, museum, perkebunan duku, perkebunan durian, Danau Kelari, Bukit Perak, Sungai Batanghari, perkebunan pertanian masyarakat, pemukiman penduduk berarsitektur kuno dan Kanal-kanal kuno yang menghubungkan tiap bangunan candi.Tingginya kunjungan wisatawan dan beragamnya daya tarik, pertanyaannya adalah bagaimana kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi wisata. Guna menjawab pertanyaan tesebut perlu dilakukan penelitian yang dapat menggambarkan penyebab tingginya pertumbuhan kunjungan wisatawan dan kemenarikan wisata Kawasan Percandian Muarajambi berdasarkan tanggapan wisatawan. Selain itu perlu juga dikaji bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dan peran pemerintah dalam

pengembangan kemenarikan pariwisata Kawasasan Percandian Muarajambi.

(24)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun masalah yang dibahas dan dituangkan kedalam pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Faktor apa yang menyebabkan tingginya jumlah kunjungan wisatawan ke

Kawasan Percandian Muarajambi?

2. Bagaimana kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi? 3. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengembangkan Kawasan Percandian

Muarajambi sebagai destinasi?

4. Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi?

C.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan tingginya kunjungan

wisatawanke Kawasan Percandian Muarajambi sebagai suatu destinasi. 2. Mengidentifikasi tingkat kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi

sebagai destinasi.

3. Mengidentifikasi upaya pemerintah dalam mengembangkan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi.

4. Mengidentifikasi pastisipasi dan respon masyarakat terhadap Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi.

D.Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, maka diharapkan memberikan nilai guna, diantaranya yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan pengayaan terhadap pemahaman yang berkenaan dengan ilmu geografi dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai teori geografi pariwisata.

(25)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat Praktis

a. Menghasilkan data potensi destinasi wisata Kawasan Percandian Muarajambi untuk pengembangan selanjutnya.

(26)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah tahapan bagaimana cara atau proses peneliti untuk menjawab masalah yang menjadi tema penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 2) “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan penelitain deskriptif (descriptiv research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkansuatu fenomena sosial/ alam secara aktual, akurat dan sistematis. Metode penelitian deskriptif tidak hanya mengumpulkan data, menganalsis dan menyajikannya, tetapi dengan membahas lebih mendalam, yaitu dengan analisis dan intepretasi tentang arti data yang ada dengan tujuan menjawab permasalahan. Penelitian deskriptif menurut Tika (2005, hlm. 4), yaitu:

Penelitian ini lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan intepretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Disamping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat untuk menganalisisnya.

Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai kemenarikan yang terdapat di Kawasan Percandian Muarajambi baik menurut wisatawan maupun peneliti untuk selanjutnya dianalisis tingkat kemenarikannyasebagai suatu destinasi wisata.

B. Variabel Penenitian

(27)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Sumber: Hasil Penelitian 2014

Berdasarkan tabel diatas,untuk lebih memperjelas variabel akan dijabarkan sub indikator dan sub-sub indikator pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Penjabaran IndikatorKomponen Destinasi Wisata

Variabel Indikator Sub Indikator Sub-sub Indikator

Kawasan

Kelengkapan fasilitas lalu lintas Akses antar daya tarik

Amenitas (Amenities)

Akomodasi

Rumah makan/ restaurant Cinderamata

No Indikator Variabel Penelitian

1

Peran pemerintah dalam pariwisata

Kawasan Percandian Muarajambi 3

(28)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedai makan dan minuman

Variabel Indikator Sub Indikator Sub-sub Indikator

Biro perjalanan Sumber: Hasil Penelitian 2014

Tabel 3.3

Penjabaran Indikator Wisatawan

Variabel Indikator Sub Indikator Sub-sub Indikator

(29)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(30)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Penjabaran Indikator Komponen Kemenarikan, Pemerintah dan Masyarakat

Keragaman objek/ daya tarik Keramah-tamahan

Makanan khas

Kemenarikan daya tarik/ objek versi wisatawan Kualitas pelayanan

Keunikan & keragaman cinderamata Penataan lingkungan

Keberadaan dan kenyamanan parkir Keragaman kegiatan wisata

Kendala pengembangan wisata/ destinasi Masyarakat

Kelompok penggerak pariwisata Partisipasi sapta pesona

Dampak dari daya tarik wisata Sumber: Hasil Penelitian 2014

C.Definisi Opersional

(31)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Destinasi Wisata

Destinasi Wisata yang dimaksud dalam penelitian adalah suatu kawasan geografis dalam hal ini Kawasan Percandian Muarajambi yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, fasilitas umum, aksesibilitas serta masyarakat yang mendukung adanya pariwisata.

2. Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai baik berupa keanekaragaman alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menarik untuk dikunjungi wisatawan.

3. Amenitas

Amenitasyang dimaksud dalam penelitian adalahberbagai jenis fasilitas dan kelengkapan yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat dan bersantai dengan nyaman serta menginap selama melakukan kunjungan kesuatu destinasi wisata.

4. Aksesibilitas

Aksesibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segenap fasilitas dan moda angkutan menuju lokasi yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata.

5. Fasilitas Pendukung Pariwisata

Fasilitas pendukung pariwisata dalam pengertian ini adalah berbagai jenis fasilitas yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kunjungan di suatu destinasi, seperti: keamanan, rumah makan, biro perjalanan, toko cinderamata, pusat informasi wisata, rambu wisata, fasilitas perbelanjaan, hiburan, fasilitas perbankan, dan beberapa skema kebijakan khusus yang diadakan untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam kunjungannya di destinasi wisata.

6. Partisipasi Masyarakat

(32)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terciptanyasuasana yang kondusif bagi kenyamanan wisatawan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

7. Upaya Pemerintah dan Pengelola Pariwisata

Upaya pemerintah disini adalah usaha atau tindakan pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dalam menjaga kelestarian bangunan cagar budaya, menyediakan fasilitas wisata, memperbaiki aksesibilitas, dan promosi priwisata Percandian Muarajambi sebagai destinasi wisata.

8. Kemenarikan

Kemenarikan disini adalah penilaian semenarik apa daya tarik yang ada di Kawasan percandian Muarajambi yang didasarkan rasa kenyamanan, keindahan, kesenangan, keingintahuan, dan kekaguman yang didapatkan wisatawan selama berwisata.

D.Poulasi dan Sampel 1. Populasi

Definisi populasi menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pada batasan diatas, maka yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah populasi wilayah dan populasi manusia. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini meliputi:

a. Populasi Wilayah

Populasi wilayah yaitu seluruh Kawasan Wisata Percandian Muarajambi yang berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan dan Budaya nomor 259/M/2013 tetang Cagar Budaya Peringkat Nasional, Kawasan Percandian Muarajambi memiliki luas 3.981 Hektar, terdiri dari tujuh desa di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Maro Sebo dan Kecamatan Tanggo Rajo. Berikut tujuh desa yang termasuk Kawasan Percandian Muaro Jambi:

(33)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kawasan Percandian Muarajambi

Sumber: SK Kemendikbud No. 259/M/2013 b. Populasi Manusia

Populasi manusia pada penelitian ini terdiri dari:

1) Seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Kawasan Percandian Muarajambi yaitu Desa Muarajambi, Desa Danau Lamo, Desa Baru, Desa Kemingking Dalam, Desa Kemingking Luar, Desa Dusun Mudo, dan Desa Teluk Jambu.

2) Seluruh pengunjung daya tarik wisata (wisatawan) yang berkunjung ke Kawasan Percandian Muarajambi.

3) Pemerintah yang terkait dengan pengembangan dan kelestarian pariwisata Percandian Muarajambi serta pengelola daya tarik wisata yang berada diKawasan Percandian Muarajambi.

2. Sampel

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya penarikan sampel, yaitu pengambilan beberapa contoh dari seluruh populasi agar lebih mempermudah dalam penelitian sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Jumlah sampel yang ditarik harus mewakili populasi dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 81) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel pada penelitian terdiri dari dua macam sampel yaitu:

a. Sampel Wilayah

(34)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daya tarik wisata yang telah dikunjungi wisatawan yangberada di Kawasan Wisata Percandian Muarajambi,berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan dan Budaya nomor 259/M/2013 tetang Cagar Budaya Peringkat Nasional Percandian Muarajambi.

b. Sampel Responden

Sampel responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu responden penduduk, wisatawan, dan pengelola pariwisata.

1) Sampel Responden Penduduk

Sampel responden penduduk diambil dari beberapa desa yang termasuk Kawasan Wisata Percandian Muarajambi tepatnya desayang memiliki daya tarik wisata yang telah dikunjungi wisatawan.Berikut tabel data penduduk wilayah yang menjadi sampel:

Tabel 3.6

Jumlah Penduduk Kawasan Percandian Muarajambi Tahun 2013

Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2014

Untuk memperoleh jumlah sampel yang representatif dari populasi, setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel, digunakan rumus Dixon dan B. Leach (dalam Tika,2005, hlm,25-27)

(35)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = Jumlah sampel.

Z = Tingkat kepercayaan (confidence level), nilai convidence 95 % adalah 1,96.

V = Variabel yang dapat diperoleh melalui:

� = � (100− �) (2)

p = Persentase karakteristik sampel yang dinggap benar. C= Batas kepercayaan (confidence limit) dalam persen. Untuk mengitung jumlah sampel yang sebenarnya, dengan rumus:

(3)

Keterangan:

n‟ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi (dibetulkan) n = Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus (1) N = Jumlah populasi (Kepala Keluarga)

�= 2.043

8.255x 100 % �= 24,74 % �= � (100− �)

= 24,74 (100−24,74)

= 1861.92

= 43.15

= [

]

= [

1,96 � 43,15

10

]

²

= [8,45]²

= 71,52

= 71,52 1 + 71,52

2.403

n

' =

1+ �

P= � ℎ �� � ����

� ℎ� x 100%

n' =

(36)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= 71,52 1,035

= 69,10

= 70 (dibulatkan)

(37)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Sampel Responden Wisatawan

Penarikan sampel wisatawan diambil dengan metode Non Probability disebabkan karena jumlah populasi wisatawan yang tidak diketahui jumlahnya dibeberapa daya tarik yang ada. Adapun pengumpulannya menggunakan teknik insidental. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) “sampel insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”.

Sampel wisatawan dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjungi Percandian Muarajambi dalam waktu yang bersamaan dengan peneliti. Atas dasar tersebut, maka peneliti menentapkan responden berdasarkan Rumus Slovin (dalam Noorm 2013, hlm.158) sebagai berikut.

= N

1 + N �²

Keterangan

n = Jumlah elemen/ anggota sampel N = Jumlah elemen/ anggota populasi

a = Error level (tingkat kesalahan)(catatan: umumnya ginukan 1% atau 0.01, 5% atau 0.05 dan 10% atau 0.1)

Berdasarkan rumus Slovin diatas, peneliti menjumlahkan jumlah total kunjungan wisatawan dalam satu tahun yaitu tahun 2013 sebesar 127.491

wisatawan. Selanjutnya jumlah tersebut dimasukkan kedalam rumus untuk “N” (jumlah seluruh populasi) dan untuk “a”(toleransi terjadinya galat). Peneliti menetapakan 10% karena jumlah pengunjung yang cukup banyak. Sehingga rumus yang dihasilkan:

= 127.491

1 + 127.491 (10%)2

= 127.491

1 + 127.491 � 0.01

(38)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

=127.491 1275,71 n = 99,937

Berdasarkan hasil peritungan diatas, diketahui jumlah minimal sampel penelitian yaitu 100 orang wisatawandengan pembagian jumlah secara aksidental ketika berada pada tiap daya tarik wisata daerah penelitian.

3) Sampel Responden Pengelola Pariwisata

Pada sampel pengelola diambil dari pemerintah yang terkait pengembangan pariwisata seperti Dinas Pariwisata baik Provinsi Jambi maupun Kabupaten Muaro Jambi, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi serta organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang pelestarian cagar budaya maupun pengembangan pariwisata.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dipergunankan untuk menghimpun data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2012, hlm. 224) “merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data”.

Data yang diperlukan dalam penelitiian ini yaitu daya tarik wisata, karakteristik wisatawan, partisipasi dan persepsi masyarakat,peran pemerintah dan pengelola, sertakemenarikandaya tarik wisata untuk pengembangan destinasi wisata Kawasan Percandian Muarajambi. Semua data diatas dapat diperoleh melalui:

1. Pengamatan (observasi)

(39)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan perencanaan pendekatan, item-item yang akan diobservasi dicatat dalam ceklis pengamatan.

Teknik observasi dilakukan untuk melihat secara rill faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tingginya kunjungan wisatawan ke Kawasan Candi Muarajambi dengan berdasarkan variabel dan indikator komponen destinasi wisata.

2. Wawancara (interview)

Menurut Utama dan Mahadewi (2012, hlm. 64) “wawancara/interview adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan guna mengumpulkan data”. Adapun yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah pihak pemerintah yang terkait dalam pengembangan wisata, pelestarian cagar budaya dan pengelola wisata serta organisasi masyarakat yang bergerak dalam pelestarian dan pengembangan pariwisata. Informasi yang dikumpulkan seperti peran pemerintah, peran organisai masyarakat, dan pengelola wisataterkait dalam pengembangan pariwisata Kawasan Percandian Muarajambi.

3. Angket/ kuesioner

(40)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Studi Literatur

Melalui teknik studi literatur, penulis mendapatkan konsep yang relevan dengan penelitian dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik pendapatnya sebagai dasar teori maupun pembanding dalam pemecahan yang berhubungan dengan penenlitian.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder seperti data iklim,jenis tanah, keadaan geologi dan geomorfologi serta pengunaan lahan yaitu dengan mempelajari dokumentasi, laporan-laporan, arsip, data statistik dan literatur-literatur yang ada hubungan dengan penelitian. Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi terkait, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Data-data yang diperoleh berupa brosur, dokumen dan lain sebagainya dari instansi-instansi dan perpustakaan.

F. Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran mengenai suatu fenomena baik dari segi fisik maupun sosial. Dalam hal pengukuran haruslah ada alat ukur yang relevan dan baik agar penelitian bisa optimal. Alat ukur dalam penelitian biasa dikenal dengan instrument penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm.147).

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena alam ini disebut variabel penelitian.”

(41)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkenaan dengan upaya pengembangan fasilitas, sarana-prasarana, dan atraksi wisata sebagai kawasan destinasi wisata.

Selanjutnya angket kuisioner juga digunakan untuk melihat partisipasi masyarakat dan mempermudah dalam mengalisis. Partisipasi masyarakat di kawasan wisata berupa sapta pesona, tanggapan terhadap pariwisata, keikut sertaan pada kelompok penggerak pariwisata, keuntungan dan kerugian atas keberadaan kawasan wisatat. Kemudian instrumen penelitian yang berbentuk wawancara digunakan untuk melihat bentuk pengelolaan kawasan wisata. Dalam menentukan alat ukur untuk penelitian sebelumnya terlebih dahulu mempersiapkan instrumen penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan ketika mempersiapkan instrumen adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Instrumen

Tahap membuat instrumen penelitian sebaiknya diawali dengan menentukan jenis instrumen penelitian. Hal ini sangatlah penting untuk mendapatkan data informasi yang tepat guna serta tepat sasaran dalam melaksanakan penelitian. Penyusunan instrumen jika sistematis maka akan berdampak pada kelancaran dan kemudahan dalam mencari data informasi yang berkenaan dengan masalah penelitian.

Selanjutnya, setelah menentukan jenis instrumen penelitian dalam penyusunan instrumen, maka langkah berikutnya membuat kisi-kisi dari jenis instrumen yang telah ditentukan.

Kisi-kisi instrumen ini meliputi materi pertanyaan, jenis pertanyaan, jumlah dari pertanyaan. Kisi-kisi instrumen ini berlandaskan pada kesesuaian variabel penelitian. Setelah itu diuraikan menjadi beberapa sub variabel dari penelitian sehingga terurai menjadi sebuah indikator penelitian. Seperti pada tabel 3.7 mengenai kisi-kisi instrumen berikut.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemenarikan

Kawasan Percandian Muarajambi Sebagai Destinasi Wisata

Variabel Indikator Sasaran Metode

Destinasi Wisata

a. Daya Tarik (Attractions)

b. Aksesbilitas (Accessibility)

Daya Tarik

Pengharkatan

(42)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel lanjutan

Sumber: Hasil Penelitian 2014

2. Pengumpulan dan Pengukuran Data

Pengumpulan dan pengukuran data berlandaskan pada pembuatan pedoman wawancara, survei kemudian kuesioner yang telah dibuat secara utuh dan sesuai dengan pembahasan masalah penelitian. Terdapat beberapa pengumpulan dan pengukuran data agar terstruktur dan terukur yaitu pedoman wawancara, survei kemudian kuesioner. Pedoman wawancara ini menghimpun semua informasi mengenai hal yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan wisata dengan mempertimbangkan berbagai unsur dan aspek terkait dalam membangun serta mengembangakan kawasan wisata tersebut. Pedoman angket bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat, karakteristik wisatawan untuk melihat tingkat kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi wisata.

c. Amenitas (Amenities)

d. Fasilitas Pendukung (Ancillaryv Services)

Wisata

Komponen Kemenarikan

Wisata

a. Keragaman objek/ daya tarik b. Keramah-tamahan

c. Makanan Khas

d. Kemenarikan daya tarik/ objek versi wisatawan e. Kualitas pelayanan

f. Keunikan & keragaman cindramata g. Penataan lingkungan

h. Keberadaan dan kenyamatan parkir i. Keragaman kegiatan wisata j. Kebersihan dan kerapihan k. Aktrasi wisata budaya l. Kelengkapan fasilitas wisata m.Kelancaran lalulintas

Wisatawan Kuisioner

Variabel Indikator Sasaran Metode

Karakteristik Wisatawan

a. Motivasi berkunjung b. Aktifitas wisatawan c. Identitas wisatawan b. Cinderamata yang dibeli

Wisatawan Kuisioner

Pemerintah/ Pengelola

a. Kebijakan b. Promosi

c. Rencana pengembangan kedepannya d. Event Pariwisata

e. Kendala Pengembangan Wisata/ Destinasi

Pemerintah Wawancara

Masyarakat

a. Kelompok Penggerak Pariwisata b. Partisipati Melakukan Sapta Pesona c. Dampak dari daya tarik wisata

(43)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G.Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data merupakan suatu tahapan diamana data yang telah diperoleh dari lapangan diolah agar menjadi data yang memiliki arti sehingga dapat digunakan dengan baik. Tahapan pengolahan data yaitu:

1. Editingdata

Menurut Tika (2005, hlm. 63) “editingmerupakanpenelitain kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diperoses lebih lanjut”.

2. Coding

Coding merupakan usaha mengkategorikan jawaban yang diperoleh dari responden dilapangan menurut macamnya untuk mempermudah dalam proses tabulasi.

3. Entri data

Entri data merupakan tahapan memasukan data yang telah dikategorikan berdasarkan macamnya secara teliti agar menghindari kesalahan.

4. Tabulasi

Tabulasi adalah tahapan proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel agar mempermudah peneliti dalam menganasis data.

H.Teknik Analisis Data

analisis data merupakan suatu proses dimana data yang telah terhimpun dilapangan diolah yang kemudian digunakan untuk menganalisis data, sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang menjawab masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Pengharkatan (scoring)

(44)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kunjungan wisatawan. Parameter ini meliputi komponen dari destinasi wisata yaitu atraksi daya tarik wisata, amenitas/ akomodasi, aksesbilitas dan transportasi, fasilitas pendukung, kelembagaan, dan sumberdaya manusia pariwisata.

Peringkat masing-masing parameter diurutkan berdasarkan kategori yaitu harkat 5 untuk nilai tertinggi dengan kelas yang sangat tinggi untuk parameter yang memenuhisemua kriteria yang telah dijadikan indikator, harkat 4 untuk kelas tinggi, harkat 3 untuk kelas sedang, harkat 2 untuk kelas rendah, dan harkat 1 untuk kelas yang sangat rendah. Kriteria pengharkatan diperoleh melalui berbagai sumber yang diadaptasi. Berikut harkat dan kriteria masing-masing karakteristik parameter dari sub-sub indikator.

Untuk nilai kemenarikan destinasi berdasarkan daya tarik wisata diukur berdasarkan delapan parameter, diantaranya keragaman objek/ daya tarik, daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata minat khusus, kesenian yang ditampilkan, adat istiadat, keragaman aktifitas wisata, cinderamata, event wisata, dan kekhasan/ keunikan.

Tabel 3.8

Harkat Kelas dan KriteriaDaya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Objek/ Daya Tarik Wisata

Harkat Kelas Kriteria Objek/ Daya Tarik Wisata

5 Sangat baik

Keragaman objek daya tarik wisata > 5 ( alam, budaya, minat khusus)

4 Baik Keragaman objek daya tarik wisata 5 ( alam, budaya, minat khusus)

3 Sedang Keragaman objek daya tarik wisata 3-4 ( alam, budaya, minat khusus)

2 Kurang Baik

Keragaman objek daya tarik wisata 2 ( alam, budaya, minat khusus)

1 Buruk Keragaman objek daya tarik wisata 1 ( alam, budaya, minat khusus)

Sumber: Ramdani (2012, hlm. 52)

(45)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Alam

Sumber: diadaptasi dari Pitana dan diarta (2009, hlm. 75-76) Tabel 3.10

Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Harkat Kelas Kriteria Objek/ Daya Tarik Wisata Minat Khusus

5 Sangat baik

Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus > 5 (sport, adventure, history, culture, romance dan lain-lain) 4 Baik Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus 5 ((sport,

adventure, history, culture, romance dan lain-lain)

3 Sedang Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus 3-4 (sport, adventure, history, culture, romance dan lain-lain)

2 Kurang Baik

Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus 2 (sport, adventure, history, culture, romance dan lain-lain)

1 Buruk Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus 1 (sport, adventure, history, culture, romance dan lain-lain)

Sumber: diadaptasi dari Pitana dan diarta (2009, hlm. 76-78) Tabel 3.11

Harkat Kelas Kriteria Objek/ Daya Tarik Wisata Alam

5 Sangat baik

Keragaman objek daya tarik wisata alam > 5 (topografi, badan air, vegetasi, fauna dan lain-lain yang bersumber dari alam )

4 Baik

Keragaman objek daya tarik wisata alam 5 (topografi, badan air, vegetasi, fauna dan lain-lain yang bersumber dari alam )

3 Sedang

Keragaman objek daya tarik wisata alam 3-4 (topografi, badan air, vegetasi, fauna dan lain-lain yang bersumber dari alam )

2 Kurang Baik

Keragaman objek daya tarik wisata alam 2 (topografi, badan air, vegetasi, fauna dan lain-lain yang bersumber dari alam )

1 Buruk

(46)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Budaya

Harkat Kelas Kriteria Objek/ Daya Tarik Wisata Budaya

5 Sangat baik

Keragaman objek daya tarik wisata budaya > 5 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )

4 Baik

Keragaman objek daya tarik wisata budaya 5 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )

3 Sedang

Keragaman objek daya tarik wisata budaya3-4 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )

2 Kurang Baik

Keragaman objek daya tarik wisatabudaya 2 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )

1 Buruk

Keragaman objek daya tarik wisatabudaya 1 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )

Sumber: diadaptasi dari Pitana dan diarta (2009, hlm. 72-73) Tabel 3.12

Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Kesenian

Sumber: Ramdani (2012, hlm. 53)

Harkat Kelas Kriteria Kesenian

5 Sangat baik

Jumlah kesenian sangat beragam (minimal 5 kesenian yang dipertontonkan) dan rutin diselenggarakan

4 Baik Jumlah kesenian beragam (minimal 3 kesenian yang dipertontonkan)

3 Sedang Jumlah kesenian < 3 dan tidak rutin dilaksanakan

2 Kurang

Baik Jumlah kesenian kurang dan tidak beragam

(47)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.13

Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Adat Istiadat

Harkat Kelas Kriteria Upacara Adat

5 Sangat baik

Jumlah tradisi upacara adat sangat banyak (minimal 5 tradisi)

4 Baik Jumlah tradisi upacara adat sangat (minimal 3 tradisi)

3 Sedang Jumlah tradisi upacara adat < 3 2 Kurang

Baik Jumlah tradisi kurang dan tidak beragam 1 Buruk Tidak ada jenis tradisi adat

Sumber: Ramdani(2012, hlm. 54)

Tabel 3.14

Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Cinderamata

Harkat Kelas Kriteria Cinderamata

5 Sangat baik

Jenis cinderamata sangat beragam (>3 macam), harga sangat terjangkau

4 Baik Jenis cinderamata beragam (3 macam), harga terjangkau

3 Sedang Jenis cinderamata kurang beragam (2 macam), harga cukup terjangkau

2 Kurang Baik

Jenis cinderamata tidak beragam (1 macam), harga tidak terjangkau

(48)

Ade Suryansyah S, 2015

KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Ramdani (2012, hlm. 55)

Tabel 3.15

Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Variasi Aktifitas Wisata

Harkat Kelas Kriteria Aktifitas Wisatawan

5 Sangat baik

Keragaman aktifitas yang dapat dilalukan >6 (jalan-jalan, bersepeda, berbelanja, menikmati hidangan khas, berfoto-foto, beribadah, menikmati wahana air, memancing, berolahraga, museum, menikmati buah-buhan dan lain-lain)

4 Baik

Keragaman aktifitas yang dapat dilalukan 5 (jalan-jalan, bersepeda, berbelanja, menikmati hidangan khas, berfoto-foto, beribadah, menikmati wahana air, memancing, berolahraga, museum, memancing, menikmati buah-buhan dan lain-lain)

3 Sedang

Keragaman aktifitas yang dapat dilalukan 4 (jalan-jalan, bersepeda, berbelanja, menikmati hidangan khas, berfoto-foto, beribadah, menikmati wahana air, berolahraga, museum,memancing, menikmati buah-buhan dan lain-lain)

2 Kurang Baik

Keragaman aktifitas yang dapat dilalukan 3 (jalan-jalan, bersepeda, berbelanja, menikmati hidangan khas, berfoto-foto, beribadah, menikmati wahana air, memancing, berolahraga, museum, menikmati buah-buhan)

1 Buruk

Keragaman aktifitas yang dapat dilalukan < 2 (jalan-jalan, bersepeda, berbelanja, menikmati hidangan khas, berfoto-foto, beribadah, menikmati wahana air, memancing, berolahraga, museum, menikmati buah-buhan dan lain-lain)

Sumber: Ramdani (2012, hlm. 52)

Tabel 3.16

Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Event Wisata

Harkat Kelas Kriteria Event Wisata

5 Sangat baik

Keragaman event wisata (minimal 5 macam dan rutin dilaksanakan)

4 Baik Keragaman event wisata (minimal 3 macam dan rutin dilaksanankan)

Gambar

Tabel 3.4 Penjabaran Indikator Komponen Kemenarikan,
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Kawasan Percandian Muarajambi Tahun 2013
Tabel lanjutan
Tabel 3.10 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang tertera pada Tabel 1 juga mengindikasikan bahwa sikap belajar siswa dilihat dari indikator amatan afektif menunjukkan kategori baik.. Pada indikator amatan ini, siswa

Kemudian dari hasil analisis value chain, akan dilakukan perancangan dan pengembangan model sistem dinamik dari komoditas perikanan unggulan yang digunakan untuk

(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang

Permasalahan DAS dan pengelolaannya yang ada saat ini belum berjalan secara terpadu (integrated), mengingat pokok-pokok permasalahan dalam lingkup DAS yang terkait dengan

ActionScript menurut Kerman (2006, p321) adalah suatu bahasa pemograman yang digunakan pada aplikasi flash yang memungkinkan untuk menulis instruksi yang akan diikuti oleh

Turut aktif dalam upaya menyukseskan pembangunan nasional, khususnya dibidang pendidikan dengan jalan memberikan sumbangan pemikiran dan menunjang pelaksanaan

Suatu peristiwa yang sengaja dilakukan untuk membuat celakan seseorang atau suatu benda yang menyebabkan kerugian baik mayor maupun minorb. Kejadian yang tidak sengaja dilakukan

Kerusakan lapisan ozon yang sudah berlangsung selama ini masih dapat diperbaiki jika kita memusnahkan gas CFC dan bahan perusak ozon (BPO) lainnya, sehingga kita dapat