• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran,

Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis,Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

LINDA YULANDA 1104357

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing Skripsi,

Drs. Alit Sarino, Msi. NIP. 195612111988031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran,

(3)

ORGANISASI PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh :

Linda Yulanda

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Linda Yulanda

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(4)

PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh:

Linda Yulanda 1104357

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs. Alit Sarino, M.Si.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum optimalnya komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung, yang ditandai dengan kurang optimalnya guru dalam bekerja, tingginya tingkat absensi, rendahnya tingkat kepuasan kerja, serta kurangnya semangat kerja pada guru. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi kerja, dan tingkat komitmen organisasi pada guru serta adakah pengaruh dari kondisi kerja terhadap komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey deskriptif dan verifikatif. Teknik pengambilan data menggunakan angket (kuesioner), studi dokumentasi, dan wawancara. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket yang dikembangkan dengan menggunakan model skala likert. Anggota populasi yaitu berjumlah 33 responden. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Hasil analisa menunjukkan bahwa kedua variabel berada pada kategori cukup. Data berdistribusi normal dan berpola linier. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa terdapat pengaruh kondisi kerja terhadap komitmen organisasi pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung. Akan tetapi, terdapat indikator penting yang harus diperbaiki pada variabel kondisi kerja, yaitu indikator suasana kerja. Indikator ini dapat diperbaiki dengan cara lebih tegas lagi dalam menegakkan peraturan untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai serta memperbaiki suasana kerja secara fisiknya berupa melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang kenyamanan, kelancaran dan kepuasan pegawai dalam bekerja sehingga mampu mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Adapun pada variabel komitmen organisasi, indikator yang harus ditingkatkan yaitu indikator rasa identifikasi. Indikator ini dapat ditingkatkan dengan cara memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para pegawai ataupun dengan kata lain organisasi memasukkan pula kebutuhan dan keinginan pegawai dalam tujuan organisasinya. Hal ini akan membuahkan suasana saling mendukung diantara para pegawai dengan organisasi.

(5)

THE INFLUENCE OF WORKING CONDITIONS TO TEACHERS

ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN PASUNDAN 3 VOCATIONAL HIGH SCHOOL BANDUNG

By:

Linda Yulanda 1104357

The thesis is supervised by:

Drs. Alit Sarino, M.Si.

The problem studied in this research was that organizational commitment of teachers at Pasundan 3 vocational high school Bandung was not optimal yet,which were characterized by less optimal of teachers work, the high rate of absenteeism,the low level of work satisfaction , as well as a lack of working spirit the teachers.

The purpose of this research is to obtain an overview of the job conditions, organizational commitment and is there an influence of working condition to organizational commitment of teachers at Pasundan 3 vocational high school Bandung. The method used in this research is the method of survey descriptive and verificative. Data retrieval techniques used questionnaire, study the documentation, and interviews. Meanwhile, data were collected using a set of questionnaires which was developed by likert-scale. Member of population is 33 respondents. The analysis technique used was simple linear regression test.

Result of data analysis show that both variables are in the medium category. Data were normally distributed and in linear pattern. From the result hypothesis test it is obtained that there is an influence of working condition to organizational commitment of teachers at Pasundan 3 vocational high school Bandung. However, there is an important indicator which should be immediately overcome in the variable of working conditions, that is working atmosphere. This indicator can be improved by more assertive in enforcing rules to increase discipline emplo yees and improved the physical work in such complete facilities and infrastructures to support comfort, and the satisfaction of the employees within an organization in achieving goal that can effectively and efficiently. Meanwhile, in the variable of the organizational commitment, the indicator that should be improved is the sense of identification. This indicator can be increased by way of modifyingorganizational goals, so as to include some personal goal the staff or in other words the organization also include the needs of employees and the desire of employees in organization’s goals .This would have led to an atmosphere of mutual support among the employees with an organization.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Dasar Komitmen OrganisasiError! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Dasar Kondisi Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Penelitian Terdahulu yang Relevan.. Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(7)

Linda Yulanda, 2015

3.4 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Operasional Variabel Kondisi Kerja Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Operasional Variabel Komitmen OrganisasiError! Bookmark not

defined.

3.5 Uji Asumsi ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.5.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Prosedur Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Teknik Analisis Data Deskriptif... Error! Bookmark not defined.

3.6.3 Teknik Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden. Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Deskripsi Variabel Kondisi Kerja (Variabel X)Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Deskripsi Variabel Komitmen Organisasi (Variabel Y) ... Error!

Bookmark not defined.

4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data Error! Bookmark not defined.

4.1.6 Pengujian Hipotesis Penelitian... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Analisis Kondisi Kerja di SMK Pasundan 3 Bandung... Error!

Bookmark not defined.

4.2.2 Analisis Komitmen Organisasi di SMK Pasundan 3 Bandung.. Error!

Bookmark not defined.

4.2.3 Analisis Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Komitmen Organisasi

(8)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Linda Yulanda, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru Tahun Ajaran 2010/2011-2013/2014Error! Bookmark

not defined.

Tabel 1.2 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel X (Kondisi Kerja)Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Komitmen Organisasi) Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Operasional Variabel X (Kondisi Kerja).... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5 Operasional Variabel Y (Komitmen Organisasi)Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.6 Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3.7 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.8 Skor Kategori Skala Likert... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.9 Tabulasi Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.10 Ukuran Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.11 Kriteria Penafsiran Deskripsi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.12 Batas – Batas Nilai r (Korelasi) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Kondisi Kerja

(10)

Tabel 4.5 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Suasana Kerja

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Karakteristik

Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Hubungan dengan Rekan

Kerja dan Atasan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Sistem Kerja

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Rekaptulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Komitmen

Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Affective

Commitment ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Normative

Commitment ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Continuance

Commitment ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

(11)

Linda Yulanda, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 BandungError! Bookmark not defined.

Gambar 2.1 Faktor-Faktor Pembentuk Komitmen OrganisasionalError! Bookmark not defined.

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Model Analisis Perilaku S-O-B-CError! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Error! Bookmark not defined

Gambar 2.4 Hubungan Kausalitas... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark

not defined.

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.4 Tanggapan Responden terhadap Indikator Suasana Kerja ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.5 Tanggapan Responden terhadap Indikator Karakteristik Pekerjaan .. Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Tanggapan Responden terhadap Indikator Hubungan dengan Rekan Kerja

dan Atasan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.7 Tanggapan Responden terhadap Indikator Sistem Kerja Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.8 Tanggapan Responden terhadap Indikator Affective Commitment... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.9 Tanggapan Responden terhadap Indikator Normative Commitment.. Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.10 Tanggapan Responden terhadap Indikator Continuance Commitment

... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.11 Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Kondisi Kerja ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.12 Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Komitmen Organisasi ... Error!

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

1. Lembar Persetujuan Perbaikan Proposal Usulan Penelitian

2. Surat Keputusan Pembimbing

3. Surat Penelitian dan Penyebaran Angket

4. Lembar Frekuensi Bimbingan

5. Profil Sekolah

LAMPIRAN 2

1. Kuesioner/angket

LAMPIRAN 3

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y

3. Karakteristik Responden

4. Tabulasi Skor Jawaban Responden X

5. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Variabel X

6. Rekapitulasi Perhitungan Variabel X

7. Tabulasi Skor Jawaban Responden Y

8. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Variabel Y

9. Rekapitulasi Perhitungan Variabel Y

10.Data Rekapitulasi Jawaban Responden Hasil MSI X dan Y

11.Rekapitulasi Bobot Skor Variabel X

12.Rekapitulasi Bobot Skor Variabel Y

13.Uji Normalitas Variabel X dan Y

14.Uji Homogenitas X dan Y

15.Uji Linieritas

LAMPIRAN 4

(13)

Linda Yulanda, 2015

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting, karena unsur

manusia dalam suatu organisasi adalah sebagai perencana, pelaksana, dan

pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan suatu organisasi.

Penyelenggaraan pendidikan berkualitas merupakan prasyarat bagi terciptanya

peningkatan sumber daya manusia tersebut.

Pendidikan bisa didapatkan secara formal atau informal. Salah satu lembaga

atau wadah penyelenggara pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai organisasi

pendidikan formal tersusun dari unsur-unsur yang melakukan hubungan kerja

sama untuk mencapai tujuan organisasi. Unsur-unsur tersebut adalah sumber daya

manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa,

serta orang tua siswa. Tanpa mengesampingkan peran dan unsur-unsur lain dari

organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan unsur intern yang

berperan sangat penting dalam keberhasilan pendidikan di sekolah.

Organisasi yang baik adalah organisasi yang mempunyai sumber daya

manusia yang berkualitas serta mempunyai integritas dan sikap loyal terhadap

organisasinya. Senada dengan pendapat Justine T. Sirait (2007, hlm.9) bahwa :

“Sasaran yang diharapkan dapat dicapai manajemen sumber daya manusia melalui kegiatan-kegiatan atau program-program bagian kepegawaian dari suatu organisasi adalah terciptanya suatu kondisi dimana pegawai dapat mencapai produktivitas yang tinggi, pegawai mampu bertahan (tetap bekerja) dalam organisasi dalam waktu yang relatif lama, rendahnya tingkat ketidakhadiran dan akhirnya pegawai merasa puas dalam menjalankan tugasnya di organisasi. Apabila hal ini tercipta, maka dapat dikatakan bahwa lingkup pekerjaan bagian kepegawaian adalah efektif (berhasil). “

Keberhasilan dalam mencapai tujuan sebuah organisasi sekolah banyak

ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme, dan juga komitmen

pegawainya. Agar tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka

sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan perlu memiliki sumber daya manusia

(14)

Dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka diperlukan adanya pendidik

yang berkualitas. Suatu lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, pasti

akan bergantung kepada guru. Guru merupakan orang yang sangat berpengaruh

dalam mengembangkan suatu lembaga pendidikan dengan harapan untuk

menghasilkan kualitas peserta didik yang baik. Menurut Mulyasa (2012, hlm.5)

mengemukakan bahwa, “Guru merupakan komponen paling menentukan dalam

sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,

pertama, dan utama”.

Guru merupakan salah satu komponen utama yang mendukung peningkatan

sumber daya manusia melalui pendidikan. Dalam Undang-Undang Guru dan

Dosen Tahun Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (1):

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah”.

Guru sebagai bagian penting dari penyelenggaran pendidikan harus

mempunyai komitmen yang tinggi. Setiap guru diberi tugas dan tanggung jawab

serta kepercayaan untuk bekerja dan diharapkan mampu menunjukkan dedikasi

serta memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan lembaga

pendidikan tersebut. Dalam hal ini, guru menjadi pelaku yang mempunyai pikiran,

perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan.

Menurut Malayu S. P Hasibuan (2005, hlm.202), “sikap ini akan menentukan prestasi kerja, dedikasi dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan

kepadanya”.

Guru yang efektif adalah guru yang dapat menunaikan tugas dan fungsinya

secara profesional. Menurut Kunandar (2007, hlm.46), “Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan

sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan maksimal”. Untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional,

diperlukan kematangan pribadi, sikap penuh dedikasi, serta harus mempunyai

komitmen yang tinggi. Dengan tingkat komitmen yang tinggi dari guru,

diharapkan pendidikan akan lebih siap dan mampu untuk menghadapi segala

(15)

Linda Yulanda, 2015

Purba Elfina (2010,hlm.72) mengemukakan bahwa: “Komitmen merupakan suatu sikap kerja (job atitude) atau keyakinan yang mencerminkan kekuatan

relatif dan keberpihakan serta keterlibatan individu pada suatu organisasi.” Komitmen menjadi sangat penting karena komitmen merupakan hal yang paling

mendasar dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Guru akan kesulitan melakukan

peran dan tanggung jawabnya sebagai pendidik apabila tidak memiliki komitmen.

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun Nomor 14 Tahun

2005 pasal 7 (ayat 1b), yang menyatakan bahwa: “Guru harus memiliki komitmen

untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia”.

Apabila komitmen guru rendah, maka proses pembentukan SDM yang bermutu

dan pencapaian tujuan pendidikan nasional akan terganggu.

Menurut Angela (dalam Sopiah, 2004, hlm.166), menyatakan bahwa:

“Pegawai yang berkomitmen rendah akan berdampak pada turn over, tingginya

absensi, meningkatnya kelambanan kerja dan kurangnya intensitas untuk bertahan

sebagai pegawai di organisasi tersebut”.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di

lapangan, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai permasalahan komitmen

organisasi. Peneliti menduga adanya permasalahan komitmen organisasi pada

guru di salah satu lembaga pendidikan SMK Pasundan 3 Bandung. Berdasarkan

hasil wawancara awal yang dilakukan pada bulan Januari 2015 dengan Pak Yayan

selaku pegawai/staf bagian Kurikulum Sekolah salah satu kelemahan dalam

mencapai target produktivitas sekolah adalah tingkat disiplin para guru yang

belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan,

terutama dalam segi ketepatan waktu masuk jam kerja (mengajar), kemangkiran

yang tinggi, serta kurangnya semangat kerja dalam mengerjakan administrasi guru

sehingga masih saja ditemukan beberapa guru yang mengumpulkan administrasi

guru melewati deadline-nya (waktu yang ditentukan). Hal tersebut dapat

mengindikasikan bahwa kecintaan, loyalitas dan rasa memiliki para guru terhadap

organisasi tersebut masih rendah.

Pernyataan tersebut didukung pula dengan adanya beberapa data yang

(16)

penilaian kinerja guru, absensi guru yang dapat menunjukkan bahwa komitmen

organisasi pada guru masih rendah.

SMK Pasundan 3 Bandung memiliki beberapa guru PNS atau DPK (Guru

yang Dipekerjakan), GTY (Guru Tetap Yayasan) serta GTT (Guru Tidak Tetap).

Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah data guru di SMK Pasundan 3 Bandung

dari tahun ajaran 2010/2011 hingga tahun 2013/2014.

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru

Tahun Ajaran 2010/2011-2013/2014

No Tahun Ajaran Jumlah guru Jumlah

Keseluruhan

Keterangan (orang)

PNS GTY GTT

1 2010/2011 5 9 31 45 -

2 2011/2012 4 8 30 42 Keluar 3

3 2012/2013 4 8 30 42 Tetap

4 2013/2014 4 8 33 45 Masuk 3

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung

Berdasarkan data jumlah guru SMK Pasundan 3 Bandung dapat dilihat bahwa

pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah guru PNS sebanyak 5 orang sedangkan Guru

Tetap Yayasan (GTY) sebanyak 9 orang serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT)

sebanyak 31 orang. Tahun ajaran 2011/2012 jumlah guru PNS mengalami

penurunan sebanyak 1 orang menjadi 4 orang guru PNS begitu pula untuk jumlah

Guru Tetap Yayasan (GTY) mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 8

orang, serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) mengalami penurunan sebanyak 1

orang menjadi 30 orang. Penurunan jumlah guru ini terjadi disebabkan guru yang

bersangkutan sudah tidak lagi produktif untuk bekerja. Di tahun ajaran 2012/2013,

jumlah guru baik PNS, GTY dan GTT tidak mengalami perubahan yang berarti.

Serta tahun ajaran 2013/2014 hanya mengalami Kenaikan pada jumlah guru GTT

saja sebanyak 3 orang yakni jumlah keseluruhan guru GTT menjadi 33 orang.

Kenaikan jumlah Guru Tidak Tetap di tahun ajaran 2013/2014 terjadi karena

SMK Pasundan 3 Bandung membutuhkan tenaga kerja tambahan setelah

sebelumnya beberapa guru sudah dipensiunkan dan juga telah diangkat menjadi

(17)

Linda Yulanda, 2015

Selain itu, untuk mengukur tinggi rendahnya komitmen organisasi yang

dimiliki guru dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja guru. Hal ini diperkuat

dengan suatu hasil penelitian yang menunjukkan komitmen organisasi guru yang

masih rendah yaitu dengan hasil penilaian kinerja sebagai berikut:

Tabel 1.2

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010 – 2013/2014

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung (Data sudah diolah)

Dari data penilaian kinerja diatas, dapat dilihat bahwa pencapaian kinerja

guru dalam realisasinya belum sesuai dengan target yang direncanakan, dimana

setiap aspek kegiatan target pencapaiannya adalah 100%.

Belum optimalnya kinerja guru tersebut, menunjukkan komitmen organisasi

pada guru yang rendah. Maka, sebaiknya pihak sekolah memperhatikan keinginan

dan mengerti apa yang dibutuhkan oleh guru agar membuat guru memiliki

komitmen organisasi yang tinggi dalam meningkatkan kinerjanya demi

tercapainya tujuan sekolah.

Selanjutnya, ketidakhadiran atau kemangkiran dapat dijadikan sebagai alat

untuk mengukur komitmen kerja pegawai terhadap organisasi. Seperti yang

dikemukakan Malthis dan Jackson (2006, hlm.138), bahwa :

“Komitmen organisasi memiliki makna tingkat kepercayaan dan penerimaan

tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap

No. Uraian

2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014

(18)

ada di dalam organisasi tersebut yang pada akhirnya tergambar dalam statistik ketidakhadiran dan masuk keluar tenaga kerja”.

Hal ini diperkuat oleh data yang telah penulis peroleh di SMK Pasundan 3

Bandung yang dapat dilihat dari persentase data absen guru selama kurun waktu

satu tahun dari jumlah guru sebanyak 45 orang yaitu sebagai berikut:

Gambar 1.1

Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 Bandung

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung (Data sudah diolah)

Dari data yang ditunjukkan Gambar 1.1, dapat dilihat bahwa kehadiran guru

pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 92% sehingga jumlah ketidakhadiran guru

pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 8%. Sedangkan pada tahun ajaran

2010/2011 persentase kehadiran guru menurun sebesar 3% menjadi 89% dan

jumlah ketidakhadiran meningkat menjadi 11%. Pada tahun ajaran 2011/2012

jumlah kehadiran mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2%

sehingga persentase kehadiran guru pada tahun ajaran 2011/2012 ini sebesar 91%

dan jumlah ketidakhadiran guru menjadi 9%. Tahun 2012/2013 jumlah kehadiran

mengalami penurunan kembali dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6% sehingga

persentase kehadiran menjadi 85% dan ketidakhadiran sebesar 15%. Serta pada

tahun ajaran 2013/2014 jumlah kehadiran guru meningkat sebesar 5% dari tahun

sebelumnya menjadi 90%.

Sehingga berdasarkan analisis data kehadiran guru di atas, dapat disimpulkan

bahwa jumlah kehadiran yang paling tinggi terdapat pada tahun ajaran 2009/2010 80%

82% 84% 86% 88% 90% 92% 94%

(19)

Linda Yulanda, 2015

yaitu sebanyak 92% sedangkan data kehadiran guru paling rendah berada pada

tahun ajaran 2012/2013 yaitu hanya 85%. Dari pemaparan tersebut, target

presentase kehadiran guru yang seharusnya 100% tidak pernah tercapai dari setiap

tahunnya. Hal ini menandakan bahwa masih terdapat guru yang merasa tidak puas

terhadap organisasinya sehingga terjadi penurunan tingkat disiplin guru. Apabila

guru sering tidak hadir maka diidentifikasi waktu mengajar akan berkurang.

Data kehadiran di atas terkadang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan

sehingga data di atas dapat dikatakan tidaklah mutlak. Hal ini dikarenakan

terkadang beberapa guru yang sudah melakukan absen tetapi pada saat guru yang

bersangkutan tersebut seharusnya sudah mengajar, namun pada kenyataannya

tidak berada di kelas. Kurangnya rasa tanggung jawab guru tersebut terhadap

pekerjaannya menunjukkan bahwa komitmen organisasi di SMK Pasundan 3

Bandung belum optimal.

Faktor ketidakhadiran guru merupakan salah satu faktor ketidakdisiplinan

guru. Ketidakdisiplinan guru datang ke sekolah menunjukkan bahwa guru tersebut

tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah diberikan kepadanya. Selain

itu, fenomena yang terjadi adalah guru yang kurang disiplin dalam mengerjakan

pekerjaannya seperti pembuatan program tahunan ataupun program semester

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sehingga pada saat tugas tersebut

sudah mencapai waktu deadline, maka hasil pekerjaan guru tersebut masih belum

dapat diserahkan. Oleh karena itu, maka dapat diindikasikan bahwa di SMK

Pasundan 3 Bandung memiliki permasalahan komitmen organisasi, karena absensi

kehadiran guru yang masih relatif rendah.

Banyak faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi, diantaranya: (1)

faktor personal, (2) faktor organisasi, dan (3) faktor yang bukan berasal dari

dalam organisasi. Faktor organisasi yang meliputi kondisi kerja, yang meliputi

gaji, hubungan kerja dengan pimpinan, karakteristik pekerjaan, tujuan organisasi,

dll. Hellriegel dan Slocum (dalam Sopiah, 2004, hlm.33), mengatakan bahwa:

”Sumber komitmen organisasi dapat bervariasi dari orang perorang.

(20)

mengarahkan pada kepuasan kerja. Faktor- faktor ini juga memberikan konstribusi pada meningkat atau berkurangnya komitmen organisasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: Penggajian, hubungan dengan atasan atau rekan kerja, kondisi kerja, kesempatan untuk maju, dan lain-lain”.

Komitmen guru dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal guru. Faktor

internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri guru yang dapat berupa

kepercayaan diri, motivasi, dan pengendalian diri dari guru sedangkan faktor

eksternal adalah faktor lingkungan di sekitar guru yang dapat berupa lingkungan

fisik dan sosial.

Diduga salah satu faktor dominan yang mempengaruhi komitmen organisasi

pada guru di SMK Pasundan 3 Bandung ini adalah kondusif tidaknya suatu

kondisi kerja. Hal ini dibuktikan dengan melakukan wawancara dengan salah

satu staf pengajar di SMK Pasundan 3 Bandung yang dilaksanakan pada bulan

Januari 2015 bahwa masih adanya beberapa guru yang mengeluhkan mengenai

kondisi kerja yang kurang kondusif. Baik kondisi kerja secara fisik maupun

psikologis, seperti misalnya sarana prasarana yang belum cukup memadai,

kelelahan akibat jam mengajar yang banyak, serta rumitnya administrasi guru

yang harus dipenuhi sehingga guru banyak menunda pekerjaan. Selain itu, ada

beberapa guru yang merasa bosan dengan suasana lingkungan sekolahnya bahkan

ada yang berniat pindah tugas (sekolah) karena sudah tidak merasa nyaman untuk

terus berada disekolah tersebut.

Manajemen sumber daya manusia yang efektif harus dapat memaksimalkan

kondisi kerja dan dinamika pegawai dalam organisasi. Dengan program-program

kepegawaian yang tertuju kepada solusi permasalahan, diharapkan suatu

organisasi mampu meningkatkan komitmen kerja para pegawainya melalui tindak

lanjut seputar permasalahan yang dihadapi oleh pegawai. Kondisi kerja yang baik

dapat memberikan pengaruh bagi kedua belah pihak, karena dapat memberikan

kepuasan bagi guru untuk merangsang semangat kerja berprestasi dan bagi

sekolah tercapainya visi dan misi yang telah dirancang oleh sekolah.

Komitmen organisasi dapat terbentuk dengan baik apabila didukung oleh

faktor kepuasan seperti yang diungkapkan oleh Armansyah (2007, hlm.20) :

“Komitmen organisasi ditentukan oleh faktor kepuasan akan pembayaran

(21)

Linda Yulanda, 2015

menantang atau tidak, sikap atasan dan pengawasan, hubungan dengan

sesama rekan kerja”.

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan komitmen pada guru yang rendah di

SMK Pasundan 3 Bandung dapat terlihat dari fenomena yang penulis temukan

dilapangan yaitu menurunnya jumlah guru (turn over), meningkatnya jumlah

ketidakhadiran, dan kurang menunjukkan semangat kerja, serta tanggung jawab

dalam bekerja yang terlihat pada penilaian kinerja yang rendah. Apabila kondisi

tersebut dibiarkan terus-menerus terjadi, maka akan menimbulkan dampak yang

sangat kompleks, diantaranya akan mempengaruhi kinerja dan produktivitas

secara keseluruhan. SMK Pasundan 3 Bandung belum sepenuhnya dapat

mewujudkan tujuan sekolah yang dikehendaki. Diperlukan cara yang dapat

menciptakan komitmen organisasi yang tinggi, diantaranya dengan menciptakan

kondisi kerja yang kondusif. Oleh karena itu, dalam upaya untuk memahami dan

memecahkan masalah fenomena rendahnya komitmen organisasi guru yang

terjadi di SMK Pasundan 3 Bandung, maka diperlukan pendekatan perilaku

organisasi tertentu dari pihak sekolah untuk meningkatkan komitmen organisasi

pegawai khususnya guru.

Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut

permasalahan ini dengan mengadakan penelitian yang berjudul: Pengaruh

Kondisi Kerja Tehadap Komitmen Organisasi pada Guru di SMK Pasundan

3 Bandung.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, inti kajian dalam penelitian

ini adalah masalah komitmen organisasi di SMK Pasundan 3 Bandung, khususnya

komitmen organisasi pada guru. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dari

latar belakang masalah diatas antara lain; kurang baiknya guru dalam segi

ketepatan waktu masuk kerja (jam mengajar), tingkat kemangkiran yang tinggi,

rendahnya tingkat kepuasan kerja, serta kurangnya semangat kerja pada guru.

Aspek tersebut diduga sebagai kekuatan sekolah yang harus dibina agar dapat

terciptanya organisasi yang baik. Dengan demikian harus adanya pendekatan

(22)

Kondusifitas kondisi kerja yang memberikan kenyamanan dan keamanan

akan membantu pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas dan beban kerja yang

diberikan kepadanya. Sehingga sebagai seorang tenaga pendidik, guru akan

mampu melaksanakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya dengan baik dan

sepenuh hati. Seperti yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2009, hlm.22)

bahwa:

“Manusia akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga

dicapai suatu hasil yang optimal, apabila ditunjang suatu kondisi kerja yang sesuai. Kondisi kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat

melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman”.

Melihat masalah-masalah tersebut, maka pada penelitian ini pembahasan

difokuskan pada pengaruh kondisi kerja terhadap komitmen organisasi pada guru

di SMK Pasundan 3 Bandung mengenai masalah motivasi kerja, kedisiplinan,

hubungan sosial, serta tanggung jawab terhadap organisasi.

Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah secara spesifik sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran mengenai kondusif tidaknya kondisi kerja di SMK

Pasundan 3 Bandung?

2. Bagaimana gambaran mengenai tingkat komitmen organisasi guru di SMK

Pasundan 3 Bandung?

3. Adakah pengaruh kondisi kerja terhadap komitmen organisasi di SMK

Pasundan 3 Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan

melakukan kajian secara ilmiah tentang kondisi kerja terhadap komitmen

organisasi pegawai di SMK Pasundan 3 Bandung.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Memperoleh gambaran mengenai kondusif tidaknya kondisi kerja di SMK

Pasundan 3 Bandung

2. Memperoleh gambaran mengenai tingkat komitmen organisasi guru di

(23)

Linda Yulanda, 2015

3. Memperoleh gambaran mengenai pengaruh kondisi kerja terhadap

komitmen organisasi di SMK Pasundan 3 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Terdapat beberapa kegunaan apabila tujuan yang telah dijelaskan di atas

dapat tercapai, yaitu :

1. Sebagai bahan informasi tentang cara menciptakan kondisi kerja yang

dilakukan di SMK Pasundan 3 Bandung.

2. Sebagai bahan kajian bagi organisasi lain dalam upaya meningkatkan

komitmen organisasi pegawai.

3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada bagian SDM di SMK Pasundan

3 Bandung tentang bagaimana cara meningkatkan komitmen organisasi

pegawai itu dilakukan.

4. Menambah pengetahuan dan informasi khususnya bagi penulis dan bagi

(24)

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian dapat dijadikan pedoman bagi penulis, dan

memudahkan penulis dalam mengumpulkan data dan mengarahkan penelitiannya,

sehingga permasalahan yang sedang diteliti dapat dipecahkan. Suharsimi Arikunto

(2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode dalam

penelitian ini menggunakan metode penelitian survey deskriptif dan verifikatif.Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian

yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan

data.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011,

hlm.29) adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Berdasarkan dari penjelasan di atas, penelitian deskriptif adalah penelitian

yang diambil dari masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian

dilaksanakan.Data yang digunakan dalam metode deskriptif merupakan data yang

sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian,

kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses sesuai dengan

teori-teori yang dipelajari, lalu ditarik kesimpulan.

Sedangkan Masyhuri (2010, hlm. 45) mengemukakan bahwa “Metode

verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu

cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan

mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan

statistik.Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh Variabel X terhadap Y

yang diteliti.Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis

apakah diterima atau ditolak.Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

(25)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

SMK Pasundan 3 Bandung sebagaimana adanya.Sedangkan tujuan dari penelitian

verifikatif adalah untu menguji kebenaran hipotesis yang dilaksanakan melalui

pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji

pengaruh kondisi kerja terhadap komitmen organisasi pada guru di SMK

Pasundan 3 Bandung.

3.2 Populasi Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang akan dianalisis, maka kita harus

menentukan populasi terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2012,hlm.119)

menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik ditarik kesimpulannya”.

Selain itu menurut Riduwan (2005,hlm.57) menyatakan bahwa “Populasi

merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.

Suharsimi Arikunto (2007, hlm.107) juga mengemukakan bahwa: “Untuk

sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya

jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau dengan 20% -

25%”.

Dalam pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis, maka perlunya

menentukan sebuah populasi. Sebagaimana yang disebutkan oleh Sambas Ali

Muhidin (2010, hlm.1) bahwa “Populasi (population/universe) adalah keseluruhan

elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik

tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam

suatu penelitian (pengamatan).”

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau

menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian.Penggunaan populasi

atau sensus ini dikarenakan jumlah unit analisis hanya 33 orang.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah.Guru Tidak Tetap (GTT) di SMK Pasundan 3 Bandung yang

berjumlah 33 orang.Jadi penelitian ini merupakan penelitian populasi dikarenakan

(26)

3.3 Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan usaha mengumpulkan data untuk

keperluan penelitian.Data yang terkumpul diperlukan karena digunakan untuk

pengujian hipotesis. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data

yaitu:

a. Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan data secara lisan

dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak sekolah untuk

mendapatkan data yang diperlukan. Penulis melakukan wawancara

dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara tidak

terstruktur dimana penulis tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap.

b. Kuesioner (angket), yaitu salah satu teknik pengumpulan data dimana

peneliti mengajukan pernyataan tertulis melalui sebuah daftar

pernyataan yang sudah disusun secara terstruktur. Angket diberikan

kepada guru yang menjadi populasi penelitian, dengan isi pernyataan

yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan tujuan penelitian. Angket

ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang

terdiri dari pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman

dan opini responden mengenai kondisi kerja dan komitmen organisasi

yang dimiliki guru pada saat itu.Adapun langkah-langkah penyusunan

angket yaitu sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan

Yaitu merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban.

Terdapat lima alternatif jawaban, yaitu:

SS = Sangat Setuju S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

(27)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

Alat ukur yang digunakan adalah skala Likert. Dimana

mempunyai lima alternatif jawaban dengan ukuran ordinal.

3) Melakukan uji coba angket

Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya dilakukan uji coba

angket terlebih dahulu.Dilakukan uji coba ini dimaksudkan untuk

mengetahui kekurangan item angket.

c. Studi dokumentasi, yaitu penulis mengumpulkan data dari dokumen

yang diberikan sekolah yang diteliti.

d. Sudi kepustakaan, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan,

acuan atau landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Studi kepustakaan ini merupakan studi yang dilakukan dengan

cara mempelajari buku-buku dan pemilihan teori-teori yang terdapat

hubungannya dengan masalah dibahas.

3.3.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian

validitas dan reliabilitas.Pengujian validitas dan reliabilitas ini sangat penting

untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat

diminimalkan.Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis

validitas dan reliabilitas.Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah

memenuhi syarat valid dan reliabel.

3.3.1.1 Uji Validitas

Suatu alat pengukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus

valid.Pengujian instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur di dalam melakukan fungsinya.

Pengujian validitas instrumen menggunakan rumus korelasi Product

Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (dalam Sambas Ali, 2010, hlm.

26), seperti berikut:

r

= � ∑ −∑ . ∑

(28)

Keterangan:

r

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah responden

X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 26-30), adalah

sebagai berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul, termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau

pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi

pada tabel pembantu .

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap

bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2,

dimana n merupakan jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas,

yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 2 = 18, dan = 5%.

8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r

dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:

b) Jika r n >r l , maka instrumen dinyatakan valid.

(29)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang

guru di SMK ICB Cinta Niaga Bandung. Data angket yang terkumpul, kemudian

secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang

diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Variabel X (Kondisi Kerja)

No Item r hitung r tabel Ket

Sumber: Hasil uji coba angket

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Komitmen Organisasi)

(30)

12 0.438 0.423 Valid

13 0.522 0.423 Valid

14 0.438 0.423 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel

Kondisi Kerja (X) dengan 15 item dinyatakan valid 15 item, sehingga angket yang

digunakan untuk mengumpulkan data variabel Kondisi Kerja adalah seluruh item

pernyataan sebanyak 15 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel Komitmen

Organisasi (Y) dengan 14 item dinyatakan valid sebanyak 14 item, sehingga

angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Komitmen Organisasi

adalah seluruh item pernyataan sebanyak 14 item.

3.3.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan

uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan

bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten

dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas istrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2011, hlm.137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut

dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Koefisien Alfa (�) dari Cronbach (dalam Sambas Ali

Muhidin, 2010, hlm. 31), yaitu:

� = [

− ] . [ − ∑ �2

(31)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu

mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� = ∑

∑ � �

Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal

∑ � = Jumlah varians bulir

� = Varians total N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010,

hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden

yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan

data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing- masing item dan varians total.

7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n–2.

9. Selanjutnya nilai r n diatas dibandingkan dengan r l pada

tingkatkepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk=n-2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

(32)

a) Jika nilai r n > nilai r l, maka instrumen dinyatakan reliabel.

b) Jika nilai r n < nilai r l , maka instrumen dinyatakan tidak

reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana

terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabe l

1 Kondisi Kerja (X) 0,937 0,423 Reliabel

2 Komitmen Organisasi (Y) 0,895 0,423 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukkan bahwa kedua

variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai

r

hitung

> r

tabel. Sebagaimana

terlihat pada tabel diatas, menunjukkan bahwa kedua variabel yang dinyatakan

reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat

dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya

kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji kevalidannya dan

kereliabilitasnya.

3.4 Prosedur Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu

variabel yang mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat yaitu

variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (X) yaitu

Kondisi Kerja, dan variabel terikat (Y) yaitu Komitmen Organisasi. Penulis

(33)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN 3.4.1 Operasional Variabel Kondisi Kerja

Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel kondisi kerja maka

penulis menggambarkan variabel (X) kondisi kerja lebih rinci mengenai indikator,

ukuran dan skala seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Operasional Variabel X (Kondisi Kerja)

Variabel

(X)

Dimensi Indikator Ukuran Skala

Pengukuran

(34)

berkomunikasi

d) Sistem Kerja a. Sistem penjadwalan waktu kerja.

3.4.2 Operasional Variabel Komitmen Organisasi

Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel komitmen organisasi

maka penulis menggambarkan Variabel (Y) komitmen organisasi lebih rinci

mengenai indikator, ukuran dan skala seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Operasional Variabel Y (Komitmen Organisasi)

(35)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

(dalam Umam,

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data,

untuk masing-masing variabel penelitian. Penelitian ini harus membuktikan

terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau

tidak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengujian normalitas dengan uji

Liliefors. Kelebihan Lilieforstest adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n=4. Langkah

kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Sambas Ali Muhidin, 2010,

hlm. 93) sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada

beberapa data.

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi

harus ditulis).

(36)

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada tabel z.

6. Menghitung Theoritical Proportion.

7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion,

kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua

proporsisi.

8. Buat kesimpulan dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,α) dimana n

adalah jumlah sampel dan α=0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis

statistik yang akan diuji adalah:

H0 : X mengikuti distribusi normal

H1: X tidak mengikut distribusi normal

Berikut adalah tabel pembantu untuk pengujian normalitas data:

Tabel 3.6

Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

X f Fk Z − � |� − � |

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 94)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, (X = fk/n

Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = �−�̅

Dimana: X̅ = ∑ �

� dan S = √

−(∑ ��)

2 �

�−

Kolom 6 : Theoritical Proportion(tabel z) : Proporsi kumulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

(37)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

Selanjutnya menghitung Dtabel pada = 0,05 dengan cara ,886

√n . kemudian

membuat kesimpulan dengan kriteria :

a. Dhitung< Dtabel, maka H diterima, artinya data berdistribusi normal.

b. Dhitung Dtabel, maka H ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

3.5.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk kepentingan akurasi data dan

kepercayaan terhadap hasil penelitian. Pengujian homogenitas merupakan uji

perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians

kelompoknya. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap

variabel memiliki varians yang homogen (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 96).

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett, dengan kriteria yang

digunakannya adalah apabila nilai hitung �2>nilai tabel�2, maka H0 menyatakan

varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung

diperoleh dengan rumus :

� = ln [� − ∑� . � ]

(Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 96)

Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B= Nilai Barlett = ��� �� ∑�

S2gab =Varians gabungan

=

=

2

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas

varians ini (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 97), adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7

(38)

Sampel db=n-1 Logdb. Log db.

1

2 3

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 97)

3. Menghitung varians gabungan dengan rumus: = ∑ . �2

4. Menghitung log dari varians gabungan.

5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai � .

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k-1, dimana k

adalah banyaknya indikator.

8. Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :

a) Jika nilai � hitung<� tabel,H diterima (variasi data dinyatakan

homogen).

b) Jika nilai � hitung≥ � tebel, H diterima (variasi data dinyatakan tidak

homogen).

3.5.3 Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas

dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan

dalam pengujian linieritas regresi menurut (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm.

99-101) adalah:

1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK dengan rumus:

� = ∑

2

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK , dengan rumus:

= b. ∑ − ∑ .∑

4. Menghitung jumlah kuardat residu (JK dengan rumus:

= ∑ − � /

(39)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN

=

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK C) dengan rumus:

(40)

bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan

membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data

deskriptif, teknik analisis data inferensial dan uji hipotesis.

3.6.1 Prosedur Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan

menganalisis data tersebut. Tujuan dilakukannya analisis data antara lain untuk

mendeskripsikan data, sehingga dapat dipahami karakteristiknya, juga untuk

menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang telah

diperoleh. Kesimpulan ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian

hipotesis.

Penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh

koresponden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan

melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun Data, pemeriksaan terhadap angket yang telah diisi dan

dikumpulkan dari reponden. Pemeriksaan ini khususnya berkaitan dengan

masalah kelengkapan jumlah lembaran angket dan kelengkapan

pengisinnya.

2. Skoring. pemberian skor jawaban pada setiap item angket dijadikan alat

pengumpul data. Untuk masing-masing pernyataan angket dimana

penelitian ini menganalisis satu variabel bebas yaitu Kondisi Kerja

(variabel X) dan satu variabel terikat yaitu Komitmen Organisasi (variabel

Y). Untuk setiap pertanyaan dari angket diberi 5 kategori:

Tabel 3.8

Skor Kategori Skala Likert

Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Kurang Setuju 3 3

Tidak Setuju 2 4

(41)

Linda Yulanda, 2015

PENGARUH KOND ISI KERJA TERHAD AP KOMITMEN ORGANISASI PAD A GURU D I SMK PASUND AN Sumber: Aplikasi Statistika (Sambas dan Ating, 2006, hlm.38)

3. Tabulasi yaitu perekapan data hasil skoring pada langkah ke dua ke dalam

tabel seperti beiikut:

Tabel 3.9

Tabulasi Data Penelitian

Resp. Skor Penelitian Total

1 2 3 4 5 6 ……..

1 2 . . . N

4. Mengubah skala ordinal ke interval

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam

operasional variabel di atas. maka semua data ordinal yang terkumpul

terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan

menggunakan Method Succesive Interval (MSI), langkah-langkah untuk

melakukan transformasi data tersebut dapat dioperasikan dengan salah satu

program tambahan Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.

Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

2. Klik “Analize" pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval" pada Menu Analize, hingga muncul kotak

dialog “Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down'' untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input.

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) InputLabel in first

Gambar

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru
Tabel 1.2 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung
Gambar 1.1 Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 Bandung
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Komitmen Organisasi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil Penghitungan Ancova model pembelajaran dan situational interest..... Program

[r]

Sistematika penulisan tesis ini mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tahun 2014. Pada tesis ini terdiri dari

Molekul dari senyawa ini yang paling stabil adalah dalam posisi trans karena gugus Cl terletak berseberangan dan saling berjauhan sedangan pada

To create a two-col- umn layout with the main content on the left in Netscape 4 (and all modern browsers as well), you’ll need to structure your page somewhat more simply than if

Algoritma yang akan di usulkan dalam penelitian ini yaitu prediksi tinggi muka air yang menggunakan data dari instansi kota Marabahan Kalimantan tahun 2008-2012

Dalam tulisan ini, penulis bereksperimen dengan mencoba menganalisis percakapan wacana publik melalui media massa antara dua tokoh politik, yakni Amien Rais dan