LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VII
“STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL ”
OLEH : NAMA
STAMBUK KELOMPOK ASISTEN
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI 2015
: BENI SAPUTRA : F1C1 14 003 : V (LIMA)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia organik adalah salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari struktur, sifat dan komposisi suatu senyawa. Kimia organik juga sering disebut sebagai kimia karbon, karena unsur yang dipelajari dalam kimia organik adalah unsur yang mengandung karbon, hidrogen, oksigen, biasanya dengan tambahan nitrogenm belerang, dan fosfor. Salah satu contoh senyawa organik adalah TNT (trinitrotoluena) yang digunakan sebagai bahan peledak. TNT tersusun atas atom-atom karbon, hidrogem, oksigen dan nitrogen. Setiap makhluk hidup tersusun atas senyawa organik karena dahulu kala banyak senyawa yang disintesis dari makhluk hidup, seperti selulosa, pati, lemak, dll.
Molekul adalah bagian terkecil yang tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih mempertahankan sifat kimia dan sifat fisika yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom yang satu sama lain. Sebagai contoh dituliskan dalam rumus kimia. Rumus kimia suatu molekul tersebut menunjukan banyak jenis dan jumla atom yang menyusun molekul tersebut.
susunan atom/gugus akibat rotasi bebas pada ikatan sigma. Keadaan ini dapat dilukiskan melalui proyeksi Newman. Jika ikatan karbon-hidrogen terdapat pada pendekatan yang paling rapat dalam suatu susunan kerutaangan maka disebut sebagai konformasi eklips, tetapi jika ikatan karbon-hidrogen pada suatu gugus metil terdapat sejauh mungkin dari ikatan lain yang sejenis dengannya maka disebut konformasi anti (staggered).
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai struktur molekul dan reaksi-reaksi kimi organik dengan menggunakan model molekul.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana bekerja dengan menggunakan model molekul ?
2. Bagaimana memvisualisasi senyawa-senyawa organik dalam tiga dimensi ? 3. Bagaimana mengilustrasikan reaksi-reaksi kimia ?
C. Tujuan
D. Manfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena system kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip kimia organik (Fessenden, 1997).
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak diantara senyawaan organik seperti protein, lemak dan karbohidrat merupakan komponen penting dalam biokimia(Petrucci, 1978).
Model ball-and-stick merupakan model tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran bentuk molekul. Kelebihan model ini yaitu representasi 3D yang bagus, jumlah ikatan pada tiap atom ditunjukkan dengan tepat, panjang dan sudut ikatan juga ditunjukkan dengan tepat. Kelemahannya adalah tidak tampaknya overlap awan elektron dari atom yang membentuk ikatan kovalen(Ardiansyah, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tanggal
Praktikum Kimia Organik I ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2015, pada pukul 07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Riset Kimia, Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah busur derajat, molimod (Darling Models).
C. Prosedur Kerja
a. Penyusunan bentuk molekul
Disusun dalam bentuk molekul sp3
(tetrahedral), sp2 ( segitiga planar), sp
(linear), dsp3 (segitiga bipiramida),
dan d2sp3 (oktahedral)
Digambar bentuk molekulnya
Sp3 Sp2 Sp
dsp3 d2sp3
b. Menyusun dan menggambar beberapa senyawa
Disusun dalam bentuk
2-metilheksana, 2-butanol, 2-butena, 1-propanol dan metiletileter.
Digambar bentuk molekulnya
2-metilheksana 2-butanol 2-butena
1-propanol metiletileter
c. Menyusun dan menggambar senyawa aromatic
Disusun dalam bentuk senyawa aromatic benzena dan nafatalena Digambar bentuk molekulnya
Benzena naftalena
d. Menyusun, menggambar dan menyimpulkan kestabilan senyawa siklik
Disusun dalam bentuk 3 atom C sp3, 4 atom
C sp3, 5 atom C sp3, 6 atom C sp3, 7 atom C
sp3, dan 8 atom C sp3.
Digambar bentuk molekulnya Disimpulkan kestabilannya
3 atom C sp3 4 atom C sp3 5 atom C sp3 6 atom C sp3
Molimod
, 7 atom C sp3 8 atom C sp3
e. Menyusun dan menggambar struktur etanol dengan menggunakan proyeksi
Disusun dalam bentuk proyeksi garis titik dan taji padat, proyeksi fisher, proyeksi newman dan proyeksi shawhorse Digambar bentuk molekulnya
proyeksi garis titik proyeksi fisher proyeksi newman proyeksi shawhorse
f. Menyusun dan menggambar proyeksi newman pada konformasi sikloheksana
Disusun dalam bentuk proyeksi newman untuk konformasi sikloheksana bentuk kursi, setengah perahu dan perahu Digambar bentuk molekulnya
Kursi setengah perahu perahu
g. Menyusun dan menggambar stereoisomer
Disusun struktur isomer dari 2-butena dan 1,2-diklorosikloheksana
Digambar bentuk molekulnya
Cis 2-butena Trans 2-butenaEquatorial-equatorial Molimod
Equatorial-aksial Aksial-aksial Aksial-equatorial
h. Menyusun dan menggambar reaksi
Disusun struktur dari brominasi E-3-metil-2-pentena dan propena + HCl
Digambar bentuk molekulnya
brominasi E-3-metil-2-pentena
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
N
O Nama senyawa Gambar 3D
1.
sp3 (tetrahedral)
H C
H HH
sp2 (segitiga
planar)
H
H
H
H
sp (linier) H C C H
dsp3 (segitiga
bipiramida)
Cl P Cl
Bentuk setengah
7. Isomer 2 butena (cis-2-butena)
Isomer
1,2-8. metil-2-pentanaBrominasi
Propena + HCl karbon. Kondisi yang dimaksud salah satunya adalah orbital hibrid atom karbon. Pada pengamatan pertama yang dilakukan, yaitu penyusunan bentuk molekul sp3,
sp2, sp, dsp3 dan d2sp3. Orbital hibrid pada sp3 membentuk 4 ikatan kovalen antara
atom C-H seingga membentuk suatu molekul senyawa yang disebut metana. Molekul ini memiliki bentuk geometri tetrahedral dan membentuk sudut 109,5 ° . Orbital hibrid pada sp2 membentuk 1 ikatan rangkap dua antar atom C-C
rangkap tiga antar atom C-C dan 2 ikatan kovalen antar atom C-H sehingga membentuk suatu molekul senyawa yang disebut etuna. molekul ini memiliki bentuk geometri linear dan membentuk sudut 180 ° . Pada hibridisasi dsp3,
contohnya adalah PCl5 yang memiliki bentuk geometri segitiga bipiramida dan
membentuk sudut 90 ° dan 120 ° . Dan yang terakhir adalah hibridisasi d2sp3
yang memiliki bentuk geometri oktahedral dan membentuk sudut 90 ° .
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah menyusun dan menggambarkan senyawa 2-metilheksana dimana paada pengamatan tersebut menunjukkan kestabilan dari senyawa 2-metilheksana dikarenakan bentuk molekulnya dapat bergerak bebas untuk mencari posisi yang paling stabil. Begitu juga yang terjadi pada senyawa butanol, 1-propanol dan metiletileter. Sedangkan pada senyawa 2-butena, tidak stabil karena bentuk molekulnya kaku sehingga tidak dapat bergerak bebas untuk mencari posisi yang paling stabil. Hal itu dikarenakan adanya ikatan rangkap dua yang dimiliki oleh senyawa 2-butena.
dimana banyaknya elektron yang mengalami resonansi ini menunjukkan kesatbilan yang lebih besar daripada benzene.
Pengamatan keempat yang dilakukan adalah menyimpulkan kestabilan senyawa siklik pada 3 atom C sp3, 4 atom C sp3, 5 atom C sp3, 6 atom C sp3, 7
atom C sp3, dan 8 atom C sp3. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa 6 atom C
sp3 lah yang paling stabil. Hal itu dikarenakan pada penyusunan siklik 6 atom C
sp3 bentuk molekulnya tidak kaku dan dapat bergerak bebas sehingga mampu
mencari posisi yang paling stabil. Berbeda dengan 6 atom C sp3, senyawa siklik 3
atom C sp3 dan 4 atom C sp3 bentuk molekulnya sangat kaku dan terlihat mudah
patah. Sedangkan pada senyawa siklik 5 atom C sp3 memang tidak terlihat mudah
patah, namun masih belum bisa bergerak secara bebas molekul-molekulnya. Pengamatan kelima yag dilkukan adalah menggambarkan struktur etanol menggunakan proyeksi garis titik dan taji padat, proyeksi fisher, proyeksi newman, dan proyeksi sawhorse. Dimana pada proyeksi garis titik dan taji padat molekul senyawa etanol diamati (dipandang) dan sisi samping molekul dengan pusat perhatian 2 atom karbon yang berdekatan dan ikatan diletakkan sejajar dengan bidang gambar. Selanjutnya, 2 atom karbon yang berdekatan tersebut kemudian dilengkapi tangan-tangannya sesuai aturan sp3. Pada proyeksi ini
garis ikatan yang mendatar atau horizontal, posisinya adalah mendekati pengamat. Jadi, proyeksi ruang Fischer sebenarnya sama dengan proyeksi ruang garis titik dan taji padat yang diposisikan tegak (vertikal). Pada proyeksi newman, dua buah atom karbon yang bertetangga menjadi pusat perhatian, sedangkan molekul yang akan digambarkan diamati dari sisi depan atau dari sisi belakang. Atom karbon yang terletak di depan pengamat digambarkan sebagai bulatan, dan pada bulatan tersebut digambar tangan-tangannya sesuai dengan kaidah sp3. Di lain pihak,
posisi atom karbon yang menjadi atom tetangga akan ditutupi oleh atom karbon yang terletak di depan pengamat. Atom karbon yang bertetangga tersebut juga harus dilengkapi dengan tangan yang sesuai dengan kaidah sp3. Berdasarkan
gambaran ruang Newman etanol, akan dihasilkan dua bentuk molekul, yaitu bentuk staggered (anti), dan eclipsed (syn),. Bentuk staggered merupakan bentuk yang paling stabil karena gugus OH dan atom H letaknya saling berjauhan. Sedangkan bentuk eclipsed adalah bentuk yang paling tidak stabil karena gugus OH dan atom H terletak saling menutupi. Dan yang terakhir adalah pada proyeksi sawhorse, molekul dipandang dari sisi samping molekul dan yang menjadi titik perhatian. Dua buah atom karbon yang bertetangga. Akan tetapi, pada proyeksi ruang horse saw, ikatan antara dua buah atom yang bertetangga tersebut diletakkan tidak sejajar dengan bidang gambar, tetapi dimiringkan.
sehingga interaksi yang terjadi sangat kecil. Sedangkan pada proyeksi newman bentuk perahu dan setengah perahu kurang stabil karena letak gugus yang saling berdekatan.
Selanjutnya adalah pembentukkan stereoisomer. Stereoisomer adalah cara menggambarkan penyusunan atom dalam ruang yang berbeda dari suatu senyawa dengan struktur yang sama. Misalnya pada 2-butena dan 1,2-diklorosikloheksana, dapat membentuk dua isomer cis dan trans. Pada 2-butena, dalam isomer cis, dua gugus metil berada pada bidang yang sama dan sejajar, sedangkan dalam isomer trans, satu gugus metil berada di atas bidang dan gugus metil lainnya berada di bawah bidang atau saling berseberangan. Kondisi yang paling stabil adalah molekul pada posisi trans karena letak gugus metilnya saling berjauhan sehingga interaksinya menjadi kecil. Sedangkan pada posisi cis, kedua gugus metilnya saling berdekatan sehingga posisi tersebut tidak stabil. Kemudian, pada senyawa 1,2-diklorosikloheksana, isomer yang terjadi adalah isomer cis dan trans, dimana dalam keadaan cis gugus Cl terletak pada posisi equatorial-aksial dan equatorial. Sedang pada isomer trans, dua gugus Cl terletak pada posisi aksial-aksial dan equatorial-equatorial. Molekul dari senyawa ini yang paling stabil adalah dalam posisi trans karena gugus Cl terletak berseberangan dan saling berjauhan sedangan pada posisi cis tidak stabil karena gugus Cl terletak saling berdekatan.
Perlakuan terakhir adalah brominasi E-3-metil-2-pentena yang merupakan suatu proses reaksi senyawa dengan halogen Br2 yang menghasilkan
Sedangkan pada reaksi halogenasi propena yang direaksikan dengan Cl2
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Melalui model molekul (molimod) dapat mempermudah dalam memahami struktur tiga dimensi suatu molekul, baik isomer maupun struktur dari molekul itu sendiri.
2. Visualisasi atau penggambaran senyawa-senyawa organik dengan menggunakan molimod jauh lebih memudahkan kita untuk mengetahui posisi stabil yang dapat dibentuk oleh suatu senyawa.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah,M., 2013. “Keefektifan Gambar Statis, Gambar Dinamis Ball-and-Stick, dan Model Molekul Sederhana Dibuat dari Jarum Pentul pada Pembelajaran Bentuk dan Kepolaran Molekul”. Jurnal Pendidikan Sains, 1 (3).
Endrias, H.K., Prasetya, A.T., 2013. “Pengaruh Rasio Si/Al, Kation dan Template Organik Terhadap Ukuran Rongga Zeolit Zsm-5”. Indonesian Journal of Chemical Science. ISSN NO 2252-6951.
Fessenden J., S., 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara: Jakarta.
Petrucci, Ralp H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
1. Simpulkan hubungan sudut ikatan dengan kestabilan senyawa (data pada prosedur 4) !
2. Simpulkan kestabilan konformasi sikloheksana pada prosedur 6 ! 3. Tuliskan isomer dari 1,2,3-trifluorosikloheksana !
4. Jelaskan plastik adalah senyawa organik atau anorganik ! 5. Tuliskan 1-50 (nama kimia) !
JAWAB
1. Siklopentana memiliki energi tarikan yang lebih rendah dibandingkan siklopropana dan siklobutana, jika siklopentana datar maka sudut ikatannya akan mndekati optimal yakni 108o, tetapi jika sedikit agak
terlipat pada karbon cincin bersifat goyang. Siklopentana lebih stabil dibandingkan dengan siklobutana, semakin tinggi energi tarikan yang memiliki senyawa siklik, maka senyawanya makin tidak stabil. Senyawa yang tersusun dari 6 atom C sp3, membentuk sikloheksana merupakan
bentuk yang paling stabil dibandingkan dengan senyawa siklik yang lain yang terdiri dari 7 atom C sp3 yang merupakan sikloheptana karena sudut
tolakan steriknya besar dan sudut ikatannya tidak sama besar. Begitupula dengan siklooktana yang tersusun dari 8 atom C sp3, merupakan bentuk
2. suatu cincin sikloheksana dapat memiliki banyak bentuk dan molekul sikloheksana tunggal manasaja terus-menerus berada dalam keadaan membengkok menjadi beraneka ragam bentuk seperti bentuk kursi, bentuk setengah perahu dan perahu. Tidak satupun dari konformasi lain, memiliki strujtur hidrogen goyang yang diinginkan seperti struktur dari bentuk konformasi kursi. Hidrogen-hidrogen eklips seperti dalam bentuk perahu, menambah energi molekul. Bentuk konformasi kursi mempynyai sudut ikatan tetrahedral dan memiliki energi rendah sehingga konformasi kursi merupakan konformasi sikloheksana yang paling stabil dibanding yang lainnya. Oleh kerena itu, senyawa sikloheksana dengan konformasi kursi paling banyak dijumpai dialam.
3. Isomer dari 1,2,3-trifluorosikloheksana adalah
nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21
dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.
Proses manufaktur plastic:
Injection molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.
Ekstrusi
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.
Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
Biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.
5. Deret homolog alkana tidak bercabang
Nama Jumla
h C
Nama Jumlah
C
Metana 1 Heksakoana 26
Etana 2 Heptakosana 27
Propana 3 Oktakosana 28
Butana 4 Nonakosana 29
Pentana 5 Triakontana 30
Heksana 6 Hentriakontana 31
Heptana 7 Etakontana 32
Oktana 8 Propakontana 33
Nonana 9 Butakontana 34
Dekana 10 Pentakontana 35
Undekana 11 Heksakontana 36
Dodekana 12 Heptakontana 37
Tridekana 13 Oktakontana 28
Tetradekana 14 Nonakontana 29
Pentadekana 15 Tetrakontana 40
Heksadekana 16 Metatrakontana 41
Heptadekana 17 Etatrakontana 42
Nonadekana 19 Butatrakontana 44
Eikosana 20 Penttrakontana 45
Heneikosana 21 Heksatrakontana 46
Dokosana 22 Heptatrakontana 47
Trikosana 23 Oktatrakontana 48
Butakosana 24 Nonatrakontana 49