• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri Sumber: Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri (2020)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri Sumber: Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri (2020)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan

Informasi mengenai profil Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri didapatkan melalui proses wawancara. Narasumber pada proses wawancara adalah pengelola Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri saat ini yaitu Ibu Hartini selaku pengelola pabrik Dendeng Sapi Asri. Wawancara dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan Ibu Hartini. Wawancara ini dilakukan pada Jum’at, 30 Oktober 2020. Bertempat di kawasan pabrik Dendeng Sapi Asri yang beralamat di Gondang RT02/04 No. 28, Candi, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah.

Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri merupakan sebuah usaha mikro yang bergerak pada industri makanan. Lebih tepatnya pada kategori industri pengelohan dan pengawetan daging. Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri telah memiliki ijin P-IRT dengan nomer 2.01.3309.01.0034.25 untuk Produk Abon. Dan P-IRT dengan nomer 2.01.3309.02.0051.25 untuk Produk Dendeng. Selain itu, Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri juga telah memiliki Sertifikat Halal untuk produk-produknya. Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri didirikan oleh Bapak

Gambar 1.1

Logo Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri Sumber: Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri (2020)

(2)

2

Sudirjo Dirjo Diweryo pada Tahun 1971. Awal berdirinya Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri ini, dilatarbelakangi adanya perusahaan keluarga yang telah berdiri sebelumnya sehingga muncul keinginan untuk mengembangkan bisnis tersebut. Selain itu adanya keingian untuk membuka lapangan pekerjaan, melimpahnya bahan baku, dan naiknya permintaan pasar juga menjadi hal lain yang melatarbelakangi berdirinya Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

Berdirinya Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri dilalui dengan berbagai proses. Diawali pada Tahun 1968, dimana Bapak Sudirjo Dirjo Diweryo terlebih dahulu menimba ilmu mengenai industri abon di perusahaan milik Bapak Mulyoatmojo. Bapak Mulyoatmojo merupakan pendiri pertama perusahaan abon di Daerah Ampel-Boyolali dengan Merek Abon Cap Burung. Dari proses menimba ilmu tersebut Bapak Sudirjo Dirjo Diweryo dapat mengetahui proses pembuatan abon dari awal hingga akhir produksi. Selain itu, dari proses menimba ilmu tersebut, Bapak Sudirjo Dirjo Diweryo juga dapat mengetahui cara memilih bahan untuk memproduksi abon dengan baik. Dari ilmu yang telah didapatkan oleh Bapak Sudirjo Dirjo Diweryo dan adanya kenaikan permintaan pasar, akhirnya pada Tahun 1971 Bapak Sudirjo Dirjo Diweryo membuka perusahaan sendiri dengan nama Perusahaan Abon Sapi Asri.

Dalam perjalanannya, Perusahaan Abon Sapi Asri mengalami perkembangan dengan menambah variasi produk olahan daging. Tepatnya pada Tahun 1997, Perusahaan Abon Sapi Asri mulai memproduksi variasi produk olahan daging tersebut. Varian produk olahan daging yang diproduksi oleh Perusahaan Abon Sapi Asri adalah Dendeng Sapi. Pengembangan variasi produk ini didasari oleh masih minimnya persaingan pada produk olahan daging sapi dendeng. Selain itu, adanya permintaan pasar terhadap dendeng sapi sebagai pengganti ikan laut juga menjadi salah satu alasan mengapa Perusahaan Abon Sapi Asri menambah varian produk dendeng. Dengan adanya penambahan varian produk dendeng di Perusahaan Abon Sapi Asri, pihak perusahaan kemudian mengubah nama perusahaan menjadi Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

Selain adanya perkembangan variasi produk, Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri juga mengalami berbagai perubahan dalam pengelolaan

(3)

3 perusahaan. Perubahan pengelolaan perusahaan terjadi pada Tahun 1998, hal ini dikarenakan pemilik sekaligus pendiri perusahaan yaitu Bapak Sudirjo Dirjo Diweryo meninggal dunia. Sehingga pada Tahun 1998, kepemilikan perusahaan berpindah kepada istri Bapak Sudirjo Dirjo Diweryo yaitu Ibu Sri Tati Dirjo Diweryo. Selain itu, pada Tahun 2007, Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri membagi pabrik menjadi dua yaitu, Pabrik Abon Sapi Asri dan Pabrik Dendeng Sapi Asri. Dimana Pabrik Abon Sapi Asri dikelola oleh Ibu Sri Tati Dirjo Diweryo, sedangkan Pabrik Dendeng Sapi Asri dikelola oleh Ibu Hartini.

Pabrik Abon Sapi Asri terletak di Gondang RT01/04, Candi, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah. Dan Pabrik Dendeng Sapi Asri terletak di Gondang RT02/04 No. 28, Candi, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah. Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri juga membuka retail untuk menjual produknya yang terletak di Jalan Raya Boyolali-Semarang, Kecamatan Ampel, Boyolali. Area distribusi dari Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri mencakup area DKI Jakarta dan Bandung. Dan produk dari Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri yaitu Abon Super Sapi Asri, Abon Cap Angsa, Abon Cap Sapi, Abon Cap Sapi Pedas, dan Dendeng Sapi Asri. Saat ini Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri mulai melakukan inovasi terhadap produk-produknya agar tetap dapat bersaing dipasaran.

Salah satu inovasi yang saat ini sedang dikembangkan adalah produk Dendeng Pedas Sapi Asri.

1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 1.1.2.1 Visi

Visi dari Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri yaitu menjadi sentra pengolahan daging sapi yang dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di Daerah Ampel, Boyolali.

1.1.2.2 Misi

Untuk mencapai visi tersebut, Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri memiliki langkah-langkah yang diterapkan dalam perusahaan sebagai berikut:

1) Menggunakan daging sapi yang berasal dari peternak yang ada di Daerah Ampel, Boyolali.

2) Menggunakan tenaga kerja yang berasal dari Daerah Ampel, Boyolali.

(4)

4

3) Melakukan produksi Abon dan Dendeng secara halal.

4) Melakukan inovasi pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

5) Mengembangkan pasar dari Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

1.1.3 Struktur Organisasi

Dalam melakukan kegiatan usaha, Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri memiliki struktur organisasi yang digambarkan pada Gambar 1.2.

1.2 Latar Belakang

Persaingan merupakan suatu hal yang umum dalam dunia usaha. Dimana perusahaan berlomba-lomba untuk menawarkan keunggulan dan manfaat dari barang atau jasa yang mereka hasilkan untuk menarik minat beli para konsumen.

Di Indonesia, persaingan usaha juga meliputi bagaimana mempertahankan usaha yang dijalankan mulai dari perusahaan, Usaha Besar (UB), bahkan hingga pada Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) (Lestari et al, 2015). Persaingan usaha pada UMKM maupun UB ini juga terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah masyarakat yang mendirikan usaha baik UMKM maupun UB. Dengan bertambahnya jumlah UMKM dan UB, maka peluang untuk memenangkan pangsa pasar menjadi lebih kecil (Hafni & Rozali, 2015). Hal ini dikarenakan semakin banyaknya jumlah UMKM dan UB maka semakin banyak juga pilihan bagi pangsa

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri Sumber: Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri

(5)

5 pasar untuk memilih produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh UMKM dan UB.

Pertambahan jumlah UMKM dan UB tersebut dapat dilihat dari data Kementerian Koperasi dan Kecil dan Menengah tentang Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB). (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah [MenKopUKM], 2019)

Dari data Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2017-2018, dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah UMKM dan UB di Indonesia pada Tahun 2018 mencapai 1.271.529 unit. Dimana pada pertambahan jumlah UMKM jauh lebih banyak dengan jumlah mencapai 1.271.440 unit, dibandingkan dengan pertambahan jumlah UB yang hanya 90 unit saja. Lebih detail lagi, dapat dilihat bahwa dari 1.271.529 unit UMKM yang bertambah, 1.243.322 unit merupakan Usaha Mikro (UMi), 26.043 unit merupakan Usaha Kecil (UK), dan 2.075 unit merupakan Usaha Menengah (UM). Dan jumlah UMKM dan UB di Indonesia pada Tahun 2018 mencapai 64.199.606 unit usaha.

(Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah [MenKopUKM], 2019) Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri merupakan salah satu usaha yang termasuk dalam salah satu UMKM di Indonesia. Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri terletak di Ampel, Boyolali, Jawa Tengah. Produk yang dihasilkan oleh Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri merupakan produk olahan daging. Lebih tepatnya yaitu produk olahan daging sapi. Saat ini Perusahaan Abon dan Dendeng

Indikator Satuan

Tahun 2018 Perkembangan Tahun 2017-2018 Jumlah Pangsa

(%) Jumlah %

Unit Usaha (A+B) (Unit) 64.199.606 1.271.529 2,02

A. Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) (Unit) 64.194.057 99,99 1.271.440 2,02 - Usaha Mikro (Umi) (Unit) 63.350.222 98,68 1.243.322 2 - Usaha Kecil (UK) (Unit) 783.132 1,22 26.043 3,44 - Usaha Menengah (UM) (Unit) 60.702 0,09 2.075 3,54

B. Usaha Besar (UB) (Unit) 5.550 0,01 90 1,64

Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (2019) Tabel 1.1

Data Perkembangan UMKM dan UB Tahun 2017-2018

(6)

6

Sapi Asri memiliki lima varian produk. Lima produk yang produksi oleh Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri terdiri dari satu varian produk dendeng dan empat varian produk abon. Varian produk dari Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri yaitu Dendeng Sapi Asri, Abon Super Sapi Asri, Abon Cap Angsa, Abon Cap Sapi, Abon Cap Sapi Pedas.

Ketatnya persaingan pada dunia usaha di Indonesia khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mengharuskan Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri selalu berinovasi dan memaksimalkan setiap kegiatan usaha agar dapat bertahan dan dapat memenangkan persaingan pada produk olahan daging dalam bentuk Abon dan Dendeng Sapi. Apalagi pada keadaan pandemi seperti saat ini, dimana terjadi penurunan daya beli dari masyarakat, terjadi penurunan kinerja, hingga ancaman pada sektor keuangan usaha, sehingga dapat menurunkan eksistensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) (Pakpahan, 2020). Untuk maksimalkan setiap kegiatan usaha, maka Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri harus dapat melaksanakan manajemen dengan baik. Karena, tanpa manajemen yang baik, sebuah usaha atau bisnis dapat mengalami kerugian dana, material, dan sumber daya sehingga mengakibatkan setiap usaha yang dilakukan tidak dapat maksimal (Sumual et al, 2019:2).

Salah satu manajemen yang harus dapat dilaksanakan dan dikelola secara maksimal oleh Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri adalah manajemen operasi. Manajemen operasi merupakan fungsi manajemen yang sangat penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan selain manajemen pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia untuk keberlangsungan hidup sebuah usaha (Rusdiana, 2014). Heizer, Render & Munson (2017:4) menjelaskan bahwa “operations management (OM) is the set of activities that creates value in the form of goods and services by transforming inputs into outputs”. Kemudian, diperkuat oleh penjelasan dalam Wulele, Bake & Kambolong (2020) dimana manajemen operasi merupakan suatu hal yang penting untuk mencapai tujuan perusahaan yang terdiri dari profit dan keberlangsungan usaha. Maka, manajemen operasi memiliki peran yang sentral dalam melaksanakan kegiatan usaha. Karena dari pelaksanaan dan pengelolaan manajemen operasi yang baik, nantinya dapat menyediakan kesempatan yang besar

(7)

7 untuk meningkatkan keuntungan dan mempertahankan usaha. Hal tersebut berlaku untuk setiap jenis usaha, begitu juga untuk usaha yang dikembagkan oleh Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

Untuk dapat melaksanakan dan mengelola manajemen operasi secara maksimal, terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri. Aspek dari manajemen operasi tersebut diantaranya adalah rantai pasok. Menurut Zijm et al (2018:33), dijelaskan bahwa “supply chain encompasses all activities (operations) needed to convert raw materials into final product, from sourcing through component manufacturing and final assembly to distribution to end-markets, and including all necessary materials handling and storage (in short, logistics) activities”. Dari pengertian tersebut, rantai pasok merupakan aspek yang harus dijalankan dan dikelola dengan baik agar dapat mencapai sebuah pelaksanaan dan pengelolaan manajemen yang baik. Artinya, tanpa adanya rantai pasok yang baik, nantinya manajemen operasi juga tidak dapat dilaksanakan dan dikelola secara maksimal.

Pelaksanaan dan pengelolaan rantai pasok menjadi sebuah tantangan bagi Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri. Tantangan dalam pelaksanaan dan pengelolaan rantai pasok ini terdapat pada banyaknya pihak yang memiliki keterlibatan dan semakin luasnya kegiatan rantai pasok (Pujawan &

Mahendrawathi, 2017:20). Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri sendiri memiliki lima varian produk yang terdiri empat varian produk abon dan satu varian produk dendeng. Produk-produk dari Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri tidak hanya dijual melalui toko atau retail saja, namun produk-produk dari Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri juga di distribusikan ke area DKI Jakarta dan Bandung. Para distributor Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri yang berada di area DKI Jakarta dan Bandung adalah sebagai berikut:

1) AAN (AN);

2) Cio Giok Kang (TGK);

3) Cio Giok Sein (TGS);

4) Sidik Efendi (SE); dan 5) Lieuw Ken Hui (LKH).

(8)

8

Dan untuk detail area distribusi dari Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Area Distribusi Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri

No Varian produk Distributor Area Distribusi

1. Abon Super Sapi Asri SE DKI Jakarta

2. Abon Cap Angsa SE DKI Jakarta

3. Abon Cap Sapi SE, AN, TGK, TGS, LKH

DKI Jakarta dan Bandung

4. Abon Cap Sapi Pedas

(Belum didistribusikan ke lain daerah, hanya dipasarkan melalui retail yang dikelola

oleh Abon dan Dendeng Sapi Asri)

-

5. Dendeng Sapi Asri AN, TGK, TGS DKI Jakarta

Sumber: Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri (2020)

Dengan adanya area distribusi hingga keluar daerah, maka membuat pihak luar juga terlibat dalam kegiatan rantai pasok pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri, salah satunya dalam melakukan pengiriman produk. Sehingga dengan demikian maka tantangan bagi Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri dalam melakukan pengelolaan rantai pasok atau manajemen rantai pasok menjadi semakin besar.

Dalam pengelolaan rantai pasok, sering kali terdapat tantangan yang akhirnya justru menghambat terlaksananya pengelolaan rantai pasok yang baik.

Salah satu tantangan dalam pengelolaan atau manajemen rantai pasok yaitu sebuah ketidakpastian permintaan yang dihadapi oleh setiap usaha (Pujawan &

Mahendrawathi, 2017:20). Tantangan mengenai ketidakpastian permintaan tersebut apabila dibiarkan dapat menjadi sebuah hambatan, karena menyebabkan para penyedia produk tidak dapat melakukan produksi secara akurat.

Ketidakpastian permintaan ini disebabkan oleh adanya distorsi informasi dari bagian rantai pasok. Distorsi informasi yang terjadi pada rantai pasok, dimana

(9)

9 informasi mengenai permintaan konsumen yang pada kenyatannya cukup stabil pada pelanggan akhir yang menjadi hilir rantai pasok berubah menjadi fluktuatif pada hulu rantai pasok dan peningkatan fluktuatif tersebut semakin besar pada posisi rantai suplai yang semakin ke hulu disebut sebagai bullwhip effect (Talitha dalam Jaya & Bachri, 2016).

Sehingga dengan adanya distorsi informasi, menyebabkan terjadinya bullwhip effect yang mengakibatkan tidak maksimalnya pengelolaan rantai pasok, yang mana dalam kasus ini adalah Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Aji dan Yakoub (2015) yang menjelaskan bahwa kelemahan yang terjadi pada aliran informasi dan lemahnya koordinasi seringkali menimbulkan distorsi informasi yang salah satunya berakibat pada terjadinya amplifikasi permintaan yang semakin besar pada upstream channel dibandingkan downstream channel, dan fenomena ini dinamakan dengan bullwhip effect. Selain itu, diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan Pujawan dan Mahendrawathi (2017), dimana bullwhip effect terjadi pada variabilitas permintaan pada setiap level jaringan rantai pasok yang salah satunya disebabkan karena adanya suatu distorsi informasi. Begitu juga dengan Heizer, Render, & Munson (2017:452), yang mengatakan “the inaccurate information is unintentional, but it results in distortions and fluctuations, causing what is known as the bullwhip effect”.

Adanya bullwhip effect juga disebabkan oleh jaringan rantai pasok. Dimana semakin panjang dan kompleksnya struktur suatu rantai pasok, maka akan memberikan kemungkinan terjadinya bullwhip effect yang semakin besar (Pujawan

& Mahendrawathi, 2017). Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri memiliki struktur rantai pasok yang cukup panjang. Struktur rantai pasok Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri dimulai dari supplier bahan baku yang berupa daging sapi dan supplier bahan tambahan, kemudian masuk kedalam pabrik Perusahaan Abon dan Dendeng untuk melakukan proses produksi. Setelah produk selesai diproduksi, selanjutnya produk disalurkan kepada para distributor dan disalurkan ke retail yang dikelola oleh Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri sendiri. Detail dari rantai pasok Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri dapat dilihat pada Gambar 1.3.

(10)

10

Pada Gambar 1.3 dapat dilihat bahwa Perusahaan Abon dan Dendeng Asri memiliki rantai pasok yang dimulai dari supplier daging sapi, supplier bahan pendukung, pabrik abon dan dendeng, distributor, dan retail. Pada rantai pasok Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri ini biasanya para distributor dan retail melakukan permintaan produk kepada pabrik abon atau dendeng untuk kemudian dilakukan pengiriman produk abon atau dendeng sesuai dengan permintaan dari distributor dan retail. Sayangnya, koordinasi informasi produk dalam sistem rantai pasok Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri ini tidak dilakukan dengan baik.

Gambar 1.3

Struktur Rantai Pasok Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri Sumber: Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri (2020), data telah diolah

peneliti (2020)

Gambar 1.5

Fluktuasi Harga Daging Sapi 2017-2020

(11)

11 Sehingga informasi yang diterima sering terlambat dan berakibat pada tidak sesuainya produk yang diproduksi dengan permintaan (Padmantyo & Saputra, 2017). Selain itu, kesalahan dalam mengintepretasi data atau informasi yang diterima dapat mengakibatkan terjadinya bullwhip effect (Lianisari et al, 2018).

Sehingga, dengan cukup panjangnya rantai pasok yang melibatkan banyak distributor dan koordinasi informasi produk yang kurang baik menjadi indikasi adanya distorsi informasi penyebab terjadinya bullwhip effect pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

Ditambah lagi, untuk menanggulangi terjadinya kekurangan produk akibat mendadaknya informasi permintaan, Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri menerapkan sistem produksi MTS atau Make to Stock. Sistem produksi MTS merupakan sistem produksi yang dilakukan secara terus menerus bahkan sebelum adanya pemesanan dan produk akhir yang telah diproduksi disimpan untuk memenuhi permintaan para pelanggannya (Dzikrillah et al, 2016). Dengan sistem produksi MTS yang diterapkan, membuat Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri memiliki stok produk yang disimpan. Padahal, permintaan yang akan datang belum tentu jumlahnya sama dengan stok yang telah telah disimpan, bahkan terkadang justru lebih sedikit dari stok produk yang disimpan. Artinya, terjadi kelebihan stok Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri. Dan dari sistem produksi MTS yang menjadikan adanya sisa stok produk tersebut, mengindikasikan adanya bullwhip effect Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri, pada bagian pabrik Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri (Susilo & Kristyanto, 2017).

Selain struktur rantai pasok, adanya fluktuasi harga menjadi salah satu penyebab terjadinya bullwhip effect (Pujawan & Mahendrawathi, 2017). Fluktuasi harga yang terjadi pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri terjadi salah satunya disebabkan oleh fluktuatifnya harga bahan baku produksi. Yang dalam kasus ini adalah Daging Sapi. Fluktuasi harga daging sapi memicu adanya fluktuasi harga pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri. Hal tersebut dikarenakan untuk menentukan harga produk, pihak Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri juga mengikuti naik turunnya harga Daging Sapi sebagai bahan baku. Fluktuasi harga Daging Sapi dapat dilihat pada Gambar 1.4.

(12)

12

Dari Gambar 1.4, dapat dilihat bahwa pada Tahun 2017 hingga 2020, harga Daging Sapi mengalami fluktuasi harga, sehingga Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri juga mengalami fluktuasi harga. Dengan adanya fluktuasi harga pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri tersebut, maka memicu terjadinya peningkatan permintaan dari distributor ketika harga Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri diinformasikan akan mengalami kenaikan. Dan ketika harga produk sudah mengalami kenaikan, permintaan dari distributor untuk Produk Perubahan Abon dan Dendeng Sapi Asri mengalami perubahan, bahkan cenderung mengalami penurunan. Sehingga, dengan peningkatan dan penurunan permintaan yang disebabkan karena adanya fluktuasi harga, juga memperkuat indikasi bahwa terjadi bullwhip effect pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri (Ismail & Parwati, 2015).

Dari analisis awal mengenai struktur rantai pasok dan fluktuasi harga yang terjadi pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri, Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri memperlihatkan terjadinya bullwhip effect. Untuk mengetahui bullwhip effect yang terjadi pada Produk Perusahaan Abon dan

Gambar 1.4

Fluktuasi Harga Daging Sapi 2017-2020

Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (2020)

(13)

13 Dendeng Sapi Asri, maka perlu dilakukan pengukuran nilai bullwhip effect.

Perhitungan bullwhip effect dilakukan menggunakan koefisien variasi dari data order dan permintaan produk (Asmono dalam Febriyanto, 2018). Dari perhitungan tersebut, nantinya dapat diketahui bagaimana rasio amplifikasi dari Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri. Dari rasio amplifikasi yang telah diketahui nantinya dapat diperdalam untuk mengetahui penyebab utama terjadinya bullwhip effect pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri. Dan nantinya dapat dilakukan penjelasan mengenai tindakan pengurangan yang dapat dilakukan oleh Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi pada produk-produknya.

Dari paparan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai “Analisis Bullwhip Effect dalam Sistem Rantai Pasok pada Produk Abon dan Dendeng Sapi Asri”. Agar nantinya dapat dijadikan referensi dalam melakukan kegiatan usaha khususnya pada jenis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Lebih lanjut, nantinya para pelaku UMKM dapat mengalami peningkatan usaha, dapat bertahan dari persaingan usaha yang ketat, dan dapat menjaga keberlangsungan hidup dari usaha yang dikembangkan.

1.3 Rumusan Masalah

Pada pengelolaan perusahaan, banyak para pengelola perusahaan yang tidak sadar akan adanya bullwhip effect. Padahal bullwhip effect membuat kinerja perusahaan tidak dapat berjalan secara optimal (Yulius, Meri, & Mardian, 2018).

Apalagi pada perusahaan yang termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Bullwhip effect seiring berjalannya waktu dapat mempengaruhi modal yang dimiliki perusahaan (Rawindadefi & Hendayani, 2015). Selain itu, bullwhip effect juga akan menimbulkan risiko operasional. Risiko operasional adalah risiko kerugian keuangan akibat kegagalan operasional, seperti kesalahan yang dilakukan karyawan dalam menghitung kebutuhan bahan baku. (Bank Indonesia, 2015).

Dari dampak-dampak yang ditimbulkan oleh adanya bullwhip effect tersebut, maka para pengelola perusahaan harus teliti dalam melakukan pengelolaan perusahaan, utamanya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Apalagi pada keadaan pandemi seperti saat ini, dimana terjadi penurunan daya beli dari masyarakat, terjadi penurunan kinerja, hingga ancaman

(14)

14

pada sektor keuangan usaha, sehingga dapat menurunkan eksistensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) (Pakpahan, 2020). Ditambah lagi, dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) modal yang dimiliki sebagian besar belum mendapatkan akses atau pembiayaan dari pihak lain. Atau dengan kata lain, modal yang dimiliki lebih terbatas dibandingkan dengan usaha-usaha besar lainnya.

Pernyataan tersebut didukung oleh Bank Indonesia (2015) bahwa sekitar 60-70%

UMKM belum mendapat akses atau pembiayaan perbankan. Artinya pembiayaan sebagian besar usaha berasal dari pembiayaan pribadi. Sehingga, dengan adanya keadaan yang terjadi dan modal yang lebih terbatas tersebut, mengharuskan setiap kegiatan operasional harus dioptimalkan oleh para pihak pengelola usaha. Dimana salah satu langkah yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan pengurangan bullwhip effect (Farih & Ernawati, 2020).

Sehingga, dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, dibentuklah pertanyaan penelitian yang menjadi fokus pembahasan dari penulis yaitu sebagai berikut:

1) Bagaimana nilai bullwhip effect dalam pada produk dari Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri?

2) Apa penyebab utama terjadinya bullwhip effect dalam pada produk dari Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri?

1.4 Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, batasan masalah digunakan peneliti untuk menghindari adanya pelebaran topik, agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, dan memudahkan dalam melakukan pembahasan. Maka ditentukan batasan permasalahan sebagai berikut:

1) Permasalahan yang dibahas hanya pada konponen rantai pasok Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri yang meliputi Pabrik Abon Sapi Asri, Pabrik Dendeng Sapi Asri, dan Retail Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

2) Data yang dilakukan analisa merupakan data permintaan dan order produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri pada periode 2019-2020.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut:

(15)

15 1) Untuk mengetahui dan menjelaskan nilai bullwhip effect pada Produk dari

Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

2) Untuk mendeskripsikan penyebab utama terjadinya bullwhip effect pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri sehingga dapat memberikan saran perbaikan yang dapat dilakukan dalam memperbaiki adanya bullwhip effect pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai optimalisasi kegiatan rantai pasok perusahaan berdasarkan analisis bullwhip effect.

1.6.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, dan masukan berupa hal-hal yang berorientasi kepada manajemen perusahaan, utamanya pada pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengelola rantai pasok secara optimal.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum mengenai objek studi penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat serta sistematika penulisan.

2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dikemukakan dengan jelas mengenai hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini meliputi uraian tentang landasan teori terkait penelitian dan kerangka pemikiran.

3) BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(16)

16

Bab ini menguraikan tentang pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.

4) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini membahas tentang analisa hasil dari penelitian dan pembahasan secara rinci mengenai hasil penelitian dari pengukuran nilai, melakukan analisis penyebab terjadinya bullwhip effect, dan melakukan analisis mengenai pendekatan yang dapat digunakan dalam memperbaiki adanya bullwhip effect dalam sistem rantai pasok pada Produk Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

5) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini membahas tentang rangkuman dari analisis dan pembahasan yang dijelaskan pada bab sebelumnya untuk disatukan dalam sebuah kesimpulan akhir. Selain itu, dalam bab ini juga memuat saran-saran yang dapat dimanfaatkan oleh objek penelitian terkait yaitu Perusahaan Abon dan Dendeng Sapi Asri.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti beberapa kompetitor Shopee yaitu Lazada menggunakan Lee Min Ho sebagai brand ambassador, Blibli menggunakan Park Seo Joon sebagai brand ambassador,

Sumber Graha Sejahtera (SGS) Cabang Luwu, Perusahaan yang bergerak di bidang produksi kayu lapis (plywood) yang setiap harinya memproduksi kayu lapis dengan menggunakan

Adapun sistematika penulisan untuk penelitian berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang dapat diberikan oleh social media marketing pada Instagram memberi dampak pada brand image

Salah satu produk yang mereka keluarkan ialah My Baby Journal, dimana produk ini merupakan jurnal untuk mencatat perjalanan Ibu hamil mulai dari masa kehamilan hingga anak usia

a) Penelitian ini sebagai bentuk aplikasi ilmu dan teori yang dijelaskan dalam kurikulum prodi S-1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika sehingga dapat

Maka dengan uraian dan kelengkapan data tersebut penulis dapat termotivasi untuk mengangkat judul penelitian laporan proyek akhir yaitu “Pengaruh Penerapan Bauran Pemasaran

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan pada persepsi pengguna tentang kualitas