• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI MISI PASANGAN CALON WALIKOTA/WAKIL WALIKOTA KOTA TANJUNGBALAI PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "VISI MISI PASANGAN CALON WALIKOTA/WAKIL WALIKOTA KOTA TANJUNGBALAI PERIODE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

-

1- VISI MISI PASANGAN CALON

WALIKOTA/WAKIL WALIKOTA KOTA TANJUNGBALAI PERIODE 2016-2021

VISI :

“ TANJUNGBALAI SEBAGAI KOTA DAGANG, INDUSTRI DAN GERBANG KONEKTIVITAS DALAM MASYARAKAT MADANI”.

MISI :

1. Meningkatkan jaringan infrastruktur dan fasilitas utilitas perkotaan sebagai faktor penarik (magnitude pole) untuk mendukung pengembangan sektor-sektor pembangunan menuju kota dagang, industri dan gerbang konektivitas.

2. Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing dan memperkuat struktur perekonomian berbasis ekonomi kerakyatan dengan mengoptimalkan potensi SDA/local dan hinterland.

3. Mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, berkarakter, kreatif, berbudaya, religius dan partisipatif.

4. Meningkatkan sistem, pemanfaatan serta akses jaringan teknologi informasi dan komunikasi.

5. Mewujudkan pemerataan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat.

6. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik, bersih, berkeadilan, demokratis, berlandaskan hukum serta berorientasi publik yang berbasis teknologi.

PENGERTIAN VISI

1. Kota Dagang

Kota dagang bermakna bahwa Kota Tanjungbalai menjadi salah satu kota dengan aktivitas perdagangan dan jasa yang tinggi yang memiliki fasilitas perdagangan yang memadai seperti pusat perbelanjaan, pasar dan pertokoan dengan didukung fasilitas lembaga perbankan dan jasa keuangan. Aktivitas perdagangan dimaksud meliputi pemenuhan segala kebutuhan barang dan jasa bagi masyarakat yang tidak hanya berdomosili di Kota Tanjungbalai namun juga bagi masyarakat di wilayah hinterland, luar Provinsi bahkan masyarakat Asean.

Beberapa hal yang menjadi alasan Kota Tanjungbalai akan dikembangkan menjadi kota dagang lima tahun ke depan:

1. Posisi geografis strategis Kota Tanjungbalai yang berada di di kawasan pesisir Pantai Timur Sumatera Utara tepatnya pada 2˚58’15” – 3˚01’32” Lintang Utara dan 99˚48’00” – 99˚50’16” Bujur Timur dan berada pada pertemuan 2 (dua) sungai besar yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka, memiliki akses yang sangat mudah menuju tempat wisata internasional yakni kawasan Danau Toba. Oleh karenanya kini Kota Tanjungbalai memiliki sebutan baru yakni ”Mutiara Selat Malaka di Hilir Danau Toba”. Dengan kata lain posisi Kota Tanjungbalai dapat dikatakan sebagai kota simpul jasa bagi wilayah-wilayah hinterland.

(2)

-

2-

2. Kota Tanjungbalai dikelilingi oleh daerah hinterland seperti Kabupaten Asahan, Labuhan Batu, Kepulauan Riau dan Kabupaten Simalungun yang kaya akan sumberdaya alam perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan sebagai komoditi yang dapat diandalkan untuk dipasarkan di berbagai negara di Asean lewat jalur Tanjungbalai – Port Klang yang didukung oleh jalur transportasi yang memadai baik jalur transportasi darat, sungai dan laut.

3. Kota Tanjungbalai dilintasi banyak Sungai yakni Sungai Asahan dan Sungai Silau maupun sungai-sungai kecil yang dapat dilintasi oleh kapal-kapal pengangkut barang dan penumpang yang didukung oleh keberadaan Pelabuhan Teluk Nibung dan dermaga-dermaga yang dibangun oleh pihak swasta untuk mendukung aktivitas perdagangan dari dan ke antar provinsi, antar pulau dan antar negara.

4. Keberadaan pelabuhan Teluk Nibung sebagai pelabuhan pengumpul yang masih menjadi kewenangan Pemerintah Pusat memungkinkan pengembangan aktivitas pelabuhan untuk mendukung aktivitas eksport dan import serta aktivitas perdagangan antar Provinsi, antar pulau dan antar negara. Hal ini didukung dengan posisinya yang hanya berjarak ± 8 mil dengan waktu tempuh 3-4 jam dengan jalur pelayaran ke pelabuhan internasional seperti Singapura, Port Klang (Malaysia) Pulau Pinang dan Thailand. Keberadaan Pelabuhan Teluk Nibung yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda diharapkan dapat mendorong kegiatan ekonomi Kota Tanjungbalai lebih berkembang menjadi kota perdagangan skala regional, nasional dan internasional dalam volume yang terbatas. Hal ini berdampak pada pembentukan perekonomian kota atau PDRB didominasi oleh sektor pertanian/perikanan, sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor perdagangan telah menciptakan peluang ekonomi dan bisnis serta kesempatan kerja bagi masyarakat Kota Tanjungbalai. Pelabuhan Teluk Nibung di Tanjung Balai Asahan juga merupakan pelabuhan pendukung dari Pelabuhan Belawan yang terletak di pesisir timur Sumatera Utara.

2. Kota Industri

Kota Tanjungbalai sebagai pusat industri berbasis perkebunan, pertanian dan perikanan yang merupakan industri hilir seperti: industri pengolahan minyak goreng, pengolahan hasil perikanan laut, pengolahan hasil pertanian dan perkebunan. Kota Tanjungbalai sebagai pusat kegiatan proses produksi (re branding) dengan bahan baku yang berasal dari daerah Hinterland yang kaya akan SDA seperti : perkebunan, pertanian, perikanan dan bahkan dapat dikembangkan sebagai pusat kegiatan proses produksi, kegiatan ekonomi kreatif dan industri skala kecil menengah berbasis pada ekonomi kerakyatan.

Hal ini didukung adanya fasilitas moda angkutan yang relatif lengkap seperti: angkutan darat (bis, travel, truk, kereta api), angkutan sungai (kapal kecil/besar) dan angkutan laut (kapal laut dalam negeri dan kapal asing/luar negeri). Dukungan Pelabuhan Teluk Nibung/Tanjungbalai-Asahan yang dulunya merupakan pelabuhan bebas fiskal dan telah lama berperan sebagai pelabuhan penumpang,ekspor-impor dan bongkar/muat barang, hasil-hasil pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan lainnya sangat strategis dikembangkan dalam memperlancar arus distribusi barang/jasa dari dan keluar kota Tanjungbalai.

(3)

-

3-

Seiring dengan itu,kondisi tersebut, juga diikuti dengan berkembangnya usaha Koperasi, UMKM dan usaha produksi kerakyatan lainnya untuk menghasilkan produk yang berkualitas, dan berdaya saing tinggi guna meningkatkan ekonomi kerakyatan.Kondisi ini tentunya mendorong aktifitas perekonomian kota menjadi lebih meningkat, lapangan kerja meningkat, pengangguran menurun, kemiskinan berkurang sehingga kualitas hidup masyarakat semakinbaik, mandiri dan sejahtera.

3. Gerbang Konektivitas

Tanjungbalai berperan sebagai kota yang menghubungkan/gerbang konektivitas dalam meningkatkan keterkaitan antar pulau, antar provinsi dan antar negara dengan melibatkan seluruh jenis angkutan yang tersedia serta infrastruktur jasa pelayanan, kepelabuhanan didukung potensi geografis yang strategis untuk pengembangan perekonomian daerah. Kota Tanjungbalai dapat berperan sebagai gerbang konektivitas antar daerah/pulau bahkan antar negara karena letaknya yang sangat strategis dekat dengan jalur pelayaran Selat Malaka serta dilintasi banyak sungai besar dan kecil seperti Sungai Silau dan Sungai Asahan yang memiliki fasilitas pelabuhan Teluk Nibung dan telah lama berperan sebagai pelabuhan penumpang/baranga ntar pulau/negara.

Pelabuhan Teluk Nibung menjadi gerbang utama, terutama didalam inter linkage antar pulau.Terwujudnya konektivitas yang sinergis, yaitu mulai dari jalur kereta api, pelabuhan, dan keterkaitan antar moda, karena itu fungsi jaringan infrastruktur menjadi sangat penting, terutama transportasi dan jaringan lainnya.

Mempertimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki serta tantangan yang dihadapi seperti akan diberlakukannya Asean Economy Community atau masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015 ini, maka Kota Tanjungbalai memerlukan transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi sehingga dapat meningkatkan daya saing sekaligus mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, harus memperkuat konektivitas yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara global (locally integrated, globally connected) dan memperkuat kemampuan SDM dan Iptek. Kota Tanjungbalai harus dapat mengambil peluang/kesempatan dalam program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan adanya Sistem Inovasi Daerah (SIDA).

Konektivitas di Kota Tanjungbalai merupakan bagian dari konektivitas nasional dan konektivitas Provinsi serta merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh sebab itu perwujudan penguatan konektivitas di Kota Tanjungbalai perlu mempertimbangkan keterhubungan Provinsi dengan pusat-pusat perekonomian lokal, regional, nasional, dan dunia (global) dalam rangka meningkatkan daya saing regional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan lokal, regional dan global. Konsep penguatan konektivitas di Kota Tanjungbalai terutama dalam rangka mendukung pengembangan sektor perdagangan, industri dan kepariwisataan adalah bagaimana linkage ini bisa diwujudkan dari kelurahan ke kota, ke kawasan, antar pulau maupun internasional.

(4)

-

4-

Selain itu Kota Tanjungbalai juga dikenal sebagai kota kerang yang dijuluki dengan mutiara Selat Malaka di hilir Danau Toba berperan sebagai pintu gerbang bagi wisatawan dari Malaysia dan Negara- negar Asean lainnya yang hendak berkunjung ke Indonesia untuk menyaksikan keindahan Danau Toba dan sekitarnya sehingga Tanjungbalai termasuk dalam rencana pengembangan kawasan strategis Danau Toba.

4. Masyarakat Madani

Masyarakat madani (civil society) bermakna: Suatu tatanan kehidupan masyarakat Kota Tanjungbalai yang aman dan damai memegang teguh prinsip-prinsip religius, berakhlaq, beradab dan berbudaya, menjunjung tinggi nilai demokrasi dan kemanusiaan dengan tingkat partisipasi yang tinggi. Masyarakat Kota Tanjungbalai yang madani dicerminkan oleh suatu kondisi masyarakat yang sejahtera,sehat jasmani dan rohani, berpendidikan, maju dan menguasai pengetahuan dan teknologi.

Terwujudnya suatu kondisi dimana kehidupan masyarakat semakin membaik yang terpenuhi semua kebutuhan dasar hidupnya baik lahir maupun batin, menuju kemandirian, kemakmuran dalam keadaan sehat dan damai yang ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran, meningkatnya kualitas hidup masyarakat dan membaiknya mutu lingkungan hidup.

Pemerintah menjunjung tinggi hal-hal yang berhubungan dengan hak-hak sipil/masyarakat, menjunjung tingg inilai norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu dan teknologi yang berperadaban menuju masyarakat yang maju dan sejahtera. Pemerintah akan mengupayakan semakin meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, dan adanya perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar pokok manusia, seperti pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja, yang didukung oleh infrastruktur fisik, sosial budaya ekonomi yang memadai. Peningkatan kualitas kehidupan ini akan lebih difokuskan pada upaya pengentasan masyarakat miskin sehingga secara simultan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Juga diarahkan pada dimensi mental – spiritual, keagamaan, kebudayaan dan non fisik, agar kehidupan masyarakat sejahtera secara merata dan berakhlak mulia.

PENGERTIAN MISI

Misi1. Meningkatkan Jaringan Infrastruktur Dan Fasilitas Utilitas Perkotaan Sebagai Faktor Penarik (Magnitude Pole) Untuk Mendukung Pengembangan Sektor- sektor pembangunan menuju kota dagang, industri dan gerbang konektivitas

- Ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana perkotaan dan pelayanan umum yang layak adalah bagian dari pelayanan publik yang dapat dinikmati lapisan masyarakat dan menjadi prasyarat dasar bagi pengembangan ekonomi masyarakat, Oleh karenanya karakter pembangunan dan peningkatannya harus disinergikan terhadap kebutuhan penduduk dan lingkungannya. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur rakyat ini akan disinergikan dengan pembangunan infrastruktur ekonomi yang lebih besar. Untuk itu, grand strategy pembangunan dan peningkatan infrastruktur akan dilaksanakan secara berkesinambungan

(5)

-

5-

(sustainable) dan menjadi salah satu pilar perencanaan pembangunan, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.

- Pemerintah akan memprioritaskan pengadaan fasilitas-fasilitas utama dan pendukung infrastruktur prasarana perkotaaan dan pelayanan umum.

Pengadaan /peningkatan infrastruktur/fasilitas dasar perkotaan seperti jaringan jalan,listrik, air bersih dan komunikasi yang menghubungkan antar bagian kota dan antar kota semakin ditingkatkan. Pengadaan dan peningkatan fasilitas pendukung kegiatan ekonomi dan sosial juga menjadi bagian dari program prioritas Pemerintah seperti fasilitas perbankan, pasar, pertokoan, perdagangan, pariwisata dan fasilitas sosial. Untuk membangun sarana dan prasarana Pemerintah akan memperbaiki sejumlah ruas jalan yang rusak karena akses jalan yang baik akan dapat meningkatkan arus lalu lintas dalam kota dan mendorong peningkatan perekonomian kota menuju kota dagang, industri dan pariwisata.

- Rencana pengembangan Pelabuhan Tanjungbalai-Asahan diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi pelabuhan sebagai pendukung pelabuhan-pelabuhan disekitarnya yaitu; Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung dengan sekaligus mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada serta kaitan dengan Revitalisasi kawasan-kawasan Strategis Nasional juga untuk melayani perdagangan Internasional.

- Lanjutan pembangunan jalan dan jembatan jalan lingkar utara dan rencana pembangunan jalan lingkar selatan di Kota Tanjungbalai dimaksudkan untuk mendukung kelancaran arus distribusi barang/jasa dalam rangka mengembangkan sistem perdagangan regional melalui peningkatan aksesibilitas berupa infrastruktur jalan dan pelabuhan.

- Pengadaan dan peningkatan fasilitas perhubungan seperti moda angkutan sungai dan pelabuhan akan dapat memainkan perannya dan justru sebagai penggerak utama pertumbuhan kota. Jaringan rel kereta api yang menghubungkan Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan dengan kota lainnnya di Sumatera Utara khususnya Kota Medan masih tetap berjalan dengan baik dan harus ditingkatkan dengan mengaktifkan kembali jalur rel kereta api dari Kota Tanjungbalai menuju pelabuhan Teluk Nibung.

- Keberadaan kapal Roro juga sangat erat kaitannya dengan kondisi sosial budaya, aspek teknologi perhubungan laut saat ini setelah perhubungan darat dan udara serta aspek ekonomi Indonesia dan Malaysia. Hal ini sangat mendukung pengembangan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Sumatera Utara.

Berdasarkan Road Map pada tahapan pengembangan Sistem Logistik Nasional periode tahun 2011-2025, direncanakan beberapa hal antara lain :

 Pelabuhan Kuala Tanjung direncanakanakan dikembangkan menjadi pelabuhan internasional.

 Pelabuhan Dumai akan dikembangkan menjadi pelabuhan utama untuk komoditas berbasis CPO.

 Pelabuhan Belawan tetap sebagai pelabuhan utama, untuk ekspor impor dengan jarak dekat dan menengah serta sebagai pelabuhan antar pulau di Indonesia.

(6)

-

6-

 Sedangkan pelabuhan Teluk Nibung termasuk dalam kategori pengembangan konektivitas lokal dan nasional secara terintegrasi. Pelabuhan Teluk Nibung yang berdekatan dengan pelabuhan Port Klang Malaysia dikembangkan untuk mendukung angkutan penumpang dan barang, untuk ekspor impor secara terbatas dengan tujuan Malaysia melalui Port Klang.

- Secara konteks lokal, kota Tanjungbalai memiliki hubungan yang erat dengan sungai. Keberadaan sungai-sungai, besar maupun kecil menjadikan kota Tanjungbalai sebagai kota yang berhadapan langsung dengan air sehingga muncullah ”Waterfront city”, dan terciptalah peradaban bahari yang didukung daerah hinterlandnya yang kaya akan SDA perkebunan, pertanian dan perikanan. Tujuan in akan tercapai didukung oleh keberadaan Pelabuhan yang dilengkapi dengan fasilitas dermaga, gudang, lapangan, terminal penumpang dan jalan akses ke pelabuhan dengan berbagai aktivitas yang dapat memberi manfaat tidak hanya bagi masyarakat Kota Tanjungbalai namun juga bagi negara melalui penerimaan dari kegiatan ekspor-impor yang berupa penerimaan Bea Cukai. Selain itu, negara juga mendapatkan penghasilan melalui BUMN pengelola pelabuhan Teluk Nibung yakni PT. Pelindo I (Persero) melalui pendapatan kapal yang bersandar di pelabuhan. Dari aktifitas pelabuhan tersebutlah, kemudian timbul berbagai kegiatan ekonomi di sekitar pelabuhan yang pada akhirnya tumbuh menjadi sebuah kegiatan ekonomi perkotaan yang beragam.

Misi 2. Mewujudkan Perekonomian Masyarakat Yang Berdaya Saing Dan Memperkuat Struktur Perekonomian Berbasis Ekonomi Kerakyatan Dengan Mengoptimalkan Potensi SDA/Local Dan Hinterland.

Dalam rangka meningkatkan perekonomian yang yang berdaya saing peran pemerintah sangat dominan dalam rangka pemberian stimulant dan proteksi sekaligus fungsi fasilitasi. Usaha pencapaian peningkatan ekonomi yang berdaya saing diwujudkan dengan penguatan kelembagaan ekonomi kerakyatan, regulasi dan fasilitasi dalam mendorong iklim investasi, peningkatan produktivitas dan peningkatan keterampilan masyarakat serta penyelenggaran kemitraan dengan ekonomi skala besar. Ekonomi kerakyatan sendiri memiliki pengertian upaya memberdayakan (kelompok atau satuan) ekonomi oleh masyarakat yang mendominasi struktur dunia usaha. Pengembangan ekonomi rakyat digerakkan melalui penguatan modal pada sektor industri kecil dan menengah dan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah dengan tetap memberikan bantuan dana bergulir, pemantapan kembali fungsi serta peningkatan aktivitas lembaga-lembaga keuangan mikro dan penguatan kapasitas pengelolaan koperasi.

Struktur ekonomi Kota Tanjungbalai juga didominasi oleh sektor industri pengolahan yang sebagian besar berasal dari industri berskala kecil dalam segi permodalan, sarana teknologi produksi yang sederhana dan manajemen usaha yang belum bersistem dan kebanyakan bentuk kepemilikan usaha adalah usaha pribadi. Konsep ekonomi kerakyatan dengan pilar UKM/UMKM dan prinsip kemitraan menjadi satu alternatif yang bisa dikembangkan dalam rangka meningkatkan perekonomian Kota Tanjungbalai karena sektor ini terbukti

(7)

-

7-

memainkan peran yang patut diperhitungkan dalam menyerap tenaga kerja, ekspor dan menopang penghasilan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi akan ditingkatkan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi lokal merupakan bagian dari pembangunan nasional yang akan dilaksanakan melalui pemanfaatan sector unggulan. Strategi utama adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan. Mengembangkan ekonomi melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan dengan mengembangkan kluster industri berbasis sumberdaya komoditi ataupun sektor unggulan. Jadi pengembangannya memang akan dikaitkan dengan kondisi dan potensi dari masing-masing kecamatan di Kota Tanjungbalai.

Misi3 : Mewujudkan SDM Yang Sehat, Cerdas, Berkarakter, Kreatif, Berbudaya, Religius Dan Partisipatif

Masyarakat sehat adalah masyarakat dengan kondisi jasmani sehat yang memiliki kemampuan mengatasi berbagai masalah kesehatan. Masyarakat sehat akan dapat melakukan segala aktivitasnya dengan baik tanpa dibebani dengan masalah kesehatan dan berbagai penyakit yang menimpa. Masyarakat sehat dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, pemenuhan akan tenaga medis, obat-obatan dan alat-alat kesehatan, peningkatan SDM kesehatan, peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencapaian pola hidup bersih dan sehat dan melibatkan stakeholders serta pihak ketiga.

Masyarakat cerdas adalah masyarakat yang memperoleh pendidikan berkualitas yang memiliki kecerdasan intelektual,emosional dan spritual serta memiliki keterampilan dan mampu berkompetisi di era nasional dan global. Masyarakat cerdas diperoleh dari pendidikan yang berkualitas Upaya membangun SDM yang berkualitas dan berdaya saing meliputi semua lini mulai dari jenjang pendidikan dasar, prasekolah, menengah, dan pendidikan luar sekolah, pendidikan/perguruan tinggi.

Sedangkan Masyarakat yang religius maksudnya adalah masyarakat Kota Tanjungbalai yang senantiasa diwarnai nilai-nilai religius dan budi pekerti luhur yang diperoleh dari nilai-nilai agama yang dianutnya yang tercermin dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat dalam interaksi sosial sehari-hari. Menjadikan keimanan sebagai dasar dalam bertindak dan bertingkah laku sehingga akan tercipta masyarakat yang patuh dan taat pada ajaran agamanya.

Selanjutnya masyarakat yang partisipatif adalah masyarakat yang memiliki kekuatan untuk mengatasi persoalannya di masa kini guna mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Wacana pelibatan masyarakat di dalam perencanaan pembangunan merupakan suatu hal yang positif dan keharusan dalam hal proses transparansi yang coba dibangun oleh pemerintah.

Pelaksanaan partisipasi dapat berupa melibatkan masyarakat dalam sharing informasi, merumuskan tujuan, mensetting kebijakan, mengalokasikan sumber sumber pendanaan, mengoperasikan program, serta mendistribusikan manfaat

(8)

-

8-

yang diperoleh. Dengan kata lain, melibatkan masyarakat sejak tahap perencanaan hingga implementasi dan pemerataan hasil hasilnya.

Misi 4 : Meningkatkan Sistem, Pemanfaatan serta Akses Jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Di era globalisasi, teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi kebutuhan utma dalam kehidupan manusia. Pemanfaatannya telah merambah ke seluruh aspek kehidupan dan bidang pelayanan kepada masyarakat. Kehadiran dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mendorong kepada percepatan proses, pengelolaan dan sistem pelayanan yang lebih baik. Upaya pemanfaatan teknolgi informasi dan komunikasi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabiltas penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik selain untuk meningkatkan kinerja pelayanan yang lebih berbasis pada good governcance. Oleh karena itu dibutuhan sistem dan metode serta inovasi dalam mengelola layanan publik secara baik pula. Ke depan kebutuhan akan layanan dan jangkauan informasi akan diperluas dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat sampai ke Kelurahan. Selain itu pemanfaatan dan akses teknologi informasi di Kota Tanjungbalai akan diaplikasikan ke semua bidang pelayanan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan program dan kegiatan pembangunan.

Misi 5: Mewujudkan pemerataan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat.

Dengan pelaksanaan otonomi daerah, pencapaian tingkat kesejahteran dapat diwujudkan secara lebih tepat yang pada akhirnya akan mendorong kemandirian masyarakat. Indikator kesejahteraan dapat dilihat dari aspek pemenuhan hak-hak dasar, beban kependudukan, keadilan dan kesetaraan gender. Hak-hak dasar terdiri dari hak-hak yang dipahami masyarakat miskin sebagai hak mereka untuk dapat menikmati kehidupan yang bermartabat dan hak yang diakui dalam peraturan perundang-undangan. Hak-hak dasar yang diakui secara umum antara lain meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki- laki. Hak-hak dasar tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak terpenuhinya satu hak dapat mempengaruhi pemenuhan hak lainnya.

Oleh karena itu program penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas pembangunan dengan sasaran menurunkan jumlah penduduk miskin laki-laki dan perempuan dan terpenuhinya hak dasar masyarakat miskin secara bertahap yang meliputi:

1. Tersedianya pangan yang bermutu dan terjangkau, serta meningkatnya status gizi masyarakat, terutama ibu, bayi dan anak balita.

2. Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan tanpa diskriminasi gender.

(9)

-

9-

3. Tersedianya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu, terjangkau dan tanpa diskriminasi gender.

4. Tersedianya lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatnya kemampuan pengembangan usaha tanpa diskriminasi gender.

5. Tersedianya perumahan yang layak dan lingkungan permukiman yang sehat.

6. Tersedianya air bersih dan aman, dan sanitasi dasar yang baik.

7. Terjamin dan terlindunginya hak perorangan dan hak komunal atas tanah.

8. Terbukanya akses masyarakat miskin dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

9. Terjaminnya rasa aman dari gangguan keamanan dan tindak kekerasan.

10. Terjaminnya partisipasi masyarakat miskin dalam keseluruhan proses pembangunan.

Pembangunan ekonomi dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata. Oleh karena itu, strategi yang digariskan adalah strategi “pertumbuhan disertai pemerataan” atau “growth with equity”. Pencapaian pemerataan kesejahteraan diupayakan melalui peran perluasan kesempatan berpartisipasi dalam proses pembangunan dan perluasan perolehan kesempatan kerja. Sementara percepatan penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dengan menyusun kebijakan dan program yang bertujuan mensinergikan kegiatan penanggulangan kemiskinan di berbagai kementerian/lembaga, serta melakukan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaannya, yang berdampak terhadap pengurangan kemiskinan / mencapai sasaran MDGs dengan melibatkan masyarakat miskin termasuk wanita dalam proses penyusunannya.

Pembangunan daerah juga dalam upaya memberdayakan masyarakat sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik, maju, tenteram dan sekaligus memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan harkat, martabat dan harga diri. Kemandirian ekonomi telah menjadi suatu keniscayaan atau tuntutan yang harus segera diwujudkan.

Misi 6 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berkeadilan, Demokratis, Berlandaskan Hukum serta berorientasi Publik.

Pelayanan yang diberikan melalui konsep good governance akan menjadikan kehidupan masyarakat lebih mudah dalam memperoleh pelayanan dan memberikan pelayanan yang terbaik, efesien, efektif serta akuntabilitas.

Pemerintah yang menjunjung tinggi nilai-nilai dalam “good and clean governance adalah pemeriantahan dengan unsur pemerintah, parlemen dan rakyat yang bermitra dan saling bersinergi dalam membangun tata kehidupan bermasyarakat yang demokratis menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.

Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip- prinsip pokok good and clean governance yang dilakukan melalui penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan, profesionalitas dan integritas aparatur pemerintah, penguatan partisipasi masyarakat madani dan peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi daerah.

(10)

-

10-

Wujud pelaksanaan good governance adalah pelayanan kepada masyarakat secara adil, efisien, efektif dan responsif. Pelayanan yang adil adalah pelayanan yang berdasarkan pada prinsip equal before the law (kesamaan dalam hukum) dan tidak membeda-bedakan status sosial ekonomi masyarakat. Sementara pelayanan yang efisien adalah bahwa harga pelayanan publik yang diberikan dapat terjangkau oleh ekonomi masyarakat. Sedangkan pelayanan yang efektif adalah pelayanan dengan ketepatan jangkauan waktu yang tidak terlalu lama dan tidak berbelit-belit serta pelayanan yang response dapat diartikan bahwa pelayanan yang diberikan harus cepat tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.

Tanjungbalai, 27 Juli 2015

Pasangan Calon

Calon Walikota Calon Wakil Walikota

ROLEL HARAHAP H. ROMAY NOOR, SE

Referensi

Dokumen terkait

dikembangkan mengingat mayoritas daerah di Kabupaten ini adalah pertanian, perkebunan dan hutan. Kemitraan usaha untuk melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan industri

Untuk menghasilkan produk yang baik dan mampu bersaing, maka UMKM harus harus bisa menunjang faktor produksi yang baik pula, diantaranya bahan baku yang