PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN
MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI
KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2011
OLEH
PALUPI SRI NARISYWARI
BAB II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman:
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman yang
dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil
upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas
umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan
perkotaan atau kawasan perdesaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kuswartojo (2005) :
Pembangunan
perumahan
memiliki
makna
membangun rumah.
Pengembangan
permukiman
adalah
peningkatan
kualitas
kehidupan
dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator
Kebutuhan manusia terhadap hunian Maslow (1970) Terdapat 5 tingkatan kebutuhan manusia terhadap hunian.
Tingkat kebutuhan manusia terhadap hunian dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Aspek non fisik :
Keselamatan hidup, berkaitan dengan keselamatan diri dari kriminal dan bencana Perlindungan hak milik Identitas diri
Pengakuan jati diri Keindahan visual Fungsi rumah bagi manusia Budihardjo (1998)
Fungsi rumah bagi manusia untuk menjaga ketenangan dan kekuatan lahir-batin manusia.
Fungsi rumah khususnya dalam menjaga kondisi psikologi-sosial manusia.
Aspek non fisik :
Komponen atribut hunian, meliputi kenyamanan, keamanan lingkungan hunian. Turner (1972)
Fungsi dasar rumah digolongkan dalam tiga pengertian yaitu pengertian fisik, pengertian ekonomi, dan pengertian sosial. Ketiga aspek tersebut dapat memenuhi kepuasan penghuninya.
Fungsi rumah bagi manusia tidak dapat dipisahkan dengan tingkat kebutuhan manusia terhadap hunian. Manusia menentukan fungsi utama rumah yang akan dihuni sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Aspek non fisik :
Keselamatan hidup Identitas diri
Perlindungan hak milik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator
Kriteria lokasi perumahan
Sinulingga (1999)
Ketentuan lokasi perumahan yang baik terdiri dari aspek lingkungan alam, ketersediaan aksessibilitas, prasaranan dan sarana.
Ketentuan lokasi perumahan yang baik terdiri dari aspek lahan, topografi, ketersediaan aksessibilitas, prasarana dan sarana.
Aspek fisik :
Topografi lahan Aksessibilitas
Prasarana dan sarana Penyediaan lahan Widyawati
(1991)
Atribut hunian mendapat perhatian dan penilaian masyarakat dalam memilih lokasi rumah.
Atribut hunian terdiri dari komponen keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan keindahan yang berperan dalam menjaga fisik dan psokologi-sosial manusia.
Aspek non fisik :
Komponen atribut hunian, meliputi kenyamanan, keamanan lingkungan hunian. Rismiati (2008)
Lokasi perumahan bagi masyarakat pendapatan rendah harus dekat dengan lokasi bekerja, serta memiliki ketersediaan prasarana dan sarana permukiman
Masyarakat pendapatan rendah mempertimbangkan kedekatan lokasi rumah dengan tempat bekerja serta memiliki ketersediaan prasarana dan sarana permukiman dalam pemilihan lokasi rumah
Aspek fisik :
Prasarana dan sarana
Sastra (2006)
Kriteria suatu lingkungan perumahan yang baik terdiri dari aspek lokasi, kondisi geologi/topografi, dan kepastian
Aspek lokasi menurut Sastra memiliki pengertian kemudahan akssessibilitas lokasi perumahan.
Aspek fisik :
Topografi lahan Aksessibilitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator
Aspek manusia dalam pemilihan lokasi perumahan Widyawati (1991) Preferensi manusia terhadap ruang geografis sangat bervariasi dan merupakan perwujudan dari aspirasi, pengalaman dan harapan. Preferensi tersebut tidak selalu sama antara satu orang dengan orang lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, usia, ras, latar belakang keluarga dan lokasi tempat tinggal.
Aspek manusia termasuk dalam aspek non fisik yang berperan dalam menggambarkan keruangan lingkungan manusia tersebut tinggal yang dapat diimplementasikan dengan adanya preferensi masyarakat terhadap kondisi lingkungan sekitarnya yaitu pemilihan lokasi tempat tinggal.
Aspek non fisik :
Tingkat pendapatan Jenis pekerjaan
Turner (1972) Motivasi manusia dalam menentukan fungsi rumah berkaitan dengan tingkat pendapatannya.
Kemampuan dan kebutuhan masing-masing individu terhadap hunian berkaitan dengan aspek sosial-ekonomi masyarakat yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
Aspek non fisik :
Tingkat pendapatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sintesa Tinjauan Pustaka
Komponen Sumber Substansi Kajian Indikator
Preferensi masyarakat golongan menengah bawah Fitriani (2009) Faktor-faktor pemilihan lokasi perumahan bagi masyarakat golongan menengah.
Golongan masyarakat menengah telah memiliki kemampuan ekonomi yang baik sehingga dalam memilih lokasi perumahan lebih memprioritaskan ketersediaan prasarana dan sarana permukiman pada kawasan perumahan.
Aspek fisik :
Prasarana dan sarana
Nurhadi (2004)
Preferensi lokasi perumahan bagi masyarakat pendapatan rendah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan orientasi preferensi masyarakat menengah mulai berkembang yaitu dengan memenuhi keinginan yang memperhatikan kebutuhan.
Pola preferensi perumahan masyarakat bergantung pada tingkat pendapatan.
Aspek non fisik :
Tingkat pendapatan Rismiati (2008) Aspek-aspek yang diperhatikan dalam pengembangan kawasan Masyarakat pendapatan rendah mempertimbangkan kedekatan lokasi rumah
Aspek fisik :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Indikator Penelitian
Indikator Variabel Sub Variabel Keterangan
Aspek Non Fisik Keselamatan dan kenyamanan hidup
Keamanan lingkungan dari tindak kriminal
Keamanan dari bencana Kenyamanan dari kebisingan dan polusi
Seluruh variabel digunakan dalam penelitian.
Regulasi dan perijinan Kebijakan penyediaan lahan permukiman
Perlindungan hak milik
Seluruh variabel digunakan dalam penelitian.
Sosial ekonomi Tingkat Pendapatan Pekerjaan
Pendidikan Identitas diri
Pengakuan jati diri
Hubungan sosial masyarakat
Seluruh variabel digunakan dalam penelitian.
Aspek fisik Aksessibilitas Terminal angkutan umum Angkutan umum
Jaringan jalan
Seluruh variabel digunakan dalam penelitian.
Prasarana lingkungan Jaringan air bersih
Jaringan pembuangan air limbah
BAB III
BAB III METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian
Pendekatan positivistik dengan menggunakan
metode theoritical analytic dan empirical
analytic.
Metode theoretical analytic menggunakan konstruksi teori untuk melandasi perumusan faktor-faktor penghambat pengembangan permukiman dan yang mempengaruhi perkembangan
permukiman.
metode empirical analytic menjadikan teori sebagai batasan lingkup kemudian mengidentifikasi faktor empiris sebagai faktor yang juga
berpengaruh dalam pengembangan permukiman.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah yaitu deskriptif dan
preskriptif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Penelitian preskriptif digunakan untuk
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
• Survey data primer
Teknik survey primer dilakukan melalui home interview penduduk dengan cara
wawancara serta menyebarkan kuesioner. Survey penduduk secara perorangan
dilakukan untuk memperoleh data primer sebagai bahan analisis yang nantinya
akan dilakukan.
• Survei Data Sekunder
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Analisis
• Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan permukiman
masyarakat menengah bawah.
Penentuan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan perumahan dan
permukiman dilakukan dengan analisis faktor. Metode yang digunakan adalah
deskriptif teoritik, dengan cara menguraikan variabel-variabel penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Analisis
• Pengujian Kuesioner
Pengujian kuesioner menggunakan uji validitas dan reabilitas.
Nilai Cronbach’s Alpha >0.6 yang berarti hasil kuesioner sudah reliabel atau berarti
bahwa jawaban dari responden cukup stabil dan konsisten.
Sedangkan untuk hasil uji validitas dapat diketahui jika nilai Corrected Item-Total
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Analisis
Menganalisis tingkat kepuasan masyarakat dan tingkat harapan yang dianggap
penting dalam mendukung pengembangan permukiman menengah bawah
berdasarkan preferensi masyarakat
Skala Pengukuran Likert
1. Membandingkan nilai indeks tingkat kepuasan dengan nilai indeks harapan, menghasilkan selisih nilai indeks
2. Selisih nilai indeks tiap faktor yang memiliki nilai diatas rata-rata nilai indeks merupakan faktor yang berpengaruh.
3. Faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan permukiman merupakan faktor yang memiliki nilai indeks tingkat kepuasan dibawah indeks rata-rata tingkat kepuasan sehingga merupakan faktor yang penting dikembangkan.
Skala Pengukuran
Kepuasan Harapan
1 Sangat tidak baik Sangat Tidak Penting
2 Tidak baik Tidak Penting
3 Cukup baik Cukup Penting
4 baik Penting
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Analisis
Menentukan faktor-faktor prioritas yang meningkatkan pengembangan
permukiman menengah bawah di Kecamatan Driyorejo berdasarkan preferensi
masyarakat.
Setelah nilai indeks pengaruh permukiman berdasarkan aspek-aspeknya ditentukan, maka ditentukan tingkat prioritas faktor dengan menghitung rentang interval selisih indeks. Kelompok pengaruh ditentukan terdiri dari tiga kelas yaitu kelompok pengaruh tinggi, sedang dan rendah. Kelompok faktor prioritas tinggi
terdapat pada kelas pengaruh tinggi.
Perhitungan nilai rentang interval berdasarkan metode Sturgess adalah sebagai berikut :
R = (nilai maksimum –nilai minimum)/n
Keterengan :
R = rentang interval
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Analisis
• Merumuskan kriteria pengembangan permukiman menengah bawah
yang dapat dikembangkan di wilayah Kecamatan Driyorejo..
Kriteria pengembangan kawasan permukiman berdasarkan faktor-faktor yang mendukung pengembangan dianalisis melalui teknik triangulasi. Teknik analisis triangulasi yang digunakan dengan cara
mengkolaborasikan studi literatur, kebijakan terkait pengembangan perumahan dan permukiman, dan hasil analisis prioritas pengembangan kawasan berdasarkan preferensi masyarakat golongan menengah bawah. Analisis triangulasi mencapai validitas ketika jawaban yang diperoleh untuk menggambarkan sebuah obyek sudah mencapai titik jenuh, atau dengan kata lain terdapat beberapa hal yang sama yang diungkapkan oleh sumber yang berbeda dan semua sudut pandang sudah dapat diakomodasi.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Analisis
• Menentukan konsep pengembangan permukiman menengah bawah di
Kecamatan Driyorejo.
Konsep pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Analisis perumusan konsep dilakukan setelah melakukan analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan permukiman dan kriteria pengembangn perumahan dan permukiman menengah bawah. Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan cara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Sampel
• Metode pengambilan sampel bagi masyarakat yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling random.
Berdasarkan rumus penghitungan Slovin dalam Sevilla (1993), dijelaskan bahwa pengambilan sampel dapat dilakukan berdasarkan rumus:
n = Keterangan :
n = jumlah sampel (yang minimal diambil) N = jumlah populasi
e = nilai kesalahan (% kesalahan) dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 10 %
Sampel total untuk masyarakat golongan menengah bawah yang bertempat tinggal di Kecamatan Driyorejo adalah :
n = 13208 / [1 + ( 13208 x 0,01)] = 99,24 = 100
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Sampel
Proporsi dan Penyebaran Kuisioner pada tiap Desa Terpilih No. Desa Jumlah KK Jumlah Sampel
BAB IV
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
Analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
Uji validitas dan
reliabilitas
Pada studi ini jumlah kuesioner
sebanyak 45 dengan = 5
%, maka jalur yang dilihat
adalah 45. Sehingga didapatkan
angka kritik senilai 0,301.
Pertanyaan dinyatakan
valid, jika nilai r (korelasi) > r
tabel.
Sedangkan kuesioner dinyatakan
reliabel jika memiliki nilai
Cronbach’s Alpha > 0.60.
No. Faktor Penjabaran Faktor
Reliabilitas Validitas (R Tabel = 0,301)
Keterangan
Aspek Non Fisik
1. Keselamatan dan kenyamanan hidup Keamanan lingkungan dari tindak kriminal 0,852 0,341 Valid dan reliabel 2. Regulasi dan perijinan Kebijakan penyediaan lahan permukiman 0,852 0,451 Valid dan reliabel
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
Analisis Tingkat Kepuasan
dan Tingkat Harapan
Masyarakat dalam
mendukung pengembangan
kawasan perumahan dan
permukiman menengah
bawah
No. Faktor-faktor Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman Penjabaran faktor-faktor pengembangan kawasan perumahan dan permukiman Nilai Indeks Tingkat Kepuasa n Nilai Indeks Tingkat Harapan Selisih Indeks Kelompok pengaruh 1. Keselamatan dan kenyamanan hidupKeamanan dari tindak
kriminal 75 94 19,00 Tidak berpengaruh 2. Regulasi dan perijinan Kebijakan penyediaan lahan permukiman 70 81,8 11,80 Tidak berpengaruh 3. Sosial ekonomi Identitas diri
73,2 76,4 3,20
Tidak berpengaruh 4. Hubungan sosial antar
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
Analisis Tingkat Kepuasan dan Tingkat Harapan Masyarakat dalam mendukung
pengembangan kawasan perumahan dan permukiman menengah bawah
1.
Ketersediaan Fasilitas terminal angkutan umum
2.
Ketersediaan angkutan umum
3.
Ketersediaan Jaringan jalan
4.
Ketersediaan jaringan air bersih
5.
Ketersediaan Jaringan drainase
6.
Ketersediaan Fasilitas pembuangan sampah
7.
Ketersediaan Fasilitas SMP/sederajat
8.
Ketersediaan Fasilitas SMA/sederajat
9.
Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Perguruan tinggi/sederajat
10. Ketersediaan Fasilitas kesehatan
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
Analisis faktor-faktor prioritas dalam
mendukung pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman
menengah bawah
No. Faktor-faktor Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
Selisih Indeks
Klasifikasi prioritas
1. Ketersediaan Jaringan air bersih 43.80 tinggi 2. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan
olahraga berupa taman 37.80 tinggi 3. Ketersediaan Jaringan jalan 33.60 sedang 4. Ketersediaan Fasilitas pembuangan
sampah 31.60 sedang
5. Ketersediaan Fasilitas
SMA/sederajat 31.60 sedang 6. Ketersediaan angkutan umum 30.80 sedang 7. Ketersediaan Fasilitas
SMP/sederajat 28.60 rendah 8. Ketersediaan Fasilitas terminal
angkutan umum 27.00 rendah 9. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan
Perguruan tinggi/sederajat
25.80 rendah 10. Ketersediaan Fasilitas kesehatan
24.20 rendah 11. Kondisi Topografi lahan 23.20 rendah 12. Ketersediaan Jaringan drainase
22.80 rendah 13. Ketersediaan Fasilitas Rekreasi dan
Olahraga berupa lapangan
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan dan
permukiman menengah bawah
• Fasilitas terminal angkutan umum
Kriteria pengembangan kawasan permukiman harus menyediakan terminal angkutan umum atau pengkalan sementara angkutan umum di kawasan perumahan maupun sekitarnya. Terminal transportasi pada lingkungan permukiman berperan dalam mendukung aksessibilitas dan pendukung sarana transportasi umum.
• Fasilitas angkutan umum
Kriteria pengembangan permukiman berdasarkan faktor aksesibilitas salah satunya dengan memperhatikan ketersediaan fasilitas angkutan umum di kawasan permukiman. Bagi golongan masyarakat menengah bawah, ketersediaan angkutan umum penting dalam mendukung pengembangan kawasan mereka tinggal. Moda angkutan umum yang beroperasi dapat berupa angkutan bus umum atau mobil penumpang
• Jaringan jalan
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
Analisis kriteria pendukung pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
menengah bawah
• Jaringan air bersih
kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejo salah satunya dengan memperhatikan faktor ketersediaan jaringan air bersih. Penyediaan air bersih yang dilayani oleh PDAM hendaknya mampu memenuhi kebutuhan minimal air bersih sebesar 60 liter/orang/hari yang disalurkan melalui penyediaan sambungan rumah atau sambungan halaman. Selain itu diperlukan penyediaan hidran kebakaran untuk daerah perumahan dengan jarak antar kran maksimum 200 meter.
• Jaringan drainase
Kriteria pengembangan kawasan permukiman formal golongan masyarakat menengah bawah di Kecamatan Driyorejo dengan memperhatikan faktor ketersediaan jaringan drainase. Saluran drainase (saluran pembuangan air hujan) harus terdapat di komplek perumahan yang terhubung dengan badan air (sungai, danau atau laut).
• Fasilitas pembuangan sampah