• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua III.1.1 Sejarah Singkat

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Dua adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta 1 (satu) dipimpin oleh seorang Kepala Kantor dan dibantu oleh 10 orang Kepala Seksi, 40 orang Account Representative (AR), 20 orang tenaga fungsional pemeriksa pajak, 30 orang tenaga

fungsional penilai dan 41 orang pelaksana sruktual. Pembentukan KPP ini berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK-254/KMK.01/2005 tanggal 24 Mei 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah DJP Jakarta 1 (satu), KPP Madya dan KPP Pratama di lingkungan Kanwil DJP Jakarta 1 (satu).

KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua dibentuk tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 hasil dari pemecahan KPP Tanah Abang pada saat itu, kemudian secara sistem administrasi berubah menjadi administrasi modern berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2544/KMK.01/2004 jo Keputusan Menteri Keuangan Nomor 167/KMK.01/2005 tangal 31 Maret 2005 dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Juli 2005

Perubahan mendasar dari berlakunya sistem modern ini adalah perubahan organisasi berbasis jenis pajak menjadi organisasi berbasis fungsi. Hal ini selanjutnya

(2)

merubah seluruh struktur organisasi termasuk didalamnya peleburan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan ke dalam struktur organisasi KPP Pratama.

Di samping itu, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari para pegawai telah diikat dengan Kode Etik Pegawai yang diterapkan Menteri Keuangan Nomor 222/KMK.03/2003 jo Keputusan Menteri Keuangan Nomor 506/KMK.03/2004 tanggal 19 Oktober 2004. Hal ini dimaksudkan agar para pegawai dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal sehingga berhasil guna dan berdaya guna serta terbebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisnya yang pada gilirannya akan mampu mengumpulkan penerimaan dari sektor pajak yang dibebankan setiap tahunnya dan dapat mewujudkan pemerintahan yang baik (good government) dan pemerintahan yang bersih (clean government).

III.1.2 Wilayah Kerja

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Dua yang beralamat lengkap di Jalan KH. Mas Mansyur No 71 Jakarta Pusat telah menempati gedung baru sejak tanggal 15 Januari 2006 bersama-sama dengan KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga. Wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua adalah mencakup 4 (empat) Kelurahan di Kecamatan Tanah Abang, yaitu Kelurahan Petamburan, Kelurahan Kebon Kacang, Kelurahan Kebon Melati, dan Kelurahan Kampung Bali, dengan luas wilayah keempat kelurahan tersebut sebesar 360,13 Ha.

Penduduk yang tinggal di keempat kelurahan ini per 1 Januari 2006 adalah sebanyak 85.573 Jiwa dimana penyebaran terbesar di wilayah Kelurahan Kebon Melati 30.758 Jiwa dan yang terkecil di wilayah Kelurahan Kampung Bali 13.200 Jiwa. Dari total seluruh penduduk jiwa ini hanya terdiri dari 22.821 Kepala Keluarga. Berikut akan disajikan tabel mengenai pembagian kelurahan dari yang terbesar sampai yang terkecil :

(3)

Tabel 3.1.

Pembagian Wilayah Kerja Per-Waskon (Seksi Pengawasan dan Konsultasi)

Kelurahan Luas (km2) Waskon

Kampung Bali 0.72 I

Kebon Kacang 0.71 II

Kebon Melati 1.26 III

Petamburan 0.90 IV

Sumber : KPP Pratama Tanah Abang Dua

Batas Wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Dua :

• Sebelah Utara, Kelurahan Cideng dan Kelurahan Gambir (Kec. Gambir).

• Sebelah Selatan, Kelurahan Bendungan Hilir dan Kelurahan Karet Tengsin (Kec.

Tanah Abang).

• Sebelah Barat, Kelurahan Slipi dan Kelurahan Kota Bambu (Kec. Pal Merah).

• Sebelah Timur, Kelurahan Kebon Sirih (Kec. Menteng).

III.1.3 Gambaran Wilayah Kerja

Berdasarkan pengamatan penulis wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua merupakan wilayah yang cukup strategis bagi pelaku bisnis karena terletak di wilayah jantung Kota Jakarta. Kawasan ini diharapkan terus berkembang sebagai sentra usaha, seperti perdagangan, perbankan atau lembaga keuangan dan jasa didukung tersedianya persewaan gedung perkantoran, pusat perdagangan seperti pasar regional dan jasa apartemen serta hunian penduduk yang banyak membuka industri rumahan.

Dengan makin membaiknya kondisi perekonomian kembali pembangunan gedung perkantoran dan pusat perdagangan yang baru dan meneruskan pembangunan yang

(4)

terbengkalai yang kemudian akan merangsang dan menggerakkan sektor usaha pendukung lainnya dan akan meningkatkan potensi wilayah yang akan dapat digali lebih dalam lagi.

Sektor usaha yang menonjol adalah perdagangan retail/eceran, hal ini dapat dilihat dengan keberadaan pusat perdagangan eceran yang sudah dikenal masyarakat banyak bahkan juga dikenal di dunia internasional, yaitu Pasar Tanah Abang Blok A dan Pusat Grosir Metro Tanah Abang dan Jakarta City Centre (JaCC), selain itu juga telah dibangun pusat perbelanjaan modern bernama Grand Indonesia yang merupakan perkembangan dari Hotel Indonesia (HI), sektor usaha lain yang menonjol adalah gedung apartemen. Apartemen yang sudah berdiri adalah Apartemen Semanggi dan Ascott, dan yang sedang dibangun Apartemen Jakarta Residence dan Thamrin Residence. Gedung perkantoran yang menonjol adalah Menara Thamrin, Jakarta Design Centre (JDC), Exim Melati, dan Gedung Dana Pensiun Bank Exim. Semua ini diharapkan dapat meningkatkan potensi penerimaan pajak yang masih dapat digali

III.2 Tugas dan Fungsi KPP

KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL, PBB, serta BPHTB dalam wilayah kecamatan Tanah Abang Kotamadya Jakarta Pusat. Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua menyelenggarakan fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data, pengujian informasi perpajakan, pengamatan potensi perpajakan dan ekstensifikasi Wajib Pajak;

b. Penelitian dan penatausahaan SPT Tahunan, SPT Masa, serta berkas Wajib Pajak;

(5)

c. Pengawasan pembayaran masa PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL, serta pembayaran PBB dan BPHTB;

d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL, serta PBB dan BPHTB;

e. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan;

f. Penerbitan dan pembetulan Surat Ketetapan Pajak;

g. Pengurangan sanksi pajak;

h. Penyuluhan dan konsultasi pajak;

i. Pelaksanaan administrasi KPP;

III.3. Visi dan Misi KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) pratama Jakarta Tanah Abang Dua yang telah menggunakan Sistem Administrasi Perpajakan Modern yaitu Kantor Pelayanan Pajak dengan sistem organisasi yang berbasis fungsi. Dengan sistem baru ini Fiskus dapat lebih cepat dan seksama dalam memberikan pelayanan, pembinaan dan pengawasan kepada Wajib Pajak, sehingga tercipta hubungan yang baik diantara keduanya. Sehingga dengan adanya hubungan yang baik tersebut dan didukung sarana dan prasarana yang memadai diharapkan akan membantu terciptanya visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak, sebagai berikut :

1. Visi

Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat.

(6)

2. Misi

• Fiskal, menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efesiensi yang tinggi.

• Ekonomi, mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan perpajakan yang minimizing distortion.

• Politik, mendukung proses demokratisasi bangsa.

• Kelembagaan, senantiasa memperbarui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.

III.4. Budaya Kerja

Dalam mewujudkan visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak, maka seluruh jajaran KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua selalu menjunjung budaya kerja atau nilai-nilai acuan yang menjadi Standart Operating Procedure dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari sebagaimana yang diterapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-443/PJ./2000 tanggal 13 Oktober 2000 tentang penetapan visi, misi, strategi, dan Nilai Acuan Direktorat Jenderal Pajak.

Adapun, budaya kerja/nilai-nilai tersebut meliputi :

• Profesionalisme yang terdiri dari : integritas, disiplin, dan kompetensi,

• Transparansi,

• Akuntabilitas,

• Kemandirian,

(7)

• Pelayanan Prima,

• Pembelajaran dan Pemberdayaan.

III.5. Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua

Struktur organisasi dan tata kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua adalah sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2000 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP), KPP mempunyai struktur organisasi yang menggambarkan suatu kerangka hubungan antara pejabat dengan bidang kerja yang berbeda sehingga perlu kejelasan tentang kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bidang yang ada. KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua mempunyai bagan atau struktur organisasi yang menunjukkan fungsi dan wewenang dari puncak pimpinan (Kepala Kantor) sampai dengan satuan organisasi atau jabatan terendah.

Susunan organisasi KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua tersebut terdiri dari : 2) Kepala Kantor,

3) Sub Bagian Umum,

4) Seksi Pengolahan Data dan Informasi, 5) Seksi Pelayanan,

6) Seksi Pemeriksaan, 7) Seksi Penagihan,

8) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, dan

9) Seksi Pengawasan dan Konsultasi (ada 4 seksi)

(8)

Tugas dan fungsinya, antara lain : 1) Kepala KPP Pratama

Kepala KPP Pratama bertugas melaksanakan urusan :

• Penyuluhan,

• Pelayanan,

• Pengawasan (pemeriksaan dan penagihan).

Kepala KPP Pratama membawahi Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Kepala Seksi Pelayanan, Kepala Seksi Pemeriksaan, Kepala Seksi Penagihan, Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 2) Kepala Sub Bagian Umum

Kepala Sub Bagian Umum bertugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga

3) Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi bertugas untuk pengamatan potensi perpajakan, pencariaan dan pengolahan data, perekaman dokumen perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pelayanan dukungan teknik computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, melakukan penyiapan, pencetakan dan pengiriman laporan kinerja.

4) Kepala Seksi Pelayanan

(9)

Kepala Seksi Pelayanan bertugas melaksanakan urusan penerbitan produk hukum, administrasi dan penyimpanan produk-produk hukum, penyuluhan perpajakan, penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT), dan surat-surat permohonan, ekstensifikasi dan kerjasama perpajakan,

5) Kepala Seksi Pemeriksaan

Kepala Seksi Pemeriksaan bertugas melasanakan urusan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak, administrasi pemeriksaan pajak lainnya.

6) Kepala Seksi Penagihan

Kepala Seksi Penagihan bertugas melaksanakan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, pembuatan usulan pelelangan dan penghapusan piutang pajak, dan penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

7) Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan bertugas melaksanakan urusan pengamatan potensi perpajakan, pendataan Obyek dan Subjek Pajak, dan penilaian Obyek Pajak dalam rangka ekstensifikasi

8) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi bertugas melaksanakan urusan pengawasan kepatuhan Wajib Pajak, bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, dan rekonsiliasi Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi. Pada satu KPP terdapat 4 (empat) Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

Masing-masing Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi membawahi 10 (sepuluh)

(10)

orang Account Representative (AR) yang bertanggung jawab untuk melayani dan mengawasi kepatuhan sejumlah Wajib Pajak.

III.6. Kinerja Seksi Ekstensifikasi

Seksi Ektensifikasi di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua mempunyai 6 (enam) orang pegawai yang terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Seksi, 2 (dua) orang Fungsional PBB dan 3 (tiga) orang Pelaksana, seksi ini mempunyai fungsi antara lain:

a. Menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar,

b. Menambah jumlah Pengusaha Kena Pajak terdaftar,

c. Melakukan himbauan pembayaran PPN membangun sendiri terutama untuk Wajib Pajak yang belum ber-NPWP,

d. Melakukan Pendataan Penilaian Objek PBB yang kegiatannya terdiri dari :

• Penilaian Individu,

• Pengumpulan Bank Data Nilai Pasar Properti (BDNPP),

• Analisa Zona Nilai Tanah (ZNT) / Nilai Indikasi Rata-rata (NIR),

• Pemeliharaan Basis Data SISMIOP.

Dalam rangka mengamankan rencana penerimaan sampai dengan akhir tahun, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penerimaan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melalui peluasan basis Wajib Pajak. Mengingat masih banyak calon Wajib Pajak yang dapat dijaring. Kunci data merupakan indikator atau data yang dapat digunakan sebagai dasar sebelum dilakukan kegiatan ekstensifikasi.

a. Sektor Usaha Menonjol diantaranya Perdagangan Retail / Eceran ( Potensi WP Orang Pribadi ), Pasar Tanah Abang Blok A, Pasar Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta City Center, dan Grand Indonesia

(11)

b. Apartement (potensi WP Orang Pribadi), yaitu Apartement Semanggi, Ascott, dan Jakarta Residance dan Thamrin Residance

c. Perkantoran, seperti Menara Thamrin, Jakarta Design Center (JDC), Exim Melati dan Gedung dana Pensium Bank Exim.

Potensi terbesar perluasan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah terutama pada para pedagang grosir yang berlokasi di Pasar Tanah Abang. Berikut adalah data pedagang grosir untuk tahun 2006 yang ada pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua.

Tabel 3.2 Data Pedagang Grosir

No Lokasi Kapasitas Kios Kios Yang Terjual 1. Metro Tanah Abang 3.100 1166

2. Tanah Abang Blok A 8.100 3.400 3. Jembatan Blok A 120 120

4. JaCC 7000 200

Jumlah 18.320 4.866

Sumber : KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua

Dari jumlah banyaknya kios yang terjual, maka program ekstensifikasi Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi difokuskan kepada pedagang eceran di kawasan Tanah Abang sebagai program unggulan yang diharapkan dapat memberikan kontibusi pada peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan penerimaan perpajakan.

Untuk mendapatkan informasi rinci yang dibutuhkan tentang kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak yang dilakukan oleh Seksi Ekstensifikasi dan sebagai acuan

(12)

dalam proses analisa dalam Bab Analisis dan Pembahasan, penulis melakukan wawancara dengan Petugas Ekstensifikasi KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua.

Berikut ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan jawaban yang diberikan oleh Petugas Ekstensifikasi :

1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi khususnya di KPP Pratama Jakarata Tanah Abang Dua ? Jawab: Sesuai instruksi DJP Kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak ini dilakukan

untuk penambah jumlah Wajib Pajak terdaftar khususnya pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi

2. Apakah ada pedoman atau dasar hukum yang menjadi acuan dalam pelaksanaan ekstensifikasi WP Orang Pribadi ? Jika ada apa sajakah pedoman tersebut ?

Jawab: Dasar hukum pelaksanaan ekstensifikasi yaitu SE_06/PJ.9/2001, peraturan pelaksanaan yaitu PER-175/PJ./2006 dan PER-16/PJ./2007.

3. Siapa sajakah yang pelaksana kegiatan ekstensifikasi WP Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua ?

Jawab: Pelaksana kegiatan ekstensifikasi adalah seluruh anggota Seksi Ekstensifikasi, dibantu oleh seksi lainnya diantaranya yaitu Seksi PDI dan para Account Representative dari Seksi Waskon

4. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi WP Orang Pribadi yang dilakukan oleh petugas ekstensifikasi WP KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua ? Jelaskan !

Jawab: Kegiatan ekstensifikasi diawali dengan penentuan lokasi ekstensifikasi, pembentukan Tim Ekstensifikasi, melakukan canvassing, pengumpulan

(13)

data calon WP dan persiapan prasarana dan sarana administrasi, menerbitkan Surat Himbauan dan melakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan.

5. Apakah dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi WP Orang Pribadi ini KPP Pratama Jakarata Tanah Abang Dua melakukan kerjasama dengan instansi- instansi atau pihak lain yang terkait dengan kegiatan ekstensifikasi WP ini ? Jika ada dengan siapa saja dan dalam bentuk apa saja kerjasama tersebut dilakukan ? Jawab: Dalam melakukan kegiatan ekstensifikasi WP KPP Pratama Jakarta

Tanah Abang Dua melakukan kerjasama dengan instansi lain seperti Pemda, Departeman Perdagangan, Departemen Perindustrian, PPAT, pengelola pasar, pengelola gedung dan instansi lainnya dalam wilayah kerja KPP. Kerjasama dilakukan dalam bentuk permintaan data calon WP.

6. Selain dengan instansi dan pihak eksternal, apakah KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua juga bekerja sama dengan KPP dan instansi lain di Jajaran Dirjen Pajak ? Bagaimana bentuk kerja sama tersebut dilakukan ?

Jawab: KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua selalu bekerjasama dengan KPP lain terutama pada Kanwil dan DJP Pusat dengan cara memberikan laporan dan informasi serta konfirmasi atas hasil kegiatan ekstensifikasi WP di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua yang berpengaruh pada KPP lain (KPP Domisili).

7. Apakah ada hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi WP Orang Pribadi yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Tahan Abang Dua ?

(14)

Jawab: Hambatan pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak diantaranya terbatasnya SDM, kurangnya kerjasama dengan pihak terkait, dan data yang kurang akurat.

8. Apakah upaya-upaya yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua sebagai pemecahan dari permasalahan yang dihadapi ?

Jawab: Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan kinerja Seksi Ekstensifikasi diantaranya dengan cara meningkatkan upaya sosialisasi perpajakan, peningkatan kerjasama dengan pihak terkait, pemanfaatan data internal, pelaksanaan ekstensifikasi dan pemberdayaan SDM.

9. Apakah tujuan kegiatan ekstensifikasi WP dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan ?

Jawab: Tujuan kegiatan ekstensifikasi WP telah dapat diwujudkan yaitu dengan tercapainya target penembahan jumlah WP terdaftar di administrasi KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua.

Gambar

Tabel 3.2  Data Pedagang Grosir

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pelaksanaan Sadari Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Sadari pada Kelompok Eksperimen. Keterangan

(anggota = pemilik = pelanggan). Selanjutnya dikatakan: sukses-tidaknya, berkembang-tidaknya, bermanfaat-tidaknya, dan maju-mundurnya suatu koperasi akan sangat

Dengan adanya aplikasi pembelajaran berbasis multimedia ini diharapkan masyarakat, dalam hal ini masyarakat yang akan membuat SIM (Surat Ijin Mengemudi), lebih mudah untuk memahami

Arnadi, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan Produk Air Minum Isi Ulang Yang Banyak Diminati Konsumen Di Tembilahan Dengan Menggunakan Metode.. Analitical

Contoh lain juga di SMPN 3 Bangkinang Seberang, ada diantara guru- guru, terutama yang perempuan berkelompok-kelompok berdasarkan status sosial atau kekayaan yang

26 Terkait dengan agama, Susanto mendapati bahwa peran yang dimainkan agama pada dasarnya sama, yaitu sebagai alat untuk menghindar dari dilabeli sebagai

Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah berupa ceramah dan penyuluhan yaitu dengan memberikan penerangan kepada masyarakat manfaat lain

Berdasarkan nilai R 2 yang diperoleh, dapat diartikan bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, yaitu produksi minyak cengkeh Jawa Tengah (X1),