• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINUKTUK SEBAGAI PENGOBATAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI NAGORI AMBOROKAN PANEI RAYA, KECAMATAN RAYA KAHEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINUKTUK SEBAGAI PENGOBATAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI NAGORI AMBOROKAN PANEI RAYA, KECAMATAN RAYA KAHEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Tinuktuk sebagai Pengobatan Tradisional Pasca Melahirkan di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

SRI NURJANNAH SARAGIH 3123122058

JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Sri Nurjannah Saragih, NIM. 3123122058. Tinuktuk sebagai Pengobatan Tradisional Pasca Melahirkan di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun. Skripsi. Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tinuktuk pasca melahirkan, Alasan mengapa masyarakat masih menggunakan tinuktuk pasca melahirkan sampai saat ini dan bagaimana penggunaan tinuktuk itu sendiri di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini menggunakan subjek dan objek penelitian sebagai pengganti sampel dan populasi. Penulis menggunakan penelitian lapangan (field research) dengan bentuk observasi non partisipan (non partisipan observer). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: observasi, wawancara (interview), literatur dan dokumentasi untuk penambahan data yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Informan dipilih secara snowball, yaitu penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar.

Pengobatan tradisional tinuktuk pasca melahirkan ini masih digunakan oleh sebagian etnis Simalungun di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun dikarenakan mereka masih mempercayai khasiat yang diperoleh dari tinuktuk tersebut. Selain itu, tinuktuk merupakan warisan turun-temurun yang dimiliki oleh etnis Simalungun dan para tetua dahulu sangat menganjurkan bagi anak-anaknya untuk mengkonsumsi tinuktuk setiap selesai melahirkan.

(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin. Penulis mengucapkan segala puji syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam. Atas izin, rahmat, petunjuk, serta sang maha pemberi kemudahan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Tinuktuk sebagai Pengobatan Tradisional Pasca Melahirkan di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun”.

Shalawat beserta salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabat, semoga mendapatkan syafaat di yaumil akhir kelak. Amiin.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan ilmu yang bermanfaat, mendapatkan semangat, motivasi, bimbingan, dan peran serta dari berbagai pihak dalam penulisan ini. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

(7)

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Trisni Andayani,M.Si selaku Dosen pembimbing akademik dan sekaligus menjadi dosen penguji pertama yang memberikan berbagai motivasi kepada penulis serta memberikan berbagai kemudahan dalam menyelesaikan berbagai segala urusan perkuliahan yang berdampak positif bagi penulis.

5. Bapak Payerli Pasaribu, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang sangat membantu dalam penulisan ini. Beliau selalu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si. selaku Dosen penguji II yang telah bersedia memberi masukan atau arahan demi penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Ibu Supsiloani, M.Si selaku Dosen penguji III penulis yang bersedia memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh dosen-dosen Pendidikan Antropologi, terima kasih atas ilmu, bimbingan, nasehat serta semangat yang kalian berikan selama penulis duduk di bangku perkuliahan hingga selesai, Semoga ilmu yang kalian ajarkan bisa bermanfaat bagi penulis.

(8)

ayah dan mamak yang selama ini selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis, baik berupa moril dan materil sehingga dapat menghantarkan penulis mencapai gelar sarjana.

10. Teruntuk saudara-saudari penulis Rajali Hamjah Saragih dan Reni Dwinta Sari (Abang/Kakak), Rapika Eladelia Saragih dan Juhri Sinaga (Kakak/Abang) dan Adik saya yang tercinta Tuti Alawiyah Saragih (Adik), terimakasih penulis haturkan atas segala doa dan dukungannya. Terima kasih atas semua bantuan yang kalian berikan baik materi, dukungan, nasehat dan semangat serta doa yang selalu diberikan kepada penulis. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada keponakan penulis yang cantik-cantik Zayna Alisya Putri Sinaga, Syifa Sauqiya Azzahra Saragih dan Faiza Faihana Saragih. Kalian adalah keponakan sekaligus anak-anakku yang luar biasa lucunya, mengisi kepenatan penulis saat proses penyelesaian skripsi. 11. Ibu Samariah Saragih dan Ibu Marinam selaku informan kunci penulis.

Beliau sangat banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian hingga selesai. Beliau telah bersedia meluangkan waktunya untuk mempraktekkan dan memberikan informasi terkait hal yang diteliti kepada penulis. Terimasih juga penulis ucapkan kepada para informan yang telah memberikan informasi-informasi berharga yang membantu penulis dalam mengumpulkan data.

(9)

Anastasya, S.Pd yang selalu memberikan dukungan semangat, doa dan motivasi sehingga penulis semangat dalam penulisan ini. Terimakasih untuk semua kawan-kawan stambuk 2012 yang turut berperan atas pencapaian sarjana penulis. Semoga kita kelak menjadi manusia yang berguna dan berhasil di masa yang akan datang. Amin.

13. Kepada sahabat-sahabat Melita Ranata Nduru, Zul Afdila Yufa dan Yansardo Saragih, Mereka-mereka adalah kawan seperjuangan pada saat sempro, trimakasih atas kerjasama, pengertian, dan semangatnya pada saat di nyonyots oleh dosen-dosen.

14. Kepada Kakanda Ayu Febriyani, M.Si dan Diah Utari, M,Si. yang selalu ringan tangan membantu penulis dalam melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan untuk memperoleh gelaar sarjana hingga selesai.

15. Terimakasih Juga penulis ucapkan kepada adik-adik antro yang baru masuk dalam kehidupan kakak namun sudah meninggalkan banyak kesan dan kenangan, Bohal, David, Jere, Jimi, Junita, Jop Purba, Joseph, Goklas, Ayu, dan Ilham atas dukungan dan doanya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Abangda dan Kakanda alumni 2008, 2009, 2010, 2011, serta Adik-adik stambuk, 2013, 2014 dan 2015.

(10)

Hutabarat, Retno Utami, ) yang sangat pengertian dan berbaik hati membantu penulis selama PPL. Terkhusus kepada Ramadhani Mulia yang selalu memberi morivasi kepada penulis “cepat selesaikan skripsimu itu”,. 17. Kepada Drs. Raudin Purba, Fatimah Purba, MA, Ali Sabri, S. Pdi, Ustadz.

Zulkifli A. Dian, Lc, Alm. Irwanto beserta seluruh Guru-guru MA. Al-Washliyah, terimakasih atas bantuan, motivasi, dukungan, serta nasehat-nasehat yang kalian berikan kepada penulis selama ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini kelak dapat bermanfaat bagi seluruh pihak. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran diperlukan untuk penyempurnaan penulisan. Semoga Allah SWT meridhoi tulisan ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin ya Rabbal’alamin

Medan, Agustus 2016 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Kerangka Teori ... 10

2.2.1 Teori Kebudayaan ... 10

2.2.2 Teori Etnomedisin ... 12

2.3 Kerangka Konseptual ... 14

2.3.1 Tinuktuk ... 14

2.3.2 Pengobatan Tradisional ... 15

2.3.3 Tradisi Pasca Melahirkan ... 16

2.3.4 Etnis Simalungun ... 16

(12)

2.3.6 Aspek kebudayaan ... 18

2.4 Kerangka Berpikir ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Lokasi Penelitian ... 22

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 22

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.4.1. Observasi ... 24

3.4.2. Wawancara ... 25

3.4.3. Dokumentasi ... 26

3.5.Teknik Analisis Data ... 26

3.5.1. Mengelompokkan Hasil Data ... 27

3.5.2. Menginterpretasikan Data ... 27

3.5.3. Menganalisis Data ... 28

3.5.4. Membuat Kesimpulan ... 28

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN ... 29

4.1 Hasil Penelitian ... 29

4.1.1. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 29

4.1.2. Keadaan Demografi Nagori Amborokan Panei Raya ... 30

4.1.3. Pendidikan Masyarakat Nagori Amborokan Panei Raya ... 31

4.1.4. Mata Pencaharian Nagori Amborokan Panei Raya... 33

4.1.5. Keadaan Masyarakat Berdasarkan Etnis ... 34

(13)

4.1.7. Keadaan Sosial Budaya ... 37

4.1.8. Pengobatan Tradisional Tinuktuk Pasca Melahirkan ... 40

4.1.9. Bahan-bahan Pembuatan Tinuktuk ... 43

4.1.10. Proses Pembuatan Tinuktuk ... 60

4.1.11. Alasan Etnis Simalungun Masih Menggunakan Tinuktuk ... 63

4.1.12. Penggunaan Tinuktuk ... 65

4.2 Pembahasan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1Kesimpulan ... 72

5.2Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristk Informan ... 23

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 30

Tabel 3.Jumlah Penduduk Dengan Tingkat Pendidikan Formal ... 32

Tabel 4.Komposisi Mata Pencaharian di Nagori Amborokan Panei Raya ... 33

Tabel 5.Jumlah Penduduk Pada Keberagaman Etnis ... 35

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi yang berada di Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Utara sendiri dibagi menjadi 33 Kabupaten Kota. Setiap daerah Kabupaten yang terdapat di Sumatera Utara ditempati atau ditinggali oleh beragam Etnis dengan budaya serta tradisi yang berbeda-beda. Keberagaman inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang melihatnya.

Di setiap masing-masing suku baik dibelahan dunia manapun pasti memiliki tradisi-tradisi yang mereka jalankan di dalam kehidupan mereka, salah satu contoh tradisi yang ada dalam tiap suku ialah mengenai pengobatan tradisionalnya. Pengobatan tradisional ialah pengobatan yang dilakukan secara tradisional, bahan-bahan dan cara pengolahannya masih tradisional. Pengobatan secara tradisional sudah ada sejak lama yang dimana pengobatan ini secara turun temurun diturunkan oleh nenek moyang terdahulu hingga generasi selanjutnya, dan pastinya pengobatan tradisional ini dipercaya membawa dampak kesehatan bagi tubuh.

Salah satu etnis yang memiliki berbagai pengobatan tradisional adalah etnis Simalungun. Diantara pengobatan tradisional yang masih dikenal di Simalungun adalah tinuktuk. Masyarakat atau etnis Simalungun pada umumnya menyebut tinuktuk dengan sebutan sambal tinuktuk. Tinuktuk itu sendiri berasal dari kata

“ti” artinya “yang”, sedangkan kata “nuktuk” merupakan bentuk kata kerja yang

(17)

2

Tinuktuk sudah ada sejak lama dan dipercaya memiliki khasiat tinggi bagi

kesehatan tubuh.

Awalnya tinuktuk ini hanya dijadikan sebagai lauk untuk makan yang biasanya dimakan dengan menggunakan rebusan sayur-sayuran. Tetapi setelah mengetahui tinuktuk itu membawa dampak yang baik untuk kesehatan, tinuktuk ini kemudian difungsikan sebagai obat. Karena tinuktuk ini dipercaya memiliki khasiat yang tinggi dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit dalam, khususnya membantu pemulihan pasca melahirkan dan menghangatkan tubuh.

Tambar tinuktuk atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan obat tinuktuk sudah ada sejak lama dan sering digunakan sebagai pengobatan tradisional Simalungun. Dahulunya tinuktuk ini sangat mudah sekali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari etnis Simalungun. Pada umumnya setiap perempuan yang melahirkan selalu dianjurkan untuk mengkonsumsi tinuktuk, karena tinuktuk diyakini dapat memulihkan dan menghilangkan rasa lelah dan dingin pasca melahirkan.

(18)

3

menggunakan rempah-rempah, akar-akar tumbuhan, seperti : akar pohon bambu, akar pohon pisang, akar pohon nira dan lain-lain.

Namun seiring dengan berkembangnya zaman dan pengetahuan manusia akan ilmu kesehatan mengenai obat-obatan medis, penggunaan tinuktuk ini mulai berkurang dalam kehidupan etnis Simalungun. Berkurangnya penggunaan tinuktuk ini, bukan berarti etnis Simalungun tidak mempercayai lagi khasiat

pengobatan yang terkandung dalam pengobatan ini. Umumnya semua etnis Simalungun mengakui bahwa tinuktuk sangat bermanfaat untuk kesehatan. Hanya saja karena langkanya orang yang bisa membuat tinuktuk ini dan sulit untuk di temukan, maka etnis Simalungun banyak beralih menggunakan obat-obatan yang sudah diracik secara medis.

Meskipun di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun tinuktuk ini sudah mulai langka, dikarenakan orang yang ahli membuat tinuktuk sudah mulai berkurang, akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan etnis Simalungun melupakan tinuktuk dan masih tetap berupaya mendapatkan dan menggunakannya sebagai pengobatan pasca melahirkan hingga sekarang. Berdasarkan uraian di atas dan kenyataan yang ada, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengobatan tradisional dengan judul:

(19)

4

1.2. Identifikasi Masalah

Merujuk pada uraian dari latar belakang masalah, maka masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini yaitu:

1. Tinuktuk sebagai pengobatan tradisional di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun.

2. Upaya mempertahankan tinuktuk sebagai pengobatan di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun.

3. Kendala atau hambatan penggunaan tinuktuk sebagai pengobatan tradisional pasca melahirkan di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkurangnya penggunaan tinuktuk sebagai pengobatan tradisional pasca melahirkan di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah yaitu Tinuktuk Sebagai Pengobatan Tradisional Pasca Melahirkan di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan

(20)

5

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah secara rinci sebagai berikut:

1. Apa sajakah bahan-bahan yang digunakan dalam membuat tinuktuk di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun ?

2. Mengapa Etnis Simalungun di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun masih menggunakan Tinuktuk sebagai pengobatan pasca melahirkkan ?

3. Bagaimana penggunaan Tinuktuk sebagai pengobatan tradisional pasca melahirkan di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun ?

1.5. Tujuan Penelitian

Secara terperinci penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam membuat ramuan tinuktuk di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean,

Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui Etnis Simalungun di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun masih menggunakan Tinuktuk sebagai pengobatan pasca melahirkkan.

(21)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, tentunya memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan ialah:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah penelitian yang nantinya bisa memperkaya khasanah pada bidang ilmu pengetahuan khususnya pada bidang Antropologi yang kajiannya membahas tentang kebudayaan dan tradisi juga dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca. Dapat memperkaya literatur Antropologi dalam kajian Identitas Budaya, khususnya mengenai kajian Antropologi Kesehatan mengenai pengobatan tradisional.

(22)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh penulis dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif didukung oleh hasil observasi dan wawancara dengan subjek yang mengetahui dan memahami tentang tinuktuk sebagai pengobatan tradisional pasca melahirkan di Nagori Amborokan Panei Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya:

1. Pengobatan dengan menggunakan media tinuktuk memakai bahan-bahan rempah alami, jumlah bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan tinuktuk ada 16 (enam belas) macam rempah alami, seperti : Jahe merah (pogei sigerger), lengkuas, kencur (assohor), serai (sanggesangge), lempuyang,

andaliman, buah kincung (asam sihala), bawang merah, bawang putih, bawang batak (hosaya), lada hitam (lada sibirong), wijen hitam (longa hitam), kunyit bungle, kunyit, dan kemiri.

(23)

74

mengkonsumsi tinuktuk ini, agar kondisi fisik mereka cepat kembali pulih seperti semula.

3. Tinuktuk dapat digunakan atau dikonsumsi oleh siapa saja, Tetapi kebanyakan tinuktuk ini sering dikonsumsi oleh perempuan pasca melahirkan. Cara

penggunaan tinuktuk ini ialah dengan mengkonsumsi tinuktuk secara lagsung, dapat dimakan begitu saja, dengan lauk, sop dan lain sebagainya.

1.2. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis akan merumuskan beberapa saran yang nantinya diharapkan menjadi masukan yaitu sebagai berikut :

1. Seharusnya pengobatan tradisional tinuktuk ini lebih di perkenalkan lagi pada generasi muda, supaya tinuktuk ini tidak hilang digerus jaman yang semakin maju, terutama dalam bidang kesehatan. Karena tinuktuk ini adalah salah satu bagian dari tradisi atau salah satu bentuk kearifan lokal yang dimiliki oleh etnis Simalungun. Maka kita sebagai generasi muda hendaknya menjaga kelestarian budaya yang dimiliki etnis Simalungun, terutama mengenai pengobatan tradisionalnya.

2. Pemerintah setempat juga seharusnya memberikan perhatian lehih terhadap orang-orang yang bisa membuat tinuktuk, terkhususnya untuk Dinas Kesehatan Simalungun agar lebih memperhatikan tinuktuk yang merupakan salah satu pengobatan tradisional yang dimiliki oleh etnis Simalungun.

(24)

75

(25)

Daftar Pustaka

Anderson, Foster. 2011. Antropologi Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press).

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.

Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya : APOLLO

Elvayeni S.S. 2012. Studi Etnobotani Penggunaan Tanaman Obat Tradisional Etnis Karo Di Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Unimed : Skripsi Unimed.

Damanik, Erond L. 2015. Amarah : Latar, Gerak dan Ambruknya Swapraja Simalungun 3 Maret 1946. Medan : Simetri Publiser.

Handayani Lestari. 2003. Tanaman Obat Untuk Masa Kehamilan dan Pasca-Melahirkan. Jakarta : AgroMedia Pustaka.

Hariana Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya.

Ihromi. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Iskandar. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : UP-Press.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Progres

Nawawi Hadani. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Permata Sari Indah. 2015. Pilis Sebagai Tradisi dan Etnomedisin di Kelambir Lima Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia. Medan : Unimed.

Perret, Daniel. 2014. Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatera Timur Laut. Jakarta : Kepustakaan Popler Gramedia.

Rahayu. 2004. Pentingnya Pengetahuan Tradisional Dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ranjabar, Jacobus.2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung : Alfabeta.

(26)

Spradley, James P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Suparni, Wulandari Ari. 2013. Manfaat dan Khasiat Sehat Dari Dapur. Yogyakarta : Rapha Publishing.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Team Team. 1981. Monografi Kebudayaan Simalungun. Medan.

Undang-undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Depkes RI, Jakarta, 1992.

Usman dan Akbar. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Winarto. 2003. Memanfaatkan Bumbu Dapur Untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Tangerang : PT Agromedia Pustaka.

Yusuf Muhammmad. 2014. Pengobatan Pijat Refleksi Dalam Pemeliharaan Kesehatan Ibu dan Anak di Desa saroha kenagarian Ujung Gading Kabupaten Pasaman. Medan: Unimed

Sumber Internet :

http://kesehatandia.blogspot.co.id/2015/01/manfaat-dan-kandungan-andaliman.html. Diakses pada hari Jum’at. Pada Tanggal 24 Juni 2016. Pada Pukul 19.49 WIB.

http://shop.sambadafarm.com/benih-rempah-rempah/benih-lokio-bawang-batak-166.html. Diakses pada hari Jum’at. Pada Tanggal 24 Juni 2016. Pada Pukul 20.31 WIB.

http://tanaman--herbal.blogspot.co.id/2015/11/manfaat-dan-khasiat-bangle-zingiber.html. Diakses pada hari Senin. Pada Tanggal 18 Juni 2016. Pada Pukul 22.10 WIB.

Gambar

Tabel 1. Karakteristk Informan ..................................................................................
Gambar 1. Kerangka Berpikir  ..................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Hutan rakyat merupakan salah satu model pengelolaan sumber daya alam yang berdasarkan inisiatif masyarakat dan dikembangkan pada lahan milik masyarakat.. Keberadaan hutan rakyat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa Taralamsyah Saragih adalah salah satu seniman yang berasal dari Simalungun, ia merupakan anak raja

Salah satu nyanyian rakyat yang menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Simalungun dalam kehidupan sehari-hari dan juga suatu warisan dari para leluhurnya adalah

Debora Hilderia Marbun, Nim: 308322010, Pemanfaatan Tanaman Rempah Tuba (Andaliman) Secara Tradisional Pada Masyarakat Etnik Batak Simalungun Di Dusun Gotting,

Oleh sebab itu, berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan pengobatan tradisional di wilayah kerja Puskesmas

Pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat dan dukun suku Marae di desa Kewar, juga tidak terlepas dari ramuan-ramuan tradisional yaitu dapat dilihat pada tabel

Hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Teluk Mutiara tentang Inventaris Tanaman Sebagai Ramuan Tradisional yang dilakukan dengan cara wawancara responden,

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Nagori, kepala desa disebut dengan Pangulu dan Badan Permusyaratan Desa disebut