• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERADAAN NYANYIAN URDO-URDO PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN DI DESA RAYA HULUAN KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBERADAAN NYANYIAN URDO-URDO PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN DI DESA RAYA HULUAN KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERADAAN NYANYIAN URDO-URDO PADA

MASYARAKAT SIMALUNGUN DI DESA RAYA HULUAN

KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ANNA MARIA HUTAGALUNG NIM 071222510054

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ANNA MARIA HUTAGALUNG, NIM. 071222510054. Keberadaan Nyanyian Urdo-Urdo Pada Masyarakat Simalungun Di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2012.

Penelitian ini merupakan meneliti tentang keberadaan nyanyian urdo-urdo dimana nyanyian tersebut merupakan nyanyian menidurkan anak dalam mengasuh anak menurut kebudayaan masyarakat Simalungun. Tujuan dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui keberadaan nyanyian urdo-urdo dan mendeskripsikan tentang nyanyian tersebut bagaimana kajian dan struktur nyanyiannya serta mengetahui pendapat warga di desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun tentang nyanyian urdo-urdo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Simalungun yang berada di desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, karena jumlah populasi besar, peneliti memperkecil dengan mengambil sampel di dusun Gonting Raya yang berjumlah 20 warga.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, studi pustaka, dan angket. Setelah data-data terkumpul dari lokasi penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian yang terdapat pada pembatasan masalah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif yang dideskripsikan secara bertahap sesuai dengan topik permasalahan, kemudian data-data diklasifikasikan sesuai isi yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih, karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga pada bentuk skripsi. Dalam kesempatan ini penulis memilih judul, “Keberadaan Nyanyian Urdo-Urdo

Pada Masyarakat Simalungun Di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal dan sebaik mungkin untuk mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Tuty Rahayu, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sendratasik FBS UNIMED Medan 4. Bapak Panji Suroso, S.Pd, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Seni Musik Jurusan

Sendratasik FBS UNIMED.

5. Ibu Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd Sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan koreksi dan kontribusi sejak awal penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Uyuni Widiastuti, M.Pd sebagai Dosen pembimbing II yang telah banyak memberi

arahan yang menyangkut materi dan teknik penulisan ilmiah.

7. Bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNIMED yang telah banyak memberi sumbangan ilmunya selama masa perkuliahan.

8. Bapak Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si sebagai narasumber yang telah banyak memberi masukan dan informasi tentang nyanyian Urdo-Urdo.

9. Bapak Horasdin Purba selaku Kepala Desa di Desa Raya Huluan yang telah memberi izin penelitian serta kesediaannya untuk menjelaskan keberadaan nyanyian Urdo-Urdo pada masyarakat Simalungun di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. 10.Ibu Merlina Haloho, ibu Erisma Damanik, Herdi Saragih, Johan Purba, dan Apriandi

Saragih dan semua keluarga di Desa Raya Huluan yang telah banyak memberi informasi kepada penulis

(8)

12.Abang saya Freddy Samuel Sahat Hutagalung, Adik-adik saya tersayang Sarah Aprilia Hutagalung, Menti Samosir dan keponakanku Claudia Sitorus yang memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Buat sahabat sahabat terbaik ku Merina Nainggolan, Rici Gusnita, Bintang Natalia Sibarani, Meiyana Cut Pidiyanti Simanjuntak, Mega Munthe, Ririn Tarigan dan teman-teman stambuk 07 lainnya yang selalu memberikan semangat dan motivasi yang lebih kepada penulis, dalam penyelesaian skripsi ini.

14.Aji Panjaitan yang telah membantu suport dan doa kepada penulis.

15.Raymond Simanjuntak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 16.Buat teman-teman Ekklesia di Gereja GKPI Pamen yang telah banyak mendukung dan

membantu penulis lewat doa.

17.Serta semua pihak yang terkait yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satupersatu.

Penulis merasa bahwa masih terdapat berberapa kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan koreksi guna perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam perkembangan pendidikan seni budaya khususnya dalam perkembangan teater di Medan.

Medan, September 2012

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Hal PERSETUJUAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 10

1. Pengertian Keberadaan ... 11

2. Musik Tradisional Simalungun ... 12

a. Instrument Tradisional Simalungun ... 12

b. Nyanyian Tradisional Simalungun ... 12

(10)

4. Nyanyian Urdo-urdo ... 19

5. Masyarakat Simalungun ... 21

B. Kerangka Konseptual ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian ... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Wawancara ... 27

2. Observasi ... 28

3. Dokumentasi ... 28

4. Studi Kepustakaan ... 29

5. Angket ... 32

E. Teklnik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ... 33

B. Masyarakat Simalungun Di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ... 34

C. Kebudayaan Masyarakat Simalungun Dalam Mengasuh Anak ... 37

D. Asal-Usul Nyanyian Urdo-Urdo ... 40

(11)

Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ... 44

G. Bentuk Penyajian Nyanyian Urdo-Urdo ... 47

H. Penggarapan Teks dan Melodi Nyanyian Urdo-Urdo ... 55

I. Karakteristik Nyanyian Urdo-Urdo dari Aspek Melodi dan Ritme ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 64

(12)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 4.1 Hasil jawaban angket tentang warga yang mengetahui

nyanyian urdo-urdo ... 47 Tabel 4.2 Hasil jawaban angket tentang pendapat warga mengenai nyanyian

(13)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Contoh Irama ... 16

Gambar 2.2 Contoh Melodi ... 17

Gambar 2.3 Contoh Harmoni ... 17

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia disetiap daerah-daerahnya memiliki suku dan adatnya masing-masing. Keanekaragaman yang kaya akan ciri khasnya masing-masing dan memiliki keunikan tersendiri menjadi suatu daya tarik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Setiap suku mempunyai perbedaan baik dari segi bahasa, musik, nyanyian, dan juga adat istiadat dalam bermasyarakat terlebih dalam acara adat seperti acara pernikahan, acara pemakaman, acara dalam pengobatan, dan banyak lagi acara-acara yang bersifat tradisi dalam suatu suku.

Kesenian merupakan suatu hal yang mempunyai peranan penting dalam suatu kebudayaan setiap suku dan tidak dapat dipisahkan. Karya seni yang berpengaruh dalam suatu tradisi kebudayaan adalah musik, karena dalam nyanyian dan musik sangat mempengaruhi tradisi budaya untuk menentukan patokan-patokan sosial dan patokan-patokan individu, mengenai apa yang disukai dan apa yang diakui. Musik dapat mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip umum yang mendasarinya, yang menghidupkan kebudayaan tersebut secara menyeluruh.

Seperti yang di uraikan dalam Mulyana dan Rakhmat (2005:19) bahwa: “Budaya kita secara pasti mempengaruhi kita sejak dalam kandungan hingga mati

(15)

Sebaliknya, kebudayaan diciptakan atau dibangun oleh manusia. Artinya, sejak lahir manusia sudah berada dalam suatu lingkup budaya. Dalam kesenian tradisional, terdapat beberapa rumusan, norma, atau aturan yang harus ditaati. Akan tetapi, jika kita amati lebih jauh, kenyataannya tidak sesederhana itu. Seniman tradisional yang terkenal, umumnya memiliki kemampuan tampil yang khusus, bahkan sampai melahirkan ciri tersendiri. Itu berarti bahwa ia telah menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas bukan hanya terdapat pada lingkungan seniman modern, melainkan juga pada seniman tradisional.

Banyak kesenian-kesenian tradisional yang hampir terkubur dan terpendam di tengah-tengah kemodernan yang dipengaruhi oleh budaya asing. Pengenalannya juga sudah jarang diperkenalkan kepada generasi-generasi yang sudah menyebar luas ke berbagai daerah. Kesenian tradisional pada umumnya diajarkan oleh para leluhur terhadap generasi atau turunannya guna untuk mewariskan kekayaan kebudayaan yg telah diciptakan oleh para leluhur.

Salah satu Provinsi yang kaya akan berbagai macam suku di Indonesia, yaitu Provinsi Sumatra Utara. Provinsi Sumatera Utara memiliki berbagai suku yang beraneka ragam baik suku asli maupun suku pendatang dimana suku-suku tersebut membawa ciri khasnya masing-masing, walaupun berbagai macam lahir keunikan tersendiri dari setiap suku namun masyarakat di Provinsi Sumatera dapat mencerminkan keselarasan yang muncul dalam bermasyarakat.

(16)

3

diantaranya adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing/Angkola, Batak Pak-pak/Dairi dan Batak Simalungun.

Masyarakat Simalungun memiliki kebudayaan yang diturunkan secara turun-temurun oleh leluhurnya, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu bentuk dari kebudayaan tersebut adalah kesenian. Kesenian pada masyarakat Simalungun sangat banyak, di antaranya adalah seni rupa, seni tari, seni ukir, dan seni musik. Dalam tulisan ini, peneliti lebih terfokus untuk mengkaji seni musiknya. Kebudayaan simalungun yang berhubungan dengan seni Musik biasanya dalam acara memasuki rumah baru, membuat nama, pernikahan, upacara kematian, dan sebagainya. Selain itu masyarakat Simalungun memiliki kebudayaan (kebiasaan) dalam menidurkan anak dengan menggunakan nyanyian, yang disebut Urdo-urdo.

(17)

a. Gonrang Siduadua adalah seperangkat musik Tradisional Simalungun yang terdiri dari satu buah Sarune bolon, dua buah Gonrang, dua buah Gonrang Mongmongan dan dua buah Ogung.

b. Gonrang Sipitu-pitu / Gonrang Bolon Simalungun adalah seperangkat alat musik Tradisional Simalungun yang terdiri dari satu buah Sarune bolon, tujuh buah gonrang, dua buah mongmongan dan dua buah ogung.

Selain dari segi musik instrumental, Simalungun juga memiliki nyanyian rakyat yang disebut sebagai doding, bernyanyi dalam bahasa Simalungun disebut

mandoding. Nyanyian Simalungun memiliki ciri khas tersendiri yaitu memiliki

inggou. Adapun jenis-jenis nyanyian rakyat Simalungun diantaranya adalah :

Taur-taur dan simanggei (nyanyian cinta/love song), Ilah (nyanyian untuk bekerja

/ work song), Urdo-urdo (nyanyian menidurkan anak/lullaby), Tihtah (nyanyian permainan anak/children game song), Tangis (tangisan/lament), Orlei dan mardogei (nyanyian untuk bekerja/work song), Mandillo tonduy dan

Manalunda/mangmang (nyanyian untuk pengobatan/healing song), juga Inggou

turi-turian (nyanyian bercerita/story telling).

(18)

menimang-5

nimang anak dengan nyanyian disebut pangurdo. namun terkadang pangurdo tidak langsung menidurkan anak, tetapi lebih dahulu bermain-main dengan menyanyikan nyanyian bermain anak yang berirama gembira dengan nyanyian

tihtah yang disebut dengan tihtolol. Lagu yang berkategori menidurkan anak

(lullaby) pada umumnya memakai lirik yang mengungkapkan rasa sayang dan

biasanya dinyanyikan dengan lembut dan mengayun sehingga membawa kenyamanan dan ketenangan bagi anak tersebut. Nyanyian Urdo-urdo termasuk nyanyian tradisional karena adalah nyanyian leluhur suku Simalungun yang wajib untuk dipertahankan dan dilestarikan, sehingga dapat menjadi pedoman bagi setiap warganya.

Dari uraian di atas dan ketertarikan peneliti terhadap nyanyian urdo-urdo maka peneliti mengangkat tulisan tersebut kedalan tulisan karya ilmiah yang

berjudul “Keberadaan Nyanyian Urdo-urdo Pada Masyarakat Simalungun di Desa

(19)

B. Identifikasi Masalah

Latar Belakang masalah telah memaparkan apa yang ingin diteliti oleh peneliti, oleh karena itu agar semua cakupan masalah dapat terbagi dengan teliti dalam penelitian nantinya, maka dari itu diperlukan adanya identifikasi masalah supaya penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan lebih terkendali. identifikasi masalahnya yaitu:

1. Bagaimana keberadaan nyanyian urdo-urdo pada masyarakat Simalungun di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana asal usul dari nyanyian urdo-urdo tersebut?

3. Apakah pengertian nyanyian urdo-urdo tersebut dari segi syairnya? 4. Bagaimana bentuk penyajian nyanyian urdo-urdo?

5. Bagaimana proses penggarapan teks dan melodi nyanyian urdo-urdo? 6. Bagaimana karakteristik nyanyian urdo-urdo dari aspek melodi dan ritme? 7. Bagaimana tanggapan masyarakat Simalungun di Desa Raya Huluan

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun terhadap nyanyian urdo-urdo?

C. Pembatasan Masalah

(20)

7

menjaga agar permasalahannya tidak melebar. Untuk itu, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan nyanyian urdo-urdo pada masyarakat Simalungun di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ?

2. Bagaimana asal-usul dari nyanyian urdo-urdo tersebut? 3. Bagaimana bentuk penyajian nyanyian urdo-urdo?

4. Bagaimana proses penggarapan teks dan melodi nyanyian urdo-urdo? 5. Bagaimana karakteristik nyanyian urdo-urdo dari aspek melodi dan ritme? 6. Bagaimana tanggapan masyarakat Simalungun di Desa Raya Huluan

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun terhadap nyanyian urdo-urdo?

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka peneliti perlu menentukan rumusan masalah agar dapat terfokus dalam masalah yang dibahas, seperti yang di nyatakan Bungin (2007:45) menyatakan bahwa:

“Apabila rumusan masalah ditujukan bagi desain penelitian kualitatif, maka fenomena penelitian diformulasikan agar dapat memenuhi persyaratan sebagai masalah kualitatif. Jadi rumusan masalah kualitatif merumuskan substansi kategorisasi, substansi struktur, dan substansi

model dalam suatu permasalahan penelitian.”

Berdasarkan pendapat diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah “Keberadaan Nyanyian Urdo-urdo Pada Masyarakat

(21)

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian karya ilmiah ini kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitiannya senantiasa berorientasi kepada tujuan, tanpa ada tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidaklah terarah dan tidak terfokus pada latar belakang dan rumusan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Bungin (2007:75) mengatakan bahwa:

“Membuat tujuan penelitian kualitatif sama mudahnya dengan merumuskan tujuan penelitian lainnya, karena tujuan penelitian hanya mengacu pada rumusan masalah penelitian. Hal ini tidak berarti rumusan masalah sama persis dengan tujuan penelitian, tetapi keduanya tetap berbeda secara subtansial, karena rumusan masalah dibuat dalam konteks mengungkapkan substansi masalah, sedangkan tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam suatu penelitian.”

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian adalah suatu misi yang akan dijalankan selama melaksanakan penelitian dan mencari pemecahan masalah yang telah dipaparkan di pembatasan dan rumusan masalah. Maka dari itu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keberadaan nyanyian urdo-urdo pada masyarakat Simalungun di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui asal-usul nyanyian urdo-urdo .

3. Untuk mengetahui bentuk penyajian dalam menyanyikan urdo-urdo. 4. Untuk mengetahui proses penggarapan teks dan melodi nyanyian

urdo-urdo.

(22)

9

6. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat Simalungun di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun terhadap nyanyian

urdo-urdo.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan peneliti, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai pegangan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kesenian tradisional Simalungun terkhusus terhadap nyanyian Urdo-urdo.

2. Sebagai bahan informasi kepada setiap pembaca dalam mengetahui dan mengenal kesenian tradisional Simalungun terkhusus terhadap nyanyian

Urdo-urdo.

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penelitian berikutnya yang relevan di kemudian hari.

4. Bahan motivasi bagi setiap pembaca dalam meningkatkan rasa keingin tahuan serta dalam memelihara kelestarian kesenian tradisional Simalungun.

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Letak Geografis dari Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun berada pada tanah perbukitan dan produktif dan bercocok tanam, sehingga menjadi tradisi kebudayaan Simalungun dalam kesehariannya adalah bertani.

2. Masyarakat di Desa Raya Huluan adalah desa yang bermayoritas suku Simalungun, dan kesehariannya mereka menggunakan bahasa dan tutur adat istiadat Simalungun walaupun terhadap suku pendatang yang telah menetap didaerah tersebut.

3. Dalam mengasuh anak sudah menjadi tradisi masyarakat simalungun yang memegang peranan penting dan bertanggung jawab dalam mengasuh anak terlebih sebagai pangurdo adalah para wanita terlebih ibu kandung dari si bayi, pada bayi sehat yang baru berusia 2 minggu sudah dapat dibawa ke ladang.

(24)

dalam bersosialisasi dan masih diaplikasikan dan berfungsi dalam kahidupan sehari-hari. Pengenalan nyanyian urdo-urdo kepada generasinya dengan secara lisan, dimana dari generasi ke generasi para leluhur memperkenalkan nyanyian tersebut melalui mulut ke mulut dalam bahasa Simalungun disebut dengan martakkap babah. Dalam prosesnya enkulturasi kebudayaan dilakukan dengan alamiah, dimana pembelajaran dalam pengenalan nyanyian tersebut masyarakat simalungun mengamati dengan melihat secara langsung dalam pola kehidupan sehari-hari.

5. Tradisi kebudayaan masyarakat Simalungun dalam mengasuh anak dengan

mangurdo sudah sangat jarang bisa di jumpai terlebih pada perkotaan

hanya dapat dijumpai tempat terpencil yang masih kental kebudayaannya, dan itu pun hanya terdapat di daerah-daerah tertentu, sudah sangat jarang diperkenalkan kepada generasi muda dalam melakukan tradisi tersebut, bahkan didaerah tertentu (lokasi simalungun) yang mengetahui nyanyian tersebut hanya orang-orang tua. dan salah satu lokasi yang masih mengaplikasikan nyanyian tersebut yaitu di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

6. Dari hasil jawaban angket yang disebarkan kepada masyarakat simalungun di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, Nyanyian

Urdo-urdo sangat berpengaruh positif dalam mengasuh anak.

(25)

8. Syair pada nyanyian Urdo-urdo memiliki makna filosofi dimana nasehat yang berupa pribahasa memiliki makna yang mendalam untuk menasehati anaknya kelak engkau besar cepat berhasil dan jangan meninggikan diri (sombong), dan jangan keberhasilan tersebut menjadi sia-sia dan tidak bermanfaat dengan baik.

(26)

B.Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran antara lain:

1. Memberikan contoh kepada generasi- generasi muda dalam mempertahankan tradisi yang sudah ditemurunkan oleh para leluhur, karena tradisi itu adalah warisan bagi generasi berikutnya.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina.2009.”Keberadaan Alat Musik Salinggung Pada Masyarakat Simalungun di Desa Simbolon Tengkoh Kecamatan Panombean Panei

Kabupaten Simalungun”.Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni

Universitas Negeri Medan

Barus, Nuri.2012. “Keberadaan Lagu Taur-taur Simbandar di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai”.Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan

Bungin, Burhan.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Harahap, Irwansyah.2005.Alat Musik Dawai.Jakarta: Lembaga Pendidikan Nusantara

Hardjana, Suka.2004.Esai Dan Kritik Musik.Yogyakarta: Galang Press Harefa Hutabarat, Lampos.2010. “Keberadaan dan Bentuk Musik Sikambang di Kota

Sibolga”.Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri

Medan

Linggono, Budi.Seni Musik Non Klasik Untuk Sekolah Menengah Kejuruan.Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Mulyana dan Rakhmat.2005.Komunikasi Antarbudaya.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Purba, Dermawan.2005. “Nilai Filosofi Dan Seni Budaya Dalam Nyanyian Anak

Pada Masyarakat Simalungun”. Medan

Saragih, Normasiah.2010.”Analisis Lagu ‘Illah I Losung’ dalam Tari Manduda

karya Taralamsyah Saragih”.Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni

Universitas Negeri Medan

Wahyusari, Ahada.2011. “Kajian Psikologi Sastra Terhadap Dimensi Emosional Dan Spiritual Nyanyian Kanak Masyarakat Tambelan Kepulauan Riau Dan Implikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini”.Bandung: Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia

http://news.tobaonline.com/?p=2216

http://repository.usu.ac.id).

Gambar

Tabel 4.1 Hasil jawaban angket tentang warga yang mengetahui
Gambar 2.1 Contoh Irama ................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Kepada para orangtua khususnya yang ada di desa Laras Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun diharapkan untuk mendidik anak sesuai dengan pola asuh yang baik

Keberadaan alat musik Gonrang Sidua-dua pada saat ini sangat jarang ditemukan pada masyarakat Simalungun.karenakurangnya kesadaran masyarakat Simalungun

Sebagaimana pada suku-suku lainnya, tentunya penyajian ayam (dayok) sebagai makanan adat bagi suku Simalungun diperkirakan memiliki nilai yang mengandung makna,

Beradasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa Keberadaan Musik Tradisional Simalungun Dalam Pesta Marsombuh Sihol Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun merupakan salah satu

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Huta III Silau Malela yaitu 2 orang tokoh adat yang mengetahui tentang kesenian Simalungun pada nyanyian Ilah

Penggunaan, Fungsi, dan Perkembangan Nyanyian Rakyat Simalungun bagi Masyarakat Pendukungnya: Studi Kasus di Desa Dolok Meriah, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten

“Dahulu Haroa seling dilakukan oleh masyarakat terdahulu sebagai suatu adat atau budaya untuk merayakan hari-hari besar islam. Tradisi Haroa adalah salah satu tradisi

Menurut jenisnya terdapat 3 (tiga) jenis nyanyian rakyat, yaitu: pertama, Nyanyian Rakyat Yang Berfungsi (functional folksong), digunakan dalam berbagai aktifitas kehidupan seperti;