• Tidak ada hasil yang ditemukan

NYANYIAN ILAH BOLON PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN KAJIAN TERHADAP BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NYANYIAN ILAH BOLON PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN KAJIAN TERHADAP BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

NYANYIAN ILAH BOLON PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN

KAJIAN TERHADAP BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

FAISAL REZA

NIM. 2101142011

PRODI PENDIDIKAN MUSIK

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

FAISAL REZA, NIM. 2101142011 Nyanyian Ilah Bolon Pada Masyarakat

Simalungun Kajian Terhadap Bentuk, Fungsi Dan Makna. Fakultas Bahasa

dan Seni - Universitas Negeri Medan.2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nyanyian ilah bolon pada masyarakat Simalungun kajian terhadap bentuk, fungsi dan makna.

Dalam penelitian ini didukung oleh teori-teori yang bertujuan agar hasil dari suatu studi kepustakaan yang saling berhubungan (relevan) terhadap pokok permasalahan yang hendak diteliti. Adapun teori yang digunakan yaitu, pengertian bernyanyi, teori bentuk, teori fungsi, dan teori makna.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Huta III Silau Malela yaitu 2 orang tokoh adat yang mengetahui tentang kesenian Simalungun pada nyanyian Ilah Bolon, 2 orang seniman Simalungun yang mengetahui bentuk, fungsi dan makna nyanyian Ilah Bolon dan 8 orang masyarakat Huta III Silau Malela. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Wawancara dilakukan dengan seniman atau ahli adat yang pernah terlibat dalam kesenian Simalungun dalam acara Marilah. Seluruh data di kumpulkan dan dianalisis disusun secara sistematis

Hasil penelitian yang dilakukan pada Bentuk Nyanyian Ilah Bolon berbentuk pantun yang memiliki birama, menggunakan birama 4/4 lebih mengutamakan garapan teks daripada garapan musik. Liriknya mengalami perubahan sedangkan melodinya tetap sama, memiliki 2 kalimat, 2 frase, dan 2 motif. Fungsi di dalam nyanyian Ilah Bolon adalah Fungsi pengungkapan emosional, Fungsi hiburan, Fungsi komunikasi, Fungsi sosial, Fungsi reaksi jasmani, Fungsi kesinambungan budaya dan Fungsi pengintegrasian masyarakat. Makna nyanyian Ilah Bolon memiliki 2 makna yaitu makna tersirat (tersembunyi) dan makna tersurat (makna apa adanya). Pemahaman masyarakat Huta III Silau Malela Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun terhadap Bentuk, Fungsi dan Makna nyanyian Ilah Bolon mungkin berbeda-beda, namun masyarakat mampu mendeskripsikannya dengan jelas.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa Barakatuh,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul, Nyanyian Ilah Bolon Pada Masyarakat Simalungun Kajian Terhadap Bentuk,

Fungsi dan Makna”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Bahasa dan Seni.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritikan guna membangun untuk kesempurnaan penulisan Skripsi ini untuk dapat diperbaiki di kemudian hari.

Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd., Ketua Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik dan Penguji I.

4. Dra. Pita H.D. Silitonga, M.Pd., Sekretaris Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan dan juga sebagai Dosen Pembimbing I

5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn. M.sn., Ketua Prodi Pendidikan Musik.

6. Mukhlis Hasbullah, M.Sn., Ketua Lab Prodi Pendidikan Musik dan juga sebagai Dosen Penguji II.

7. Panji Suroso S.Pd, M.Si sebagai Pembimbing II.

8. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan yang telah mendidik penulis dalam perkuliahan.

9. Ayahanda tercinta Abdul Gani dan Ibunda tercinta Nuraini A.Ma.Pd, berkat

(8)

iii

dan Mama sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya yang dapat membanggakan Ayah dan Mama.

10.Kakak penulis tersayang Maria, S.Pd, Wahyu, S.Sos, Kurniawan yang selalu memberikan perhatian, pengertian, do’a, dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

11.Sahabat sekaligus teman seperjuangan penulis terkhusus Sefrina Wahyuni, S.Pd, dan buat sahabat Penulis Hendra Syahputra, Muhammad Yusuf, Randyan Pradana, Eko Suheri, S.Pd, Syopian Syani, Wahyu Syahputra yang telah banyak menghabiskan waktu, tenaga, kenangan, kisah dan peristiwa

persahabatan yang menjadi keluarga. Terima kasih buat do’a dukungan serta

pengertiannya.

12.Teman-teman Pendidikan Musik Angkatan 2010 yang tidak dapat disebut satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2016 Penulis

Faisal Reza

(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ...

1

B.

Identifikasi Masalah ...

4

C.

Pembatasan Masalah ...

5

D.

Rumusan Masalah ...

6

E.

Tujuan Penelitian ...

6

F.

Manfaat Penelitian ...

7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA

KONSEPTUAL

A.

Landasan Teoritis ... 9

1.

Pengertian Ilah Bolon ... 10

2.

Pengertian Bernyanyi…

... 11

3.

Teori Bentuk ... 11

a.

Motif ... 12

b.

Frase ... 13

1)

Frase Pertanyaan ... 13

2)

Frase Jawaban ... 13

4.

Teori Fungsi ... 15

5.

Teori Makna ... 17

a.

Teori Semiotika ... 18

b.

Teori Semantik ... 19

B.

Kerangka Konseptual ... 20

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Metode Penelitian ... 23

B.

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

1.

Lokasi Penelitian ... 25

2.

Waktu Penelitian ... 25

C.

Populasi dan Sampel ... 26

(10)

v

2.

Sampel ... 26

D.

Teknik Pengumpulan Data ... 27

1.

Studi kepustakaan ... 27

2.

Wawancara ... 29

3.

Observasi ... 30

4.

Dokumentasi ... 30

E.

Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV PEMBAHASAN

A.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 32

1.

Letak Geografis dan Luas Kecamatan dan

Nagori ... 33

2.

Sistem Kekerabatan ... 35

B.

Ilah Bolon ... 37

C.

Bentuk Ilah Bolon ... 42

D.

Fungsi Ilah Bolon ... 50

1.

Fungsi Pengungkapan Emosional ... 50

2.

Fungsi Hiburan ... 51

3.

Fungsi Komunikasi ... 52

4.

Fungsi Sosial ... 53

5.

Fungsi Reaksi Jasmani ... 53

6.

Fungsi Kesinambungan Kebudayaan ... 53

7.

Fungsi Pengintegrasian Masyarakat ... 54

E.

Makna Ilah Bolon ... 54

1.

Semiotika ... 55

2.

Semantik ... 57

BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 59

B.

Saran ... 60

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Motif ... 13

Gambar 2.2 Contoh Frase Pertanyaan ... 13

Gambar 2.3 Contoh Frase Jawaban ... 14

Gambar 4.1 Gambar Peta Kecamatan Gunung Malela ... 33

Gambar 4.2 Bentuk Nyanyian Ilah Bolon ... 43

Gambar 4.3 Bentuk Kalimat Pertanyaan Nyanyian Ilah Bolon .. 44

Gambar 4.4 Bentuk Motif I Frase A Nyanyian Ilah Bolon ... 45

Gambar 4.5 Bentuk Motif II Frase A Nyanyian Ilah Bolon ... 45

Gambar 4.6 Bentuk Ulangan Harafiah Motif I Frase A

Nyanyian Ilah Bolon ... 46

Gambar 4.7 Bentuk Ulangan Harafiah Motif II Frase A

Nyanyian Ilah Bolon ... 46

Gambar 4.8 Bentuk Kalimat Jawaban Nyanyian Ilah Bolon ... 47

Gambar 4.9 Bentuk Ulangan Harafiah Motif I Frase B

Nyanyian Ilah Bolon ... 48

Gambar 4.10 Bentuk Ulangan Harafiah Motif II Frase B

Nyanyian Ilah Bolon ... 48

(12)

vii

Gambar 4.12 Bentuk Ulangan Harafiah Motif II Frase B

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, merupakan kebanggaan yang pantas mendapatkan perhatian. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya yang bernilai tinggi serta beraneka ragam sifat dan coraknya, bahkan kaya akan etnik (suku bangsa) diantaranya adalah Batak Toba, Batak Angkola, Batak Mandailing, Batak Karo, Batak Pak-Pak dan Batak Simalungun.

Batak Simalungun adalah salah satu sub Suku Bangsa Batak yang berada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yang berada di Kabupaten Simalungundan sekitarnya. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga marga (nama keluarga) tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun.

Simalungun memiliki sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan yang dimiliki masyarakat Simalungun adalah berdasarkan pada prinsip Tolu Sahundulan dan Lima Saodoran. Tolu Sanhundulan terdiri dari Tondong

(kelompok kerabat istri), Sanina (sanak saudara satu keturunan / semarga), Anak Boru (pihak ipar). Lima Saodoran ialah kerabat keluarga luas yang merupakan

(14)

2

Setiap suku memiliki adat istiadat serta perbedaan budaya yang mengungkapkan ciri khas mereka masing-masing, misalnya dalam hal kesenian, pakaian adat, dan bahasa. Berbicara tentang kesenian, kesenian merupakan warisan yang tidak boleh dilupakan dan harus dikembangkan karena dapat menjadi identitas dan ciri khas dari suatu daerah yang memilikinya. Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia sebagai media ungkap untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan dilaksanakan pada berbagai kegiatan baik itu upacara, hiburan, maupun pertunjukan. Simalungun memiliki beberapa kesenian, seperti seni musik, seni drama, dan seni tari.

Masyarakat Simalungun melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang menyertakan kesenian sebagai kelengkapan pelaksanaan kegiatan. Salah satu kesenian yang digunakan adalah seni musik.

(15)

3

memiliki beragam musik yang diperdengarkan atau dimainkan berdasarkan peristiwa-peristiwa bersejarah dalam perjalanan hidup masyarakatnya.

Banyak orang beranggapan bahwa musik merupakan suatu hiburan atau hobi untuk sekedar menyalurkan bakat seseorang. Namun banyak juga orang berargumen bahwa musik merupakan sesuatu yang sulit, sebab orang yang dapat bermain musik dan bernyanyi dengan baiklah yang dapat menikmati musik. Musik bukan hanya sekedar menjadi hiburan, hobi atau sumber penghasilan kini musik mengambil peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik dalam kegiatan sosial, budaya, hiburan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, religius dan lain sebagainya. Suku Simalungun memiliki salah satu musik yang menceritakan tentang kehidupan masyarakatnya yaitu Nyanyian Ilah Bolon.

Ilah Bolon ini merupakan tarian yang diiringi gerak dan lagu yang

dinyanyikan langsung oleh penari tersebut dengan kata lain tempo dan geraknya berasal dari diri sendiri (musik internal) syair yang dilantunkan menjadi tempo pergantian gerak dalam tarian ini.

(16)

4

Sedangkan dirinya tidak bisa lagi bergabung dan menari di bawah bulan purnama tersebut. Gerakan tarian ini sangat sederhana dan unik gerakannya dari, bertepuk tangan, melangkah kekiri ke kekanan, menghentakkan kaki sambil bernyanyi syair Ilah Bolon.

Tujuan di laksanakannya Nyanyian Ilah Bolon ini untuk melestarikan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Simalungun sejak zaman kuno (zaman para leluhur) yang menjadikan malam Rondang Bintang menjadi malam yang spesial karena di dalamnnya banyak lahir tarian, nyanyian dan musik yang di ciptakan langsung oleh orang-orang Simalungun tersebut yang menandakan ciri khas dan kebiasan mereka sesuai dengan kejadian sebenarnya baik kehidupan pribadi maupun kehidupan disekelilingnya (seluruh makhluk hidup yang hidup di permukaan bumi ini).

Berdasarkan uraian di atas, setiap kebudayaan dari suku asli maupun suku pendatang mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk menjadikannya sebagai topik penelitian, dengan kajian “Bentuk,

Fungsi dan Makna Nyanyian Ilah Bolon pada Masyarakat Simalungun”.

B. Identifikasi Masalah

(17)

5

“Untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan

adalah masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit, maka

dapat diharapkan analisis secara luas dan mendalam.”

Untuk itu dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis akan membuat identifikasi masalah agar dapat mengetahui hal-hal yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk nyanyian Ilah Bolon pada masyarakat Simalungun ? 2. Bagaimana eksistensi nyanyian Ilah Bolon pada masyarakat Simalungun ? 3. Bagaimana fungsi nyanyian Ilah Bolon pada masyarakat Simalungun ? 4. Bagaimana makna dari teks nyanyian Ilah Bolon pada masyarakat

Simalungun ?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus dan tidak melenceng kemana-mana. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan materi, kelayakan, dan keterbatasan dari peneliti tanpa keluar dari jalur penelitian ilmiah (Riduwan, 2010) :

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perlunya pembatasan masalah dalam sebuah penelitian, maka untuk itu penelitian menentukan batasan-batasan masalah sebagai berikut :

(18)

6

D. Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian, sebelum melakukan pengumpulan data di lapangan, diperlukan rumusan dari topik atau kajian yang menjadi dasar dalam melaksanakan penelitian berdasarkan dari batasan masalah yang sudah ditentukan. Dalam perumusan masalah kita akan mampu untuk lebih memperkecil batasan-batasan yang telah dibuat dan sekaligus berfungsi untuk lebih mempertajam arah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Maryeani (2005:14) bahwa :

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir maslah sebagimana dirumuskan.”

Berdasarkan pendapat di atas, sekaligus berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana bentuk, fungsi dan makna nyanyian Ilah Bolon pada masyarakat Simalungun ?

E. Tujuan Penelitian

(19)

7

yang akan diperoleh. Tujuan peneliti harus benar-benar mengacu pada rumusan masalah penelitian. Salah satu tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai apa yang hendak dicapai. Tujuan penelitian dicantumkan agar kita maupun pihak lain yang membaca laporan penelitian ini dapat mengetahui dengan pasti maksud dan tujuan penelitian yang sesungguhnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan bentuk nyanyian Ilah Bolon pada masyarakat Simalungun.

2. Mendeskripsikan fungsi nyanyian Ilah Bolon pada masyarakat Simalungun.

3. Mendeskripsikan makna nyanyian Ilah Bolon pada masyarakat Simalungun.

F. Manfaat Penelitian

(20)

8

keinginan generasi muda. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi lembaga yang membutuhkan, khususnya kepada mahasiswa jurusan Sendratasik, dimana peneliti menuntut ilmu di program studi Seni Musik.

2. Sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang bersangkutan dalam pelestarian dan perkembangan kesenian Simalungun.

3. Menjadi sumber informasi bagi para pembaca mengenai Nyanyian Ilah Bolon pada masyarakat Simalungun.

4. Sebagai motivasi bagi setiap pembaca khususnya masyarakat Simalungun agar tetap melestarikan kebudayaan khususnya kesenian musik Simalungun.

(21)

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua penelitian yang telah diteliti dilapangan berdasarkan dengan uraian yang sudah dijelaskan mulai dari latar belakang sampai dengan pembahasan maka peneliti dapat menyimpulkan keseluruhan dari hasil penelitian terhadap Nyanyian Ilah Bolon di Huta III Silau Malela Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun sebagai berikut :

1. Bentuk Nyanyian Ilah Bolon mempunyai 2 Frase dan 2 motif, yaitu frase A dan frase B, frase A merupakan kalimat Tanya dan frase B adalah kalimat jawab.

2. Fungsi dari Nyanyian Ilah Bolon yaitu : a. Fungsi pengungkapan emosional, b. Fungsi Hiburan, c. Komunikasi, d. Sosial, e. Fungsi Reaksi Jasmani, f. Fungsi Kesinambungan Kebudayaan dan g. Fungsi Pengintegrasian Masyarakat.

3. Makna dari Ilah Bolon memiliki 2 makna, yaitu makna tersirat dan makna tersurat.

Makna tersirat :

a. Pengungkapan maaf atas rasa kegembiraan yang tidak dapat di tahan

b. Kalau sudah menikah tidak memiliki kebebasan karena sudah memiliki ikatan

(22)

60

d. Keinginan yang tidak terwujud Makna Tersurat :

a. amit/permisi kepada orang tua yang terhormat lelucon yang tak tertahan

b. Beginilah sakitnya orang yang sudah dibeli orang lain c. Berjatuhan air mata pada tikar tempat tidur

d. Kalaupun terang bulan tidak bisa hadir di halaman

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka peneliti dapat memberikan beberapa saran, yaitu :

1. Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap kepada pemerintah daerah Simalungun agar memberikan perhatian khusus pada musik tradisi lainnya agar seni musik yang dimiliki masyarakat Simalungun dalam penyajiannya dapat diangkat kepermukaan agar tetap menjadi seni budaya yang tetap dijunjung tinggi.

2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar seluruh masyarakat Simalungun tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan Simalungun yang telah diwariskan oleh leluhur kita sehingga kesenian Simalungun ini akan tetap dilestarikan dengan baik dan dibudidayakan kembali oleh masyarakat Simalungun.

(23)

61

(24)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1995. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Djadjasudarma, Fatimah. 2013. Semantik 2- Relasi Makna Paradikmatik, Sintakmatik, dan Derivasional. Bandung: Refika Aditama

Havilland, A. William. 1999. Function And Form of Presentation of Musical Traditions.

Hidayat,Aziz Alimut. 2007. Pemecahan Masalah dalam Penelitian. Bandung Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik,

CV. Rajawali. Jakarta

Koentjaraningrat, 2005.Metode-Metode Penelitian Masyarakat.Gramedia, Jakarta Langer, K. Suzanne. 1996. Studies in Music And Culture.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara

Merriam, Alan P. 1964. The Anthropology of Music. Evaston III: North Western Piliang, Yasraf Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Kode, Gaya dan

Matinya Makna.Bandung : Matahari

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian. Bandung : AlfaBeta

Simbolon Betman, 1996. Kerajinan Tangan dan Kesenian, Medan : Lamtorang Jaya

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara University Press

(25)

63

Gambar

Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................  321. Letak Geografis dan Luas Kecamatan dan Nagori ...............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, status hara fosfat dan penyebarannya pada daerah lahan sawah pada daerah irigasi Bahal Gajah/ Tiga Bolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah Analisis Ornamen Pada Solu Bolon di Museum Huta bolon Simanindo Kecamatan Simanindo di tinjau dari segi fungsi,

lainnya sebagi wujud kepdulian terhadap seni tradisi. 2) Penulis berharap kepada seniman-seniman tari yang ada di Simalungun agar terus menjaga dan mengembangkan kesenian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bentuk nyanyian Katoneng-katoneng pada ritual Ngeria Pola, untuk mengetahui Fungsi nyanyian Katoneng-katoneng pada ritual

Pada penelitian ini, status hara fosfat dan penyebarannya pada daerah lahan sawah pada daerah irigasi Bahal Gajah/ Tiga Bolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten

Penggunaan, Fungsi, dan Perkembangan Nyanyian Rakyat Simalungun bagi Masyarakat Pendukungnya: Studi Kasus di Desa Dolok Meriah, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten

Tortor Ilah Majetter juga dipengaruhi oleh unsur estetik yang dilakukan oleh penari sendiri, artinya bagaimana penari tersebut bergerak dalam melakukan suatu

Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi, yaitu:tokoh-tokoh adat Karo yang ada di Desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo,seniman-seniman