• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA PARIAMAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA PARIAMAN SKRIPSI"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA PARIAMAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Prodi S1 Ekonomi Islam

Oleh :

MUHAMMAD RIFKI 3217025

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2021M/1442H

(2)

i

ْْيِحَّرلا ِْنَم ْحَّرلا ّْالل ِْمْسِب

Alhamdulillahi rabil‟alamin. Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya tanpa batas kepada penulis, Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan melalui pribadinya yang luhur dan agung. Serta meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT yaitu Al-quran dan Hadits. Beliau adalah pimpinan yang mampu merubah masyarakat menjadi lebih baik dan merupakan ekonom sekaligus pedagang yang sangat sukses dan jujur. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Pendidikan Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Pariaman “.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata satu Ekonomi Islam untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negri (IAIN) Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu atas kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang tulus tak terhinggga kepada teristimewa Ayahanda Maitrison Hanzara dan Ibunda Rismawati yang telah memberikan cinta kasih, mengasuh, mendidik, dan memberikan motivasi serta dukungan dalam mencapai cita-cita penulis. Karena berkat doa beliau yang tak kenal waktu membuat penulis tidak patah semangat untuk terus melaksanakan berbagai aktivitas terutama dalam penyelesai penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT melindungi dan memberkati beliau. Tak lupa juga untuk Kakakku Ridho Alhamda dan Adikku

(3)

ii

Rahmadia Nurika Nesya yang selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan dukungan demi kelanjutan studi penulis.

Penulisan skripsi ini juga tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan serta dukungan dari pihak lain. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Bapak/Ibu yang telah berjasa dalam penyelesaian skripsi di antaranya :

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor IAIN Bukittinggi beserta Bapak/Ibu Wakil Rektor.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)

3. Ibu Rini Elvira, SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk menuntut ilmu di IAIN Bukittinggi.

4. Bapak Jon Kenedi, SE.,MM selaku pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya menyumbangkan buah fikiran dalam memberikan arahan, bimbingan serta dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Derizal SE.Par, M.Mpar selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan, membimbing, mengajarkan dan mempermudah urusan penulis dalam bidang Akademik.

(4)

iii

6. Bapak/Ibu Dosen IAIN Bukittinggi khususnya Dosen FEBI yang telah mendidik dan mengajarkan banyak hal urusan pendidikan.

7. Bapak/Ibu pegawai kepustakaan baik dalam maupun luar kampus yang telah menyediakan fasilitas bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman EI A‟17 yang selalu memberikan semangat dan membantu di setiap adanya kendala.

Semoga Allah mmberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya, dan penulis mengharapkan semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua dalam rangka menambah wawasan pengetahuan dan pemikiran kita.

Atas bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terimakasih semoga mendapatkan ridgo dan balasan dari Allah SWT dan semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Bukittinggi, Oktober 2021

Muhammad Rifki Nim . 3217025

(5)

iv ABSTRAK

Muhammad Rifki, 2021. “Pengaruh Kualitas Pendidikan dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Pariaman”. Program Studi Ekonomi Islam S1, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi. Dosen Pembimbing Jon Kenedi, SE,MM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas pendidikan dan tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di kota Pariaman. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengolah data sekunder. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistik 22. Analisis ini meliputi uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas), regresi linier berganda, uji F, uji T dan koefisien determinan R2.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diketahui nilai signifikan pengaruh kualitas pendidikan (X1) dan tingkat pengangguran (X2) berpengaruh signifikan secara bersama – sama terhadap tingkat kemiskinan melalui uji F yaitu sebesar 0,040 < 0,05 dan nilai f hitung 5,282 > 4,46, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama – sama variabel kualitas pendidikan dan tingkat pengangguran berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Nilai koefisien determinan (R2) yaitu sebesar 60,1% sedangkan 39,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata Kunci: Kualitas Pendidikan, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan

(6)

v DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

G. Penjelasan Judul ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Kemiskinan ... 13

B. Pengangguran ... 21

C. Pendidikan ... 29

D. Kajian Terdahulu ... 40

E. Kerangka Pemikiran ... 44

F. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

(7)

vi

C. Jenis dan Sumber Data ... 47

D. Defenisi Operasional Variabel ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 49

G. Pengujian Model Penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Pariaman ... 56

B. Hasil Penelitian ... 60

C. Pembahasan ... 69

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(8)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kemiskinan adalah apabila pendapatan suatu komunitas berada di bawah garis kemiskinan tertentu. Kemiskinan juga berarti kekurangan kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang layak. Kemiskinan itu merupakan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak faktor yang menjadi penyebab tingginya jumlah penduduk miskin, salah satunya adalah tingkat pengangguran yang tinggi dan rendahnya tingkat pedidikan yang ditamatkan oleh suatu kelompok masyarakat. Hal itu sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin karena semakin rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan maka SDM yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat dinilai rendah sehingga menjadikan tingkat pengangguran semakin tinggi yang kemudian akan menyebabkan tingginya jumlah penduduk miskin.1

Didunia, masalah kemiskinan kerap kali muncul, khususnya di negara – negara yang sedang berkembang maupun negara miskin (Asiaa, merika Latin, Afrika). Hal tersebut didasari oleh minimnya fasilitas, dan sarana guna menunjang kesejahteraan hidup masyarakatnya. Di negara berkembang yang terletak di benua asia seperti Indonesia misalnya, kemiskinan adalah suatu permasalahan yang

1 Rabiatul Adawiya, “Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Bogor Tahun 2015 Di Parung”, Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam, Vol. 3, No. 1, 2020, hlm. 22

(9)

sering menjadi topik pembahasan dan perbincangan klasik diseluruh kalangan dan tiap lapisan masyarakat.

Berikut ini merupakan data angka kemiskinan di Kota Pariaman tahun 2016 – 2020 :

Tabel 1.1

Persentase Penduduk Miskin Tahun 2017 – 2020 Di Kota Pariaman Tahun Persentase Penduduk Miskin

2017 5,20 %

2018 5,03%

2019 4,76 %

2020 4,10 %

Sumber : BPS Kota Pariaman

Berdasarkan data diatas, jumlah penduduk miskin pada tahun 2017 sebanyak 5,20 %, selanjutnya pada tahun 2018 jumlah penduduk miskin sebanyak 5,03 %, kemudian pada tahun 2019 yaitu 4,76 %, kemudian pada tahun 2020 yaitu sebanyak 4,10 %. dari uraian tersebut persentase jumlah penduduk miskin terbanyak terjadi pada tahun 2017 yaitu sebanyak 5,20 %. dan mengalami penurunan hingga tahun 2020 yaitu sebanyak 4,10 %.

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya jumlah penduduk miskin, salah satunya adaah tingkat pengangguran yang tinggi dan rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh suatu kelompok masyarakat. Hal itu sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin karena semakin rendahnya tingkat

(10)

pendidikan yang ditamatkan maka SDM yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat dinilai rendah sehingga menjadikan tingkat pengangguran semakin tinggi.

Pengangguran dalam arti luas adalah penduduk yang tidak bekerja etapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi mulai bekerja. Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Kebanyakan orang kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan rekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politis sering mengkalim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja. Pengangguran merupakan kenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara – negara sedang berkembang, akan tetapi juga negara – negara yang sudah maju.

Secara umum, pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secaara aktif sedang mencari pekerjaan. Seseorang yang tidak bekerja tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai penganggur.

Selain itu pengangguran diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan belum dapat memperolehnya.

(11)

Menurut Sukirno2 mengemukakan bahwa pengangguran akan menimbulkan efek mengurangi pendapatan masyarakat dan itu akan mengurangi tingkat kemakmuran yang telah dicapai dimana semakin turunnya tingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan. Angkatan kerja yang tumbuh cepat akan menambah bebab tersendiri bagi perekonomian yakni penciptaan atau perluasan lapnagan kerja. Jika lowongan kerja baru tidak mampu menampung semua angkatan kerja maka bagian angkatan kerja itu akan memperpanjang barisan pengangguran yang sudah ada.

Seperti yang kita ketahui pada zaman sekarang ini mencari pekerjaan bukanlah hal yang gampang. Kurangnya lapangan pekerjaan yang ada menyebabkan banyaknya orang menjadi pengangguran. Jumlah lapangan pekerjaan yang ada lebih kecil dibandingkan jumlah pencari kerja sehingga tidak heran jika angka pengangguran di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pengangguran yang terjadi mengakibatkan kurangnya kesejahteraan seseorang sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan karena tidak mempunyai penghasilan. Sehingga tingkat kemiskinan semakin tinggi jika pengangguran semakin banyak.

Berikut ini merupakan data angka pengangguran di Kota Pariaman tahun 2016 – 2020 :

Tabel 1.2

2 Sadono Sukirno, Teori Pengantar Ekonmi Makro, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2006) hlm. 87

(12)

Tingkat Pengangguran Terbuka tahun 2017 – 2020 Di Kota Pariaman

Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka

2017 5,97 %

2018 5,72 %

2019 5,42 %

2020 5,73 %

Sumber : BPS Kota Pariaman

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2016 tidak dilakukan pendataan sakernas, kemudian pada tahun 2017 jumlah pengangguran yaitu sebanyak 5,97 % , selanjutnya pada tahun 2018 jumlah pengangguran yaitu sebanyak 5,72 %, kemudian pada tahun 2019 jumlah pengangguran yaitu 5,42 %. Kemudian pada tahun 2020 jumlah pengangguran yaitu 5,73 %. Dari uraian di atas, jumlah pengangguran terendah pada tahun 2019 yaitu 5,42 %, sedangkan jumlah pengangguran tertinggi pada tahun 2017 yaitu 5,97 %.

Pendidikan merupakan bagian yang inhern dengan kehidupan. Pemahaman seperti ini, mungkin terkesan dipaksakan, tetapi jika mencoba menurut alur dan proses kehidupan manusia, maka tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan telah mewarnai jalan panjang kehidupan manusia dari awal hingga akhir. Pendidikan menjadi pengawal sejati dan menjadi kebutuhan asasi manusia. V.R. Taneja,

(13)

mengutip pernyataan Prooper Lodge, bahwa life is education and education is life.

Itu berarti bahwa membicarakan manusia akan selalu bersamaan desngan pendidikan, dan demikian sebaliknya.3

Menurut Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dari terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosese pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pngendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlah mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan. Menurut Becker pendidikan merupakan aset modal manusia yang sangat berarti. Pendidikan ini dapat diartikan sebagai investasi yang dapat menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, meningkatkan keterampilan dan produktivitas kerja sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan suatu negara.4

Berikut ini merupakan data angka pendidikan yang ditamatkan di Kota Pariaman tahun 2017 - 2020 :

3 Munir Yusuf, PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN, (Palopo: Kampus IAIN Palopo, 2018), hlm 7

4 Rizky Agung Kurniawan, Pengaruh Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Surabaya Tahun 2007 – 2016, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 6 No. 2, 2018 hlm. 104

(14)

Tabel 1.3

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Uraian Tahun

2017 2018 2019 2020

Sekola Dasar 16,77% 16,00% 16,38% 16,89%

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

19,37% 18,16% 19,08% 18,73%

Sekolah Menengah Umum

31,13% 30,71% 27,37% 28,66%

Diploma I, II Dan III 3,25% 2,97% 4,13% 2,56%

Universitas/ DIV.S1 9,86% 11,60% 12,10% 14,06%

Sumber : BPS Kota Pariaman

Berdasarkan data di atas, pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar, terjadi penurunan di tahun 2018 yaitu 16,00%, lalu mengalami peningkatan di tahun 2020 yaitu 16,89%. Kemudian Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, terjadi penurunan di tahun 2018 yaitu 18,16%, lalu mengalami peningkatan di tahun 2019 yaitu 19,08%, dan mengalami penurunan lagi ditahun 2020 yaitu 18,73%.

Selanjutnya pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Umum, terjadi penurunan dari tahun 2018 - 2019 yaitu 27,37%, lalu mengalami peningkatan di tahun 2020 yaitu 28,66%. Kemudian pada tingkat pendidikan Diploma, terjadi

(15)

penurunan di tahun 2018 yaitu 2,97%, lalu mengalami peningkatan pada tahun 2019 yaitu 4,13% dan mengalami penurunan di tahun 2020 yaitu 2,56%. Dan pada tingkat pendidikan Universitas, terjadi peningkatan dari tahun ke tahun dari tahun 2017 yaitu 9,86% hingga tahun 2020 yaitu 14,06%.

Dapat disimpulkan bahwa pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar .angka tertinggi terjadi pada tahun 2020 yaitu 16,89% dan angka terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu 16,00%. Pada tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, angka tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu 19,37% dan angka terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu 18,16%. Pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Umum, angka tertinggi terjadi pada tahun tahun 2017 yaitu 31,13%

dan angka terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu 27,37%. Pada tingkat pendidikan Diploma, angka tertinggi terjadii pada tahun 2019 yaitu 4,13% dan angka terendah terjadi pada tahun 2020 yaitu 2,56%. Dan pada tingkat pendidikan Universitas, angka tertingi terjadi pada tahun 2020 yaitu 14,06% dan angka terendah terjadi pada tahun 2017 yaitu 9,86%.

Berdasarkan tabel di atas, semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan, maka akan semakin baik pula kualitas pendidikan penduduknya yang menggambarkan suatu kemajuan daerah.5 Namun pada tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA masih mengalami naik turun sehingga perlunya penataan terhadap sistim pendidikan secara menyeluruh di Kota Pariaman, terutama yang berkaitan

5 RPJMD Kota Pariaman Tahun 2018 - 2023

(16)

dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.

Dari uraian di atas, untuk membentuk generasi bangsa yang berkualitas dan handal dengan menyelesaikan pendidikan sampai tingkat pendidikan yang tinggi. Akan tetapi, keberhasilan seseorang menamatkan pendidikan sampai pendidikan tinggi sekalipun belum tentu menjamin seseorang memperoleh pekerjaan yang layak bila hanya dilihat dari tingkat pendidikan karena juga dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dan memiliki keahlian. Apabila jumlah penyedia lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah peningkatan tenaga kerja maka tingkat pengangguran akan semakin tinggi. Dan bisa menyebabkan jumlah penduduk miskin menjadi bertambah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menetapkan judul penelitian terkait dengan “ Pengaruh Kualitas Pendidikan Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Pariaman”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya penyelenggaraan pendidikan dasar 12 tahun.

2. Terjadinya peningkatan angka jumlah pengangguran di Kota Pariaman

(17)

3. Terjadinya penurunan angka jumlah penduduk miskin di Kota Pariaman

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini menjadi terarah dan sekaligus untuk menghindari kemungkinan pembahasan yang menyimpang maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam hal ini penulis membatasi mengenai “Pengaruh Kualitas Pendidikan Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Pariaman”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, berikut adalah rumusan masalah dalam penelitian ini.

1. Bagaimana pengaruh kualitas pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Pariaman?

2. Bagaiamana pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kota Pariaman?

3. Bagaimana pengaruh kualitas pendidikan dan tingkat pengngguran secara bersama – sama terhadap kemiskinan?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Pariaman.

(18)

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kota Pariaman.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pendidikan dan tingkat pengangguran secara bersama sama terhadap tingkat kemiskinan di Kota Pariaman.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk banyak orang.

Adapun hal yang dicapai adalah sebagai berikut:

1. Secara Akademis, penelitian ini berguna untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana S1 Ekonomi Islam di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi.

2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dengan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh kualitas pendidikan dan tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kota Pariaman

3. Secara Praktis diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi dan referensi atas pengaruh kualitas pendidikan dan tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kota Pariaman dalam kepentingan perumusan yang relevan.

G. Penjelasan Judul

Dalam pembahasan ini tentu harus memberikan penjelasan penelitian untuk memperoleh:

(19)

Pengaruh : Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.6

Kualitas : Tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu.7

Pendidikan : Usaha sistematis yang bertujuan agar setiap manusia mencapai satu tahapan tertentu di dalam kehidupannya.8

Pengangguran : Suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan namun belum memperolehnya.9

Kemiskinan : Sebagai kondisi ketidakmampuan pendapatan dalam mencukupi kebutuhan pokok sehingga kurang mampu untuk menjami kelangsungan hidup.10

6 Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2005), hlm. 849

7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 603

8 Munir Yusuf, PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN, (Palopo: Kampus IAIN Palopo, 2018), hlm 9

9 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar,(Jakarta : Rajawali,2015), hlm.328

10 Suryawati, Teori Ekonomi Mikro, (Yogyakara : Jarnasy, 2004), hlm. 122

(20)

BAB II PEMBAHASAN

A. KEMISKINAN

1. Pengertian Kemiskinan

Definisi kemiskinan sangat beragam, mulai dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan komsumsi dasar dan memperbaiki keadaan, kurangnya kesempatan berusaha, hingga pengertian yang lebih luas yang memasukan aspek sosial dan moral. Dalam arti sempit, kemiskinan sebagai keadaaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup.

Dalam arti luas, kemiskinan merupakan suatu fenomena multidimensional.

Kemiskinan adalah apabila pendapatan suatu komunitas berada di bawah garis kemiskinan tertentu. Juga miskinan juga berarti kekurangan kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang layak. Kemiskinan itu merupakan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kemiskinan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri mereka yang tergolong

(21)

sebagai orang miskin. Bappenas atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh si miskin, melainkan karena tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya.11

Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk layak hidup. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan maupun non makanan yang disebut dengan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi serta aneka barang dan jasa lainnya. Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan keuntungan – keuntungan non material yang diterima seseorang. Secara luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan masyarakat12.

Kemiskinan menurut Suparlan yang dikutip oleh Abu Ahmadi dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar menyatakan bahwa kemiskinan adalah standar tingkat hidup yng rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada

11 Ali Khomsan, dkk, Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin, ( Jakarta : Fakultas Ekologi Manusia IPB, 2015 ),hlm.2.

12 Tri Wahyu R, Kemiskinan dan Bagaimana Memeranginya, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.4, No.7, 2009, hlm.58.

(22)

sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.13

Menurut Prof. Emil Salim yang dimaksud dengan kemiskinan adalah suatu keadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.14

Menurut Shirazi dan Pramanik, kemiskinan didefinisikan sebagai suatu situasi yang dihadapi oleh seorang indiidu dimana mereka tidak memiliki kecukupan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang nyaman baik ditinjau dari sisi ekonomi, sosial, psikologis, maupun dimensi spiritual.15Dalam islam kemiskinan terdapat dalam al-Qur‟an ayat sebagai berkut:

Q.S At – Taubah ayat 60















































13 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), hlm.326

14 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), hlm.344

15 Irfan Syaqi Beik dan Laily DWI Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah,(Jakarta:Rajawali Pers, 2017) hlm.68

(23)

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) hamba sahaya,untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”.

Dalam surat at-Taubah ayat 60 sudah dijelaskan bahwa orang miskin mepunyai hak untuk menerima zakat.

Q.S Al – Baqarah ayat 268





























Artinya : “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.

Dalam surat al-Baqarah ayat 268 dijelaskan kemiskinan itu harus diperangi dengan kita bekerja keras dan kreatif agar kamu tidak sampai berbuat kejahatan.

(24)

2. Ciri – ciri Kemiskinan

Kemiskinan itu mepunyai ciri dimana seorang tidak mempunyai harta, tidak mampu memenuhi kebutuhan, rendahnya pendidikan dan kreatifitas yang dimiliki.

Ciri – ciri kemiskinan sebagai berikut : a. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar

b. Tidak mampu berusaha karena sakit, cacat fisik atau mental c. Tidak mampu berfungsi sosial

d. Rendahnya sumber daya manusia

e. Rentan terhadap guncangan baik individu maupun kelompok f. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian

yang berkesinambungan

g. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan dasar lainnya seperti kesehatan

h. Tidak ada jaminan masa depan dan tidak terlibat dalam kegiatan dalam masyarakat.16

Menurut Suryawati,17 kemiskinan dapat dilihat dari ciri – ciri kelompok pnduduk sebagai berikut :

a. Mempunyai pendidikan yang rendah

16 Bambang Rustianto, Menangani Kemiskinan, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015 ), hlm.4

17 Suryawati Chriswardani, Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 8 No. 03 September 2005

(25)

b. Kebanyakan mempunyai usaha sendiri atau bekerja dalam sektor informal, yang sifatnya kecil

c. Tidak mempunyai faktor produksi sendiri misalnya tanah, keterampilan dan peralatan untuk bekerja

d. Kurangnya memperoleh fasilitas umum.

Menurut Salim ciri – ciri kemiskinan adalah sebagai berikut : a. Mereka tidak memiliki faktor produksi sendiri (aeperti

modal, tanah, dan keterampilan)

b. Tidak adanya kemungkinan untuk memiliki aset produksi dengan kekuatan sendiri

c. Rata – rata pendidikan mereka masih rendah

d. Sebagian besar mereka tinggal di daerah pedesan dan berprofesi sebagai buruh tani dan yang tinggal di daerah perkotan sebagian besar mereka yang berusia muda serta tidak memiliki pendidikan tinggi dan memiliki keterampilan rendah.

3. Jenis – jenis Kemiskinan

Kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif adalah konsep kemiskinan yang mengacu pada kepemilikan materi dikaitkan standar kekalayakan hidup seseorang atau keluarga. Perbedaan dari dua jenis kemiskinan

(26)

bahwa kemiskinan absolut ukurannya sudah terlebih dahulu ditentukan dengan angka- angka nyata ( garis kemiskinan ) dan atau indikator atau kriteria yang digunakan sementara ada kemiskinan relatif kategori kemiskinan ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat kesejahteraan antar penduduk.

Pertama, kemiskinan absolut atau mutlak yaitu berkaitan dengan standar hidup minimum suatu masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk garis kemiskinan ( property line ) yang sifat tetap tanpa dipengaruhi oleh keadaan ekonomi suatu masyarakat. Garis kemiskinan ( property line ) adalah kemampuan seseorang atau keluarga memenuhi kebutuhan hidup standar pada suatu waktu dan lokasi tertentu untuk melangsungkan hidupnya. Kemiskinan absolut adalah kondisi kemiskinan yang terburuk yang diukur dari tingkat kemampuan suatu keluarga dalam membiayai kebutuhan yang paling minimal untuk dapat hidup sesuai dengan taraf hidup kemanusiaan yang paling rendah.

Kedua, kemiskinan relatif yaitu dasarnya menunjuk pada perbedaan relatif tingkatkesejahteraan antar kelompok masyarakat. Mereka berada dilapis terbawah dalam persentil derajat kemiskinan suatu masyarakat digolongkan sebagai penduduk miskin. Kategori ini digolongkan miskin sebenarnya sudah dapat mencukupi hak dasarnya,namun tingkat keterpenuhannya berada dilapisan terbawah. Kemiskinan relatif memahami kemiskinan dari dimensi ketimpangan antar kelompok penduduk. Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara dan waktu karena tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan yang sama.

(27)

Ketiga, kemiskinan struktural lebih menuju kepada orang atau sekelompok orang yang tetap miskin atau menjadi miskin karena struktur masyarakatnya yang timpang, yang tidak menguntungkan bagi golongan yang lemah. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh satu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut tidak mampu memanfaatkan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

kemiskinan struktural itu kemiskinan yang terjadi bukan dikarenakan ketidakmampuan si miskin untuk bekerja, melainkan ketidak mampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan – kesempatan yang memngukinkan si miskin dapat bekerja. Keempat, kemiskinan situsional atau kemiskinan natural yaitu terjadi di daerah – daerah yang kurang menguntungkan dan oleh karenanya menjadi miskin.

Kelima, kemiskinan kultural yaitu kemiskinan penduduk terjadi karena kultur atau budaya masyarakatnya yang sudah turun temurun yang membuat mereka menjadi miskin. Jenis kemiskinan itu bisa dilihat dari beberapa hal seperti dia tidak mampu memenuhi kebutuhannya dan dalam keluarga itu pendidikannya rendah.18

Menurut Arsyad,19 kemiskinan dibagi menjadi dua jenis yaitu :

1. Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang diukur dari pendapatan untuk mencukupi fasilitas umum atau kebutuhan dasar kebutuhan pokoknya,

18 Josep, Konsep dan Strategi Pemerintah Dalam Penanggulangan Kemiskinan, ( Jakarta : INDOCAMP, 2018 ), hlm.10.

19 Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: UPP TIM YKPN, 2010)

(28)

pakaian, pendidikan, kesehatan, tempat tinggal, serta kebutuhan untuk mencukupi hidupnya.

2. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang berkaitan dengan distribusi pendapatan dengan melihat ketidakmerataan dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya atau pendapatan masih rendah di antara lingkungan sekitar.

Menurut Sony Harry, kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Kemiskinan kronis adalah kemiskinan yang dapat dilihat dari kondisi

alam, infrastruktur, yang sangat sulit untuk akses perekonomian.

Biasanya berada di tempat yang terpencil, yang sangat sulit untuk kegiatan apapun demi kelangsungan hidup. Kondisi ini membuat kemiskinan menjadi berkepanjangan.

2. Kemiskinan sementara adalah kemiskinan yang bersifat sementara atau pada waktu tertentu kondisi kehidupan dapat berubah menjadi baik, misalnya masyarakat mengalami bencana alam, pada saat itu masyarakat mengalami kemiskinan sedangkan pasca bencana bisa kembali hidup dengan normal.

B. PENGANGGURAN

1. Pengertian Pengangguran

Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja yang sekarang tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Pengangguran adalah suatu

(29)

keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan namun belum memperolehnya.20 Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.21Penganguran itu orang yang belum mendapat pekerjaan atau dalam tahan pencarian pekerjaan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dalam memenuhi kebutuhan manusia, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja sebagaimana firman Allah SWT yang suratnya sebagai berikut:

QS. Al-Baqarah ayat 273 tentang tidak berusaha.































































Artinya : (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) dijalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha) dibumi, orang yang tidak tahu menyangka

20 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar,(Jakarta : Rajawali,2015),hlm.328

21 Kartika Sari, Ruang Lingkup Ekonomi Makro,(Karanganom : Cempaka Putih, 2019), hlm.26.

(30)

mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak memita kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.

Dalam ayat Al-Baqarah ayat 273 dijelaskan bahwa kita harus bersedekah kepada orang yang membutuhkan sesuai jalan Allah SWT.

QS. Al – Jumu‟ah ayat 10

































Artinya : “Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebarlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan banyaklah mengingat Allah agar kamu beruntung‟.

Dalam ayat Al-Jumu‟ah ayat 10 dijelaskan bahwa kita tidak hanya berusaha saja tetapi harus tetap ikhtiar dengan jalan Allah SWT.

Dari Al-Jumu‟ah sudah dijelaskan bahwa bekerja merupakan tugas yang sangat mulia.

At – Taubah ayat 105

(31)



































Artinya : Dan katakanlah : “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Dari ayat diatas menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk bekerja namun bekerja bukan sekedar upaya mendapatkan rezeki tetapi juga sebagai ibadah seseorang hamba kepada Allah, menuju sukses di akhirat kelak. Dan segala sesuatu harus diniatkan pada kebaikan agar mendapatkan hasil yang baik pula.

2. Jenis – Jenis Pengangguran

Beberapa secara umum jenis-jenis pengangguran dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :

a. Berdasarkan penyebabnya

1. Pengangguran musiman yaitu pengangguran yang biasa terjadi di sektor pertanian karena proses produksinya dipengaruhi siklus tanam. Jadi bekerja pada saat waktu tertentu.

(32)

2. Pengangguran konjungtur atau siklikal yaitu pengangguran yang disebabkan fluktuasi siklus ekonomi. Pada saat ini kondisi ekonomi lesu atau menurun, daya beli masyrakat menurun. Kondisi ini menyebabkan proses produksi menurun sehingga pemakaian tenaga kerja berkurang. Seperti seorang pegawai yang terkena phk karena kondisi ekonomi perusahaan itu sedang menurun sehingga perusahaan harus mengeluarkan beberapa pegawainya.

3. Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang disebabkan perubahan struktur dan kegiatan ekonomi karena perkembangan ekonomi. Seperti jaman sekarang dimana tenaga manusia banyak diganti sehingga dapat menimbulkan suatu pengangguran karena kehilangan suatu pekerjaannya.

4. Pengangguran teknologi yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya pergantian tebaga kerja dengan mesin modern yang dianggap lebih praktis dan produktif.

5. Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang disebabkan adanya perpindahan atau peralihan dari satu sektor ke sektor lain atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Pergeseran secara tiba- tiba pada permintaan dan penawaran tenaga kerja menyebabkan sulit mempertemukan pekerja dan kesempatan kerja. Pengangguran ini juga disebabkan keinginan pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

(33)

b. Berdasarkan cirinya

a) Pengangguran terbuka yaitu bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan (baik mereka yang belum pernah bekerja maupun sudah pernah bekerja), sedang mempersiapkan suatu usaha, tidk mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkn mendapatkan pekerjaan, dan sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran terbuka disebabkan kesempatan kerja yang tersedia lebih rendah daripada jumlah angkatan kerja.

b) Setengah menganggur adalah pekerja yang jam kerjanya dibawah jam kerja normal, selama 1-4 jam sehari atau jumlah jam kerjanya kurang dari 35 jam seminggu.

Setengah menganggur terpaksa dan setengah menganggur sukarela. Setengah menganggur terpaksa adalah pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan atau bersedia menerima pekerjaan lain. Setengah menganggur sukarela yaitu pekerja yang bekerja dibawah jam kerja normal, tetapi mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.

(34)

c) Pengangguran tersembunyi merupakan pengangguran yang terjadi karena jumlah pekerja dalam satu kegiatan ekonomi lebih besar daripada jumlah pekerja menyebabkan kegiatan tidak efisien.22

3. Penyebab Pengangguran

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pengangguran dalam perekonomian suatu negara diantaranya :

a. Turunnya output dan pengeluaran total

Jika output dan pengeluaran total menurun, maka permintaan terhadap tenaga kerja sangat rendah. Hal ini artinya sama dengan terjadinya peningkatan pengangguran. Hal ini terjadi ketika kemampuan ekonomi suatu negara lebih rendah dari kemampuan yang seharusnya dicapai. Ketika siklus perekonomian sedang menurun maka para pencari pekerjaan dipaksa untuk menganggur karena terlalu banyaknya tenaga kerja yang ingin bekerja, namun pekerjaan tidak tersedia.

b. Tidak sebanding penawaran dengan permintaan pekerja

Ketidaksebandingan dapat terjadi karena permintaan terhadap satu jenis tenaga kerja meningkat, sedangkan permintaan untuk jenis lainnya menurun, sementara penawaran tidak cukup mampu menyesuaikannya. Para pekerja tidak diperkerjakan bukan karena sendang mencari pekerjaan yang paling cocok dengan

22 Kartika Sari, Ruang Lingkup Ekonomi Makro,(Karanganom : Cempaka Putih, 2019) hlm. 27

(35)

keahlian mereka, namun pada tingkat upah berlaku, penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya.

c. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan

Para pekerja memiliki prefensi serta kemampuan yang berbeda, dan pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda. Mencari pelerjaan yang tepat membutuhkan waktu dan usaha. Hal ini cenderung mengurangi tingkat perolehan kerja. Pekerjaan yang berbeda membutuhkan keahlian yang berbeda dan memberikan upah yang juga berbeda.

d. Perubahan teknologi

Teknologi selalu berkembang dan membutuhkan tenaga kerja yang mampu menyesuaikan perkembangan teknologinya. Sebagian pekerjaan memang digantikan oleh mesin yang membutuhkan operator lebih sedikit. Sehingga jumlah tenaga kerja untuk suatu pekerjaan yang dapat digantikan oleh mesin tersebut menjadi berkurang. Teknologi mampu membuat mesin yang dapat menggantikan sebagian pekerjaan manusia.23 Adapun dampak lain pengangguran seperti seorang pegawai atau karyawan yang terkena PHK, masa pensiunnya habis, pendidikan yang kurang memadai serta kurangnya lapagan pekerjaan.

4. Dampak Pengangguran

Pengangguran menimbulkan dampak kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Dampak pengangguran lain menurunya permintaan agregat,

23 Gatiningsih dan Eko Sutrisno, Modul Mata Kuliah Kependudukan dan

Ketenagakerjaan,(Sumedang : Fakultas Manajemen Pemeritahan IPDN, 2017), hlm.107.

(36)

menurunya penawaran agregat, menurunnya upah riil, menurunya taraf hidup masyarakat, menurunnya investasi dalam negeri, berkurangnya penerimaan negara di sektor pajak, menurunya produktivitas individu, munculnya pekerjaan disektor informal, meningkatkan biaya sosial, dan meningkatnya angka kemiskinan.

Sedangkan pengaruh yang dirasakan oleh masyarakat akibat terjadinya pengangguran sebagai berikut, (a) menjadi beban psikologis dan psikis, (b) dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai bekerja, dan (c) menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.24 Jadi semakin banyak pengagguran maka semakin banyak pula tindak kejahatan dan kriminal karena terdesak oleh suatu ekonomi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

C. PENDIDIKAN

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuain dirinya dengan alam,teman, dan alam semesta.

Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual, jasmani, dan untuk kepribadian invidu dan kegunaan masyarakatnya yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut untuk tujuan hidupnya. Pendidikan adalah proses yang mana potensi-potensi manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, oleh alat (media) yang disusun sedemikian rupa, dan dikelola oleh manusia

24 Amiruddin Idris, Ekonomi Publik, ( Yogyakarta : deepublish, 2018 ),hlm.124

(37)

untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.25 Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan- hubungan dan tugas sosial. Pendidikan merupakan proses membawa perubahan yang diinginkan dalam perilaku manusia. Pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai proses perolehan pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan melalui pembelajaran atau studi. Jika pendidikan menjadi efektif hendaknya menghasilkan perubahan-perubahan dalam seluruh komponen perilaku (pengetahuan dan gagasan, norma dan keterampilan, nilai dan sikap, serta pemahaman dan perwujudan). Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses pendidikan yang diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai oleh masing-masing individu atau masyarakat. Perubahan itu hendaknya dapat diterima secara sosial, kultul, ekonomis, dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap serta pemahaman. Pendidikan merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.

2. Teori Pendidikan

25 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora Pendidikan,(Bandung : Alfabeta, 2013),hlm.16

(38)

Teori pendidikan merupakan landasan dalam pengembangan praktik-praktik pendidikan, misalnya pengembangan kurikulum, proses belajar-mengajar, dan manajemen sekolah. Berikut ini teori pendidikan yaitu:

a. Teori pendidikan klasik

Teori pendidikan ini menekakan peranan isi pendidikan dari proses. Isi pendidikan atau materi diambil dari khasanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik. Pendidikan klasik menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum subjek akademis yaitu suatu kurikulum yang bertujuan memberikan pengetahuan yang solid serta melatih peserta didik menggunakan ide-ide dan proses “penelitian” melalui metode ekspositori dan inkuri.

b. Teori pendidikan personal

Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Peserta didik menjadi pelaku utama adalah pendidikan, sedangankan pendidik hanya menempati posisi kedua yang lebih berperan sebagai pembimning, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik. Teori pendidikan personal menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum hurmanis yaitu

(39)

suatu model kurikulum yang bertujuan meperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri.

Kurikulum humanis merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual (kurikulum subjek akademis).

c. Teknologi pendidikan

Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Dalam teknologi pendidikan yang diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Teknologi pendidikan menjadi sumber untuk pengembangan model kurikulum yaitu model kurikulum yang bertujuan memberikan penguasaan kompetensi bagi para peserta didik.

Pembelajaran dilakukan melalui metode pembelajaran individual, media buku ataupun media elektronik sehingga pembelajar dapat menguasai keterampilan- keterampilan dasar tertentu.

d. Teori pendidikan interaksional

Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja sama dan interaksi. Pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari pendidik kepada peserta didik dan dari

(40)

peserta didik kepada pendidik. Dalam pendidikan interaksional belajar lebih sekadar mempelajari fakta-fakta. Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan interprestasi yang bersifat menyeluruh serta memahami dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksi sosial.

Pendidikan interaksional menjadi sumber untuk pengembangan model kurikulum rekonstruksi sosial yaitu model kurikulum yang memiliki tujuan utama menghadapkan para peserta didik pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia. Peserta didik didorong untuk mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah sosial yang mendesak dan bekerja sama untuk memecahkannya.26

Sedangkan teori pendidikan dalam islam itu terdapat dalam Al-Qur‟an. Al- Qur‟an menjadi sumber pendidikan yang memiliki prinsip sebagai acuan, sebagai berikut:

QS.Al-Alaq ayat 1-5



















































26 Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan,(Jakarta : KENCANA, 2012), hlm.142

(41)

Artinya : “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. (4)Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5)Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Kandungan ayat tersebut, menginformasikan hendaknya manusia membaca tanda- tanda yang ada baik dengan meneliti maupun mencari, menelaah, mendalami dan mengkritisi. Perintah untuk menulis dengan pena. Maksud dari menulis ini sebagai mendokumentasikan, memotret, dan merekam. Membaca dan menulis merupakan bagian dasar yang dilakukan dalam proses pendidikan sebagai kemampuan untuk melakukan kegiatan ilmiah.

QS. Al-Imran ayat 79



























































Artinya : “ Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia : “Hendaklah kamu

(42)

menjadi penyembah-penyembahku bukan Penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.

Isi kandungan ayat tersebut orang yang sempurna ilmu dan takwa kepada Allah SWT adalah orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang sempurna yang terpanggil untuk mengajrkan ilmu dan kemampuan wawasan pengetahuan untuk disebarkan kepada masyarakat.

3. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan

Fungsi pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya. Tujuan pendidikan adalah tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani peserta didik. Maksud dari kedewasaan jasmani adalah jika pertumbuhan jasmani sudah mencapai batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan jasmani tidak akan berlangsung lagi.

Kedewasaan rohani adalah pesertadidik sudah mampu menolong dirinya sendiri, mampu berdiri sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas semua

(43)

perbuatannya.27 Adapun dalam al-Qur‟an Surat Al-Mujadalah ayat 11 tentang semangat menuntut ilmu, sebagai berikut:































































Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu ; “Berlapang- lapanglah dalam majlis‟, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “Berdirilah kamu”, maka berdirilah,niscahya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahhui apa yang kamu kerjakan.64

Dalam ayat Al-Mujadalah ayat 11 dijelaskan bahwa setinggi apapun pendidikanmu kamu gtidak boleh lupa akan kewajiban seorang muslim.

27 Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan,(Jakarta : KENCANA, 2012) hlm. 81

(44)

Tujuan Pendidikan Nasional di Negara Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin,beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rassa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa pahlawan serta berorientasi masa depan.65

Tujuan dari pendidikan itu untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa untuk kedepannya yang lebih baik.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.66 Fungsi dari pendidikan untuk menggali potensi dan kreatifitas yang dimiliki setiap anak atau siswa.

4. Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan itu ada jalur pendidikan dan jenjang pendidikan. Jalur pendidikan merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui

(45)

kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan (pendidikan dasar, pendidikan mengah, dan pendidikan tinggi). Sedangkan jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman dalam pengajaran. Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat tingkat perkembangan peserta didik, tujuan akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.28

a. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.29 Jenjang pendidikan formal sebagai berikut :

1) Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam suatu masyarakat, berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar. Berfungsi juga mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Pendidikan dasar menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan dasar dan tiap-tiap warga negara diwajibkan menempuh pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pendidikan dasar mencakup SD/MI dan SMP/MTs.

28 Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan,(Jakarta : KENCANA, 2012) hlm. 220

29 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(46)

2) Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, diselenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tinggi Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasaan pendidikan dasar. Adapun dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, pendidikan menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan, dan pendidikan menengah keagamaan.

3) Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkanpeserta didik menjasi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan , teknologi dan atau kesenian.

b. Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak terstruktur yang berkenaan dengan pengalaman sehari-hari yang tidak terencana dan tidak terorganisasi. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat yang terjadi secara alamiah disebut juga dengan pendidikan informal.30

30 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(47)

c. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan ini meliputi pendidikan anak usia dinni, pendidikan kepemudaan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan pemberdayaan perempuan.31

D. Kajian Terdahulu

Tabel 2.1

Penulis Judul Hasil Penelitian

Melda Septera (2021)

Pengaruh jumlah

penduduk, pendidikan , dan pengangguran terhadap kemiskinan di provinsi Lampung dalam perspektif ekonomi islam tahun 2009 - 2018

Hasil peneltian pendidikan terhadap kemiskinan yaitu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di provinsi

Lampung. Sedangkan

pengangguran terhadap kemiskinan tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Lampung.

Sufi Khairuni Analisis pengaruh PDRB, Hasil penelitian ini

31 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan : asas & filsafat pendidikan,(Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA,2014),hlm. 83

(48)

Hasibuan (2018)

pendidikan, dan

pengangguran terhadap kemiskinan di Sumatera Utara tahun 2000 – 2016

menghasilkan beberapa varian

dalam mempengaruhi

kemiskinan. Pendidikan memberikan kontribusi dalam mempengaruhi kemiskinan di Sumatera Utara sebesar 25%

dan pengangguran

memberikan kontribusi dalam mempengaruhi kemiskinan di Sumatera Utara sebesar 3,14%.

Palalo Saitian (2014)

Analisis pengaruh investasi, pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 1993 - 2012

Berdasarkan hasil penelitian uji Error Correcton Model (ECM). Dalam jangka pnek diketahui jika pendidikan mengalmi kenaikan, maka kemiskinan menurun dan begitu pula pada kondisi pengangguran, dimana ketika pengangguran mengalami kenaikan, maka kemiskinan

Gambar

Tabel 3.3   Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 3.6  Hasil Uji F
Tabel 3.7  Hasil Uji T  Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  T  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Pengangguran terbuka (open unemployment), yaitu baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama. sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama

Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau

Angkatan kerja atau labour force adalah jumlah penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64 tahun yang sedang bekerja maupun mencari pekerjaan.. Usia produktif

angkatan kerja. Definisi dari pengangguran terbuka yaitu angkatan kerja yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaan. Kemudian, pendefinisian dari angkatan kerja itu

Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan (Oratmangun et al., 2021) bahwa pengangguran terbuka memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

a. Pengangguran terbuka yang tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam

Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka Terhadap Tingkat Kemiskinan Menurut Teori Malthus yang menyatakan bahwa jika pertumbuhan penduduk pesat maka tenaga kerja akan meningkat pesat