• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD XL DI WILAYAH KARTASURA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD XL DI WILAYAH KARTASURA."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP

DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD XL

DI WILAYAH KARTASURA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

Sugeng Ristanto

B 100 050 119

FAKULTAS EKONOMI

(2)

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca skripsi dengan judul :

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI

PRODUK

SIM CARD

XL DI WILAYAH KARTASURA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

SUGENG RISTANTO

B 100 050 119

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal : ______________________

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Pembimbing Utama

(Anton Agus. S, SE, M.Si.)

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sugeng Ristanto NIRM : 02.6.106.02016.50119 Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Persepsi Konsumen terhadap Diferensiasi Produk SIM Card XL di Wilayah Kartasura.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dan serahkan ini merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti dan atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi apapun di Fakultas Ekonomi dan atau gelar dan Ijazah yang diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta batal saya terima.

Surakarta, Januari 2010 Yang membuat pernyataan,

SUGENG RISTANTO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI

(4)

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kami telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada

Allah kamu berharap”.

(QS. Al Insiroh: 6-8)

Orang yang terbaik adalah mereka yang selalu mencoba untuk terus

memperbaiki dirinya.

(Imam Ghozali)

Setiap orang yang terlalu banyak membaca dan terlalu sedikit

menggunakan otaknya akan malas berfikir.

(5)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Ayah dan ibunda tercinta, yang telah mengiringi langkahku dengan do’a dan kasih sayang yang tak terhingga serta memberikan segalanya demi keberhasilanku.

2. Kakakku tersayang, yang selalu memberi dorongan menuju kebaikan dengan segala canda tawamu yang selalu menemani hari-hari indahku. 3. Seseorang, yang telah membayungi gelisah hatiku

dan mengharumi hari-hari dalam menentang kerasnya hantaman hidup.

4. Sahabat-sahabat dan teman-teman kost yang selalu memberikan keceriaan.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “

ANALISIS PERSEPSI

KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK

SIM CARD

XL DI

WILAYAH KARTASURA”

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Drs. H. Syamsudin, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Bapak Anton Agus S., SE, M.Si., selaku Pembimbing Utama yang penuh kesabaran memberikan petunjuk dan pengarahan sehingga skripsi ini bisa selesai.

3. Bapak Agus Muqorobin, SE, MM, selaku ketua jurusan manajemen dan selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan-arahan dan petunjuk yang berguna selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi UMS. 4. Segenap Dosen, staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

(7)

5. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mengalirkan doa, kasih sayang serta

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan segalanya kepada

penulis sehingga terealisasinya skripsi ini.

6. Kakakku yang selalu mewarnai hari-hariku dengan canda tawa dan

memberikan dukungan, semangat dan kasih sayang.

7. Seseorang yang memberikan rasa damai dan menghapus kepedihanku dalam

derasnya sisi dunia yang terus berputar.

8. Teman-teman Manajemen angkatan ’05, thank atas kebersamaannya selama

kuliah.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saran dan masukan sangat penulis hargai, dan akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ……. ... viii

DAFTAR TABEL ... x

ABSTRAKSI ……….. ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Skripsi ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Pemasaran ... 10

B. Persepsi Konsumen ... 13

C. Diferensiasi Produk ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran ... 24

(9)

C. Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian ... 27

D. Data dan Sumber Data ... 28

E. Metode Pengumpulan Data ... 28

F. Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Data ... 32

B. Analisis Central Tendencies... 32

C. Deskripsi Responden... 34

D. Analisis Data ... 42

E. Pembahasan ... 44

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 46

B. Keterbatasan Penelitian ... 47

C. Saran-saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Usia ... 34

Tabel 4.2. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

Tabel 4.3. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 35

Tabel 4.4. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 35

Tabel 4.5. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Pendapatan... 36

Tabel 4.6. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan 37 Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Butir ... 38

Tabel 4.8. Faktor Konten (What to Offer) Produk Sim Card XL... 39

Tabel 4.9. Faktor Konten (How to Offer) Produk Sim Card XL... 40

Tabel 4.10. Program Promosi Sim Card XL... 41

Tabel 4.11. Faktor Infrastruktur (Enabler) Produk Sim Card XL ... 42

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap diferensiasi pada produk Sim card XL dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabel-variabel penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler).

Penelitian ini tergolong tipe test marketing studies karena bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi konsumen SIM Card mengenai diferensiasi yang diterapkan oleh produk SIM Card XL. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau masyarakat yang yang pernah membeli atau sedang membeli SIM Card XL di wilayah Kartasura. Berdasarkan tabel sampel minimum yang sebaiknya diambil untuk kategori test marketing studies adalah sebanyak 200 responden. Oleh karena itu kuesioner yang diedarkan sebanyak 150 eksemplar dengan expected response sebanyak 140 responden dan expected nonresponse sebanyak 10 responden. Pemilihan responden pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling mengingat jumlah populasi dari sampal yang diambil sulit untuk diidentifikasi. Teknik non probability sampling yang digunakan adalah berdasarkan pendekatan judgment sampling. Alat analisis data yang digunakan dengan analisis deskriptif kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: 1) Hasil perhitungan data menunjukkan bahwa variabel konten berada pada posisi baik dengan nilai sekala 3,76. Hal ini mengindikasikan bahwa konten produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura; 2) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel Konteks berada pada posisi baik dengan nilai sekala 3,76. Hal ini mengindikasikan bahwa konteks yang selama ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura; 3) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel Infrastruktur berada pada posisi baik dengan nilai sekala 4,31. Hal ini mengindikasikan bahwa infrastruktur (enabler) yang selama ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura; 4) Berdasarkan analisis diferensiasi diketahui bahwa ternyata benar juga apa yang dilakukan oleh PT. Excelcomindo mengenai produk Sim Card XL dalam membangun diferensiasi lewat media above dan below the line (di atas dan di bawah deferensiasi yang lain), yang dengan perkataan lain, membangun infrastruktur tersebut, ternyata infrastruktur membangun persepsi positif di benak konsumen sebaik persepsi mereka terhadap konten dan konteks.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komunikasi memaksa perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan produknya agar menjadi lebih baik dan berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar dapat bersaing di pasar, perusahaan harus mengetahui dan memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen dan berusaha untuk memuaskannya. Misalnya dengan memberikan produk yang harganya lebih murah, kualitasnya lebih baik, desain yang lebih menarik dan teknologi yang lebih bervariasi daripada para pesaingnya.

Saat ini, penggunaan telpon genggam atau telpon seluler sudah merupakan sarana telekomunikasi yang hampir digunakan siapa saja. Telepon seluler bukan merupakan barang mewah yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja, sehingga bisnis telepon seluler maupun jasa pelayanan telepon seluler berkembang dengan pesat di Indonesia. Prospek yang cerah ini seperti yang dikatakan oleh Christiantoko, dkk (Kontan, edisi 15/V/tanggal 8 Januari 2001) dikatakan bahwa lewat produk inovatif berupa kartu pra-bayar, bisnis telepon seluler (ponsel) dua tahun belakangan menjadi atraktif. Bukan cuma eksekutif kantoran yang merasa butuh ponsel, ibu rumah tangga, anak-anak sekolah, mahasiswa, hingga sopir pribadi pun kini mengantonginya.

(14)

daripada pelanggan telepon kabel (fixed) yang cuma 8,21 juta sambungan telepon (SST). Operator seluler berbasis satelit yang belakangan gencar berpromosi adalah kartu Biru, mulai beroperasi sejak September 2000. Pemerintah hingga saat ini sudah mengeluarkan izin operasi tujuh operator regional GSM 1800. Sistem telekomunikasi bergerak (mobile) ini sebenarnya menggunakan teknologi sama seperti tiga operator GSM sebelumnya (Telkomsel, Satelindo, dan Excelcomindo) tapi memakai frekuensi 1800 yang lebih lebar. Ketujuh operator GSM 1800 yang baru itu adalah Astratel Nusantara untuk wilayah operasi Sumatera, PT. Inti (Ex-indocel) di Jakarta, Ariawest International di Jawa Barat, PT. Mitra Perdana di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Natrindo di Jawa Timur, Primarindo Sistel di Kalimantan dan Kodel Margahayu di wilayah Indonesia Bagian Timur (IBT). Ramainya persaingan masih ditambah dengan keluarnya izin nasional GSM 1800 untuk PT. Indosat dan PT Telkom sebagai kompensasi pencabutan lebih dini hal monopoli yang mereka miliki. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan hanya pelayanan dan perluasan jaringan.

(15)

Pengguna ponsel sering tidak kebagian tempat untuk melakukan hubungan telepon sehingga sulit untuk menghubungi atau dihubungi, suara terputus-putus, bahkan mati mendadak ketika berbicara sambil bergerak. Pemakaian frekuensi 1800 merupakan obat mujarab bagi teknologi GSM 900 yang sudah sangat padat.

PT. Inti (Ex-indocel) yang sudah berpengalaman dalam usaha di bidang telekomunikasi berusaha memasuki bisnis ini dengan meluncurkan produk jasa pelayanan telepon seluler berbasis GSM 1800. Sejak 31 Agustus 2001 melalui anaknya perusahaan PT. Inti (Ex-indocel), XL memberikan layanan dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu berbasis GSM 1800. XL ini merupakan operator seluler berbasis GSM 1800 yang pertama di

Indonesia dan telah mendapatkan ijin, baik dari Departemen Telekomunikasi dan Perhubungan maupun dari Direktorat Perhubungan. Peluncuran perdananya di Batam, kemudian berturut-turut di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, dan saat ini sedang diluncurkan di Jabodetabek.

(16)

Pemilihan segmen ini dimaksudkan agar Pro-XL tidak bersaing secara frontal dengan sesama seluler lain yang sudah eksis. Di kota Bandung dan Yogyakarta, Pro-XL memilih pasar baru yang belum tergarap, yakni kalangan ABG (anak baru gede) dan twenties (mahasiswa). Menurut Suzana W, pimpinan wilayah Pro-XL Bandung (Pikiran Rakyat, November 2001) kalangan ABG dan mahasiswa sangat dinamis dan merupakan pasar potensial yang masih bisa dioptimalkan bagi pengembangan bisnis seluler, khususnya jenis layanan pra-bayar.

Hingga saat ini pelanggan Pro-XL sudah mencapai ratusan ribu dari target pelanggan yang 500 ribu. Menurut Taufik, pengamat pemasaran dari Mark-Plus, Pro-XL berpeluang menjadi raja pasar di bisnis operator seluler.

Taufik juga memperkirakan pada tahun 2004 pengguna ponsel akan mencapai 20 jutaan (Marketing 21/I/22 November – 5 Desember 2001).

(17)

pra-bayar maupun pasca-bayar (postpaid) mencapai 2.000.000, dengan kemungkinan churn (pelanggan pindah) atau bad debt (ngemplang) di bawah 3 persen.

Melihat strategi yang dilakukan Pro-XL dalam merebut pasar dibandingkan prestasi pertumbuhan jumlah pelanggan yang telah dimiliki Pro-XL maka tampak terdapat Gap antara strategi pemasaran yang dilakukan dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna ponsel berdasarkan segmentasi pasar yang dilakukan. Jumlah pelanggan Pro-XL saat ini adalah sekitar 1.200.000 (masih rendah jika dibandingkan salah satu pesaingnya misal Telkomsel yaitu 2.000.000-an. Dalam hal lain lemahnya pulsa Pro-XL pada banyak daerah banyak dikeluhkan pelanggan. Namun demikian, strategi perusahaan untuk menipis kesan bahwa Pro-XL atas keluhan produk Pro-XL tersebut yaitu dengan menggalakkan strategi periklanan untuk menunjang image brand yang dapat tersarang di pikiran konsumen.

Secara empiris survei yang dilakukan oleh media cetak di atas menunjukkan bahwa berapapun dana yang dikeluarkan perusahaan Pro-XL untuk membiayai kegiatan above the line, dengan ide-ide yang mengagungkan orisinalitas dan idealisme agensi periklanan, tidak bisa dikatakan efektif apabila tidak memberikan implikasi yang baik terhadap brand awareness konsumen.

(18)

yang puas pada produk kita ketimbang dengan apabila perusahaan mengguna- kan uang tersebut untuk meningkatkan brand experience yang lebih kuat?. Pada halaman yang sama Kotler menambahkan baha perusahaan seharusnya lebih menitikberatkan penggunaan dana dan waktunya untuk menciptakan desain produk yang lebih baik, daripada untuk secara psikologis memanipulasi persepsi masyarakat lewat kampanye iklan yang menghamburkan uang. Semakinm baik produk, semakin sedikit dana yang harus dihabiskan untuk iklan. Karena bagaimanapun juga, promosi yang paling baik adalah yang dilakukan oleh pelanggan yang terpuaskan.

Sedangkan Hermawan Kartajaya dalam bukunya Positioning,

Diferensiasi, dan Brand (2004: 23) menyatakan bahwa setiap produk yang

sukses, dibangun dengan menguatkan positioning, diferensiasi, dan brand.

Persepsi konsumen yang positif terhadap produk dapat diciptakan dengan

positioning yang tepat dari produk tersebut. Positioning merupakan suatu

sistem yang terorganisir untuk menemukan jendela dalam pikiran. Hal ini

tergantung pada konsep pada komunikasi dapat mengambil tempat pada saat

yang tepat dan didalam lingkungan yang tepat (Ries dan Trout, 2002: 30)

dalam Prasetijo dan Sutiono (2005). Produk yang didukung oleh diferensiasi

yang kuat dan solid maka dengan sendirinya akan membentuk brand image

yang kuat dan solid pula.

(19)

kualitas dan fasilitas kemudahan tinggi tapi dengan harga yang rendah adalah sulit dilakukan. Hal ini diperlukan keputusan terhadap prioritas kebijakan pemasaran sesuai dengan target konsumen yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini diberi judul: “ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD XL DI WILAYAH KARTASURA”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan dimuka, maka pokok masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini:

“Bagaimana konsumen mempersepsikan diferensiasi pada produk Sim Card XL dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabel-variabel

penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler)?.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini:

“Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap diferensiasi pada produk Sim card XL dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabel-variabel

penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler).

D. Manfaat Penelitian

(20)

1. Diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dibidang manajemen

pemasaran kepada lembaga atau produsen telephone seluler khususnya

dan SIM Card umumnya, khususnya mengenai persepsi konsumen

mengenai diferensiasi pada produk Sim Card XL dengan beberapa kriteria

yang disesuaikan dengan variabel-variabel penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler)?.

2. Diharapkan hasil penelitian ini bagi pihak lain dapat menambah

wawasan pengetahuan masalah persepsi konsumen dan dapat

meningkatkan pengetahuan.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memperjelas isi dari skripsi dari awal sampai akhir, maka

dapat dibuat suatu sistematika skripsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menjabarkan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

(21)

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang terdiri dari kerangka pemikiran, data dan sumber data, metode pengumpulan data, dan rencana analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian, deskripsi data, analisis data dan pembahasan hasil analisis. BAB V PENUTUP

Dalam bab ini, akan dikemukakan kesimpulan dan saran-saran. DAFTAR PUSTAKA

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha, 1998: 5). Menurut definisi tersebut arti pemasaran adalah jauh lebih luas daripada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut jadi kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997: 13). Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang mencakup barang, jasa, gagasan yang tergantung pada pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.

Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan

(23)

pertukaran dengan pasar yang dijadikan sasaran, dengan maksud untuk mencapai “objective” organisasi pemasaran (Radiosunu, 1993: 3). Berdasar-kan pengertian tersebut, maka dapat diterangBerdasar-kan bahwa manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memper-tahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Tugas pokok manajemen pemasaran adalah perencanaan secara terus menerus, pelaksanaan dan pengawasan. Tugas perencanaan terdiri dari mencari kesempatan yang menarik dan mengembangkan strategi pemasaran. Maksud dari strategi pemasaran tersebut adalah suatu pasar sasaran dan bauran pemasaran. Seorang manajer pemasaran tidak boleh puas hanya dengan merencanakan strategi sekarang.

Suatu pasar dimana ada persaingan ia harus selalu mencari kesempatan baru dan merencanakan strategi baru. Strategi-strategi baru tersebut harus disesuaikan dengan bauran-bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan. Analisis kegiatan pemasaran diperlukan karena untuk mengetahui apakah perencanaan sudah tepat atau belum. Kemudian strategi yang menarik dipilih untuk pelaksanaan pengawasan diperlukan agar yakin bahwa rencana-rencana dilaksanakan dengan berhasil. Adapun fungsi pokok pemasaran adalah:

a. Selling (Penjualan)

(24)

fungsi penjualan merupakan fungsi yan paling penting dalam pemasaran karena menjadi soko guru aktivitas untuk mecapai pasar atau konsumen yang dituju.

b. Buying (Pembeli)

Pembelian adalah usaha untuk memperoleh bahan baku atau barang dagangan secara efektif dan efisien bertujuan untuk memilih barang-barang yang dibeli untuk diproses di dalam perusahaan atau dijual dengan harga, kualitas dan service yang layak.

c. Transportasi (Pengangkutan)

Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang di tempat produsen ke tempat konsumen dimana sebagian fungsinya dujalankan oleh perusahaan sendiri atau oleh perusahaan pengangkutan.

d. Storage (Penyimpanan)

Penyimpanan merupakan kegiatan penyimpanan barang-barang pada saat setelah selesai diproduksi sampai pada saat di konsumsi. Alasan mengadakan penyimpanan antara lain karena produksi bersifat terus-menerus sedangkan konsumen bersifat musiman atau sebaliknya, untuk menstabilkan harga, untuk spekulasi dan lain-lain.

e. Financing (pembelanjaan)

Fungsinya untuk memperoleh dana dari sumber ekstern guna membiayai kegiatan pemasaran. Misalnya pinjaman dari bank.

f. Risk Bearing (Penanggungan Resiko)

Merupakan usaha untuk menanggulangi atau memperkecil resiko dalam

(25)

g. Standartdization dan Granding (Standardisasi dan Granding)

Adalah usaha penetapan ukuran-ukuran tertentu yang diantaranya paling

penting standardisasi adalah penentuan batas-batas dasar dalam bentuk

spesifikasi barang hasil manufacture, misalnya ukuran jumlah kertas

adalah rim, granding adalah usaha menggolong-golongkan barang ke

dalam golongan standard kualitas yang telah mndapatkan pengakuan dunia

perdagangan. Adapun cara penggolongan yang dilakukan adalah dengan

memeriksa dan menyoltir dengan panca indra, alat dan contoh barang.

Aktivitas pemasaran tidak hanya dilakukan oleh produsen sebagai

penyedia barang, dan jasa, akan tetapi juga dilakukan oleh pembeli.

Konsumen melakukan pemasaran ketika mereka mencari barang dan jasa

yang mereka butuhkan dengan harga sesuai dengan kemampuan mereka.

B. Persepsi Konsumen

Solomon (1999) dalam Prasetijo dan Sutiono (2005) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih, kemudian datur dan akhirnya diinterpretasikan (Prasetijo dan Ihalauw, 2003: 68). Dapat diartikan secara sederhana bahwa persepsi konsumen adalah bagaimana konsumen menginterpretasikan suatu produk.

(26)

terpuaskan atau tujuan hidup utama yang telah tercapai merupakan kejadian internal yang tak berwujud dan subyektif, sebaliknya konsekuensi fungsional dan psikososial lebih nyata dan lebih jelas bila terjadi (Peter dan Olson, 1999: 71).

Pada dasarnya setiap orang bertindak sesuai dengan persepsi mereka terhadap suatu hal. Setiap individu melakukan aksi dan reaksi berdasarkan persepsinya bukan pada objek nyata. Persepsi konsumen sangat penting bagi pemasar daripada pengetahuan mereka mengenai objek nyata. Setiap orang adalah konsumen. Berbagai macam persepsi turut mempengaruhi konsumen dalam tindakannya. Buktinya dapat dilihat pada kebiasaan berbelanja, bagaimana memanfaatkan waktu luang, dan sebagainya. Karena setiap konsumen dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan apa yang mereka persepsi dari kenyataan maka sangat penting bagi pemasar memahami seluruh gagasan mengenai persepsi dan konsep yang berhubungan dengan persepsi sehingga dapat menentukan apa yang mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk (Schiffman, 1987: 171) dalam Prasetijo dan Sutiono (2005).

Produk berbeda dengan merek. Produk hanyalah sesuatu yang dihasil- kan pabrik. Sementara merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, merek selalu memiliki keunikan. Produk biasanya cepat usang. Sebaliknya, merek yang sukses akan terus bertahan sepanjang masa.

(27)

Pemasaran merupakan ajang pertempuran persepsi, bukan pertempuran produk. Dalam pemasaran, persepsi dianggap lebih penting daripada kenyataan. Perilaku manusia biasanya lebih dikuasai kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap benar daripada apa yang sesungguhnya benar. Akibatnya, seseorang dapat dikelabui oleh gagasan dan harapannya. Orang kemudian hanya berharap melihat apa yang mereka ingin saksikan.

Hasilnya, persepsi seseorang dengan orang lain bisa berbeda-beda. Apa yang diketahui seseorang mencerminkan apa yang dipelajarinya di masa lalu, keadaan pikirannya saat ini, serta apa yang sebenarnya ada pada kenyataan di luar dirinya. Hal tersebut, sedikit-banyak dapat menerangkan mengapa produk yang berharga sama, berkualita sama, bisa dipersepsikan berbeda.

Al Ries (dalam Prasetijo dan Sutiono, 2005) pernah mengatakan bahwa pemasaran merupakan pertempuran persepsi, bukan pertempuran produk. Suatu produk dengan kualitas, model dan feature sama serta harga hampir sama, kinerjanya bisa berbeda di pasar. Karena persepsi suatu produk itu di bentuk konsumen tidak sama (Wibowo, dkk, 1996: 13).

Pemasar dalam menentukan bagaimana produk baru dibuat dan dipersepsi baik oleh konsumen sebaiknya mempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang dapat mendistorsi persepsi sebagai berikut (Prasetijo dan Ihalauw, 2003: 84-86)

(28)

2. Stereotype. Gambaran yang selalu ada dalam benaka seseorang (stereotype) merupakan harapan orang tersebut akan terjadinya situasi-situasi khusus atau munculnya orang-orang tertentu atau kejadian-kejadian tertentu dalam suatu situasi. Hal ini penting dalam menentukan persepsi konsumen terhadap suatu stimulus.

3. Sumber-sumber yang dihormati biasanya memberi bobot persepsi yang lebih.

4. Irrelevant Cues. Orang membeli sesuatu dengan atribut produk yang sebetulnya bukan atribut produk inti.

5. First Impressions atau kesan pertama. Sesuatu yang sangat berkesan, sulit

untuk diubah dan bahkan cenderung selamanya. Perkenalan produk

adalah tahap sangat penting yang akan masuk dalam persepsi konsumen,

oleh karena itu harus didahului dengan perancangan yang hati-hati. Bila

kesan pertama ini positif, maka pemasar sudah memperoleh keuntungan

besar dalam positioning dan repositioning produk tersebut.

6. Jumping to Conclusions. Seringkali orang menyimpulkan, terutama dalam hal performansi produk, sebelum melihat bukti-bukti yang relevan.

7. Halo Effect. Halo Effect adalah kesan umum (jelek maupun baik) yang diberikan pada interpretasi stimuli yang tidak penad.

(29)

yang lebih komprehensif seperti nilai-nilai merek yang ditangkap konsumen (customer perceived value), tingkat kepuasan konsumen (customer satisfactions), bagian dari anggaran konsumen yang dihabiskan untuk

membeli suatu produk (customer share of wallet), kemampuan bertahan konsumen untuk menggunakan suatu produk (customer retention), dan faktor lembaga konsumen (Kotler, 2004: 17).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Kotler di atas penelitian ini menyesuaikan dengan nilai-nilai merek yang ditangkap konsumen (costumer perceived value) yang diukur dengan mengacu pada teori diferensiasi yang

dikemukakan oleh Hermawan Kartajaya.

C. Diferensiasi Produk

Menurut Kotler (2002: 328), “diferensiasi didefinisi sebagai suatu tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing”. Jumlah peluang diferensiasi berbeda-beda untuk tiap jenis industri. Boston Consulting Group telah membedakan empat jenis industri berdasarkan jumlah keunggulan kompetitif yang tersedia dan ukurannya, yaitu:

1. Industri volume (volume industry): adalah industri di mana perusahaan- perusahaan di dalamnya hanya dapat memperoleh sedikit keunggulan kompetitif tetapi berukuran cukup besar.

(30)

3. Industri terfragmentasi (fragmentasi industry): adalah industri dimana perusahaan di dalamnya memiliki banyak peluang untuk diferensiasi, tetapi tiap peluang memiliki keunggulan kompetitif yang kecil.

4. Industri terspesialisasi (specialized industry): adalah industri dimana di perusahaan-perusahaan di dalamnya memiliki banyak peluang diferensiasi, dan tiap diferensiasi dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi.

Adapun pengertian dari diferensiasi produk oleh Hermawan Kertajaya (2004: 12) didefinisikan sebagai semua upaya merek atau perusahaan untuk menciptakan perbedaan di antara para pesaing dalam rangka memberikan value terbaik kepada pelanggan. Dari Seri Sembilan Elemen Marketing salah

satunya adalah Hermawan Kartajaya on Differentiation (2004), Hermawan Kartajaya menegaskan bahwa untuk mengukur seberapa baik tingkat diferensiasi (setelah menentukan positioning) suatu produk harus ditinjau melalui konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastrruktur (anabler) yang terkandung dalam produk tersebut. Konten, Konteks, dan Infrastruktur tersebut harus dapat disatukan.

(31)

faktor-faktor pemungkinan (enabler) terealisasikannya diferensiasi konten maupun konteks di atas. Dimansi terakhir ini menunjuk pada pembedaan terhadap pesaing berdasarkan kemampuan teknologi (technology), kapabilitas SDM (people), dan kepemilikan fasilitas (facility) untuk mendukung penciptaan diferensiasi konten dan konteks di atas.

Diferensiasi adalah semua upaya untuk membedakan diri dengan pesaing lain, baik dari sisi konten, konteks, maupun infrastruktur. Ada beberapa hal yang menurut Hermawan Kartajaya harus diperhatikan untuk menghasilkan perbedaan yang sustainable dan long-lasting. Hal pertama adalah produk dan merek haruslah memiliki keunikan sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Agar sulit ditiru oleh pesaing, mau tidak mau diferensiasi itu tersusun dari beragam aktifitas yang cukup banyak dan kompleks serta ada keterkaitan antar aktifitas tersebut. Bisa juga, diferensiasi tersebut tersusun dari sekumpulan intangible asset perusahaan, seperti budaya perusahaan atau kemampuan SDM yang memang by-nature sulit ditiru pesaing karena adanya konteks organisasi yang berbeda.

Kemudian diferensiasi yang diterapkan juga harus mampu menghasil- kan value terbaik yang diinginkan pelanggan. Diferensinya haruslah customer-focused dalam artian bahwa pembeda yang diciptakan tersebut

(32)

Terakhir adalah bahwa diferensiasi yang diterapkan haruslah merupakan keunggulan dibandingkan pesaing. Agar diferensiasi tersebut kukuh, produk tersebut harus berada setingkat lebih tinggi daripada pesaing. Untuk selalu bisa setingkat lebih tinggi, kuncinya adalah inovasi,. Inovasi bisa bermacam-macam: bisa inovasi produk dan layanan, inovasi strategi, atau barangkali inovasi model bisnis.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen terhadap diferensiasi produk adalah bagaimana upaya produk, merek, atau perusahaan menciptakan perbedaan konten, konteks, dan infrastruktur di antara para pesaing dalam rangka memberikan value terbaik kepada pelanggan sehingga gambaran yang baik dan berbeda mengenai produk dapat melekat di benak konsumen.

(33)

berpikir mereka dengan mengubah fokus pada augmented product (konteks dan infrastruktur), mereka akan berani mengorbankan sumber-sumbernya untuk mendapatkan produk tersebut. Kebermitraan dengan konsumen merupakan sumber yang ketiga. Dengan menyediakan layanan semacam konsultasi dan hubungan baik dengan konsumen, kepercayaan konsumen terhadap produk maupun perusahaan meningkat (konteks).

Ada beberapa hal yang menurut Hermawan Kertajaya harus diperhatikan untuk menghasilkan perbedaan yang sustainable dan long-lasting. Pertama adalah bahwa produk dan merek haruslah memiliki keunikan

sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Agar sulit ditiru oleh pesaing, mau tidak mau diferensiasi itu tersusun dari beragam aktifitas yang cukup banyak dan kompleks serta ada keterkaitan antar aktifitas tersebut. Bisa juga, diferensiasi tersebut tersusun dari sekumpulan intangible asset perusahaan, seperti budaya perusahaan atau kemampuan SDM yang memang by-nature sulit ditiru pesaing karena adanya konteks organisasi yang berbeda. Contoh untuk hal ini misalnya adalah Disney Land.

Kemudian diferensiasi yang diterapkan juga harus mampu menghasil- kan value terbaik yang diinginkan pelanggan. Diferensiasinya haruslah customer-focused dalam arti bahwa pembeda yang diciptakan tersebut

(34)

Terakhir adalah bahwa diferensiasi yang diterapkan haruslah merupakan keunggulan dibandingkan pesaing. Agar diferensiasi tersebut kukuh, produk harus berada setingkat lebih tinggi daripada pesaing. Untuk selalu bisa setingkat lebih tinggi, kuncinya adalah inovasi. Inovasi bisa bermacam-macam: inovasi produk dan layanan, inovasi strategi, atau barangkali inovasi model bisnis.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen terhadap diferensiasi produk adalah bagaimana upaya produk, merek, atau perusahaan menciptakan perbedaan konten, konteks, dan infrastruktur di antara para pesaing dalam rangka memberikan value terbaik kepada pelanggan sehingga gambaran yang baik dan berbeda mengenai produk dapat melekat di benak konsumen.

Crego dan Schiffrin (dalam Kotler, 2002: 326), menyatakan bahwa organisasi yang berorientasi pelanggan harus mempelajari apa yang dihargai oleh konsumen dan kemudian menyiapkan suatu tawaran yang melebihi harapan mereka. Mereka melihat hal itu sebagai proses tiga langkah, yaitu: 1. Mendefinisikan model nilai pelanggan: Perusahaan pertama-tama

mendaftarkan semua faktor produk dan jasa yang mungkin mempengaruhi persepsi nilai pelanggan sasaran.

(35)
(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

Untuk menunjukkan arah dari mana penyusunan ini sehingga diperoleh gambaran mengenai persoalan yang dihadapi maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Product Diferentiation

KONTEN

KONTEKS Persepsi Consumer’s Konsumen Perceived Value INFRASTRUKTUR

Pre Decision Making Decision Making Post decision Making

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan:

Seperti telah disinggung sebelumnya, Hermawan Kartajaya melihat diferensiasi sebagai suatu kesatuan antara konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (enabler) yang terkandung pada sebuah produk. Ketiga faktor tersebut digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini.

(37)

Efektifitas diferensiasi suatu produk akan berdampak baik apabila diferensiasi tersebut dapat dikenai dengan baik oleh konsumen sehingga dapat menjadikan produk tersebut memiliki nilai tambah bagi konsumen.

B. Definisi Operasional Variabel

1. Perepsi Konsumen terhadap Konten

Persepsi konsumen terhadap konten merupakan interpretasi konsumen terhadap apa yang ditawarkan.

Adapun indikator yang dapat dikemukakan adalah: a. Kesesuaian penerapan produk SIM Card XL.

b. Penegasan bahwa produk SIM Card XL merupakan satu-satunya produk SIM Card di Indonesia dengan varians manfaat yang berbeda dengan merek lain.

2. Persepsi Konsumen terhadap Konteks

Persepsi konsumen terhadap konteks merupakan interpretasi konsumen terhadap bagaimana SIM Card XL ditawarkan.

Adapun indikator yang dapat dikemukakan adalah, bagaimana cara berpromosi yang dilakukan oleh SIM Card XL.

3. Perepsi Konsumen terhadap Infrastruktur

Persepsi konsumen terhadap infrastruktur merupakan interpretasi konsumen terhadap faktor-faktor pendukung (enabler) terealisasinya diferensiasi konten dan konteks.

(38)

Beberapa model definisi di atas menunjukkan bahwa konsumen mempersepsikan produk melalui diferensiasinya dengan variabel konten, konteks, dan infrastrukturnya. Konsumen akan menilai dari apa sebenarnya produk yang ditawarkan, bagaimana produk tersebut ditawarkan kepada konsumen, dan sejauh mana tingkat ketersediaan produk, kinerja sdm-nya, dan teknologi produksinya.

Setelah mengenali dan menilai diferensiasi produk tersebut, konsumen dapat membayangkan value apa yang akan diterimanya nanti (consumer’s perceived value). Dalam tahap ini konsumen akan menjadi sangat jeli karena

konsumen mulai mengumpulkan informasi dan membandingkan produk baik melalui product trial ataupun promosi produk lainnya. Diskonformasi atau tidak kesesuaian kinerja produk dengan harapan konsumen nantinya akan mengakibatkan ketidakpuasan konsumen.

(39)

C. Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 1993 : 107). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau masyarakat yang yang pernah membeli atau sedang membeli SIM Card XL yang berada di wilayah Kartasura.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. (Djarwanto dan Subagyo, 1998: 108). Dalam tabel yang ditulis Malhotra (Sugianto, 2002: 30) berikut ini menggambarkan beberapa sampel yang dibutuhkan untuk masing-masing tipe penelitan pemasaran.

Penelitian ini tergolong tipe test marketing studies karena bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi konsumen SIM Card mengenai diferensiasi yang diterapkan oleh PT. Excelcomindo pada produk SIM Card XL. Berdasarkan tabel tersebut sampel minimum yang sebaiknya diambil

untuk kategori test marketing studies adalah sebanyak 200 responden. Oleh karena itu kuesioner yang diedarkan sebanyak 150 eksemplar dengan expected response sebanyak 140 responden dan expected nonresponse

sebanyak 10 responden.

Pemilihan responden pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling mengingat jumlah populasi dari sampal yang diambil

(40)

sampel bersasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003: 119). Maksud karakteristik dalam penelitian ini adalah usia, pekerjaan, penghasilan, frekuensi menggunakan Sim Card XL,, dan merek Sim Card apa yang saja yang sudah pernah dicoba.

D. Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh penulis secara langsung melalui obyeknya. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian penulis adalah konsumen yang pernah membeli atau sedang membeli SIM Card XL di wilayah Kartasura.

E. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Interview (Wawancara)

Metode untuk memperoleh data yang diperlukan secara langsung dari responden yang dalam hal ini wawancara kepada konsumen yang pernah membeli atau sedang membeli SIM Card XL.

2. Metode Kuesioner

(41)

Rata-rata tertimbang diterapkan dengan skala terendak 1 dan tertinggi 5 diberikan pada setiap jawaban responden dari setiap pertanyaan pada kuesioner, kemudian dihitung rata-ratanya. Cara menghitung rata-rata berbobot adalah menjumlahkan seluruh hasil, kemudian mengalikan bobot jawaban dengan jumlah responden yang memilih jawaban tersebut (frekuensi) kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan frekuensinya.

F. Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur asah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2001: 135). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan dengan analisis faktor, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan atau indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah faktor atau konstruk atau variabel. Menurut Ghozali (2001: 137), jika masing-masing butir pertanyaan merupakan indikator pengukur suatu variabel maka akan memiliki nilai loading faktor yang tinggi. Adapun alat analisis yang digunakan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS release 15,0.

b. Uji Reliabilitas

(42)

atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas dapat dilakukan dua cara, yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang, dan 2) One Shot atau pengukuran sekali saja. Adapun uji statistik yang digunakan

dengan metode Alpha Cronbach (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1969). Alat bantu analisis yang digunakan dengan bantuan komputer program SPSS release 15,00.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menghitung rata-rata berbobot dengan rumus:

Σfi.wi

X= --- ……….. (1) Σfi

Keterangan :

X = rata-rata berbobot fi = frekuensi wi = Bobot

(43)

Rentang Skala dihasilkan dengan rumus: R (bobot)

Rs = --- ……….. (2) M

Keterangan:

R (bobot) = Bobot terbesar – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot.

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5 sehingga rentang skala penilaian yang didapat melalui rumus tersebuta dalah:

5 – 1 Rs = --- = 0,8 5

Hasil perhitungan tersebut diaplikasikan dalam skala Likert sehingga menunjukkan posisi rentang skala beserta interpretasinya sebagai berikut: STB TB CB B SB

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,0 Keterangan:

STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik CB : Cukup Baik B : Baik

(44)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode kuesioner tertutup, yaitu dengan menyebarkan kuesioner secara tertutup dan terjaga kerahasiaannya atas jawaban yang diberikan kepada responden pemakai atau pembeli Sim Card XL di wilayah Kartasura. Dalam pelaksanaan penyebaran dan pengumpulan kuesioner penelitian tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 10 September 2009 sampai dengan 20 Oktober 2009.

Dalam pelaksanaan penyebaran dan pengumpulan kuesioner, terdapat beberapa kendala yang dialami peneliti yaitu:

1. Terdapat beberapa responden yang mengisi tidak lengkap sehingga tidak layak untuk digunakan dalam penelitian;

2. Beberapa responden ada yang tidak mau mengisi kuesioner dengan alasan karena aktivitas yang padat (sibuk), sehingga tidak bisa diganggu.

(45)

B. Analisis Central Tendencies

Analisis ini terdiri nilai mean, median, dan nilai modus dari masing-masing variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil analisis unit yaitu mengetahui nilai mean, median, dan modus dari skor variabel diferensiasi produk yang terdiri dari: Konten, Konteks, dan Infrastruktur dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Variabel Diferensiasi pada Konten

Distribusi skor variabel diferensiasi pada konten mempunyai rerata 3,76 dengan nilai simpangan baku 0,905, median = 4,00, modus = 4,00, nilai maksimum 5 dan nilai minimum adalah 2. Hal ini berarti nilai diferensiasi pada konten tergolong tinggi, dimana didukung oleh nilai rerata dan nilai yang sering muncul (modus) sebesar 4,00.

2. Variabel Diferensiasi pada Konteks

Distribusi skor variabel diferensiasi pada konteks mempunyai rerata 7,33 dengan nilai simpangan baku 3,097, median = 6,00, modus = 5,00, nilai maksimum 12 dan nilai minimum adalah 3. Hal ini berarti nilai diferensiasi pada konteks tergolong tinggi, dimana didukung oleh nilai rerata dan nilai yang sering muncul (modus) sebesar 5,00.

3. Variabel Diferensiasi pada Infrastruktur

(46)

C. Deskripsi Responden

Responden adalah masyarakat yang berada di wilayah Kartasura yang pernah membeli dan menggunakan produk Sim Card XL. Untuk pengambilan sampel, dalam penelitian ini digunakan teknik adjustment sampling yaitu pemilihan sampel dengan cara menanyai responden sebelum mengisi kuesiner.

Berdasarkan hasil pengumpulan data, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Usia

Tabel IV.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 < 15 tahun 15 10,70%

2 15 – 30 tahun 89 63,60%

3 > 30 tahun 36 25,70%

Jumlah 140 100,00%

Sumber : Data primer yang diolah

(47)

2. Jenis Kelamin

Tabel IV.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 73 52,10%

2 Perempuan 67 47,90%

Jumlah 140 100,00%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel IV.2. diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin responden dapat dibagi antara lain, yang mempunyai jenis kelamin laki-laki 73 orang (52,10%), dan yang mempunyai jenis kelamin perempuan sebanyak 67 orang (47,900%), dari keseluruhan responden yang dijadikan penelitian. 3. Pendidikan Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini distribusi pendidikan responden tertera sebagai berikut:

Tabel IV.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Kategori Pendidikan Jumlah Persentase

1 SD 6 4,30%

2 SLTP 14 10,00%

3 SLTA 90 64,30%

4 Sarjana 30 21,40%

Jumlah 140 100,00%

Sumber : Data primer yang diolah

(48)

4. Pekerjaan Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini distribusi pekerjaan responden tertera sebagai berikut:

Tabel IV.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan No. Kategori Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pelajar/Mahasiswa 58 41,40%

2 Karyawan/Peg.Swasta 42 30,00%

3 PNS/TNI/POLRI 11 7,90%

4 Wiraswasta 21 15,00%

5 Lain-lain 8 5,70%

Jumlah 140 100,00%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel IV.4 dapat diketahui bahwa responden yang pernah membeli dan menggunakan Sim Card XL mempunyai pekerjaan sebagai pelajar/ mahasiswa sebanyak 58 orang (41,40%), sebagai karyawan/Peg. Swasta sebanyak 42 orang (30,00%), sebagai PNS/TNI/POLRI sebanyak 11 orang (7,90%), sebagai wiraswasta sebanyak 21 orang (15,00%), dan pekerjaan lain-lain sebanyak 8 orang (5,70%). Berdasarkan penemuan tersebut kebanyakan responden mempunyai pekerjaan sebagai karyawan/peg. swasta dari keseluruhan responden.

5. Pendapatan Responden

(49)

Tabel IV.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan

No. Kategori Pendapatan Jumlah Persentase

1 < Rp 500.000,- 67 47,90%

2 Rp 500.000 – Rp 1.000.000 39 27,90% 3 Rp 1.100.000 – Rp 1.500.000 15 10,70%

4 > Rp 1.500.000,- 19 13,60%

Jumlah 140 100,00 %

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel IV.4 dapat diketahui bahwa responden yang pernah membeli dan menggunakan produk Sim Card XL mempunyai pendapatan < Rp 500.000,- berjumlah 67 orang (47,90%), antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000,- sebanyak 39 orang (27,90%), antara Rp 1.100.000 – Rp 1.500.000,- berjumlah 15 orang (10,70%), dan lebih dari Rp 1.500.000,- sebanyak 19 orang (13,60%). Hasil tersebut membuktikan bahwa responden kebanyakan mempunyai pendapatan antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 dari keseluruhan responden.

6. Frekuensi Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini distribusi frekuensi responden menggunakan produk Sim Card XL dalam sehari tertera sebagai berikut:

Tabel IV.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan

No. Kategori Frekuensi Penggunaan Jumlah Persentase

1 1 x/hari 12 8,60%

2 2 x/hari 7 5,00%

3 3 x/hari 9 6,40%

4 > 3 x/hari 112 80,00%

Jumlah 140 100,00%

(50)

Dari tabel IV.5 dapat diketahui bahwa responden yang pernah membeli dan menggunakan Sim Card XL dilihat dari frekuensi, yaitu 1 x/hari sebanyak 12 orang (8,60%), 2 x/hari sebanyak 7 orang (5,00%), 3 x/hari sebanyak 9 orang (6,40%), dan lebih dari 3 x/hari sebanyak 112 responden (80,00%). Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa responden terbanyak adalah responden yang menggunakan tingkat frekuensi > 3 x/hari dalam menggunakan SIM Card XL dari keseluruhan responden.

D. Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Berdasarkan hasil analisis uji validitas dengan analisis faktor dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS release 15,00 maka diketahui hasil uji validitas seperti tampak pada tabel IV.6. berikut:

Tabel IV.6. Hasil Uji Validitas Butir

Component

(51)

konteks pada componen 1 dengan nilai 0,641, dan nilai infrast. pada componen 3 dengan nilai 0,956. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel pada n = 30 adalah 0,361, apabila nilai

korelasi tersebut lebih besar dari rtabel maka dikatakan valid, dan juga

terlihat nilai rotasi dari 5 (lima) perlakuan yang berulang-ulang. Oleh karena nilai dari korelasi tiap atribut pernyataan lebih besar dari 0,361 maka pernyataan untuk konten, konteks, dan infrastr dapat dikatakan valid.

Berdasarkan teori yang ada, bahwa jumlah instrumen (butir pertanyaan) yang tidak lebih dari 1 maka tidak dapat dilakukan uji reliabilitas. Oleh karena dalam penelitian ini hanya digunakan 1 butir pertanyaan maka tidak perlu dilakukan uji reliabilitas.

2. Analisis Persepsi

Analisis persepsi konsumen terhadap diferensiasi produk Sim Card XL di wilayah Kartasura dapat diinterpretasi sebagai berikut:

a. Pertanyaan Konten

Pernyataan konten nomor 1 tentang kesesuaian produk Sim Card XL dengan selera konsumen. Adapun pendapat para responden tentang pernyataan Konten dapat dilihat pada tabel IV.7. berikut:

Tabel IV.7. Faktor Konten (What to Offer) Produk Sim Card XL

(52)

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dihitung rata-rata berbobot yang dihasilkan dari tabel IV.7. di atas adalah sebagai berikut:

526

XCn1 = --- = 3,76

140

Hasil dari perhitungan data setelah dikonversikan dalam skala Likert menunjukkan bahwa variabel konten1 berada pada posisi baik

dengan nilai skala 3,76. Nilai ini berada pada rentang nilai antara 3,40 – 4,20 yang tergolong baik. Hal ini mengindikasikan bahwa konten produk Sim Card XL dipersepsikan (dinilai) baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura.

b. Pertanyaan Konteks

Pernyataan nomor 1 tentang cara berpromosi yang dilakukan oleh produk Sim Card XL sehingga konsumen berminat untuk membelinya. Adapun

pendapat para responden tentang pertanyaan Konteks dapat dilihat pada tabel IV.8. berikut:

Tabel IV.8. Faktor Konteks (How to Offer) Produk Sim Card XL Bobot Konteks S x f

(53)

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dihitung rata-rata berbobot yang dihasilkan dari tabel IV.8. di atas adalah sebagai berikut:

526 XCx = --- = 3,76

140

Hasil dari perhitungan data setelah dikonversikan dalam skala Likert menunjukkan bahwa variabel Konteks berada pada posisi baik dengan nilai sekala 3,76, sehingga menunjukkan posisi rentang skala 3,40 – 4,20 yang tergolong baik. Hal ini mengindikasikan bahwa konteks yang selama ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura.

b. Pertanyaan nomor 2

Pertanyaan terbuka mengenai sejauh mana konsumen produk Sim Card XL di Kartasura mengenali program-program promosi Sim Card XL menghasilkan data yang bervariasi. Berdasarkan hasil analisis dapat dikemukakan pada tabel IV.9. berikut:

Tabel IV.9. Program Promosi Sim Card XL

No. Program Promosi Frekuensi Persentase 1 Media Elektronik (TV/Radio) 68 48.57 %

(54)

Berdasarkan tabel IV.9. tersebut diketahui bahwa Media elektronik (TV/Radio) merupakan media promosi yang bisa dikatakan efektif untuk menjangkau semua lapisan masyarakat, yaitu 68 orang atau 48,57% responden mengenali program promosi produk Sim Card XL melalui program ini. Media promosi lain yang sering ditemui oleh responden meliputi atau melalui teman/saudara (51 responden atau 36,43%), media surat kabar (9 responden atau 6,43%), media sales promotion (5 responden atau 3,57%), dan spanduk (4 responden atau 2,86%), dan untuk media bilboard tidak ada yang memilih (0%) dari keseluruhan responden yang diteliti di wilayah Kartasura.

4. Pertanyaan Infrastruktur a. Pertanyaan nomor 1

Berdasarkan hasil analisis dapat dikemukakan pada tabel IV.10. berikut: Tabel IV.10. Program Promosi Sim Card XL

No. Mendapat Produk Frekuensi Persentase 1 Counter di pinggir jalan 110 78.57 %

2 Mall/Toko Swalayan 20 14.29 %

3 Lainnya (Agen, Toko Buku, dll) 10 7.14 %

Jumlah 140 100,00%

Sumber: Data yang diolah

(55)

responden (7,14%) dari keseluruhan responden yang diteliti di wilayah Kartasura.

Infrastruktur (enabler) produk Sim Card XL diukur berdasarkan ketersediaannya pada setiap retailer yang menyediakan produk Sim Card XL dari PT. Indosat.

b. Pertanyaan nomor 2

Pendapat para responden dapat dilihat pada tabel IV.12. berikut: Tabel IV.11. Faktor Infrastruktur (Enabler) Produk Sim Card XL

Bobot Infrastruktur S x f

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dihitung rata-rata berbobot yang dihasilkan dari tabel IV.11. di atas adalah sebagai berikut:

604

XInfr = --- = 4,31

140

(56)

E. Analisis Diferensiasi Produk Sim Card XL

Hasil dari analisis data tiap variabel diferensiasi diubah dalam bentuk persentase untuk mengetahui seberapa besar dominasi tiap variabel mengenai persepsi konsumen produk Sim Card XL di wilayah Kartasura.

Tabel IV.12. Rating Tiap Variabel Differensiasi

No. Variabel Rating Persentase

1. Konten 3,76 31,78 %

2. Konteks 3,76 31,78 %

3. Infrastruktur 4,31 36,43 %

Total 11,83 100,00 %

Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Infrastruktur yang diterapkan

pada produk Sim Card XL memiliki dominasi 36,43% sebagai faktor pembeda

yang dapat dikenali dan dipersepsikan baik oleh responden.

Berdasarkan temuan yang cukup menarik dari penelitian ini adalah bahwa ternyata, benar juga apa yang dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) mengenai produk Sim Card XL dalam membangun diferensiasi lewat media above dan below the line (di atas dan di bawah deferensiasi yang lain), yang

dengan perkataan lain, membangun infrastruktur tersebut ternyata infrastruktur membangun persepsi positif di benak konsumen sebaik persepsi mereka terhadap konten dan konteks.

F. Pembahasan

(57)

diwaspadai. Dengan kekuatan modal dan inovasi yang seimbang dengan PT. Inti (Ex-indocel)maka kemungkinan untuk meluncurkan produk SIM Card dengan kategori yang sama dan mungkin pula lebih differentiated dapat terjadi. Benhmarking terhadap produk Sim Card merek lain yang mungkin akan bermunculan sangat perlu dilakukan agar konten Produk Sim Card XL dapat dipertahankan sebagai faktor diferensiasi. Dikuatkan dengan pendapat Trout (2002, 3), jika perbedaan tersebut dapat didefinisikan dengan cara yang dapat dipahami, maka perangkap para “peniru” bisa dihindari.

Pendapat yang seharusnya dipahami dengan hati-hati adalah bahwa jika ide yang sangat bagus (Sim Card XL yang fleksibel) dipadukan dengan sebuah merek yang habt (XL) akan membuat pemasaran produk berhasil. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Jika tidak berhati-hati produk baru akan menggerogoti omset penjualan produk induk (Produk XL) atau bahkan mengambil sebagian pangsa pasar produk induk sehingga menjadi lebih kecil daripada sebelumnya.

Untuk memperbaiki konten Produk Sim Card XL sebaiknya turut memperhatikan apa yang mempengaruhi di benak konsumen. Di dalam benak konsumen, satu merek hanya untuk satu ide (Trout, 2000: 108). Merek Sim Card XL yang telah memiliki identitas sendiri (produk Sim Card berwarna

hijau yang mendomiansi dipadukan dengan warna pelangi) telah dipadukan dengan identitas baru yang berbeda sama sekali.

(58)

elektronik (TV/Radio). Media advertensi dengan budget yang sangat mahal dibanding media lain tersebut sebaiknya diefektifkan dengan lebih komunikatif dan efisien untuk setiap spot penayangannya sehingga dapat lebih tertanam dalam benak konsumen. Hal yang sebaiknya turut diperhatikan pula adalah bagaimana sekreatif mungkin mengatasi batasan-batasan legal iklan produk Sim Card sejenis pada televisi yang meliputi batasan jam penayangan dan materi tayangan iklan.

Infrastruktur Produk Sim Card XL yang dipersepsi konsumen baik di wilayah Kartasura disebabkan oleh distribusi dan tempat penjualan yang cenderung tidak berbeda dengan merek atau produk yang lain. Untuk produk Sim Card XL menerapkan strategi ubiquity dalam distribusinya sehingga

membuat produk tersebut tersedia dalam jangkauan tangan siapa pun yang menginginkan- nya dengan harga terjangkau. Hal ini merupakan perlakuan yang berbeda mengingat produk Sim Card XL yang beredar saat ini memiliki diferensiasi konten yang kuat dibangun dengan strategi distribusi exclusivity.

(59)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan data menunjukkan bahwa variabel konten berada pada posisi baik dengan nilai sekala 3,76. Hal ini mengindikasikan bahwa konten produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura.

2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel Konteks berada pada posisi baik dengan nilai sekala 3,76. Hal ini mengindikasikan bahwa konteks yang selama ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah

Kartasura.

3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel Infrastruktur berada pada posisi baik dengan nilai sekala 4,31. Hal ini mengindikasikan bahwa infrastruktur (enabler) yang selama ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura.

(60)

membangun infrastruktur tersebut, ternyata infrastruktur membangun persepsi positif di benak konsumen sebaik persepsi mereka terhadap konten dan konteks.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini yang dibahas hanya sebatas pada analisis persepsi konsumen terhadap diferensiasi produk Sim Card XL di wilayah Kartasura. Oleh karena itu dengan adanya keterbatasan tersebut tidak bisa menggeneralisasi beberapa hal yang berkaitan dengan persepsi konsumen pengaruhnya terhadap diferensiasi produk.

2. Dalam pemilihan populasi dan sampel penelitian hanya terbatas pada lingkup atau wilayah di Kartasura, akibatnya kurang luas jangkauan pengambilan populasi dan sampelnya, padahal masih ada beberapa daerah kota atau daerah kabupaten yang banyak kaum mudanya menggunakan produk Sim Card XL.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah:

(61)

2. Kepada perusahaan Sim Card khususnya PT. Inti (Ex-indocel) dalam mengiklankan hendaknya memiliki tampilan yang menyenangkan, enak untuk ditonton, pesan yang akan disampaikan jelas supaya konsumen mengerti apa yang sebenarnya ingin disampaikan, dan tema yang di sampaikan pada iklan terkesan di pikiran konsumen, dan untuk memperbaiki konten produk Sim Card XL sebaiknya turut memperhatikan apa yang mempengaruhi benak konsumen.

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swatha, Irawan, 1997, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS. Semarang: BPFE UNDIP.

Husein Umar, 2000, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ihalauw, John J.O.I. 2000. Bangunan Teori Edisi Millenium. Fakultas Ekonomi Universiats Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Kartajaya, Hermawan, Yuswohady, Jacky Mussry. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Kotler, Philip, Gary Armstrong, 1997, Dasar – Dasar Pemasaran 1, (Terjemahan Alexander Sindoro) Prenhallindo, Jakarta.

________, 1997, Dasar – Dasar Pemasaran 2, (Terjemahan Alexander Sindoro) Prenhallindo, Jakarta.

Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Tinjauan Praktek, Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Majalah MIX, edisi II/II/22 Nopember-15 Desember 2005. Indonesia Brand Identity Summit: Packaging Consumer Branding Award 2005, Jakarta.

Prasetijo, R. dan Setiono, Agus. 2005. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Diferensiasi Produk Rokok Djarum Black Cappuccino di Salatiga. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Salatiga. UKSW.

(63)
(64)

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu/Saudara Konsumen Sim Card XL Di - Kartasura

Dengan hormat,

Di tengah-tengah kesibukan Bapak/Ibu/Saudara, perkenankanlah saya memohon bantuannya untuk mengisi kuesioner untuk mendapatkan data penyusunan skripsi tentang Persepsi Konsumen terhadap Diferensiasi Produk Sim Card XL di Kartasura.

Setiap jawaban tidak ada yang salah atau pun benar, tetapi jawaban yang baik adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara.

Data yang terkumpul akan kami gunakan semata-mata untuk keperluan penyusunan skripsi dan bukan untuk hal-hal lain di luar keperluan tersebut.

Atas segala bantuan dan budi baik Bapak/Ibu/Saudara saya ucapkan terima kasih.

Kartasura, September 2009

Hormat Saya,

(65)

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD XL DI KARTASURA

1. Usia : a. > 15 tahun

(66)

Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat Bp/Ibu/Saudara/i dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d.

Keterangan:

Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

A. KONTEN SIM CARD XL

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Menurut Anda, produk Sim Card XL sudah sesuai dengan selera konsumen dengan produk sejenis.

B. PERTANYAAN KONTEKS SIM CARD XL

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Menurut Anda, cara berpromosi yang dilakukan oleh produk Sim Card XL sangat menarik, sehingga konsumen berminat untuk membelinya.

2. Menurut Anda, dari mana Anda memperoleh informasi terhadap produk Sim Card XL di pasaran.

a. Media Elektronik (TV/Radio) d. Bilboard b. Media Surat Kabar e. Spanduk

(67)

C. PERTANYAAN TENTANG INFRASTRUKTUR SIM CARD XL

1. Menurut Anda, dari mana Anda mendapatkan produk Sim Card XL di pasaran?

a. Dari Counter di pinggir jalan b. Dari Mall/Toko Swalayan

c. Lainnya (Agen, Toko Buku dan Peralatan Kantor)

No Pernyataan SS S N TS STS

2. Menurut Anda, bahwa produk Sim Card XL banyak tersedia di tempat-tempat conteaner di mana conteaner tersebut didirikan.

Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

(68)

Reliability

****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** _

Reliability Coefficients 3 items

(69)
(70)

Tingkat Pendapatan

2. Persepsi Konsumen Tentang: Konten, Konteks, dan Infrastruktur

(71)
(72)

Descriptive Statistics

140 140 140

0 0 0

3.76 7.33 5.59

4.00 6.00 5.00

4 5 5

.905 3.097 .822

2 3 4

5 12 8

526 1026 782

Valid Missing N

Mean Median Mode

Std. Deviation Minimum Maximum Sum

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pemikiran
Tabel  IV.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Tabel  IV.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel IV.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan sebelum membaca yang dilakukan pastilah memilih bacaan. Terkadang tidak mudah untuk memilih bacaan. Para pembaca harus mengetahui bacaan seperti apa yang mereka

Dibawah ini akan menceritakan sebuah proses perjalanan panjang seorang lesbian, dengan proses perjalanan panjang kehidupannya sampai pada titik dimana terdapat sebuah

[r]

Analisis laba rugi bersih sebelum pajak menurut metode komersial adalah sebesar Rp 479.658.107 sedangkan metode fiskal adalah Rp 528.117.785. Dimana laba/rugi bersih menurut

JL Teuku Umar Sepanjang Jaya Rawa Lumbu Bekasi 17114 -

“ Sebagai santri di Pondok Pesantren As Salafiyah Kelurahan Srengsem Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung saya harus mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan

Segala permasalahan fisik ini berpengaruh terhadap penurunan pencapaian target penjualan dimana kondisi lingkungan seperti yang telah disebutkan diatas akan menyebabkan

1 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup 31.696.966,00.. 2 Pengadaan Bibit Kayu-kayuan dan Buah-buahan