• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

iv

SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh: ASRI ARINILASARI

A. 220050019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

v

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA

SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 1 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Dipersiapkan dan disusun oleh: ASRI ARINILASARI

A. 220050019

Telah disetujui oleh konsultan untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi S-1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Risminawati, M.Pd Dra. Hj. Sri Gunarsi, SH, MH

NIP. 131126558 NIK. 202

(3)

vi

PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NGUTER KABUPATEN

SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: ASRI ARINILASARI

A. 220050019

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal: Oktober 2008 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Dra. Risminawati, M.Pd ( ... ) 2. Dra. Hj. Sri Gunarsi, SH, MH ( ... ) 3. Drs. H. Sutan Syahrir Zabda ( ... )

Surakarta, Oktober 2008 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan

(4)

vii

yang pernah diajukan unutk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.

Surakarta, Oktober 2008 Yang menyatakan

(5)

viii

menyelamatkannya dari azab Alloh selain dzikir kepada Alloh SWT (HR. Ibnu Abu Syaibah dan Thabrani)

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang

yang beriman (QS. Ali Imran: 139)

Jangan biarkan hidup mematahakan semangatmu, setiap orang yang mengalami kegagalan harus memulai dari awal

(Richard L Evans)

(6)

ix

Skripsi ini penulis persembahkan kepada: ™ Bapak dan Ibu tercinta

™ Kakak dan Adikku tersayang ™ Ibnu Suffah, belahan hatiku ™ Teman Sejatiku

(7)

x Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru Terhadap Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Sofyan Anif, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Bapak Drs. Achmad Muthali’in, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(8)

xi

5. Ibu Dra. Hj. Sri Gunarsi, SH, MH, selaku pembimbing II yang penuh kesabaran mengarahkan dan membimbing hingga terselesainya penyusunan skripsi ini. 6. Bapak/Ibu dosen PKn yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, sehingga

penulis dapat mencapai gelar sarjana S-1.

7. Keluarga besar SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo, khususnya Bapak Sunarso yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi.

8. Keluarga besarku, ayah, ibu, kakak, adik, dan saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan dan doa selalu.

9. Keluarga besar Bapak H. Mubarok beserta keluarga, terima kasih atas dukungan dan doanya.

10.Ibnu Suffah ST, terima kasih atas nasehat, perhatian, doa, dan cintamu.

11.Teman-temanku angkatan 2005 Pendidikan Kewarganegaraan (Dian, Isti, Erna, Ika, Suci, Ayu, Andria, Vera, Ana, Mbak Ganil, Supri, Agung, Febri, Tion) terima kasih atas persahabatan dan kerjasamanya selama ini.

12.Adik-adik tingkat jurusan PKn (Dewi W, Wiwik, Nurul, Ranti, Mul, Lusi, Trisni) terima kasih atas dukungannya.

13.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

(9)

xii khususnya, dan bagi para pembaca umumnya. Wassalamualaikum Wr.Wb

(10)

xiii

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

ABSTRAK... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Pembatasan dan Fokus Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian... 5

G. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 9

(11)

xiv

2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

oleh Guru... 12

a. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 12

b. Pengembangan Kurikulum... ... 13

c. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 14

d. Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 15

e. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 16

3. Strategi Pembelajaran Guru ... 17

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 17

b. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ... 18

4. Prestasi Belajar PKn... 18

a. Pengertian Prestasi Belajar... 18

b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan... 19

c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan ... 19

(12)

xv

C. Kerangka Pemikiran... 22

D. Hipotesis... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

B. Populasi, Sampel, Sampling, dan Prosedur Pengambilan Sampel... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel Penelitian ... 27

3. Sampling dan Prosedur Pengambilan Sampel... 28

C. Variabel-Variabel Penelitian... 31

D. Metode Pengumpulan Data ... 35

1. Metode Pokok Berupa Angket dan Dokumentasi ... 35

a. Metode Angket... 35

b. Metode Dokumentasi ... 38

2. Metode Bantu Berupa Observasi dan Wawancara... 38

a. Metode Observasi ... 38

b. Metode Wawancara... 38

E. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 39

1. Uji Validitas ... ... 39

(13)

xvi

3. Uji Linieritas ... ... 46

G. Teknik Analisis Data... ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data... 51

1. Data Hasil Uji Coba (Try Out) Beserta Uji Validitas dan Reliabilitas... 51

2. Data Hasil Penelitian... 68

a. Sampel Penelitian... 69

b. Data Skor Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 70

c. Data Skor Persepsi Siswa Mengenai Strategi Pembelajaran Guru... 71

d. Data Skor Prestasi Belajar PKn ... 73

e. Data Gabungan... 74

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 75

1. Uji Normalitas ... 76

2. Uji Independen ... 84

3. Uji Linieritas Regresi ... 91

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 99

(14)

xvii

C. Saran... 110 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xviii

Tabel 2. Distribusi Populasi Penelitian ... ... 26 Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian ... ... 29 Tabel 4. Daftar Nama Subjek Uji Coba (Try Out) Siswa Kelas VII

SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran

2007/2008... 52 Tabel 5. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008... 53 Tabel 6. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai

Strategi Pembelajaran Guru Pada Siswa Kelas VII SMP N 1

Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008... 54 Tabel 7. Persiapan Perhitungan Validitas Angket Persepsi Siswa

Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo

Tahun Pelajaran 2007/2008 Untuk Item Nomor 1... 55 Tabel 8. Ringkasan Hasil PerhitunganValiditas Item Angket Persepsi

Siswa Mengenai Strategi Pembelajaran Guru Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo

(16)

xix

2007/2008 Untuk Item Nomor 1 ... 58 Tabel 10. Ringkasan Hasil PerhitunganValiditas Item Angket Persepsi

Siswa Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo

Pelajaran 2007/2008... 59 Tabel 11. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008 Untuk Kelompok Belahan Item

Nomor Ganjil (X)... 61 Tabel 12. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008 Untuk Kelompok Belahan Item

Nomor Genap (Y) ... 62 Tabel 13. Persiapan Uji Reliabilitas Angket Persepsi Siswa Mengenai

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(17)

xx

Tabel 15. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai Strategi Pembelajaran Guru Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008

Untuk Kelompok Belahan Item Nomor Genap (Y) ... 66 Tabel 16. Persiapan Uji Reliabilitas Angket Persepsi Siswa Mengenai

Strategi Pembelajaran Guru Untuk Skor Kelompok Belahan Item Nomor Ganjil (X) dan Skor Kelompok Belahan Item

Nomor Genap (Y) ... 67 Tabel 17. Daftar Nama Sampel Penelitian ... 69 Tabel 18. Data Skor Angket Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun

Pelajaran 2007/2008... 70 Tabel 19. Data Skor Angket Persepsi Siswa Mengenai Strategi

Pembelajaran Guru Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter

Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008... 71 Tabel 20. Data Skor Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas VII SMP

N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun

(18)

xxi

Tahun Pelajaran 2007/2008... 74 Tabel 22. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Skor

Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan... 77 Tabel 23. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Skor

Persepsi Siswa Mengenai Strategi Pembelajaran Guru ... 80 Tabel 24. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Skor

Prestasi Belajar PKn... 82 Tabel 25. Uji Independen Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Prestasi

Belajar PKn ... 84 Tabel 26. Uji Independen Antara Persepsi Siswa Mengenai Strategi

Pembelajaran Guru dengan Prestasi Belajar PKn ... 88 Tabel 27. Uji Linieritas Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (X1) Terhadap

Prestasi Belajar PKn (Y) ... 92 Tabel 28. Uji Linieritas Persepsi Siswa Mengenai Strategi

Pembelajaran Guru (X2) Terhadap Prestasi Belajar PKn... 95 Tabel 29. Persiapan Analisis Regresi Dua Prediktor

(19)

xxii

Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru Terhadap

(20)

xxiii

PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri I Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri I Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2007/2008 yang berjumlah 239 siswa dan sampel penelitian 40 siswa.

Pengumpulan data menggunakan angket untuk data persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, strategi pembelajaran guru, dan dokumentasi untuk data mengenai prestasi belajar PKn siswa.

Dalam penelitian ini data yang terkumpul kemudian dianalisis regresi dua prediktor, dengan rumus:

Freg = ) 1 ( ) 1 ( 2 2 R m m N R − − −

Hasil perhitungan regresi memperoleh harga Freg = 75,512, dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan db (2;37) adalah sebesar 3,25 dan pada taraf signifikansi 1% = 5,21, hasilnya Fhitung > Ftabel = 75,512 > 3,25 atau 75,512 > 5,21, sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap Prestasi belajar PKn dinyatakan dapat diterima.

Variabel persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan memberikan sumbangan relatif (SR%X1) sebesar 36,57% dan sumbangan efektif (SE%X1) sebesar 29,38%. Strategi pembelajaran guru memberikan sumbangan relatif (SR%X2) sebesar 63,43% dan sumbangan efektif (SE%X2) sebesar 50,94%, Sehingga nampak bahwa variabel strategi pembelajaran guru memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap prestasi belajar PKn dibandingkan variable persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian jika strategi pembelajaran guru semakin tinggi maka dapat dipastikan adanya peningkatan prestasi belajar PKn pada siswa yang bersangkutan.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang penting dari sistem pendidikan, karena kurikulum itu sebagai komponen pendidikan yang dijadikan acuan untuk satuan pendidikan, baik pengelola maupun penyelenggara khususnya untuk guru dan kepala sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan memperhatikan kondisi pendidikan beberapa tahun ini, nampaknya ada kejanggalan yang berkaitan dengan kurikulum. Maka, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan mengenai kurikulum sebagai wujud dari reformasi pendidikan yang memberikan otonomi pada sekolah atau satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing sebagai sarana peningkatan kualitas, efisiensi, dan pemerataan pendidikan.

(22)

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini diharapkan sekolah mampu mengembangkan kurikulum. Pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diperlukan adanya strategi pembelajaran yang mampu ditangkap oleh siswa. Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator dan motivator harus dapat berperan dalam proses belajar mengajar sehingga guru diharapkan dapat menggunakan dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian prestasi belajar siswa akan memperoleh hasil yang maksimal.

B. Identifikasi Masalah

(23)

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru Terhadap Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008”.

C. Pembatasan dan Fokus Masalah

Permasalahan yang dikaitkan dengan judul di atas sangat luas, sehingga tidak mungkin semuanya dapat terselesaikan dan terjangkau. Oleh karena itu, untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda-beda, maka perlu adanya pembatasan dan pemfokusan masalah, sehingga persoalan yang diteliti menjadi jelas. Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti sebagai berikut:

1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah aspek-aspek dari subjek penelitian yang menjadi sasaran penelitian, meliputi:

a. Persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh guru.

b. Persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran guru.

(24)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008 yang secara keseluruhan berjumlah 239 orang siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Adakah pengaruh positif yang berarti (signifikan) dari persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh guru pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.

2. Untuk mengetahui persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran guru pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.

(25)

4. Untuk mengetahui pengaruh dari persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.

F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian

1. Manfaat atau kegunaan teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya mengenai pengaruh persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn. b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai

pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru PKn.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat atau kegunaan praktis

(26)

b. Sebagai calon pendidik pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya, serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami isi skripsi ini, maka penulis perlu mengemukakan sistematika penulisannya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagaimana uraian berikut.

Bagian awal meliputi: Halaman Judul, Halaman Persetujuan, Halaman Pengesahan, Halaman Pernyataan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Lampiran, dan Abstrak.

Bagian pokok skripsi ini terperinci dalam lima bab. Bab I Pendahuluan mencakup Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Fokus Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat atau Kegunaan Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

(27)

Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Uraian berikutnya mengenai Strategi Pembelajaran Guru berisi uraian tentang: Pengertian Strategi Pembelajaran, dan Jenis-jenis Strategi Pembelajaran. Kemudian uraian mengenai Prestasi Belajar PKn yang di dalamnya berisi uraian tentang: Pengertian Prestasi Belajar, Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan, Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan, dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Selanjutnya uraian Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru Kaitannya dengan Prestasi Belajar PKn, yang kemudian dilanjutkan dengan Penyusunan Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.

Bab III Metode Penelitian yang berisi uraian: Tempat dan Waktu Penelitian; Populasi, Sampel, Sampling dan Prosedur Pengambilan Sampel; Variabel-Variabel Penelitian; Metode Pengumpulan Data; Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen; Teknik Uji Persyaratan Analisis; serta Teknik Analisis Data.

(28)
(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Prestasi belajar seseorang pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor yang saling berkaitan, baik yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) diri siswa. Dalam suatu pencapaian prestasi belajar secara optimal diperlukan sarana dan prasarana, ketepatan cara belajar seseorang, minat dan motivasi belajar, pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dilakukan oleh guru, dan strategi pembelajaran memiliki keterkaitan dengan pencapaian prestasi belajar siswa, termasuk dalam mata pelajaran PKn.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, seringkali dijumpai beberapa permasalahan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya pencapaian hasil prestasi belajar. Walaupun para siswa mendapatkan nilai-nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, tetapi mereka kelihatan kurang mampu untuk menerapkan pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap ke dalam situasi yang lain. Dengan demikian persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru mempengaruhi prestasi belajar siswa.

(30)

maksimal. Demikian juga seorang siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru, maka siswa tersebut tidak akan termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran di kelas, sehingga prestasi belajar yang dicapai rendah.

Menurut hasil penelitian Azalea (2006:127) menunjukkan adanya pengaruh positif yang berarti signifikan dari penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan efektivitas dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar. Selanjutnya hasil penelitian Kosawarjo (2007:101) menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari kemampuan guru dan kesiapan siswa terhadap prestasi belajar bagi siswa yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dipandang perlu untuk mengkaji tentang persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru kaitannya dengan prestasi belajar siswa.

B. Kerangka Teoritik

Mengkaji masalah upaya menumbuhkan prestasi belajar siswa yang dikaitkan dengan persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru pada hakekatnya bukan persoalan yang sederhana. Untuk itu dibutuhkan penelaahan yang cukup mendalam tentang persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar siswa.

(31)

Kesemuanya itu dapat dipaparkan dalam kajian teoritis sebagaimana uraian berikut ini.

1. Persepsi Siswa

a. Pengertian Persepsi. Menurut Rakhmat (2001:51) mengatakan “Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Selanjutnya Rakhmat (2001:114) menyatakan bahwa:

Persepsi merupakan proses bagaimana seseorang menjadi sadar dan menilai akan adanya sifat atau hubungan melalui indera. Apa yang dihayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi bukan sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan, pengamatan, penilaian seseorang terhadap suatu hal atau informasi melalui alat indera, untuk kemudian menjadi pengalaman dan sikap.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situsional. Menurut Rakhmat (2001:52-54) “Beberapa faktor dari perhatian tersebut meliputi: faktor eksternal penarikan perhatian, faktor internal penaruh perhatian, faktor-faktor biologis, dan faktor-faktor sosiopsikologis”. Selanjutnya Rakhmat (2001:67) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh kondisi yang melekat pada obyek tersebut.

2) Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh faktor sistem sosial, sistem nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

3) Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh faktor yang menyenangkan dari obyek yang dipersepsi.

(32)

5) Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh diri pribadi dan sikap mental dari perseptor (orang yang mempersepsi).

6) Persepsi suatu obyek dipengaruhi oleh kebutuhan dari perseptor.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang berpengaruh terhadap persepsi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu sebagai perseptor, misalnya: pengalaman, kebutuhan, minat, sikap mental, kepribadian. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu, misalnya: norma, agama, kondisi sosisal masyarakat, keadaan sesuatu atau benda yang dipersepsikan. 2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh Guru

a. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) sebagaimana yang dikutip Mulyasa (2007:19-20) mengemukakan bahwa:

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Sementara itu Poedjinoegroho dalam bukunya Joko Susilo (2007:95) mengemukakan:

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan hasil penegasan dari atau sejalan dengan kebijakan desentralisasi. Ini merupakan sebuah konsep yang indah karena memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk berkembang.

(33)

b. Pengembangan Kurikulum. Menurut Mulyasa (2007:148-151) pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkat yaitu:

1) Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional. Dalam kaitannya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang pada saat ini mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk setiap satuan pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah.

2) Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada tingkat ini dibahas pengembangan kurikulum untuk setiap satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Menganalisa, dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Isi (SI).

b. Merumuskan visi dan misi, serta merumuskan tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

c. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, visi dan misi, serta tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan selanjutnya dikembangkan bidang studi-bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut.

d. Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan (guru dan non guru) sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, dengan berpedoman pada standar tenaga kependidikan yang ditetapkan BSNP.

e. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar, sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan yang ditetapkan BSNP.

3) Pengembangan Silabus. Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi pada berbagai satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi.

b. Mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar yang diperlukan dalam pembelajaran.

c. Mendiskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokkan sesuai dengan ruang lingkup dan urutannya.

d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya, dan mengelompokkan sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan (ketrampilan), nilai, dan sikap.

(34)

4) Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan standar kompetensi dan standar isi dalam silabus telah diidentifikasikan dan diurutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya pada setiap bidang studi, selanjutnya dikembangkan program-program pembelajaran. Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau persiapan mengajar.

5) Kurikulum Aktual (Pelaksanaan Pembelajaran). Kurikulum aktual atau pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan pembelajaran (interaction beetwen the leaner and the external condition). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bagaimanapun bagusnya suatu kurikulum maka aktualisasinya sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum meliputi pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pengembangan Silabus, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Kurikulum Aktual.

c. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2007:151-153), prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. 2) Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, status sosial ekonomi, dan gender.

(35)

memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni.

4) Relevan dengan kebutuhan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.

5) Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum itu dapat diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

7) Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan antara lain berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, relavan dengan kebutuhan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal.

d. Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Mulyasa (2007:154-158), strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah:

1) Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah. Dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP yang perlu diperhatikan adalah mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini penting, terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami visi misi sekolah, serta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang akan dikembangkan dan dilaksanakan.

(36)

3) Menyiapkan sumber belajar. Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah antara lain laboratorium, pusat sumber belajar, perpustakaan, serta tenaga pengelola yang profesional.

4) Membina disiplin. Membina disiplin bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sosialisasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan di sekolah, menciptakan suasana yang kondusif, menyiapkan sumber belajar, dan membina disiplin.

e. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Mulyasa (2007:168-169), acuan operasional penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.

3) Tuntutan dunia kerja.

4) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 5) Agama.

6) Dinamika perkembangan global.

7) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. 8) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. 9) Kesetaraan gender.

10)Karakteristik satuan pendidikan.

(37)

agama, dinamika perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, kesetaraan gender, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik satuan pendidikan.

3. Strategi Pembelajaran Guru

a. Pengertian Strategi Pembelajaran. Menurut Frelberg dan Driscoll (1992) sebagaimana dikutip Al Muchtar (2007:1.2) ”Strategi pembelajaran itu dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula”. Selanjutnya menurut Gerlach dan Ely (1980) sebagaimana dikutip Al Muchtar (2007:1.2) mengatakan bahwa:

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu serta dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pembelajaran tersebut.

b. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran. Menurut Burdon dan Byrd (1999) sebagimana dikutip oleh Al Muchtar (2007:1.16-1.21), mengemukakan beberapa strategi yang dapat dipilih guru dalam pembelajaran sebagai berikut:

1) Strategi Deduktif-Induktif. Dengan strategi pembelajaran deduktif, pembelajaran dimulai dengan prinsip yang diketahui ke prinsip yang tidak diketahui. Sedangkan strategi pembelajaran induktif, pembelajaran dimulai dari prinsip-prinsip yang tidak diketahui ke prinsip-prinsip yang diketahui.

(38)

a. Pembelajaran Langsung. Berdasarkan pada prinsip-prinsip belajar behaviouristik.

b. Pembelajaran Eksplisit. Menuntut guru untuk memberi perhatian pada pembelajar, memberi penguatan atas respons yang benar, menyediakan balikan pembelajar tentang kemajuannya, dan meningkatkan jumlah waktu yang digunakan pembelajaran untuk mempelajari materi.

c. Belajar Tuntas. Suatu pendekatan pembelajaran individu yang menggunakan kurikulum terstruktur yang dipecah ke dalam serangkaian pengetahuan dan keterampilan-keterampilan kecil yang dipelajari.

d. Ceramah. Suatu strategi pembelajaran dengan kegiatan guru menyampaikan fakta-fakta dan prinsip-prinsip, sedangkan pembelajar membuat catatan-catatan.

e. Demonstrasi. Komunikasi langsung dan pemberian informasi dari guru kepada pembelajar.

f. Pertanyaan-pertanyaan. Dengan mempertimbangkan tingkat pertanyaan dan penggunaan pertanyaan konvergen dan divergen, jenis pertanyaan, dan cara menyusun pertanyan.

g. Resitasi. Pertanyaan guru secara lisan tentang materi yang telah dipelajari.

h. Praktek dan Latihan (drill). Ulangan yang diharapkan membantu pembelajar memahami informasi dengan lebih baik.

i. Reviu. Kesempatan bagi pembelajar melihat suatu topik pada waktu yang lain.

j. Diskusi Kelas secara Keseluruhan. Petunjuk guru atau bimbingan kepada kelas diatur dengan rentangan dari formal ke informal, dengan guru memiliki peran dari dominan ke tidak dominan.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru antara lain pembelajaran langsung, pembelajaran eksplisit, belajar tuntas, ceramah dan demonstrasi, demonstrasi, pertanyaan-pertanyaan dan resitasi, resitasi, praktek dan latihan (drill), reviu, dan diskusi kelas secara keseluruhan.

4. Prestasi Belajar PKn

(39)

dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil belajar pada suatu periode”.

Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pelajaran tertentu sesuai dengan materi yang telah ditentukan, yang dinyatakan dengan simbol, huruf maupun kalimat.

b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan. Menurut Wignjosoebroto sebagaimana dikutip Malian dan Marzuki (2006:2) bahwa:

Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan untuk mengenali dan menghayati hak-hak warganegara yang asasi (civil right) diacarakan dengan harapan agar setiap peserta didik pada akhirnya akan dapat menyadari hak-haknya yang asasi, yang perlindungannya dijamin oleh undang-undang negara.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan untuk dapat mengenali dan menghayati hak-hak warganegara yang asasi, yang diharapkan agar setiap peserta didik pada akhirnya mampu menyadari hak-haknya yang asasi serta dijamin oleh undang-undang negara.

c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Djuwairiyah (2007:9) menyatakan bahwa:

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan/aktivitas tertentu. Jadi prestasi belajar PKn itu merupakan hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti mata pelajaran PKn dalam kurun waktu tertentu berdasarkan penilaian yang dilaksanakan guru di sekolah, prestasi belajar PKn dapat dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyataan verbal (kualitatif).

(40)

PKn dalam kurun waktu tertentu, yang dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka dan pernyataan verbal.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri individu dan luar diri individu. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya karena aktivitas belajar yang telah dilakukan. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Menurut Djamarah (2002:142-146), faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Lingkungan, merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkungan anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik, faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.

2) Faktor Instrumen, setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan dalam rangka melicinkan kearah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Semuanya dapat diberdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan sekolah, kurikulum dan dipakai oleh guru dalam merencanakan program pengajaran. Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.

(41)

5. Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru kaitannya dengan Prestasi Belajar PKn

Mata pelajaran PKn merupakan kelompok program normatif yang mempunyai jumlah jam tatap muka sama dengan mata pelajaran yang lain, yaitu dua jam tatap muka setiap minggunya. Mata pelajaran ini diberikan dalam pelajaran teori, dalam proses belajar mengajar semacam ini maka penyampaian materi dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas memegang peranan penting untuk memahami materi yang dipelajari oleh siswa.

Semakin siswa banyak mendengarkan ceramah, melakukan tanya jawab, banyak membaca, latihan menjawab dan mengerjakan tugas, maka semakin mudah siswa memahami materi yang dipelajarinya. Siswa makin lama makin mengerti, cekatan dalam mengerjakan tugas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik.

(42)

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diformulasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (1998: 65) yang dimaksud anggapan dasar adalah “Suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas”. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa setiap penyelidik harus mempunyai anggapan dasar yang dipakai sebagai dasar sementara bagi aktivitas penyelidikan atau penelitian secara ilmiah. Selanjutnya berkaitan dengan hal ini, Hadi (1987:16) mengemukakan bahwa penyelidikan ilmiah adalah:

Penyelidikan yang dapat memberikan pengetahuan yang valid dan reliable tentang gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial. Pengetahuan yang valid dan realiabel itu dapat dicapai karena penyelidikan ilmiah menggunakan postulat-postulat (landasan fikiran) yang pasti.

Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan di muka, maka dalam penelitian ini dipandang perlu mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan maka diusahakan keterkaitan antara faktor-faktor tersebut sedemikian rupa sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan baik.

(43)

3. Guru di dalam penyampaian materi menggunakan beberapa strategi pembelajaran yang berbeda-beda, sehingga diharapkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

4. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn.

[image:43.612.137.518.345.459.2]

Bila digambarkan maka variabel penelitian ini akan tampak sebagaimana gambar 1 berikut ini.

X1

Gambar 1. Hubungan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru terhadap Prestasi Belajar PKn

D. Hipotesis

Suryabrata (1995:75) menyatakan bahwa hipotesis penelitian adalah “Jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris”. Pada hakekatnya hipotesis adalah sebuah keputusan atau kesimpulan yang bersifat sementara, karena masih harus diuji kebenarannya secara empiris.

Y

X2 X1

Persepsi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan

Persepsi Strategi Pembelajaran Guru

(44)
(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

[image:45.612.110.537.414.675.2]

Tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama kurang lebih lima bulan, yaitu sejak bulan Mei 2008 sampai dengan bulan September 2008. Adapun tahap-tahap perincian kegiatan pokok yang dilakukan adalah sebagaimana dipaparkan dalam tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Perincian Kegiatan Pokok Penelitian

Mei 2008

Juni 2008

Juli 2008

Agustus 2008

September 2008 No

Nama Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan dan

prasurvey

x x x x 2 Penyusunan

dan uji coba instrumen

penelitian

x x x

3 Pengumpulan data

x x x

4 Tabulasi dan formatting

x x x 5 Analisis dan

interpretasi

x x

6 Penyusunan laporan penelitian (konsep skripsi)

(46)

B. Populasi, Sampel, Sampling dan Prosedur Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (1998:115) “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Selanjutnya Nawawi (1991:141) menyatakan “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, kuantitatip maupun kualitatip, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas”. Sementara itu Nawawi (1991:141) memberikan pengertian bahwa populasi adalah:

Keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

[image:46.612.131.507.567.703.2]

Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang mempunyai sifat-sifat sama. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008 yang keseluruhannya berjumlah 239 orang siswa, dengan perincian sebagaimana dipaparkan dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Tabel Distribusi Populasi Penelitian Jumlah Siswa

No Kelas

Putra Putri Total

1 2 3 4 5 6 VIIA VIIB VIIC VIID VIIE VIIF 21 22 27 26 20 21 18 18 13 14 20 19 39 40 40 40 40 40 Jumlah

(47)

2. Sampel Penelitian

Menurut Hadi (1990:75) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang hendak diteliti”. Biasanya jumlahnya lebih kecil dibanding dengan jumlah populasi.

Pada prinsipnya, semakin besar sampel yang diambil akan menjadi semakin baik. Sumanto (1990:28) menyatakan bahwa:

Pertimbangan dalam menentukan besar kecilnya sampel adalah: a. Derajat keseragaman populasi.

b. Ketelitian hasil penelitian yang dikehendaki. c. Pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya.

Sementara itu Gay (1987), yang dikutip Sumanto (1990:28) menyatakan bahwa “Jumlah sampel terkecil yang dapat diterima tergantung daripada jenis riset, yaitu: riset deskriptif-10% dari populasi; riset korelasi-30 subjek; riset kausal komparatif-30 subjek per kelompok; riset eksperimen-50 subjek per kelompok”.

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut di atas, maka dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 40 siswa dari 239 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo yang menjadi anggota populasi. Jumlah tersebut dipandang representatif, karena sudah melampui jumlah batas minimal sampel yang dapat diterima untuk jenis penelitian diskriptif korelasional sebagaimana jenis penelitian ini, yaitu 10% dari populasi dengan jumlah sampel minimal sebanyak 40 subjek.

3. Sampling dan Prosedur Pengambilan Sampel

(48)

75) sampling adalah “Cara yang digunakan untuk mengambil sampel yang disebut sampling”. Sementara itu Nawawi (1991:152) mengemukakan bahwa sampling adalah:

Cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.

Hadi (1993:75-85) menyatakan “sampling dapat dibedakan menjadi dua yaitu random sampling dan non random sampling dengan berbagai variasi penjabaran masing-masing”. Dari berbagai jenis sampling tersebut, dalam penelitian ini digunakan teknik atau cara pengambilan sampel kombinasi (combined sampling), yaitu: “Quota Purposive Area Proportional Random Sampling”. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:

a. Dengan Quota Sampling, berarti menetapkan terlebih dahulu jumlah sampel dari suatu populasi. Dalam penelitian ini jumlah sampel ditetapkan sebanyak 40 orang siswa.

b. Dengan Purposive Sampling, berarti pengambilan sampel didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu (karakteristik), yang dipandang memiliki sangkut- paut yang erat atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam hal ini karakteristiknya adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo.

(49)

Pelajaran 2007/2008 yang meliputi 6 kelas (VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE, VIIF).

d. Dengan Proportional Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan mempertimbangkan keseimbangan atau perimbangan jumlah siswa di setiap kelas VII di SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.

[image:49.612.129.505.362.714.2]

Adapun distribusi sampel secara proporsional sebagaimana tercantum dalam tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Tabel Distribusi Sampel Penelitian

No Kelas Distribusi dan jumlah sampel

1 2 3

1 2 3 4 5 VIIA VIIB VIIC VIID VIIE siswa orang x

Pa 40 3,51 4 239

21 = =

=

siswa orang x

Pi 40 3,01 3 239

18 = =

=

siswa orang x

Pa 40 3,68 4 239

22 = =

=

siswa orang x

Pi 40 3,01 3 239

18 = =

=

siswa orang x

Pa 40 4,51 5 239

27 = =

=

siswa orang x

Pi 40 2,17 2 239 13 = = = siswa orang x

Pa 40 4,35 4 239

26 = =

=

siswa orang x

Pi 40 2,34 2 239

14 = =

=

siswa orang x

Pa 40 3,34 3 239

20 = =

=

(50)

6 VIIF

siswa orang x

Pi 40 3,34 3 239

20 = =

=

siswa orang x

Pa 40 3,51 4 239

21 = =

=

siswa orang x

Pi 40 3,17 3 239

19 = =

=

Jumlah seluruh anggota sampel = 40,00 = 40 orang siswa.

e. Dengan Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara random atau

tanpa pandang bulu dengan cara undian. Adapun langkah-langkahnya menurut

Hadi (1993:76), sebagai berikut:

1) Buatlah suatu daftar yang berisi semua subyek, obyek, gejala, peristiwa atau kelompok-kelompok yang ada dalam populasi.

2) Berikan kode-kode yang berwujud angka-angka untuk tiap-tiap subyek, obyek, gejala, peristiwa atau kelompok-kelompok yang dimaksudkan dalam (1).

3) Tuliskan kode-kode itu masing-masing dalam satu lembar kertas kecil. 4) Gulung kertas itu baik-baik.

5) Masukkan gulungan-gulungan kertas itu ke dalam tempolong, kaleng atau tempat-tempat yang semacam.

6) Kocok baik-baik tempolong atau kaleng itu.

7) Ambillah kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan.

Berdasarkan rambu-rambu di atas maka prosedur yang dilakukan dalam

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Membuat suatu daftar yang berisi semua subjek yang ada dalam populasi

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo.

2) Memberi kode-kode itu berupa angka untuk tiap-tiap subjek yang

dimaksudkan itu.

3) Menuliskan kode-kode itu masing-masing dalam satu lembar kertas kecil.

4) Menggulung-gulung kertas itu ke dalam kaleng sebanyak enam buah untuk

(51)

5) Memasukkan gulungan-gulungan kertas itu kedalam kaleng.

6) Mengkocok baik-baik kaleng itu.

7) Mengambil kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan (40 orang siswa).

C. Variabel-Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu istilah yang tidak pernah ditinggalkan dalam

setiap jenis penelitian. Istilah variabel dapat bermacam-macam sejalan dengan

konsepsi masing-masing pemikir. Arikunto (1998:99) menyatakan “Variabel

adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Menurut Faisal (1981:15) ”Variabel merupakan istilah teknis dalam khasanah

penelitian yang menunjuk pada dimensi yang bisa diukur pada suatu konsep”.

Menurut fungsinya di dalam penelitian orang sering membedakan antara

variabel tergantung dan variabel bebas, variabel kendali, variabel moderator, dan

variabel rambang (Suryabrata 1995:81). Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya sesuatu. Variabel moderator adalah

variabel yang ikut diperhatikan meskipun tidak diutamakan. Variabel kendali

adalah variabel yang ikut berpengaruh tetapi kemudian dinetralisir atau dianggap

tidak ada pengaruhnya. Variabel rambang adalah variabel yang diabaikan

pengaruhnya karena tidak menumbuhkan perbedaan yang berarti. Selanjutnya,

variabel terikat atau variabel tergantung adalah variabel akibat yang ditimbulkan

oleh pengaruh variabel bebas.

Berdasarkan klasifikasi di atas maka variabel-variabel dalam penelitian ini

(52)

1. Persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dan strategi pembelajaran guru sebagai variabel bebas

(independent variabel), karena variabel itu masing-masing diukur berdasarkan

beberapa indikator sebagai berikut:

a. Variabel persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan oleh guru yaitu pengembangan yang harus dimiliki guru

dalam kegiatan pembelajaran, dengan indikator sebagai berikut:

1) Persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum

a. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional.

b. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

c. Pengembangan Silabus.

d. Pengembangan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran.

e. Kurikulum Aktual (Pelaksanaan Pembelajaran).

2) Persepsi siswa mengenai prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik

dan lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni.

(53)

e. Menyeluruh dan berkesinambungan.

f. Belajar sepanjang hayat.

g. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.

3) Persepsi siswa mengenai strategi pengembangan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

a. Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan di sekolah.

b. Menciptakan suasana yang kondusif.

c. Menyiapkan sumber belajar.

d. Membina disiplin.

4) Persepsi siswa mengenai acuan operasional penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik.

c. Tuntutan dunia kerja.

d. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

e. Agama.

f. Dinamika perkembangan global.

g. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

(54)

i. Kesetaraan gender.

j. Karakteristik satuan pendidikan.

b. Variabel persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran guru yaitu

cara-cara yang dipilih guru dengan pendekatan sistematis dalam kegiatan

pembelajaran, indikatornya meliputi:

1) Persepsi siswa mengenai pembelajaran langsung.

2) Persepsi siswa mengenai pembelajaran eksplisit.

3) Persepsi siswa mengenai belajar tuntas.

4) Persepsi siswa mengenai ceramah.

5) Persepsi siswa mengenai demonstrasi.

6) Persepsi siswa mengenai pertanyaan-pertanyaan.

7) Persepsi siswa mengenai resitasi

8) Persepsi siswa mengenai praktek dan latihan (drill).

9) Persepsi siswa mengenai reviu.

10)Persepsi siswa mengenai diskusi kelas secara keseluruhan.

2. Prestasi belajar adalah ukuran kemampuan anak dalam proses belajar yang

diperoleh dari hasil belajar sebagai variabel terikat atau tergantung (dependent

variabel). Variabel prestasi belajar ini diukur berdasarkan akumulasi nilai

siswa dalam mata pelajaran PKn dalam semester genap tahun pelajaran

(55)

ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, pekerjaan rumah, dan

penilaian terhadap perilaku siswa oleh guru.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian ini diperlukan

cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat

berjalan dengan lancar. Berkaitan dengan proses pengumpulan data tersebut, Hadi

(1987b:89) mengemukakan bahwa:

Pengumpulan data dalam research dalam ilmiah bermaksud memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan reliabel. Untuk memperoleh seperti yang dimaksud itu pekerjaan research menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, alat-alat, serta kegiatan-kegiatan yang dependable yang dapat diandalkan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa cara pengumpulan data

merupakan salah satu kegiatan utama yang harus diperhatikan dalam suatu

penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Metode Pokok Berupa Angket/Kuesioner dan Dokumentasi.

a. Metode Angket. Menurut Arikunto (2001:27-28) bahwa angket

(kuesioner) adalah “Sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang

akan diukur (responden)”. Dengan kata lain angket merupakan metode

pengumpulan data untuk mencari informasi menggunakan pertanyaan yang

dijawab oleh orang yang menjadi sasaran angket tersebut.

Alasan digunakannya angket dalam penelitian ini adalah untuk

(56)

pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang dikenai angket sesuai dengan

petunjuk yang ada. Melalui angket, data yang dibutuhkan akan mudah terkumpul

dengan waktu yang lebih efisien. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk

mengumpulkan data persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru pada siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.

Berdasarkan bentuknya angket dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

angket terbuka dan angket tertutup (Arikunto, 2001:28-29). Angket terbuka adalah

angket yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan

pendapatnya. Angket tertutup adalah angket yang disusun dengan menyediakan

pilihan jawaban lengkap, sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada

jawaban yang dipilih. Di samping itu, jenis angket dapat pula dibedakan atas cara

lain, yaitu angket langsung dan angket tidak langsung (Hadi, 1987b:158).

Mengatakan bahwa angket langsung yaitu apabila daftar pertanyaan dikirimkan

langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta

menceritakan keadaan dirinya sendiri yang menunjukkan sikap terhadap

pertanyaan peneliti. Angket tidak langsung adalah jika daftar pertanyaan

dikirimkan kepada seseorang tidak untuk menceritakan keadaan diri sendiri,

melainkan disuruh menceritakan keadaan orang lain.

Berdasarkan klasifikasi angket tersebut maka dalam penelitian ini digunakan

jenis angket langsung tertutup, karena penulis langsung memberikan angket

(57)

responden tinggal memberi tanda pada salah satu alternatif jawaban yang telah

disediakan sesuai dengan pilihan masing-masing.

Beberapa alasan digunakannya angket dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Dengan angket data akan mudah terkumpul.

b. Dengan angket pengumpulan data akan menghemat tenaga dan biaya.

c. Dengan angket akan memperoleh data yang mungkin sulit diungkapkan

dengan metode lain.

d. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

Dalam penelitian ini skoring atas jawaban tiap item dari masing-masing

responden ditentukan sebagai berikut:

1) Untuk mempertanyakan atau pernyataan yang bersifat positif, maka skoring

untuk setiap alternatif jawaban adalah:

a) Untuk jawaban a diberi skor 4

b) Untuk jawaban b diberi skor 3

c) Untuk jawaban c diberi skor 2

d) Untuk jawaban d diberi skor 1

2) Untuk pertanyaan atau pernyataan yang negatif, maka skoring untuk setiap

alternatif jawaban adalah:

a) Untuk jawaban a diberi skor 1

b) Untuk jawaban b diberi skor 2

c) Untuk jawaban c diberi skor 3

(58)

b. Metode Dokumentasi. Menurut Arikunto (1998:236-237), yaitu

”Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan

sebagainya”. Metode ini tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan

sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang

diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Metode ini digunakan untuk

mencari data prestasi belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.

2. Metode Bantu Berupa Observasi dan Wawancara.

a. Metode Observasi. Menurut Arikunto (2001:30) Observasi adalah

“Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti

serta pencatatan secara sistematis”. Metode observasi digunakan untuk

mengkonfirmasi data yaitu data persepsi siswa mengenai pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru serta data

prestasi belajar PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten

Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.

b. Metode Wawancara. Menurut Arikunto (2001:30) “Wawancara atau

interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan

jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak”. Metode wawancara

digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh melalui

(59)

Satuan Pendidikan maupun data persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran

guru.

E. Teknik Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (1998:160) ”Instrumen adalah sebagai alat penelitian

yang digunakan untuk mencari data yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti”. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (1998:160) ”Uji validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen suatu tes. Sebuah tes

dikatakan valid apabila test tersebut mengukur apa yang hendak diukur”. Dalam

hal ini Arikunto (2001:65-72) telah memformulasikan adanya empat validitas

yaitu:

a. Validitas logis

1) Validitas isi (content validity)

2) Validitas konstruksi (construct validity)

b. Validitas empiris

1) Validitas yang ada sekarang (concurrent validity)

(60)

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Validitas isi (content validity), artinya sebuah tes dikatakan memiliki validitas

isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi

pelajaran yang diberikan.

b. Validitas konstruksi (construct validity), artinya sebuah tes dikatakan memiliki

validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut

mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan

Instruksional Khusus (TIK).

c. Validitas yang ada sekarang (concurrent validity), yang artinya bahwa sebuah

tes dikatakan memiliki validitas jenis ini jika hasilnya sesuai dengan

pengalaman.

d. Validitas prediksi (predictive validity), artinya bahwa sebuah tes memiliki

validitas prediksi apabila memiliki kemampuan untuk meramalkan apa yang

akan terjadi dimasa yang akan datang.

Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas isi (content

validity) karena bahan yang akan diujikan relevan dengan kemampuan,

pengetahuan, pelajaran, pengalaman atau latar belakang yang akan diuji. Dalam

hal ini instrumen yang akan menjadi alat pengumpul data itu disusun sesuai

dengan kenyataan yang menunjukkan indikator persepsi mengenai pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru pada siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran

2007/2008. Untuk mengukur validitas item atau butir dapat digunakan rumusan

(61)

1) Korelasi product moment dengan simpangan dengan rumus:

(

)(

)

= 2 2 y x xy rxy Dimana:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dan variabel yang

dikorelasikan (x = X -

X dan y = Y -

Y)

xy = jumlah perkalian x dan y

x2 = kuadrat x

y2 = kuadrat y

2) Korelasi product moment dengan angka kasar, dengan rumus:

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 . . . Y Y N X X N y X XY N rxy dimana:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = skor tiap faktor

Y = skor seluruh faktor

N = jumlah subjek

Dari kedua rumus tersebut digunakan rumus korelasi product moment

dengan angka kasar, karena relatif lebih mudah akan menghindari angka pecahan.

Mengenai perhitungan korelasinya berdasarkan ketentuan bahwa jika rxy ≥ r tabel

(62)

r tabel 5% maka butir soal tersebut tidak valid sekaligus tidak memenuhi

persyaratan. Menurut Arikunto (2001:75) mengenai cara interpretasi besarnya

koefisien korelasi dapat digunakan ketentuan sebagai berikut:

a) Antara 0,800 sampai 1,000 = sangat tinggi b) Antara 0,600 sampai 0,800 = tinggi c) Antara 0,400 sampai 0,600 = cukup d) Antara 0,200 sampai 0,400 = rendah e) Antara 0,00 sampai 0,200 = sangat rendah

2. Uji Reliabilitas

Sumanto (1990:34) merumuskan bahwa reliabilitas adalah “Tingkatan pada

mana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun tes itu mengukur”. Untuk

mengukur reliabilitas angket persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru digunakan teknik belah

dua, dengan cara membelah data item-item nomor ganjil dan genap, yang

selanjutnya disebut belahan ganjil-genap. Di samping itu juga membelah data skor

item-item pada belahan nomor awal dan belahan nomor akhir yang selanjutnya

disebut belahan awal-akhir. Kemudian mencari korelasi antara skor

masing-masing belahan item tersebut dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Selanjutnya hasil korelasi itu dianalisis untuk mencari reliabilitasnya dengan menggunakan rumus dari Brown, yaitu sebagai berikut:

) ( 1

) .( 2

2 / 1 . 2 / 1

2 / 1 . 2 / 1 11

r r r

+ =

Dimana :

r1/2.1/2 = koefisien korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

(63)

Adapun mengenai interpretasi besarnya koefisien korelasi digunakan

ketentuan-ketentuan sebagaimana dikemukakan Arikunto (2001:75), yaitu:

a) Antara 0,800 sampai 1,000 = sangat tinggi b) Antara 0,600 sampai 0,8000 = tinggi c) Antara 0,400 sampai 0,600 = cukup d) Antara 0,200 sampai 0,400 = rendah e) Antara 0,00 sampai 0,200 = sangat rendah

F. Teknik Uji Persyaratan Analisis

Dalam penelitian ini digunakan uji persyaratan analisis, yaitu meliputi uji

normalitas, uji independen dan uji linieritas sebagaimana uraian berikut ini:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data skor persepsi

siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh guru

dan persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran guru maupun skor prestasi

belajar siswa itu mengikuti distribusi normal. Uji normalitas ini menggunakan uji

Liliefors, sebagaimana dikemukakan oleh Suryono (2005:79-80), dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hitung

S X Xi Zi= ( − )

Dimana :

Zi = angka baku

Gambar

gambar 1 berikut ini.
Tabel 1. Perincian Kegiatan Pokok Penelitian
Tabel 2. Tabel Distribusi Populasi Penelitian
Tabel 3. Tabel Distribusi Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil tangkapan dan effort (upaya penangkapan) di PPN Karangantu bahwa cumi-cumi ( Loligo sp) telah mengalami overfishing dari segi

Hasil Penelitian yang diperoleh dari upaya ketahanan bermukim masyarakat kawasan rawan bencana leeng Gunung Merapi, didapatkan kesimpulan bahwa alasan bertahan

The result of SEManalysis usingSmartPLSsoftware showed thatbrandequityhas apositive and significant impactonre-buying interestof the mochi cake products by KaswariLampion, it

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit..

Untuk mengefisiensikan pelayanan pengguna, Perpustakaan UMS memilih Koha sebagai sistem otomasinya.Penulis mengupas alasan Perpustakaan UMS memilih Koha sebagai sistem

Bahan yang digunakan : - Pipa baja tebal dengan ukuran Ø dalam 22 mm. dan Ø luar 35 mm serta dengan

Hasil dari laporan ini menjelaskan bahwa adanya pramuwisata berbahasa China dapat membantu menjelaskan wisata budaya kepada wisatawan yang menggunakan bahasa China

Tenaga kerja mekanik adalah tenaga kerja yang mengawasi kegiatan agar berjalan sesuai dengan prosedur dan kaidah-kaidah keselamatan dan kesehatan kerja (K3), melakukan transaksi,