iv
SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Disusun Oleh: ASRI ARINILASARI
A. 220050019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
v
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA
SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2007/2008
Dipersiapkan dan disusun oleh: ASRI ARINILASARI
A. 220050019
Telah disetujui oleh konsultan untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi S-1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Risminawati, M.Pd Dra. Hj. Sri Gunarsi, SH, MH
NIP. 131126558 NIK. 202
vi
PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NGUTER KABUPATEN
SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2007/2008
Yang dipersiapkan dan disusun oleh: ASRI ARINILASARI
A. 220050019
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal: Oktober 2008 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Dra. Risminawati, M.Pd ( ... ) 2. Dra. Hj. Sri Gunarsi, SH, MH ( ... ) 3. Drs. H. Sutan Syahrir Zabda ( ... )
Surakarta, Oktober 2008 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dekan
vii
yang pernah diajukan unutk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.
Surakarta, Oktober 2008 Yang menyatakan
viii
menyelamatkannya dari azab Alloh selain dzikir kepada Alloh SWT (HR. Ibnu Abu Syaibah dan Thabrani)
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang
yang beriman (QS. Ali Imran: 139)
Jangan biarkan hidup mematahakan semangatmu, setiap orang yang mengalami kegagalan harus memulai dari awal
(Richard L Evans)
ix
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Bapak dan Ibu tercinta
Kakak dan Adikku tersayang Ibnu Suffah, belahan hatiku Teman Sejatiku
x Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru Terhadap Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Sofyan Anif, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
2. Bapak Drs. Achmad Muthali’in, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
xi
5. Ibu Dra. Hj. Sri Gunarsi, SH, MH, selaku pembimbing II yang penuh kesabaran mengarahkan dan membimbing hingga terselesainya penyusunan skripsi ini. 6. Bapak/Ibu dosen PKn yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, sehingga
penulis dapat mencapai gelar sarjana S-1.
7. Keluarga besar SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo, khususnya Bapak Sunarso yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi.
8. Keluarga besarku, ayah, ibu, kakak, adik, dan saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan dan doa selalu.
9. Keluarga besar Bapak H. Mubarok beserta keluarga, terima kasih atas dukungan dan doanya.
10.Ibnu Suffah ST, terima kasih atas nasehat, perhatian, doa, dan cintamu.
11.Teman-temanku angkatan 2005 Pendidikan Kewarganegaraan (Dian, Isti, Erna, Ika, Suci, Ayu, Andria, Vera, Ana, Mbak Ganil, Supri, Agung, Febri, Tion) terima kasih atas persahabatan dan kerjasamanya selama ini.
12.Adik-adik tingkat jurusan PKn (Dewi W, Wiwik, Nurul, Ranti, Mul, Lusi, Trisni) terima kasih atas dukungannya.
13.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
xii khususnya, dan bagi para pembaca umumnya. Wassalamualaikum Wr.Wb
xiii
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PERNYATAAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR... xiv
ABSTRAK... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 2
C. Pembatasan dan Fokus Masalah ... 3
D. Perumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian... 5
G. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 9
xiv
2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
oleh Guru... 12
a. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 12
b. Pengembangan Kurikulum... ... 13
c. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 14
d. Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 15
e. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 16
3. Strategi Pembelajaran Guru ... 17
a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 17
b. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ... 18
4. Prestasi Belajar PKn... 18
a. Pengertian Prestasi Belajar... 18
b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan... 19
c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan ... 19
xv
C. Kerangka Pemikiran... 22
D. Hipotesis... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
B. Populasi, Sampel, Sampling, dan Prosedur Pengambilan Sampel... 26
1. Populasi ... 26
2. Sampel Penelitian ... 27
3. Sampling dan Prosedur Pengambilan Sampel... 28
C. Variabel-Variabel Penelitian... 31
D. Metode Pengumpulan Data ... 35
1. Metode Pokok Berupa Angket dan Dokumentasi ... 35
a. Metode Angket... 35
b. Metode Dokumentasi ... 38
2. Metode Bantu Berupa Observasi dan Wawancara... 38
a. Metode Observasi ... 38
b. Metode Wawancara... 38
E. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 39
1. Uji Validitas ... ... 39
xvi
3. Uji Linieritas ... ... 46
G. Teknik Analisis Data... ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data... 51
1. Data Hasil Uji Coba (Try Out) Beserta Uji Validitas dan Reliabilitas... 51
2. Data Hasil Penelitian... 68
a. Sampel Penelitian... 69
b. Data Skor Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 70
c. Data Skor Persepsi Siswa Mengenai Strategi Pembelajaran Guru... 71
d. Data Skor Prestasi Belajar PKn ... 73
e. Data Gabungan... 74
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 75
1. Uji Normalitas ... 76
2. Uji Independen ... 84
3. Uji Linieritas Regresi ... 91
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 99
xvii
C. Saran... 110 DAFTAR PUSTAKA
xviii
Tabel 2. Distribusi Populasi Penelitian ... ... 26 Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian ... ... 29 Tabel 4. Daftar Nama Subjek Uji Coba (Try Out) Siswa Kelas VII
SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran
2007/2008... 52 Tabel 5. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008... 53 Tabel 6. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai
Strategi Pembelajaran Guru Pada Siswa Kelas VII SMP N 1
Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008... 54 Tabel 7. Persiapan Perhitungan Validitas Angket Persepsi Siswa
Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2007/2008 Untuk Item Nomor 1... 55 Tabel 8. Ringkasan Hasil PerhitunganValiditas Item Angket Persepsi
Siswa Mengenai Strategi Pembelajaran Guru Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo
xix
2007/2008 Untuk Item Nomor 1 ... 58 Tabel 10. Ringkasan Hasil PerhitunganValiditas Item Angket Persepsi
Siswa Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo
Pelajaran 2007/2008... 59 Tabel 11. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008 Untuk Kelompok Belahan Item
Nomor Ganjil (X)... 61 Tabel 12. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008 Untuk Kelompok Belahan Item
Nomor Genap (Y) ... 62 Tabel 13. Persiapan Uji Reliabilitas Angket Persepsi Siswa Mengenai
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
xx
Tabel 15. Data Skor Hasil Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai Strategi Pembelajaran Guru Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008
Untuk Kelompok Belahan Item Nomor Genap (Y) ... 66 Tabel 16. Persiapan Uji Reliabilitas Angket Persepsi Siswa Mengenai
Strategi Pembelajaran Guru Untuk Skor Kelompok Belahan Item Nomor Ganjil (X) dan Skor Kelompok Belahan Item
Nomor Genap (Y) ... 67 Tabel 17. Daftar Nama Sampel Penelitian ... 69 Tabel 18. Data Skor Angket Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2007/2008... 70 Tabel 19. Data Skor Angket Persepsi Siswa Mengenai Strategi
Pembelajaran Guru Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguter
Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008... 71 Tabel 20. Data Skor Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas VII SMP
N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun
xxi
Tahun Pelajaran 2007/2008... 74 Tabel 22. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Skor
Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan... 77 Tabel 23. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Skor
Persepsi Siswa Mengenai Strategi Pembelajaran Guru ... 80 Tabel 24. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Skor
Prestasi Belajar PKn... 82 Tabel 25. Uji Independen Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Prestasi
Belajar PKn ... 84 Tabel 26. Uji Independen Antara Persepsi Siswa Mengenai Strategi
Pembelajaran Guru dengan Prestasi Belajar PKn ... 88 Tabel 27. Uji Linieritas Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (X1) Terhadap
Prestasi Belajar PKn (Y) ... 92 Tabel 28. Uji Linieritas Persepsi Siswa Mengenai Strategi
Pembelajaran Guru (X2) Terhadap Prestasi Belajar PKn... 95 Tabel 29. Persiapan Analisis Regresi Dua Prediktor
xxii
Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru Terhadap
xxiii
PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri I Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri I Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2007/2008 yang berjumlah 239 siswa dan sampel penelitian 40 siswa.
Pengumpulan data menggunakan angket untuk data persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, strategi pembelajaran guru, dan dokumentasi untuk data mengenai prestasi belajar PKn siswa.
Dalam penelitian ini data yang terkumpul kemudian dianalisis regresi dua prediktor, dengan rumus:
Freg = ) 1 ( ) 1 ( 2 2 R m m N R − − −
Hasil perhitungan regresi memperoleh harga Freg = 75,512, dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan db (2;37) adalah sebesar 3,25 dan pada taraf signifikansi 1% = 5,21, hasilnya Fhitung > Ftabel = 75,512 > 3,25 atau 75,512 > 5,21, sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap Prestasi belajar PKn dinyatakan dapat diterima.
Variabel persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan memberikan sumbangan relatif (SR%X1) sebesar 36,57% dan sumbangan efektif (SE%X1) sebesar 29,38%. Strategi pembelajaran guru memberikan sumbangan relatif (SR%X2) sebesar 63,43% dan sumbangan efektif (SE%X2) sebesar 50,94%, Sehingga nampak bahwa variabel strategi pembelajaran guru memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap prestasi belajar PKn dibandingkan variable persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian jika strategi pembelajaran guru semakin tinggi maka dapat dipastikan adanya peningkatan prestasi belajar PKn pada siswa yang bersangkutan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang penting dari sistem pendidikan, karena kurikulum itu sebagai komponen pendidikan yang dijadikan acuan untuk satuan pendidikan, baik pengelola maupun penyelenggara khususnya untuk guru dan kepala sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan memperhatikan kondisi pendidikan beberapa tahun ini, nampaknya ada kejanggalan yang berkaitan dengan kurikulum. Maka, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan mengenai kurikulum sebagai wujud dari reformasi pendidikan yang memberikan otonomi pada sekolah atau satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing sebagai sarana peningkatan kualitas, efisiensi, dan pemerataan pendidikan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini diharapkan sekolah mampu mengembangkan kurikulum. Pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diperlukan adanya strategi pembelajaran yang mampu ditangkap oleh siswa. Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator dan motivator harus dapat berperan dalam proses belajar mengajar sehingga guru diharapkan dapat menggunakan dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian prestasi belajar siswa akan memperoleh hasil yang maksimal.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru Terhadap Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008”.
C. Pembatasan dan Fokus Masalah
Permasalahan yang dikaitkan dengan judul di atas sangat luas, sehingga tidak mungkin semuanya dapat terselesaikan dan terjangkau. Oleh karena itu, untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda-beda, maka perlu adanya pembatasan dan pemfokusan masalah, sehingga persoalan yang diteliti menjadi jelas. Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti sebagai berikut:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah aspek-aspek dari subjek penelitian yang menjadi sasaran penelitian, meliputi:
a. Persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh guru.
b. Persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran guru.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008 yang secara keseluruhan berjumlah 239 orang siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Adakah pengaruh positif yang berarti (signifikan) dari persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh guru pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.
2. Untuk mengetahui persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran guru pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.
4. Untuk mengetahui pengaruh dari persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.
F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian
1. Manfaat atau kegunaan teoritis
a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya mengenai pengaruh persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn. b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru PKn.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.
2. Manfaat atau kegunaan praktis
b. Sebagai calon pendidik pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya, serta bagi masyarakat luas pada umumnya.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami isi skripsi ini, maka penulis perlu mengemukakan sistematika penulisannya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagaimana uraian berikut.
Bagian awal meliputi: Halaman Judul, Halaman Persetujuan, Halaman Pengesahan, Halaman Pernyataan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Lampiran, dan Abstrak.
Bagian pokok skripsi ini terperinci dalam lima bab. Bab I Pendahuluan mencakup Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Fokus Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat atau Kegunaan Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Uraian berikutnya mengenai Strategi Pembelajaran Guru berisi uraian tentang: Pengertian Strategi Pembelajaran, dan Jenis-jenis Strategi Pembelajaran. Kemudian uraian mengenai Prestasi Belajar PKn yang di dalamnya berisi uraian tentang: Pengertian Prestasi Belajar, Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan, Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan, dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Selanjutnya uraian Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru Kaitannya dengan Prestasi Belajar PKn, yang kemudian dilanjutkan dengan Penyusunan Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.
Bab III Metode Penelitian yang berisi uraian: Tempat dan Waktu Penelitian; Populasi, Sampel, Sampling dan Prosedur Pengambilan Sampel; Variabel-Variabel Penelitian; Metode Pengumpulan Data; Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen; Teknik Uji Persyaratan Analisis; serta Teknik Analisis Data.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Prestasi belajar seseorang pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor yang saling berkaitan, baik yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) diri siswa. Dalam suatu pencapaian prestasi belajar secara optimal diperlukan sarana dan prasarana, ketepatan cara belajar seseorang, minat dan motivasi belajar, pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dilakukan oleh guru, dan strategi pembelajaran memiliki keterkaitan dengan pencapaian prestasi belajar siswa, termasuk dalam mata pelajaran PKn.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, seringkali dijumpai beberapa permasalahan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya pencapaian hasil prestasi belajar. Walaupun para siswa mendapatkan nilai-nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, tetapi mereka kelihatan kurang mampu untuk menerapkan pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap ke dalam situasi yang lain. Dengan demikian persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru mempengaruhi prestasi belajar siswa.
maksimal. Demikian juga seorang siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru, maka siswa tersebut tidak akan termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran di kelas, sehingga prestasi belajar yang dicapai rendah.
Menurut hasil penelitian Azalea (2006:127) menunjukkan adanya pengaruh positif yang berarti signifikan dari penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan efektivitas dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar. Selanjutnya hasil penelitian Kosawarjo (2007:101) menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari kemampuan guru dan kesiapan siswa terhadap prestasi belajar bagi siswa yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dipandang perlu untuk mengkaji tentang persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru kaitannya dengan prestasi belajar siswa.
B. Kerangka Teoritik
Mengkaji masalah upaya menumbuhkan prestasi belajar siswa yang dikaitkan dengan persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru pada hakekatnya bukan persoalan yang sederhana. Untuk itu dibutuhkan penelaahan yang cukup mendalam tentang persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar siswa.
Kesemuanya itu dapat dipaparkan dalam kajian teoritis sebagaimana uraian berikut ini.
1. Persepsi Siswa
a. Pengertian Persepsi. Menurut Rakhmat (2001:51) mengatakan “Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Selanjutnya Rakhmat (2001:114) menyatakan bahwa:
Persepsi merupakan proses bagaimana seseorang menjadi sadar dan menilai akan adanya sifat atau hubungan melalui indera. Apa yang dihayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi bukan sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan, pengamatan, penilaian seseorang terhadap suatu hal atau informasi melalui alat indera, untuk kemudian menjadi pengalaman dan sikap.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situsional. Menurut Rakhmat (2001:52-54) “Beberapa faktor dari perhatian tersebut meliputi: faktor eksternal penarikan perhatian, faktor internal penaruh perhatian, faktor-faktor biologis, dan faktor-faktor sosiopsikologis”. Selanjutnya Rakhmat (2001:67) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh kondisi yang melekat pada obyek tersebut.
2) Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh faktor sistem sosial, sistem nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
3) Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh faktor yang menyenangkan dari obyek yang dipersepsi.
5) Persepsi terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh diri pribadi dan sikap mental dari perseptor (orang yang mempersepsi).
6) Persepsi suatu obyek dipengaruhi oleh kebutuhan dari perseptor.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang berpengaruh terhadap persepsi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu sebagai perseptor, misalnya: pengalaman, kebutuhan, minat, sikap mental, kepribadian. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu, misalnya: norma, agama, kondisi sosisal masyarakat, keadaan sesuatu atau benda yang dipersepsikan. 2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh Guru
a. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) sebagaimana yang dikutip Mulyasa (2007:19-20) mengemukakan bahwa:
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Sementara itu Poedjinoegroho dalam bukunya Joko Susilo (2007:95) mengemukakan:
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan hasil penegasan dari atau sejalan dengan kebijakan desentralisasi. Ini merupakan sebuah konsep yang indah karena memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk berkembang.
b. Pengembangan Kurikulum. Menurut Mulyasa (2007:148-151) pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkat yaitu:
1) Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional. Dalam kaitannya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang pada saat ini mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk setiap satuan pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah.
2) Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada tingkat ini dibahas pengembangan kurikulum untuk setiap satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
a. Menganalisa, dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Isi (SI).
b. Merumuskan visi dan misi, serta merumuskan tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
c. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, visi dan misi, serta tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan selanjutnya dikembangkan bidang studi-bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut.
d. Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan (guru dan non guru) sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, dengan berpedoman pada standar tenaga kependidikan yang ditetapkan BSNP.
e. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar, sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan yang ditetapkan BSNP.
3) Pengembangan Silabus. Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi pada berbagai satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi.
b. Mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar yang diperlukan dalam pembelajaran.
c. Mendiskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokkan sesuai dengan ruang lingkup dan urutannya.
d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya, dan mengelompokkan sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan (ketrampilan), nilai, dan sikap.
4) Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan standar kompetensi dan standar isi dalam silabus telah diidentifikasikan dan diurutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya pada setiap bidang studi, selanjutnya dikembangkan program-program pembelajaran. Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau persiapan mengajar.
5) Kurikulum Aktual (Pelaksanaan Pembelajaran). Kurikulum aktual atau pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan pembelajaran (interaction beetwen the leaner and the external condition). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bagaimanapun bagusnya suatu kurikulum maka aktualisasinya sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum meliputi pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pengembangan Silabus, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Kurikulum Aktual.
c. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2007:151-153), prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. 2) Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, status sosial ekonomi, dan gender.
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni.
4) Relevan dengan kebutuhan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum itu dapat diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
7) Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan antara lain berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, relavan dengan kebutuhan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal.
d. Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Mulyasa (2007:154-158), strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah:
1) Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah. Dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP yang perlu diperhatikan adalah mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini penting, terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami visi misi sekolah, serta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang akan dikembangkan dan dilaksanakan.
3) Menyiapkan sumber belajar. Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah antara lain laboratorium, pusat sumber belajar, perpustakaan, serta tenaga pengelola yang profesional.
4) Membina disiplin. Membina disiplin bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sosialisasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan di sekolah, menciptakan suasana yang kondusif, menyiapkan sumber belajar, dan membina disiplin.
e. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Menurut Mulyasa (2007:168-169), acuan operasional penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.
3) Tuntutan dunia kerja.
4) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 5) Agama.
6) Dinamika perkembangan global.
7) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. 8) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. 9) Kesetaraan gender.
10)Karakteristik satuan pendidikan.
agama, dinamika perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, kesetaraan gender, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik satuan pendidikan.
3. Strategi Pembelajaran Guru
a. Pengertian Strategi Pembelajaran. Menurut Frelberg dan Driscoll (1992) sebagaimana dikutip Al Muchtar (2007:1.2) ”Strategi pembelajaran itu dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula”. Selanjutnya menurut Gerlach dan Ely (1980) sebagaimana dikutip Al Muchtar (2007:1.2) mengatakan bahwa:
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu serta dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pembelajaran tersebut.
b. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran. Menurut Burdon dan Byrd (1999) sebagimana dikutip oleh Al Muchtar (2007:1.16-1.21), mengemukakan beberapa strategi yang dapat dipilih guru dalam pembelajaran sebagai berikut:
1) Strategi Deduktif-Induktif. Dengan strategi pembelajaran deduktif, pembelajaran dimulai dengan prinsip yang diketahui ke prinsip yang tidak diketahui. Sedangkan strategi pembelajaran induktif, pembelajaran dimulai dari prinsip-prinsip yang tidak diketahui ke prinsip-prinsip yang diketahui.
a. Pembelajaran Langsung. Berdasarkan pada prinsip-prinsip belajar behaviouristik.
b. Pembelajaran Eksplisit. Menuntut guru untuk memberi perhatian pada pembelajar, memberi penguatan atas respons yang benar, menyediakan balikan pembelajar tentang kemajuannya, dan meningkatkan jumlah waktu yang digunakan pembelajaran untuk mempelajari materi.
c. Belajar Tuntas. Suatu pendekatan pembelajaran individu yang menggunakan kurikulum terstruktur yang dipecah ke dalam serangkaian pengetahuan dan keterampilan-keterampilan kecil yang dipelajari.
d. Ceramah. Suatu strategi pembelajaran dengan kegiatan guru menyampaikan fakta-fakta dan prinsip-prinsip, sedangkan pembelajar membuat catatan-catatan.
e. Demonstrasi. Komunikasi langsung dan pemberian informasi dari guru kepada pembelajar.
f. Pertanyaan-pertanyaan. Dengan mempertimbangkan tingkat pertanyaan dan penggunaan pertanyaan konvergen dan divergen, jenis pertanyaan, dan cara menyusun pertanyan.
g. Resitasi. Pertanyaan guru secara lisan tentang materi yang telah dipelajari.
h. Praktek dan Latihan (drill). Ulangan yang diharapkan membantu pembelajar memahami informasi dengan lebih baik.
i. Reviu. Kesempatan bagi pembelajar melihat suatu topik pada waktu yang lain.
j. Diskusi Kelas secara Keseluruhan. Petunjuk guru atau bimbingan kepada kelas diatur dengan rentangan dari formal ke informal, dengan guru memiliki peran dari dominan ke tidak dominan.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru antara lain pembelajaran langsung, pembelajaran eksplisit, belajar tuntas, ceramah dan demonstrasi, demonstrasi, pertanyaan-pertanyaan dan resitasi, resitasi, praktek dan latihan (drill), reviu, dan diskusi kelas secara keseluruhan.
4. Prestasi Belajar PKn
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil belajar pada suatu periode”.
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pelajaran tertentu sesuai dengan materi yang telah ditentukan, yang dinyatakan dengan simbol, huruf maupun kalimat.
b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan. Menurut Wignjosoebroto sebagaimana dikutip Malian dan Marzuki (2006:2) bahwa:
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan untuk mengenali dan menghayati hak-hak warganegara yang asasi (civil right) diacarakan dengan harapan agar setiap peserta didik pada akhirnya akan dapat menyadari hak-haknya yang asasi, yang perlindungannya dijamin oleh undang-undang negara.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan untuk dapat mengenali dan menghayati hak-hak warganegara yang asasi, yang diharapkan agar setiap peserta didik pada akhirnya mampu menyadari hak-haknya yang asasi serta dijamin oleh undang-undang negara.
c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Djuwairiyah (2007:9) menyatakan bahwa:
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan/aktivitas tertentu. Jadi prestasi belajar PKn itu merupakan hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti mata pelajaran PKn dalam kurun waktu tertentu berdasarkan penilaian yang dilaksanakan guru di sekolah, prestasi belajar PKn dapat dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyataan verbal (kualitatif).
PKn dalam kurun waktu tertentu, yang dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka dan pernyataan verbal.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri individu dan luar diri individu. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya karena aktivitas belajar yang telah dilakukan. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Menurut Djamarah (2002:142-146), faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor Lingkungan, merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkungan anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik, faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.
2) Faktor Instrumen, setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan dalam rangka melicinkan kearah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Semuanya dapat diberdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan sekolah, kurikulum dan dipakai oleh guru dalam merencanakan program pengajaran. Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.
5. Persepsi Siswa Mengenai Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru kaitannya dengan Prestasi Belajar PKn
Mata pelajaran PKn merupakan kelompok program normatif yang mempunyai jumlah jam tatap muka sama dengan mata pelajaran yang lain, yaitu dua jam tatap muka setiap minggunya. Mata pelajaran ini diberikan dalam pelajaran teori, dalam proses belajar mengajar semacam ini maka penyampaian materi dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas memegang peranan penting untuk memahami materi yang dipelajari oleh siswa.
Semakin siswa banyak mendengarkan ceramah, melakukan tanya jawab, banyak membaca, latihan menjawab dan mengerjakan tugas, maka semakin mudah siswa memahami materi yang dipelajarinya. Siswa makin lama makin mengerti, cekatan dalam mengerjakan tugas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diformulasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (1998: 65) yang dimaksud anggapan dasar adalah “Suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas”. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa setiap penyelidik harus mempunyai anggapan dasar yang dipakai sebagai dasar sementara bagi aktivitas penyelidikan atau penelitian secara ilmiah. Selanjutnya berkaitan dengan hal ini, Hadi (1987:16) mengemukakan bahwa penyelidikan ilmiah adalah:
Penyelidikan yang dapat memberikan pengetahuan yang valid dan reliable tentang gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial. Pengetahuan yang valid dan realiabel itu dapat dicapai karena penyelidikan ilmiah menggunakan postulat-postulat (landasan fikiran) yang pasti.
Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan di muka, maka dalam penelitian ini dipandang perlu mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan maka diusahakan keterkaitan antara faktor-faktor tersebut sedemikian rupa sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan baik.
3. Guru di dalam penyampaian materi menggunakan beberapa strategi pembelajaran yang berbeda-beda, sehingga diharapkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.
4. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru terhadap prestasi belajar PKn.
[image:43.612.137.518.345.459.2]Bila digambarkan maka variabel penelitian ini akan tampak sebagaimana gambar 1 berikut ini.
X1
Gambar 1. Hubungan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Strategi Pembelajaran Guru terhadap Prestasi Belajar PKn
D. Hipotesis
Suryabrata (1995:75) menyatakan bahwa hipotesis penelitian adalah “Jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris”. Pada hakekatnya hipotesis adalah sebuah keputusan atau kesimpulan yang bersifat sementara, karena masih harus diuji kebenarannya secara empiris.
Y
X2 X1
Persepsi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
Persepsi Strategi Pembelajaran Guru
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
[image:45.612.110.537.414.675.2]Tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama kurang lebih lima bulan, yaitu sejak bulan Mei 2008 sampai dengan bulan September 2008. Adapun tahap-tahap perincian kegiatan pokok yang dilakukan adalah sebagaimana dipaparkan dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Perincian Kegiatan Pokok Penelitian
Mei 2008
Juni 2008
Juli 2008
Agustus 2008
September 2008 No
Nama Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan dan
prasurvey
x x x x 2 Penyusunan
dan uji coba instrumen
penelitian
x x x
3 Pengumpulan data
x x x
4 Tabulasi dan formatting
x x x 5 Analisis dan
interpretasi
x x
6 Penyusunan laporan penelitian (konsep skripsi)
B. Populasi, Sampel, Sampling dan Prosedur Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (1998:115) “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Selanjutnya Nawawi (1991:141) menyatakan “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, kuantitatip maupun kualitatip, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas”. Sementara itu Nawawi (1991:141) memberikan pengertian bahwa populasi adalah:
Keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.
[image:46.612.131.507.567.703.2]Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang mempunyai sifat-sifat sama. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008 yang keseluruhannya berjumlah 239 orang siswa, dengan perincian sebagaimana dipaparkan dalam tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Tabel Distribusi Populasi Penelitian Jumlah Siswa
No Kelas
Putra Putri Total
1 2 3 4 5 6 VIIA VIIB VIIC VIID VIIE VIIF 21 22 27 26 20 21 18 18 13 14 20 19 39 40 40 40 40 40 Jumlah
2. Sampel Penelitian
Menurut Hadi (1990:75) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang hendak diteliti”. Biasanya jumlahnya lebih kecil dibanding dengan jumlah populasi.
Pada prinsipnya, semakin besar sampel yang diambil akan menjadi semakin baik. Sumanto (1990:28) menyatakan bahwa:
Pertimbangan dalam menentukan besar kecilnya sampel adalah: a. Derajat keseragaman populasi.
b. Ketelitian hasil penelitian yang dikehendaki. c. Pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya.
Sementara itu Gay (1987), yang dikutip Sumanto (1990:28) menyatakan bahwa “Jumlah sampel terkecil yang dapat diterima tergantung daripada jenis riset, yaitu: riset deskriptif-10% dari populasi; riset korelasi-30 subjek; riset kausal komparatif-30 subjek per kelompok; riset eksperimen-50 subjek per kelompok”.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut di atas, maka dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 40 siswa dari 239 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo yang menjadi anggota populasi. Jumlah tersebut dipandang representatif, karena sudah melampui jumlah batas minimal sampel yang dapat diterima untuk jenis penelitian diskriptif korelasional sebagaimana jenis penelitian ini, yaitu 10% dari populasi dengan jumlah sampel minimal sebanyak 40 subjek.
3. Sampling dan Prosedur Pengambilan Sampel
75) sampling adalah “Cara yang digunakan untuk mengambil sampel yang disebut sampling”. Sementara itu Nawawi (1991:152) mengemukakan bahwa sampling adalah:
Cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.
Hadi (1993:75-85) menyatakan “sampling dapat dibedakan menjadi dua yaitu random sampling dan non random sampling dengan berbagai variasi penjabaran masing-masing”. Dari berbagai jenis sampling tersebut, dalam penelitian ini digunakan teknik atau cara pengambilan sampel kombinasi (combined sampling), yaitu: “Quota Purposive Area Proportional Random Sampling”. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:
a. Dengan Quota Sampling, berarti menetapkan terlebih dahulu jumlah sampel dari suatu populasi. Dalam penelitian ini jumlah sampel ditetapkan sebanyak 40 orang siswa.
b. Dengan Purposive Sampling, berarti pengambilan sampel didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu (karakteristik), yang dipandang memiliki sangkut- paut yang erat atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam hal ini karakteristiknya adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo.
Pelajaran 2007/2008 yang meliputi 6 kelas (VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE, VIIF).
d. Dengan Proportional Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan mempertimbangkan keseimbangan atau perimbangan jumlah siswa di setiap kelas VII di SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.
[image:49.612.129.505.362.714.2]Adapun distribusi sampel secara proporsional sebagaimana tercantum dalam tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Tabel Distribusi Sampel Penelitian
No Kelas Distribusi dan jumlah sampel
1 2 3
1 2 3 4 5 VIIA VIIB VIIC VIID VIIE siswa orang x
Pa 40 3,51 4 239
21 = =
=
siswa orang x
Pi 40 3,01 3 239
18 = =
=
siswa orang x
Pa 40 3,68 4 239
22 = =
=
siswa orang x
Pi 40 3,01 3 239
18 = =
=
siswa orang x
Pa 40 4,51 5 239
27 = =
=
siswa orang x
Pi 40 2,17 2 239 13 = = = siswa orang x
Pa 40 4,35 4 239
26 = =
=
siswa orang x
Pi 40 2,34 2 239
14 = =
=
siswa orang x
Pa 40 3,34 3 239
20 = =
=
6 VIIF
siswa orang x
Pi 40 3,34 3 239
20 = =
=
siswa orang x
Pa 40 3,51 4 239
21 = =
=
siswa orang x
Pi 40 3,17 3 239
19 = =
=
Jumlah seluruh anggota sampel = 40,00 = 40 orang siswa.
e. Dengan Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara random atau
tanpa pandang bulu dengan cara undian. Adapun langkah-langkahnya menurut
Hadi (1993:76), sebagai berikut:
1) Buatlah suatu daftar yang berisi semua subyek, obyek, gejala, peristiwa atau kelompok-kelompok yang ada dalam populasi.
2) Berikan kode-kode yang berwujud angka-angka untuk tiap-tiap subyek, obyek, gejala, peristiwa atau kelompok-kelompok yang dimaksudkan dalam (1).
3) Tuliskan kode-kode itu masing-masing dalam satu lembar kertas kecil. 4) Gulung kertas itu baik-baik.
5) Masukkan gulungan-gulungan kertas itu ke dalam tempolong, kaleng atau tempat-tempat yang semacam.
6) Kocok baik-baik tempolong atau kaleng itu.
7) Ambillah kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan.
Berdasarkan rambu-rambu di atas maka prosedur yang dilakukan dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Membuat suatu daftar yang berisi semua subjek yang ada dalam populasi
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo.
2) Memberi kode-kode itu berupa angka untuk tiap-tiap subjek yang
dimaksudkan itu.
3) Menuliskan kode-kode itu masing-masing dalam satu lembar kertas kecil.
4) Menggulung-gulung kertas itu ke dalam kaleng sebanyak enam buah untuk
5) Memasukkan gulungan-gulungan kertas itu kedalam kaleng.
6) Mengkocok baik-baik kaleng itu.
7) Mengambil kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan (40 orang siswa).
C. Variabel-Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu istilah yang tidak pernah ditinggalkan dalam
setiap jenis penelitian. Istilah variabel dapat bermacam-macam sejalan dengan
konsepsi masing-masing pemikir. Arikunto (1998:99) menyatakan “Variabel
adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.
Menurut Faisal (1981:15) ”Variabel merupakan istilah teknis dalam khasanah
penelitian yang menunjuk pada dimensi yang bisa diukur pada suatu konsep”.
Menurut fungsinya di dalam penelitian orang sering membedakan antara
variabel tergantung dan variabel bebas, variabel kendali, variabel moderator, dan
variabel rambang (Suryabrata 1995:81). Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya sesuatu. Variabel moderator adalah
variabel yang ikut diperhatikan meskipun tidak diutamakan. Variabel kendali
adalah variabel yang ikut berpengaruh tetapi kemudian dinetralisir atau dianggap
tidak ada pengaruhnya. Variabel rambang adalah variabel yang diabaikan
pengaruhnya karena tidak menumbuhkan perbedaan yang berarti. Selanjutnya,
variabel terikat atau variabel tergantung adalah variabel akibat yang ditimbulkan
oleh pengaruh variabel bebas.
Berdasarkan klasifikasi di atas maka variabel-variabel dalam penelitian ini
1. Persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan strategi pembelajaran guru sebagai variabel bebas
(independent variabel), karena variabel itu masing-masing diukur berdasarkan
beberapa indikator sebagai berikut:
a. Variabel persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan oleh guru yaitu pengembangan yang harus dimiliki guru
dalam kegiatan pembelajaran, dengan indikator sebagai berikut:
1) Persepsi siswa mengenai pengembangan kurikulum
a. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional.
b. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
c. Pengembangan Silabus.
d. Pengembangan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran.
e. Kurikulum Aktual (Pelaksanaan Pembelajaran).
2) Persepsi siswa mengenai prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik
dan lingkungannya.
b. Beragam dan terpadu.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan.
f. Belajar sepanjang hayat.
g. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.
3) Persepsi siswa mengenai strategi pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
a. Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan di sekolah.
b. Menciptakan suasana yang kondusif.
c. Menyiapkan sumber belajar.
d. Membina disiplin.
4) Persepsi siswa mengenai acuan operasional penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
c. Tuntutan dunia kerja.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
e. Agama.
f. Dinamika perkembangan global.
g. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
i. Kesetaraan gender.
j. Karakteristik satuan pendidikan.
b. Variabel persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran guru yaitu
cara-cara yang dipilih guru dengan pendekatan sistematis dalam kegiatan
pembelajaran, indikatornya meliputi:
1) Persepsi siswa mengenai pembelajaran langsung.
2) Persepsi siswa mengenai pembelajaran eksplisit.
3) Persepsi siswa mengenai belajar tuntas.
4) Persepsi siswa mengenai ceramah.
5) Persepsi siswa mengenai demonstrasi.
6) Persepsi siswa mengenai pertanyaan-pertanyaan.
7) Persepsi siswa mengenai resitasi
8) Persepsi siswa mengenai praktek dan latihan (drill).
9) Persepsi siswa mengenai reviu.
10)Persepsi siswa mengenai diskusi kelas secara keseluruhan.
2. Prestasi belajar adalah ukuran kemampuan anak dalam proses belajar yang
diperoleh dari hasil belajar sebagai variabel terikat atau tergantung (dependent
variabel). Variabel prestasi belajar ini diukur berdasarkan akumulasi nilai
siswa dalam mata pelajaran PKn dalam semester genap tahun pelajaran
ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, pekerjaan rumah, dan
penilaian terhadap perilaku siswa oleh guru.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian ini diperlukan
cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat
berjalan dengan lancar. Berkaitan dengan proses pengumpulan data tersebut, Hadi
(1987b:89) mengemukakan bahwa:
Pengumpulan data dalam research dalam ilmiah bermaksud memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan reliabel. Untuk memperoleh seperti yang dimaksud itu pekerjaan research menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, alat-alat, serta kegiatan-kegiatan yang dependable yang dapat diandalkan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa cara pengumpulan data
merupakan salah satu kegiatan utama yang harus diperhatikan dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Metode Pokok Berupa Angket/Kuesioner dan Dokumentasi.
a. Metode Angket. Menurut Arikunto (2001:27-28) bahwa angket
(kuesioner) adalah “Sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden)”. Dengan kata lain angket merupakan metode
pengumpulan data untuk mencari informasi menggunakan pertanyaan yang
dijawab oleh orang yang menjadi sasaran angket tersebut.
Alasan digunakannya angket dalam penelitian ini adalah untuk
pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang dikenai angket sesuai dengan
petunjuk yang ada. Melalui angket, data yang dibutuhkan akan mudah terkumpul
dengan waktu yang lebih efisien. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk
mengumpulkan data persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.
Berdasarkan bentuknya angket dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
angket terbuka dan angket tertutup (Arikunto, 2001:28-29). Angket terbuka adalah
angket yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan
pendapatnya. Angket tertutup adalah angket yang disusun dengan menyediakan
pilihan jawaban lengkap, sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada
jawaban yang dipilih. Di samping itu, jenis angket dapat pula dibedakan atas cara
lain, yaitu angket langsung dan angket tidak langsung (Hadi, 1987b:158).
Mengatakan bahwa angket langsung yaitu apabila daftar pertanyaan dikirimkan
langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta
menceritakan keadaan dirinya sendiri yang menunjukkan sikap terhadap
pertanyaan peneliti. Angket tidak langsung adalah jika daftar pertanyaan
dikirimkan kepada seseorang tidak untuk menceritakan keadaan diri sendiri,
melainkan disuruh menceritakan keadaan orang lain.
Berdasarkan klasifikasi angket tersebut maka dalam penelitian ini digunakan
jenis angket langsung tertutup, karena penulis langsung memberikan angket
responden tinggal memberi tanda pada salah satu alternatif jawaban yang telah
disediakan sesuai dengan pilihan masing-masing.
Beberapa alasan digunakannya angket dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Dengan angket data akan mudah terkumpul.
b. Dengan angket pengumpulan data akan menghemat tenaga dan biaya.
c. Dengan angket akan memperoleh data yang mungkin sulit diungkapkan
dengan metode lain.
d. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
Dalam penelitian ini skoring atas jawaban tiap item dari masing-masing
responden ditentukan sebagai berikut:
1) Untuk mempertanyakan atau pernyataan yang bersifat positif, maka skoring
untuk setiap alternatif jawaban adalah:
a) Untuk jawaban a diberi skor 4
b) Untuk jawaban b diberi skor 3
c) Untuk jawaban c diberi skor 2
d) Untuk jawaban d diberi skor 1
2) Untuk pertanyaan atau pernyataan yang negatif, maka skoring untuk setiap
alternatif jawaban adalah:
a) Untuk jawaban a diberi skor 1
b) Untuk jawaban b diberi skor 2
c) Untuk jawaban c diberi skor 3
b. Metode Dokumentasi. Menurut Arikunto (1998:236-237), yaitu
”Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan
sebagainya”. Metode ini tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan
sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang
diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Metode ini digunakan untuk
mencari data prestasi belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.
2. Metode Bantu Berupa Observasi dan Wawancara.
a. Metode Observasi. Menurut Arikunto (2001:30) Observasi adalah
“Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti
serta pencatatan secara sistematis”. Metode observasi digunakan untuk
mengkonfirmasi data yaitu data persepsi siswa mengenai pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru serta data
prestasi belajar PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008.
b. Metode Wawancara. Menurut Arikunto (2001:30) “Wawancara atau
interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak”. Metode wawancara
digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh melalui
Satuan Pendidikan maupun data persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran
guru.
E. Teknik Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (1998:160) ”Instrumen adalah sebagai alat penelitian
yang digunakan untuk mencari data yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti”. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat.
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (1998:160) ”Uji validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen suatu tes. Sebuah tes
dikatakan valid apabila test tersebut mengukur apa yang hendak diukur”. Dalam
hal ini Arikunto (2001:65-72) telah memformulasikan adanya empat validitas
yaitu:
a. Validitas logis
1) Validitas isi (content validity)
2) Validitas konstruksi (construct validity)
b. Validitas empiris
1) Validitas yang ada sekarang (concurrent validity)
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Validitas isi (content validity), artinya sebuah tes dikatakan memiliki validitas
isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
pelajaran yang diberikan.
b. Validitas konstruksi (construct validity), artinya sebuah tes dikatakan memiliki
validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut
mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan
Instruksional Khusus (TIK).
c. Validitas yang ada sekarang (concurrent validity), yang artinya bahwa sebuah
tes dikatakan memiliki validitas jenis ini jika hasilnya sesuai dengan
pengalaman.
d. Validitas prediksi (predictive validity), artinya bahwa sebuah tes memiliki
validitas prediksi apabila memiliki kemampuan untuk meramalkan apa yang
akan terjadi dimasa yang akan datang.
Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas isi (content
validity) karena bahan yang akan diujikan relevan dengan kemampuan,
pengetahuan, pelajaran, pengalaman atau latar belakang yang akan diuji. Dalam
hal ini instrumen yang akan menjadi alat pengumpul data itu disusun sesuai
dengan kenyataan yang menunjukkan indikator persepsi mengenai pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru pada siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran
2007/2008. Untuk mengukur validitas item atau butir dapat digunakan rumusan
1) Korelasi product moment dengan simpangan dengan rumus:
(
∑
∑
)(
∑
)
= 2 2 y x xy rxy Dimana:rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dan variabel yang
dikorelasikan (x = X -
−
X dan y = Y -
− Y)
∑
xy = jumlah perkalian x dan yx2 = kuadrat x
y2 = kuadrat y
2) Korelasi product moment dengan angka kasar, dengan rumus:
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− = 2 2 2 2 . . . Y Y N X X N y X XY N rxy dimana:rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor tiap faktor
Y = skor seluruh faktor
N = jumlah subjek
Dari kedua rumus tersebut digunakan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar, karena relatif lebih mudah akan menghindari angka pecahan.
Mengenai perhitungan korelasinya berdasarkan ketentuan bahwa jika rxy ≥ r tabel
r tabel 5% maka butir soal tersebut tidak valid sekaligus tidak memenuhi
persyaratan. Menurut Arikunto (2001:75) mengenai cara interpretasi besarnya
koefisien korelasi dapat digunakan ketentuan sebagai berikut:
a) Antara 0,800 sampai 1,000 = sangat tinggi b) Antara 0,600 sampai 0,800 = tinggi c) Antara 0,400 sampai 0,600 = cukup d) Antara 0,200 sampai 0,400 = rendah e) Antara 0,00 sampai 0,200 = sangat rendah
2. Uji Reliabilitas
Sumanto (1990:34) merumuskan bahwa reliabilitas adalah “Tingkatan pada
mana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun tes itu mengukur”. Untuk
mengukur reliabilitas angket persepsi siswa mengenai pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dan strategi pembelajaran guru digunakan teknik belah
dua, dengan cara membelah data item-item nomor ganjil dan genap, yang
selanjutnya disebut belahan ganjil-genap. Di samping itu juga membelah data skor
item-item pada belahan nomor awal dan belahan nomor akhir yang selanjutnya
disebut belahan awal-akhir. Kemudian mencari korelasi antara skor
masing-masing belahan item tersebut dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Selanjutnya hasil korelasi itu dianalisis untuk mencari reliabilitasnya dengan menggunakan rumus dari Brown, yaitu sebagai berikut:
) ( 1
) .( 2
2 / 1 . 2 / 1
2 / 1 . 2 / 1 11
r r r
+ =
Dimana :
r1/2.1/2 = koefisien korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Adapun mengenai interpretasi besarnya koefisien korelasi digunakan
ketentuan-ketentuan sebagaimana dikemukakan Arikunto (2001:75), yaitu:
a) Antara 0,800 sampai 1,000 = sangat tinggi b) Antara 0,600 sampai 0,8000 = tinggi c) Antara 0,400 sampai 0,600 = cukup d) Antara 0,200 sampai 0,400 = rendah e) Antara 0,00 sampai 0,200 = sangat rendah
F. Teknik Uji Persyaratan Analisis
Dalam penelitian ini digunakan uji persyaratan analisis, yaitu meliputi uji
normalitas, uji independen dan uji linieritas sebagaimana uraian berikut ini:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data skor persepsi
siswa mengenai pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh guru
dan persepsi siswa mengenai strategi pembelajaran guru maupun skor prestasi
belajar siswa itu mengikuti distribusi normal. Uji normalitas ini menggunakan uji
Liliefors, sebagaimana dikemukakan oleh Suryono (2005:79-80), dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hitung
S X Xi Zi= ( − )
Dimana :
Zi = angka baku