47
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu dengan metode pendekatan studi kasus (case study). Menurut Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011) studi
Hiperaktif (SPPAHI) juga menjadi data pendukung untuk menunjukkan pengaruh stimulasi senam otak pada anak ADHD.
3.2 Unit Analisis
Penelitian ini dilakukan pada seorang anak ADHD yang dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan dengan delapan kali pertemuan. Yang menjadi unit analisis penelitian adalah pelaksanaan stimulasi senam otak pada anak ADHD, respon anak ADHD saat diberikan stimulasi senam otak dan pengaruh stimulasi senam otak pada anak ADHD dengan menggunakan SPPAHI, wawancara dan lembar observasi.
3.3 Partisipan Penelitian atau Sumber Data
dokter dibuktikan dengan mengonsumsi obat antihiperaktif. Anak yang bersedia menjadi partisipan dibuktikan dengan tanda tangan informed consent (diwakilkan orang tua).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data kualitatif menurut Sugiyono (2012), yaitu menggunakan observasi, wawancara/interview dan dokumentasi.
3.4.1 Observasi
3.4.2 Wawancara/interview
Sebagian besar informasi atau data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara yang dilakukan secara mendalam. Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur dimana peneliti menggunakan alat bantu berupa kisi-kisi wawancara yang dapat dikembangkan sehingga permasalahan akan berkembang secara terbuka. Selain itu peneliti juga menggunakan alat pencatat dan sebuah alat perekam untuk mempermudah mengumpulkan data. Wawancara dilakukan ketika pelatih telah memberikan senam otak sebanyak delapan kali pertemuan. Kemudian ditujukan kepada orangtua (Ayah/Ibu) anak ADHD dan pelatih. Wawancara yang dilakukan mengenai pelaksanaan stimulasi brain gym pada anak ADHD, respon anak saat pelaksanaan stimulasi senam otak serta pengaruh senam otak pada anak setelah diberikan stimulasi.
3.4.3 Dokumentasi
pengaruh senam otak pada anak ADHD. Kemudian lembar observasi pelaksanaan senam otak (Pertemuan I-VIII), hasil wawancara (verbatim) dan dokumentasi pelaksanaan stimulasi senam otak.
3.5 Tahap Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Persiapan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, dilakukan beberapa persiapan yaitu :
3.5.1.1 Mengajukan permohonan penelitian kepada pimpinan Fakultas Ilmu Kesehatan yang berisi surat ijin untuk melakukan penelitian.
3.5.1.2 Membuat informed consent atau surat penjelasan dan persetujuan menjadi partisipan penelitian yang ditujukan kepada orang tua anak ADHD.
3.5.1.3 Memilih sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian (purpose sampling).
3.5.1.5 Setelah orangtua memahami maksud, tujuan penelitian serta peran sertanya, maka orangtua harus menandatangani surat penjelasan penelitian.
3.5.1.6 Selanjutnya orangtua menandatangani surat pernyataan setuju menjadi partisipan.
Setelah hal-hal tersebut diatas dilakukan, maka penelitian baru dapat dimulai sesuai tahap-tahap pelaksanaan penelitian.
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 April sampai dengan 06 Mei 2016 dengan responden bernama anak.N dengan tahap sebagai berikut:
3.5.2.1 Membuat kontrak waktu dengan orang tua dan anak ADHD selama 30 menit untuk stimulasi brain gym.
3.5.2.2 Pelatih memberikan stimulasi brain gym pada anak ADHD selama delapan kali pertemuan.
gym dari tahap 1 sampai 5 berdasarkan
pedoman lembar observasi dan melihat respon anak ADHD.
3.5.2.4 Peneliti melakukan wawancara kepada orangtua dan pelatih setelah pertemuan kedelapan (terakhir) dilakukan.
3.5.2.5 Setelah data observasi dan wawancara selama pertemuan terkumpul, peneliti melakukan sinkronisasi dari hasil data tersebut.
3.5.2.6 Hasil dari sinkronisasi tersebut dibahas dalam pembahasan dan dibuat dalam kesimpulan.
3.6 Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode menurut Miles & Hubermen (2007) yang dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu :
3.6.1 Pengumpulan Data
verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti itu benar-benar ada. Pada tahap awal ditemukan masalah utama yaitu anak hiperaktif, kurang konsentrasi dan perhatian mudah teralihkan.
3.6.2 Penyajian Data
Pada tahap ini hasil wawancara diubah menjadi dalam bentuk tulisan (verbatim) yang disesuaikan dengan format masing-masing. Format verbatim yang digunakan dalam penelitian ini adalah B (Baris) 1,2,3 dan seterusnya, P1 (Peneliti), P2 (Ibu) dan P3 (Pelatih). Kemudian dilakukan verifikasi data. Sedangkan hasil temuan observasi dan dokumentasi (SPPAHI) dilapangan dibahas dalam bentuk narasi.
3.6.3 Verifikasi Data
mengikuti senam saat pelaksanaan stimulasi senam otak, dan (3) Pengaruh stimulasi senam otak pada anak ADHD.
3.7 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dilakukan untuk memastikan kebenaran data yang diperoleh. Uji keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik member check yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data yaitu orangtua dan pelatih senam otak.
3.8 Etika Penelitian
3.8.1 Informed concent
3.8.2 Autonomy
Partisipan bebas menentukan apakah ia akan berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian atau tidak, tanpa paksaan dan sewaktu-waktu partisipan dapat mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Prinsip tersebut dalam penelitian ini mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihan apabila anak ADHD tersebut menolak untuk dilatih senam otak diwaktu tertentu.
3.8.3 Justice dan Confidenciality