• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA

ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YRTRW SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/ 2011

SKRIPSI

Oleh: NURUL’AINI

K5107030

PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA

ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YRTRW SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Oleh: NURUL’AINI

K5107030

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi

Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Nurul’aini. PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/ 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011.

Variabel bebas adalah komputer sebagai media pembelajaran interaktif, variabel terikat adalah prestasi belajar bidang studi matematika.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan eksperimen One group pre test- post test design. Populasinya adalah anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011 yang berjumah 7 siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak digunakan karena seluruh anggota populasi dijadikan subyek penelitian (penelitian populasi). Teknik pengumpulan data menggunakan tes objektif berbentuk pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar bidang studi matematika. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik non- parametrik, yaitu Wilcoxon Signed Rank Test (Tes Ranking Bertandas Wilcoxon) dengan bantuan SPSS release 15.

Hasil penelitian menunjukkan: nilai rata-rata prestasi belajar matematika anak tunarungu sebelum diberikan treatment (pretest) sebesar 19,43 dan sesudah diberikan treatment (posttest) sebesar 23,14. Dari hasil analisis data dapat diperoleh probabilitas nilai dari Z hitung adalah 0, 016 pada taraf signifikansi (α) 5% = 0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

(6)

commit to user

vi ABSTRACT

Nurul’aini. THE EFFECT OF COMPUTER USE AS AN INTERACTIVE LEARNING MEDIA ON THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN THE DEAF D4 GRADER OF SLB-B YRTRW SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/ 2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, March 2011.

The objectives of research is to find out the effect of computer use as an interavtive learning media on the mathematics learning achievement in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 201/ 2011.

The independent variable was computer as an interactive learning media, while dependent variable is mathematics learning achievement.

The method employed in this research was experimental method with One Group pre test – post test desaign. The population was in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 2010/ 2011, consisting of 7 students. Meanwhile the sample was not used in this research because all members of population become the subject of research (population research). Technique of collecting data used was a multiple choice objective test to measure the mathematical learning achievement. Technique of analizing data used was non-parametrical statistical analysis, Wilcoxon Signed Rank Test with SPSS release 15 help.

The result of research shows that mean score of mathematics learning before given treatment (pretest) of 19,43 and after given treatment (posttest) of 23,14. From the result of data anlysis, it can be obtained the Z statistic probability value of 0,016 at significance level (α) 5% = 0,05, meaning that Ho is not

supported and Ha is supported.

(7)

commit to user

vii MOTTO

Sesungguhnya perumpamaan apa-apa yang Allah mengutusku dengannya berupa

petunjuk dan ilmu, bagaikan hujan deras yang menimpa bumi. Maka, di antara

bumi ada yang baik, menyerap air dan menumbuhkan pepohonan kecil dan

rerumputan yang banyak. Dan diantara bagian bumi, ada yang keras

(gersang), ia menyerap air. Allah pun memberikan manfaat

kepada orang-orang dengannya....

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Bapak dan ibu tercinta,

yang mendidik dan membesarkan dengan tulus dan penuh kasih sayang.

Pengorbanan yang bapak dan ibu berikan tak terbalaskan oleh suatu apapun

Khoiril Anwar Udin. Engkau adalah semangat bagiku.

Herman dan teman-teman PLB FKIP UNS

Bersamamu, membangunkanku untuk menyelesaikan skripsi ini

Keluarga besar KSR PMI Unit UNS

Sharing di antara kita sungguh memperkaya hati, spiritualitas dan intelektualitas

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Solawat serta salam semoga selalu

tercurah pada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan

keluarganya.

Hambatan dan kesulitan tak lepas selama penyusunan skripsi ini, namun

atas bantuan berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu

kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Drs. A. Salim Choiri, M. Kes. Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa

Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan Pembimbing I yang telah

memberikan ijin, bimbingan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dra. B. Sunarti, M. Pd. Pembimbing II yang telah memberikan ijin, semangat,

bimbingan serta saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Sudakiem, M. Pd. selaku Penasehat Akademik atas bimbingan dan

nasehatnya.

6. Misdi, S. Pd. Kepala Sekolah SLB-B YRTRW Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

7. Murtini, S. Pd. Guru kelas D4 yang telah memberi bantuan sehingga penuls

dapat melaksanakan penelitian dengan baik

8. Bapak. Ibu dan kakak yang telah memberi dukungan baik moril maupun

spirituil.

9. Herman Prahmono yang telah memberi semangat untukku dan memberikan

(10)

commit to user

x

10.Seluruh sahabat dan teman-teman seperjuangan di PLB FKIP UNS terima

kasih untuk bantuan, semangat, saran, pengertian dan selalu mendukungku

11.Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah

mengganti yang lebih baik untuk semua doa dan bantuan kalian semua.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis

menerima dengan terbuka semua saran dan kritik yang bersifat membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang terkait khususnya bagi kepentingan pendidikan.

Surakarta, 21 Maret 2011

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ...v

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Tinjauan tentang Anak Tunarungu ... 6

a. Pengetian Tunarungu ... 6

b. Klasifikasi Tunarungu ... 7

c. Penyebab Ketunarunguan ... 10

d. Karakteristik Anak Tunarungu ... 11

2. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Matematika... 15

a. Pengertian Belajar ... 15

(12)

commit to user

xii

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

d. Fungsi Prestasi Belajar ... 20

e. Pengertian Matematika ... 20

3. Tinjauan tentang Komputer sebagai Media Pembelajaran Interaktif ... 22

a. Komputer ... 22

b. Media Pembelajaran ... 27

c. Media Interaktif ... 33

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Berpikir ... 36

D. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

B. Populasi dan Sampel ... 39

C. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Validitas ... 42

2. Reliabilitas ... 43

D. Rancangan Penelitian ... 44

1. Metode yang Digunakan ... 44

2. Desain Penelitian ... 45

3. Variabel Penelitian ... 47

E. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49

A. Diskripsi Data Penelitian ... 49

B. Pengujian Hipotesis ... 54

C. Rangkuman untuk Pembuktian Hipotesis ... 55

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Penyususunan Skripsi ... 38

Tabel 2. Kisi-Kisi Intrumen Prestasi Belajar Matematika ... 41

Tabel 3. Daftar Identitas Siswa Tunarungu Kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta ... 49

Tabel 4. Daftar Nilai Pre-test ... 50

Tabel 5. Daftar Nilai Post-test ... 51

Tabel 6. Daftar Nilai Pre-test dan Post-test ... 53

Tabel 7. Perhitungan Analisis Nilai Pre-test dan Post-test ... 54

Tabel 8. Hasil Tes Statistik Prestasi Belajar Matematika ... 54

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ... 36

Gambar 2. Model Desain OneGroup Pre-test Post-Test………... 45

Gambar 3. Grafik Histogram Nilai Pre-test……….….. 51

Gambar 4. Grafik Histogram Nilai Post-test………... 52

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Prestasi Belajar Matematika ... 64

Lampiran 2. Data Try Out ... 71

Lampiran 3. Uji Validitas ... 72

Lampiran 4. Uji Reliabilitas ... 73

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 74

Lampiran 6. Instrumen Pre-Test dan Post-Test ... 80

Lampiran 7. Data Pre-Test dan Data Post-Test ... 86

Lampiran 8. Tabel Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ... 87

Lampiran 9. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ... 88

Lampiran 10. Surat Keputusan Dekan ... 89

Lampiran 11. Surat Ijin Try Out ... 90

Lampiran 12. Permohonan Ijin Try Out di SLB-B YAAT Surakarta ... 91

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian ... 92

Lampiran 13. Permohonan Ijin Penelitian di SLB-B YRTRW Surakarta ... 93

Lampiran 14. Surat Keterangan Try Out ... 94

(16)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Murni Winarsih (2007: 23) tunarungu adalah seseorang yang

kehilangan atau kekurangan kemampuan mendengar baik sebagian maupun

seluruhnya sehingga ia tidak dapat menggunakan pendengarannya dalam

kehidupan sehari-hari sehingga kemampuan bahasa sebagai alat komunikasi

terganggu.

Menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996: 13) terbatasnya

kemampuan bahasa yang mengakibatkan daya abstraksi anak tunarungu sering

dikatakan kurang jika dibandingkan anak normal. Jika kemampuan bahasa anak

tunarungu ditambah maka kemampuan mengabstrasikan juga akan meningkat.

Ketunarunguan seseorang dapat menghambat perkembangan bahasa sehingga

mengalami hambatan untuk berkomunikasi dengan orang mendengar, hal ini

berpengaruh pada proses pendidikan, khususnya mengalami kesulitan dalam

prestasi akademik.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah tingkat

intelegensi seseorang. Anak tunarungu ada yang memiliki intelegensi tinggi,

rata-rata, dan rendah. Perkembangan intelegensi sangat dipengaruhi oleh

perkembangan bahasa sehingga perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak

sama dengan cepatnya dengan anak normal lainnya.

Rendahnya tingkat presatasi akademik anak tunarungu bukan karena

kemampuan intelektual yang rendah (terbelakang mental), tetapi disebabkan

karena intelegensinya tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang dengan

maksimal. Akan tetapi untuk aspek intelegensi yang bersumber pada penglihatan

dan motorik akan berkembang dengan baik.

Menurut Parwoto (2007: 125) matematika adalah ilmu tentang

struktur-struktur abstrak karena penelaahan bentuk-bentuk dalam matematika membawa

(17)

commit to user

2

merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak bagi peserta didik, terlebih bagi

peserta didik tunarungu yang daya abstraksinya rendah.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar

ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung,

tetapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang

bersifat abstrak.

Dalam pembelajaran matematika yang abstrak peserta didik khususnya

anak tunarungu memerlukan media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa

yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami oleh peserta

didik.

Penyampaian materi akan lebih tercapai dan lebih dimengerti jika disertai

media. Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah merupakan hal yang

abstrak bagi anak tunarungu, media sangat penting sebagai stimulus untuk

merangsang kemampuan dan motivasi serta menjadikan matematika menjadi mata

pelajaran yang lebih konkrit.

Media pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi

belajar, dan prestasi belajar akan kurang maksimal jika tidak menggunakan media

pendidikan yang diperlukan. Dengan demikian guru membutuhkan suatu media

pendidikan dalam proses belajar mengajar supaya materi dapat dimengerti oleh

siswa. Dalam proses belajar mengajar, matematika merupakan suatu pengajaran

yang memerlukan media pembelajaran dalam penyampaiannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan komputer sebagai media

pembelajaran interaktif yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta. Karena media

ini disajikan dengan kontrol yang meminta pebelajar mempraktekan ketrampilan

dan menerima balikan serta memberi kesempatan kepada pebelajar untuk

memberi respons aktif.

Pembelajaran dengan menggunakan komputer dapat disesuaikan dengan

kemampuan dan kecepatan belajar siswa. Komputer sebagai media pembelajaran

(18)

commit to user

3

langsung dalam pembelajaran, peserta didik juga bisa memperoleh balikan

sehingga dapat mewujudkan iklim pembelajaran yang baik.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Parwoto (2007: 127) ”Program komputer itu sendiri dapat memberikan pengaruh pada motivasi bermain anak”. Hal tersebut selaras dengan pendapat Ronald L. Taylor, Lydia R. Smiley dan

Stephen B. Richard (2009: 275) yang mengemukakan teknologi komputer dapat

digunakan untuk mendukung secara langsung pembelajaran peserta didik.

Penggunaan komputer menurut Paul G. Geisert dan Mynga K. Futrell (1995: 3)

dapat membantu guru dalam membentuk pembelajaran yang efektif, guru juga

dapat melakukaan pekerjaannya lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu

adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran sehingga sulit menerima

materi pelajaran khususnya mata pelajaran matematika yang sifatnya abstrak jika

dalam penyampaiannya secara verbal, sedangkan daya abstraksi anak tunarungu

rendah.

Dengan demikian komputer sebagai media pembelajaran interaktif

diharapkan dapat memaksimalkan anak dalam menangkap materi pelajaran. Dari penjelasan di atas, maka peneliti mengangkat penelitian yang berjudul ”Pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap prestasi

belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW

Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan anak tunarungu untuk menerima pelajaran kurang maksimal

sebagaimana anak normal

2. Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak

3. Anak tunarungu mempunyai daya abstraksi yang rendah

4. Anak tunarungu mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata, akan tetapi prestasi

(19)

commit to user

4

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu pembatasan

masalah. Pembatasan masalah tersebut adalah:

1. Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak

2. Anak tunarungu mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata, akan tetapi prestasi

mereka cenderung rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat penulis rumuskan:

“Apakah penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak

tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan

komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi

belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW

Surakarta tahun ajaran 2010/1011.

F. Manfaat Penelitian

Dengan mengadakan penelitian pengaruh penggunaan komputer sebagai

media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi

matematika ini, diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memperkaya pengetahuan mengenai media pendidikan, khususnya

media pembelajaran interaktif

b. Dapat memberikan alternatif pemilihan media serta cara menggunakannya

(20)

commit to user

5 2. Manfaat Praktis

Dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif siswa

menjadi lebih tertarik terhadap materi yang disampaikan karena komputer

dapat menampilkan berbagai macam warna dan gambar yang dapat

(21)

commit to user

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Tunarungu

a. Pengertian Tunarungu

Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” yang artinya kurang dan “rungu” yang artinya pendengaran. Jadi anak tunarungu adalah anak yang kurang mampu mendengar atau tidak mampu mendengar suara. Tunarungu

merupakan keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh tingkatan baik

ringan, sedang, berat dan sangat berat yang mengakibatkan gangguan pada

komunikasi walaupun sudah menggunakan alat bantu dengar tetapi tetap

memerlukan layanan pendidikan khusus.

Menurut Donald F. Morees dalam Murni Winarsih (2007: 22) “Tunarungu adalah istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai berat sehingga menghambat proses informasi bahasa

melalui pendengaran baik menggunakan alat bantu maupun tidak menggunakan alat bantu”. Mega Iswari (2007: 57) menyatakan istilah tunarungu ditujukan pada anak yang kehilangan kemampuan mendengar baik

sebagian yang disebut kurang dengar maupun seluruhnya yang disebut tuli.

Deafness means a hearing impairment that is so severe the child is impaired in processing linguistic information through hearing, with or without amplification, and that adversely affects a child’s educational performance. Hearing impairment means an impairment in hearing, whether permanent or

fluctuating, that adversely affects a child’s educational performance but that

isnot included under the definition of deafness.(Iindividual’s with Disabilities Education Act of 2004 [IDEA 04] dalam Ronald L. Taylor, Lydia R. Smiley, dan Stephen B. Richards, 2009: 256)

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa tuli adalah suatu gangguan

pendengaran yang sangat berat yang dapat menghambat proses pemerolehan

bahasa dan informasi dengan atau tanpa alat bantu dengar sehingga

berdampak kurang baik dalam penyelenggaraan pendidikannya. Sedangkan

(22)

commit to user

7

tidak menetap yang juga berdampak pada pendidikannya akan tetapi tidak

termasuk dalam golongan orang tuli.

Mohammad Effendi (2006, 57) mengemukakan bahwa “Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kerusakan gangguan atau kerusakan satu

atau lebih organ telinga dalam proses pendengarannya sehingga organ tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya”.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tunarungu adalah seseorang yang mengalami hambatan dalam

pendengarannya baik sebagain atau seluruhnya dengan menggunakan atau

tanpa alat bantu dengar yang mengakibatkan gangguan pemerolehan bahasa

dan informasi sehingga proses pendidikannya juga terganggu tidak

sebagaimana mestinya anak normal lainnya yang tidak mengalami gangguan

pendengaran.

b. Klasifikasi Tunarungu

Derajat ketunarunguan seseorang sangat bervariasi, oleh sebab itu ada

klasifikasi tunarungu diperlukan untuk layanan pendidikan. Klasifikasi

menurut Boothroyd dalam Murni Winarsih (2007: 23) antara lain:

1) Kelompok I : kehilangan 15-30 dB, mild hearing atau ketunarunguan

ringan, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia masih

normal.

2) Kelompok II : kehilangan 31-60 dB, moderate hearing losses/

ketunarunguan sedang, daya tangkap terhadap suara cakapan

manusia hanya sebagian.

3) Kelompok III : kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses/

ketunarunguan berat, daya tangkap terhadap suara cakapan

manusia tidak ada.

4) Kelompok IV : kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses/

ketunarunguan sangat berat, daya tangkap terhadap suara

(23)

commit to user

8

5) Kelompok V : kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses/

ketunarunguan total, daya tangkap terhadap suara cakapan

manusia tidak ada sama sekali.

Sedangkan klasifikasi menurut Samuel A. Kirk dalam Permanarian

Somad dan Tati Hernawati (1996: 29) adalah:

1) 0 Db : menunjukkan pendengaran yang optimal

2) 0 – 26 dB : menunjukkan seseorang yang masih mempunyai

pendengarann yang normal

3) Tunarungu ringan (27 – 40 dB) : mempunyai kesulitan mendengar

bunyi-bunyi yang jauh, membutuhkan tempat

duduk yang strategis letaknya dan memerlukan

terapi bicara

4) Tunarungu sedang (41 – 55 dB) : mengerti bahasa percakapan,

tidak dapat mengikuti diskusi kelas,

membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara

5) Tunarungu agak berat (56 – 70 dB) : hanya bisa mendengar suara dari

jarak yang dekat, masih mempunyai sisa

pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara

dengan menggunakan alat bantu mendengar serta

dengan cara yang khusus

6) Tunarungu berat (71 – 90 dB) : hanya bisa mendengar bunyi yang

sangat dekat, masih mempunyai sisa pendengaran

untuk belajar bahasa dan bicara dengan

menggunakan alat bantu mendengar serta dengan

cara yang khusus

7) Tunarungu sangat berat (91 dB ke atas) : mungkin sadar akan adanya

bunyi atau suara dan getaran, banyak tergantung

pada penglihatan daraipada pendengaran untuk

proses menerima informasi, dan yang

(24)

commit to user

9

Sedangkan klasifikasi menurut Ronald L. Taylor, dkk (2009: 257)

adalah sebagai berikut:

1) 20 – 40 dB : mild hearing loss (tunarungu ringan)

2) 41 – 60 dB : moderate hearing loss (tunarungu sedang)

3) 61 – 80 dB : severe hearing loss (tunarungu berat)

4) 81 dB ke atas : profound hearing loss (tunarungu sangat berat)

Sharon Vaughn, Candace S. Bos, dan Jeanne Shay Schum (2002: 258)

mengemukakan orang yang memiliki pendengaran normal jika mempunyai

kemampuan mendengar antara 0-15 dB. Akan tetapi orang yang termasuk ke

dalam kelas kehilangan kemampuan mendengar ringan dan sedang maka

orang tersebut masih mempunyai kemampuan mendengar yang kecil atau

dikatakan orang yang kurang dengar. Sedangkan seseorang yang termasuk ke

dalam kelas kehilangan kemampuan mendengar berat dan sangat berat maka

seseorang tersebut dapat dikatakan orang tuli.

Dari beberapa pendapat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

tunarungu mempunyai beberapa klasifikasi, tergantung dari kemampuan

mendengar yang dimiliki seseorang. Klasifikasi tersebut antara lain:

1) Hard of hearing, terdiri dari:

a) Slight hearing losses (15- 30 dB): memiliki kemampuan mendengar

yang baik

b) Mild hearing losses (31- 40 dB): mampu memahami percakapan biasa

dari jarak dekat

c) Moderate hearing losses (41- 60 dB): mampu memahami percakapan

keras dari jarak dekat

2) Deaf, terdiri dari:

a) Severe hearing losses (61- 90 dB): daya tangkap terhadap suara

cakapan hanya sebagian

b) Profound hearing losses (91- 120 dB): daya tangkap terhadap suara

cakapan tidak ada

c) Total hearing losses (120 dB ke atas): daya tangkap terhadap suara

(25)

commit to user

10 c. Penyebab Ketunarunguan

Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tunarungu,

akan tetapi penyebab khusus ketunarunguan yang dialami oleh seseorang

sering tidak dapat teridentifikasi. Menurut Murni Winarsih (2007: 28-29)

mengelompokkan penyebab ketunarunguan menjadi:

1) Faktor dari dalam diri anak, meliputi:

a) Keturunan dari salah satu atau kedua orang tua

b) Ibu menderita campak Jerman (rubella) ketika sedang mengandung

c) Ibu menderita keracunan darah (toxaminia) ketika sedang mengandung

2) Faktor dari luar diri anak, meliputi:

a) Anak mengalami infeksi pada saat dilahirkan

b) Meningitis atauRadang Selaput Otak

c) Otitis media (Radang telinga bagian tengah)

d) Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan alat

pendengaran

Sedangkan Mohammad Effendi (2006: 65-69) mengelompokkan

penyebab ketunarunguan berdasarkan waktu terjadinya ketunarunguan, yaitu:

1) Ketunarunguan sebelum lahir yaitu terjadinya tunarungu ketika anak

belum lahir atu masih berada dalam kandungan, kedaan yang mnyebabkan

hal ini terjadi antara lain:

a) Keturunan (hereditas)

b) Penyakit cacar air Jerman (maternal rubella)

c) Terlalu banyak menggunakan antibiotika

d) Ibu menderita keracunan pada darahnya

2) Ketunarunguan saat lahir yaitu terjadinya tunarungu karena proses

kelahiran yang tidak semestinya, seperti:

a) Bayi lahir terlalu dini (prematur)

b) Ketidakcocokan antara darah ibu dengan darah anak

c) Proses kelahiran yang menggunakan alat bantu

3) Ketunarunguan setelah lahir yaitu terjadi tunarungu setelah anak

(26)

commit to user

11 a) Radang selaput otak

b) Setelah anak lahir terserang penyakit campak (measles), stuip, thypus,

influenza, dan lain-lain

c) Otitis media kronis.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dapat

menyebabkan seseorang menjadi tunarungu adalah antara lain:

1) Keturunan (anak yang mengalami ketunarunguan karena di antara anggota

keluarganya ada yang mengalami ketunarunguan)

2) Campak Jerman (rubella) yang diderita ibu ketika sedang mengandung

anaknya

3) Ketika masih dalam kandungan, ibu terlalu banyak menggunakan

antibiotik

4) Ibu menderita toxaminia ketika mengandung anaknya sehingga

menyebabkan kerusakan plasenta atau janinnya

5) Pada saat dilahirkan anak mengalami infeksi

6) Anak menderita radang selaput otak

7) Telinga anak bagian tengah mengalami kerusakan

8) Bayi lahir prematur

9) Rhesus antara anak dengan ibu tidak cocok

10)Anak menderita penyakit seperti (campak, stuip, typus, dll) atau

kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan organ pendengaran.

d. Karakteristik Anak Tunarungu

Secara fisik karakteristik anak tunarungu tidak nampak jelas jika

dibandingkan dengan ketunaan yang lain karena secara sepintas mereka

terlihat tidak mengalami kelainan. Akan tetapi anak tunarungu mempunyai

karakteristik yang khas sebagai akibat dari ketunarunguannya tersebut.

Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996: 34-39) melihat

(27)

commit to user

12 1) Karakteristik dalam segi intelegensi

Anak tunarungu ada yang memiliki intelegensi tinggi, rata-rata dan

rendah sama seperti halnya anak normal. Akan tetapi intelegensi mereka

tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang, karena pendengaran

mereka terganggu sehingga sedikit sekali informasi yang diperoleh anak

tunarungu. Dengan demikian perkembangan intelegensi anak tunarungu

tidak sama cepatnya dengan anak normal lainnya.

2) Karakteristik bahasa dan bicara

Kemampuan bahasa dan bicara anak tunarungu jauh berbeda

dengan kemampuan bahasa dan bicara anak normal. Hal itu disebabkan

karena anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa, kemampuan

bahasanya tidak akan berkembang jika tidak dididik dan dilatih secara

khusus. Perkembangan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan

mendengar. Akibat ketidakmampuannya untuk mendengar dibanding

dengan anak normal sebayanya, maka perkembangan bahasa anak

tunarungu tertinggal jauh.

3) Karakteristik dalam segi emosi dan sosial

Tunarungu menyebabkan seseorang terasing dari aturan sosial dan

pergaulan dalam kehidupan masyarakat mereka, maka anak tunarungu

mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian untuk menuju

dewasa. Hal tersebut menimbulkan efek negatif bagi anak tunarungu,

seperti:

a) Egosentrisme melebihi anak normal

Karena anak tunarungu mengalami hambatan dalam

pendengarannya maka mereka lebih menggunakan penglihatannya

dalam pengamatan, maka anak tunarungu mempunyai sifat ingin tahu

yang besar yang seolah-olah mereka selalu ingin melihat, hal itu dapat

meningkatkan sifat egosentrisme mereka, bahkan mereka ingin

memilikinya, dan bisa terjadi ia langsung merebutnya dari tangan

(28)

commit to user

13

b) Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang luas

Anak tunarungu sering merasa tidak menguasai keadaan yang

diakibatkan oleh pendengaran yang mengalami gangguan, maka ia

sering merasa takut dan khawatir.

c) Ketergantungan terhadap orang lain

Sikap ketergantungan anak tunarungu menunjukkan bahwa ia

putus asa dan ingin mencari bantuan.

d) Perhatian sukar dialihkan

Keterbatasan bahasa menyebabkan keterbatasan berpikir

seseorang, pikiran anak tunarungu terpaku pada hal yang konkrit,

seluruh perhatiannya tertuju pada sesuatu dan sulit untuk

melepaskannya karena ia tidak mempunyai kemampuan lain. Sehingga

jalan pikiran anak tunarungu sulit untuk berpindah ke hal lain yang

belum nyata.

e) Pada umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tidak banyak

masalah

Kemiskinan dalam bahasa mengakibatkan anak tunarungu

dengan mudah meyampaiakan perasaan dan apa yang ada dalam

pikirannya tanpa memandang segi-segi yang akan menghalanginya.

f) Mudah marah dan mudah tersinggung

Anak tunarungu sering mengalami kesulitan dalam

menyampaikan perasaan dan apa yang dipikirkan serta kesulitan

memahami apa yang disampaikan orang lain, maka hal tersebut

diwujudkan dengan kemarahan.

Dilihat dari pengaruh hilangnya kemampuan mendengar terhadap

perkembangan anak tunarungu, Mega Iswari (2007: 61-63) menjelaskan

karakteristik anak tunarungu dari segi:

1) Karakteristik intelegensi

Anak tunarungu sering menunjukkan prestasi akdemik yang

(29)

commit to user

14

kecerdasan di bawah rata-rata akan tetapi disebabkan karena kesulitan

memahami bahasa dan informasi yang diterimanya

2) Karakteristik dalam segi bahasa

Anak tunarungu sangat bermasalah dalam berbahasa, mereka

mengalami kesulitan memahami kalimat.

3) Prestasi akademik

Anak tunarungu mengalami hambatan dalam bahasa sehingga

menjadi kendala dalam memahami mata pelajaran, maka anak tunarungu

mempunyai prestasi akademik yang rendah.

4) Penyesuaian sosial pribadi

Anak tunarungu kehilangan kemampuan mendengar yang

menyebabkan masalah dalam berkomunikasi, sehingga mereka mengalami

kesulitan sosial dan perilaku. Kemiskinan bahasa anak tunarungu juga

dapat menyebabkan anak tunarungu kurang mampu memahami

norma-norma yang berlaku di lingkungannya. Oleh sebab itu anak tunarungu

sering memperlihatkan kekhasannya seperti kekakuan, egosentrik,

impulsif, keras kepala, dan tanpa ada kontrol diri.

Dari penjelasan karakteristik di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa secara fisik anak yang mengalami ketunarunguan terlihat seperti anak

normal yang mampu mendengar pada umumnya. Untuk lebih mudah

memahami karakteristik anak tunarungu maka karakteristik anak tunarungu

dapat dibagi menjadi beberapa segi yaitu:

1) Karakteristik dalam segi intelegensi

Perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama cepatnya

dengan anak normal lainnya, karena pendengaran mereka terganggu

sehingga sedikit sekali informasi yang diperoleh anak tunarungu.

2) Karakteristik bahasa dan bicara

Karena anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa, kemampuan

bahasanya tidak akan berkembang jika tidak dididik dan dilatih secara

(30)

commit to user

15 3) Karakteristik dalam segi emosi

Anak tunarungu sering memperlihatkan kekhasannya seperti

kekakuan, egosentrik, impulsif, keras kepala, dan tanpa ada kontrol diri.

Selain itu juga anak tunarungu sering menggantungkan dirinya kepada

orang lain, mudah marah dan tersinggung, jika ia sudah punya perhatian

terhadap sesuatu maka perhatiannya tersebut sukar dialihkan, rasa takut

jika berada pada lingkungan yang luas sering menghantui anak tunarungu

dan kebanyakan dari mereka mempunyai sikap yang polos sederhana dan

tidak merasa banyak masalah.

4) Penyesuaian sosial pribadi

Tunarungu menyebabkan seseorang terasing dari aturan sosial dan

pergaulan dalam kehidupan masyarakat mereka, maka anak tunarungu

mengalami hambatan dalam perkembangan kepridian untuk menuju

dewasa. Anak tunarungu kehilangan kemampuan mendengar yang

menyebabkan masalah dalam berkomunikasi, sehingga mereka mengalami

kesulitan sosial dan perilaku. Kemiskinan bahasa anak tunarungu juga

dapat menyebabkan anak tunarungu kurang mampu memahami

norma-norma yang berlaku di lingkungannya.

2. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Belajar

Sebelum membahas tentang prestasi belajar, terlebih dahulu membahas

tentang pengertian belajar, belajar merupakan proses perubahan dari yang

tidak tahu menjadi tahu, dari yang buruk berubah menjadi baik, dan dari yang

tidak dapat menjadi dapat. Para pakar pendidikan telah mengemukakan

pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian

perbedaan pengertian tersebut selalu mengacu pada satu prinsip yaitu setiap

orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam

dirinya.

Mulyati (2009: 5) mengemukakan bahwa ”Belajar merupakan usaha

(31)

commit to user

16

latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan”. Menurut Sharon E. Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich dan Michael Molenda (2002: 6) “Learning is

development of new knowledge, skills or attitude as individual interacts with

information and the environment”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa belajar adalah pemerolehan pengetahuan yang baru, ketrampilan dan tingkah

laku sehingga pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku tersebut

berkembang ke arah positif sebagai hasil dari interaksinya dengan informasi

yang diperoleh dan dengan lingkungannya.

Menurut M. Sobry Sutikno dalam Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2009: 5) ”Belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Dalam konteks sekolah belajar merupakan usaha yang dilakukan siswa untuk mendapatkan perubahan

tingkah laku yang belum pernah ia dapatkan secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya setelah berinteraksi dengan lingkungan.

Sedangkan belajar menurut Mahmud (2010: 61) “Perubahan dalam

kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru

berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.”

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah modifikasi kelakuan secara sadar melalui pengalaman yang berupa

stimulus dan respon yang bersifat mekanisme yang bertujuan untuk

membangun pemahaman, pengetahuan, ketrampilam, kecakapan, sikap dan

tingkah laku serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar

sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan.

b. Prestasi Belajar

Prestasi dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas

(32)

commit to user

17

penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai

dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapakan”.

Munawir Yusuf dan Edi Legowo (2006: 10) menyatakan bahwa “Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan out put dari proses kegiatan belajar. Hasil belajar dalam bidang pendidikan di sekolah biasanya dinyatakan

dengan angka. Angka yang diperoleh dari kegiatan belajar ini selanjutnya disebut hasil belajar atau prestasi belajar”. Sedangkan menurut Ign. Masidjo (2010: 40) “Prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas yang

dilakukan secara sengaja dan merupakan kemampuan yang sungguh-sungguh

aktual diperoleh sewaktu mempelajari suatu bahan pelajaran sebagai hasil dari pengukuran”.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin

dicapai. Dengan tercapainya tujuan instruksional tersebut maka dapat dikatakan

siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional mempunyai prestasi belajar. Singgih Gunarsa (1995: 40) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil dari pengukuran”.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah output dari kegiatan belajar yang dapat menentukan tingkat

kecakapan melalui penilaian dari pendidik sesuai dengan isi pelajaran dan

perilaku yang diharapkan dari siswa dengan membandingkannya dengan

norma tertentu dalam sistem penilaian yang telah dicapai yang berupa angka.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang merupakan hasil proses belajar dari setiap

individu diperoleh tidak sama oleh individu-individu tersebut, keadaan

tersebut dikarenakan banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

(33)

commit to user

18

167-168), menyatakan bahwa prestasi belajar ditentukan oleh faktor-faktor

berikut:

1) Faktor yang ada pada siswa, yaitu:

(a) taraf intelegensi

(b) bakat khusus

(c) taraf pengetahuan yang dimiliki

(d) taraf kemampuan berbahasa

(e) taraf organisasi kognitif

(f) motivasi

(g) kepribadian

(h) perasaan

(i) sikap

(j) minat

(k) konsep diri

(l) kondisi fisik dan psikis

2) Faktor-faktor yang ada pada keluarga

(a) hubungan antar orang tua

(b) hubungan orang tua dengan anak

(c) jenis pola asuh

(d) keadaan sosial ekonomi keluarga

3) Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah

(a) guru: kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, ketrampilan

didaktik guru, gaya mengajar guru

(b) kurikulum

(c) organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah

(d) keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan

(e) lokasi gedung sekolah

4) Fator-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas

(a) keadaan sosial, politik, dan ekonomi

(34)

commit to user

19

Sedangkan faktor utama yang mempengaruhi prestasi belajar menurut

Abdul Hadits dan Nurhayati (2010: 101) yaitu:

1) Faktor internal, yang meliputi:

(a) Psikologis, meliputi: bakat, intelegensi, sikap, perhatian, pikiran,

persepsi, pengamatan, minat, motivasi

(b) Sosiologis yang meliputi kemampuan guru dan siswa dalam

melakukan interaksi sosial dan komunikasi sosial baik guru dengan

siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru ataupun kepala sekolah

(c) Fisiologis yang ada pada siswa sebagai pebelajar dan guru sebagai

pembelajar

2) Faktor eksternal,

(a) Masukan lingkungan

(b) Masukan peralatan

(c) Masukan eksternal lainnya

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Robertus

Angkowo dan A. Kosasih (2007: 50-51) antara lain:

1) Faktor dari dalam diri anak: menyangkut kemampuan, motivasi, minat,

perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi,

kondisi fisik psikis

2) Faktor dari luar (lingkungan) yang menyangkut kualitas pengajaran

3) Pendekatan belajar yaitu upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan

metode pembelajaran.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan untuk mencapai prestasi

belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor yang terdapat

dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor

ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis

sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor

(35)

commit to user

20 d. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi, peranannya sangat

penting untuk memantau perkembangan peserta didik dalam mengikuti proses

belajar pembelajaran. Dengan diketahuinya prestasi peserta didik, maka

pendidik akan lebih mudah memberikan tindak lanjut untuk kegiatan

pembelajaran selanjutnya. Fungsi prestasi belajar menurut Zainal Arifin

(1990: 3-4) antara lain:

1) Prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang dikuasai peserta didik

2) Prestasi belajar digunakan sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu

3) Prestasi belajar digunakan sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan, menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi

4) Prestasi belajar digunakan sebagai indikator intern dan ekstern dari

intitusi pendidik atau indikator keberhasilan kurikulum yang digunakan

relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat

5) Prestasi belajar digunakan sebagai indikator terhadap daya tangkap

(kecerdasan) siswa.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan proses belajar mengajar,

sehingga dapat diketahui cara mengajar guru sudah sesuai atau belum serta

dengan mengetahui prestasi belajar siswa maka dapat diketahui sejauh mana

peserta didik dapat menangkap materi yang disampaikan oleh guru.

e. Pengertian Matematika

Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dimasukkan dalam

kurikulum sekolah, baik itu sekolah dasar sampai sekolah tingkat lanjut.

Matematika bukanlah ilmu, akan tetapi pengetahuan yang disusun secara

konsisten berdasarkan logika deduktif dan dari cara bernalar. Ciri utama

matematika adalah penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau

(36)

commit to user

21

sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat

konsisten.

Matematika berasal dari kata “mathema” dalam bahasa Yunani yang

berarti sebagai sains, ilmu pengetahuan atau belajar, dan berasal dari kata “mathematikos” yang berarti suka belajar. Menurut Zamzaili dalam Parwoto

(2007: 176) matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep

bilangan dan ruang. Tugas matematika adalah menentukan hubungan-

hubungan di alam dan menganalisis pola-pola nyata sehingga pola-pola itu

dapat dikenal dan muncul. Sedangkan menurut Anonymous dan Smith dalam

Nzekwe Excel (2009) dalam www.cimt.plymouth.ac.uk. menyatakan bahwa “Mathematics is a subject that has shown it have significant impact on different matters and subject areas”. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui

bahawa matematika adalah sebuah materi yang dapat menunjukkan perubahan

yang signifikan pada masalah dan area subyek yang berbeda.

Sedangkan menurut Russefendi dalam Heruman (2007: 1) “Matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil”. Budi Manfaat (2010: 147) juga mengemukakan pendapatnya tentang matematika adalah

suatu kumpulan konsep yang mempunyai struktur sistematis, urut dengan alur

logika yang jelas dan mempunyai hirarki antara satu konsep dengan konsep

yang lain, satu konsep tersebut dengan konsep yang lain saling berhubungan.

Johnson dan Myklebust sebagaimana dikutip oleh Mulyono Abdurrohman (2003: 252) mengemukakan bahwa “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahakan berpikir.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep bilangan dan ruang yang

(37)

commit to user

22

hubungan kuantitatif yang urut dengan alur logika yang jelas terstruktur secara

sistematis sehingga dapat memungkinkan manusia dapat memikirkan,

mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen kuantitatif.

3. Tinjauan tentang Komputer sebagai Media Pembelajaran Interaktif

a. Komputer

1) Pengertian Komputer

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut manusia

untuk berpikir lebih kreatif. Munculnya komputer merupakan akibat dari

kekreatifan manusia untuk memunculkan alat yang dapat membantu

pekerjaan manusia dengan cepat, tepat dengan cara efektif dan efisien. Komputer berasal bahasa latin “Computare” yang berarti menghitung (to compute atau reckon). Berdasarkan sifatnya Daryanto (2007: 11) mengemukakan “Kompuer adalah peralatan elektronik yang bekerja secara koordinatif dan integratif berdasar program, dapat

menerima masukan berupa data, mengolahnya dalam memori dan

menampilkan hasil berupa informasi. Andrew S. Tanenbaum (2001: 2) mengemukakan bahwa “Komputer adalah mesin yang dapat memecahkan berbagai masalah bagi manusia dengan memberikan instruksi-instruksi kepada mesin itu”. Menurut Donald H. Sanders dalam Jogiyanto Hartono (2004: 1) “Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis

menerima dan menyimpan data input, memprosesnya, dan menghasilkan

output di bawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi program tersimpan di memori”.

Carl Hamacer, Zvonko Vranesic, dan Safwat Zaky (2004: 3)

mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komputer adalah mesin

hitung elektronik cepat yang menerima informasi input terdigitalisasi,

mengolahnya sesuai dengan daftar instruksi yang tersimpan secara internal

dan memberikan informasi output hasil. Kemudian pengertian komputer

(38)

commit to user

23

yang terdiri atas peralatan input, alat yang mengolah input, dan peralatan

outputyang memberikan informasi serta bekerja secara otomatis”.

Kemudian Azhar Arsyad (2005: 53) juga menjelaskan penngertian kompuer adalah “Mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit”.

Dari pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

komputer adalah mesin elektronik yang dapat memecahkan masalah dari

instruksi-instruksi yang ada dengan cepat, tepat yang cara kerjanya

dirancang dan diorganisasikan secara koordinatif dan integratif

berdasarkan program secara otomatis menerima input berupa data,

kemudian memproses dan mengolah data tersebut, sehingga menghasilkan

output berupa informasi. Dari penjelasan pengertian komputer maka dapat

dilihat bahwa komputer mempunyai empat komponen yaitu input data,

prosesor yang merupakan unit untuk memproses input, memori untuk

tempat menyimpan data yang akan diolah, serta output.

2) Kelebihan Pengguaan Komputer

Secara umum penggunaan komputer dalam segala hal mepunyai

kelebihan. Kelebihan komputer secara umum menurut Daryanto (2007:

12) antara lain:

a) Dapat mengerjakan pekerjaan dengan cepat dan tepat

b) Komputer tidak mengenal lelah

c) Komputer dapat menyimpan dan mengolah data dalam jumlah banyak

dan dapat diolah kembali.

Sedangkan kelebihan komputer untuk media pembelajaran menurut

Heinick dalam Iif Khoir Ahmadi dan Sofan Amri (2010: 119) antara lain:

a) Memungkinkan pebelajar belajar sesuai dengan kemampuan dan

kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang

(39)

commit to user

24

b) Pebelajar dapat melakukan kontrol terhadap aktifitas belajar

c) Komputer dapat menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh

pengguna

d) Komputer dapat dibuat program memberikan umpan balik terhadap

hasil belajar dan memberi penguatan terhadap prestasi belajar

e) Dapat mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi grafik

f) Dapat meningkatkan hasil belajar.

Kelebihan pemakaian komputer dalam proses pembelajaran

menurut Ardan Sirodjuddin (2010) dalam www.ardansirodjuddin.

blogspot.com antara lain:

a) Pembelajaran berbantuan komputer bila dirancang dengan baik, merupakan media pembelajaran yang efektif, dapat memudahkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran

b) Meningkatkan motivasi belajar siswa

c) Mendukung pembelajaran individual sesuai kemampuan siswa

d) Dapat digunakan sebagai penyampai balikan langsung

e) Materi dapat diulang-ulang sesuai keperluan, tanpa menimbulkan rasa jenuh

Azhar Arsyad (2005: 54-55) menyebutkan kelebihan komputer

yang digunakan untuk tujuan pembelajaran antara lain:

a) Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima

pelajaran

b) Komputer dapat merangsang siswa untuk melakukan latihan

c) Komputer dapat menyesuaikan tingkat kecepatan belajar siswa

d) Komputer dapat merekam aktivitas penggunaan media pembelajaran

sehingga dapat memantau perkembangan setiap siswa

e) Dapat berhubungan dan mengendalikan alat lain.

Sedangkan kelebihan komputer sebagai media pembelajaran

menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 177) antara lain:

a) Komputer memungkinkan pebelajar belajar sesuai dengan kemampuan

dan kecepatannya

(40)

commit to user

25

c) Komputer dapat menayangkan kembali informasi yang diperlukan,

karena mempunyai kapasitas memori yang tinggi

d) Menciptakan iklim belajar yang efektif

e) Komputer dapat diprogram memberikan umpan balik, skor hasil secara

otomatis, saran untuk melakukan kegiatan belajar tertentu

f) Dapat mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik

serta dapat menyampaikan informasi dengan realisme tinggi

g) Komputer dapat meningkatkan hasil belajar

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

komputer yang digunakan untuk tujuan pembelajaran khususnya komputer

yang digunakan untuk media pembelajaran mempunyai keistimewaan

yang dapat membantu guru menyediakan media pembelajaran dan

mendorong siswa untuk lebih agresif dalam proses pembelajaran.

Komputer juga dapat menyesuaiakan kecepatan belajar siswa dengan

dapat menampilkan kembali informasi yang ada pada komputer sehingga

dapat dilakukan secara individual sehingga dapat mengetahui

perkembangan masing-masing individu.

3) Penggunaan Komputer dalam Pembelajaran

Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, komputer menjadi

salah satu alternatif media yang digunakan untuk pendidik dalam

menyampaikan materinya. Komputer dewasa ini mempunyai kemampuan

untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya,

sehingga akan lebih efektif dan maksimal jika digunakan untuk

pembelajaran.

Giovannina Albano, Ciro D’ Apice, Rosanna Manzo (2009) dalam

www.cimt.plymouth.ac.uk. menjelaskan bahwa komputer dapat digunakan

sebagai alat pelengkap untuk pembelajaran sebagaimana baiknya media

pembelajaran yang lainnya, komputer juga dapat menjelaskan materi

(41)

commit to user

26

mencari penjelasan lebih jauh dibandingkan dengan penjelasan secara

tradisional dengan menggunakan buku teks.

Penggunaan komputer dalam pembelajaran menurut Donald H.

Anderson (1987: 206) dapat merangsang tiga aspek antara lain:

a) Kognitif

Komputer yang menggunakan bermacam-macam tipe terminal dapat

mengontrol interaksi pengajaran mandiri. Digabungkan dengan media

lain komputer dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan atau

diskriminasi dari stimulus visual dan stimulus audio yang relevan.

Kemampuan komputer untuk kegiatan pengajaran individual terutama

didasarkan pada pengembangan dan keterbatasan media yang

digunakan.

b) Psikomotor

Bila digunakan dengan peralatan yang disimulasikan komputer

merupakan alat yang sangat bagus untuk menciptakan kondisi dunia

yang sebenarnya.

c) Afektif

Digunakan untuk mengontrol bahan-bahan film dan video

Sedangkan penggunaan komputer dalam pembelajaran menurut

Daryanto (2010: 149) adalah:

a) Kognitif

Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep, aturan, prinsip,

langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat

menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan

visual dan audio yang dianimasikan.

b) Psikomotor

Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk game dan

simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia

kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan

pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan

(42)

commit to user

27 c) Afektif

Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip

suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/

afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

komputer dalam pembelajaran dapat mengubah pembelajaran lebih

interaktif dan mudah diterima oleh pembelajar karena dapat menggugah

perasaan melalui klip suara atau video yang ditayangkan. Komputer juga

dapat melatih pebelajar untuk dapat merasakan dunia yang sebenarnya dan

dapat menjadi bekal untuk dunia kerjanya kelak.

b. Media Pembelajaran

1) Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

jamak dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Menurut Bovee dalam Hujair AH Sanaky (2009: 3) mengemukakan ”Media adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan”. Sedangkan media

pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk

menyampaiakan pesan pembelajaran. Sedangkan media menurut Arif S.

Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito (2007: 17) adalah

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim

kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi.

Kemudian disambung dengan pendapat Sri Anitah (2008: 1) ”Media pemebelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan”. Sedangkan menurut Iif Khoir Ahmadi dan Sofan Amri. (2010: 116) Media merupakan

alat yang memungkinkan anak muda untuk mengerti dan memahami

(43)

commit to user

28

dibandingkan dengan penyampaian materi dengan cara tatap muka dan

ceramah tanpa alat bantu.

Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 14) menambahkan bahwa ”Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan”. Media pembelajaran menurut David Buckingham (2008: 4-5) adalah sesuatu yang bertujuan untuk

mengembangkan kompetensi dalam belajar dan pembelajaran, sesuatu

tersebut tidak hanya yang dicetak tetapi juga sesuatu yang menggunakan

sistem simbol dari gambar dan suara sehingga dapat meningkatkan

pemahaman dan partisipasi aktif.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa media pembelajaran adalah sesuatau yang dapat digunakan sebagai

alat perantara dan alat pembantu untuk menyampaikan informasi dalam

pengajaran dari pembelajar kepada pebelajar sehingga pebelajar dapat

menerima pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang mengakibatkan

pebelajar dapat mengingat informasi tersebut dalam waktu lama jika

dibandingkan dengan penyampaian materi yang tanpa menggunakan

media pembelajaran.

2) Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat banyak macam dan jenisnya. Jika

dilihat dari sudut pandang yang luas media pembelajaran tidak hanya

sekedar papan tulis, buku maupun alat tulis yang lainnya. Hujair AH.

Sanaky (2009: 40) membagi jenis media pembelajaran menjadi 3, yaitu:

a. Berdasarkan aspek bentuk fisik, terdiri:

(1) Media elektronik seperti: televisi, komputer, film, radio, VCD,

DVD, LCD, internet

(2) Media non-elektronik seperti: buku, hand out, modul, diktat, media

(44)

commit to user

29

b. Berdasarkan aspek panca indra, seperti:

(1) Media audio (dengar)

(2) Media visual (melihat)

(3) Media audio-visual (dengar- melihat)

c. Berdasarkan aspek alat dan bahan yang digunakan

(1) Alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan

pesan

(2) Perangkat lunak (software) sebagai pesan atau informasi

Sedangkan pengelompokan media pembelajaran menurut

Scrahman dalam Daryanto (2010: 17) yaitu:

a) Liputan luas dan serempak seperti: TV, radio, dan facsimile

b) Liputan terbatas pada ruangan seperti: film, vidio, slide, poster, audio

tape

c) Media untuk belajar individual seperti: buku, modul, program belajar

dengan komputer dan telepon.

Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi

perkembangan teknologi menurut Seels & Glasgow dalam Azhar Arsyad

(2005: 33-34) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu media tradisional

dan media teknologi mutakhir.

a) Media tradisional, terdiri

(1) Visual diam yang diproyeksikan, meliputi: proyeksi opaque,

proyeksi overhead, slides, filmstrip

[image:44.595.145.516.144.507.2]

(2) Visual yang tidak diproyeksikan, meliputi: gambar, poster, chart,

grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu

(3) Audio, meliputi: rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge

(4) Penyajian multimedia, meliputi: slide plus suara (tape),

multi-image

(5) Visual dinamis yang diproyeksikan, meliputi: film, televisi, video

(6) Cetak, meliputi: buku teks, modul, teks terprogram, workbook,

majalah ilmiah, lembaran lepas (hand out)

(45)

commit to user

30

(8) Realia, meliputi: model, contoh (specimen), manipulatif (peta,

boneka)

b) Media teknologi mutakhir, terdiri:

(1) Media berbasis telekomunikasi, meliputi: telekonferen, kuliah jarak

jauh

(2) Media berbasis mikroprosesor, meliputi: computer-assisted

instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif,

hypermedia, compact (video) disc.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dilihat bahwa jenis media

pembelajaran banyak sekali jenisnya jika dilihat dari beberapa segi, maka

penulis menarik kesimpulan bahwa jenis media pembelajaran antara lain:

a) Media audio, meliputi: radio audio tape, rekaman piringan, pita kaset,

reel, cartridge

b) Media visual, terdiri: media visual, meliputi: buku, hand out, modul,

diktat, media grafis, alat peraga, facsimile, slide, poster proyeksi

opaque, proyeksi overhead, slides, filmstrip, poster, chart, grafik,

diagram, pameran, papan info, papan-bulu, teks terprogram, workbook,

majalah ilmiah

c) Media audio-visual, meliputi: televisi, film, komputer, slide plus suara,

VCD, DVD

3) Kriteria Pemilihan Media

Ada bermacam-macam jenis media, oleh sebab itu tidak semua

media pembelajaran dapat digunakan untuk suatu penyampaian materi

pelajaran. Dengan demikian, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan media. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media

menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 14) antara lain:

a) Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

b) Ketepatgunaan untuk hasil dan pencapaian akademik

c) Melihat keadaan siswa dan tidak tergantung dari beda individual antar

(46)

commit to user

31

d) Tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru

e) Ada keseimbangan antara biaya yang digunakan untuk membuat media

dengan hasil yang dicapai.

Kriteria pemilihan media pembelajaran menurut Hujair AH.

Sanaky (2009: 6) harus sesuai dengan:

a) Tujuan pengajaran b) Bahan pelajaran c) Metode mengajar

d) Tersedia alat yang dibutuhkan e) Pribadi mengajar

f) Minat dan kemampuan pembelajar g) Situasi pengajaran yang berlangsung

h) Keterkaitan antara media pembelajaran dengan tujuan, metode, dan kondisi pembelajar.

Sedangkan kriteria dalam pemilihan media pembelajaran menurut

Arif S. Sadiman, dkk (2007: 85-86) yaitu: sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai, kondisi dan keterbatasan; tidak terlepas dari konteksnya bahwa

media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan;

ketersediaan sumber setempat; ada dana, tenaga, fasilitas untuk

memproduksinya; keluwesan, kepraktisan dan ketahanan dalam waktu

yang lama; efektifitas biaya dalam jangka panjang.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran di kelas

supaya efektif dan efisien maka ada beberapa hal yang menjadi kriteria

pemilihan media pembelajaran yaitu adanya keterkaitan antara tujuan

pengajaran, metode pembelajaran, kondisi pebelajar dan kondisi

pembelajar. Selain itu juga harus memperhatikan ketersediaan dana,

tenaga dan fasilitas untuk pengadaanya, keawetan dan ketahanannya, serta

juga harus memperhatikan keseimbangan antara penggunaan media

(47)

commit to user

32 4) Kegunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar

dapat membangkitkan motivasi keinginan dan minat yang baru, bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian materi pelajaran pada saat itu.

Menurut Arif S. Sadiman, dkk (2007: 17-18) kegunaan media

pembelajaran dalam pembelajaran adalah:

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalitas

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan panca indra

c) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat mengatasi

sikap pasif peserta didik

d) Mengatasi keunikan setiap siswa dan perbedaan pengalaman siswa

Sedangkan kegunaan media pembelajaran menurut Robertus

Angkowo dan A. Kosasih (2007: 27-28) antara laian:

a) Sebagai alat bantu pembelajaran yang ikut mempengaruhi situasi,

kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang telah di desain oleh guru

b) Memperjelas pesan supaya tidak terlalu bersifat verbal

c) Dapat membangkitkan: minat baru, motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa

d) Membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar

mandiri sesu

Gambar

Tabel 3. Daftar Identitas Siswa Tunarungu Kelas D4 SLB-B YRTRW
Gambar 5. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar pada Pre-test dan Post-test ..... 53
grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu
Tabel 1. Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

The crime of rape is the largest in the province of North Sumatra, South Sumatra and East Nusa Tenggara and the smallest province of South Kalimantan, Jakarta,

It is proven by the data gained from the interview and direct observation in this research (p.90) that students are motivated to learn English when they are using

Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 mei 2010 di SMA N 1 Karanganom kelas X, kelas yang digunakan sebanyak 2 kelas dari 8 kelas

Tahapan pel aksanaan Risk Management mel iput i pengumpul an resiko dal am Risk Ident if icat ion, menganal isa resiko dal am Risk Assessment , mengembangkan skenario ant

Adapun judul dari skripsi ini adalah ” Evaluasi Beberapa Karakteristik Kimia Pada Lahan Sawah Untuk Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Di Desa Banuaji

Internasional Inc.,Chicago,USA) yang diperoleh pada kelompok kontrol sebesar 5,40 x 10 -3 J/mm 2 , dimana nilai ini hampir sama dengan nilai resin akrilik polimerisasi

It can be concluded that pun expressing humor used Deadpool Comics Series By Daniel Way describes the words and phrases of pun which have second or more meaning

Atribut proses perakitan produk spring bed 5 kaki diidentifikasi dengan menggunakan metode Quality Function Deployment Fase I yang diperoleh dari karakteristik teknis produk