• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PANEN KELAPA SAWIT KEBUN ARANG-ARANG 1 DI PT. SUMBERTAMA NUSAPERTIWI KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI SKRIPSI NADIA WAROKAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PANEN KELAPA SAWIT KEBUN ARANG-ARANG 1 DI PT. SUMBERTAMA NUSAPERTIWI KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI SKRIPSI NADIA WAROKAH"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

NUSAPERTIWI KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

NADIA WAROKAH

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI 2022

(2)

NUSAPERTIWI KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI

NADIA WAROKAH D1B017130

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI 2022

(3)

Ekonomi Wilayah Kabupaten Kerinci” oleh Ria Subekti (D1B017070) telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 20 Juni 2022 dihadapan tim penguji yang terdiri dari :

Ketua : Ir. Emy Kernalis, MP Sekretaris : Ir. Elwamendri, M.Si

Penguji Utama : Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si, IPU Penguji Anggota : 1. Dr. Ir. Ira Wahyuni, MP

2. Dr, Endy Effran, S.P, M.Si

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Emy Kernalis, MP Ir. Elwamendri, M.Si

NIP. 195905201986032002 NIP. 196705091993031002

Mengetahui Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Jambi

Dr. Mirawati Yanita, S.P,M.M., CIQaR., CIQnR NIP. 197301252006042001

(4)

ABSTRAK

NADIA WAROKAH Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit Kebun Arang- arang 1 di PT. Sumbertama Nusapertiwi Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Dibimbing oleh Ir. Emy Kernalis, M.P. selaku dosen pembimbing I dan Ir. Elwamendri, M.Si. selaku dosen pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran umum mengenai tenaga kerja kerja panen di PT. Sumbertama Nusapertiwi Kebun Aa1 dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja panen (umur tenaga kerja panen, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja, dan premi). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. Untuk mendeskripsikan gambaran umum tenaga kerja panen menggunakan pendekatan deskriptif, sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja panen menggunakan Analisis Regresi Linear. Pengambilan responden yang dilakukan dalam penelitian ini dengan metode sensus denan 79 jumlah tenaga kerja panen sebaai responden.

Variabel yan diukur dalam penelitian ini yaitu produktivitas, umur tenaga kerja panen, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja, premi dan umur tanaman. denan Deteminasi (R²) sebesar 79,21 %. Hasil analisis menunjukan bahwa secara serentak dan parsial variabel , umur tenaga kerja panen, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja, dan premi berpengaruh signifikan sedangkan tinkat pendidikan dan umur tanaman tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja panen terhadap di PT. Sumbertama Nusapertiwi Kebun Aa1 Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

Kata kunci : Produktivitas, Tenaga Kerja Panen, Kelapa Sawit, Perkebunan.

(5)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nadia Warokah

NIM : D1B017130

Jurusan : Agribisnis Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimanapun juga atau oleh siapapun juga.

2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada bagian yang relevan dan skripsi ini bebas dari plagiatrisme.

3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam proses pengajuan oleh pihak lain atau terdapat plagiatrisme di dalam skripsi ini maka penulis bersedia menerima sanksi dengan pasal 12 ayat (1) butir (g) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang pencegahan dan pengulangan plagiat di perguruan tinggi yakni pembatalan ijazah

Jambi, Januari 2023 Yang membuat pernyataan,

Nadia Warokah D1B017130

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kota Palembang pada tanggal 21 Maret 2000 dengan nama Nadia Warokah.

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Nuwir Chaniago dan Ibu Suwarni. Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SD 121 Kota Jambi pada tahun 2011, dan kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 9 Kota Jambi pada tahun 2014 dan pada tahun yang sama penulis melanjutakan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 9 Jambi dan lulus pada tahun 2017.

Pada tahun 2017 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Jambi dan diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian melalui jalur Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN). Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan tahun 2020 di PT. Sumbertama Nusapertiwi yang terletak di Sungai Gelam Desa Parit Kabupaten Muaro Jambi. Pada tahun 2021 penulis melakukan penelitian dan menulis skripsi yang berjudul “Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit Kebun Arang – Arang 1 di PT.

Sumbertama Nusapertiwi Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi” dibawah bimbingan ibu Ir. Emy Kernalis, M.P. dan bapak Ir. Elwamendri, M.Si.

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi imi. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Univerita Jambi. Kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Kedua orang tua tercinta Ayah Nuwir Chaniago dan Ibu Suwarni, Adikku

satu – satunya Devani Nela Rahma Lia.

2. Ibu Emy Kernalis, M.P selaku pembimbing I dan Bapak Elwamendri, M.Si.

selaku pembimbing II yang telah sabar dalam membimbing, memberikan arahan, semangat dan motivasi kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi dari awal hingga akhir.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si, IPU selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Ibu Dr. Mirawati Yanita, S.P.,M.M selaku ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Pak Surip dan Kak Ria yang membantu dalam memperlancar urusan yang berkaitan dengan informasi akademik.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si, IPU, Dr. Ira Wahyuni, M.P, Dr. Endy Effran, S.P, M.Si selaku tim penguji yang telah banyak memberikan arahan, masukan dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Pertanian yang telah memberikan bekal berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat sehingga menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini dan para staff bagian akademik Fakultas Pertanian yang telah banyak membantu penulis.

6. Sahabat terkasih Ihza Triwahyuni S.P, Mia Sulanda, S.P, Nindi Silvia A S.P, Rahmita Bayti S.P, Dyah Cahyaningsih S.P yang telah bersama penulis dalam suka dan duka dari awal hingga akhir serta selalu memberi semangat kepada penulis. Semoga kita sukses kedepannya.

7. Terimakasih untuk ciwi-ciwi Mhanies Manjah Kiki Widyastuti, S.P, Diana Amelia Sufiati, S.P, Mia Sari Nababan ,S.P, Endah Sundari, S.P, Pemilda, S.P, Entik Dismawati, S.P, Aulia Ayu Fatonah, S.P, Thalia Mayang Sari, S.P, Eka Panca , S.P, Nadya Ayu Sandra, S.P, Rafa Nabila, S.P, atas semua

(8)

kebahagian yang kita buat bersama selama kuliah.

8. Keluaga Besar kelas G, Tim Magang SG Squad, LKM Insan Cita yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

9. PT. Sumbertama Nusapertiwi yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian.

10. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me I wanna thank me for doing all this hard work I wanna thank me for having no days off ,I wanna thank me for, for never quitt.

(9)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul ”Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit Kebun Arang-arang 1 di PT. Sumbertama Nusapertiwi Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Emy Kernalis, M.P. selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ir. Elwamendri, M.Si.yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan proposal skripsi ini, serta Bapak Rendra S.P., M.Si. selaku pembimbing akademik, dan seluruh pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu doa sehinga selesainya proposal skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik isi maupun susunan karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca supaya nantinya proposal in dapat menjadi yang lebih baik lagi.

Jambi, Januari 2023

Penulis

(10)

ii

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... I KATA PENGANTAR ... Ii DAFTAR ISI ... Iii DAFTAR TABEL ... Vi DAFTAR BAGAN ... Viii DAFTAR LAMPIRAN ... Ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 12

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 13

II.TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 14

2.2 Tenaga Kerja ... 15

2.3 Produktivitas ... 17

2.3.1 Pengukuran Produktivitas ... 19

2.3.2.Manfaat Produktivitas ... 22

2.3.3 Indikator Produktivitas ... 23

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ... 24

2.5 Penelitian Terdahulu ... 29

2.6 Kerangka Pemikiran ... 32

2.7 Hipotesis ... 35

III. METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Ruang Lingkup Penelitian 36

3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 37

(11)

iii

3.2.1 Sumber Data ... 37

3.2.2 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.3 Metode Pengambilan Responden ... 38

3.4 Metode Analisis Data ... 38

3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 39

3.4.2 Uji Hipotesis ... 39

3.4.2.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 40

3.4.2.2 Uji Simultan (Uji F-hitung) ... 40

3.4.2.3 Uji Parsial (Uji t-hitung) ... 41

3.4.3 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.4.3.1 Uji Normalitas ... 42

3.4.3.2 Uji Multikoliniaritas ... 42

3.4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 43

3.4.3.4 Uji Autokolerasi ... 43

3.5 Konsepsi Pengukuran ... 44

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Gambaran Umum PT. Sumbertama Nusapertiwi ... 45

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 45

4.1.2 Visi dan Misi ... 45

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 46

4.1.4 Luas Lahan dan Keadaan Kelapa Sawit ... 46

4.1.5 Gambaran Umur PT. Sumbertama Nusapertiwi Keb Aa1 ... 46

4.2 Identitas Responden ... 50

4.2.1 Umur Tenaga Kerja Panen ... 51

4.2.2 Pengalaman Bekerja ... 52

4.2.3 Tingkat Pendidikan ... 53

4.2.4 Jumlah Tanggungan ... 54

4.2.5 Premi ... 56

4.2.6 Umur Tanaman ... 57

(12)

iv

4.3 Produktivitas Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit di PT. SNP ... 58

4.4 Analisis Linier Berganda ... 61

4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Panen 64

4.6 Pengujian Hipotesis ... 67

4.6.1 Uji F ... 67

4.6.2 Uji T ... 68

4.6.2.1 Pengaruh Variabel Umur Tenaga Kerja ... 68

4.6.2.2 Pengaruh Variabel Tingkat Pendidikan ... 69

4.6.2.3 Pengaruh Variabel Jumlah Tanggungan ... 70

4.6.2.4 Pengaruh Variabel Pengalaman Bekerja ... 71

4.6.2.5 Pengaruh Variabel Premi ... 72

4.6.2.6 Pengaruh Variabel Umur Tanaman ... 73

47. Implikasi Penelitian ... 73

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ………. 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 80

DOKUMENTASI ... 109

(13)

v

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Perkembangan Luas Lahan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun

2016-2020 ... 1 2. Perkembangan Luas Lahan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit

Menurut Keadaan Tanaman di Provinsi Jambi 2015-2020 ... 2 3. Luas Panen dan Produksi Kelapa Sawit Kabupaten Muaro Jambi

2019-2020 ... 3 4. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan Kecamatan Sungai

Gelam Tahun 2020 ... 4 5. Luas Areal dan Jumlah Tenaga Kerja PT. Sumbertama

Nusapertiwi Kebun AA1 ... 6 6. Perkembangan Produksi Kebun AA1 PT. Sumbertama Nusapertiwi

Periode 2018-2020 ... 7 7. Basis panen Menurut Tahun Tanam di PT. SNP Kebun Aa1 Muaro

Jmambi ... 49 8. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pemanen PT.

Sumbertama Nusapertiwi Kebun AA1 ... 51 9. Ditribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja Pemanen

PT. Sumbertama Nusapertiwi Kebun AA1 ... 53 10. Ditribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pemanen

PT. Sumbertama Nusapertiwi Kebun AA1 ... 54

(14)

vi

11. Ditribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Pemanen

PT. Sumbertama Nusapertiwi Kebun AA1 ... 55 12. Ditribusi Responden Berdasarkan Premi Pemanen PT.

Sumbertama Nusapertiwi Kebun AA1 ... 56 13. Ditribusi Responden Berdasarkan Umur Tanaman Pemanen PT.

Sumbertama Nusapertiwi Kebun AA1 ... 57 14. Ditribusi Responden Berdasarkan Produksi PT. Sumbertama

Nusapertiwi Kebun AA1 ... 59 15. Produktivitas Rata-rata Tenaga Kerja Panen PT. Sumbrtama

Nusapertiwi Kebun AA1 ... 60 16. Hasil Estimasi Analisis yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga

Kerja Panen PT. Sumbertama Nusapertiwi Kebun AA1 ... 66

(15)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Tenaga Kerja Panen ... 37

(16)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Industri Kelapa Sawit Provinsi Jambi ... 43

2 Perkembangan Total Produksi, Hari Bekerja, dan Produktivitas ... 47

3 Identitas Tenaga Kerja Panen Afdeling 1-5 Kebun AA1 ... 48

4. Data Variabel Seluruh Divisi ... 87

5. Data Variabel Premi Divisi 1 - 5 ... 89

6. Data Vaiabel Produksi Divisi 1 - 5 ... 93

7. Harian Kerja Divisi 1 - 5 ... 96

8. Produktivitas Rata-rata Tenaga Kerja Panen ... 100

9. Umur Tanaman Afdeling 1-5 ... 101

10. Hasil Reresi Utama ... 103

11. Hasil Asumsi Klasik ... 103

12. Dokumstasi ... 104

(17)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang memiliki peran penting dalam pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional karena sektor ini merupakan sumber pendapatan mayoritas penduduk Indonesia dengan menyerap sumber daya manusia yang paling besar, hal ini dapat di lihat dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian (Soekartawi, 1995).

Kelapa sawit telah mampu bertahan dalam berbagai keadaan seperti krisis ekonomi Indonesia akhir dekade lalu, dari luasan lahannya pun pertahun terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Perkembangan Luas Lahan Kelapa Sawit dapa dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Luas Lahan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun 2016-2020

Tahun Luas Area

(Ha)

2016 11. 201. 465

2017 14. 048. 722

2018 14. 326. 350

2019 14. 724. 420

2020 14. 996. 010

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan 2020

Tabel 1 menunjukkan bahwa Luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus meningkat selama kurun waktu 5 tahun terakhir sebesar 25,30 % sampai pada tahun 2020. Rata-rata luas lahan perkebunan di Indonesia dari 2016-2020 adalah 13.859.333 ha. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia tersebar di berbagai wilayah di

(18)

Nusantara mulai dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini lebih banyak bertitik tumpu di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah penghasil kelapa sawit di Indonesia. Kelapa sawit menjadi salah satu komoditas unggulan perkebunan di provinsi Jambi. Pengembangan kelapa sawit di Jambi berdampak positif dalam perekonomian dan berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini mendorong pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan pembangunan untuk mendorong pengembangan kelapa sawit secara baik. Perkembangan produksi dan luas lahan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2.Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Jambi, 2016-2020.

Tahun Luas Lahan

(Ha)

Produksi (Ton)

2016 736.095 1.910.028

2017 887.795 1.849.969

2018 1.032.145 2.691.270

2019 *)

2020 * *)

1.070.723 1.086.623

2.891.336 3.096.621

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan 2020

* Angka Sementara

* * Angka Estimasi

Tabel 2 menunjukkan bahwa provinsi Jambi mengalami kenaikan sampai pada tahun 2020 yaitu sebesar 38,39 % atau rata-rata luas lahan pada provinsi Jambi selama kurun waktu 5 tahun adalah sebesar 948.157 ha. Kelapa sawit berkembang hampir seluruh kabupaten yang ada di Jambi, salah satunya adalah Kabupaten Muaro Jambi. Adapun luas panen dan Produksi Kelapa Sawit Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 3.

(19)

Tabel 3. Luas panen, dan Produksi Kelapa Sawit Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2019 dan 2020

Kabupaten Tahun 2019 Tahun 2020

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Mestong 3.457 6.689 3.476 6.689

Sungai Bahar 26.246 33.689 22.260 33.689

Bahar Selatan 8.924 7.473 8.931 7.473

Bahar Utara 8.009 6.225 8.014 6.225

Sungai Gelam 8.550 17.769 8.564 17.769

Kumpeh 15.032 27.763 15.040 27.763

Maro Sebo 9.803 15.235 9.810 15.235

Taman Rajo 1.244 970 1.245 970

Jambi Luar Kota 10.696 16.360 10.706 16.360

Sekernan 27.474 58.010 27.514 58.010

Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Tahun 2019 dan 2020

Tabel 3 menunjukkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Sekernan pada tahun 2020 memiliki luas panen dan produksi tertinggi, yaitu sebesar 27.474 ha dan 58.010 ton. Kecamatan sungai gelam mengalami kenaikan hanya pada luas lahan dari tahun 2019 menjadi 8.564 ha dengan penetapan produksi sebesar 17.769 ton.

Kecamatan Sungai Gelam merupakan salah satu dari 11 kecamatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan ini memiliki luas wilayah ±1.029,16 Km2. Sebagian besar lahan pertanian digunakan untuk perkebunan yang luasnya mencapai 16.889 ha. Luas tanaman perkebunan rakyat Area Sungai Gelam ini lebih banyak digunakan untuk perkebunan Kelapa Sawit. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (2020), kelapa sawit memiliki lahan yang paling luas di antara Kelapa, Karet, dan Kakao. Adapun Luas Lahan dan Produksi Perkebunan di Kecamatan Sungai Gelam pada tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 4.

(20)

Tabel 4. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan Kecamatan Sungai Gelam Tahun 2020

Jenis Tanaman Luas Lahan

(Ha)

Produksi (Ton) Kelapa Sawit

Karet Kelapa

Kokoa

8.564 8.143

17.769 4.906

120 75

62 36

Sumber : Sungai Gelam dalam Angka Badan Pusat Statistik Tahun 2020

Tabel 4 menunjukkan bahwa di Kecamatan Sungai Gelam terdapat 4 jenis komoditi dimana kelapa sawit memiliki jumlah produksi tertinggi sebesar 17.769 ton/tahun dengan luas lahan sebesar 8.564 ha. Produksi kelapa sawit lebih besar di bandingkan dengan komoditi yang lainnya karena lahan gambut di beberapa wilayah di daerah sungai gelam perlahan hilang, dikonversi untuk perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri skala besar. Data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi sekitar 70% total 751.000 ha lahan gambut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jambung Barat, dan Muaro Jambi telah di keringkan dan di gunduli untuk izin perkebunan sawit dan HTI.

Beberapa perusahaan besar beroperasi di Kabupaten Muaro Jambi salah satunya adalah Sungai Gelam. Sungai Gelam memiliki beberapa usaha perkebunan Kelapa sawit, baik yang berasal dari perkebunan rakyat, pekebunan milik negara, dan perkebunan milik swasta. Jumlah perusahaan kelapa sawit di Provinsi Jambi sebanyak 56 perusahaan (Lampiran 1) dan yang terletak pada daerah Muaro Jambi sebanyak 15 perusahaan. Salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta yang ada di Sungai Gelam adalalah PT. Sumbertama Nusapertiwi.

PT.Sumbertama Nusapertiwi (SNP) adalah salah satu perusahaan yang bergerak

(21)

di bidang perkebunan dan industri pengolahan kepala sawit. Perusahaan ini telah berdiri pada tahun 2004. PT.SNP merupakan suatu perusahaan pribadi dan pada tanggal 1 januari 2007 kepemimpinan PT. SNP telah resmi di akusisi oleh grup Bakrie Sumatra Plantations (BSP) dan masih satu unit dengan PT. Agrowiyana.

PT.SNP memiliki dua kebun berbeda dan mempunyai luasan yang berbeda pula.

Kebun Arang-arang 1 (AA1) memiliki luas 3,222,71 Ha. Kebun kedua Arang-arang (AA2) 3,815,91 Ha. Total keseluruhan luas perkebunan PT.SNP adalah 703,862 Ha.

Tenaga kerja panen pada perkebunan PT.SNP memiliki rata-rata produktivitas yang berbeda-beda. Kebun AA1 memiliki tenaga kerja panen dan hasil produksi yang lebih banyak dari pada kebun AA2 karena pada perkebunan AA2 lahannya masih belum banyak ditanami dengan tanaman kelapa sawit menyebabkan tenaga kerjanya juga tidak terlalu banyak dan memilih kebun AA1 sebagai tempat untuk penelitian.

Tenaga kerja panen di PT. SNP kebun AA1 memiliki rata-rata produksi yang berbeda disetiap divisinya. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan jumlah tenaga kerja disetiap divisi, kondisi lahan, dan juga hal-hal atau faktor yang mempengaruhinya. metode

Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia harus sesuai dengan kebutuhan organisasi supaya efektif dan efisien menunjang tercapainya tujuan organisasi (Mangkunegara, 2017). Demikian juga yang terjadi pada PT. SNP bahwa faktor tenaga kerja sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena PT. SNP merupakan perusahaan yang begerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dimana proses pemanennya melibatkan banyak tenaga kerja. Luas areal dan jumlah tenaga kerja yang berada di kebun AA1 PT.SNP dapat di lihat pada Tabel 5.

(22)

Tabel 5. Luas Areal dan Jumlah Tenaga Kerja PT. Sumbertama Nusapertiwi Kebun AA1.

Afdeling

Luas Areal (Ha)

Jumlah Tenaga Kerja Panen

(orang)

1 629.65 20

2 806.49 16

3 711.62 24

4 645.34 12

5 429.61 7

Jumlah 3.222,71 79

Sumber: PT. Sumbertama Nusapertiwi Kebun Arang-arang 1 Tahun 2020

Terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja panen pada setiap afdeling ini bisa disebabkan karena perbedaan luar lahan masing-masing afdeling dan juga kebijakan kebutuhan tenaga kerja pemanen yang disahkan oleh pihak manajemen perusahaan.

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting pada subsektor perkebunan kelapa sawit disamping faktor produksi tanah, modal, dan manajemen, karena tenaga kerja amat menentukan didalam suatu proses kerja. Suatu perkerjaan pada prinsipnya tidak akan berjalan dengan semestinya tanpa adanya tenaga kerja.

Bahkan alat-alat produksi yang bagaimanapun canggihnya tidak akan bergerak dengan sendirianya tanpa adanya tenaga kerja. Sementara itu, keterbatasan lapangan pekerjaan dan masih rendahnya keterampilan menyebabkan penawaran tenaga kerja di Indonesian relatif tidak terbatas, jika dibandingkan dengan faktor produksi lainnya (Yuliarso,1998).

Produktivitas tenaga kerja dapat dilihat dari hasil ataupun keberhasilan yang diraih dengan perbandingan basis borong yang telah diberikan oleh pihak perusahaan ataupun bisa dilihat dari selisih basis borong yang diberikan dengan hasil yang

(23)

dicapai. Di perusahaan perkebunan kelapa sawit pengukuran produktivitas umumnya dilakukan pada tenaga kerja panen. Setiap tenaga kerja panen diberikan acuan basis borong yang berbeda tergantung wilayah kerjanya, basis borong sendiri adalah ukuran hasil yang harus dicapai oleh para pemanen. Jika tenaga kerja panen mendapatkan lebih dari basis borong masing-masing maka produksi perusahaan perkebunan kelapa sawit akan tercapai dan meningkat dan pemanen akan mendapat tambahan upah atau premi.

PT. SNP tidak terlepas dari masalah-masalah yang berakibat pada produktivitas. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor penghambat pemanenan sehingga pemanenan ditunda. Data yang berasal dari PT. SNP ini menunjukkan hari kerja karyawan tidak sama setiap tahunnya karena tanggal merah dari tahun ke tahun berikutnya berbeda yang mengakibatkan produksi yang bervariasi setiap bulannya, maka akan berpengaruh kepada produktivitas yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari adanya variasi produktivitas tenaga kerja yang terjadi dalam 3 tahun terakhir.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Kebun AA1 di PT. SNP Periode Tahun 2018-2020

Tahun Jumlah Hari

Kerja

Total Produksi (Kg)

Produktivitas (Kg/Tahun)

2018 291 23.322,090 80.144,63

2019 295 24.318,010 82.433,93

2020 292 21.440,660 73.424,65

Sumber : PT. Sumbertama Nusapertiwi 2020

Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa total poduksi yang dihasilkan serta produktivitas cenderung mengalami fluktuasi. Rata-rata produksi yang dihasilkan pada tahun 2018

(24)

adalah 1.943.507 kg/Tahun. Lalu pada tahun 2019 produksi mengalami kenaikan 4 % dengan Rata-rata 2.026.500 kg/bulan. Kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2020 menjadi 1.786.721 kg/bulan penurunan ini terjadi karena adanya faktor cuaca yang berubah-ubah dan factor transportasi yang mengalami kerusakan mengakibatkan lambatnya pengantaran hasil pemanenan ke pabrik.

Peningkatan maupun penurunan produktivitas pemanen di PT. SNP selain dapat terjadi peningkatan dan penurunan kinerja para tenaga kerja tercakup di dalamnya juga di pengaruhi oleh faktor yang langsung berkaitan dengan perusahaan yakni umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja, dan premi

Terkait dengan pencapaian produktivitas yang baik, maka manajemen perlu memperhatikan faktor-faktor apa sajakah yang dapat meningkatkan dan mempertahankan produktivitas karyawannya. Sebab produktivitas tidak serta merta timbul tanpa adanya rencana yang baik dari manejemen untuk mewujudkannya. Salah satu yang menjadi faktor yang mempengaruhi fluktuasi produktivitas tenaga kerja panen pada PT.SNP dikebun Arang-arang 1 adalah Umur, Tingkat Pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan, premi. (Lampiran 3).

Produktivitas tenaga kerja merupakan barometer seberapa jauh pekerja dipergunakan dengan efektif dalam suatu proses produksi untuk mencapai output yang diharapkan. Umur adalah usia tenaga kerja yang dihitung dari lahir sampai ulang tahun terakhir yang dinyatakan dalam tahun, semakin lanjut usia seseorang diatas usia produktif (15-50 tahun), pada suatu titik puncak tertentu maka kemampuan fisiknya semakin lama semakin berkurang dan menyebabkan produktivitas kerjanya akan semakin menurun (Simanjuntak, 1998).

(25)

Terdapat pekerja panen yang sudah berusia 52 tahun (Lampiran 3), dimana pada usia tersebut sudah memasuki tahap usia yang sudah tidak produktif lagi tentu saja kemampuan fisik yang semakin berkurang dan sulit beradaptasi dengan teknologi, hal ini juga termasuk kedalam faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas karena berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaanya.

Disamping faktor usia tingkat pengalaman juga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. (Amron, 2009) Semakin lama masa kerja dalam suatu perusahaan, maka semakin banyak pengalaman yang didapatkan oleh seorang pekerja dan akan membuat pekerja semakin terlatih dan terampil dalam melaksanakan pekerjaanya.

Adanya tenaga kerja yang memiliki pengalaman dalam bekerja diharapkan memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahliannya maka diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitasnya. di PT. SNP terdapat tenaga kerja yang memiliki pengalaman bekerja selama 14 tahun (Lampiran 3). Dengan adanya pengalaman kerja yang memadai, maka dapat menunjukkan tingkat penguasaan tenaga kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga dapat dikatakan menjadi ahli atau spesialis pada bidangnya masing-masing. Berbeda dengan pekerja yang kurang pengalaman kerja, akan sulit untuk beradaptasi dengan suasana kerja yang baru, kemudian cenderung kaku dalam menyelesaikan pekerjaan

Simanjuntak (2001) Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi juga tingkat produktivitas atau kinerja tenaga kerja tersebut. Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas, terutama lebih mengerti akan produktivitas. Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas mendorong karyawan bersangkutan melakukan

(26)

tindakan yang produktif. Rata-rata tingkat pendidikan tenaga kerja panen di PT. SNP kebun AA1 adalah SD. Tetapi tidak hanya pekerja yang memiliki pendidikan yang tinggi yang melakukan pekerjaanya dengan baik, pekerja yang kurang pendidikanpun tetap melakukan yang terbaik untuk mencapai target sesuai yang telah diperintah dan mau belajar bersama dengan mandor panen di lapangan.

Suatu keluarga yang memiliki jumlah tanggungan keluarga banyak dan pendapatannya rendah akan menghadapi berbagai masalah dengan tingginya biaya hidup. Keluarga yang biaya hidupnya besar dan pendapatnya relatif kecil cenderung akan memacu anggota keluarga untuk lebih giat bekerja sehingga produktivitas akan lebih tinggi, sebaliknya apabila beban tanggungan keluarga kecil maka biaya hidup juga kecil, jadi motivasi untuk bekerja rendah (Simanjuntak, 2001).

Premi adalah imbalan yang diperoleh apabila telah melampaui batas ketentuan yang di tentukan oleh perusahaan. Premi diberikan oleh perusahaan agar karyawan dapat memotivasi dirinya untuk menghasilkan produksi yang tinggi (Pangabean, 2002)

Menurut Sondang (2006) dalam proses mencapai produktivitas yang optimal tidak hanya berpedoman pada proses pengolahan Input yang dimiliki perusahaan tetapi juga perlu pekerja yang didukung oleh faktor seperti pelatihan, jumlah tanggungan keluarga. Penilaian prestasi kerja, sistem pengupahan, kepuasan kerja, dan motivasi dalam bekerja. Faktor ini merupakan hal yang harus mendukung tingkat yang didapat oleh pekerja semakin baik faktor-faktor tersebut dilalui dan dihadapi maka akan semakin baik pula produktivitas yang didapat oleh tenaga kerja. Faktor ini juga bisa menjadi konsentrasi bagi perusahaan selain umur tenaga kerja panen,

(27)

pengalaman bekerja, dan umur tanaman.

Salah satu hal yang akan dilakukan oleh PT. SNP adalah untuk meningkatkan produksi minyak dan inti sawit terhadap tanaman perlu didukung oleh sistem pemanen yang baik. Namun fenomena yang ditemukan saat ini adalah terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja panen di PT. SNP kebun AA1 yang bervariasi. Kondisi ideal yang diharapkan adalah dengan meningkatnya produktivitas, maka seharusnya diharapkan dapat memperoleh produksi yang meningkat pula karena ini sangat berpengaruh besar terhadap kualitas dan kuantitas yang dihasilkan oleh PT. SNP. Dengan demikian berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu melakukan penelitian secara ilmiah untuk mengetahui bagaimana produktivitas Panen di kebun AA1. Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit Kebun Arang-arang 1 PT. Sumbertama Nusapertiwi”.

1.2 Rumusan Masalah

Latar belakang masalah memberikan gambaran bahwa produktivitas kerja karyawan merupakan harapan yang sangat penting bagi perusahaan dalam rangka menciptakan tujuan yang ingin dicapai. Produktivitas Tenaga kerja panen dapat terealisasikan dengan baik dan sesuai dengan target jika dalam pengelolaan sumber daya manusia yang baik pula. Perusahaan mengharapkan produktivitas yang baik maksimal dari tenaga kerja tersebut, agar Tandan Buah Segar (TBS) dapat diturunkan secara maksimal sesuai kematangan buah sehingga dapat mencapai terget yang telah diharapkan.

Tenaga kerja adalah suatu modal penting untuk terlaksananya kegiatan ataupun

(28)

rencana-rencana yang akan dilaksanakan didalam perusahaan, tenaga kerja dapat menjadi perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan aktif. Akan tetapi terkadang sering kali tenaga kerja tidak dilakukan manajemen yang baik agar potensi didalam tenaga kerja tersebut dapat keluar dengan maksimal yang sebenarnya juga dapat meningkatkan produksi perusahan tersebut.

PT. SNP mempunyai tenaga kerja panen yang merupakan elemen penting yang tidak bisa dipisahkan dalam peningkatan produksi suatu perusahaan. Pada Kebun AA1 PT.SNP secara keseluruhan berjumlah 79 orang dimana semuanya adalah karyawan atau tenaga kerja tetapi bisa disebut juga sebagai SKU (syarat kerja umum).

Pada setiap masing-masing pemanen mempunyai tingkat produktivitas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, perbedaan ini terjadi karena adanya faktor yang berpengaruh pada produktivitas tenaga kerja pemanen tersebut. Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan diatas, dapat di rumuskan beberapa permasalahan yang akan diteliti oleh penulis yaitu:

1. Bagaimana profil Pemanen Arang-arang 1 di PT. Sumbertama Nusapertiwi ? 2. Bagaimana pengaruh umur tenaga kerja panen, tingkat pendidikan, jumlah

tanggungan, pengalaman bekerja, umur tanaman dan premi terhadap produktivitas tenaga kerja panen di Kebun Arang-arang 1 PT. Sumbertama Nusapertiwi ? 1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian:

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

(29)

1. Untuk mengetahui profil perkebunan Arang-arang 1 PT. Sumbertama Nusapertiwi 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh umur tenaga kerja panen, tingkat

pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja, premi dan umur tanaman.

terhadap produktivitas tenaga kerja panen di Kebun Arang-arang 1 PT.

Sumbertama Nusapertiwi 1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi strata 1 di Fakultas Pertanian Universitas Jambi dan untuk meningkatkan wawasan serta pengetahuan serta untuk mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari dibangku perkuliahan.

2. Sebagai bahan perbandingan penelitian yang sudah ada.

3. Sebagai sumbangsih pemikiran dan bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.

(30)

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia adalah suatu proses mengenai berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam suatu perusahaan,komponen yang sangat penting untuk mendorong produksi dan tujuan perusahaan ialah sumber daya menusia.

Menurut ardana et al. (2012), sumber daya manusia merupakan kemampuan untuk berbuat sesuatu, dengan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bisa membebaskan diri dari kesulitan yang dialami

Sumber daya manusia adalah kemampuan potensial yang dimiliki manusia yang bersifat teknis maupun manajerial. Kemampuan teknis adalah kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan, sedangkan kamampuan manajeral adalah kemampuan untuk mengaatur pelaksanaan suatu pekerjaan.Dengan adanya sumeberdaya manusia yang baik dalam suatu perusahaan, maka pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan teratur.Untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi agar mencapai kemampuan potensialnya maka diperlukan manajem sumber daya manusia (Sone, 2005).

Sumber daya manusia berkualitas tinggi menurut Ndraha (1999) adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif. Dengan adanya manajemen sumberdaya manusia, maka akan mengembangkan sumber daya manusia dalam perusahaan, baik secara teknis

(31)

maupun manajerial, dan akan mendorong produktivitas sumber daya manusia dalam perusahaan.

2.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun diluar hubungan kerja.Dengan adanya tenaga kerja dalam perusahaan dapat mencapai tujuan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan baik.Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka diperlukan tenaga kerja yang produktif dalam bekerja dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Dalam undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja menyertakan pengertian tentang tenaga kerja yang terdapat dalam Pasal 1 ayat 2 bahwa tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk yang tergolong tenaga kerja adalah jika penduduk tersebut telah mamasuki usia kerja yakni batas usia kerja yang berlaku di Indonesia ialah umur minimal 15 tahun dan maksimal 64 tahun (Maryati, 2018).

Menurut Idris (2015) Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 16-64 tahun) yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Pada dasarnya tenaga kerja dibagi kedalam kelompok atau angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.Ada dua yang termasuk dalam angkatan kerja, yaitu golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan.

(32)

Menurut Badan Pusat Statistik Nasional (2009) yang termasuk dalam kelompok angktan kerja adalah:

1. Angkatan kerja yang di golongkan bekerja, yaitu

a. Mereka yang dalam semingu sebelum pencacahan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan, yang lamanya bekerja paling sedikit selama satu jam dalam seminggu yang lalu.

b. Mereka yang selama semingggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam, tetapi mereka adalah pekerja tetap. Pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk kerja, karna cuti, sakit, mogok, mangkir ataupun perusahaan menghentikan sementara kegiatan mereka.

2. Angkatan kerja yang digolongkan mengaggur dan sedang mencari pekerjaan, yaitu :

a. Mereka yang belum pernah bekerja, tetapi saat ini sedang berusaha mencari pekerjaan.

b. Mereka yang sudah pernah bekerja, tetapi pada saat pencacahan mereka menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan.

c. Mereka yang dibebas tugaskan dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja mencakup tenaga kerja atau penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan, yaitu orang-orang yang kegiatannya bersekolah (pelajar atau mahasiswa), mengurus rumah tangga (ibu-ibu yang bukan merupakan wanita karier atau bekerja), serta penerima pendapatan tetapi

(33)

bukan imbalan langsung dari jasa kerjany, yaitu mereka yang sudah pensiun atau penderita cacat (Simanjuntak, 2001)

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap penduduk atau individu yang sedang mencari atau sudah melakukan pekerjaan yang mampu menghasilkan suatu barang atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan memenuhi persyaratan ataupun batas usia yang telah ditetapkan.

2.3 Produktivitas

Pengertian produktivitas sangat berbeda dengan produksi. Tetapi produksi merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan hasil keluarnya. Produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan masukan).

Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber pertumbuhan utama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan unsur penting dalam menjaga kesinambung peningkatan produktivitas jang peningkatan produktivitas jangka panjang. Dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang sama, pertumbuhan output akan meningkat lebih cepat apabila kualitas dari kedua sumber daya tersebut meningkat. Walaupun secara teoritis faktor produksi dapat dirinci, pengukuran kontribusinya terhadap output dari suatu proses produksi sering dihadapkan pada berbagai kesulitan. Disamping itu, kedudukan manusia, baik sebagai tenaga kerja kasar, maupun sebagai manajer, dari suatu aktivitas produksi tentunya juga tidak sama dengan mesin atau alat produksi

(34)

lainnya. Seperti diketahui bahwa output dari setiap aktivitas ekonomi tergantung pada manusia yang melaksankan aktivitas tersebut, maka sumber daya manusia merupakan sumber daya utama dalam pelaksanaan akivitas perusahaan.

Sejalan dengan fenomena ini, konsep produktivitas yang dimaksud adalah produktivitas tenaga kerja. Tentu saja, produktivitas tenaga kerja ini dipengaruhi, dikondisikan atau bahkan ditentukan oleh ketersediaan faktor produksi komplementernya seperti alat dan mesin. Namun demikian konsep produktivitas adalah mengacu pada konsep produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) persatuan waktu. Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila (J. Ravianto, 1985)

1. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) turun, Output (O) tetap 2. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) turun, Output (O) naik 3. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) tetap Output (O) naik

4. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) naik, Output (O) naik tetapi jumlah kenaikan Output lebih besar dari pada kenaikan Input.

5. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) turun, Output (O) turun tetapi jumlah penurunan Input lebih kecil dari pada turunnya Output.

Konsep tersebut tentunya dapat dipakai didalam menghitung produktivitas disemua sektor kegiatan. Menurut Putti (1998) peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala maam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total.

(35)

Dewan Produktivitas Nasional Indonesia telah memutuskan definisi produktivitas secara lengkap yaitu sebagai berikut (Umar Husein, 2002):

a. Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

b. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan suber daya yang digunakan (input).

c. Produktivitas mempunyai dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Menurut L. Greenberg dalam Sinungan (2009), mendifinisikan produktivitas sebagai perandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu bagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil, perbedaan antara kumpulam jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum.

Kesimpulan dari uraian diatas bahwa Karyawan memegang peranan utama dalam proses peningktan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakikatnya merupakan hasil karya manusia. Produktivitas karyawan mengandung pengertian perbandingan hasil yang dicapai karyawan dengan jangka waktu tertentu.

2.3.1 Pengukuran Produktivitas

Untuk mengetahui poduktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu

(36)

dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem hasil fisik perorangan/perorang atau per jam kerja orang diterima secara luas. Dari sudut pengawasan harian. Pengukuran-pengukuran hasil pada umunya tidak memuaskan, dikarenakan:

1. Adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda

2. Setiap orang terspesialisasi pada bidangnya masing-masing, sehingga dalam memproduksi barang bisa jadi hanya bagian kecil dari suatu produk.

Metode pengukuran produk dikaitkan dengan banyaknya produk perjam, atau hari atau bulan/tahun. Pengeluaranya diubah kedalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang terpecaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar.

Menurut Henry Simamora (2004), faktor –faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketetapan waktu:

1. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan pertandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahaan.

2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

3. Ketetapan waktu merupakan tinggkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

(37)

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketetapan waktu diukur dari presepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai menjadi Output.

Produktivitas tenaga kerja adalah rasio jumlah output yang dihasilkan terhadap jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi output tersebut.

Produktivitas tenaga kerja digambarkan sebagai hubungan antara output industri dan waktu tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi output tersebut. Menurut Sinungan (2003), produktivitas tenaga kerja di pandang dari dua segi, yaitu:

1. Secara filosofi, Suatu pandangan bahwa kualitas kerja hari ini harus lebih baik dari kualitas kerja kemari, dengan kata lain, sikap mental harus selalu melakukan perbaikan dan peningkatan dalam berkerja dan dalam penghidupan pada umumnya.

2. Secara teknis, produktivitas kerja merupakan rasio antara keluaran (output) dan memasukan (input), dan secara matematis dapat di tulis sebagai

𝑃 =O I Dimana :

P = Produktivitas O = Produksi

I = Hari Bekerja (Bulan)

Input tenaga kerja yang digunakana dapat dinyatakan dalam total biaya tenaga kerja yang dikeluarkan perusahaan, jumlah tenaga kerja, total hari tenaga kerja (man- days), atau total jam tenaga kerja (man-hours). Output dapat dinyatakan dalam total pendapatan perusahaan, jumlah kontainer yang dikirim, daln lain-lain. Produktivitas tenaga kerja menunjukan kemampuan mengelola tenaga kerja agar mampu

(38)

memberikan hasil (output) kepada perusahaan. Kecenderungan peningkatan produktivitas tenaga kerja dari periode ke periode menunjukan pengelolaaan Input tenaga kerja telah berjalan dengan baik (Sinungan, 2003).

Pengukuran produktivitas kerja mempunyai peranan penting untuk mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan. Sehingga dapat diketahui sejauh mana produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan. Selain itu pengukuran produktivitas juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.

2.3.2. Manfaat Produktivitas

Setiap perusahaan sangat penting mengetahui tingkat produktivitas organisasi yang sedang dikelola, hal ini bertujuan agara dapat menyusun rencana perbaikan produktivitas setiap sumberdaya yang dimanfaatkan apada masa yang akan datang.

Menurut Sedamayanti (1996) peningkatan produktivitas tingkat individu adalah sebagai berikut:

1. Meningkatan pendapatan (income) dan jaminan sosial lainnya. Hal tersebut akan memperbesar kemampuan membeli suatu barang dan jasa ataupun keperluan hidup sehari-hari, sehingga hidup akan lebih sejahterah dan lebih baik. Serta meningkatkan pendapatan dapat disimpan nantinya agar bermanfaat untuk investasi dimasa yang akan datang.

2. Meningkatkan hasrat dan martabat serta pengakuan terhadap potensi yang dimiliki suatu individu.

3. Meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Manfaat mengukur produktivitas pada tingkat perusahaan atau organisasi

(39)

terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produk, yaitu dengan:

1. Pemberitahuan awal instalasi dan pelaksanaan suatu sistem pengukuran, maka akan meningkatkan kesadaran serta manfaat untuk karyawan pada tingkat dan rangkaian produktivitas

2. Diskusi tentang gambaran yang berasal dari metode relatif kasar atau dari data yang kurang memenuhi syarat serta memberikan dasar bagi yang menganalisis proses yang konstruktif atas produktif.

Manfaat lain yang diperloleh dalam mengukur produktivitas kerja karyawan yaitu telihat dalam penempatan perusahaan atau organisasi yang tetap seperti dalam menentukan target atau sasaran tujuan yang akan lebih nyata dan pertukaran informasi yang dilakukan antar pegawai dan manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan (Sedamayanti,1996).

2.3.3. Indikator produktivitas

Produktivitas merupakan suatu hasil dari proses kinerja karyawan yang dapat diketahui secara pasti. Indikator dari produktivitas kerja karyawan menurut Sinungan (2013) diantaranya yaitu :

1. Jumlah karyawan adalah jumlah tenaga kerja yang digunankan dalam suatu perusahaan dalam melakukan proses produksi. Jumlah produsksi yang diperoleh tenaga kerja untuk menunjukkan produktivitas kerja karyawan.

2. Jumlah hasil produksi adalah besarnya hasil produsksi yang akan dicapai dari setiap penggunaan tenga kerja untuk mencapai hasil produksi

3. Jumlah jam kerja per tenaga kerja adalah jumlah jam kerja yang dapat digunakan

(40)

oleh setiap tenaga kerja.

4. Moral kerja karyawan adalah semangat serta kemauan dari setiap tenaga kerja yang menjalankan pekerjaannya, sehingga mencerminkan sikap terhadap lingkungan kerjanya.

Hasil kerja sangat diperoleh oleh lamanya waktu bekerja dan lamanya waktu istirahat.Faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja karyawan meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketetapan waktu Simamora (2004). Dalam peneliti akan mengukur produktivitas kerja karyawan dengan menggunakan indikator ketetapan waktu. Untuk mengukur produktivitas kerja karyawan dapat digambarkan rumusan sebagai berkut.

Produktivitas Kerja = Hasil produksi Hari bekerja (bulan) Keterangan :

Hasil produksi = Hasil aktual produksi pada periode tertentu.

Hari bekerja = Kuantitas hari kerja yang dilewati tenaga kerja panen.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Peningkatan maupun penurunan produktivitas suatu usaha dipengaruhi oleh peningkatan maupun penurunan tenaga kerja lainnya. Salah satu tenaga kerja yang ada didalam perusahaan perkebunan kelapa sawit adalah tenaga kerja panen. Salah satu cara peningkatan kualitas sumberdaya manusianya, yaitu dengan memberdayakan SDM yang mempunyai kemampuan memadai dan menguasai bidang kerjanya.

(41)

Menurut Simanjuntak (1985) faktor yang berpengaruh pada produktivitas tenaga kerja adalah jumlah tanggungan keluarga, keterampilan, motivasi, gaji, insentif, iklim, manajemen dan sarana produksi. Secara perekonomian, produktivitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti umur, jumlah tanggungan keluarga, jumlah tanggungan, gaji, masa kerja.

Produktivitas pemanen kelapa sawit adalah kemampuan tenaga kerja dalam melakukan kegiatan panen, yaitu pemotongan tandan buah matang panen dan pengutipan brondolan, berbanding target panen yang diberikan oleh perusahaan.

Dari faktor-faktor yang telah disebutkan, diduga ada enam faktor yang memiliki pengaruh pada produktivitas tenaga kerja panen di perusahaan perkebunan kelapa sawit di PT. Sumbertama Nusapertiwi, yaitu :

2.4.1 Umur Tenaga Kerja Panen

Umur yang semakin tua cenderung akan semakin lambat dalam melakukan pekerjaan yang mengandalkan tenaga dan kondisi fisiknya. Kondisi fisik yang sangat dibutuhkan pada jenis pekerjaan yang banyak menggunakan tenaga, karena pemanen memerlukan tenaga yang cukup dan keadaan yang prima sehingga semakin bertambah umur petani maka kemampuan fisiknya semakin menurun, dan faktor umur yang diduga perpengaruh terhadap produktivitas.

Seperti yang ditunjukan oleh Hasanah (2011) merekomendasikan dampak umur kerja terhadap produktivitas kerja. Umur muda mencerminkan konstitusi yang solid sehingga dapat bekerja dengan cepat dengan tujuan bahwa hasil yang diciptakan juga kenaikan dan sakelar lebih lanjut. Usia secara signifikan mempenaruhi kapasitas

(42)

sebenarnya dari angkatan kerja.

Untuk memiliki pilihan bersaing dalam ranah pekerjaan, seperti yan ditunjukan oleh suyono (2013) rentan usian yan layak adalah 15-64 tahun atau umurnya disinggung sebaai tenaga kerja yang diandalkan untuk memiliki penguasaan dalam sesuatu yang penting untuk menciptakan hasil barang dagangan, manfaat yang membantu iklim atau individu itu sendiri. Pada kesempatan off bahwa usia seseorang berada di usia yang menguntungkan, pada saat itu efisiensi akan lebih menonjol dengan alasan bahwa pada tingkat usia yang menuntungkan maka tingkat inventif akan lebih tinggi.

2.4.2.Tingkat Pendidikan

Prestasi akademis yang telah dicapai oleh karyawan yang bersangkutan mengikuti jenjang pendidikan harus mendapatkan pertimbangan. Dengan mempertimbangkan faktor prestasi akademik, maka dapat ditetepakan dimana karyawan yang bersangkutan akan ditempatkan sesuai dengan prestasi akademisnya.

Pendidikan yang minim mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber alam yang tersedia. Hal ini diakibatkan pada setiap usaha penduduk yang hanya mampu menghasilkan pendapatan yang rendah.Rendahnya mutu SDM (pengetahuan dan keterampilan karyawan pemanen) karna kurangnya pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh. Lemahnya pendidikan karyawan pemanen dapat mengakibatkan kemiskinan.

Pendidikan tenaga kerja dalam suatu perusahaan dibagi dalam beberapa tingkat.

Menurut Idris (1986). Tingkat pendidikan adalah taraf kemampuan yag di tentukan

(43)

dari hasil belajar, saat masuk sekolah hingga akhir yang dicapai seseorang dengan mengabaikan waktu untuk jenjang pendidikannya. Hal ini hanya dilalui oleh individu yang mengikuti jalur pendidikan formal yaitu SD, SMP, SMA.semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga tingkat produktivitas atau kinerja seseorang tersebut.

2.4.3 Jumlah tanggungan

Semakin banyak jumlah tanggungan, maka semakin banyak tekanan bagi tenaga kerja untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Jumlah tanggungan yang semakin tinggi akan mendorong tenaga kerja bekerja lebih giat dan mendorong produktivitas kerjanya. Mengenai jumlah tanggungan adalah merupakan hal yang sangat penting.

Selain untuk kepentingan ketenagakerjaan juga sebagai bahan pertimbangan dalam penempatan karyawan. Jumlah tanggungan semakin banyak menekankan akan adanya lahan tanaman yang luas untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Jumlah tanggungan semakin tinggi dan rendahnya pendidikan disektor pertanian akan terlambat, hal ini mengakibatkan tabungan rendah, investasi pengembangan rendah, sulit memperoleh modal pinjaman.

2.4.4 Pengalaman Bekerja

Pengalaman bekerja pada pekerjaan yang sejenis yang telah dialami sebelumnya perlu mendapatkan pertimbangan dalam rangka penempatan karyawan tersebut. Hal tersebut berdasarkan pada kenyataan yang menunjukkan bahwa makin lama bekerja maka makin banyak pengalaman yang dimiliki oleh karyawan bersangkutan.

Banyaknya pengalaman bekerja memberikan kecenderunagn bahwa kartawan yang

(44)

bersangkutan memiliki keahlian dan pengalaman yang relatif tinggi.

Pengalaman seseorang dapat menunjukan sifatnya dalam bekerja, individu yang berpengalaman memliki kapasitas besar di berbagai bidang yang mereka lanjutkan. Pengalaman merupakan siklus pembelajaran dan peningkatan yang diharapkan dari bertindak sekolah formal maupun non-formal atau dapat diuraikan menjadi siklus untuk mendorong seseorang kecontoh perilaku tinggi. Pengalaman kerja dapat terlihat pada pemanen yang dapat bekerja di tempat sebelum. Bertambah banyak pengalaman yang dialami maka semakin siap dan berbakat untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. (Amron, 2009).

2.4.5 Premi

Menurut Wungu (2003), premi merupakan bayaran lebih yang diberikan perusahaan karena pegawai harus bekerja lebih keras untuk berbagai keadaan atau kondisi kerja yang kurang nyaman. Pegawai mendapat premi karena pegawai tersebut bekerja melebihi waktu kerja normal atau lembur, kerja saat hari libur, atau karena pretasi kerja dan produktivitas pegawai dalam bekerja. Selain itu menurut Ghani (2003), premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampaui batas ketentuan yang telah di tetapkan perusahaan.

2.4.6 Umur Tanaman

Menurut Risza (2009), produktivitas tanaman kelapa sawit sangat ditentukan oleh komposisi umur tanaman. Semakin luas perbandingan komposisi umur tanaman remaja dan tanaman tua, semakin rendah produktivitas perhektarnya. Komposisi umur tanaman ini berubah setiap tahunnya sehingga berpengaruh terhadap pencapain

(45)

produktivitas perhektar setiap tahunnya. Produksi TBS yan dihasilkanakan terus bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai produksi yang optimal pada saat tanaman berumur 9-14 tahun, dan setelah itu produksi TBS yan dihasilkan akan semakin menurun. Kebun Aa1 memiliki umur tanaman palin lama pada tahun 2004 dan yang palinn muda adalah 2009.

Harapan hidup tanaman mempengaruhi hasil yang akan diciptakan, dipeternakan, terutama kelapa sawit, semakin dibumbui beratnya produk alami yang dikirimkan dan siap untuk membangun efisiensi dan selanjutnya tanaman muda juga memiliki ciptaan yan bener-benar layak. Setiap pengumpulan memiliki harapan hidup alternatif dari tanaman kelapa sawit satu sama lain yang mengakui produktivitasnya dari yang lain. Umur tanaman berpengaruh pada hasil yang akan dihasilkan, pada perkebunan khususnya kelapa sawit semakin tua semakin berat buah yang dihasilkan dan mampu meningkatkan produktivitas, dan juga tanaman muda memiliki produksi yang cukup baik. Setiap tenaga kerja panen memiliki umur tanaman kelapa sawit yang berbeda satu antara dengan yang lainnya yang membedakan produktivitasnya dengan yang lain.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2012) yang berjudul

“faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemanen sawit pada PT. Bio Nusantara Teknologi, Bengkulu bertujuan untuk menghituung tingkat produktivitas tenaga kerja pemanen sawit dan juga menganalisa faktor-faktor yang

(46)

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemanen sawit. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis berganda linier berganda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah rata-rata produktivitas (premi produksi) tenaga pemanen sawit pada PT.Bio Nusantara adalah 130,314 kg/hari produktivitas pemanen berdasarkan umur tanaman yang dipanen, adalah 133,46 kg/hari. Produktivitas tenaga kerja pemanen dipengaruhi secara nyata adalah umur pemanen dan jumlah tanggungan.

Penelitian yang dilakukan Supriani (2017) dengan judul “ faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemanen sawit PT. Desaria Plantation Mining di Kecamatan Kinal Kabupaten Kaur. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung tingkat produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit di lokasi penelitian dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara senagaja (Purpose) dengan jumlah sampel tenaga kerja pemanen yang digunakan dalam penelitian adalah 34. Pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit periode 21 Maret – 21 April 2017 adalah 839,76 janjang/bulan. Pada penelitian ini faktor umur dan masa kerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas.

Penelitian yang di lakukan oleh Thamrin (2014) melakukan penelitian tentang tenaga kerja panen di PT. Eastern Sumatra Indonesia Kebun Bukit Mahadja Estate

(47)

dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja kaeryawan pemanen” penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pemanen dilokasi penelitian dilakukan.

Metode penarikan sampel meggunakan metode Proportionate stratified random sampling yaitu cara penarikan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata.

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan analisis Rank spearman dan koefisien determinan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan anatara motivasi kerja, disiplin kerja dan konpensasi terhadap produktivitas kerja karyawan pemanen.Kemudian berdasarkan hasil analisis koefisien determinan diperoleh faktor yang paling kuat hubungannya terhadap produktivitas kerja adalah faktor motivasi kerja.

Penelitian yang dilakukan Manarung (2012) yang berjudul “ faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen dan pemupuk di PTPN IV. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaiaman produktivitas tenaga kerja pemanen dan pemupuk dan juga untuk melihat pengaruh terhadap berbagai kondisi sosial ekonomi seperti pengalaman, umur, tingkat pendidikan, gaji terhadap produktivitas tenaga kerja pemanen dan pemupuk. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dengan kuisioner dan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS 17. Jumlah sampel yang turut serta adalah sebanyak 20 tenaga kerja panen dan 20 tenaga kerja pemupuk. Hasil dari penelitian ynag telah dilakukan adalah rata-rata ha adalah sebanyak 1.124 kh/ha dan tenaga kerja pemupuk rata-rata adalah sebanyak 1.124 kg.produktivitas tenaga kerja pemanen dan pemupuk dipengaruhi

(48)

secara nyata oleh gaji pokok.

Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto memakai metode Cobb Douglas untuk menguji pengaruh dan melihat produktivitas dan pola kegiatan panen dianalisis secara deskriptif dan kesamaan faktor-faktor sosial ekonomi seperti umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman bekerja. Penelitian yang berbeda didalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah tidak terdapat faktor insentif terhadap produktivitas tenaga kerja panen.

Peneliatian yang dilakukan oleh Simamora (2016) yang berjudul “Produktivitas Tenaga Kerja Pemanen di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Kebun Kelapa Sawit Rejosari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas dilokasi penelitian dilakukan.Jumlah responden penelitian ini berjumlah 54 orang yang ditentukan menggunakan metode sampel acak sistematik. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan b produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit pada tahun 2015 adalah 732,6 kg/hari. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap produktivias tenaga kerja pemanen kelapa sawit adalah gaji dan insentif, gizi dan kesehatan, pendidikan dan pelatihan.Sedangkan motivasi, umur, dan masa kerja tidak berpengaruh nyata.

2.6 Kerangka pemikiran

PT. Sumbertama Nusapertiwi merupakan suatu perusahaan perkebunan dimana faktor tenaga kerja sangat menentukan pencapaian tujuan perusahaan.Tenaga kerja

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa metode kecerdasan kinestetis dalam upaya perbaikan teknik pernapasan dan

Hubungan ini sejalan dengan pendapat Riduwan (2007) bahwa hubungan instrumen dengan data adalah sebagai jantungnya penelitian. Bahan ajar merupakan suatu perangkat pembelajaran

Pembimbing penulisan skripsi Saudara Rahman Jaya , Nim: 20600112101 , mahasiawa Jurusan Pendidikan Fisika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplementasi vitamin E (P3) selama 4 minggu menghasilkan berat lemak retroperitoneal yang lebih banyak (3,72±0,78 g) dibandingkan

Pada dasarnya pembelajaran IPS berupaya mengembangkan kesadaran siswa dalam berhubungan dengan orang lain disekitarnya. Siswa diharapkan mampu memahami kondisi sosial

Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner yang telah disebar terkait pengetahuan tentang plastik dikalangan siswa SMA Tegar Kelana Desa Suranadi menunjukan fakta-fakta yang

bersamaan. Sebagai contoh : anda dapat menunjukkan bahwa sesuatu adalah sejenis dengan mengumpulkan mereka bersama di bawah judul, menampilkan mereka dengan gaya

Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra [1].. Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) merupakan