PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK
BERBASIS AKTIVITAS
BAB 06
Riwayadi
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan proses pembebanan biaya produksi ke produk
2. Menjelaskan tiga metode pembebanan biaya produksi ke produk 3. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan harga pokok produk
berbasis volume (volume-based costing—VBC) dan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas (activity-based costing—ABC) 4. Menjelaskan kelemahan perhitungan harga pokok produk berbasis
volume
5. Menjelaskan keunggulan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas
6. Menjelaskan langkah-langkah pembebanan biaya overhead pabrik ke produk dalam penghitungan harga pokok produk berbasis
aktivitas
7. Menjelaskan sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu dan menjelaskan kelemahan sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional
8. Menyusun laporan laba rugi dengan pendekatan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas
1. Menjelaskan proses pembebanan biaya produksi ke produk
2. Menjelaskan tiga metode pembebanan biaya produksi ke produk 3. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan harga pokok produk berbasis volume (volume-based costing—VBC) dan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas (activity-based costing—ABC) 4. Menjelaskan kelemahan perhitungan harga pokok produk berbasis
volume
5. Menjelaskan keunggulan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas
6. Menjelaskan langkah-langkah pembebanan biaya overhead pabrik ke produk dalam penghitungan harga pokok produk berbasis
aktivitas
7. Menjelaskan sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu dan menjelaskan kelemahan sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional
8. Menyusun laporan laba rugi dengan pendekatan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas
3
PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI
KE PRODUK
Click icon to add picture
Tujuan 1 Proses
pembeban an biaya produksi ke produk.
• Perhitungan harga pokok produk
berbasis aktivitas disebut juga
dengan perhitungan harga pokok
produk tersaring (refined costing)
GAMBAR 6.1
Cakupan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume (VBC) dan Berbasis Aktivitas (ABC)
VBC
Tarif
Pabrik Pabrik
Tarif Departem
en Departemen Pemotongan Departemen
Perakitan
Departemen Penyelesaian ABC Tarif
Aktivitas Aktivita smengu kurbahan
Aktivitas memoto ng
bahan
Aktivita smengec ekkualitas kompon en
Aktivitas memindah kan
komponen ke
departeme n
berikutnya
Aktivita smerakit kompon en
Aktivita smengec ekkualitas rakitan
Aktivitas mengamp las
produk
Aktivita smengec atproduk
GAMBAR 6.2
Proses
Penyaringan Biaya untuk Perhitungan Tarif BOP Berbasis Aktivitas
BO
P Saringan I:
Pool Biaya—
Pabrik
Saringan II:
Pool Biaya—
Departemen Produksi Saringan III:
Pool Biaya
— Aktivitas
Tarif BOP
• Pool biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas adalah aktivitas.
• Pool biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas adalah aktivitas.
• Pool biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produk berbasis volume adalah pabrik atau departemen produksi.
• Pool biaya overhead pabrik dalam
perhitungan harga pokok produk
berbasis volume adalah pabrik
atau departemen produksi.
• Suatu proses meliputi beberapa aktivitas.
• Suatu proses meliputi beberapa aktivitas.
• Seberapa terperinci aktivitas yang akan dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan
manajemen.
• Seberapa terperinci aktivitas yang akan dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan
manajemen.
GAMBAR 6.3 Ide Dasar
Perhitungan Harga Pokok Produk
Berbasis Aktivitas
Pelanggan Produk
Aktivitas Sumber Daya
Biaya Sumber Daya
GAMBAR 6.4 Proses
Pembebanan Biaya Produksi dalam
Perhitungan Harga Pokok Berbasis
Aktivitas
Biaya Bahan
Baku Langsung
Biaya Bahan
Baku Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead
Pabrik Biaya Overhead
Pabrik
Produk Produk
Pool Biaya:
Aktivitas Pool Biaya:
Aktivitas
11
METODE PEMBEBANAN BIAYA
Click icon to add picture
Tujuan 2 Tiga
metode pembebana n biaya
produksi ke produk.
Tiga metode pembebanan biaya produksi
• Metode penelusuran langsung (direct tracing method)
• Metode penelusuran driver (driver tracing method)
• Metode alokasi (allocation method)
Tiga metode pembebanan biaya produksi
• Metode penelusuran langsung (direct tracing method)
• Metode penelusuran driver (driver tracing method)
• Metode alokasi (allocation
method)
Metode
Penelusura n Langsung
• Metode penelusuran langsung digunakan untuk membebankan biaya langsung. Contohnya gaji supervisor pada Pembangkit
Tenaga Listrik (PTL)
• Metode penelusuran langsung digunakan untuk membebankan biaya langsung. Contohnya gaji supervisor pada Pembangkit
Tenaga Listrik (PTL)
• Idealnya, semua biaya dibebankan ke
objek biaya dengan menggunakan metode penulusuran langsung karena
pembebanannya paling akurat. Namun, seringkali terlalu mahal untuk menjadikan semua biaya menjadi biaya langsung.
• Idealnya, semua biaya dibebankan ke
objek biaya dengan menggunakan metode penulusuran langsung karena
pembebanannya paling akurat. Namun,
seringkali terlalu mahal untuk menjadikan
semua biaya menjadi biaya langsung.
Metode Penelusu ran
Driver
Metode penelusuran driver
digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang
dikonsumsi secara bersama oleh
beberapa objek biaya, dan memiliki hubungan sebab akibat (causal
relationship). Pembebanan
biayanya menggunakan cost driver.
Metode penelusuran driver
digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang
dikonsumsi secara bersama oleh
beberapa objek biaya, dan memiliki hubungan sebab akibat (causal
relationship). Pembebanan
biayanya menggunakan cost driver.
• Driver sumber daya digunakan untuk
membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
• Driver sumber daya digunakan untuk
membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
• Driver aktivitas digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas ke produk.
• Driver aktivitas digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas ke produk.
• Driver lama digunakan apabila setiap aktivitas
yang dilakukan memerlukan waktu yang berbeda.
• Driver lama digunakan apabila setiap aktivitas
yang dilakukan memerlukan waktu yang berbeda.
• Driver transaksi digunakan apabila setiap aktivitas yang dilakukan waktunya sama.
• Driver transaksi digunakan apabila setiap
aktivitas yang dilakukan waktunya sama.
GAMBAR 6.5 Pembebanan Biaya dengan Menggunakan Metode
Penelusuran Driver
Beban Listrik Aktivitas
Pemrosesan Transaksi Kartu
Kredit
Kartu Kredit
Driver Sumber Daya:
Lama pemakaian komputer
Driver Aktivitas:
Jumlah transaksi
Aktivitas Driver Aktivitas Memindahkan bahan Jumlah perpindahan
Mengecek bahan Lama pengecekan; Jumlah pengecekan
Mengeset mesin Lama pengesetan; Jumlah pengesetan
Memotong (dengan
mesin) Jam mesin
Membeli bahan Jumlah pesanan pembelian
Metode
Alokasi • Metode ini digunakan untuk
membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi secara bersama oleh beberapa objek biaya, namun tidak ada hubungan sebab akibat.
• Metode ini digunakan untuk
membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi secara bersama oleh beberapa objek biaya, namun tidak ada hubungan sebab akibat.
Biaya yang terkait dengan aktivitas tingkat fasilitas (facility-level activity) dibebankan ke produk dengan metode ini, Misalnya, beban penyusutan gedung pabrik dengan metode garis lurus, beban pemeliharaan taman
pabrik, gaji manajer pabrik, gaji satpam
pabrik, dll.
• Pemilihan driver biayanya hanya
didasarkan pada kemudahannya saja (convenience) atau arbitrer atau
hubungan yang diasumsikan (assumed linkage).
• Pemilihan driver biayanya hanya
didasarkan pada kemudahannya saja (convenience) atau arbitrer atau
hubungan yang diasumsikan
(assumed linkage).
• Kebijakan terbaik dalam penentuan harga pokok produk adalah dengan membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke produk, yaitu biaya yang pembebanannya menggunakan metode penelusuran langsung dan penelusuran driver.
• Kebijakan terbaik dalam penentuan harga pokok produk adalah dengan membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke produk, yaitu biaya yang pembebanannya menggunakan metode penelusuran langsung dan penelusuran driver.
• Biaya yang pembebanannya menggunakan metode alokasi tidak dibebankan ke produk,
tetapi dibebankan langsung sebagai biaya periode berjalan (period cost) dalam laporan laba rugi.
• Biaya yang pembebanannya menggunakan metode alokasi tidak dibebankan ke produk,
tetapi dibebankan langsung sebagai biaya periode
berjalan (period cost) dalam laporan laba rugi.
21
PERBEDAAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS VOLUME DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS
Click icon to add picture
Tujuan 3 Perbedaan antara
perhitungan harga pokok produk
berbasis
volume dan berbasis
aktivitas
Perbedaan utamanya pada pembebanan BOP ke
produk karena BOP
merupakan biaya tidak langsung produk, yang
tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke
masing-masing produk yang dihasilkan.
Perbedaan utamanya pada pembebanan BOP ke
produk karena BOP
merupakan biaya tidak langsung produk, yang
tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke
masing-masing produk
yang dihasilkan.
GAMBAR 6.6 Pembebanan
Biaya Overhead ke Pabrik (sebagai Pool Biaya)
Pool Biaya Pool Biaya
Pabri k Pabri
k Beban Gaji
Beban Listrik Beban
Perlengkapan Beban
Penyusutan
Beban Asuransi Beban Bahan Bakar
dan lain sebagainya Beban Gaji Beban Listrik Beban
Perlengkapan Beban
Penyusutan
Beban Asuransi Beban Bahan Bakar
dan lain sebagainya
GAMBAR 6.7 Proses
pembebanan Biaya
Overhead dengan
Menggunakan Tarif Pabrik (Plant-Wide Rate)
Biaya Overhead Pabrik
Pool Biaya—
Pabrik
Produk
Dibebankan dengan Metode
Penelusuran Langsung
Dibebankan dengan menggunakan Driver Berbasis Unit
Produk
A Produk B
BBBL BTKL
BOP Dibebankan:
(Kap. Ssg. X Tarif BOP)
Rp xx xx xx
Rp xx xx xx
Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx
Tabel 6.1
Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan
Menggunakan Tarif Pabrik
GAMBAR 6.8 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke
Departemen Produksi
(sebagai pool biaya)
Beban Gaji, Beban Listrik,
Beban Perlengkapan,
Beban Penyusutan, Beban Asuransi,
Beban Bahan Bakar,
dan lain sebagainya.
Beban Gaji, Beban Listrik,
Beban Perlengkapan,
Beban Penyusutan, Beban Asuransi,
Beban Bahan Bakar,
dan lain sebagainya.
Departemen Produksi I Departemen
Produksi I Departemen Produksi II Departemen
Produksi II Departemen Produksi III Departemen
Produksi III Pabrik
GAMBAR 6.9 Proses
pembebanan Biaya Overhead dengan
Menggunakan Tarif
Departemen
Biaya Overhead Biaya Overhead
Pool Biaya:
Departemen I Pool Biaya:
Departemen I Pool Biaya:
Departemen II Pool Biaya:
Departemen II
Produk Produk
Driver Berbasis Unit
Metode Penelusuran Langsung
Metode Penelusuran Driver
Metode Alokasi
Produk
A Produk B
BBBL
BTKL BOP Dibebankan:
Dept. Produksi I:
(Kap. Ssg. X Tarif BOP Dept. I) Dept. Produksi II:
(Kap. Ssg. X Tarif BOP Dept.
II)
Dept. Produksi III:
(Kap. Ssg. X Tarif BOP Dept.
III)
Rp xx xx
xx xx xx
Rp xx xx
xx xx xx
Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx
Tabel 6.2
Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Menggunakan Tarif Departemen
GAMBAR 6.10
Proses Pembebanan Biaya Overhead
Pabrik pada
Perhitungan Harga Pokok Produk
Berbasis Aktivitas
Biaya Overhead Pabrik
Aktivitas
Produk
Metode Penelusuran Langsung Metode Penelusuran Driver Sumber Daya
Metode Penelusuran Driver Aktivitas Berbasis Unit dan Non-unit
Produ
k A Produ k B
Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung BOP Dibebankan:
Pool Biaya I:
(Tarif Pool Biaya I x Kap. Ssg Driver Biaya Pool I)
Pool Biaya II:
(Tarif Pool Biaya II x Kap. Ssg Driver Biaya Pool II)
Pool Biaya III:
(Tarif Pool Biaya III x Kap. Ssg Driver Biaya Pool III)
Pool Biaya IV:
(Tarif Pool Biaya IV x Kap. Ssg Driver Biaya Pool IV)
Pool Biaya V:
(Tarif Pool Biaya V x Kap. Ssg Driver Biaya Pool V)
Rp xx xx
xx xx xx xx xx
Rp xx xx
xx xx xx xx xx
Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx
Tabel 6.3
Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Menggunakan Tarif Aktivitas
TABEL 6.4
Perbedaan antara Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume dan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas
Perhitungan HP Produk Berbasis
Aktivitas
Perhitungan HP Produk Berbasis
Volume
Fokus Proses Unit-unit dalam organisasi
Pool biaya
overhead Aktivitas Departemen produksi
Metode
pembebanan biaya
Menekankan pada
penelusuran driver (Driver Tracing)
Menekankan pada alokasi
Driver biaya yang digunakan untuk pembebanan biaya ke masing- masing produk
Driver berbasis unit dan
non-unit Driver berbasis unit
Informasi biaya Biaya aktivitas, seperti biaya pengecekan,
pengesetan, pemindahan, pembelian, dsb.
Biaya sumber daya,
seperti beban gaji, listrik, penyusutan, bahan bakar, dsb.
Manajemen biaya Efisiensi biaya dilakukan dengan mengelola
aktivitas dengan cara mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai
tambah.
Efisiensi biaya dilakukan dengan mengelola biaya sumber daya, seperti mengefisiensikan beban gaji, listrik, bahan bakar, dsb.
32
KELEMAHAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK
BERBASIS VOLUME
Click icon to add picture
Tujuan 4 Kelemahan perhitunga n harga pokok produk berbasis volume.
• Pembebanan biaya overhead pabrik
dengan hanya menggunakan driver unit dapat mengakibatkan perhitungan harga pokok produk terlalu tinggi (overcosting) atau terlalu rendah (under costing).
• Pembebanan biaya overhead pabrik
dengan hanya menggunakan driver unit
dapat mengakibatkan perhitungan harga
pokok produk terlalu tinggi (overcosting)
atau terlalu rendah (under costing).
Contoh 3 – PT Keripik Buah Malang
Keripik
Apel Keripik
Nangka Keripik Nanas B. bahan baku
langsung Rp100.000.0
00 Rp36.000.000 Rp36.000.00 0 B. tenaga kerja
langsung Rp60.000.00
0 Rp42.000.000 Rp8.000.000 Biaya Overhead
Pabrik*)
Biaya penyusutan dan pemeliharaan mesin
= 50.000 × 1,2 x Rp1.000
= 30.000 × 1 x Rp1.000
= 20.000 × 0,5 x Rp1.000
Rp60.000.00
0 Rp30.000.000 Rp10.000.00 0
Biaya penerimaan
= 40 × Rp200.000
= 60 × Rp200.000
= 150 × Rp200.000
Rp8.000.000 Rp12.000.000 Rp30.000.00 0
a. Perhitungan Harga Pokok Produk
Berbasis Aktivitas
Keripik
Apel Keripik
Nangka Keripik Nanas Biaya Rekayasa
Teknis
= 20 × Rp500.000
= 5 × Rp500.000
= 25 × Rp500.000
Rp10.000.00
0 Rp2.500.000 Rp12.500.00 0
Biaya pengesetan mesin
= 5 × Rp125.000
= 10 × Rp125.000
= 25 × Rp125.000
Rp625.000 Rp1.250.000 Rp3.125.000
Biaya pengecekan
= 4 × Rp1.000.000
= 2 × Rp1.000.000
= 14 × Rp1.000.000
Rp4.000.000 Rp2.000.000 Rp14.000.00 0 Total biaya produksi Rp242.625.0
00 Rp125.750.00
0 Rp113.625.0 00 Jumlah produksi 50.000
bungkus 30.000
bungkus 20.000 bungkus Harga pokok per
bungkus Rp4.853,50 Rp4.191,67 Rp5.681,25
Keripik Apel Keripik Nangka KeripikNanas B. bahan baku langsung Rp100.000.000 Rp36.000.000 Rp36.000.000 B. tenaga kerja langsung Rp60.000.000 Rp42.000.000 Rp8.000.000 Biaya Overhead Pabrik*)
50.000 × 1,2 × Rp2.000 30.000 × 1 × Rp2.000 20.000 × 0,5 × Rp2.000
Rp120.000.000 Rp60.000.000 Rp20.000.000
Total biaya produksi Rp280.000.000 Rp138.000.000 Rp64.000.000 Jumlah produksi 50.000 bungkus 30.000 bungkus 20.000 bungkus Harga pokok per bungkus Rp5.600 Rp4.600 Rp3.200
b. Perhitungan Harga Pokok Produk
Berbasis Volume
c. Harga pokok Keripik Apel dan Keripik Nangka terlalu tinggi
(overcosting) sedangkan harga pokok Keripik Nanas terlalu
rendah (undercosting)
38
KEUNGGULAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK
BERBASIS AKTIVITAS
Tujuan 5 Keunggulan perhitunga n harga pokok produk berbasis aktivitas.
1. Perhitungan harga pokok produk menjadi cukup akurat. Hal ini
akan meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan daya saing suatu produk.
2. Memudahkan dalam melakukan efisiensi biaya dengan cara
mengidentifikasi dan
mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah. Ini juga akan meningkatkan daya saing suatu produk.
1. Perhitungan harga pokok produk menjadi cukup akurat. Hal ini
akan meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan daya saing suatu produk.
2. Memudahkan dalam melakukan efisiensi biaya dengan cara
mengidentifikasi dan
mengeliminasi aktivitas yang
tidak bernilai tambah. Ini juga
akan meningkatkan daya saing
suatu produk.
40
LANGKAH-LANGKAH PEMBEBANAN BOP KE PRODUK DALAM
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS
Click icon to add picture
Tujuan 6 Langkah- langkah pembebana n biaya overhead pabrik ke produk dalam
perhitungan harga
pokok produk berbasis aktivitas.
1. Mengidentifikasi aktivitas dan driver aktivitas.
2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas, biaya sumber daya, dan driver sumber daya untuk biaya tidak langsung dari suatu aktivitas.
3. Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan driver sumber daya.
4. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
5. Membebankan biaya aktivitas pendukung (secondary activities) ke aktivitas utama (primary activities).
6. Mengklasifikasikan aktivitas yang ada.
7. Menghitung tarif aktivitas.
8. Membebankan biaya aktivitas ke produk.
1. Mengidentifikasi aktivitas dan driver aktivitas.
2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas, biaya sumber daya, dan driver sumber daya untuk biaya tidak langsung dari suatu aktivitas.
3. Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan driver sumber daya.
4. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
5. Membebankan biaya aktivitas pendukung (secondary activities) ke aktivitas utama (primary activities).
6. Mengklasifikasikan aktivitas yang ada.
7. Menghitung tarif aktivitas.
8. Membebankan biaya aktivitas ke produk.
TABEL 6.5
Perbedaan Langkah-Langkah Pembebanan BOP dalam Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas dengan Perhitungan HP Produk Berbasis Volume
Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas
Perhitungan HP Produk Berbasis Volume
1. Mengidentifikasi aktivitas dan
driver aktivitas. 1. Mengidentifikasi departemen produksi dan departemen jasa, serta driver biaya untuk setiap departemen .
2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas, biaya sumber daya, dan driver sumber daya untuk biaya tidak langsung aktivitas.
2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap departemen, biaya sumber daya, dan driver biaya untuk biaya tidak langsung
departemen.
3. Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan driver
sumber daya.
3. Mengumpulkan data kapasitas driver biaya untuk setiap
departemen dan biaya tidak langsung.
4. Membebankan biaya sumber
daya ke aktivitas. 4. Membebankan biaya sumber daya ke departemen produksi dan departemen jasa.
Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas
Perhitungan HP Produk Berbasis Volume
5. Membebankan biaya aktivitas pendukung (secondary
activities) ke aktivitas utama (primary activities).
5. Mengalokasikan biaya
departemen jasa ke departemen produksi.
6. Mengklasifikasikan aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas dan driver aktivitas
6. Menghitung tarif departemen produksi.
7. Menghitung tarif aktivitas. 7. Membebankan biaya
departemen produksi ke produk.
8. Membebankan biaya aktivitas ke produk.
Langkah 1: Identifikasi Aktivitas
• Aktivitas menunjukkan tindakan atau kerja yang dilaksanakan.
• Seberapa terperinci aktivitas yang harus dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan manajemen.
• Yang melakukan aktivitas tidak hanya orang tetapi dapat juga peralatan
• Setelah aktivitas diidentifikasi, maka aktivitas
tersebut didokumentasikan dalam daftar aktivitas (activity dictionary).
• Aktivitas menunjukkan tindakan atau kerja yang dilaksanakan.
• Seberapa terperinci aktivitas yang harus dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan manajemen.
• Yang melakukan aktivitas tidak hanya orang tetapi dapat juga peralatan
• Setelah aktivitas diidentifikasi, maka aktivitas
tersebut didokumentasikan dalam daftar aktivitas
(activity dictionary).
• Aktivitas utama (primary activity)
Aktivitas yang dikonsumsi langsung oleh produk akhir.
• Aktivitas pendukung (secondary activity) Aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas
lainnya. Biaya aktivitas pendukung harus didistribusikan ke aktivitas lainnya yang menikmati jasa aktivitas pendukung
tersebut.
• Aktivitas utama (primary activity)
Aktivitas yang dikonsumsi langsung oleh produk akhir.
• Aktivitas pendukung (secondary activity) Aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas
lainnya. Biaya aktivitas pendukung harus didistribusikan ke aktivitas lainnya yang menikmati jasa aktivitas pendukung
tersebut.
Tipe Aktivitas
GAMBAR 6.11 Hierarki Kerja di Departemen Kartu Kredit PT Bank Citra
Indonesia
Mesin ATM
Produk Lainnya
Manajer Kartu Kredit Karyawan
Kartu Kredit
Kartu Kredit
Aktivitasnya adalah mengoordinasi dan
mengawasi karyawannya.
Aktivitasnya adalah mengoordinasi dan
mengawasi karyawannya.
Melakukan tiga aktivitas, yaitu:
1. memproses transaksi kartu kredit,
2. membuat tagihan kartu kredit,
3. menangani pengaduan nasabah.
Melakukan tiga aktivitas, yaitu:
1. memproses transaksi kartu kredit,
2. membuat tagihan kartu kredit,
3. menangani pengaduan nasabah.
Menyediakan jasa ATM.
Menyediakan jasa ATM.
Ada tiga jenis kartu kredit, yaitu Platinum, Gold, dan Classic.
Ada tiga jenis kartu kredit, yaitu Platinum, Gold, dan Classic.
TABEL 6.6
Format Daftar Aktivitas pada PT Bank Citra Indonesia
Nama
Aktivitas Penjelasan Aktivitas Tipe Aktivitas Objek Biaya Menyupervisi
karyawan Mengoordinasi dan
mengawasi karyawan Aktivitas
pendukung Aktivitas lainnya Memproses
transaksi kartu kredit
Mengentri transaksi ke komputer
Aktivitas utama Kartu kredit
Membuat
tagihan kartu kredit
Mencetak faktur tagihan kartu kredit
Aktivitas utama Kartu kredit
Menangani pengaduan nasabah
Menjawab telepon dan menjelaskan kepada nasabah
Aktivitas utama Kartu kredit
Menyediakan
jasa ATM Menarik uang tunai menggunakan kartu kredit dan membayar tagihan kartu kredit
Aktivitas utama Kartu kredit
Aktivitas Driver Biaya Menyupervisi karyawan Bobot kerja
karyawan Memroses transaksi
kartu kredit Jumlah transaksi teller
Membuat tagihan kartu
kredit Jumlah laporan
Menangani pengaduan
nasabah Jumlah pengaduan
Menyediakan jasa ATM Jumlah transaksi
ATM
Langkah 2: Identifikasi Sumber Daya, Biaya Sumber
Daya, dan Driver Biaya Sumber Daya
Sumber Daya Item Biaya Besarnya Biaya Manajer kartu kredit Biaya Gaji Rp5.000.000 per
bulan
Karyawan kartu kredit Biaya Gaji Rp1.000.000 per bulan per orang
Komputer Biaya
Penyusutan Rp2.000.000 per tahun
Telepon Biaya Telepon Rp500.000 per tahun Perlengkapan untuk
supervisi Biaya
Perlengkapan Rp200.000 per tahun Perlengkapan untuk
proses transaksi Biaya
Perlengkapan Rp600.000 per tahun Perlengkapan untuk
penagihan Biaya
Perlengkapan Rp400.000 per tahun Perlengkapan untuk
penanganan pengaduan Biaya
Perlengkapan
Rp300.000 per tahun
• Gaji manajer Rp 60.000.000
• Gaji karyawan 36.000.000
• Biaya penyusutan komputer 8.000.000
• Biaya telepon 500.000
• Biaya supplies 1.500.000
• Total Rp 106.000.000
Biaya
Sumber Daya Klasifikasi
Biaya Driver
Sumber Daya
Gaji manajer Biaya langsung
aktivitas -
Gaji
karyawan Biaya tidak
langsung aktivitas Jam kerja karyawan Biaya
penyusutan komputer
Biaya tidak
langsung aktivitas Jam kerja karyawan Biaya
supplies Biaya langsung aktivitas
-
Langkah 3: Mengumpulkan Data Kapasitas Driver Biaya
Aktivitas Jam Kerja Karyawan Memproses transaksi kartu
kredit 50.000 jam
Membuat tagihan kartu
kredit 30.000 jam
Menangani pengaduan
nasabah 20.000 jam
Data Konsumsi Driver Sumber
Daya
Platinu
m Gold Classic Kartu kredit
diterbitkan 5.000 20.000 50.000 Jumlah
transaksi 20.000 30.000 50.000 Jumlah tagihan 500 1.500 3.000 Jumlah
pengaduan
nasabah 100 300 600
Data Konsumsi Driver
Aktivitas
Langkah 4: Pembebanan Biaya Sumber Daya Ke Aktivitas
• Biaya langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas menggunakan metode
penelusuran langsung
• Biaya tidak langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas menggunakan metode
penelusuran driver dan metode alokasi
Biaya Sumber
Daya Supervi
si Pemroses an
Buat
laporan Jawab
komplain Total
Gaji manajer Gaji karyawan Penyusutan komputer
Biaya telepon B. supplies
60.000 2.000 200
18.000 3.000 600
10.800 1.800 400
7.200 1.200 500 300
60.000 36.000 8.000 500 1.500 Total 62.200 21.600 13.000 9.200 106.000
Dalam ribuan rupiah Tabel 6.7
Pembebanan Biaya Sumber Daya Ke Aktivitas
GAMBAR 6.12
Pembebanan Kembali Biaya yang Terdapat di Buku Besar ke Aktivitas di Departemen Kartu Kredit
Perhitungan Harga Pokok
Berbasis Volume Perhitungan Harga Pokok Berbasis Aktivitas
Gaji manajer Rp
60.000.000 Supervisi karyawan Rp62.200.00 0
Gaji karyawan Rp
36.000.000 Pemrosesan transaksi Rp21.600.00 0 Beban penyusutan
komputer Rp
8.000.000 Pembuatan tagihan Rp13.000.00 0 Beban telepon Rp 500.000 Penanganan pengaduan
nasabah Rp
9.200.000 Beban perlengkapan Rp1.500.000
Total Rp106.000.0
00 Total Rp106.000.0
00 Apa yang Dibelanjakan Bagaimana Dibelanjakan
Langkah 5: Pembebanan Biaya Aktivitas
Pendukung
• Mempros transaksi:
50% x Rp 62.200.000 Rp31.100.000
• Membuat tagihan:
30% x Rp 62.200.000 Rp18.660.000
• Menjawab komplain:
20% x Rp 62.200.000 Rp12.440.000
Total Rp62.200.000
Total biaya aktivitas utama setelah pembebanan biaya aktivitas pendukung
• Mempros transaksi:
21.600.000 + 31.100.000 Rp52.700.000
• Membuat tagihan:
13.000.000 + 18.660.000 Rp31.660.000
• Menjawab komplain:
9.200.000 + 12.440.000 Rp21.640.000
Total Rp106.000.000
Langkah 6: Pengklasifikasian Aktivitas
1. Aktivitas tingkat unit (unit-level activities)
2. Aktivitas tingkat batch (batch level- activities)
3. Aktivitas tingkat produk (product-level activities)
4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility-level
activities)
Gambar 6.13 Tingkat Aktivitas, Contoh Biayanya, dan Driver Aktivitasnya
Tingkat Aktivitas Tingkat Aktivitas Aktivitas Tingkat
Unit
Aktivitas Tingkat Unit
Aktivitas Tingkat Batch
Aktivitas Tingkat Batch
Contoh Biaya Contoh Biaya
• Biaya pengecekan produk untuk setiap unit yang dihasilkan
• Biaya pengecekan produk untuk setiap unit yang dihasilkan
• Biaya pengesetan mesin
• Biaya pengecekan sampel
• Biaya pembelian
• Biaya pengesetan mesin
• Biaya pengecekan sampel
• Biaya pembelian
Driver Aktivitas
Driver Aktivitas
• Unit yang dihasilkan
• Unit yang dihasilkan
• Jumlah pengesetan
• Jumlah pengecekan
• Jumlah pesanan pembelian
• Jumlah pengesetan
• Jumlah pengecekan
• Jumlah pesanan pembelian
Aktivitas Tingkat Produk
Aktivitas Tingkat Produk
Aktivitas Tingkat Fasilitas
Aktivitas Tingkat Fasilitas
• Biaya pesanan
perubahan rekayasa
• Biaya desain produk
• Promosi produk
• Biaya pesanan
perubahan rekayasa
• Biaya desain produk
• Promosi produk
• Beban penyusutan bangunan pabrik
• Gaji manajer pabrik
• Pajak bumi dan bangunan
• Beban penyusutan bangunan pabrik
• Gaji manajer pabrik
• Pajak bumi dan bangunan
• Jumlah perubahan rekayasa teknik
• Lama waktu
mendesain produk
• Jumlah ragam produk yang dihasilkan
• Jumlah perubahan rekayasa teknik
• Lama waktu
mendesain produk
• Jumlah ragam produk yang dihasilkan
Menggunakan driver yang arbitrer
(arbitrary basis) Menggunakan driver
yang arbitrer (arbitrary basis)
Langkah 7: Menghitung Tarif Aktivitas
Aktivitas Biaya
Aktivitas Kapasitas Driver Aktivitas
Tarif Aktivitas Pemrosesan
transaksi kartu kredit
Rp52.700.0
00 100.000
transaksi teller Rp527 per transaksi teller Pembuatan
tagihan
kartu kredit
Rp31.660.0
00 5.000 tagihan
nasabah Rp6.332 per tagihan nasabah Penanganan
pengaduan nasabah
Rp21.640.0
00 1.000 pengaduan
nasabah Rp21.640 per pengaduan nasabah Penyediaan
mesin ATM Rp10.000.0
00 50.000 transaksi
ATM Rp200 per
transaksi nasabah
Aktivitas Platinum Gold Classic Pemrosesan transaksi teller:
20.000 × Rp527 30.000 × Rp527 50.000 × Rp527
Pembuatan tagihan nasabah:
500 × Rp6.332 1.500 × Rp6.332 3.000 × Rp6.332
Penanganan pengaduan nasabah:
100 × Rp21.640 300 × Rp21.640 600 × Rp21.640 Penyediaan ATM 1.000 × Rp200 14.000 × Rp200 35.000 × Rp200
Rp10.540.00 0
Rp3.166.000
Rp2.164.000
Rp200.000
Rp15.810.00 0
Rp9.498.000
Rp6.492.000
Rp2.800.000
Rp26.350.00 0
Rp18.996.00 0
Rp12.984.00 0
Rp7.000.000
Total Rp16.070.00
0 Rp34.600.00
0 Rp65.330.00 0 Jumlah kartu kredit
diterbitkan 5.000 20.000 50.000
Biaya kartu kredit per unit Rp3.214 Rp1.730 Rp1.306,6
Langkah 8: Pembebanan Biaya Aktivitas ke
Produk
Contoh Soal – PT Batam Electronic
Part 100 Part 200 Total
Produksi 5.000 unit 20.000 unit 25.000 unit Biaya bahan baku langsung Rp10.000.0
00 Rp40.000.0
00 Rp50.000.0 00 Biaya tenaga kerja
langsung Rp8.000.00
0 Rp22.000.0
00 Rp30.000.0 00
Jumlah pengesetan mesin 100 400 500
Jumlah pengecekan 300 700 1.000
Jumlah pesanan pembelian
bahan 50 150 200
Jam mesin (JM) 5.000 20.000 25.000
Perubahan rekayasa 100 300 400
Jumlah unit produk cacat 60 40 100
Biaya overhead:
• Biaya pengesetan mesin Rp2.000.000
• Biaya pengecekan Rp8.000.000
• Biaya pembelian Rp7.000.000
• Biaya pemeliharaan mesin Rp3.000.000
• Biaya rekayasa Rp5.000.000
• Biaya perbaikan produk cacat Rp11.000.000
• Biaya penyusutan bangunan pabrik
Rp4.000.000Total Rp40.000.000
Aktivitas tingkat unit
• Biaya pemeliharaan mesin Rp3.000.000
• Biaya perbaikan produk cacatRp11.000.000 Aktivitas tingkat batch
• Biaya pengesetan mesin Rp2.000.000
• Biaya pengecekan Rp8.000.000
• Biaya pembelian Rp7.000.000 Aktivitas tingkat produk
• Biaya rekayasa Rp5.000.000 Aktivitas tingkat fasilitas
• Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp4.000.000
a. Klasifikasi BOP Berdasarkan Tingkat
Aktivitas
Keterangan Total Biaya
(Rp)
Total Kapasitas
Driver Aktivitas
Tarif Aktivitas
(Rp) Biaya Tingkat Unit
Biaya Pemeliharaan Mesin
Biaya perbaikan produk cacat
3.000.000 11.000.00 0
25.000 JM
100 unit 120
110.000 Biaya Tingkat Batch
Biaya pemrograman mesin
Biaya pengecekan
Biaya pembelian
2.000.000 8.000.000 7.000.000
500 pemrograman
1.000 pengecekan
200 order
4.000 8.000 35.000
Biaya Tingkat Produk
Biaya rekayasa 5.000.000 400 perubahan 12.500 Biaya Tingkat Fasilitas
Biaya penyusutan
bangunan pabrik 4.000.000 25.000 JM* 160
Total 40.000.00
0
b. Perhitungan Tarif BOP
c. Perhitungan Harga Pokok Produk
Part 100 Part 200
1. Biaya bahan baku langsung Rp10.000.000 Rp40.000.000 1. Biaya tenaga kerja langsung 8.000.000 22.000.000 1. Biaya overhead:
Biaya tingkat unit:
Biaya pemeliharaan mesin:
5.000 × Rp120; 20.000 × Rp120 Biaya perbaikan produk cacat:
60 × Rp110.000; 40 × Rp110.000
600.000 6.600.000
2.400.000 4.400.000 Biaya tingkat batch:
Biaya pengesetan mesin:
100 × Rp4.000; 400 × Rp4.000 Biaya pengecekan:
300 × Rp8.000; 700 × Rp8.000 Biaya pembelian:
50 × Rp35.000; 150 × Rp35.000
400.000 2.400.000 1.750.000
1.600.000 5.600.000 5.250.000 Biaya tingkat produk
Biaya rekayasa:
100 × Rp12.500; 300 × Rp12.500 1.250.000 3.750.000 Biaya tingkat fasilitas
Biaya penyusutan bangunan pabrik:
5.000 × Rp160; 20.000 × Rp160 800.000 3.200.000
Total Rp 31.800.000 Rp88.200.000
Jumlah produksi 5.000 unit 25.000 unit
Harga Pokok Per Unit Rp 6.360 Rp 4.410
GAMBAR 6.14 Proses Pembebana n BOP ke Produk BIAYA OVERHEAD
PABRIK
1. Mengeset mesin
2. Mengecek bahan baku 3. Membeli bahan baku
4. Melakukan pemeliharaan mesin
5. Melakukan rekayasa
6. Memperbaiki produk cacat 7. Penyusutan bangunan pabrik
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tingkat Aktivitas Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tingkat Aktivitas
Biaya Tingkat Unit
• Biaya
pemeliharaan mesin
• Biaya
memperbaiki produk cacat Biaya Tingkat Unit
• Biaya
pemeliharaan mesin
• Biaya
memperbaiki produk cacat
Biaya Tingkat Batch
• Biaya
pengesetan mesin
• Biaya
pengecekan bahan baku
• Biaya
pembelian
• bahan baku Biaya Tingkat Batch
• Biaya
pengesetan mesin
• Biaya
pengecekan bahan baku
• Biaya
pembelian
• bahan baku
Biaya Tingkat Produk
• Biaya rekayasa Biaya Tingkat Produk
• Biaya rekayasa
Biaya Tingkat Fasilitas
• Beban
penyusutan bangunan pabrik
Biaya Tingkat Fasilitas
• Beban
penyusutan bangunan pabrik
Part 100
Part 100 Part 200Part 200
70
SISTEM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS
AKTIVITAS YANG DI-DRIVE WAKTU
Click icon to add picture
• Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional
(traditional activity- based costing) mengasumsikan bahwa sumber
daya digunakan dengan kapasitas penuh (full capacity) dan tidak
memperhitungkan waktu yang
tidak terpakai (idle time). Akibatnya tarif aktivitasnya terlalu tinggi dan pembebanan biaya aktivitas ke
produk juga terlalu tinggi.
Tujuan 7 Sistem
perhitungan HPP
berbasis aktivitas yang di-
drive waktu dan
menjelaskan kelemahan sistem
perhitungan HPP
berbasis aktivitas tradisional.
• Gaji 3 orang karyawan Dept. Kartu Kredit Rp36.000.000 per tahun dan karyawan
melaporkan bahwa 50% dari waktunya untuk memproses transaksi kartu kredit, 30% untuk membuat tagihan kartu kredit, dan 20% untuk menangani pengaduan nasabah.
Pembebanan beban gaji ke setiap aktivitas sbb.:
Memproses transaksi: 50% x Rp36.000.000 Rp18.000.000
Membuat tagihan: 30% x Rp36.000.000 Rp10.800.000
Menangani pengaduan nasabah:
20% x Rp36.000.000 Rp7.200.000
Total
Rp36.000.000
Tarif aktivitas dihitung sbb.:
Aktivitas Total Biaya Konsumsi
Aktivitas Tarif Aktivitas Memproses transaksi
kartu kredit Rp18.000.0
00 100.000
transaksi Rp180 per transaksi Membuat tagihan
kartu kredit Rp10.800.0
00 3.000
tagihan Rp 3.600 per tagihan
Menangani
pengaduan nasabah Rp
7.200.000 1.000
pengaduan Rp7.200 per pengaduan
Total Rp36.000.00
0
Langkah pembebanan biaya sumber daya ke aktivitas pada perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang dii-drive waktu:
• Mengestimasi biaya sumber daya per menit
• Mengestimasi lamanya waktu untuk melaksanakan setiap jenis aktvitas
• Menghitung tarif aktivitas
Mengestimasi Biaya Sumber Daya Per Menit
• Estimasi dilakukan dengan cara mengestimasi kapasitas praktis dari sumber daya yang
digunakan dalam bentuk persentase dari kapasitas teoretis
• Umumnya, kapasitas praktis 85 persen
digunakan untuk mesin dimana 15 persennya digunakan untuk pemeliharaan, reparasi, dan fluktuasi penjadwalan produksi). Sementara, kapasitas praktis 80 persen untuk karyawan
dimana 20 persennya digunakan untuk istirahat,
datang, pulang, komunikasi, dan pelatihan
• Jika karyawan bekerja 8 jam per hari dan 22 hari per bulan, kapasitas teoretis
karyawan (sumber daya) per tahun adalah 8 jam × 22 hari × 12 bulan × 60 menit = 126.720 menit per karyawan atau 380.160 menit untuk 3 orang karyawan.
• Kapasitas praktisnya diperkirakan sebesar 304.128 menit (80% × 380.160 menit)
dan digenapkan menjadi 304.000 menit.
Berdasarkan kapasitas praktis ini, beban gaji karyawan per menit adalah
Rp36.000.000/304.000 = Rp118,42.
Mengestimasi Lamanya Waktu Untuk Melaksanakan Setiap
Aktivitas • Lamanya waktu yang diperlukan untuk setiap jenis aktivitas dapat diperoleh dari interviu dengan karyawan atau observasi langsung
• Misalkan lamanya waktu karyawan untuk aktivitas memproses transaksi kartu kredit adalah 1 menit, aktivitas membuat tagihan kartu kredit 15 menit dan aktivitas
menangani pengaduan nasabah 50 menit
Menghitung Tarif Aktivitas
Aktivitas Lama Aktivita
s
Beban Gaji Karyaw
an Per Menit
Tarif Aktivitas
Memproses
transaksi kartu kredit
1 menit Rp118,4
2 Rp118,42 per transaksi
Membuat tagihan
kartu kredit 15 menit Rp118,4
2 Rp1.776,30
per tagihan Menangani
pengaduan nasabah
50 menit Rp118,4
2 Rp5.921 per
pengaduan
Aktivitas Tarif Aktivitas
Tradisional Tarif Aktivitas di-Drive
Waktu Memproses transaksi
kartu kredit Rp180 per
transaksi Rp118,42 per transaksi
Membuat tagihan
kartu kredit Rp 3.600 per
tagihan Rp1.776,30 per tagihan
Menangani
pengaduan nasabah Rp7.200 per
pengaduan Rp5.921 per pengaduan
Perbedaan Tarif Aktivitas Tradisional Dengan Tarif Aktivitas Di-Drive Waktu
Aktivitas Konsumsi Aktivitas
Lama Waktu Aktivit
as
Total Waktu Terpakai Memproses
transaksi kartu kredit
100.000
transaksi 1 menit 100.000 menit Membuat
tagihan kartu kredit
3.000 tagihan 15
menit 45.000
menit Menangani
pengaduan nasabah
1.000
pengaduan 50
menit 50.000
menit Kapasitas
terpakai 195.000
menit Kapasitas
praktis 304.000
menit
Kapasitas tidak terpakai 109.000
menit Perhitungan Kapasitas Yang Tidak
Terpakai
Total biaya untuk kapasitas
sumber daya yang disediakan: Rp36.000.0 00
Pembebanan biaya aktivitas ke Kartu Kredit:
Memproses transaksi kartu kredit:
100.000 transaksi × Rp118,42 Rp11.842.000 Membuat tagihan kartu kredit:
3.000 tagihan × Rp1.776,30 Rp 5.328.900 Menangani pengaduan nasabah:
1.000 pengaduan × Rp5.921 Rp 5.921.000 Total biaya untuk kapasitas
terpakai Rp23.091.9
00 Total biaya untuk kapasitas tidak
terpakai
Rp12.908.1 00
Perhitungan Biaya Untuk Aktivitas Yang
Tidak Terpakai
• Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu membantu manajemen dalam mengurangi biaya dengan cara menghilangkan kapasitas yang tidak terpakai.
• Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu membantu manajemen dalam mengurangi biaya dengan cara menghilangkan kapasitas yang tidak terpakai.
83
LAPORAN LABA RUGI UNTUK
PERHITUNGAN HARGA POKOK
PRODUK BERBASIS AKTIVITAS
Click icon to add picture
Tujuan 8 Laporan laba rugi dengan
pendekatan perhitungan harga pokok produk
berbasis aktivitas.
• Jika perusahaan menerapkan
perhitungan harga pokok produk
berbasis aktivitas, maka biaya dalam laporan laba rugi diklasifikasikan
menjadi biaya bernilai tambah (value added cost) dan biaya tidak bernilai tambah (non-value added cost)
• Informasi ini akan memudahkan manajemen dalam melakukan
efisiensi biaya dengan mengeliminasi
biaya tidak bernilai tambah.
GAMBAR 6.15
PT ABC
Laporan Laba Rugi untuk Perhitungan Harga Pokok Produk
Berbasis
Aktivitas Tahun 2016
Biaya Bernilai Tambah
Biaya Tidak Bernilai Tambah
Total
Pendapatan Rp100.000.0
00 Biaya Produksi:
BBB Langsung Rp18.000.0
00 Rp
2.000.000 Rp
20.000.000 BTK Langsung Rp14.000.0
00 Rp
1.000.000 Rp
15.000.000 Biaya Overhead
Pabrik Rp20.000.0
00 Rp
5.000.000 Rp
25.000.000 Total Biaya Produksi Rp52.000.0
00 Rp
8.000.000 Rp
60.000.000
Laba Kotor Rp
40.000.000 Beban Operasional:
Beban Penjualan Rp
9.500.000 Rp
1.500.000 Rp
11.000.000 Beban Adm. dan
Umum Rp13.300.0
00 Rp
1.700.000 Rp
15.000.000 Total Beban
Operasional Rp22.800.0
00 Rp
3.200.000 Rp
26.000.000 Total Biaya Rp74.800.0
00 Rp11.200.00 0 Laba Bersih
Operasional Rp
14.000.000
86