• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 06

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 06"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK

BERBASIS AKTIVITAS

BAB 06

Riwayadi

(2)

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan proses pembebanan biaya produksi ke produk

2. Menjelaskan tiga metode pembebanan biaya produksi ke produk 3. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan harga pokok produk

berbasis volume (volume-based costing—VBC) dan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas (activity-based costing—ABC) 4. Menjelaskan kelemahan perhitungan harga pokok produk berbasis

volume

5. Menjelaskan keunggulan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas

6. Menjelaskan langkah-langkah pembebanan biaya overhead pabrik ke produk dalam penghitungan harga pokok produk berbasis

aktivitas

7. Menjelaskan sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu dan menjelaskan kelemahan sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional

8. Menyusun laporan laba rugi dengan pendekatan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas

1. Menjelaskan proses pembebanan biaya produksi ke produk

2. Menjelaskan tiga metode pembebanan biaya produksi ke produk 3. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan harga pokok produk berbasis volume (volume-based costing—VBC) dan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas (activity-based costing—ABC) 4. Menjelaskan kelemahan perhitungan harga pokok produk berbasis

volume

5. Menjelaskan keunggulan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas

6. Menjelaskan langkah-langkah pembebanan biaya overhead pabrik ke produk dalam penghitungan harga pokok produk berbasis

aktivitas

7. Menjelaskan sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu dan menjelaskan kelemahan sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional

8. Menyusun laporan laba rugi dengan pendekatan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas

(3)

3

PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI

KE PRODUK

Click icon to add picture

(4)

Tujuan 1 Proses

pembeban an biaya produksi ke produk.

• Perhitungan harga pokok produk

berbasis aktivitas disebut juga

dengan perhitungan harga pokok

produk tersaring (refined costing)

(5)

GAMBAR 6.1

Cakupan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume (VBC) dan Berbasis Aktivitas (ABC)

VBC

Tarif

Pabrik Pabrik

Tarif Departem

en Departemen Pemotongan Departemen

Perakitan

Departemen Penyelesaian ABC Tarif

Aktivitas Aktivita smengu kurbahan

Aktivitas memoto ng

bahan

Aktivita smengec ekkualitas kompon en

Aktivitas memindah kan

komponen ke

departeme n

berikutnya

Aktivita smerakit kompon en

Aktivita smengec ekkualitas rakitan

Aktivitas mengamp las

produk

Aktivita smengec atproduk

(6)

GAMBAR 6.2

Proses

Penyaringan Biaya untuk Perhitungan Tarif BOP Berbasis Aktivitas

BO

P Saringan I:

Pool Biaya—

Pabrik

Saringan II:

Pool Biaya—

Departemen Produksi Saringan III:

Pool Biaya

Aktivitas

Tarif BOP

(7)

• Pool biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas adalah aktivitas.

Pool biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas adalah aktivitas.

• Pool biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produk berbasis volume adalah pabrik atau departemen produksi.

Pool biaya overhead pabrik dalam

perhitungan harga pokok produk

berbasis volume adalah pabrik

atau departemen produksi.

(8)

• Suatu proses meliputi beberapa aktivitas.

• Suatu proses meliputi beberapa aktivitas.

• Seberapa terperinci aktivitas yang akan dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan

manajemen.

• Seberapa terperinci aktivitas yang akan dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan

manajemen.

(9)

GAMBAR 6.3 Ide Dasar

Perhitungan Harga Pokok Produk

Berbasis Aktivitas

Pelanggan Produk

Aktivitas Sumber Daya

Biaya Sumber Daya

(10)

GAMBAR 6.4 Proses

Pembebanan Biaya Produksi dalam

Perhitungan Harga Pokok Berbasis

Aktivitas

Biaya Bahan

Baku Langsung

Biaya Bahan

Baku Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead

Pabrik Biaya Overhead

Pabrik

Produk Produk

Pool Biaya:

Aktivitas Pool Biaya:

Aktivitas

(11)

11

METODE PEMBEBANAN BIAYA

Click icon to add picture

(12)

Tujuan 2 Tiga

metode pembebana n biaya

produksi ke produk.

Tiga metode pembebanan biaya produksi

• Metode penelusuran langsung (direct tracing method)

• Metode penelusuran driver (driver tracing method)

• Metode alokasi (allocation method)

Tiga metode pembebanan biaya produksi

• Metode penelusuran langsung (direct tracing method)

• Metode penelusuran driver (driver tracing method)

Metode alokasi (allocation

method)

(13)

Metode

Penelusura n Langsung

• Metode penelusuran langsung digunakan untuk membebankan biaya langsung. Contohnya gaji supervisor pada Pembangkit

Tenaga Listrik (PTL)

• Metode penelusuran langsung digunakan untuk membebankan biaya langsung. Contohnya gaji supervisor pada Pembangkit

Tenaga Listrik (PTL)

• Idealnya, semua biaya dibebankan ke

objek biaya dengan menggunakan metode penulusuran langsung karena

pembebanannya paling akurat. Namun, seringkali terlalu mahal untuk menjadikan semua biaya menjadi biaya langsung.

Idealnya, semua biaya dibebankan ke

objek biaya dengan menggunakan metode penulusuran langsung karena

pembebanannya paling akurat. Namun,

seringkali terlalu mahal untuk menjadikan

semua biaya menjadi biaya langsung.

(14)

Metode Penelusu ran

Driver

Metode penelusuran driver

digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang

dikonsumsi secara bersama oleh

beberapa objek biaya, dan memiliki hubungan sebab akibat (causal

relationship). Pembebanan

biayanya menggunakan cost driver.

Metode penelusuran driver

digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang

dikonsumsi secara bersama oleh

beberapa objek biaya, dan memiliki hubungan sebab akibat (causal

relationship). Pembebanan

biayanya menggunakan cost driver.

(15)

• Driver sumber daya digunakan untuk

membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.

Driver sumber daya digunakan untuk

membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.

• Driver aktivitas digunakan untuk

membebankan biaya aktivitas ke produk.

Driver aktivitas digunakan untuk

membebankan biaya aktivitas ke produk.

• Driver lama digunakan apabila setiap aktivitas

yang dilakukan memerlukan waktu yang berbeda.

Driver lama digunakan apabila setiap aktivitas

yang dilakukan memerlukan waktu yang berbeda.

• Driver transaksi digunakan apabila setiap aktivitas yang dilakukan waktunya sama.

Driver transaksi digunakan apabila setiap

aktivitas yang dilakukan waktunya sama.

(16)

GAMBAR 6.5 Pembebanan Biaya dengan Menggunakan Metode

Penelusuran Driver

Beban Listrik Aktivitas

Pemrosesan Transaksi Kartu

Kredit

Kartu Kredit

Driver Sumber Daya:

Lama pemakaian komputer

Driver Aktivitas:

Jumlah transaksi

(17)

Aktivitas Driver Aktivitas Memindahkan bahan Jumlah perpindahan

Mengecek bahan Lama pengecekan; Jumlah pengecekan

Mengeset mesin Lama pengesetan; Jumlah pengesetan

Memotong (dengan

mesin) Jam mesin

Membeli bahan Jumlah pesanan pembelian

(18)

Metode

Alokasi • Metode ini digunakan untuk

membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi secara bersama oleh beberapa objek biaya, namun tidak ada hubungan sebab akibat.

• Metode ini digunakan untuk

membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi secara bersama oleh beberapa objek biaya, namun tidak ada hubungan sebab akibat.

Biaya yang terkait dengan aktivitas tingkat fasilitas (facility-level activity) dibebankan ke produk dengan metode ini, Misalnya, beban penyusutan gedung pabrik dengan metode garis lurus, beban pemeliharaan taman

pabrik, gaji manajer pabrik, gaji satpam

pabrik, dll.

(19)

• Pemilihan driver biayanya hanya

didasarkan pada kemudahannya saja (convenience) atau arbitrer atau

hubungan yang diasumsikan (assumed linkage).

Pemilihan driver biayanya hanya

didasarkan pada kemudahannya saja (convenience) atau arbitrer atau

hubungan yang diasumsikan

(assumed linkage).

(20)

• Kebijakan terbaik dalam penentuan harga pokok produk adalah dengan membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke produk, yaitu biaya yang pembebanannya menggunakan metode penelusuran langsung dan penelusuran driver.

• Kebijakan terbaik dalam penentuan harga pokok produk adalah dengan membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke produk, yaitu biaya yang pembebanannya menggunakan metode penelusuran langsung dan penelusuran driver.

• Biaya yang pembebanannya menggunakan metode alokasi tidak dibebankan ke produk,

tetapi dibebankan langsung sebagai biaya periode berjalan (period cost) dalam laporan laba rugi.

• Biaya yang pembebanannya menggunakan metode alokasi tidak dibebankan ke produk,

tetapi dibebankan langsung sebagai biaya periode

berjalan (period cost) dalam laporan laba rugi.

(21)

21

PERBEDAAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS VOLUME DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS

Click icon to add picture

(22)

Tujuan 3 Perbedaan antara

perhitungan harga pokok produk

berbasis

volume dan berbasis

aktivitas

Perbedaan utamanya pada pembebanan BOP ke

produk karena BOP

merupakan biaya tidak langsung produk, yang

tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke

masing-masing produk yang dihasilkan.

Perbedaan utamanya pada pembebanan BOP ke

produk karena BOP

merupakan biaya tidak langsung produk, yang

tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke

masing-masing produk

yang dihasilkan.

(23)

GAMBAR 6.6 Pembebanan

Biaya Overhead ke Pabrik (sebagai Pool Biaya)

Pool Biaya Pool Biaya

Pabri k Pabri

k Beban Gaji

Beban Listrik Beban

Perlengkapan Beban

Penyusutan

Beban Asuransi Beban Bahan Bakar

dan lain sebagainya Beban Gaji Beban Listrik Beban

Perlengkapan Beban

Penyusutan

Beban Asuransi Beban Bahan Bakar

dan lain sebagainya

(24)

GAMBAR 6.7 Proses

pembebanan Biaya

Overhead dengan

Menggunakan Tarif Pabrik (Plant-Wide Rate)

Biaya Overhead Pabrik

Pool Biaya—

Pabrik

Produk

Dibebankan dengan Metode

Penelusuran Langsung

Dibebankan dengan menggunakan Driver Berbasis Unit

(25)

Produk

A Produk B

BBBL BTKL

BOP Dibebankan:

(Kap. Ssg. X Tarif BOP)

Rp xx xx xx

Rp xx xx xx

Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx

Tabel 6.1

Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan

Menggunakan Tarif Pabrik

(26)

GAMBAR 6.8 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke

Departemen Produksi

(sebagai pool biaya)

Beban Gaji, Beban Listrik,

Beban Perlengkapan,

Beban Penyusutan, Beban Asuransi,

Beban Bahan Bakar,

dan lain sebagainya.

Beban Gaji, Beban Listrik,

Beban Perlengkapan,

Beban Penyusutan, Beban Asuransi,

Beban Bahan Bakar,

dan lain sebagainya.

Departemen Produksi I Departemen

Produksi I Departemen Produksi II Departemen

Produksi II Departemen Produksi III Departemen

Produksi III Pabrik

(27)

GAMBAR 6.9 Proses

pembebanan Biaya Overhead dengan

Menggunakan Tarif

Departemen

Biaya Overhead Biaya Overhead

Pool Biaya:

Departemen I Pool Biaya:

Departemen I Pool Biaya:

Departemen II Pool Biaya:

Departemen II

Produk Produk

Driver Berbasis Unit

Metode Penelusuran Langsung

Metode Penelusuran Driver

Metode Alokasi

(28)

Produk

A Produk B

BBBL

BTKL BOP Dibebankan:

Dept. Produksi I:

(Kap. Ssg. X Tarif BOP Dept. I) Dept. Produksi II:

(Kap. Ssg. X Tarif BOP Dept.

II)

Dept. Produksi III:

(Kap. Ssg. X Tarif BOP Dept.

III)

Rp xx xx

xx xx xx

Rp xx xx

xx xx xx

Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx

Tabel 6.2

Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Menggunakan Tarif Departemen

(29)

GAMBAR 6.10

Proses Pembebanan Biaya Overhead

Pabrik pada

Perhitungan Harga Pokok Produk

Berbasis Aktivitas

Biaya Overhead Pabrik

Aktivitas

Produk

Metode Penelusuran Langsung Metode Penelusuran Driver Sumber Daya

Metode Penelusuran Driver Aktivitas Berbasis Unit dan Non-unit

(30)

Produ

k A Produ k B

Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung BOP Dibebankan:

Pool Biaya I:

(Tarif Pool Biaya I x Kap. Ssg Driver Biaya Pool I)

Pool Biaya II:

(Tarif Pool Biaya II x Kap. Ssg Driver Biaya Pool II)

Pool Biaya III:

(Tarif Pool Biaya III x Kap. Ssg Driver Biaya Pool III)

Pool Biaya IV:

(Tarif Pool Biaya IV x Kap. Ssg Driver Biaya Pool IV)

Pool Biaya V:

(Tarif Pool Biaya V x Kap. Ssg Driver Biaya Pool V)

Rp xx xx

xx xx xx xx xx

Rp xx xx

xx xx xx xx xx

Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx

Tabel 6.3

Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Menggunakan Tarif Aktivitas

(31)

TABEL 6.4

Perbedaan antara Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume dan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas

Perhitungan HP Produk Berbasis

Aktivitas

Perhitungan HP Produk Berbasis

Volume

Fokus Proses Unit-unit dalam organisasi

Pool biaya

overhead Aktivitas Departemen produksi

Metode

pembebanan biaya

Menekankan pada

penelusuran driver (Driver Tracing)

Menekankan pada alokasi

Driver biaya yang digunakan untuk pembebanan biaya ke masing- masing produk

Driver berbasis unit dan

non-unit Driver berbasis unit

Informasi biaya Biaya aktivitas, seperti biaya pengecekan,

pengesetan, pemindahan, pembelian, dsb.

Biaya sumber daya,

seperti beban gaji, listrik, penyusutan, bahan bakar, dsb.

Manajemen biaya Efisiensi biaya dilakukan dengan mengelola

aktivitas dengan cara mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai

tambah.

Efisiensi biaya dilakukan dengan mengelola biaya sumber daya, seperti mengefisiensikan beban gaji, listrik, bahan bakar, dsb.

(32)

32

KELEMAHAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK

BERBASIS VOLUME

Click icon to add picture

(33)

Tujuan 4 Kelemahan perhitunga n harga pokok produk berbasis volume.

• Pembebanan biaya overhead pabrik

dengan hanya menggunakan driver unit dapat mengakibatkan perhitungan harga pokok produk terlalu tinggi (overcosting) atau terlalu rendah (under costing).

Pembebanan biaya overhead pabrik

dengan hanya menggunakan driver unit

dapat mengakibatkan perhitungan harga

pokok produk terlalu tinggi (overcosting)

atau terlalu rendah (under costing).

(34)

Contoh 3 – PT Keripik Buah Malang

Keripik

Apel Keripik

Nangka Keripik Nanas B. bahan baku

langsung Rp100.000.0

00 Rp36.000.000 Rp36.000.00 0 B. tenaga kerja

langsung Rp60.000.00

0 Rp42.000.000 Rp8.000.000 Biaya Overhead

Pabrik*)

Biaya penyusutan dan pemeliharaan mesin

= 50.000 × 1,2 x Rp1.000

= 30.000 × 1 x Rp1.000

= 20.000 × 0,5 x Rp1.000

Rp60.000.00

0 Rp30.000.000 Rp10.000.00 0

Biaya penerimaan

= 40 × Rp200.000

= 60 × Rp200.000

= 150 × Rp200.000

Rp8.000.000 Rp12.000.000 Rp30.000.00 0

a. Perhitungan Harga Pokok Produk

Berbasis Aktivitas

(35)

Keripik

Apel Keripik

Nangka Keripik Nanas Biaya Rekayasa

Teknis

= 20 × Rp500.000

= 5 × Rp500.000

= 25 × Rp500.000

Rp10.000.00

0 Rp2.500.000 Rp12.500.00 0

Biaya pengesetan mesin

= 5 × Rp125.000

= 10 × Rp125.000

= 25 × Rp125.000

Rp625.000 Rp1.250.000 Rp3.125.000

Biaya pengecekan

= 4 × Rp1.000.000

= 2 × Rp1.000.000

= 14 × Rp1.000.000

Rp4.000.000 Rp2.000.000 Rp14.000.00 0 Total biaya produksi Rp242.625.0

00 Rp125.750.00

0 Rp113.625.0 00 Jumlah produksi 50.000

bungkus 30.000

bungkus 20.000 bungkus Harga pokok per

bungkus Rp4.853,50 Rp4.191,67 Rp5.681,25

(36)

Keripik Apel Keripik Nangka KeripikNanas B. bahan baku langsung Rp100.000.000 Rp36.000.000 Rp36.000.000 B. tenaga kerja langsung Rp60.000.000 Rp42.000.000 Rp8.000.000 Biaya Overhead Pabrik*)

50.000 × 1,2 × Rp2.000 30.000 × 1 × Rp2.000 20.000 × 0,5 × Rp2.000

Rp120.000.000 Rp60.000.000 Rp20.000.000

Total biaya produksi Rp280.000.000 Rp138.000.000 Rp64.000.000 Jumlah produksi 50.000 bungkus 30.000 bungkus 20.000 bungkus Harga pokok per bungkus Rp5.600 Rp4.600 Rp3.200

b. Perhitungan Harga Pokok Produk

Berbasis Volume

(37)

c. Harga pokok Keripik Apel dan Keripik Nangka terlalu tinggi

(overcosting) sedangkan harga pokok Keripik Nanas terlalu

rendah (undercosting)

(38)

38

KEUNGGULAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK

BERBASIS AKTIVITAS

(39)

Tujuan 5 Keunggulan perhitunga n harga pokok produk berbasis aktivitas.

1. Perhitungan harga pokok produk menjadi cukup akurat. Hal ini

akan meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan dan daya saing suatu produk.

2. Memudahkan dalam melakukan efisiensi biaya dengan cara

mengidentifikasi dan

mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah. Ini juga akan meningkatkan daya saing suatu produk.

1. Perhitungan harga pokok produk menjadi cukup akurat. Hal ini

akan meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan dan daya saing suatu produk.

2. Memudahkan dalam melakukan efisiensi biaya dengan cara

mengidentifikasi dan

mengeliminasi aktivitas yang

tidak bernilai tambah. Ini juga

akan meningkatkan daya saing

suatu produk.

(40)

40

LANGKAH-LANGKAH PEMBEBANAN BOP KE PRODUK DALAM

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS

Click icon to add picture

(41)

Tujuan 6 Langkah- langkah pembebana n biaya overhead pabrik ke produk dalam

perhitungan harga

pokok produk berbasis aktivitas.

1. Mengidentifikasi aktivitas dan driver aktivitas.

2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas, biaya sumber daya, dan driver sumber daya untuk biaya tidak langsung dari suatu aktivitas.

3. Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan driver sumber daya.

4. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.

5. Membebankan biaya aktivitas pendukung (secondary activities) ke aktivitas utama (primary activities).

6. Mengklasifikasikan aktivitas yang ada.

7. Menghitung tarif aktivitas.

8. Membebankan biaya aktivitas ke produk.

1. Mengidentifikasi aktivitas dan driver aktivitas.

2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas, biaya sumber daya, dan driver sumber daya untuk biaya tidak langsung dari suatu aktivitas.

3. Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan driver sumber daya.

4. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.

5. Membebankan biaya aktivitas pendukung (secondary activities) ke aktivitas utama (primary activities).

6. Mengklasifikasikan aktivitas yang ada.

7. Menghitung tarif aktivitas.

8. Membebankan biaya aktivitas ke produk.

(42)

TABEL 6.5

Perbedaan Langkah-Langkah Pembebanan BOP dalam Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas dengan Perhitungan HP Produk Berbasis Volume

Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas

Perhitungan HP Produk Berbasis Volume

1. Mengidentifikasi aktivitas dan

driver aktivitas. 1. Mengidentifikasi departemen produksi dan departemen jasa, serta driver biaya untuk setiap departemen .

2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas, biaya sumber daya, dan driver sumber daya untuk biaya tidak langsung aktivitas.

2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap departemen, biaya sumber daya, dan driver biaya untuk biaya tidak langsung

departemen.

3. Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan driver

sumber daya.

3. Mengumpulkan data kapasitas driver biaya untuk setiap

departemen dan biaya tidak langsung.

4. Membebankan biaya sumber

daya ke aktivitas. 4. Membebankan biaya sumber daya ke departemen produksi dan departemen jasa.

(43)

Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas

Perhitungan HP Produk Berbasis Volume

5. Membebankan biaya aktivitas pendukung (secondary

activities) ke aktivitas utama (primary activities).

5. Mengalokasikan biaya

departemen jasa ke departemen produksi.

6. Mengklasifikasikan aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas dan driver aktivitas

6. Menghitung tarif departemen produksi.

7. Menghitung tarif aktivitas. 7. Membebankan biaya

departemen produksi ke produk.

8. Membebankan biaya aktivitas ke produk.

(44)

Langkah 1: Identifikasi Aktivitas

• Aktivitas menunjukkan tindakan atau kerja yang dilaksanakan.

• Seberapa terperinci aktivitas yang harus dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan manajemen.

• Yang melakukan aktivitas tidak hanya orang tetapi dapat juga peralatan

• Setelah aktivitas diidentifikasi, maka aktivitas

tersebut didokumentasikan dalam daftar aktivitas (activity dictionary).

• Aktivitas menunjukkan tindakan atau kerja yang dilaksanakan.

• Seberapa terperinci aktivitas yang harus dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan manajemen.

• Yang melakukan aktivitas tidak hanya orang tetapi dapat juga peralatan

• Setelah aktivitas diidentifikasi, maka aktivitas

tersebut didokumentasikan dalam daftar aktivitas

(activity dictionary).

(45)

• Aktivitas utama (primary activity)

Aktivitas yang dikonsumsi langsung oleh produk akhir.

• Aktivitas pendukung (secondary activity) Aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas

lainnya. Biaya aktivitas pendukung harus didistribusikan ke aktivitas lainnya yang menikmati jasa aktivitas pendukung

tersebut.

Aktivitas utama (primary activity)

Aktivitas yang dikonsumsi langsung oleh produk akhir.

Aktivitas pendukung (secondary activity) Aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas

lainnya. Biaya aktivitas pendukung harus didistribusikan ke aktivitas lainnya yang menikmati jasa aktivitas pendukung

tersebut.

Tipe Aktivitas

(46)

GAMBAR 6.11 Hierarki Kerja di Departemen Kartu Kredit PT Bank Citra

Indonesia

Mesin ATM

Produk Lainnya

Manajer Kartu Kredit Karyawan

Kartu Kredit

Kartu Kredit

Aktivitasnya adalah mengoordinasi dan

mengawasi karyawannya.

Aktivitasnya adalah mengoordinasi dan

mengawasi karyawannya.

Melakukan tiga aktivitas, yaitu:

1. memproses transaksi kartu kredit,

2. membuat tagihan kartu kredit,

3. menangani pengaduan nasabah.

Melakukan tiga aktivitas, yaitu:

1. memproses transaksi kartu kredit,

2. membuat tagihan kartu kredit,

3. menangani pengaduan nasabah.

Menyediakan jasa ATM.

Menyediakan jasa ATM.

Ada tiga jenis kartu kredit, yaitu Platinum, Gold, dan Classic.

Ada tiga jenis kartu kredit, yaitu Platinum, Gold, dan Classic.

(47)

TABEL 6.6

Format Daftar Aktivitas pada PT Bank Citra Indonesia

Nama

Aktivitas Penjelasan Aktivitas Tipe Aktivitas Objek Biaya Menyupervisi

karyawan Mengoordinasi dan

mengawasi karyawan Aktivitas

pendukung Aktivitas lainnya Memproses

transaksi kartu kredit

Mengentri transaksi ke komputer

Aktivitas utama Kartu kredit

Membuat

tagihan kartu kredit

Mencetak faktur tagihan kartu kredit

Aktivitas utama Kartu kredit

Menangani pengaduan nasabah

Menjawab telepon dan menjelaskan kepada nasabah

Aktivitas utama Kartu kredit

Menyediakan

jasa ATM Menarik uang tunai menggunakan kartu kredit dan membayar tagihan kartu kredit

Aktivitas utama Kartu kredit

(48)

Aktivitas Driver Biaya Menyupervisi karyawan Bobot kerja

karyawan Memroses transaksi

kartu kredit Jumlah transaksi teller

Membuat tagihan kartu

kredit Jumlah laporan

Menangani pengaduan

nasabah Jumlah pengaduan

Menyediakan jasa ATM Jumlah transaksi

ATM

(49)

Langkah 2: Identifikasi Sumber Daya, Biaya Sumber

Daya, dan Driver Biaya Sumber Daya

Sumber Daya Item Biaya Besarnya Biaya Manajer kartu kredit Biaya Gaji Rp5.000.000 per

bulan

Karyawan kartu kredit Biaya Gaji Rp1.000.000 per bulan per orang

Komputer Biaya

Penyusutan Rp2.000.000 per tahun

Telepon Biaya Telepon Rp500.000 per tahun Perlengkapan untuk

supervisi Biaya

Perlengkapan Rp200.000 per tahun Perlengkapan untuk

proses transaksi Biaya

Perlengkapan Rp600.000 per tahun Perlengkapan untuk

penagihan Biaya

Perlengkapan Rp400.000 per tahun Perlengkapan untuk

penanganan pengaduan Biaya

Perlengkapan

Rp300.000 per tahun

(50)

• Gaji manajer Rp 60.000.000

• Gaji karyawan 36.000.000

• Biaya penyusutan komputer 8.000.000

• Biaya telepon 500.000

• Biaya supplies 1.500.000

• Total Rp 106.000.000

(51)

Biaya

Sumber Daya Klasifikasi

Biaya Driver

Sumber Daya

Gaji manajer Biaya langsung

aktivitas -

Gaji

karyawan Biaya tidak

langsung aktivitas Jam kerja karyawan Biaya

penyusutan komputer

Biaya tidak

langsung aktivitas Jam kerja karyawan Biaya

supplies Biaya langsung aktivitas

-

(52)

Langkah 3: Mengumpulkan Data Kapasitas Driver Biaya

Aktivitas Jam Kerja Karyawan Memproses transaksi kartu

kredit 50.000 jam

Membuat tagihan kartu

kredit 30.000 jam

Menangani pengaduan

nasabah 20.000 jam

Data Konsumsi Driver Sumber

Daya

(53)

Platinu

m Gold Classic Kartu kredit

diterbitkan 5.000 20.000 50.000 Jumlah

transaksi 20.000 30.000 50.000 Jumlah tagihan 500 1.500 3.000 Jumlah

pengaduan

nasabah 100 300 600

Data Konsumsi Driver

Aktivitas

(54)

Langkah 4: Pembebanan Biaya Sumber Daya Ke Aktivitas

• Biaya langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas menggunakan metode

penelusuran langsung

• Biaya tidak langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas menggunakan metode

penelusuran driver dan metode alokasi

(55)

Biaya Sumber

Daya Supervi

si Pemroses an

Buat

laporan Jawab

komplain Total

Gaji manajer Gaji karyawan Penyusutan komputer

Biaya telepon B. supplies

60.000 2.000 200

18.000 3.000 600

10.800 1.800 400

7.200 1.200 500 300

60.000 36.000 8.000 500 1.500 Total 62.200 21.600 13.000 9.200 106.000

Dalam ribuan rupiah Tabel 6.7

Pembebanan Biaya Sumber Daya Ke Aktivitas

(56)

GAMBAR 6.12

Pembebanan Kembali Biaya yang Terdapat di Buku Besar ke Aktivitas di Departemen Kartu Kredit

Perhitungan Harga Pokok

Berbasis Volume Perhitungan Harga Pokok Berbasis Aktivitas

Gaji manajer Rp

60.000.000 Supervisi karyawan Rp62.200.00 0

Gaji karyawan Rp

36.000.000 Pemrosesan transaksi Rp21.600.00 0 Beban penyusutan

komputer Rp

8.000.000 Pembuatan tagihan Rp13.000.00 0 Beban telepon Rp 500.000 Penanganan pengaduan

nasabah Rp

9.200.000 Beban perlengkapan Rp1.500.000

Total Rp106.000.0

00 Total Rp106.000.0

00 Apa yang Dibelanjakan Bagaimana Dibelanjakan

(57)

Langkah 5: Pembebanan Biaya Aktivitas

Pendukung

• Mempros transaksi:

50% x Rp 62.200.000 Rp31.100.000

• Membuat tagihan:

30% x Rp 62.200.000 Rp18.660.000

• Menjawab komplain:

20% x Rp 62.200.000 Rp12.440.000

Total Rp62.200.000

(58)

Total biaya aktivitas utama setelah pembebanan biaya aktivitas pendukung

• Mempros transaksi:

21.600.000 + 31.100.000 Rp52.700.000

• Membuat tagihan:

13.000.000 + 18.660.000 Rp31.660.000

• Menjawab komplain:

9.200.000 + 12.440.000 Rp21.640.000

Total Rp106.000.000

(59)

Langkah 6: Pengklasifikasian Aktivitas

1. Aktivitas tingkat unit (unit-level activities)

2. Aktivitas tingkat batch (batch level- activities)

3. Aktivitas tingkat produk (product-level activities)

4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility-level

activities)

(60)

Gambar 6.13 Tingkat Aktivitas, Contoh Biayanya, dan Driver Aktivitasnya

Tingkat Aktivitas Tingkat Aktivitas Aktivitas Tingkat

Unit

Aktivitas Tingkat Unit

Aktivitas Tingkat Batch

Aktivitas Tingkat Batch

Contoh Biaya Contoh Biaya

• Biaya pengecekan produk untuk setiap unit yang dihasilkan

• Biaya pengecekan produk untuk setiap unit yang dihasilkan

• Biaya pengesetan mesin

• Biaya pengecekan sampel

• Biaya pembelian

• Biaya pengesetan mesin

• Biaya pengecekan sampel

• Biaya pembelian

Driver Aktivitas

Driver Aktivitas

• Unit yang dihasilkan

• Unit yang dihasilkan

• Jumlah pengesetan

• Jumlah pengecekan

• Jumlah pesanan pembelian

• Jumlah pengesetan

• Jumlah pengecekan

• Jumlah pesanan pembelian

Aktivitas Tingkat Produk

Aktivitas Tingkat Produk

Aktivitas Tingkat Fasilitas

Aktivitas Tingkat Fasilitas

• Biaya pesanan

perubahan rekayasa

• Biaya desain produk

• Promosi produk

• Biaya pesanan

perubahan rekayasa

• Biaya desain produk

• Promosi produk

• Beban penyusutan bangunan pabrik

• Gaji manajer pabrik

• Pajak bumi dan bangunan

• Beban penyusutan bangunan pabrik

• Gaji manajer pabrik

• Pajak bumi dan bangunan

• Jumlah perubahan rekayasa teknik

• Lama waktu

mendesain produk

• Jumlah ragam produk yang dihasilkan

• Jumlah perubahan rekayasa teknik

• Lama waktu

mendesain produk

• Jumlah ragam produk yang dihasilkan

Menggunakan driver yang arbitrer

(arbitrary basis) Menggunakan driver

yang arbitrer (arbitrary basis)

(61)

Langkah 7: Menghitung Tarif Aktivitas

Aktivitas Biaya

Aktivitas Kapasitas Driver Aktivitas

Tarif Aktivitas Pemrosesan

transaksi kartu kredit

Rp52.700.0

00 100.000

transaksi teller Rp527 per transaksi teller Pembuatan

tagihan

kartu kredit

Rp31.660.0

00 5.000 tagihan

nasabah Rp6.332 per tagihan nasabah Penanganan

pengaduan nasabah

Rp21.640.0

00 1.000 pengaduan

nasabah Rp21.640 per pengaduan nasabah Penyediaan

mesin ATM Rp10.000.0

00 50.000 transaksi

ATM Rp200 per

transaksi nasabah

(62)

Aktivitas Platinum Gold Classic Pemrosesan transaksi teller:

20.000 × Rp527 30.000 × Rp527 50.000 × Rp527

Pembuatan tagihan nasabah:

500 × Rp6.332 1.500 × Rp6.332 3.000 × Rp6.332

Penanganan pengaduan nasabah:

100 × Rp21.640 300 × Rp21.640 600 × Rp21.640 Penyediaan ATM 1.000 × Rp200 14.000 × Rp200 35.000 × Rp200

Rp10.540.00 0

Rp3.166.000

Rp2.164.000

Rp200.000

Rp15.810.00 0

Rp9.498.000

Rp6.492.000

Rp2.800.000

Rp26.350.00 0

Rp18.996.00 0

Rp12.984.00 0

Rp7.000.000

Total Rp16.070.00

0 Rp34.600.00

0 Rp65.330.00 0 Jumlah kartu kredit

diterbitkan 5.000 20.000 50.000

Biaya kartu kredit per unit Rp3.214 Rp1.730 Rp1.306,6

Langkah 8: Pembebanan Biaya Aktivitas ke

Produk

(63)

Contoh Soal – PT Batam Electronic

Part 100 Part 200 Total

Produksi 5.000 unit 20.000 unit 25.000 unit Biaya bahan baku langsung Rp10.000.0

00 Rp40.000.0

00 Rp50.000.0 00 Biaya tenaga kerja

langsung Rp8.000.00

0 Rp22.000.0

00 Rp30.000.0 00

Jumlah pengesetan mesin 100 400 500

Jumlah pengecekan 300 700 1.000

Jumlah pesanan pembelian

bahan 50 150 200

Jam mesin (JM) 5.000 20.000 25.000

Perubahan rekayasa 100 300 400

Jumlah unit produk cacat 60 40 100

(64)

Biaya overhead:

• Biaya pengesetan mesin Rp2.000.000

• Biaya pengecekan Rp8.000.000

• Biaya pembelian Rp7.000.000

• Biaya pemeliharaan mesin Rp3.000.000

• Biaya rekayasa Rp5.000.000

• Biaya perbaikan produk cacat Rp11.000.000

• Biaya penyusutan bangunan pabrik

Rp4.000.000Total Rp40.000.000

(65)

Aktivitas tingkat unit

• Biaya pemeliharaan mesin Rp3.000.000

• Biaya perbaikan produk cacatRp11.000.000 Aktivitas tingkat batch

• Biaya pengesetan mesin Rp2.000.000

• Biaya pengecekan Rp8.000.000

• Biaya pembelian Rp7.000.000 Aktivitas tingkat produk

• Biaya rekayasa Rp5.000.000  Aktivitas tingkat fasilitas

• Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp4.000.000

a. Klasifikasi BOP Berdasarkan Tingkat

Aktivitas

(66)

Keterangan Total Biaya

(Rp)

Total Kapasitas

Driver Aktivitas

Tarif Aktivitas

(Rp) Biaya Tingkat Unit

 Biaya Pemeliharaan Mesin

 Biaya perbaikan produk cacat

3.000.000 11.000.00 0

25.000 JM

100 unit 120

110.000 Biaya Tingkat Batch

 Biaya pemrograman mesin

 Biaya pengecekan

 Biaya pembelian

2.000.000 8.000.000 7.000.000

500 pemrograman

1.000 pengecekan

200 order

4.000 8.000 35.000

Biaya Tingkat Produk

 Biaya rekayasa 5.000.000 400 perubahan 12.500 Biaya Tingkat Fasilitas

 Biaya penyusutan

bangunan pabrik 4.000.000 25.000 JM* 160

Total 40.000.00

0

b. Perhitungan Tarif BOP

(67)

c. Perhitungan Harga Pokok Produk

Part 100 Part 200

1. Biaya bahan baku langsung Rp10.000.000 Rp40.000.000 1. Biaya tenaga kerja langsung 8.000.000 22.000.000 1. Biaya overhead:

Biaya tingkat unit:

Biaya pemeliharaan mesin:

5.000 × Rp120; 20.000 × Rp120 Biaya perbaikan produk cacat:

60 × Rp110.000; 40 × Rp110.000

600.000 6.600.000

2.400.000 4.400.000 Biaya tingkat batch:

Biaya pengesetan mesin:

100 × Rp4.000; 400 × Rp4.000 Biaya pengecekan:

300 × Rp8.000; 700 × Rp8.000 Biaya pembelian:

50 × Rp35.000; 150 × Rp35.000

400.000 2.400.000 1.750.000

1.600.000 5.600.000 5.250.000 Biaya tingkat produk

Biaya rekayasa:

100 × Rp12.500; 300 × Rp12.500 1.250.000 3.750.000 Biaya tingkat fasilitas

Biaya penyusutan bangunan pabrik:

5.000 × Rp160; 20.000 × Rp160 800.000 3.200.000

Total Rp 31.800.000 Rp88.200.000

Jumlah produksi 5.000 unit 25.000 unit

Harga Pokok Per Unit Rp 6.360 Rp 4.410

(68)

GAMBAR 6.14 Proses Pembebana n BOP ke Produk BIAYA OVERHEAD

PABRIK

1. Mengeset mesin

2. Mengecek bahan baku 3. Membeli bahan baku

4. Melakukan pemeliharaan mesin

5. Melakukan rekayasa

6. Memperbaiki produk cacat 7. Penyusutan bangunan pabrik

(69)

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tingkat Aktivitas Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tingkat Aktivitas

Biaya Tingkat Unit

• Biaya

pemeliharaan mesin

• Biaya

memperbaiki produk cacat Biaya Tingkat Unit

• Biaya

pemeliharaan mesin

• Biaya

memperbaiki produk cacat

Biaya Tingkat Batch

• Biaya

pengesetan mesin

• Biaya

pengecekan bahan baku

• Biaya

pembelian

• bahan baku Biaya Tingkat Batch

• Biaya

pengesetan mesin

• Biaya

pengecekan bahan baku

• Biaya

pembelian

• bahan baku

Biaya Tingkat Produk

• Biaya rekayasa Biaya Tingkat Produk

• Biaya rekayasa

Biaya Tingkat Fasilitas

• Beban

penyusutan bangunan pabrik

Biaya Tingkat Fasilitas

• Beban

penyusutan bangunan pabrik

Part 100

Part 100 Part 200Part 200

(70)

70

SISTEM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS

AKTIVITAS YANG DI-DRIVE WAKTU

Click icon to add picture

(71)

• Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional

(traditional activity- based costing) mengasumsikan bahwa sumber

daya digunakan dengan kapasitas penuh (full capacity) dan tidak

memperhitungkan waktu yang

tidak terpakai (idle time). Akibatnya tarif aktivitasnya terlalu tinggi dan pembebanan biaya aktivitas ke

produk juga terlalu tinggi.

Tujuan 7 Sistem

perhitungan HPP

berbasis aktivitas yang di-

drive waktu dan

menjelaskan kelemahan sistem

perhitungan HPP

berbasis aktivitas tradisional.

(72)

• Gaji 3 orang karyawan Dept. Kartu Kredit Rp36.000.000 per tahun dan karyawan

melaporkan bahwa 50% dari waktunya untuk memproses transaksi kartu kredit, 30% untuk membuat tagihan kartu kredit, dan 20% untuk menangani pengaduan nasabah.

Pembebanan beban gaji ke setiap aktivitas sbb.:

Memproses transaksi: 50% x Rp36.000.000 Rp18.000.000

Membuat tagihan: 30% x Rp36.000.000 Rp10.800.000

Menangani pengaduan nasabah:

20% x Rp36.000.000 Rp7.200.000

Total

Rp36.000.000

(73)

Tarif aktivitas dihitung sbb.:

Aktivitas Total Biaya Konsumsi

Aktivitas Tarif Aktivitas Memproses transaksi

kartu kredit Rp18.000.0

00 100.000

transaksi Rp180 per transaksi Membuat tagihan

kartu kredit Rp10.800.0

00 3.000

tagihan Rp 3.600 per tagihan

Menangani

pengaduan nasabah Rp

7.200.000 1.000

pengaduan Rp7.200 per pengaduan

Total Rp36.000.00

0

(74)

Langkah pembebanan biaya sumber daya ke aktivitas pada perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang dii-drive waktu:

• Mengestimasi biaya sumber daya per menit

• Mengestimasi lamanya waktu untuk melaksanakan setiap jenis aktvitas

• Menghitung tarif aktivitas

(75)

Mengestimasi Biaya Sumber Daya Per Menit

• Estimasi dilakukan dengan cara mengestimasi kapasitas praktis dari sumber daya yang

digunakan dalam bentuk persentase dari kapasitas teoretis

• Umumnya, kapasitas praktis 85 persen

digunakan untuk mesin dimana 15 persennya digunakan untuk pemeliharaan, reparasi, dan fluktuasi penjadwalan produksi). Sementara, kapasitas praktis 80 persen untuk karyawan

dimana 20 persennya digunakan untuk istirahat,

datang, pulang, komunikasi, dan pelatihan

(76)

• Jika karyawan bekerja 8 jam per hari dan 22 hari per bulan, kapasitas teoretis

karyawan (sumber daya) per tahun adalah 8 jam × 22 hari × 12 bulan × 60 menit = 126.720 menit per karyawan atau 380.160 menit untuk 3 orang karyawan.

• Kapasitas praktisnya diperkirakan sebesar 304.128 menit (80% × 380.160 menit)

dan digenapkan menjadi 304.000 menit.

Berdasarkan kapasitas praktis ini, beban gaji karyawan per menit adalah

Rp36.000.000/304.000 = Rp118,42.

(77)

Mengestimasi Lamanya Waktu Untuk Melaksanakan Setiap

Aktivitas • Lamanya waktu yang diperlukan untuk setiap jenis aktivitas dapat diperoleh dari interviu dengan karyawan atau observasi langsung

• Misalkan lamanya waktu karyawan untuk aktivitas memproses transaksi kartu kredit adalah 1 menit, aktivitas membuat tagihan kartu kredit 15 menit dan aktivitas

menangani pengaduan nasabah 50 menit

(78)

Menghitung Tarif Aktivitas

Aktivitas Lama Aktivita

s

Beban Gaji Karyaw

an Per Menit

Tarif Aktivitas

Memproses

transaksi kartu kredit

1 menit Rp118,4

2 Rp118,42 per transaksi

Membuat tagihan

kartu kredit 15 menit Rp118,4

2 Rp1.776,30

per tagihan Menangani

pengaduan nasabah

50 menit Rp118,4

2 Rp5.921 per

pengaduan

(79)

Aktivitas Tarif Aktivitas

Tradisional Tarif Aktivitas di-Drive

Waktu Memproses transaksi

kartu kredit Rp180 per

transaksi Rp118,42 per transaksi

Membuat tagihan

kartu kredit Rp 3.600 per

tagihan Rp1.776,30 per tagihan

Menangani

pengaduan nasabah Rp7.200 per

pengaduan Rp5.921 per pengaduan

Perbedaan Tarif Aktivitas Tradisional Dengan Tarif Aktivitas Di-Drive Waktu

(80)

Aktivitas Konsumsi Aktivitas

Lama Waktu Aktivit

as

Total Waktu Terpakai Memproses

transaksi kartu kredit

100.000

transaksi 1 menit 100.000 menit Membuat

tagihan kartu kredit

3.000 tagihan 15

menit 45.000

menit Menangani

pengaduan nasabah

1.000

pengaduan 50

menit 50.000

menit Kapasitas

terpakai 195.000

menit Kapasitas

praktis 304.000

menit

Kapasitas tidak terpakai 109.000

menit Perhitungan Kapasitas Yang Tidak

Terpakai

(81)

Total biaya untuk kapasitas

sumber daya yang disediakan: Rp36.000.0 00

Pembebanan biaya aktivitas ke Kartu Kredit:

Memproses transaksi kartu kredit:

100.000 transaksi × Rp118,42 Rp11.842.000 Membuat tagihan kartu kredit:

3.000 tagihan × Rp1.776,30 Rp 5.328.900 Menangani pengaduan nasabah:

1.000 pengaduan × Rp5.921 Rp 5.921.000 Total biaya untuk kapasitas

terpakai Rp23.091.9

00 Total biaya untuk kapasitas tidak

terpakai

Rp12.908.1 00

Perhitungan Biaya Untuk Aktivitas Yang

Tidak Terpakai

(82)

• Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu membantu manajemen dalam mengurangi biaya dengan cara menghilangkan kapasitas yang tidak terpakai.

• Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu membantu manajemen dalam mengurangi biaya dengan cara menghilangkan kapasitas yang tidak terpakai.

(83)

83

LAPORAN LABA RUGI UNTUK

PERHITUNGAN HARGA POKOK

PRODUK BERBASIS AKTIVITAS

Click icon to add picture

(84)

Tujuan 8 Laporan laba rugi dengan

pendekatan perhitungan harga pokok produk

berbasis aktivitas.

• Jika perusahaan menerapkan

perhitungan harga pokok produk

berbasis aktivitas, maka biaya dalam laporan laba rugi diklasifikasikan

menjadi biaya bernilai tambah (value added cost) dan biaya tidak bernilai tambah (non-value added cost)

• Informasi ini akan memudahkan manajemen dalam melakukan

efisiensi biaya dengan mengeliminasi

biaya tidak bernilai tambah.

(85)

GAMBAR 6.15

PT ABC

Laporan Laba Rugi untuk Perhitungan Harga Pokok Produk

Berbasis

Aktivitas Tahun 2016

Biaya Bernilai Tambah

Biaya Tidak Bernilai Tambah

Total

Pendapatan Rp100.000.0

00 Biaya Produksi:

BBB Langsung Rp18.000.0

00 Rp

2.000.000 Rp

20.000.000 BTK Langsung Rp14.000.0

00 Rp

1.000.000 Rp

15.000.000 Biaya Overhead

Pabrik Rp20.000.0

00 Rp

5.000.000 Rp

25.000.000 Total Biaya Produksi Rp52.000.0

00 Rp

8.000.000 Rp

60.000.000

Laba Kotor Rp

40.000.000 Beban Operasional:

Beban Penjualan Rp

9.500.000 Rp

1.500.000 Rp

11.000.000 Beban Adm. dan

Umum Rp13.300.0

00 Rp

1.700.000 Rp

15.000.000 Total Beban

Operasional Rp22.800.0

00 Rp

3.200.000 Rp

26.000.000 Total Biaya Rp74.800.0

00 Rp11.200.00 0 Laba Bersih

Operasional Rp

14.000.000

(86)

86

RANGKUMAN

Click icon to add picture

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pencatatan yang tertib dan kemudian menghimpun atau mengarsipkannya maka akan dapat digambarkan kembali proses-proses yang telah dilalui dan dilakukan KSM/PANITIA,

Fakta‐  fakta  di  atas  menunjukkan  bahwa  masih  ada  permasalahan‐permasahan  sehubungan dengan upaya optimalisasi penerimaan pajak penghasilan.  

Dalam Pustaka Kanda Pat Tanpa Sastra ini terdapat 3 (tiga) bentuk meditasi yang bersifat menunjang kehidupan manusia dan wajib di pelajari, ketiga bentuk meditasi

Seringkali dalam perjalan waktu, mimpi besar dan action plans luntur karena tekanan- tekanan psikologis yang muncul, benturan dan sandungan yang menghambat pencapaian tujuan

Hasil analisis menyatakan bahwa DP memberikan pengaruh yang cukup besar pada perilaku RDP akibat beban gempa dibandingkan dengan struktur OF, dimana pengaruh

Blok B dengan pusat Periuk Jaya dengan fungsi utama zona industri dan perumahan kepadatan tinggi dengan fungsi penunjang adalah perdagangan dan jasa skala eceran dan Ruang

Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Semarang didapat hasil bahwa sebagian besar mahasiswa cukup mudah untuk

Manfaat-manfaat penelitian yang dapat peneliti raih dari kajian ini adalah tentang pengayaan pengetahuan dan pengalaman langsung tentang bagaimana pengajaran Gamelan