LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA (LPKN)
Pembentukan Citra Positif Pemerintah Daerah Jawa Timur
melalui Penulisan Berita di
Informatika Jawa Timur (
Dosen Pembimbing: Anang Sujoko, D.COMM
LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA (LPKN)
Pembentukan Citra Positif Pemerintah Daerah Jawa Timur
melalui Penulisan Berita di
Website
Dinas Komunikasi dan
Informatika Jawa Timur (
kominfo.jatimprov.go.id
Dosen Pembimbing: Anang Sujoko, D.COMM
Oleh:
Dyah Ayu Wardhani 115120201111006
Peminatan Komunikasi Massa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang
2015
LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA (LPKN)
Pembentukan Citra Positif Pemerintah Daerah Jawa Timur
2 BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
McQuail (2012), mengatakan bahwa istilah komunikasi massa dicetuskan
pada awal abad ke-20 untuk menggambarkan fenomena sosial baru dan ciri utama
dari dunia baru yang muncul yang dibangun pada fondasi industrialisme dan
demokrasi populer. Janowitz (1968), dalam McQuail (2012, h.62), menjelaskan
bahwa “Komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu
yang menggunakan alat teknologi (pers, radio, film, dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis kepada khalayak yang besar, heterogen, dan sangat tersebar.”
Jay Black van Frederick C dalam Nurudin (2007), menyebutkan bahwa
komunikasi massa adalah proses penyebaran pesan yang diproduksi secara massal
kepada penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Sedangkan menurut
Nurudin (2007), komunikasi massa adalah studi media massa serta pesan yang
dihasilkan, audience yang akan diraih, dan efek yang akan dihasilkan. Serupa dengan kedua tokoh tersebu, Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble dalam
Nurudin (2007), mengatakan bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai komunikasi
massa apabila melengkapi beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain
komunikator yang mengandalkan peralatan modern, adanya komunikan yang
anonim dan tidak saling mengenal, pesan yang dapat diterima banyak orang,
komunikator berupa lembaga, adanya gatekeeper sebagai pengawas, dan feedback
3 Sehingga berdasarkan definisi-definisi yang telah disampaikan beberapa
tokoh, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan publik dari
komunikator berupa lembaga kepada komunikan yang anonim, luas, dan
heterogen. Pesan tersebut disampaikan melalui saluran yang mengandalkan
teknologi modern, dan di dalamnya terjadi proses pengawasan terhadap pesan
yang akan disampaikan.
Saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam komunikasi
massa disebut dengan media massa. Menurut Soemirat & Ardianto (2004), media
massa adalah saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak banyak. Sedangkan Liliweri (2011, h.877), menyebutkan bahwa “media
massa merupakan seperangkat peran untuk menyebarluaskan informasi, di mana peran ini dibentuk oleh pola-pola atau tindakan perilaku yang telah diakui dan mempunyai sanksi oleh masyarakat.” McQuail (2012), mengatakan bahwa media massa merujuk kepada alat untuk berkomunikasi secara terbuka yang terorganisir
dalam jarak jauh, dan kepada banyak orang dalam waktu singkat.
Media massa dapat dianggap sebagai suatu institusi sosial dalam kehidupan
masyarakat. Menurut Murphy (2001) dalam Liliweri (2011), institusi sosial hadir
sebagai hasil dorongan untuk melayani kebutuhan dasar anggotanya (instrumental
needs: economy, social control, education, dan political organization). Sebagai institusi sosial, media massa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dengan cara
menyebarluaskan informasi, mempengaruhi, menghibur, mendidik, melalui isi
4 Media massa tidak hanya berfungsi sebagai penyebar informasi saja.
McQuail (2012), menyebutkan bahwa media massa memiliki peran penting.
Pertama, media sebagai jendela peristiwa dan pengalaman yang memperluas
pandangan individu sehingga mampu melihat apa yang terjadi tanpa gangguan
pihak lain. Kedua, sebagai cermin peristiwa di masyarakat (walaupun dengan
kemungkinan gambaran yang terdistorsi). Ketiga, sebagai penyaring (gatekeeper)
yang bertindak memilih bagian pengalam untuk perhatian khusus dan menutup
pandangan dan suara lain. Keempat, sebagai petunjuk, pemandu, penerjemah
untuk menunjukkan arah dan memberikan makna apa yang membingungkan atau
tidak utuh. Kelima, sebagai forum atau pijakan presentasi informasi dan ide
kepada khalayak. Keenam, sebagai kontributor yang meneruskan dan membuat
informasi tidak tersedia bagi semua orang. Ketujuh, sebagai pembicara atau
partner yang memiliki informasi dalam percakapan yang merespons pertanyaan
dalam cara interaktif semu.
Fungsi media massa tidak hanya berhenti pada fungsi yang disebutkan oleh
McQuail saja. Menurut Devito (1997) dalam Nurudin (2007), media massa
memiliki fungsi khusus yaitu fungsi persuasi. Fungsi persuasi merupakan fungsi
yang paling penting yang dimiliki oleh media massa. Fungsi persuasi dapat
dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain memperkuat atau mengubah sikap,
kepercayaan, dan nilai seseorang, menggerakkan seseorang untuk melakukan
sesuatu, dan memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.
Menurut Liliweri (2011, h.147), fungsi persuasi menjelaskan bahwa ada kategori
atau kelas pesan tertentu yang dirancang sedemikian rupa untuk mempengaruhi
5 Fungsi-fungsi tersebut dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan
media massa sebagai alat untuk membentuk citra suatu objek. Besarnya jumlah
audience yang menjadikan media massa sebagai sumber pemenuhan kebutuhan informasi dan kekuatan persuasif yang dimiliki oleh media massa, membuat pesan
yang ingin disampaikan kepada audience dapat dengan mudah terbentuk di benak
audience.
Dewasa ini, citra merupakan suatu hal penting yang menjadi perhatian tidak
hanya bagi organisasi atau perusahaan besar, tetapi juga bagi individu yang
memiliki nama besar di masyarakat seperti selebritis atau tokoh politik. Citra
positif yang dimiliki suatu perusahaan atau perseorangan akan membuat
masyarakat memiliki tingkat kepercayaan tinggi terhadap hal tersebut. Hal ini
akan membuat perusahaan atau perseorangan memperoleh keuntungan dari citra
positif.
Bill Canton dalam Sukatendel (1990), mengatakan bahwa citra adalah
kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan
sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi (Soemirat & Ardianto,
2003, h.111-112). Berbeda dengan Bill Canton, Katz (1994) dalam Soemirat &
Ardianto (2003), menjelaskan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain
memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas.
Sedangkan Jefkins (1998) dalam Soemirat & Ardianto (2003), menyebutkan
bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian
6 Menurut Danasaputra (1995) dalam Soemirat dan Ardianto (2003), citra
terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima
seseorang. Dengan adanya fungsi persuasif pada media, media massa sebagai
penyebarluas informasi secara mutlak mampu menjadi alat untuk membentuk
citra suatu objek. Karena melalui media massa, masyarakat memperoleh
pengetahuan dan informasi mengenai suatu objek, dan informasi tersebut dapat
menjadi bekal untuk menciptakan citra.
Salah satu produk media massa yang dapat menjadi alat pembentuk citra
adalah berita. Media massa menyediakan berita yang berisi informasi penting
yang terjadi di masyarakat. Individu ataupun organisasi/perusahaan dapat
menggunakan pemberitaan mengenai aktivitas positid untuk membentuk citra
positif. Berita yang mengandung informasi bernilai positif secara tidak langsung
merupakan suatu cara untuk menghasilkan citra positif.
Pembentukan citra positif melalui penulisan berita tidak hanya dilakukan di
media tradisional seperti surat kabar saja. Munculnya teknologi internet yang secara tidak disadari telah mengubah pola konsumsiinformasi masyarakat, pada
akhirnya mendorong pemilik media untuk juga mengikuti pola tersebut. Sehingga
menyebabkan banyak media online yang bermunculan sehingga dapat menaungi pembuatan citra positif melalui penulisan berita di dalamnya.
Kominfo.jatimprov.go.id merupakan salah satu media online yang dikelola oleh pemerintah, tepatnya oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur.
7 untuk melaporkan prestasi-prestasi yang telah diraih oleh seluruh elemen
masyarakat di Jawa Timur, baik itu dari kalangan birokrat pemerintah, akademisi,
ataupun praktisi.
Kominfo.jatimprov.go.id berbeda dengan media-media lainnya. Hal ini dapat dilihat dari cara media tersebut memberitakan pemerintahan Jawa Timur.
Ketika media swasta berusaha mempertanyakan manfaat dan menampilkan
dampak negatif suatu kebijakan, kominfo.jatimprov.go.id berusaha memaparkan manfaat dan memproyeksikan dampak positif suatu kebijakan.
Kominfo.jatimprov.go.id diibaratkan sebagai media yang berusaha memberikan klarifikasi atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di media lainnya. Perbedaan
juga dapat dilihat dari gaya bahasa yang digunakan dalam setiap berita di
kominfo.jatimprov.go.id. Pemilihan kata yang bernilai positif menjadi hal yang harus dilakukn oleh wartawan kominfo.jatimprov.go.id dalam menuliskan berita yang akan ditampilkan di website Dinas Kominfo Jatim.
Hal tersebut dapat dilihat pada pemberitaan mengenai sengketa tanah antara
Kodam V/Brawijaya dengan warga Wedoro Anom Gresik. Di media online lainnya (kabargresik.com), terdapat pemberitaan yang menjelaskan bahwa pihak
Kodam V/Brawijaya tidak bersedia menemui perwakilan warga untuk mengetahui
kejelasan masalah sengketa. Website Dinas Kominfo tidak menampilkan pemberitaan mengenai permasalahan yang dibahas oleh kabargresik.com. Tetapi website Dinas Kominfo hanya menampilkan berita yang di dalamnya mengandung informasi kesediaan Kodam V/Brawijaya untuk mengadakan
pertemuan dengan perwakilan warga dengan judul berita “Sengketa Tanah,
8 Gaya pemberitaan media yang dimiliki Dinas Kominfo Jatim merupakan
salah satu strategi yang dipilih untuk membentuk citra positif Pemprov Jatim.
Informasi-informasi positif yang disampaikan akan menghasilkan persepsi baik
dan memperkuat kognisi masyarakat tentang Pemprov Jatim. Menurut John S.
Nimpoeno dalam Soemirat dan Ardianto (2003), terdapat proses kognitid dalam
pembentukan citra. Dimulai dengan stimulus dari suatu rangsangan → persepsi →
kognisi → motivasi → sikap → respon pelaku. Ketika individu memperoleh
rangsangan berupa keadaan suatu objek, individu akan memaknai objek tersebut
dan ini menghasilkan persepsi. Persepsi akan berlanjut pada keyakinan individu
terhadap stimulus atau disebut dengan kognisi. Perkembangan kognisi dapat
dipengaruhi dengan informasi-informasi yang berkaitan dengan suatu objek.
Untuk menghasilkan respon positif, dibutuhkan fungsi dari motif dan sikap. Motif
bertugas mendorong individu untuk melakukan sesuatu, sedangkan sikap
merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Ketika seluruh proses kognitif telah
dilaksanakan, makan akan menghasilkan respon pelaku yang ditampilkan dalam
bentuk sikap maupun perilaku.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan mengambil
“Pembentukan Citra Positif Pemerintah Daerah Jawa Timur melalui Penulisan Berita di Website Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur (kominfo.jatimprov.go.id)” sebagai judul dari laporan PKN ini. Hal ini karena kegiatan jurnalistik, dalam hal ini pencarian dan penulisan berita, sangat erat
kaitannya dengan pembentukan citra positif. Melalui sebuah berita, orang-orang
9 (politisi), dapat membentuk citra positif tentang dirinya. Selain itu, tema ini
merupakan salah satu tema yang jarang dipilih oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi
FISIP, terutama dalam menuliskan Laporan Praktik Kerja Nyata. Sehingga,
dengan memilih tema ini, laporan ini diharapkan akan memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang penulisan berita sehingga dapat menghasilkan citra
positif.
1.2Tujuan Praktik Kerja Nyata
Adapaun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktik kerja nyata
ini adalah:
a. Menerapkan ilmu yang dipelajari di perkuliahan seperti mengumpulkan
fact list untuk bahan berita, menentukan angle dalam penulisan berita, menulis berita, atau pengambilan foto jurnalistik.
b. Mengetahui bagaimana cara seorang jurnalis bekerja, terutama dalam
kaitannya dengan pengumpulan berita dan penulisan berita.
c. Menambah pengalaman mahasiswa dalam menjadi jurnalis.
d. Menjalin hubungan baik dengan kelembagaan tempat mahasiswa
menjalani Praktik Kerja Nyata dan memperbanyak hubungan dengan
orang-orang yang bekerja di bidang jurnalistik.
1.3Manfaat Praktik Kerja Nyata 1.3.1 Bagi Penulis
a. Dapat menambah ilmu prakti selain teori-teori yang dipelajari di dunia
10 wawancara dengan narasumber, teknik pengambilan foto sehingga
menghasilkan foto yang baik.
b. Meningkatkan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang telah
diberikan, karena dunia kerja di bidang jurnalistik sangatlah ketat.
c. Menambah pengalaman yang akan bermanfaat di masa mendatang,
sehingga ketika peserta PKN telah terjun di dunia jurnalistik yang
sesungguhnya, peserta dapat berdaptasi dengan baik.
1.3.2 Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi
a. Membuka kerja sama dan hubungan baik dengan instansi atau lembaga
tempat mahasiswa melakukan Praktik Kerja Nyata, sehingga
mahasiswa selanjutnya dapat melakukan Praktik Kerja Nyata di
instansi yang bersangkutan.
b. Untuk memperkenalkan instansi pendidikan Jurusan Ilmu Komunikas,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang
kepada instansi tempat mahasiswa magang.
1.3.3 Bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur
a. Mendapatkan bantuan personil dalam pelaksanaan aktivitas
sehari-hari, terutama dalam kegiatan jurnalistik (meliput dan menulis berita).
b. Pihak Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur dapat
melakukan rekruitmen terhadap peserta PKN berdasarkan kinerja pada
saat PKN dilaksanakan.
c. Sebagai sarana kerja sama antara lembaga tempat mahasiswa PKN
dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
11 BAB II
Kerangka Konsep Kegiatan
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Komunikasi Massa
Menurut Stanley J. Baran (2008, h.7), Komunikasi massa adalah proses
penciptaan makna bersama antara media massa dan khalayaknya. Bittner (1986,
h.12), mendefinisikan komunikasi massa sebagai “mass communication is a
messages communicated through a mass medium to a large number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui sebuah media
massa kepada masyarakat luas).
Bittner (1986) kemudian mendeskripsikan karakteristik dari komunikasi
massa, antara lain:
a. Media massa, keberadaan media massa menjadi penting untuk
menjangkau masyarakat luas yang jaraknya tidak dapat dijangkau oleh
suara. Selain itu, Media massa dapat mengangkut pesan yang sama ke
seluruh dunia.
b. Terbatasnya saluran sensoris, dalam proses komunikasi massa, kita
tidak dapat secara langsung bersentuhan dengan komunikator yang
menyampaikan pesan. Kita hanya dapat melihat, mendengar, membaca
pesan yang disampaikan tetapi tidak dapat memberikan respon berupa
12 c. Impersonal vs Personal Communication, jenis komunikasi dalam komunikasi massa bukanlah komunikasi personal melainkan
komunikasi impersonal, yaitu komunikasi yang ditujukan kepada
audience yang luas dan tersebar tanpa adanya komunikasi langsung antara komunikator dan komunikan.
d. Adanya Gatekeeper, menurut Bittner (1986), gatekeeper adalah “any person or formally organized group directly involved in relaying or transferring information from one individual to another through a mass medium” (seseorang atau kelompok yang terorganisir formal secara langsung berperan dalam menyampaikanatau mentransfer
informasi dari satu individu ke individu lainnya melalui sebuah media
massa).
e. Feedback yang tertunda, menurut Bittner (1986), tertundanya feedback disebabkan karena adanya proses gatekeeping sebelum pesan disampaikan kepada komunikan. Selain itu juga dapat disebabkan oleh
adanya noise yang menyebabkan pesan tidak dapat diterima oleh audience dengan benar.
Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur merupakan salah satu
lembaga yang mengoperasikan dan mengelola sebuah media massa. Melalui
website resminya, kominfo.jatimprov.go.id, Dinas Kominfo mengkomunikasikan informasi-informasi tentang pemerintah daerah Jawa Timur kepada khalayaknya,
khususnya masyarakat Jawa Timur.
Sesuai dengan karakteristik komunikasi massa yang disampaikan oleh
13 masyarakat Jawa Timur. Tetapi kegiatan komunikasi yang dimediasi oleh media
internet tersebut menyebabkan terbatasnya saluran sensoris, sehingga masyarakat Jawa Timur hanya mampu memberikan respon berupa kata-kata yang dapat
disampaikan melalui internet pula. Sebagai salah satu jenis media massa, website
Kominfo termasuk dalam jenis komunikasi impersonal karena pesan yang ada
ditujukan kepada audience yang luas dan tidak terdapat komunikasi di dalamnya.
Kegiatan komunikasi massa melalui website Kominfo juga menggunakan gatekeeper sebagai seseorang yang memeriksa apakah pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat telah layak untuk disampaikan.Penggunaan
internet sebagai media komunikasi, menyebabkan feedback tidak dapat diterima saat itu juga oleh pihak komunikator ataupun komunikan. Dibutuhkan sedikit
waktu untuk memperoleh feedback yang diinginkan.
2.1.2 Berita
Produk media massa yang menjadi primadona di kalangan masyarakat
adalah berita. Setiap harinya, media massa menyediakan berita yang berisi
informasi-informasi penting yang terjadi di masyarakat. Hal ini dikuatkan oleh
pernyataan Barus (2010) yang mengatakan bahwa berita menduduki posisi utama
dalam praktik jurnalistik. Posisi berita di dunia jurnalistik dapat dilihat melalui
banyaknya surat kabar, stasiun radio, dan televisi yang fokus pada berita.
Terdapat banyak tokoh yang berusaha untuk mendefinisikan berita. Bleyer
dalam Barus (2010, h.26), menyebutkan bahwa berita adalah suatu kejadian aktual
yang diperoleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena menarik atau
14 26), menyebutkan bahwa berita adalah laporan mengenai peristiwa yang penting
diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang semata-mata menarik
karena berhubungan dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam
situasi yang menarik.
Berbeda dengan Bleyer dan Bush, Jakob Oetama dalam Barus (2010),
berpendapat bahwa berita bukanlah fakta, tetapi laporan tentang fakta. Dia juga
menyatakan bahwa suatu peristiwa dapat menjadi suatu berita hanya apabila
ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan atau membuatnya masuk dalam
kesadaran publik dan dengan demikian akan menjadi pengetahuan publik.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan-laporan mengenai
peristiwa, kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk
disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi
kesadaran umum.
Berita juga menjadi produk utama dalam kegiatan komunikasi massa yang
dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur. Melalui website resminya, yaitu kominfo.jatimprov.go.id, Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa
Timur menyampaikan laporan penting tentang peristiwa yang terjadi di Jawa
Timur. Terdapat lebih dari sepuluh wartawan dan fotografer yang setiap harinya
bertugas untuk menghimpun berita, menuangkan dalam bentuk tulisan utuh.
Sehingga pada akhirnya laporan tersebut dapat disampaikan kepada masyarakat.
2.1.2.1 Topik Berita
Menurut KBBI, topik adalah pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah,
15 permasalahan yang dibicarakan. Berita yang ditampilkan oleh media massa, tidak
hanya berisi tentang satu permasalahan saja. Media massa memberitakan seluruh
aspek kehidupan yang dijalani oleh audience. Seluruh kejadian yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan yang terjadi di masyarakat, dan memiliki nilai
berita yang cukup, tentu tidak akan diabaikan oleh pencari berita.
Barus (2010), menyebutkan bahwa berdasarkan topik permasalahannya,
berita biasanya dikelompokkan menjadi berita politik, ekonomi, sosial, budaya,
hukum, kriminal, militer, kejahatan, dan sebagainya. Di bawah ini adalah jenis
berita berdasarkan topik permasalahannya.
a. Berita politik
Merupakan berita yang banyak membicarakan tentang permasalahan
yang terjadi di bidang politik, meliputi masalah-masalah
ketatanegaraan dan segala hal yang berhubungan dengan urusan
pemerintahan dan negara. Selain itu, permasalahan politik merupakan
permasalahan yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah terutama dalam kaitannya dengan
kesejahteraan masyarakat.
b. Berita ekonomi
Permasalahan lain yang juga menjadi sorotan media massa adalah
permasalahan ekonomi. Menurut Barus (2010), Berita ekonomi
menjadi penting karena masyarakat disibukkan dengan kegiatan
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan
hidup. Barus (2010), menyebutkan bahwa berita ekonomi mencakup
16 pertambangan, perbankan, tenaga kerja, dunia usaha, valuta asing, dan
pasar modal.
c. Berita Hukum dan Peradilan
Berita hukum dan peradilan berisi tentang informasi yang berhubungan
dengan hukum atau pelanggaran hukum yang terjadi di suatu wilayah.
Salah satu contoh berita hukum yang selalu menjadi primadona di
media massa adalah berita tentang kasus korupsi yang menjerat pejabat
pemerintahan.
d. Berita Kriminal
Sama halnya dengan kasus peradilan, kriminalitas juga dianggap
sebagai peristiwa yang menarik karena pada dasarnya manusia ingin
hidup dalam suasana tentram. Oleh sebab itu, peristiwa kriminal
sendiri (event of crime) mengundang daya tarik karena mengandung
ancaman. Peristiwa perampokan, pemerkosaan, pembunuhan,
pembajakan, terorisme, atau narkoba selalu menarik perhatian
pembaca.
e. Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
Berita ilmu pengetahuan berkaitan dengan penemuan-penemuan baru,
inovasi, teori baru, hasil survei, perkembangan teknologi, dan
lingkungan hidup. Menurut Barus (2010, h.47), berita iptek merupakan
berita yang dapat menarik perhatian pembaca karena secara langsung
mempengaruhi kehidupan banyak orang seperti perkembangan ilmu
kedokteran, bioteknologi, nuklir, elektronik, IT, aerodinamika,
17 f. Berita Olahraga
Menurut Barus (2010), informasi mengenai pihak yang menang atau
kalah merupakan daya tarik bagi para pencari berita olahraga. Berita
olahraga meliputi berita yang berkaitan dengan seluruh cabang-cabang
olahraga seperti atletik, silat, karate, tenis, sepak bola, basket. Berita
olahraga mencapai puncaknya ketika terdapat turnamen yang sedang
berlangsung seperti PON, SEA Games, Piala Dunia, Olimpiade.
g. Berita Pertahanan dan Keamanan
Topik pertahanan dan keamanan memuat informasi tentang segala
usaha yang dilakukan untuk menjaga pertahanan dan keamanan di
suatu wilayah. Berita tentang pertahanan dan keamanan akan menjadi
penting apabila terjadi konflik atau permasalahan yang mengganggu
pertahanan dan keamanan.
2.1.2.2 Jenis Berita
Sudiati& Widyartamaya (2005), menyebutkan bahwa berita dibagi
menjadi empat berdasarkan penyajian tulisannya, antara lain:
a. Berita langsung (straight news)
Berita langsung ditulis secara lugas dan langsung. Jenis berita ini
bertujuan untuk menyampaikan kejadian-kejadian yang harus segera
diketahui pembaca. Syarat penting dari jenis berita ini, berita harus
18 b. Berita ringan (soft news)
Berbeda dengan berita langsung yang lebih mementingkan kebaruan
informasi, berita ringan lebih menonjolkan informasi yang mengandung
human interest. Gaya bahasa yang digunakan dalam jenis berita ini lebih ringan, jika dibandingkan dengan gaya bahasa berita langsung. Contoh
berita yang termasuk dalam klasifikasi soft news adalah berita tentang hobi, selebritis, film.
c. Berita kisah (feature)
Berita kisah atau biasa disebut dengan feature, merupakan salah satu jenis
berita yang dalam penulisannya menggunakan gaya bahasa yang indah,
menarik, dan menyentuh perasaan sehingga memikat pembaca. Penulis
berita kisah juga akan memainkan alur kisah atau plot dalam penulisannya.
d. Laporan mendalam (in depth news)
Laporan mendalam berisi fakta, data, atau informasi lengkap tentang suatu
peristiwa. Fakta, data, ataupun informasi tersebut diperoleh melalui
pengamatan, wawancara, penelitian. Menurut Sudiati& Widyartamaya
(2005), laporan mendalam hampir sama dengan berita kisah. Hanya saja,
laporan mendalam lebih menonjolkan data, bahkan juga mengungkapkan
19 Sedangkan Barus (2010), membedakan berita ke dalam beberapa jenis,
yaitu berdasarkan sifat kejadian, jarak geografis, dan persoalan.
a. Berita berdasarkan sifat kejadian
Assegaf (1985) dalam Barus (2010), menyebutkan bahwa terdapat dua
jenis berita berdasarkan sifatnya. Yaitu berita yang dapat diduga dan berita
yang tak terduga.
Berita yang dapat diduga, merupakan berita yang berisi tentang
peristiwa-peristiwa yang sebelumnya telah direncanakan. Misalnya
konferensi, perayaan HUT RI, seminar. Dalam kegiatan-kegiatan
tersebut, seorang wartawan dapat menduga siapa saja yang mungkin
akan menghadiri acara tersebut, susunan acara, ataupun sambutan yang
mungkin akan diberikan.
Berita yang tidak dapat diduga, merupakan berita yang berisi informasi
tentang peristiwa yang terjadi begitu saja tanpa diperkirakan akan
terjadi. Misalnya bencana alam, pembunuhan, kecelakaan.
Gabungan antara keduanya, yaitu peristiwa tak terduga yang terjadi
dalam suatu acara yang telah direncanakan. Peristiwa tak terduga tidak
jarang terjadi dalam suatu acara. Misalnya kerusuhan yang terjadi di
tengah konser sebuah band papan atas.
b. Berdasarkan jarak geografi
Berdasarkan jarak geografi, Barus (2010) membagi berita ke dalam 4
jenis, antara lain:
Berita lokal, berisi tentang informasi peristiwa yang terjadi di sekitar
20 Kota Malang, misalnya, maka berita lokal adalah berita yang memuat
informasi peristiwa yang terjadi di wilayah Kota Malang.
Berita regional, berisi tentang informasi tentang peristiwa yang terjadi
di suatu kawasan. Misalnya, apabila suatu surat kabar diterbitkan di
wilayah Jawa Timur, maka berita regional adalah berita yang terjadi di
sekitar Jawa Timur, misalnya Jawa Tengah, Bali.
Berita Nasional, berita yang mencakup kejadian yang berdampak pada
seluruh negara. Misalnya berita tentang bencana tsunami, pertumbuhan
ekonomi, kemenangan pemain bulutangkis di ajang internasional.
Berita Internasional, berita tentang peristiwa yang terjadi di wilayah
negara lain, atau kejadian yang mencakup seluruh dunia. Misalnya
berita tentang penyakit ebola di seluruh dunia.
Website Kominfo sebagai salah satu jenis media massa tidak hanya mempublikasikan satu jenis berita saja. Berdasarkan teknik penulisan berita,
website Dinas Kominfo Jatim menyajikan berita langsung (straight news) dan berita ringan (soft news). Sedangkan berdasarkan jenis berita yang disampaikan
Barus (2010) di atas, terdapat tiga jenis berita yang paling utama dipublikasikan
website Kominfo, antara lain:
a. Berita yang dapat diduga menjadi salah satu jenis berita yang ditampilkan
website Kominfo. Sebagai media pemerintahan, website Kominfo bertugas untuk melaporkan kegiatan-kegiatan Pemerintah Jawa Timur. Hal tersebut
salah satunya dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang
dihadiri oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Dalam hal ini,
21 merupakan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Misalnya acara
sarasehan budaya, sidang paripurna, pembukaan jambore daerah.
Sehingga, wartawan akan dapat menduga hal-hal yang akan disampaikan
oleh tokoh penting ini di acara tersebut.
b. Berita lokal. Sebagai media pemerintahan daerah, khususnya Provinsi
Jawa Timur, website Kominfo memuat laporan tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi di dalam wilayah Jawa Timur.
c. Berita politik. Kegiatan pemerintahan tidak lepas dari kegiatan
perpolitikan. Oleh karena itu, website Kominfo juga memuat berita politik
yang berisi tentang kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh
pemerintah daerah.
2.1.2.3 Sumber Berita
Menurut Barus (2010), sebuah berita didirikan oleh beberapa unsur
penting sehingga berita tersebut layak untuk dipublikasikan. Unsur-unsur berita
tersebut antara lain peristiwa, kejadian, gagasan, pikiran, dan fakta yang faktual.
Tanpa adanya suatu peristiwa atau kejadian, seorang wartawan tidak akan dapat
membuat sebuah berita. Jika sebuah berita tidak dilengkapi dengan fakta yang
faktual, maka itu bukanlah sebuah berita.
Pemenuhan akan unsur-unsur berita tidak dapat dilaksanakan jika hanya
didasarkan pada kejadian yang diliput oleh sang wartawan. Oleh sebab itu,
wartawan harus bertemu dengan seseorang yang berkaitan dan memiliki
pengetahuan lebih dengan objek pemberitaannya, inilah yang dimaksud dengan
22 dengan permasalahan ini, misalnya pihak KPK. Barus (2010), menyebutkan
bahwa terdapat beberapa jenis sumber berita, antara lain:
a. Sumber berita atas nama pribadi, mencakup orang-orang biasa yang pada
saat kejadian sedang berada di tempat, seperti pejalan kaki, pedagang
asongan.
b. Sumber berita pribadi atas nama kelompok atau gabungan, mencakup
tokoh masyarakat (opinion leader), pimpinan organisasi bisnis, pimpinan
teras partai (the party machinery), anggota parlemen, pemuka agama,
kepala suku, dan para pemimpin yang mewakili komunitas tertentu.
c. Sumber berita organisasi/ lembaga/ instansi, mencakup partai politik,
pejabat pemerintahan atau lembaga publik, anggota parlemen, lembaga
swasta, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi dagang, asosiasi industri.
d. Selain sumber-sumber tersebut, seorang wartawan seharusnya juga sudah
melengkapi dirinya dengan berbagai sumber referensi lain sebagai bahan
kelengkapan berita atau tulisan, gambar, atau laporannya.
Sumber berita yang digunakan oleh wartawan Dinas Kominfo
bermacam-macam. Pemilihan sumber berita disesuaikan dengan jenis berita yang akan
dibuat. Apabila berita tersebut termasuk dalam berita politik, maka sumber berita
harus merupakan seseorang yang memiliki kemampuan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan politik, misalnya anggota DPR.
Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh penulis selama
mengikuti kegiatan PKN, wartawan Dinas Kominfo hanya menggunakan sumber
berita pribadi atas nama kelompok, sumber berita organisasi, dan sumber berita
23 oleh Dinas Kominfo merupakan berita yang membutuhkan ketiga sumber berita
tersebut.
2.1.2.4Nilai Berita
Untuk menghasilkan berita yang menarik, seorang pembuat berita harus
mengetahui nilai-nilai dari berita. Terpenuhinya nilai-nilai berita akan membuat
berita itu sendiri menjadi penting, dan dapat menarik perhatian pembaca.
MacDougall dalam Barus (2010), menyebutkan beberapa unsur yang harus ada
dalam sebuah berita, antara lain:
a. Kebaruan (timeliness), untuk menarik perhatian khalayak, sebuah
berita harus berisi informasi-informasi tentang kejadian yang baru
terjadi. Semakin baru suatu informasi, khalayak akan semakin tertarik
untuk membaca berita tersebut. Jika pun berita tersebut menjelaskan
tentang peristiwa yang telah lama terjadi, harus terdapat fakta terbaru
yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.
b. Jarak (Proximity), unsur ini menjelaskan tentang kedekatan peristiwa
yang terjadi dengan khalayak. Ketika suatu berita memuat informasi
tentang peristiwa yang sedang terjadi di sekitar khalayak, maka
khalayak akan semakin tertarik untuk mengetahui lebih jauh isi dari
berita tersebut.
c. Keterkenalan (Prominence), unsur selanjutnya menjelaskan tentang
keterkenalan dari objek berita. Ketika seorang yang terkenal
mengalami peristiwa yang mungkin menurut masyarakat merupakan
24 dapat dijadikan sebuah berita. Misalnya berita tentang kehamilan Kate
Middleton, istri dari Pangeran William. Kehamilan sebenarnya
merupakan hal yang biasa dialami oleh seorang istri. Tetapi karena
peristiwa kehamilan tersebut dialami oleh istri dari penerus Kerajaan
Inggris, maka ini dapat menjadi sebuah berita yang heboh.
d. Daya Tarik Kemanusiaan (Human Interest), sesuatu yang menyentuh
dan menggugah perasaan, ternyata dapat menjadi sebuah berita.
Semakin peristiwa tersebut digambarkan dengan bahasa yang dapat
menggugah perasaan, maka peristiwa tersebut akan menjadi sebuah
berita yang sangat menarik. Salah satu contoh berita yang mengandung
nilai daya tarik kemanusiaan yang ditampilkan di media adalah berita
tentang seorang perempuan yang menghadiri pernikahan mantan
pacarnya. Seorang perempuan bernama Risma, dikabarkan oleh media
massa telah menghadiri mantan kekasihnya yang menjalin hubungan
dengannya selama kurang lebih tujuh tahun. Kemunculan berita ini
akan membuat khalayak yang mengetahui berita ini merasa iba dengan
kejadian yang dialami oleh Risma.
e. Akibat (Consequence), nilai berita yang terakhir adalah berita yang
memuat tentang dampak suatu peristiwa bagi masyarakat. Suatu berita
yang berisi tentang informasi yang akan berdampak besar bagi
kehidupan masyarakat akan menjadi sebuah berita yang sangat
menarik. Misalnya informasi tentang RUU Pilkada yang beberapa
waktu lalu menjadi pembicaraan masyarakat dan menimbulkan pro
25 Untuk menarik perhatian pembacanya, kominfo.jatimprov.go.id berusaha menciptakan berita dengan selalu memperhatikan nilai-nilai berita. Apabila suatu
peristiwa tidak dapat memenuhi nilai berita yang ada, maka peristiwa tersebut
tidak dapat dijadikan suatu berita. Hal seperti itu pernah terjadi, misalnya pada
saat dilaksanakannya acara buka bersama dengan Gubernur Jawa Timur. Pada saat
itu, Gubernur Jawa Timur tidak dapat menghadiri acara tersebut, sehingga tidak
ditemukan sesuatu yang menarik pada acara tersebut. Jika dikaitkan dengan nilai
berita yang ada, acara tersebut hanya memenuhi unsur kebaruan dan jarak
kedekatan saja, dan tidak mampu menarik perhatian masyarakat untuk
membacanya. Sehingga pada saat itu, diputuskan untuk tidak mengangkat
peristiwa tersebut ke dalam sebuah berita.
2.1.3 Teknik Penulisan Berita
Kusumaningrat & Kusumaningrat (2007), menyatakan bahwa media massa
memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyampaikan suatu berita. Tetapi
apabila diperhatikan lebih jauh, media massa tersebut mengikuti pola yang sama,
yaitu menggunakan piramida terbalik. Berdasarkan pola piramida terbalik,
informasi-informasi penting diletakkan di bagian paling atas atau biasa disebut
lead berita. Sedangkan informasi-informasi lainnya diletakkan di bagian body berita.
Sumadiria (2011), menyebutkan bahwa terdapat beberapa struktur dalam
pola piramida, antara lain judul berita (headline), teras berita (lead), tubuh berita
26 a. Judul berita merupakan bagian terpenting dari berita. Hal ini karena
sebelum masuk pada isi berita, pembaca akan melihat judul berita terlebih
dahulu.
b. Lead atau teras berita adalah bagian yang sangat penting dalam berita. Di dalam teras berita terangkum inti dari keseluruhan isi berita, yaitu
informasi yang terdapat dalam rumus 5W+1H. Setiap lead juga ditulis untuk menarik pembaca melihat lebih lanjut isi berita.
c. Body atau isi berita berisi pemaparan masalah, penjelasan-penjelasan lebih lanjut dari informasi yang terdapat di lead berita.
d. Tail atau penutup berita berisi informasi yang kurang penting.
2.1.3.1 Judul Berita
Dalam sebuah berita, judul merupakan bagian yang terpenting. Jika
diibaratkan dengan sepiring makanan, judul adalah aroma yang dihasilkan oleh
makanan tersebut. Semakin harum aroma makanan, semakin seseorang ingin
segera menikmati makanan tersebut. Sama halnya dengan berita. Semakin
menarik judul sebuah berita, semakin seseorang ingin membaca berita tersebut.
Barus (2010), menyebutkan bahwa judul berita yang menarik dan menggugah
sudah sepatutnya dilakukan demi membuka pintu bagi pembaca untuk mengikuti
isi beritanya.
Terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menghasilkan suatu
judul berita yang menarik. Di bawah ini adalah tuntutan untuk membuat judul
27 1. Tulis sesingkat mungkin dengan maksimal dua belas kata. Semakin
singkat sebuah judul berita, akan semakin baik selama mampu
memberi pemahaman yang sesuai dengan isi beritanya.
2. Terapkan ekonomi kata selama tidak menyalahi kaidah berbahasa dan
mengubah makna kata atau kalimat.
3. Harus berisi fakta dan tidak boleh berisi opini, komentar, atau ulasan.
4. Tidak menggunakan kalimat tanya sebab tanya tidak faktual dan tidak
objektif.
5. Mengandung faktor keluarbiasaan, menarik, dan boleh berisi hal yang
menegangkan, tetapi tidak membohongi pembaca.
6. Gunakan kalimat aktif yang mengandung kata kerja supaya terkesan
dinamis, ‘gerak’, dan hidup.
7. Hindari kata sifat sebab kata sifat tidaklah konkret dan abstrak,
8. Susunlah kalimat pembuka (teras) berita sebagai pokok berita,
kemudian ambil judul dari teras tersebut. Artinya, jangan menuliskan
judul sebelum merumuskan teras.
Editor website Kominfo memberi ketetapan kepada para wartawan Dinas Kominfo dalam membuat judul berita. Hal pertama yang harus diingat oleh
wartawan Kominfo adalah judul berita harus menjelaskan isi berita. Salah satu
cara yang digunakan adalah dengan menggunakan kalimat yang ada dalam
paragraf pertama berita. Tetapi tidak sepenuhnya menyalin begitu saja. Melainkan
harus dibuat menjadi lebih singkat, padat, dan jelas. Judul berita juga harus
menggunakan kata kerja aktif. Penggunaan kata yang bernilai negatif juga
28 Sebisa mungkin, judul berita harus menggunakan kata yang bernilai positif.
Apabila terdapat sejumlah angka yang disebutkan, maka sebisa mungkin angka
tersebut dimasukkan ke dalam judul, seperti pada judul “Lebaran 2014, Gubernur
Berangkatkan 4.604 Pemudik”.
2.1.3.2 Teras Berita (Lead Berita)
Komponen terpenting berita setelah judul berita adalah lead berita. Sesuai
dengan pola piramida terbalik, lead berita berisi informasi-informasi penting suatu
kejadian yang terangkum dalam formula 5W + 1H. Sama halnya dengan judul
berita, lead berita yang menarik akan membuat pembaca merasa tertarik untuk membaca lanjutan berita yang telah ditulis.
Penggunaan lead berita yang memuat 5W+1H di awal berita akan mempermudah para pembaca. Terutama apabila pembaca tergolong pembaca
sibuk yang hanya mampu membaca awalan berita saja. Dengan menggunakan
lead ini, pembaca dapat mengetahui informasi utama dari sebuah berita tanpa harus membaca keseluruhan berita.
Kriyantono (2008, h.120), menyebutkan beberapa fungsi dari lead berita, antara lain:
a. Menarik perhatian pembaca setelah membaca judul.
b. Mengandung pokok terpenting berita atau introduksi berita.
c. Membantu pembaca yang sibuk beraktivitas.
d. Memudahkan penulis untuk melanjutkan tulisannya ke bagian tubuh berita
29 Sesuai dengan karakteristik dari lead berita, Kusumaningrat & Kusumaningrat (2007) menyebutkan bahwa lead berita dibagi ke dalam beberapa
jenis, antara lain:
a. Lead Menonjok, bertujuan untuk mengguncang pembaca di baris pertama. Dengan menggunakan jenis lead ini, pembaca akan terburu-buru membaca
baris berikutnya, karena merasa penasaran.
b. Lead deskripsi, wartawan menceritakan suatu peristiwa seakan-akan dia berada tidak jauh ketika peristiwa sedang terjadi.
c. Lead Kontras (Contrast Lead), lead yang menggambarkan dua keadaan yang jauh berbeda.
d. Lead bertanya (Question Lead), lead berita yang berisi pertanyaan beruntun.
e. Lead kutipan, dilakukan dengan cara kutipan yang diujarkan narasumber sebagai pokok berita.
f. Lead kepenasaran kumulatif, digunakan untuk memancing rasa penasaran pembaca. Jenis lead ini akan membuat pembaca mau tidak mau membaca berita yang telah ditulis karena merasa penasaran dengan berita tersebut.
g. Lead berurutan, dilakukan dengan menuliskan segi yang menarik dalam berita secara berurutan. Fakta-fakta ditulis secara kronologis untuk
menunda klimaks.
30 i. Teras epigram (Epigram Lead), lead berita yang di dalamnya terdapat ungkapan seperti sajak yang berisi pikiran luhur atau menyenangkan. Bisa
berupa ujaran-ujaran yang sudah dikenal atau suatu pikiran luhur (moral)
yang bisa diterapkan ke dalam berita.
j. Lead tersendat-sendat, terdiri dari serangkaian frasa yang disela oleh titik atau tanda penghubung. Biasanya dipakai untuk menjelaskan peristiwa
yang terjadi dalam waktu yang berkaitan.
k. Lead Mengejutkan (Explosive Lead), merupakan teras berita yang umumnya digunakan untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa
mengejutkan atau tidak terduga seperti layaknya bom yang bisa meledak
sewaktu-waktu. Susunan bahasanya dibuat mencekam.
l. Lead Sapaan, menggunakan kata ganti orang pertama atau orang kedua agar penulis atau pembaca masuk dalam tulisan.
Berita-berita yang ditampilkan di website Kominfo selalu memperhatikan penggunaan lead berita. Informasi-informasi penting yang tercakup dalam 5W+1H selalu diletakkan dalam lead berita. Wartawan Kominfo bebas menentukan jenis lead yang mereka inginkan. Tetapi mereka harus peka untuk menemukan di poin apakah berita tersebut dapat menarik perhatian pembaca.
31 2.1.3.3 Body dan Tail Berita
Menurut Barus (2010), tubuh berita adalah bagian pengembangan dari
teras atau keterangan lebih lanjut dari teras. Tubuh berita berisi rincian informasi
yang menjelaskan tema atau pokok beritanya. Terdapat dua istilah dalam
menyebut tubuh berita, yaitu “body” atau “bagian kedua dari berita”. Jadi, sebuah
berita mencakup teras sebagai bagian pertama, tubuh berita sebagai bagian kedua,
dan akhir berita (tail) sebagai bagian ketiga.
Wartawan yang telah menemukan fakta dan informasi yang lengkap, harus
menuangkan fakta-fakta tersebut ke dalam laporan berbentuk berita. Penulisan
berita diawali dengan menyusun lead berita yang berisi informasi utama dan terpenting. Setelah wartawan merasa yakin dengan lead berita, wartawan dapat melanjutkan penulisan berita dengan menyusun body dan tail berita. Hal ini dilakukan dengan cara menyusun fakta-fakta dan informasi yang diperoleh selama
peliputan agar fakta-fakta dan informasi menjadi tulisan yang runtut dan koheren.
Tidak berarti bahwa semua informasi yang diperoleh harus dituangkan dalam
tulisan. Karena penyusunan body dan tail berita juga harus memperhatikan alur berpikir, apakah tulisan tersebut sudah logis atau belum. Sehingga, menurut Barus
(2010), wartawan harus arif dalam menilai fakta yang layak diangkat dan tidak
layak diangkat.
Dalam penulisan body dan tail berita, seorang wartawan harus banyak berlatih dan belajar mengenai komposisi. Barus (2010), menyebutkan bahwa
komposisi berita diterapkan melalui keterampilan penyusunan alinea. Selain
32 yang komunikatif, lugas, ringkas, padat, dan mudah dipahami. Menurut Barus
(2010), bahasa berita atau bahasa jurnalistik merupakan gaya bahasa yang hemat
kata-kata (word economy), namun tidak merusak tata bahasa baku yang berlaku.
2.1.3.4 Bahasa Jurnalistik
Jurnalistik pada dasarnya merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Agar informasi dapat diterima
dengan mudah oleh masyarakat, seorang jurnalis harus pandai menuangkannya
dalam sebuah tulisan dengan menggunakan ragam bahasa jurnalistik.
Menurut Barus (2010), ciri khusus dari bahasa jurnalistik adalah adanya
penghematan kata dan kalimat. Produk jurnalistik harus dituangkan dalam kalimat
yang efisien dan efektif. Sehingga pembaca ataupun audience tidak merasa bingung ketika mereka sedang mencerna informasi yang mereka inginkan.
Selain itu, Barus (2010), juga mengatakan bahwa dalam jurnalistik, harus
menggunakan kata yang singkat dan sederhana. Tetapi tidak berarti bahwa
seorang jurnalis harus menggunakan kata yang sangat singkat sehingga tidak
dapat dicerna sama sekali. Jurnalis harus memperhatikan tata bahasa baku yang
ada. Penggunaan kata yang singkat dan sederhana akan membuat pesan menjadi
lebih padat, tidak bertele-tele, lancar, lugas, dan mudah dipahami.
Kusumaningrat & Kusumaningrat (2007) menyebutkan beberapa hal yang
harus dipenuhi dalam penulisan berita, antara lain:
1. Tulisan tidak boleh terlalu umum, harus spesifik.
33 3. Dalam menggambarkan suatu aksi, harus menggunakan kalimat pendek.
4. Variasikan kalimat, sehingga tulisan menjadi lebih mengalir.
5. Gunakan alinea pendek.
6. Hindari penggunaan angka di awal kalimat.
7. Sebutkan identitas orang yang berada dalam berita.
8. Untuk menghidupkan berita, gunakan kutipan dari narasumber.
9. Hindari penyebutan merk dagang dalam berita, kecuali apabila
benar-benar dibutuhkan.
10.Hati-hati dalam menulis tanggal kejadian.
11.Hindari penggunaan kata-kata mubazir.
12.Hindari penggunaan istilah yang tidak dapat dijelaskan.
13.Jangan beranggapan bahwa pembaca telah mengetahui suatu peristiwa.
Usahakan untuk memberi penjelasan tentang suatu peristiwa meskipun
hanya sedikit.
14.Perhatikan ketentuan-ketentuan tatabahasa dan pedoman penulisan ejaan
baru Bahasa Indonesia.
15.Hati-hati dalam membuat akronim.
Selain beberapa tips tentang penulisan berita, media online harus memenuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Dewan Pers. Untuk mengatur
media online yang kini berkembang pesat, Dewan Pers menerbitkan pedoman pemberitaan media siber. Di bawah ini adalah aturan tentang konten-konten dalam
media online:
1. Setiap berita harus melalui verifikasi untuk memenuhi prinsip akurasi dan
benar-34 benar mengandung kepentingan publik yang mendesak; sumber berita
yang pertama adalah sumber yang jelas disebutkan identitasnya, kredibel,
dan kompeten; subyek berita yang harus dikonfirmasi tidak diketahui
keberadaannya atau tidak dapat diwawancara; dan media memberikan
penjelasan kepada pembaca bahwa berita tersebut masih memerlukan
verifikasi.
2. Berita tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
3. Berita tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan kebencian terkait
dengan suku agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta menganjurkan
tindakan kekerasan.
4. Berita tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis kelamin
dan bahasa, serta tidak merendahakan martabat orang lemah, miskin, sakit,
cacat jiwa, atau cacat jasmani.
Penulisan berita di website Kominfo berusaha untuk mematuhi kaidah-kaidah penulisan jurnalistik. Agar pembaca merasa nyaman pada saat membaca
berita di website Kominfo, wartawan Kominfo berusaha untuk menuliskan berita tersebut dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan
menggunakan cara tersebut, pembaca dapat mudah mengerti pesan yang
disampaikan dalam berita. Struktur kalimat juga harus dibuat dalam bentuk yang
sederhana, sehingga dapat menghindari ambigu atau munculnya makna ganda.
2.1.4 Proses Pemberitaan
Sebuah berita tidak secara langsung didapat begitu saja. Terdapat
35 audience. Burns (2006), menyebutkan terdapat 6 tahap yang harus dilalui oleh seorang jurnalis untuk dapat menyajikan berita kepada audience, antara lain:
a. Finding News (Penemuan Berita). Dalam penemuan berita, seorang jurnalis harus memahami nilai-nilai berita. Sebuah peristiwa dapat menjadi
sebuah berita apabila peristiwa tersebut memiliki nilai-nilai berita. Ketika
seorang jurnalis telah memutuskan bahwa peristiwa tersebut layak untuk
menjadi sebuah berita, maka selanjutnya, dia harus menemukan
fakta-fakta dan narasumber kredibel yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.
b. Choosing news (Pemilihan berita). Pemilihan berita yang akan dipublikasikan harus memperhatikan beberapa hal antara lain public interest, efek yang akan ditimbulkan, dan etika. Apabila suatu berita dirasa berisi informasi yang penting, menimbulkan efek yang besar, dan akan
menarik perhatian masyarakat, maka berita tersebut harus disampaikan.
Tetapi seorang jurnalis juga harus memilih berita dengan memperhatikan
etika yang berlaku di masyarakat, dengan memperhatikan pantas atau tidak
pantas, efek individual yang mungkin akan dihasilkan dari penampilan
berita di media.
c. Gathering news (Pengumpulan berita). Menurut Burns (2006), pengumpulan berita dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui
interview dan studi dokumentasi. Tetapi dalam pencarian berita, interview merupakan langkah utama yang dilakukan oleh seorang jurnalis. Untuk
mendapatkan informasi yang tepat, seorang jurnalis harus memastikan
bahwa narasumber yang ditemuinya adalah narasumber yang reliable dan
36 seorang jurnalis harus mewawancara sebanyak mungkin narasumber, dan
selanjutnya melakukan evaluasi terhadap informasi yang diperoleh
berdasarkan tingkat realibilitas narasumber. Mencher (1991, h. 284) dalam
Burns (2006), memberikan tiga pertanyaan yang akan membantu dalam
melakukan evaluasi terhadap informasi yang diperoleh dari narasumber,
antara lain:
Apakah orang tersebut saksi dari suatu peristiwa, ataukah dia
mendengar dari orang lain?
Apakah orang tersebut adalah saksi yang kompeten?
Apakah saksi tersebut memberikan rincian yang tepat yang memiliki
nilai kebenaran dan konsisten dengan fakta?
d. Evaluating news sources (Evaluasi sumber-sumber berita). Sebuah berita tidak hanya didapat melalui interview dengan narasumber, tetapi juga dapat melalui sumber berita yang sebelumnya telah dipublikasi. Apabila
seorang wartawan merasa kurang yakin dengan informasi yang diperoleh
dari narasumber, wartawan dapat melengkapi informasi melalui
berita-berita yang sebelumnya telah diterbitkan. Tetapi berita-berita-berita-berita itu tidak
sepenuhnya dapat dipercaya, karena terkadang ada berita yang sengaja
menjatuhkan salah satu pihak. Sehingga, wartawan tetap harus
mengevaluasi sumber berita yang digunakannya. Sehingga wartawan akan
dapat memperoleh informasi yang tidak berat sebelah.
e. Constructing News (Penyusunan berita), termasuk di dalamnya adalah proses penulisan berita. Dalam menulis sebuah berita, seorang jurnalis
37 selanjutnya diikuti dengan informasi-informasi pendukung lainnya. Dalam
constructing berita, seorang jurnalis juga harus memperhatikan enam elemen utama berita, yaitu 5W+1H (who, what, where, when, why, dan
how). Penentuan angle berita terjadi dalam tahapan ini. Angle berita disesuaikan dengan news value yang dimiliki suatu perita. Untuk menghasilkan suatu berita yang bagus, penulis atau jurnalis harus
memperhatikan penggunaan kalimat aktif dan pasif, kata kerja, struktur
kalimat, dan gaya bahasa.
f. Editing the news (penyuntingan berita). Ketika seorang jurnalis telah menyelesaikan berita, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah
menyunting berita tersebut. Penyuntingan ini dilakukan untuk
mengkoreksi apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, pemilihan kata,
struktur kalimat. Hal ini dilakukan agar berita yang ditulis jurnalis dapat
dicerna oleh pembaca.
Proses pemberitaan yang terdapat di website Kominfo juga menggunakan
proses pemberitaan seperti yang disampaikan oleh Burns. Tetapi ada beberapa
wartawan yang tidak memulai proses pemberitaan dari tahapan finding news. Bergantung dari perintah dari pimpinan redaksi. Tetapi apabila seorang wartawan
tidak mendapat perintah untuk meliput suatu kegiatan, maka dia memulai proses
pemberitaan dari tahapan finding news. Misalnya dengan menunggu di gedung DPRD berjaga apabila tiba-tiba dilaksanakan sidang paripurna.
Apabila seorang wartawan mendapat perintah untuk meliput suatu acara
yang telah direncanakan, maka wartawan tersebut secara langsung akan memulai
38 seorang wartawan diberi tugas untuk meliput sarasehan budaya bersama Gubernur
Jatim, maka wartawan tersebut harus menghadiri kegiatan tersebut, sekaligus
mengumpulkan informasi yang terkait dengan sidang paripurna.
Ketika seorang wartawan telah mengumpulkan informasi yang terkait
dengan kegiatan tersebut dan dirasa telah cukup untuk dijadikan sebuah berita,
maka selanjutnya, wartawan tersebut harus menuangkan informasi tersebut ke
dalam sebuah berita. Selanjutnya, wartawan harus melakukan self editing terhadap
berita yang ditulisnya sebelum dikirimkan kepada editor atau pimpinan redaksi. Ketika wartawan merasa tidak ada kesalahan dalam berita, wartawan akan
mengirimkan berita tersebut kepada editor melalui email. Selanjutnya, editor akan
melakukan editing kembali terhadap berita yang diterimanya. Apabila editor telah
merasa bahwa tulisan tersebut layak untuk dipublikasikan, berita tersebut akan
diunggah ke website Kominfo.
2.1.5 Pembentukan Citra melalui Media Massa
Kurt dan Gladys Engel Lang dalam Bryant dan Thompson (2002), menulis
“The mass media force attention to certain issues. They build up public images of
political figures. They are constantly presenting objects suggesting what individuals in the mass should think about, know about, have feelings about” (Media massa menekankan perhatian pada beberapa isu tertentu. Mereka
membangun citra publik dari figur-figur politik. Mereka menampilkan
objek-objek secara teratur untuk menyarankan bagaimana seharusnya massa
39 Pendapat tokoh tersebut menunjukkan bahwa media massa mampu
menjadi salah satu alat yang digunakan untuk membentuk citra seseorang ataupun
suatu perusahaan. Melalui konten-konten di dalamnya, media massa dapat
menggiring pemikiran masyarakat tentang suatu objek atau seseorang. Ketika
media massa telah mampu menggiring persepsi masyarakat menuju persepsi yang
diharapkan media massa, citra akan suatu objek akan turut terbentuk.
Media massa dapat merekayasa konten media massa sehingga mereka
dapat membelokkan persepsi masyarakat terhadap suatu objek. Pada konten media
massa berbentuk berita, rekayasa dilakukan melalui pemilihan angle berita, pilihan kalimat jurnalistik, pemilihan fokus berita, juga pemilihan judul.
Pemilihan angle berita yang berbeda, akan menghasilkan inti berita yang berbeda
pula. Pemilihan kalimat jurnalistik yang tepat (misal dari kalimat negatif menjadi
positif), akan menghasilkan nilai berita yang berbeda pula. Begitu juga dengan
judul, semakin “heboh” judul yang dipilih, semakin pembaca merasa penasaran
dengan isi berita.
Dinas Kominfo Jatim menggunakan strategi-strategi tersebut dalam
menuliskan berita tentang pemerintah Jawa Timur. Sebelum menuliskan berita
tentang suatu kegiatan, para wartawan Dinas Kominfo akan selalu mencari angle
yang tepat untuk berita yang akan ditulisnya. Ketika mereka telah menemukan
angle yang tepat, selanjutnya mereka akan menuangkan informasi yang mereka peroleh ke dalam sebuah tulisan, yaitu berita. Tidak lupa mereka akan
menggunakan kalimat jurnalistik yang bernilai positif, untuk menghasilkan kesan
40 mereka akan menentukan judul yang menurut mereka tepat dan akan menarik
perhatian pembaca untuk membaca berita mereka.
2.2 Fokus Praktik Kerja Nyata
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Nyata selama kurang lebih 1,5 bulan
atau dimulai tanggal 3 Juli – 15 Agustus 2014 di Dinas Kominfo Jawa Timur.
Selama kurun waktu tersebut, penulis ditempatkan di bagian Jatim News Room,
tepatnya di bagian Diseminasi Informasi. Dalam proses Praktik Kerja Nyata
tersebut, penulis belajar melakukan pencarian berita hingga penulisan berita.
2.3 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Nyata
Bagian Diseminasi Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa
Timur merupakan divisi yang sangat tepat untuk menerapkan ilmu komunikasi
khususnya konsentrasi komunikasi massa yang selama ini telah penulis dapatkan
di Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya.
Pada kegiatan Praktik Kerja Nyata ini, penulis bertugas untuk membantu
41 BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN 3.1 Gambaran Umum
3.1.1 Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur
Dinas Komunikasi dan Informatika dibentuk berdasarkan peraturan yang
diimplementasi dari terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dinas Komunikasi dan Informatika
dibentuk dengan menggabungkan 3 unsur yang berada di 3 instansi yang berbeda.
Ketiga unsur ini adalah unsur kehumasan yang ada di Biro Humas Pemerintah
Provinsi, bidang Teknologi Informatika yang ada di Badan Penanaman Investasi
Daerah (BPID), dan bidang Pos dan Telekomunikasi yang ada di Dinas
Perhubungan.
Tugas yang dibebankan kepada Dinas Kominfo Jatim sangatlah besar.
Sebagai lembaga pemerintahan, Dinas Kominfo Jatim bertugas untuk
menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, mengusahakan pengembangan
dan pemberdayaan TIK serta pengendalian layanan jasa pos dan telekomunikasi.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Kominfo Jatim dituntut untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara transparan dan akuntabel
kepada masyarakat.
Salah satu produk Dinas Kominfo yang digunakan sebagai media
penyebarluasan informasi kepada masyarakat adalah Jatim News Room. Produk yang bergerak di bidang jurnalistik ini menyediakan berita tentang
42 dipublikasikan secara online, melalui website resmi Dinas Kominfo yaitu kominfo.jatimprov.go.id.
3.1.1.1Dasar Hukum
Seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Dinas Komunikasi dan Informatika
Jawa Timur didasari oleh beberapa dasar hukum, antara lain:
a. Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur
b. Pergub Jawa Timur Nomor 83 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas
Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Timur.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah yang merupakan wujud penataan ulang terhadap
kelembagaan
3.1.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur
Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang komunikasi dan informatika. Selain itu, diskominfo juga memiliki
fungsi-fungsi, antara lain:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang komunikasi dan informatika
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
komunikasi dan informatika
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
43 3.1.1.3 Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur
Sebagai sebuah lembaga, dinas komunikasi dan informatika tentu
memiliki tujuan yang harus dicapai. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui
beberapa strategi. Dalam dinas komunikasi dan informatika, tujuan dan strategi
pencapaian tujuan dituangkan dalam sebuah visi dan misi. Di bawah ini adalah
visi dan misi yang terdapat di Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur:
Visi :
“Terwujudnya Masyarakat Jawa Timur yang mandiri dan beretika melalui
komunikasi dan informatika”
Misi :
a. Meningkatkan kapasitas layanan informasi, memberdayakan potensi
masyarakat dan kerjasama lembaga komunikasi dan informatika.
b. Meningkatkan profesionalisme aparatur bidang komunikasi dan
informatika dan e-literacy masyarakat.
c. Mengembangkan infrastruktur TIK melalui pengembangan aplikasi,
muatan layanan publik, standarisasi dan pemanfaatan jaringan TIK
dalam rangka peningkatan pelayanan publik.
d. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap
pengusahaan, penyelenggaran jasa pos, dan telekomunikasi.
3.1.1.4Unit Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur
Di dalam dinas komunikasi dan informatika Jawa Timur, terdapat 7 unit
kerja yang memiliki fokus yang berbeda-beda. Unit kerja tersebut, antara lain:
a. Sekretariat. Secara umum, unit kerja ini bertugas merencanakan,
44 administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program,
keuangan, humas, dan protokal. Untuk melaksanakan tugasnya, unit
kerja sekretariat dibagi ke beberapa sub unit. Sub unit tersebut adalah
sub bagian tata usaha, sub bagian penyusunan program, dan sub bagian
keuangan.
b. Bidang Pengembangan Teknologi Informatika. Melaksanakan
pengembangan dan pengendalian serta pemeliharaan sarana dan
prasarana teknologi informatika merupakan tugas utama dari unit kerja
ini. Terdapat 3 sub unit dalam unit kerja ini, antara lain seksi
pengembangan perangkat lunak, seksi pengembangan perangkat keras,
dan seksi layanan teknologi informasi dan komunikasi.
c. Bidang Diseminasi dan Informasi. Bertugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan di bidang diseminasi atau penyebarluasan
informasi. Terdapat 3 subunit di bidang ini, antaea lain seksi layanan
informasi publik, seksi media interaktif, dan seksi media informasi.
d. Bidang Jaringan Komunikasi. Bertugas menyusun dan melaksanakan
kebijakan kerjasama Jaringan komunikasi antar lembaga komunikasi
dan informasi. Seksi-seksi yang berada di bawah bidang ini antara lain
seksi komunikasi sosial, seksi kemitraan profesi komunikasi dan
informasi, dan seksi komunikasi pemerintah.
e. Bidang Pemberdayaan Teknologi Informasi. Berugas melakukan
pemberdayaan telematika pemerintahan, masyarakat dan
pengembangan muatan telematika. Seksi-seksi di dalamnya antara lain
45 seksi pemberdayaan teknologi informasi dan komunikasi masyarakat,
dan seksi pengembangan muatan teknologi informasi.
f. Bidang Pos dan Telekomunikasi. Tugas utama dari bidang ini adalah
melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan penertiban
serta evaluasi kegiatan pelayanan usaha jasa pos dan telekomunikasi
khusus serta standarisasi alat peralatan pos dan telekomunikasi. Seksi di
dalam bidang ini antara lain seksi pos dan filateli, seksi telekomunikasi,
dan seksi pengawasan dan penertiban.
g. Bidang Pengelolaan Infrastruktur TIK. Bertugas melaksanakan
pengembangan, pengendalian, dan pemeliharaan infrastruktur jaringan
teknologi informasi dan komunikasi. Bidang ini membawahi seksi
pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, seksi
pengendalian infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, dan
seksi pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi.
3.1.1.5Bidang Diseminasi Informasi
Pada saat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Nyata, penulis
ditempatkan di bidang diseminasi informasi. Bidang diseminasi informasi dipilih
karena bidang ini sesuai dengan peminatan yang diambil oleh penulis, yaitu
komunikasi massa. Di bawah ini adalah beberapa produk dari bidang diseminasi
informasi, antara lain:
a. Ajang Wadul, berupa program interaktif kerja sama antara Dinas
Komunikasi dan Informatika dengan TVRI Jawa Timur. Program ini
ditayangkan pada hari Senin minggu pertama dan minggu ketiga setiap