• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PANCADAYA PESERTA DIDIK Upay

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PANCADAYA PESERTA DIDIK Upay"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PANCADAYA PESERTA DIDIK

Upaya Merubah Kebiasaan Menyontek dan Sikap Malas

I. PENDAHULUAN

Daya karsa yang rendah, pasrah, dan suka menyontek sudah menjadi hal yang lumrah dewasa ini. Semenjak dari SD peserta didik sudah dibiasakan oleh pendidik untuk manja dengan membantu mereka dalam proses kenaikan kelas dan dalam ujian akhir sekolah. Ketika nilai UN hanya ditentukan oleh pusat, banyak sekolah yang memberikan kunci jawaban kepada peserta didik. Saat ini, sekolah mempunyai hak untuk menetukan nilai akhir, sehingga cara baru dalam membantu peserta didik juga muncul.

Ketika penulis melakukan pembimbingan di salah satu sekolah di Padang pada tanggal 12 Desember 2011 yang lalu, dia mendapat informasi dari salah seorang guru pamong bahwa cara membantu siswa saat ini adalah dengan meninggikan nilai rapornya, karena rapor menetukan nilai akhirnya nanti. Lebih jauh, banyak guru yang berpendapat bahwa membantu nilai anak agar bisa naik kelas adalah keputusan yang benar, sebaliknya memutuskan bahwa anak tidak naik kelas adalah keputusan yang tidak berprikemanusiaan.

(2)

II. PEMBAHASAN

A. Makna Menolong

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha mengembangkan harkat dan martabat manusia. Manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia yang membedakannya dengan binatang. Allah melebihkan manusia dari pada makhluk lain, seperti yang tertera dalam Alquran (Q.S, 17: 70). Bahkan pada surat lain, Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna (.Q.S, 95:4).

Manusia dengan bekal kelebihannya yang dianugerahi oleh Allah mestinya memanfaatkannya sebaik-baiknya, jika tidak kelebihan tersebut tidak akan ada gunanya, ibarat barang yang sangat bagus dan berguna tetapi tidak digunakan. Kebaikan cuma tinggal nama, tetapi realitasnya tidak ada, yang berarti sia-sia.

Dalam kaitannya dengan fenomena yang digambarkan di atas, pendidik tidak menyadari bahwa peserta didik sebenarnya mempunyai kelebihan yang mesti dikembangkan. Mereka pada hakekatnya mempunyai karsa, yang jika dimanfaatkan akan menjadi luar biasa dan bermanfaat untuk kemaslahatan manusia dan dirinya sendiri. Namun sayang pendidik sudah menodainya dengan memanjakan mereka, yang katanya dengan alasan kemanusiaan untuk menolong mereka.

(3)

menyebutnya dengan kecelakaan pendidikan, yang menghacurkan karakter kemandirian, kerja keras, disiplin dan kejujuran. Para pendidik melupakan tujuan utama pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peserta didik tidak melihat kebaikan lagi dan berpikir dalam jangka pendek. Akibatnya, mereka tidak berani menghadapi tantangan. Lebih parahnya lagi, sikap mereka akan bisa menggiring mereka untuk berprilaku negatif, seperti suka menyontek, tidak mau berusaha, dan malah dapat menciptakan mental koruptor.

Harkat dan martabat manusia, yang meliputi sebagai makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , sebagai makhluk yang paling indah, dan sempurna dalam penciptaan dan pencitraannya, sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya, sebagai khalifah di muka bumi, dan sebagai pemilik HAM (Prayitno, 2009:14) merupahan suatu dasar pelaksanaan pendidikan. Pendidik mestinya menyadari bahwa tugasnya adalah mengolah dan mengembangkannya, bukan menodainya. Seorang pendidik yang profesional harus tahu akan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Namun kenyataannya kadangkala tidak sadar tujuan pendidikan yang hakiki. Mereka lebih menfokuskan pada materi pelajaran yang mesti dikuasai oleh anak. Bahkan jika merasa peserta didiknya kurang mampu, dalam laporan dikodisikannya, sehingga seolah-olah mereka sudah berhasil melaksanakan kegiatan pembelajaran.

(4)

potensi kemanusiaannya. Prayitno (2009: 15-20) mengembangkan harkat dan Martabat manusia yang disingkat dengan (HMM) dengan menggunakan trilogi, yitu memahami dimensi kemanusiaa, pengembangan pancadaya, dan hakekat manusia. Dimensi kemanusiaan mencakup dimensi kefitrahan, dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi keagamaan.

Dia menggambarkan tiga dimensi yang dimiliki manusia (keinduvidualan, kesosialan, dan kesusilaan), diikat dengan dimensi keagamaan, yang akan mengembangkan dimensi kefitrahannya. Selanjutnya, perangkat yang digunakan untuk mengembangkan dimensi manusia tersebut adalah pancadaya, yang meliputi daya taqwa, daya cipta, daya karsa, daya rasa, dan daya karya. Menggunakan pancadaya semaksimal mungkin untuk mengembangkan dimensi kemanusiaan ke arah positif adalah untuk mencapai hakekat manusia yang sesungguhnya.

(5)

yang bisa dikendalikan ke arah positif, maka kelebihan, kecerdasan, dan kekuatannya bisa bermanfaat bagi manusia lain.

Keempat daya yang sudah dimanfaatkan tadi akan sia-sia jika tidak dibingkai dengan daya takwa. Daya taqwa merupakan kekuatan yang luar biasa yang mempengaruhi prilaku seseorang, baik prilaku yang terkait dengan dimensi keindividualannya, kesusilaan, ataupun kesosialannya. Daya ini akan membuat orang melaksanakan kebaikan di mana saja dia berada, meskupun tidak mendapatkan manfaat dari perbuatannya atau malah membuat dia sengsara. Daya taqwa tidak akan mengurangi motivasi orang dalam berbuat bagaimanapun keadaan dan hasil dari kerjanya.

Taqwa akan menghasilkan kebaikan, jadi dia berkaitan dengan akhlak yang baik. Dalam hadits ke empat hadits Arba’in, taqwa disatukan dengan akhlak yang baik, yang arti haditsnya adalah

”Dari Abu dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal Radhiyallahu Anhuma dari Rasulullah Alaihi wassallam, beliau bersabda, ”Bertaqwalah kamu di manapun kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menghapuskannya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik,” Diriwayatkan oleh At-Tarmidzi.

(6)

peserta didik dalam pembelajaran, maka dia akan menemui kesuksesan yang luar biasa.

Gambaran tentang pendidikan yang dinyatakan oleh Frankena (2010) terlihat dari beberapa konsep tentang pendidikan. Salah satu konsep pendidikan yang dikemukakannnya adalah teknik kolektif yang dipakai masyarakat untuk mengajarkan nilai-nilai kepada anak muda dan pembangunan peradaban di tempat mereka berada. Peserta didik memiliki keinginan untuk bisa mencari kehidupan yang baik, yang bermoral dalam berhubungan dengan orang lain.

Pandangan di atas memperlihatkan kepada kita bahwa mendidik terkait dengan nilai-nilai kebaikan, yang sebenarnya dibutuhkan oleh peserta didik. Peserta didik butuh kehidupan yang benar; mereka butuh menjadi orang yang mandiri, pekerja keras, dan jujur, yang semuanya mereka perlukan untuk bisa mengahadapi masa depan yang penuh dengan berbagai tantangan.

Pendidik yang bijak akan menolong peserta didiknya untuk jangka panjang, membantu peserta didik mempersiapkan kehidupannya agar lebih baik. Dia akan menggunakan berbagai macam metode yang disenangi oleh peserta didik, bukan berdasarkan yang mereka senangi.

B. Kondisi Belajar dan Solusinya

(7)

Usaha ini membutuhkan keseriusan pendidik dengan persiapan yang matang dan kesabaran dalam menghadapi tantangan.

Sikap tidak mandiri, malas berusaha, dan mencari jalan pintas dengan menyontek sudah menjadi kecendrungan peserta didik saat ini. Bahkan ini sudah menjadi budaya di kalangan peserta didik. Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk hal yang tidak berguna, seperti main game, face book, menonton TV, dan sebagainya ketimbang mengerjakan tugas dengan serius. Tugas dikerjakan tanpa pemahaman, asal dikerjakan, bahkan sering dengan copy paste saja, sehingga tidak ada dampaknya bagi kemajuan belajar mereka.

Kondisi belajar yang sangat penting untuk bisa membantu peserta didik mencapai tujuan dengan mudah. Untuk mendapatkan kondisi yang berkualitas, menutur Brady dan dan Kennedy (2007) peserta pendidik perlu mempertimbangkan:

1. kriteri kualitas secara eksplisit 2. keterlibatan peserta didik

3. ekspektasi yang tinggi kepada peserta didik 4. dukungan sosial

5. pengarahan kepada peserta didik.

(8)

makna tugas dalam pembelajaran seperti makna nutrisi bagi kesehatan Tanpa adanya nutris, badan orang tidak akan sehat, begitu juga otak jika tidak diberi nutrisi dengan tugas, maka otak juga tidak akan sehat. Orang tidak terlatih berpikir, sehingga potensinya tidak bisa berkembang.

Pandangan pendidik tentang kondisi belajar yang baik tergantung kepada filsafat yang dia pakai. Orientasi pembelajaran tradisional dikenal dengan teacher-centered. Pendidik penentu rencana dan jalannya pembelajaran, sedangkan peserta didik hanya mengikuti segala yang sudah ditentukan pendidik. Pendidik bersifat otoriter, di mana peserta didik lebih bersifat pasif dalam belajar. Pandangan ini tidak cocok lagi dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Filasafat humanistik tidak sejalan dengan pandangan di atas. Menurutnya pengetahuan didapat peserta didik dengan mengkontruksinya, mulai dari inkuri sampai membangun pengetahuannya , Pendekatannya adalah student centered

Bache (2008) memberikan resep kunci yang bisa menumbuhkan kekuatan potensial bagi siswa di dalam kelas.

1. adanya tujuan berasama yang difokuskan pada penglibatan kerja kelompok secara emosional

2. durasinya berkelanjutan

3. pengulangan tugas beberapa kali

(9)

pembelajaran adalah yang menempatkan pentingnya berpikir kritis dan refleksi individual akan mendorong munculnya lapangan pembelajaran yang kuat.

Untuk bisa melaksanakan perubahan terhadap kebiasaan peserta didik perlu dilakukan usaha yang serius dari semua unsur yang terdapat di lingkungan sekolah. Langkah-langkah dalam pendidikan anak seperti yang dikemukakan oleh Suwaid (2004) dapat digunakan dalam mengembangkan pemikiran peserta didik. Langkah-langkahnya adalah :

1. Menceritakan kisah-kisah-kisah Nabi dan menggambarkan bagaimana perjuangan mereka. Cerita ini akan berguna bagi peserta didik agar mendapatkan pelajaran tentang perlunya berusaha keras dalam kehidupan ini. Selain menceritakan kisah-kisah nabi ini, pendidik juga bisa memilih kisah-kisah orang sukses. Dengan mempelajari kisah-kisah tersebut, mereka akan mendapatkan pola perjuangan untuk sampai ke tingkat sukses. Mereka mungkin saja jatuh dan bangun, bahkan berdarah dalam berjuang, tetapi keadaan mereka tidak membuat mereka putus asa. Kekuatan mempunyai harapan kepada Allah merupakan kekuatan yang bisa mendorong mereka dalam melangkah.

(10)

3. Berdialog dengan tenang akan membantu anak menumbuhkan nalarnya. Dengan cara ini kemampaun berpikirnya bisa berkembang dan dia merasa dihargai oleh pendidik, sehingga bisa menimbulkan rasa nyaman mereka. 4. Metode praktis empiris, yaitu peserta didik langsung mempraktekkan apa

yang sedang mereka peajari. Belajar yang mungkin saja dimulai dari kesalahan akan lebih berbekas bagi peserta didik dibandingkan dengan hanya berdialog saja.

Dia juga memberikan beberapa petunjuk tentang membangun jiwa peserta didik, yaitu:

1. Menjadi teman bagi peserta didik. Dengan menjadi teman bagi pendidik, peserta didik lebih leluasa dalam menyampaikan perasaannya, termasuk keinginannya kepada pendidik, sehingga mudah pula bagi pendidik untuk mengidentifikasi permasalahan mereka serta mencari solusinya.

2. Menggembirakan hati mereka. Suasana ini akan dapat tercipta jika

pendidik melakukan tugasnya dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Menurut Prayitno (2009) kasih sayang dimanifestasikan dalam bentuk komunikasi dan perlakuan yang lembut. Tidak terjadi perlakuan kasar kepada peserta didik dan jika mereka ternyata berlaku tidak baik seperti menyontek, maka pendidik akan bersikap tegas yang mendidik.

3. Membangun kompetisi sehat dan memberikan imbalan kepada pemenangnya

(11)

6. Bercanda dan bersenda gurau.

7. Membangun kepercayaan diri peserta didik 8. Memberikan panggilan yang baik

9. Memenuhi kebutuhan peserta didik

10. Melakukakan pembimbingan terus menerus 11. Memberikan imbalan dan ancaman

III. PENUTUP

Merubah budaya peserta didik menjadi pekerja keras dan mempunyai percaya diri memang amat rumit, namun pendidik bertanggung jawab untuk melakukannya. Oleh karena itu dia perlu memikirkan cara yang mungkin lebih efektif. Berdasarkan uraian di atas, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Menciptakan suasana yang membahagiakan di dalam kelas, sehingga peserta

didik menikmati pembelajaran.Suasana ini bisa didapatkan jika pendidikan dilakukan dengan perasaan cinta dan kadih sayang kepada peserta didik.

2. Melibatkan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran.

3. Merubah pendekatan pembelajaran dari teacher centered ke student centered learning

3. Menberikan kesempatan selebar-lebarnya kepada peserta didik untuk memahami materi pelajaran, dengan melakukan pengulangan jika diperlukan. 4. Memilih materi yang menarik dan kontekstual, sehingga materi pembelajaran

(12)

5. Memberikan model dengan menggunakan kisah-kisah, sehingga peserta didik mendapatkan pelajaran

6. Memberikan penguatan jika peserta didik menampilkan prilaku dan sikap yang baik, dan tegas kepada yang tidak

7. Menghargai peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan berlaku adil terhadap mereka.

9. Pendidik menjadi teman bagi peserta didik, sehingga mereka bebas mengeluarkan ide mereka tanpa merasa tertekan.

REFERENSI

Al-Bugha, M.D and Mistu, M. (pen). Syarah Hadits Hadist Arba’in . An-Nawawi. 2002. Jakarta: Pustaka Alkautsar

Bache, C.M. 2008. The Living Classroom; Teaching and Collective Consciousness. New York: State University of new York press.

Bakrie, O. Tafsir Rahmat. Jakarta:Mutiara.

Brady, L & Kenedy, K. 2007. Curriculum Construction.Frenchs Forest, NSW: Pearson, Prentice Hall.

Frankena, WK. The Concept of Education Today. Doyle, F (ed.). Educational Judgements; Paper in the Philosophy of Education. 2010. London: Rotledge. Prayitno. 2009. Dasar-dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Prayitno dan Manullang, B. 2011. Pendidikan Karakter; dalam Pembangunan Bangsa.Jakarta: Grasindo

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Maka akan membuka kesempatan bagi attacker untuk melakukan serangan terhadap server utama terhadap port 22, tidak akan jadi masalah jika attacker melakukan serangan

Strategi penghidupan merupakan langkah yang diambil setiap orang untuk dapat mencapai kondisi status sosial ekonomi yang dituju berguna untuk kehidupan yang

Terjalin kerjasama dengan institusi TPM yang berkelanjutan dalam penyelenggaraan riset bidang semikonduktor... Mengapa detektor

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Tabel 3 menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada perubahan skor tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu serta tingkat kecukupan energi,

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Rachmat Herman, MVSc... Rachmat Herman,

maksud untuk memahami makna yang terkandng dalam ajaran tersebut. b) Metode komparatif, yaitu ajaran ajaran islam itu dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan